T1 612008031 BAB III
32
BAB III
PERANCANGAN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem untuk menentukan jenis klasifikasi tanah tanah yang terdiri dari perancangan sistem untuk menentukan Horison Generiknya, perancangan sistem untuk menentukan Horison Pencirinya, dan terakhir perancangan sistem untuk menentukan Klasifikasi Tanahnya.
3.1. Perancangan Perangkat Lunak Horison Generik
Pada perancangan perangkat lunak Horison Generik, sistem dibangun dengan menggunakan logika Fuzzy dengan menggunakan metode Tsukamoto. Metode ini digunakan karena sistem inferensi Fuzzy didasarkan pada konsep penalaran monoton. Output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Salah satu syarat yang harus dipenuhi pada metode penalaran ini adalah himpunan fuzzy pada konsekuennya harus bersifat monoton ( baik monoton naik maupun monoton turun).
Untuk mengetahui Horison Generik dari suatu sampel tanah dipengaruhi oleh banyak variabel, yaitu perakaran, bahan organik, kedalaman horison, drainase, warna, struktur, tekstur, konsistensi, dan pori tanah. Berikut ini adalah tabel data indikator yang berisi ciri-ciri dari setiap Horison Generik yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini:
Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah
Indikator Nilai Indikator Horison
O A E B
- Perakaran
- Halus (diameter 1- 2 mm)
Sedikit – Sedang
Sedang – banyak
Banyak Banyak
- medium (diameter 2 -5 mm)
Sedikit – Sedang
Sedang – banyak
(2)
33
Indikator Nilai Indikator Horison
O A E B
- Kasar (diameter >5 mm)
Banyak Banyak Sedang – banyak
Sedikit – Sedang
- Kedalaman horison (cm)
0-5 cm 5 – 20 cm 20 – 30 cm 30 – 50 cm
- Bahan organik(%) Tinggi – sangat tinggi
Tinggi – sedang Rendah – sangat rendah
Sedang – tinggi
- Drainase Cukup –Baik Cukup –Baik Cukup –Baik Jelek – cukup - Warna (kondisi
lembab) - Hue
- Value Gelap Sedang Terang Gelap
- Kroma murni Sedang bercak murni
- Struktur
- Klas Struktur Remah-Granular Granular- Gumpal Membulat Granular- Gumpal Membulat Platy, Prismatik, Kolumnar, Gumpal Bersudut, Gumpal Membulat - Ukuran Remah (1 – 5)
Granular (1 – 5)
Granular (1 - 3) Gumpal
membulat (1 - 5)
Granular (1 - 3) Gumpal
membulat (1 - 5)
Platy (1 – 5) Prismatik (1 – 5) Kolumnar(1 – 5) Gumpal Bersudut (1 – 5)
Gumpal
Membulat(1 – 5) - Perkembangan Kekuatan
sedang - Kuat atau stabil
Kekuatan sedang –Mudah hancur
Kekuatan sedang –Mudah hancur
Kekuatan sedang –Mudah hancur - Teksture
- Liat Sangat
Rendah – Sedang
Sangat Rendah –Sedang
Rendah – Sedang
Tinggi – Sangat Tinggi
(3)
34
Indikator Nilai Indikator Horison
O A E B
- Debu Tinggi – Sangat Tinggi
Rendah – Sedang
Sangat Rendah –Sedang
Sangat Rendah – Sedang
- Pasir Tinggi – Sangat Tinggi
Rendah – Sedang
Sangat Rendah –Sedang
Sangat Rendah – Sedang
- Konsistensi - Kondisi Basah
- Kondisi Lembab Sangat Gembur – Gembur
Gembur Gembur – Butir kuat
Butir kuat – Butir Sangat Kuat
- Kondisi Kering Lunak – Teguh
Cukup teguh – teguh
Teguh Teguh – Sangat Teguh
- Pori Tanah - Halus (diameter
<2mm)
Sedikit Sedikit Sedang – Banyak
Banyak
- Medium (diameter 2-5mm)
-Sedang – banyak
Sedang – banyak
Sedikit – sedang
Sedikit
- Kasar (diameter >5mm)
Sedang – banyak
Sedang – banyak
Sedikit – sedang
Sedikit
3.1.1. Perakaran
Variabel perakaran memiliki 3 kelas yaitu perakaran halus, perakaran medium, dan perakaran kasar. Masing-masing kelas perakaran itu memiliki 3 himpunan yaitu himpunan sedikit, sedang, dan banyak. Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.1.
