Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN

MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Theresia Delang Setiyani NIM: 131134151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN

MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Penddikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Theresia Delang Setiyani NIM: 131134151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Banyak pihak yang turut membantu dan mendukung secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan skripsi ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat dan berkat-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Yoseb Istiyoti dan Ibu Maria Sukarti yang tidak pernah berhenti mendoakanku, memendukung dan

memotivasiku.

3. Adikku Anastasia Resi Hertaningsih yang selalu memberikan semangat menyelesaikan skripsi ini.

4. Fransiskusxaverius Dimas Purbawibawa sahabat yang selalu ada untuk memotivasi, mendukung, menghibur dan membantuku hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Teman-teman satu payung yang selalu mendukung, berbagi pengalaman dan kebahagian selama proses pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman angkatan 2013 yang sudah memberikan dorongan, dukungan saling berbagi, mengibur selama berproses di Universitas Sanata Dharma.


(6)

v

MOTTO

Rahasian keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari

kegagalan"


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juni 2017 Peneliti


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Delang Setiyani

Nomor Mahasiswa : 131134151

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN

TEMATIK MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 15 Juni 2017 Yang menyatakan


(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

Theresia Delang Setiyani NIM: 131134151 Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi penelitian ini adalah pembelajaran tematik kurikulum 2013 kelas V SD tema 5 subtema 3 pembelajaran 3 mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Materi Matematika tentang sifat dan volume bangun ruang balok, sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang ekspor dan impor barang. Dari hasil kuisoner 20 siswa kelas V SD peneliti mendapatkan data: 50% siswa kesulitan menyebutkan sifat bangun balok, 50% siswa kesulitan menyebutkan sifat kubus, 75% siswa kesulitan menyebutkan volume kubus, 65% siswa kesulitan menyebutkan volume balok, dan 75% siswa menginginkan belajar Matematika dan Bahasa Indonesia berkaitan kubus dan balok dengan media lagu. Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)) dengan memodifikasi 10 langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall dalam Sugiyono menjadi 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh 3 validator yaitu dosen matematika, dosen seni musik dan guru kelas V. Dengan skor rata-rata 3,2 dengan kategori “baik” untuk diujicobakan setelah revisi.

Ujicoba terbatas dilakukan di kelas V SD Negeri Gantang dengan jumlah siswa yang hadir 20 siswa. RPP yang peneliti ujicobakan adalah pembelajaran balok (Matematika) dan ekspor-impor (Bahasa Indonesia) dengan 2 lagu yang dikaitakan dengan pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Hasil evaluasi pembelajaran Matematika menunjukkan bahwa 75% siswa mendapat nilai di atas KKM. Dari hasil refleksi 100% siswa menulis jika media lagu dapat membantu mereka memahami sifat dan volume balok.

Kata kunci: pengembangan, prototipe, rancangan pembelajaran, tematik,matematika bangun ruang, kubus, balok, lagu.


(10)

ix

ABSTRACT

PROTOTYPE PLAN FOR MATEMATHIC LEARNING THEMATIC SOLIDS CUBE AND BLOK USING SONG METHODS FOR FIVE GRADE

OF ELEMENTARY SCHOOL

Theresia Delang S NIM: 131134151

Sanata Dharma University

The potential of this research is the thematic learning of curriculum 2013 class V SD theme 5 subtema 3 learning 3 subjects Mathematics and Bahasa Indonesia. Mathematical materials about the nature and volume of building blocks of space, while Indonesian materials on the export and import of goods. From the results of questionnaires 20 students of grade V SD researchers get the data: 50% of students difficulty mentioning the nature of the building blocks, 50% of students difficult to mention the nature of the cube, 75% of students difficulty mentioning the volume of the cube, 65% of students difficulty mentioning the volume of the beam, and 75% Learning Mathematics and Indonesian language related to cubes and beams with the media track. Therefore, the researcher develops the prototype of the mathematics thematic design of the material of building the cube space and the beam using the song media for the students of grade V SD.

This research development uses research and development method by modifying 10 steps and procedure of research development of Borg and Gall in Sugiyono into 6 steps: 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) Design validation, 5) design revisions, and 6) product trials. The prototype was validated by 3 validators namely math lecturer, music art lecturer and class V teacher. With average score 3.2 with "good" category to be tested after revision.

Limited trial was conducted in Grade V SD Negeri Gantang with the number of students who attended 20 children. RPP which the experiment researcher is learning beam (Mathematics) and export-import (Indonesian language) with 2 songs which is related to learning Mathematics and Bahasa Indonesia. The result of the evaluation of Mathematics learning showed that 75% of students got the score above the Minimum mastery criteria. From the results of 100% reflection students write if the song media can help them understand the nature and volume of the beam.can help them understand the nature and volume of the beam

Keywords: development, prototype, learning design, thematic, math wake space, cube, beam, song.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa peneliti panjatkan karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok Menggunakan Media Lagu untuk Kelas V SD”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berrbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastui, S.Si, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum., dosen pembimbing 1 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi. 5. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd., dosen pembimbing 2 yang telah

memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi produk. 7. Kepala Sekolah SDN Gantang yang telah memberikan ijin dalam

melakukan penelitian di SD N Gantang.

8. Keluarga dan semua orang terdekat yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.


(12)

xi

10.Semua pihak yang telah membantu saya dan namanya tidak disebutkan satu-persatu

Peneliti juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Peneliti berharap, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Definisi Operasional ... 7

1.6Spesifikasi Produk ... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 11

2.1.1.1 Pendidikan Karakter ... 12


(14)

xiii

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 15

2.1.2. Matematika Bangun Ruang ... 21

2.1.3 Mata Pelajaan Bahasa Indonesia ... 26

2.1.4 Mata Pelajaan Bahasa SBdP ... 27

2.1.5 Lagu ... 29

2.1.6 Minat Belajar ... 34

2.1.7 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Musikal ... 36

2.2 Penelitian yang Relevan ... 39

2.3 Kerangka Berfikir ... 42

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 43

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 44

3.2 Setting Penelitian ... 48

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 48

3.2.2 Waktu Penelitian ... 48

3.2.3 Subjek Penelitian ... 48

3.2.4 Objek Penelitian ... 48

3.3 Prosedur Pengembangan ... 48

3.3.1 Potensi dan Masalah ... 49

3.3.2 Pengumpulan Data ... 49

3.3.3 Desain Produk ... 50

3.3.4 Validasi Desain ... 50

3.3.5 Revisi Desain ... 51

3.3.6 Uji Coba Produk ... 51

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Instrumen Penelitian ...54

3.6 Teknik Analisis Data ... 62

3.6.1 Data Kualitatif ... 62

3.6.2 Data Kuantitatif ... 63


(15)

xiv

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.2 Pembahasan ... 102

BAB 5 PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 110

5.2Keterbatasan Penelitian ... 111

5.3Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 54

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pra-penelitian untuk Guru ... 55

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Pra-penelitian untuk Siswa ... 57