(4)
35
Gambar 3.1. Himpunan fuzzy untuk variabel perakaran
Dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan sedikit
� � � � = {
− �
; �
; � Himpunan sedang
� � � =
{ � −
; �
− �
; �
; � atau �
Himpunan banyak
� � � = {
; � � � �
� −
; �
3.1.2. Bahan Organik
Variabel bahan organik memiliki 5 himpunan, yaitu sangat rendah (SR), rendah (R), sedang (S), tinggi (T), sangat tinggi (T). Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.2.
(5)
36
Gambar 3.2. Himpunan fuzzy untuk variabel Bahan Organik
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan Sangat Rendah (SR)
� � = { , − �, ; � ,
; � > , Himpunan Rendah (R)
� � = {
� − ,
; , � ,
, − �
; , � ,
; � , atau � ,
Himpunan Sedang (S) � � =
{
� − ,
, ; , �
, − �
, ; � ,
; � , atau � ,
Himpunan Tinggi (T) � � =
{
� − ,
; , � ,
, − �
; , � ,
; � , atau � ,
Himpunan Sangat Tinggi (ST) � � = {
� − ,
, ; , �
; � ; � < ,
(6)
37 3.1.3. Warna
Variabel warna terdiri dari 3 kelas yaitu hue, value dan kroma. Hanya kelas value dan kroma saja yang difuzzykan karena pada bagian hue hanya menunjukkan jenis warna sampel tanah yang diteleti. Kelas value memiliki 3 himpunan keanggotaan yaitu gelap, sedang dan terang. Sedangkan pada kelas kroma juga memiliki 3 himpunan keanggotaan yaitu, bercak/tidak murni, sedang dan murni. Fungsi keanggotan setiap himpunan kelas value dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3. Himpunan fuzzy untuk kelas value
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan Gelap
�� � � = {
, − �
, ; � ,
; � ,
Himpunan sedang
� � � =
{
� − ,
, ; , �
, − �
, ; � ,
; � , atau � ,
Himpunan Terang
� � � = {
� − ,
, ; , �
; � ; � < ,
(7)
38
Untuk fungsi keanggotaan setiap himpunan kelas kroma dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Himpunan fuzzy untuk kelas Kroma
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan tidak murni
� � � � = {
, − �
, ; � ,
; � ,
Himpunan Sedang
� � � =
{
� − ,
, ; , �
, − �
, ; � ,
; � , atau � ,
Himpunan murni
� � � = {
� − ,
, ; , �
; �
; � ,
3.1.4. Struktur
Variabel struktur terdiri dari 7 kelas, yaitu platy, prismatik, kolumnar, gumpal bersudut, gumpal membulat, remah, dan granular. Pada setiap kelas struktur terdapat 5 keanggotaan himpunan, yaitu sangat halus (SH), Halus (H), sedang (S), Kasar(K), sangat kasar(SK). Fungsi keanggotaan untuk kelas struktur sendiri akan digambarkan kedalam 3 fungsi keanggotaan dikarenakan rentang atau batas untuk setiap keanggotaan himpunannya yang berbeda. Fungsi keanggotan
(8)
39
setiap himpunan untuk kelas platy, granular dan remah dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5. Himpunan fuzzy untuk kelas Platy, Granular dan Remah
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan Sangat Halus (SH)
� � � = {
, − �
, ; � ,