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Validasi Kuisoner Pra-Penelitian untuk Siswa ... 59

Tabel 3.5 Lembar Valiasi Produk Oleh Ahli ... 61

Tabel 3.6 Kriteria penilaian produk ... .63

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Obsevasi ... 67

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Hasil Wawancara Pra-Penelitian ... 67

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Hasil Wawancara Pra-Penelitian ... 69

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Pra-Penelitian Per-Item Siswa ... 71

Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh ahli Matematika ... 75

Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh ahli Musik ... 77

Tabel 4.6 Hasil Validasi Produk oleh Guru SD ... 79

Tabel 4.7 Rata-Rata Validasi Produk Oleh Ahli dan Guru ... 81

Tabel 4.8 Rekapitulasi pertanyaan refleksi siswa ... 97


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus ... 25

Gambar 2.2 Balok ... 26

Gambar 4.1 Desain Cover Awal Sebelum Revisi ... 74

Gambar 4.2 Desain Cover Setelah Revisi ... 82

Gambar 4.3 Lagu 1 Sebelum Direvisi ... 84

Gambar 4.4 Lagu 1 Sesudah Direvisi ... 85

Gambar 4.5 Lagu 2 Sebelum Direvisi ... 86

Gambar 4.6 Lagu 2 Sesudah Direvisi ... 87

Gambar 4.7 Lagu 3 Sebelum Direvisi ... 88

Gambar 4.8 Lagu 3 Sesudah Direvisi ... 89

Gambar 4.9 Siswa Mengamati Bangun Ruang ... 92

Gambar 4.10 Siswa Mencoba Mengejakan Latihan Terhadap Lks ... 93

Gambar 4.11 Siswa Bertanya Tentang Materi ... 93

Gambar 4.12 Siswa Mencoba Membuat Balok... 94

Gambar 4.13 Siswa Mengkomunikasikan Bangun Ruang ... 95


(18)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ... .41 Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono ... 45 Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan ... 49


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Analisis Kebutuhan Observasi ... .114

Lampiran 2 Lembar Angket Pra-Penelitian ... 118

Lampiran 3 LembarValidasi ... 127

Lampiran 4 Hasil Validasi ... 132

Lampiran 5 Hasil Pekejaan Siswa ... 144

Lampiran 6 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 153

Lampiran 7 Foto ... 155


(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dikembangkan sebagai kurikulum yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Menurut E Mulyasa (2013:6-70) “Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya”. Pernyataan tersebut sekaligus menggambarkan bahwa esensi dari kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap atau karakter pada diri setiap siswa terutama untuk kurikulum 2013 yang akan di terapkan di tingkat dasar atau di tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD). Di dalam kurikulum 2013 mempunyai salah satu kekhasan, yakni tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah tema (Majid, 2014:122). Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran. Tujuan kurikulum 2013 untuk menguasai konsep dalam suatu mata pelajaran yang dikaitkan dengan konsep dari mata pelajaran lain.


(21)

2

Kurikulum 2013 dilakssiswaan pada beberapa jenjang pendidikan. Salah satunya pada satuan pendidikan sekolah dasar (SD). Kurikulum 2013 di SD menekankan pada pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik di SD khususnya kelas V semester 1 tema bangga sebagai bangsa Indonesia dengan sub tema Indonesia bangsa yang cinta damai mengintegrasikan Matematika dengan Bahasa Indonesia. Materi Matematika tentang sifat-sifat dan volume bangun kubus-balok sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang menyimak teks barang ekspor-impor. Siswa kelas V perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi bangun ruang kubus-balok. Agus Suharjana (2008: 14-27). Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.Agus Suharjana (2008: 14-27). Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang setiap sepasang-sepasang sejajar dan sama ukurannya. Siswa kelas V perlu mempelajari materi bangun ruang kubus-balok agar dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat dan volume kubus-balok. Selain belajar Matematika siswa juga perlu belajar tentang kegiatan ekspor-impor yang dilakukan oleh negara Indonesia. Tujuanya agar siswa mengetahui barang-barang yang termaksut barang ekspor atau impor

Hasil wawancara kepada guru kelas V SD Gantang mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mengerjakan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok dan volume bangun ruang kubus dan balok (Matematika). Selain itu, guru tersebut juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat menentukan barang-barang ekspor-impor yang dilakukan oleh


(22)

3

negara Indonesia (Bahasa Indonesia). Guru juga kesulitan mengaitkan pembelajaran satu dengan pembelajaran lain terutama dengan pembelajaran seni.

Hasil angket yang dibagikan kepada 20 siswa kelas V, peneliti mendapatkan data: 50% siswa kesulitan menentukan sifat bangun ruang kubus, 50% siswa kesulitan menetukan sifat bangun ruang balok, 75% siswa kesulitan menentukan volume kubus, 65% siswa kesulitan menentukan volume balok, 70% siswa kesulitan menentukan benda-benda yang diimpor oleh negara Indonesia, 54% siswa kesulitan menentukan benda-benda yang diekspor dan 75% siswa memilih media lagu untuk belajar materi ciri-ciri dan volume bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran Tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD .

Peneliti termotivasi mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan menggunakan media lagu. Inspirasi dalam menggunakan media lagu untuk materi bangun ruang kubus-balok peneliti dapatkan dari penelitian Fera Diana (2013) yang berjudul “Penerapan Metode Bernyanyi dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestik Siswa di Kelompok B2 Taman Ksiswa-Ksiswa Aisyayah Pasar Manna Bengkulu.” Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model pembelajaran yang meliputi model layanan asesmen, model perencanaan pembelajaran, model proses/pelaksanaan


(23)

4

pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode bernyanyi. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa metode bernyanyi dapat digunakan untuk alat bantu pembalajaran untuk meningkatkan kecerdasan kinestik.

Prototipe ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus-balok. Peneliti termotivasi dari penelitian Peneliti termotivasi dari penelitian Sri Lestari (2013) yang berjudul “Peningkatkan Prestasi Belajar Konsep Bangun Ruang Siswa Kelas V A Sd Sumber Agung Jetis Bantul Melalui Alat Peraga.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa siswa Sd kelas V merasa kesulitan dalam materi bangun ruang balok dan kubus Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V kesulitan dalam materi bangun ruang kubus dan balok, sehingga harus ada alat peraga ataupun media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, semangat dan antusias belajar siswa.

Oleh karena itu peneliti membuat prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus-balok menggunakan media lagu. Prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 penjelasan mengenai materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Penjelasan ini memuat penjelasan mengenai materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Bagian 2 berisi lagu yang sesuai dengan materi sifat-sifat dan menentukan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Didalam bagian kedua ini terdapat, 2 lagu berisi materi bangun ruang kubus dan contoh barang-barang


(24)

5

ekspor dan impor dan 2 lagu berisi materi bangun ruang balok dan contoh barang-barang ekspor dan impor. Sedangkan bagian 3 berisi RPP yang sesuai dengan materi sifat-sifat dan menentukan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). RPP yang dikembangkan memiliki komponen inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model, pedekatan, dan metode pembelajaan, media, alat bahan, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilaian, dan lampiran.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD?”

2. Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD.


(25)

6

2. Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Penelitian ini memadukan pembelajaran Matematika materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia) untuk kelas V Sekolah dasar menggunakan media lagu.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa.

Penelitian ini menumbuhkan rasa antusias siswa saat proses pembelajaran Matematika

2. Bagi Guru.

Penelitian ini diharapkan memberikan contoh RPP tematik yang mengintegrasikan mata pelajaran dengan lagu.

3. Bagi Peneliti.

Penelitian ini mengembangkan kreatifitas dengan menciptakan media pembelajaran Matematika berkaitan dengan seni musik.


(26)

7

Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Prototipe adalah draf atau bentuk dasar dari suatu produk yang belum dapat diproduksi secara masal.

2. Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan penalaran yang termaksuk salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.

3. Bangun ruang merupakan sebutan untuk bangun tiga dimensi atau bangun yang dibatasi oleh himpunan titik- titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.

4. Bahasa Indonesia adalah ilmu yang berkaiatan dengan bahasa yang digunakan oleh negara Indonesia

5. Kegiatan ekspor dan impor merupakan sebutan untuk kegitan menjual dan membeli yang dilakukan oleh negara

6. Lagu adalah gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan musik yang memiliki irama.

7. Kurikulum 2013 adalah rancangan pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik.

8. Metode pembelajaran bernyanyi adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan


(27)

8

Produk yang dikembangkan mengambil materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia) untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan metode pembelajaran bernyanyi. Prototipe pembelajaran yang dikembangkan ini memuat tiga bagian yaitu:

1. Produk menggunkan kertas HVS dengan ukuran A4 dengan jumlah halaman 43 halaman.

2. Buku memuat cover, kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, 3 bagian buku, dan biodata penulis.

3. 3 bagian buku meliputi:

Bagian 1: Penjelasan Mengenai Konsep Sifat-Sifat dan Volume Bangun Ruang Kubus-Balok (Matematika) dan Materi Barang-Barang Ekspor-Impor (Bahasa Indonesia)

Penjelasan yang dikembangkan sesuai dengan materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Penjelasan ini memuat penjelasan mengenai materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia)

Bagian 2: Lagu yang Sesuai Dengan materi Sifat-Sifat dan Menentukan Volume Bangun Ruang Kubus-Balok (Matematika) dan Materi Barang-Barang Ekspor-Impor (Bahasa Indonesia)


(28)

9

Di dalam bagian kedua ini terdapat lagu yang berhubungan dengan materi sifat-sifat dan menentukan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia), 2 lagu berisi tentang bangun ruang balok dan barang-barang ekspor dan impor dan 2 lagu berisi materi kubus dan barang-barang ekspor dan impor.

Bagian 3: RPP yang Sesuai Dengan Materi Sifat-Sifat dan Menentukan Volume Bangun Ruang Kubus-Balok (Matematika) dan Materi Barang-Barang Ekspor-Impor (Bahasa Indonesia).

RPP yang dikembangkan memiliki komponen inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model, pedekatan, dan metode pembelajaan, media, alat bahan, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilain, dan lampiran.


(29)

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan uraian tentang: kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.

2.1Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kumpulan teori yang diambil untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka ini akan membahas tentang kurikulum 2013, pendidikan karakter, pembelajaran tematik, pembelajaran saintifik, Matematika, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, pembelajaran Seni di SD, teori lagu, inteligensi matematis-logis, inteligensi ruang-visual dan inteligensi musikal.

2.1.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dikembangkan sebagai kurikulum yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Mulyasa (2013:6-7) “Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya”. Pernyataan tersebut sekaligus menggambarkan bahwa esensi dari Kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap atau karakter pada diri setiap siswa terutama untuk Kurikulum 2013 yang diterapkan di tingkat dasar atau ditingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD). Menurut Kemdikbud (2013), kurikulum tahun 2013 adalah rancang pembelajaran


(30)

yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Menurut (Hidayat, 2013) kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektual melainkan juga mampu mengolah kecerdasan emosi dan spiritual.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan kurikulum 2013 merupakan kurikulum berpusat pada pendidikan karakter dan pada pendidikan sikap selain itu juga pendidikan yang befokus pada siswa

2.1.1.1Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakssiswaan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, dan negara Masnur Muslich (2011: 84). Sedangkan menurut , Muchlas Samani (2011: 45) menyampaikan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Zubaedi (2011: 17) juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir,


(31)

13

penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dengan interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya.Pendidikan karakter juga memiliki rumusan kompetensi inti sebagai berikut ini. (a) Kompetensi Inti(KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. (b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. (c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. (d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Tujuannya adalah untuk membentuk membentuk pribadi siswa supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik (T. Ramli, 2011). Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk menanamkan nilai-nilai atau sikap baik bagi peserta didik sehingga dapat diwujudkan dalam lingkungan dan tingkah laku. Tujuan pertama pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma (2011: 9) menungkapkan bahwa tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah antara lain adalah: a) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadikan kepribadian peserta didik sesuai nilai-nilai yang dikembangkan. b) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilaiyangdikembangkanoleh sekolah. c) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Sedangkan menurut, Buchori


(32)

(Masnur Muslich, 2011: 87) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter di sekolah bukanlah memperbaiki kepribadian kepada siswa, tapi merupakan proses interaksi yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Tujuan pendidikan karakter adalah sebagai sebuah proses yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai begitu penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian manusia.

2.1.1.2 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satutema/topik pembahasan. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik moderen yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran tematik menggunakan pendekatan scientific menurut Kemendikbud (2013) dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Hal ini karena proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 79), pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis dari pada model pembelajaran


(33)

15

terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sutirjo & Mamik (2009: 133), mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Sedangkan menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu cara mengintegrasikan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan spiritual yang memungkinkan siswa untuk menggali kreatifitas dengan menggunakan tema tertentu.

2.1.1.2Pendekatan Saintifik

Didalam kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam proses kegiatan pendekatan saintifik antara lain kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.


(34)

1. Mengamati

Dalam Kurikulum 2013, guru dituntut agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dalam rangka memfasilitasi rasa ingin tahu siswa ditempuhlah kegiatan pengamatan. Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tentang Implementasi Kurikulum (2013:35) kegiatan belajar dalam langkah pembelajaran mengamati meliputi membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Lalu kompetensi yang dikembangkan meliputi melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Selanjutnya, Permendikbud yang sama juga menjelaskan bahwa “Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek” (Permendikbud 2013:43). Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan jika kegiatan mengamati meliputi kegiatan melihat, menyimak, mendengarkan, dan membaca

2. Menanya

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tentang Implementasi Kurikulum (Permendikbud 2013:36) dalam langkah pembelajaran menanya, kegiatan belajar yang dilakukan


(35)

17

siswa adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang dikembangkan pada langkah pembelajaran menannya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Selanjutnya, Permendikbud yang sama juga menjelaskan bahwa, Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, dan prosedur. Pertanyaan yang bersifat umum sampai kepada pertanyaan yang bersifat khusus dari situasi di mana siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ketingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan siswa,


(36)

(Permendikbud 2013:43-44). Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan jika kegiatan menanya adalah suatu kegiatan yang mengajarkan siswa untuk mampu bertanya secara mandiri untuk mencari suatu informasi.