; � , Himpunan Halus (H)
�� � =
{
� − ,
; , � ,
, − �
; , � ,
; � , atau � ,
Himpunan Sedang (S) � � =
{
� − ,
; , � ,
, − �
; , � ,
; � , atau � ,
Himpunan Kasar (K)
�� � =
{
� − ,
; , � ,
, − �
; , � ,
(9)
40 Himpunan Sangat Kasar (SK)
� � � = {
� − ,
, ; , �
; � ; � < ,
Fungsi keanggotaan setiap himpunan untuk kelas gumpal membulat dan gumpal menyudut dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6. Himpunan fuzzy untuk kelas Gumpal membulat dan Gumpal
Menyudut
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan Sangat Halus (SH)
� � � = {
, − �
, ; � ,
; � , Himpunan Halus (H)
�� � =
{
� − ,
; , � ,
, − �
; , � ,
; � , atau � ,
Himpunan Sedang (S) � � =
{
� − ,
, ; , �
, − �
, ; � ,
(10)
41 Himpunan Kasar (K)
�� � =
{
� − ,
, ; , �
, − �
, ; � ,
; � , atau � ,
Himpunan Sangat Kasar (SK)
� � � = {
� − ,
, ; , �
; � ; � < ,
Fungsi keanggotaan setiap himpunan untuk kelas Prismatik dan Kolumnar dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7. Himpunan fuzzy untuk kelas Prismatik dan Kolumnar
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan Sangat Halus (SH)
� � � = {
− �
; �
; � Himpunan Halus (H)
�� � =
{ � −
; �
− �
; �
(11)
42 Himpunan Sedang (S)
� � = {
� −
; �
− �
; �
; � atau �
Himpunan Kasar (K)
�� � =
{ � −
; �
− �
; �
; � atau �
Himpunan Sangat Kasar (SK)
� � � = {
� −
; �
; � ; � < 3.1.5. Tekstur
Variabel tekstur memiliki 3 kelas yaitu liat, debu, dan pasir. Masing-masing kelas tekstur tersebut memiliki 5 keanggotaan himpunan yaitu himpunan sangat rendah(SR), rendah (R), sedang (S), tinggi (T), dan sangat tinggi (ST). Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.8.
Gambar 3.8. Himpunan fuzzy untuk kelas liat, debu dan pasir
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan Sangat Rendah (SR)
� � � = {
− �
; �
(12)
43
Himpunan Rendah(R)
�� � =
{ � −
; �
− �
; �
; � atau � Himpunan Sedang (S)
� � = {
� −
; �
− �
; �
; � atau �
Himpunan Tinggi (T)
�� � =
{ � −
; �
− �
; �
; � atau �
Himpunan Sangat Tinggi (ST)
� � � = {
� −
; �
; � ; � < 3.1.6. Pori Tanah
Variabel pori tanah memiliki 3 kelas yaitu pori tanah halus, pori tanah medium, dan pori tanah kasar. Masing-masing kelas pori tanah tersebut memiliki 3 keanggotaan himpunan yaitu himpunan sedikit, sedang, dan banyak. Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.9.
(13)
44
Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah:
Himpunan sedikit � � =
{ � −
, ; � ,
− �
, ; , �
; �
Himpunan sedang
�� � =
{ � −
; �
− �
; �
; � atau �
Himpunan banyak
� � � = {
� −
; �
; � ; � <
Sehingga jika dibuat dalam bentuk tabel penentuan domain untuk setiap himpunan fuzzy pada variabel inputannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Tabel penentuan domain untuk setiap himpunan fuzzy pada masing –
masing variabel.
Nama Variabel
Nama Himpunan
Fuzzy
Domain Bentuk Kurva
Perakaran Halus, medium,
dan banyak
Sedikit ≤ 40 Segitiga
Sedang 25-75 Segitiga
Banyak 60 - 100 Segitiga
Bahan Organik
Sangat Rendah ≤ 1,5% Segitiga
Rendah 0,5% - 2,5% Segitiga
Sedang 1,5% - 4,5% Segitiga
(14)
45
Sangat Tinggi ≥ 4,5% Bahu
Value warna
Gelap ≤ 3,5 Segitiga
Sedang 2,5-5,5 Segitiga
Terang ≥ 4,5 Bahu
Kroma warna
Tidak Murni ≤ 2,5 Segitiga
Sedang 1,5-4,5 Segitiga
Murni ≥ 3,5 Bahu
Kelas Struktur Platy, Granular,
dan Remah
Sangat Halus ≤ 1,5 mm Segitiga
Halus 0,5 – 2,5 mm Segitiga
Sedang 1,5 – 5,5 mm Segitiga
Kasar 4,5 – 10,5 mm Segitiga
Sangat Kasar ≥ 9,5 mm Bahu
Kelas Struktur Gumpal Membulat dan
Gumpal Menyudut
Sangat Halus ≤ 7,5 mm Segitiga
Halus 2,5 – 12,5 mm Segitiga
Sedang 7,5 – 22,5 mm Segitiga
Kasar 17,5 – 52,5 mm Segitiga
Sangat Kasar ≥ 47,5 mm Bahu
Kelas Struktur Prismatik dan
Kolumnar
Sangat Halus ≤ 15 mm Segitiga
Halus 5 – 25 mm Segitiga
Sedang 15 – 55 mm Segitiga
Kasar 45 – 105 mm Segitiga
Sangat Kasar ≥ 95 mm Bahu
Tekstur Liat, Debu, dan Pasir
Sangat Rendah ≤ 15% Segitiga
Rendah 5 – 35 % Segitiga
Sedang 25 – 55 % Segitiga
Tinggi 45 – 75 % Segitiga
Sangat Tinggi ≥ 65 % Bahu
Pori Tanah Halus, Medium,
dan Kasar
Sedikit 1 – 55 pori /dm Segitiga
Sedang 45 – 205 pori/dm Segitiga
(15)
46
3.2. Perancangan Perangkat Lunak Horison Penciri dan Klasifikasi tanah
Pada perancangan perangkat lunak horison penciri dan klasifikasi tanah yang dibangun dengan menggunakan metode aturan produksi. Penggunaan metode ini dikarenakan karakteristik pada horison penciri memiliki nilai-nilai pasti sehingga tidak diperlukan metode fuzzy dalam pembuatannya. Sehingga jika inputan yang dimasukkan memenuhi syarat maka output yang dihasilkan juga akan sesuai dengan ciri-ciri dari masing-masing horison penciri yang ada. Berbeda dengan horison generik yang setiap variabelnya memiliki nilai relatif sehingga diperlukan logika fuzzy dalam pembuatannya.
Berikut adalah tabel kuantitatif Horison penciri yang digunakan untuk merancang perangkat lunak Horison Penciri Permukaan:
(16)
47
Tabel 3.3 tabel kuantitatif Horison Penciri pada Horison Penciri Permukaan.
Indikator Epipedon
Anthropik Epipedon Histik Epipedon Mollik Epipedon Okhrik Epipedon Melanik Epipedon Plagen Epipedon Umbrik Epipedon Arenik Epipedon Grossarenik
- P2O5 >250 ppm
- tebal >18 cm >18 cm <18 cm >30 cm >50 cm >18 cm 50 -100 cm >100 cm
- bahan organik >1% - >20% untuk tanah berpasir - >30% untuk tanah liat
>1% <1% >6% >4 % >1%
- Warna Warna gelap: Value <3,5 (kondisi lembab) Value <5,5 (kondisi kering) Warna gelap: Value <3,5 (kondisi lembab) Value <5,5 (kondisi kering) Warna Terang: Value >3,5 (kondisi lembab) Value >5,5 (kondisi kering) Warna Gelap: Value dan kroma
<2 (kondisi lembab)
Warna Gelap: Value dan kroma <2
(kondisi lembab) Warna gelap: Value <3,5 (kondisi lembab) Value <5,5 (kondisi kering - Kejenuhan
basa >50% >50% <50%
(17)
48
pernah kering dari 3 bulan
pernah kering dari 3 bulan
lebih dari 3 bulan
pernah kering dari 3 bulan
- Kekerasan
Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air)
Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air)
Keras dan memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air)
Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air) -Berat Jenis
Tanah <0,9 gr/cm3
- Jumlah Al dan Fe
(AL + ½ Fe) > 2% - Tekstur (%Pasir +%Debu+%Liat) >30% Tanah Kasar: -Tanah Pasir Berlempung -Tanah Pasir dengan kkandungan pasir > 70%
Tanah Kasar: -Tanah Pasir Berlempung -Tanah Pasir dengan kkandungan pasir > 70%
(18)
49
Untuk bagian klasifikasi tanahnya sendiri memiliki kunci ordo tanah yang sudah sangat disederhanakan seperti sebagai berikut ini : [5, h89]
1. Tanah Alfisol
Mempunyai kejenuhan basa >=35% pada kedalaman 1,8m Memiliki horizon penciri argilik, kandik dan natrik
2. Tanah Andisol
Mempunyai sifat tanah andik setebal 35cm atau lebih pada kedalaman < 60cm
Tanah mineral yang tidak memiliki horison argilik, natrik, spodik dan oksik.