3. Mengumpulkan Informasi

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum (Permendikbud 2013:36) dalam langkahpembelajaran mengumpulkan informasi, kegiatan belajar yang dilakukan antara lain melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan sumber. Kompetensi yang dikembangkan antara lain mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, Selanjutnya, Permendikbud yang sama juga menjelaskan bahwa “Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi” (Permendikbud 2013:44). Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan jika kegiatan mengali informasi meliputi mengembangkan sikap teliti, jujur,


(37)

19

sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari.

4. Menalar

Mengasosiasikan disebut juga dengan istilah menalar dalam konteks Kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tentang Implementasi Kurikulum (2013:36-37) kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada langkah pembelajaran mengasosiasikan/mengolah informasi adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Selain itu pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Untuk kompetensi yang dikembangkan dalam langkah pembelajaran mengasosiasikan/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Selanjutnya, Permendikbud yang sama juga menjelaskan bahwa Informasi yang telah dikumpulkan kemudian dijadikan dasar untuk melakukan


(38)

kegiatan mengolah informasi dengan cara menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan (Permendikbud 2013:44)

5. Mengkomunikasikan

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum kegiatan setelah mengolah informasi adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan pada saat kegiatan mengumupulkan informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tulisan cerita tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. Penyampaian tersebut yang dinamakan mengkomunikasikan hasil seperti pernyataan dalam Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum (2013:37) yang menyatakan bahwa dalam langkah pembelajaran mengkomunikasikan kegiatan belajar yang dilakukan siswa yaitu menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Selain itu, kegiatan mengkomunikasikan dapat dimanfaatkan guru untuk memberikan arahan, klarifikasi agar siswa dapat mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi


(39)

21

sebagaimana pada standar proses. Selanjutnya dalam Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum (2013:37) menjelaskan juga bahwa kompetensi yang dikembangkan dalam langkah pembelajaran mengkomunikasikan antara lain mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan pendekatan saintifik memiliki tujuan agar siswa dapat berpartisipasi dan terlibat aktif selama pembelajaran. Selain dengan menggunakan pendekatan saintifik, untuk membuat siswa terlibat aktif selama pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran, media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media lagu .

2.1.2 Matematika Bangun Ruang 2.1.2.1. Hakikat Matematika

Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Matematika merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin, mainthein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” (Depdiknas dalam susanto, 2013:186)


(40)

sedangkan pengertian lain mengenai Matematika yang diungkapkan oleh Reys (dalam Runtukahu, 2014: 28), Matematika merupakan studi tentang pola hubungan, cara berfikir dengan strategi organisasi, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah- maslah abstrak dan praktis.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan semua yang berhubungan dengan bilangan dan merupakan suatu pembelajaran yang dipelajari dengan cara berfikir strategis orgasnisasi, seni, dan suatu alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis, jadi matematika perlu diajarkan sejak usia dasar karena pembelajaran Matematika membantu seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika adalah suatu pelajaran yang penting diajarkan di sekolah dasar hal ini karena Matematika memiliki tujuan. Tujuan Matematika untuk jenjang sekolah dasar terdapat dalam dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran Matematika untuk satuan SD dan MI pada Kurikulum 2006 menyatakan jika tujuan pembelajaran Matematika adalah sebagai berikut: 1) memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta mengunakan dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 2) memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya- sifatnya serta menerapkan dan memecahkan masalah dengan kehidupan sehari-hari; 3) memahami konsep


(41)

23

ukuran.Tujuan Matematika secara umum terdapat pada pemdiknas no 22 tahun 2006 mata pelajaran Matematika adalah 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merencsiswaan, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 3) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika sangat penting diajarkan bagi siswa sejak sekolah dasar karena Matematika membantu siswa memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah sehari-hari, materi yang penting di pelajari adalah materi bangun ruang karena materi ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

2.1.2.3 Matematika di Sekolah Dasar

Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Matematika adalah pelajaran yang wajib dipelajari pada semua jenjang pendidikan dan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan simbol, tabel, diagram dan media yang lainya, salah satu jenjang yang mengajarkan matematika adalah jenjang sekolah dasar. Pada jenjang


(42)

sekolah dasar materi yang dipelajarari meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran serta pengelolaan data (Depdiknas,2004: 134-135).

Peneliti dalam penelitian ini membatasi materi pada bangun ruang untuk melalui kegiatan pembelajaran menggunakan lagu sebagai metode pembelajaran. Peneliti hanya melakukan penelitian tentang sifat-sifat dan volume bangun ruang balok dan kubus. Bangun ruang merupakan salah satu materi yang yang diajarkan dalam Matematika sekolah dasar dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam mengamati bentuk dilingkungan sekitar.

2.1.2.4Bangun Ruang (Kubus dan Balok)

Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki volume tau isi ( Sari, 2012: 1). Jenis bangun ruang diantaranya ialah kubus, balok, tabung, prisma, limas, kerucut, dan bola. Bangun ruang yang dipelajarai oleh siswa sekolah dasar untuk kelas atas yaitu bangun ruang balok, kubus, tabung, kerucut, bola, prisma, dan limas. Pada materi bangun ruang siswa masih kesulitan dalam menentukan sifat-sifat dan volume bangun ruang terutama bangun ruang balok dan kubus.

2.1.2.4.1 Kubus

Agus Suharjana (2008: 14-27) Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama. Sedangkan menurut Sulardi (2008:207) mengemukakan bahwa kubus adalah bangun ruang terdiri enam sisi berbentuk persegi. Mustaqim


(43)

25

(2008:208) kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama. Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan jika kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah pesegi yang memiliki ukuran yang sama panjang. Agus Suharjana (2008: 14-27) menjelaskan bahwa kubus memiliki sifat-sifat yaitu 1) Memiliki 6 buah sisi yang sama besar; 2) Memiliki 12 rusuk yang sama panjang; 3) Memiliki 8 titik sudut dan memiliki rumus volume rusuk pangkat 3 (r³)

Gambar 2.1 Kubus

2.1.2.4.2. Balok

Agus Suharjana (2008: 14-27) Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang setiap sepasang-sepasang sejajar dan sama ukurannya. Balok adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap persegi panjang saling sejajar (berhadapan) dan memiliki ukuran yang sama ( Mustagim, 2008: 211) pendapat lain di kemukakan oleh Ismadi (2006:16) balok adalah bangun ruang yang


(44)

dibatasi oleh tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang yang masing-masing pasang sama dan sebangun

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan jika balok adalah bangun ruang yang memilik 6 buah sisi yang berbentuk persegi dimana sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama panjang. Agus Suharjana (2008: 14-27) menjelaskan bahwa balok memiliki sifat-sifat sebagai berikut 1) Memiliki 6 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan/sejajar sama besar; 2) Memiliki 6 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan/sejajar sama besar; 3) Memiliki 12 rusuk, rusuk-rusuknya yang berhadapan/sejajar sama panjang. Rumus volume balok adalah p x l x t . Berikut ini adalah gambar sebuah balok:

Gambar 2.2 Balok.

2.1.3 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat sub aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis..


(45)

27

Gilstrap dan Martin (1975) menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran. Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.

Berdasarkan uraian di atas menjelasakan pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa didik adalah pembelajar yang ditransformasikan oleh guru meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Proses guru sendiri dalam mensransformasikan materi atau bahan untuk membantu siswa dalam menguasai atau mempelajari keempat aspek tersebut diserakan kepada guru sepenuhnya..

2.1. 4 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)

1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni. Bendi M. Pd. (2009) Konsep yang pertama seni dalam pendidikan, pada awalnya dikemukakan oleh golongan esensialis yang menganggap bahwa secara hakiki materi seni penting diberikan kepada siswa. Dengan demikian menurut konsep ini,


(46)

keahlian seni seperti melukis, menyanyi, menari dan sebagainya perlu diajarkan kepada siswa dalam rangka pengembangan dan pelestariannya. Artinya lembaga pendidikan dan pendidik berperan untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian kepada siswa didiknya.

Konsep yang kedua adalah konsep pendidikan melalui seni. Berdasarkan konsep ini, seni dipandang sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk tujuan seni itu sendiri. Konsep pendidikan melalui seni inilah yang kemudian dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakandi sekolah umum, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Seni digunakan dalam pembelajaran disekolah untuk mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan keseimbangan rasional dan emosional.

Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap siswa (peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran social dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.


(47)

29

2. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Berdasarkan KTSP, ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspeksebagai berikut:

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.

2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik.

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

2.1.6 Lagu

2.1.6.1 Lagu Siswa-siswa

Endraswara (2009:66) mengatakan, yang disebut lagu siswa-siswa ialah lagu yang bersifat riang dan mencerminkan etika luhur. Lagu siswa merupakan lagu yang biasa dinyanyikan siswa-siswa, sedangkan syair lagu siswa berisi hal-hal sederhana yang biasanya dilakukan oleh siswa-siswa. Lagu siswa-siswa adalah bagian dari budaya populer, dan lagu siswa-siswa merupakan lagu pop yang bernuansakan siswa-siswa.

Menurut Nurita (2011:45), lagu siswa juga mengajarkan suatu budi pekerti yang memberikan pengaruh baik dalam pertumbuhan mereka. Dengan kata lain, dampak positif dalam lagu siswa yang mengajarkan


(48)

tentang suatu tindakan sopan santun yang dapat mempengaruhi pikiran, jiwa, dan raga mereka. Sebab lagu siswa yang tepat dapat mencakup semua aspek tujuan pembelajaran pada siswa. Beberapa aspek tujuan pembelajaran yang terdapat pada lagu siswa yang mengajarkan budi pekerti adalah :

1. Aspek kognitif atau pemahaman dan pemikiran mereka terhadap pengetahuan tentang tingkah laku terpuji.

2. Aspek afektif yang menekankan pada pengaruh lagu siswa terhadap emosi atau perasaan serta perilaku mereka.

3. Aspek psikomotorik yakni kemampuan mereka dalam berperilaku sopan santun, yang tercermin dalam keterampilan berkomunikasi verbal atau non verbal sesuai dengan keadaan dan situasi.

Lagu adalah salah satu bentuk dari musik.Lagu tidak dapat dipisahkan dengan musik, lagu dan musik merupakan suatu kesatuan yang apabila digabungkan akan tercipta sebuah karya seni yang indah. Musik ataupun lagu dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran yang efektif untuk siswa-siswa. Dengan menyuarakan lagu atau bernyanyi siswa akan merasa senang, bahagia gembira, dan siswa dapat terdorong untuk lebih giat belajar. Lagu atau nyanyian dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan yang menyenangkan bagi siswa. Rasyid menjelaskan bahwa nyanyian memiliki fungsi:


(49)

31

1. Bahasa Emosi: Dengan bernyanyi seorang siswa dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, sedih, lucu, kagum, dan sebagainya.

2. Bahasa Nada: Nyanyian dapat dikomunikasikan sebagai bahasa ekspresi

3. Bahasa Gerak: Dapat dilihat dari ketukan, panjang dan pendeknya nada.

Sejalan dengan hal tersebut Matodang menyebutkan nyanyian yang baik dan sesuai untuk siswa-siswa antara lain:

1. Nyanyian yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan diri siswa (aspek fisik, intelegensi, emosi, dan sosial)

2. Nyanyian yang bertolak dari kemampuan yang telah dimiliki siswa Isi lagu sesuai dunia siswa

3. Bahasa yang digunakan sederhana

4. Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara dan pengucapan siswa

5. Tema lagu mengacu pada kurikulum yang digunakan

2.1.6.2. Elemen- elemen lagu

Ketika kita mendengar sebuah lagu yang kita dengarkan bukanlah hanya lirik lagu saja yang kita nikmati namun didalamnya terdapat unsur-unsur lain yang mendukung sebuah lagu untuk


(50)

mengenal terhadap perasaan penikmatnya. Dalam sebuah lagu terdapat 4 elemen penting yaitu ritme, melodi, lirik dan harmoni

1. Ritme

Pengertian ritme atau irama secara sederhana adalah perulangan bunyi- bunyian menurut pola tertentu dalam sebuah lagu. Perulangan bunyi-bunyian ini juga menimbulkan keindahan dan membuat sebuah lagu menjadi enak didengar. Irama juga dapat disebut sebagai gerakan berturut secara teratur. Irama keluar dari perasaan seseorang sehubungan dengan apa yang diarasakan. Irama merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak dalam lagu tetapi dapat dirasakan setelah lagu itu dialunkan. Irama merupakan unsur dasar dalam sebuah musik. Menurut Jamalus (1989) irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar musik dan tari. Seperti juga dalam M.Soeharto (1986) menyatakan bahwa irama itu sebagai gerak yang teratur, dimana irama selalu mengkuti jalan melodi irama tanpa adanya melodi pada tingkat yang rendah.Irama bergerak sesuai dengan keajegan gerak, ketetapan gerak.