Mempunyai satu atau lebih dari : epipedon histik, molik, umbrik, 3. Tanah Aridisol
Regim kelembapan tanah aridik
Memiliki horizon okhrik dan anthropik Tidak mempunyai horison mollik. 4. Tanah entisol
Hanya memiliki horizon penciri okhrik, albik, dan histik selain itu tidak termasuk
5. Tanah gelisol
Mempunyai sifat gelik 6. Tanah histosol
Memiliki horizon penciri histik tebalnya > 40cm Kandungan bahan organic > 30% dan tebal > 40cm 7. Tanah inceptisol
Memiliki Horizon kambik, umbril, dan Mollik 8. Tanah mollisol
Horizon mollik
Kejenuhan basa > 50% Bahan organic > 1% Warna hitam gelap
(19)
50
9. Tanah oxisol
Memiliki Horizon oksik pada kedalaman < 1,5m dan tidak memiliki horizon argilik
Memiliki horizon oksik dan kandik dengan sedikit cadangan mineral 10.Tanah spodosol
Memiliki Horizon spodik pada kedalaman < 2m 11.Tanah ultisol
Horizon argilik
Kejenuhan basa < 35% pada kedalaman 180cm 12.Tanah vertisol
Horizon vertik
Kandungan liat > 30%
3.3. Perencanaan Desain Antarmuka
Pembuatan form merupakan suatu bentuk desain antarmuka yang sangat menunjang dalam pembuatan program yang mudah digunakan oleh pengguna, sehingga program aplikasi ini dapat digunakan oleh banyak orang tanpa perlu kesulitan mengoperasikannya. Pada bab 3 ini, penulis hanya menampilkan beberapa desain form yang penting, seperti form utama, form histori, form klasifikasi, form klasifikasi Horison Generik dan form klasifikasi Horison Penciri.
Bentuk form Utama :
(20)
51
Gambar 3.10 menampilkan tampilan form utama saat aplikasi dijalankan dimana terdapat 2 pilihan yaitu untuk melakukan proses klasifikasi dan melihat histori penelitian yang sudah dilakukan.
Bentuk form histori
Gambar 3.11. Form Histori
Gambar 3.11 menampilkan form histori yang berisi histori atau sejarah penelitian yang sudah dilakukan dan terdapat tombol hapus yang dapat digunakan jika ada penelitian yang ingin dihapus.
(21)
52 Bentuk form klasifikasi
Gambar 3.12. Form klasifikasi
Gambar 3.12 menampilkan form klasifikasi tanah secara keseluruhan dimana untuk bagian nomor klasifikasi dan tanggal akan terisi otomatis oleh program.
Form klasifikasi Horison Generik
Gambar 3.13. form klasifikasi Horison Generik
Gambar 3.13 menampilkan form klasifikasi Horison Generik. Pada form ini akan diminta untuk mengisi data berupa ciri-ciri dari tanah yang akan di
(22)
53
teliti. Setelah semua data terisi terdapat 2 tombol yaitu analisis dan clear. Tombol clear untuk menghilangkan inputan yang sudah diisi dan tombol analisis untuk menganalisa inputan yang sudah dimasukan.
Form klasifikasi Horison Penciri
Gambar 3.14. form klasifikasi Horison Penciri
Gambar 3.14 menampilkan form klasifikasi horison penciri. Pada form ini hampir sama dengan form klasifikasi horison generik tetapi dengan indikator yang berbeda.