2. Melodi

Melodi adalah susunan nada yang diatur tinggi rendahnya, pola, dan harga nada sehingga menjadi kalimat lagu. Melodi merupakan elemen musik yang terdiri dari pergantian berbagai suara


(51)

33

yang menjadi satu kesatuan, diantaranya adalah satu kesatuan suara dengan penekanan yang berbeda, intonasi dan durasi yang hal iniakanmenciptakan sebuah musik yang enak didengar. Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan. Kita juga dapat mengartikan melodi sebagai rangkaian tiga nada atau lebih dalam musik yang terdengar berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan atau perasaan. Melodi dalam sebuah lagu selalu menjadi hal yang diperhatikan. Hal ini terjadi karena orang yang bernyanyi atau bersenandung senantiasa menghasilkan melodi

3. Lirik

Lirik adalah teks lagu. Lirik merupakan unsur lagu yang penting yang menentukan tema, karakter, dan misi penulis lagu.Teks lagu yang bagussebaiknya selaras dengan melodi, bila kita membuat melodinya terlebih dahulu, kalau kita membuat tek lagu terlebih dahulu melodi harus sesuai dengan teks lagu

4. Harmoni

Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyidalam musik. Dalam beberapa bahasa, harmoni disebut harmonia (Spanyol &Italia), harmonie (Perancis dan Jerman), zusam


(52)

menklang (Jerman). Harmoni adalah satu atau dua nada yang mempunyai tingkat yang berbeda yang dimainkan secara bersamaan. Menurut Microsoft Encarta Reference library (2009) harmoni adalah kombinasi not atau nada, yang diperdengarkan bersama-sama. Istilah harmoni bisa berarti dua, dalam pengertian umum harmoni adalah urutan nada-nada yang diperdengarkan secara sama, atau bisa juga berarti serangkaian nada bersuara bersama-sama. Pada artilain harmoni diartikan sebagai paduan nada.

2.1.7 Pengertian Minat Belajar

Menariknya atau tidaknya pembelajaran bagi siswa dapat dilihat antara lain dari minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Secara sederhana minat berarti kecerendungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah, keinginan.Menurut W.S.Winkel (1983:30) minat merupakan kecendurungan subjek yang bersifat menetap untuk merasa tertarik pada bidang tertentu atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu.

Sumadi Surya Brata (1957:149) mengemukakan bahwa minat adalah perasaan senang yang dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan yang lebih khusus terhadap susuatu atau keadaan. Tumbuh dan berkembangnya minat seseorang sangat dipegaruhi oleh banyak faktor pada garis besarnya berasal dari dalam dan luar diri seseorang.

Minat yang dipahami dan dikaitkan oleh siswa selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapain hasil belajar siswa dalam bidang studi


(53)

35

tertentu (Muhibbin Syah 1995:136). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpukan jika minat adalah suatu perasaan senang terhadap suatu keadaan.

2.1.7.1 Membangkitkan Minat Belajar Siswa

Minat dalam program sekolah menjadi faktor penting dalam meningkatkan prestasi siswa di sekolah.Oleh karena itu minat belajar siswa harus di perhatikan dengan seksama hal ini memudahkan membimbing dan mengarahakan siswa dalam belajar.Sehingga siswa tidak perlu mendapat dorongan dari luar apabila pekejaan yang dilakukan cukup menarik minat. Apabila siswa memiliki minat belajar yang rendah merupakan tugas pendidik untuk meningkatka minat tersebut, sebab jika pendidik mengabaikan minat tersebut akan mengakibatkan tidak berhasilnya kegiatan belajar mengajar. Upaya meningkatkan minat dapat di lakukan oleh pendidik dengan berbagai cara berdasarkan Simanjuntak, Lisnawati (1992: 58) upaya meningkatkan minat dapat di lakukan dengan 1) Belajar harus menarik perhatian; 2) objek atau keadaan kekuatanya menarik akan menimbulkan minat belajar siswa; 3) Masalahnya berulang-ulang terjadi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan jika minat belajar siswa sangat penting terutama minat belajar siswa terhadap pelajaran Matematika karena jika minat siswa terhadap Matematika rendah maka prestasi siswa juga akan rendah, Selain itu pendidik juga


(54)

memiliki peranan penting terhadap minat belajar siswa karena minat belajar menentukan keberhasilan belajar mengajar. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan cara membuat pelajaran menarik dengan objek dan keadaan juga harus menarik perhatian siswa

2.1.8 Kecerdasan Matematis-logis, Visual dan Kecerdasan Musikal

Teori intelegensi ganda (Multiple intelligences atau MI ) yang di kembangkan oleh Howard Gardner. Seorang ahli psikologi perkembangan dan professor pendidikan dari Gradute School of Education. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dalam situasi yang nyata (Suparni, 2014: 17)

Menurut Gardner, inteligensi seseorang bukan hanya diukur dengan tes tertulis melainkan cocok dengan cara bagaimana orang itu memecahkan persoalan dalam hidup nyata. Pada penelitianya Gardner mengumpulkan banyak sekali kemampuan manusia yang kiranya dapat dimasukan dalam pengertiannya tentang inteligensi dan akhirnya Garner menerima sembilan inteligensi yaitu: inteligensi linguistik, inteligensi matematis-logis, inteligensi ruang, inteligensi kinestetik-badani, inteligensi musical, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, inteligensi lingkungan, dan inteligensi eksistensial


(55)

37

Penelitian dalam pengembangan penelitian ini mengembangkan inteligensi matematika-logis, ruang-visual dan musical. Berikut ini penjelasan ketiga inteligensi dari Howard Gardner:

1. Inteligensi Matematika-logis

Inteligensi matematika logis dalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Orang yang mempunyai inteligensi matematika logis sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikian serta cara mereka bekerja. Orang yang berinteligensi matematika- logis mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka.Siswa yang mempunyai inteligensi matematika-logis meonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik, jalannya pikirannya bila berbicara dan memecahkan persoalan logis. 2. Inteligensi Ruang-Visual

Intelegensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat.Termasuk di dalamanya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikiranya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Siswa yang berinteligensi ruang-visul baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang.


(56)

3. Inteligensi musikal

Inteligensi musical adalah kemampuan individu dalam menggubah lagu dan musik, bernyanyi dan bermain alat musik, dan dapat menghargai semua jenis musik, serta memiliki kepekaan yang kuat akan keserasian dan kesadaran universal tentang berbagai pola kehidupan dan banyak ilmuwan lainnya meyakini bahwa kecerdasan musikal adalah pusat pengalaman manusia dan merupakan awal dari munculnya kecerdasan individu. Kecerdasan musikal memiliki keterkaitan erat dengan jenis kecerdasan lainnya. Kita sering “merasakan” musik dengan tubuh kita melalui gerakan-gerakan tubuh yang sesuai dengan irama musik (kecerdasan kinestetik), misalnya: menggeleng-gelengkan kepala, menghentakan kaki, menepuk-nepuk paha, menari, berjoget dan aneka gerak tubuh lainnya. Kita juga sering “merasakan” musik dengan emosi kita, misalnya menangis, merinding, gembira, atau ekspresi emosi lainnya ketika mendengar musik tertentu yang sesuai (kecerdasan emosional).Gardner menjelaskan pula bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya. Dengan kecerdasan musikal yang dimilikinya, seseorang dapat memperoleh berbagai manfaat, diantaranya:

1. Meningkatkan kemampuan kreativitas dirinya maupun orang lain.


(57)

39

2. Menggali berbagai kemampuan terpendam untuk kepentingan belajarnya dan mengingat berbagai informasi tentang sesuatu: orang, tempat, benda dan sebagainya.

3. Mengasah suasana hati untuk lebih mengoptimalkan keberadaan dirinya.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: Penelitian yang pertama dilakukan oleh Fera Diana (2013) dengan judul penerapan metode bernyanyi dengan mengunakan alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan kinestik siswa di kelompok B2 taman ksiswa-ksiswa Aisyayah Pasar Manna Bengkulu. Skripisi menjelaskan pentingnya kecerdasan kinestik bagi seorang siswa karena pada dasarnya kecerdasan kinestik sudah dimemiliki seorang siswa sejak dia lahir. Kecerdasan kinestik pada dasarnya akan berkembang dengan adanya interaksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya, tetapi kecerdasan kinestik juga dapat di kembangkan dengan menggunakan metode bernyanyi dan gerakan

Penelitian yang Kedua, Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sri lestari (2013) yang berisi tentang Peningkatan prestasi belajar konsep bangun ruang siswa kelas VA Sd Sumber Agung Jetis Bantul melalui alat peraga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar konsep bangun ruang, penelitian di lakukan SD Sumber Agung dengan jumlah siswa 17 siswa teknik pengumpulan data mengunakan observasi dan tes.


(58)

Istrumen penelitian mengunakan soal tes dan lembar observasi. Analisis data mengunakan rata-rata nilai siswa.

Penelitian yang ketiga ,Eka (2014), melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 4 Wates”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, serta hambatan yang ditemui guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di kelas IV B SD Negeri 4 Wates, dan upaya mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.Subjek penelitian ini adalah guru, siswa kelas IV B, dan kepala SD Negeri 4 Wates. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama adalah peneliti dengan mengunakan alat bantu pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman analisis RPP dan pedoman kisi-kisi soal. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan member check dan triangulasi.


(59)

41

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan

Penelitian yang berkaitan dengan bangun ruang

Penelitian yang berkaitan dengan kurikulum 2013

Penelitian yang berkaitan dengan lagu

Sri lestari (2013)

Peningkatan prestasi belajar konsep bangun ruang siswa kelas VA Sd Sumber Agung Jetis Bantul melalui

alat peraga Eka (2014)

Implementasi kurikulum 2013 di kelas IV B sekolah dasar negeri 4 Wates

Fera Diana (2013)

Penerapan metode bernyanyi dengan mengunakan alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan kinestik siswa di kelompok B2 taman

ksiswa-ksiswa Aisyayah Pasar Manna Bengkulu

Penelitian yang akan dilakukan berjudul:

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok Menggunakan Media Lagu untuk siswa kelas V SD


(60)

2.3 Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman,dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Di dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan salah satunya pelajaran Matematika.

Matematika adalah pelajaran yang selalu ada di semua jenjang pendidikan. Matematika merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin, mainthein atau

mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” (Depdiknas dalam

susanto, 2013:186). Matematika beberapa materi yang harus dipelajari secara bertahap dan salaing berkaitan. Salah satu materi yang ada dipembelajaran matematika sekolah dasar adalah bangun ruang kubus dan balok. Akan tetapi siswa masih kesulitan dalam mempelajari materi tentang balok dan kubus karena sulit untuk dipahami.Berkenaan dengan kesulitan dalam materi bangun ruang kubus dan balok, maka dalam pembelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat dan volume bangun kubus dan balok, siswa perlu memilik metode pembelajaran yang menarik dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran Matematika. Maka peneliti mengunakan media lagu agar siswa tertarik dengan pelajaran matematika dan untuk meningkatan minat belajr siswa terhadap minat belajar matematika


(61)

43

Lagu adalah salah satu bentuk dari musik. Lagu tidak dapat dipisahkan dengan musik, lagu dan musik merupakan suatu kesatuan yang apabila digabungkan akantercipta sebuah karya seni yang indah. Musik ataupun lagu dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran yang efektif untuk siswa-siswa. Dengan menyuarakan lagu atau bernyanyi siswa akanmerasa senang, bahagia gembira, dan siswa dapat terdorong untuk lebih giat belajar. Lagu atau nyanyian dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan yang menyenangkan bagi siswa. Lagu tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Pembelajaran pada siswa Siswa-siswa bermain dengan lagu,bahkan mereka belajar dengan lagu.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD?”

2. Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD?”


(62)

44

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut R&D (Research and Development). Penelitian pengembangan R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan mengkaji keefektifan produk tersebut (Sugiyono. 2010:407). Menurut Trianto (2011:243-244) Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian untuk membangkitkan produk atau menyempurnakan produk. Produk yang dibuat dapat berupa benda atau perangkat keras, seperti buku, model, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika penelitian pengembangan adalah suatu penelitian untuk menghasilkan sebuah produk atau mengembangkan suatu produk yang sudah ada.

Menurut Suyono (2011:298) penelitian R&D memiliki 10 langkah terdiri atas (1) analisi potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakain, (9) revisi produk dan (10) produksi masal.


(63)

45

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan menurut Sugiyono.

3.1.1 Potensi dan Masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang didaya gunakan akan memiliki nilai tambah. Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Sedang masalah adalah penyimpangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah juga dapat menjadi potensi, apabila dapat kita dapat mendayagunakanya. Potensi dapat diperoleh dari dari laporan penelitian orang lain atau perorangan sedangkan masalah akan diidentifikasi oleh peneliti dengan cara wawancara atau observasi.

3.1.2 Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya setelah potensi dan masalah sudah diketahui yaitu dengan cara mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk yang diharapakan dapat mengatasi masalah yang ada.

Potensi dan

Revisi Produk

Ujicoba Produk

Revisi Desain Validasi

Desain Desain

Produk Pengumpulan

Data

Ujicoba Pemakain

Revisi Produk


(64)

3.1.3 Desain Produk

Desain produk dalam penelitian dan pengembangan berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan siswa yang sudah disiapakan sebelumnya.

3.1.4 Validasi Desain

Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai rencana produk yang telah dibuat, produk yang dibuat kemudian divadasi oleh ahli. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperbaiki kekurangan produk yang telah dibuat tersebut.

3.1.5 Revisi Desain

Desain produk yang telah divalidari oleh pakar atau ahli atau validator maka akan dapat diketahui kelemahanya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain produk. Peneliti yang menghasilkan produk bertugas untuk memperbaiki desain.

3.1.6 Uji Coba Produk

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan implementasi terhadap produk pada kelompk terbatas.Implementasi produk bertujuan untuk menyakinkan peneliti terhadap perangkat pembelajaran yang dibuat dapat layak digunakan di sekolah.