(1)
48
pernah kering dari 3 bulan
pernah kering dari 3 bulan
lebih dari 3 bulan
pernah kering dari 3 bulan
- Kekerasan
Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air)
Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air)
Keras dan memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air)
Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering – tidak
ada air) -Berat Jenis
Tanah <0,9 gr/cm3
- Jumlah Al dan Fe
(AL + ½ Fe) > 2% - Tekstur (%Pasir +%Debu+%Liat) >30% Tanah Kasar: -Tanah Pasir Berlempung -Tanah Pasir dengan kkandungan pasir > 70%
Tanah Kasar: -Tanah Pasir Berlempung -Tanah Pasir dengan kkandungan pasir > 70%
(2)
49
Untuk bagian klasifikasi tanahnya sendiri memiliki kunci ordo tanah yang sudah sangat disederhanakan seperti sebagai berikut ini : [5, h89]
1. Tanah Alfisol
Mempunyai kejenuhan basa >=35% pada kedalaman 1,8m Memiliki horizon penciri argilik, kandik dan natrik
2. Tanah Andisol
Mempunyai sifat tanah andik setebal 35cm atau lebih pada kedalaman < 60cm
Tanah mineral yang tidak memiliki horison argilik, natrik, spodik dan oksik.
Mempunyai satu atau lebih dari : epipedon histik, molik, umbrik, 3. Tanah Aridisol
Regim kelembapan tanah aridik
Memiliki horizon okhrik dan anthropik Tidak mempunyai horison mollik. 4. Tanah entisol
Hanya memiliki horizon penciri okhrik, albik, dan histik selain itu tidak termasuk
5. Tanah gelisol
Mempunyai sifat gelik 6. Tanah histosol
Memiliki horizon penciri histik tebalnya > 40cm Kandungan bahan organic > 30% dan tebal > 40cm 7. Tanah inceptisol
Memiliki Horizon kambik, umbril, dan Mollik 8. Tanah mollisol
Horizon mollik
Kejenuhan basa > 50% Bahan organic > 1% Warna hitam gelap
(3)
50 9. Tanah oxisol
Memiliki Horizon oksik pada kedalaman < 1,5m dan tidak memiliki horizon argilik
Memiliki horizon oksik dan kandik dengan sedikit cadangan mineral 10.Tanah spodosol
Memiliki Horizon spodik pada kedalaman < 2m 11.Tanah ultisol
Horizon argilik
Kejenuhan basa < 35% pada kedalaman 180cm 12.Tanah vertisol
Horizon vertik
Kandungan liat > 30%
3.3. Perencanaan Desain Antarmuka
Pembuatan form merupakan suatu bentuk desain antarmuka yang sangat menunjang dalam pembuatan program yang mudah digunakan oleh pengguna, sehingga program aplikasi ini dapat digunakan oleh banyak orang tanpa perlu kesulitan mengoperasikannya. Pada bab 3 ini, penulis hanya menampilkan beberapa desain form yang penting, seperti form utama, form histori, form klasifikasi, form klasifikasi Horison Generik dan form klasifikasi Horison Penciri.
Bentuk form Utama :
(4)
51
Gambar 3.10 menampilkan tampilan form utama saat aplikasi dijalankan dimana terdapat 2 pilihan yaitu untuk melakukan proses klasifikasi dan melihat histori penelitian yang sudah dilakukan.
Bentuk form histori
Gambar 3.11. Form Histori
Gambar 3.11 menampilkan form histori yang berisi histori atau sejarah penelitian yang sudah dilakukan dan terdapat tombol hapus yang dapat digunakan jika ada penelitian yang ingin dihapus.
(5)
52 Bentuk form klasifikasi
Gambar 3.12. Form klasifikasi
Gambar 3.12 menampilkan form klasifikasi tanah secara keseluruhan dimana untuk bagian nomor klasifikasi dan tanggal akan terisi otomatis oleh program.
Form klasifikasi Horison Generik
Gambar 3.13. form klasifikasi Horison Generik
Gambar 3.13 menampilkan form klasifikasi Horison Generik. Pada form ini akan diminta untuk mengisi data berupa ciri-ciri dari tanah yang akan di
(6)
53
teliti. Setelah semua data terisi terdapat 2 tombol yaitu analisis dan clear. Tombol clear untuk menghilangkan inputan yang sudah diisi dan tombol analisis untuk menganalisa inputan yang sudah dimasukan.
Form klasifikasi Horison Penciri
Gambar 3.14. form klasifikasi Horison Penciri
Gambar 3.14 menampilkan form klasifikasi horison penciri. Pada form ini hampir sama dengan form klasifikasi horison generik tetapi dengan indikator yang berbeda.