(65)

47

3.1.7 Revisi Produk

Setelah ujicoba produk siswa mengisi refreksi berupa respon terhadap pembelajaran. Produk revisi oleh peneliti berdasarkan hasil refreksi yang masuk dari siswa selam mengikuti pembelajaran, Hasil revisi tersebut menjadi acuan dalam membuat desain produk final berupa prototipe pembelajaran.

3.1.8 Uji Coba Pemakaian

Langkah selanjutnya adalah menerapkan produk yang berupa sistem kerja baru tersebut ke dalam kondisi yang nyata untuk lingkup yang luas. Operasi sistem kerja tersebut juga harus dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.

3.1.9 Revisi Produk

Revisi produk pada tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan dan membuat produk baru lagi. Jika masih ada kekurangan dan kelemahan pada desain produk, Maka pada tahap ini adalah yang terakhir untuk melakukan revisi.

3.1.10 Produksi Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk baru dinyatakan layak dan efektif.Pembuatan produk masal dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Sugoyono. Padapenelitian inipeneliti menerapkan langkah pengembangan hanya sampai pada tahap uji coba produk terbatas.


(66)

3.2Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian R&D ini dilakukan di SD N Gantang Sawangan Magelang. Sekolah ini telah terakreditasi B.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan selama tujuh bulan, terhitung mulai dari bulan April 2016 sampai Febuari 2017.

3.2.3 Subjek Penelitian

Subjek ujicoba produk pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gantang Sawangan Magelang pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa sebesar 20 siswa

3.2.4 Objek Penelitian

Objek penelitian berupa pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang balok dan kubus menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD.

3.3Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti perupakan prosedur pengembangan Sugiyono, namun langkah prosedur yang diterapkan hanya sampai pada ujicoba terbatas alasanya karena membutuhkan waktu yang lama jika peneliti melakukan penelitian pengembangan secara kesuluruhan karena ujicoba dilakukan di semester yang


(67)

49

sama tetapi ditahun berikutnya. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti sebagai berikut ini:

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan dengan Modifikasi Menurut Sugiyono Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan ini adalah:

3.3.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dimulai dari potensi dan masalah.Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui adanya potensi dan masalah.Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi di kelas V pada saat pembelajaran Matematika, selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V di SD N Gantang Sawangan.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi dengan membagikan kuisoner kepada siswa kelas V yang sudah mempelajari bangun ruang. Kuisoner berisi materi bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Kuisoner guru dan siswa disebarkan di SD Negeri Gantang tujuannya untuk lebih memperjelas masalah yang muncul dalam Potensi dan

Masalah

Validasi Desain

Pengumpulan Data Desain produk

Revisi Desain Ujicoba


(68)

pembelajaran. Wawancara guru berisi metode dan media yang digunakan guru saat mengajarkan materi bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia) dan kesulitan yang muncul untuk pembelajaran mengunakan kurikulum 2013.

3.3.3 Desain Produk

Desain produk yang dikembangkan berupa prototipe perangkat pembelajaran dengan materi bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia) menggunakan metode lagu untuk kelas V SD. Prototipe terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi penjelasan konsep materi bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia) bagian kedua berisi empat lagu yang berkaiatan dengan materi bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia), bagian ketiga berisi RPP kurikulum 2013 pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia dengan sub tema Indonesia bangsa yang cinta damai pada pembelajaran 3 dan 4

3.3.4 Validasi Desain

Produk yang telah diselesaiakn divalidasi oleh 1 dosen ahli Matematika, 1 dosen ahli lagu dan guru kelas V. Validasi desain dilakukan oleh 1 dosen ahli Matematika, 1 dosen ahli lagu dan 1 guru kelas V dengan memberi skor pada lembar validasi yang memuat pertanyaan tentang produk yang dibuat. Tujuanya dari validasi desain


(69)

51

produk tersebut adalah untuk memperoleh skor, kritik, dan saran terhadap produk yang telah dibuat agar produk tersebut layak diujicobakan.

3.3.5 Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki dengan revisi desain untuk menghasilkan produk yang baik. Peneliti banyak melakukan revisi pada bagian penulisan kalimat dikarenakan banyak kaimat yang belum benar. Setelah melakukan revisi, peneliti mendapatkan nilai dari ketiga validator tersebut dan mendapat rata-rata nilai 3,2. Kesimpulannya produk tersebut sangat layak untuk diuji cobakan.

3.3.6 Uji Coba Produk

Setelah revisi desain kemudian dilakukan ujicoba produk. Peneliti melakukan ujicoba produk di kelas V SD Negeri Gantang. Ujicoba produk bertujuan untuk memperkuat keyakinan peneliti bahwa perangkat pembelajaran dibuat layak digunakan di sekolah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam setiap kegitan penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015 :200). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa obeservasi, kuisoner, dan dokumentasi. Berikut uraian dari teknik pengumpulan data yaitu :


(70)

3.4.1 Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadina, 2011:220) sedangkan menurut (Nazir, 2005:175) observasi adalah pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung cara yang digunakan dengan mengunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah pengamatan langsung dilakukan untuk mengamati suatu kegiatan. Penelitian menggunakan jenis observasi secara langsung dalam proses kegiatan di kelas. Observasi dilakukan oleh peneliti di kelas V SD Kanisius Kanutan pada saat melakukan probaling. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui cara guru dalam mengajarkan dengan materi bangun ruang kubus dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia) dan juga kesulitan siswa dalam proses pembelajaran.

3.4.2 Kuisoner

Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara menyebarkan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tulisan kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015:216). Peneliti memberikan kuisoner pra-penelitian kepada dua responden yaitu guru dan siswa. Penggunaan kuisoner untuk


(1)

154 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

156 LAMPIRAN FOTO


(4)

(5)

158

LAMPIRAN 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Biodata Peneliti

Theresia Delang setiyani merupakan siswa pertama dari 2 bersaudara yang lahir di Bandung, 09 Februari 1995. Pendidikan dasar di peoleh di SD Kanisius Gondang lulus tahun 2008. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMPK Santa Maria Sawangan lulus tahun 2011. Pendidikan menengah lanjut diperoleh di SMA Tarakanita Magelang, lulus tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD Peneliti menikuti berbagai macam kegiatan, Berikut daftar kegiatan yang pernah di ikuti peneliti:

1. Peserta English Club Periode Agustus 2014-Juli 2016

2. Peserta Kemampuan Mahir Dasar (KMD) periode 06 Januari 2014-11Januari 2014

3. Peserta semina pacaran dengan akal sehat periode 03 Mei 2014

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi

sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Prototipe Rancanangan

Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kubus Dan Balok Menggunakan


Dokumen yang terkait

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik.

0 0 151

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

0 0 154

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 7 179

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian.

0 1 137

Identifikasi miskonsepsi pembelajaran matematika materi volume bangun ruang (tabung, balok, kubus) pada siswa kelas V di Sekolah Dasar.

8 74 128

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan media lagu

0 2 117

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik

0 0 149

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu

0 2 152

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi

0 7 156

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 8 177