MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PENGGUNAAN BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH.

(1)

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI

PENGGUNAAN BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI IPS 2 di MAN 2 Garut)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Purnama Nurdiana Purnaman 1201191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI

PENGGUNAAN BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI IPS 2 di MAN 2 Garut)

Oleh :

PURNAMA NURDIANA PURNAMAN (1201191) S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 2006

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Sejarah

© Purnama Nurdiana Purnaman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa seijin dari penulis.


(3)

Tesis ini telah diuji pada Sidang Tahap II Hari/Tanggal : 25 Agustus 2014

Tempat : Ruang Sidang Sekolah Pasca Sarjana UPI Tim Penguji :

Penguji I, Penguji II,

Prof. Dr. Helius Sjamsuddin, M.A Dr. Nana Supriatna, M.Ed

NIP. 19611014 198601 1 001

Penguji III, Penguji IV,

Didin Saripudin, Ph.D Dr. Agus Mulyana, M.Hum

NIP. 1970 05061997021001 NIP. 19660808 199103 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 19660808 199103 1 002


(4)

PURNAMA NURDIANA PURNAMAN, S.Pd.

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PENGGUNAAN

BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI IPS 2 di MAN 2 Garut)” Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Helius Sjamsuddin, M.A

Pembimbing II

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 196110141986011

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Agus Mulyana, M.Hum. NIP. 196608081991031002


(5)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………..……....

MOTTO ………....…...

LEMBAR PERNYATAAN ………...…….....

KATA PENGANTAR …..……..………...………...

UCAPAN TERIMA KASIH ……….…….………..………… ABSTRAK ………....……….

ABSTRACT …...………...……….

DAFTAR ISI ……….………..………...…

DAFTAR TABEL ..………..………....

DAFTAR GAMBAR ………...………...………......…

DAFTAR BAGAN ………...………….…...…….

DAFTAR LAMPIRAN ………..………..……….………

BAB I PENDAHULUAN ……….……

A. Latar Belakang Penelitian ………

B. Rumusan Masalah ..……….…...…

C. Tujuan Penelitian ………...……….…………

D. Manfaat Penelitian ………..……….…..

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………...…

A. Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……….

1. Keterampilan ……….

2. Keterampilan Berpikir ………...…...

3. Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………...……..

B. Penggunaan Biografi Tokoh Sebagai Sumber Pembelajaran dalam

Pembelajaran Sejarah ………..………...

1. Pembelajaran ……….

2. Pembelajaran Sejarah ………

iv v vi vii viii ix x xi xv xvi xvii xviii 1 1 9 9 10 11 11 11 12 14 19 19 21


(6)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembelajaran Sejarah Biografi Tokoh ………....

4. Biografi Tokoh R.A Lasminingrat ………...….

C. Landasan Teori Belajar ………...………..….

D. Model dan Strategi Pembelajaran Sejarah ……….….

1. Model Pembelajaran Sejarah ……….…

2. Strategi Pembelajaran Sejarah ………...

E. Penelitian Terdahulu ………..…

BAB III METODE PENELITIAN ………...

A. Lokasi, Subjek, Guru Mitra (Kolaborator) dan Waktu Penelitian …...

1. Lokasi Penelitian ………...…...

2. Subjek Penelitian ………...…...

3. Guru Mitra ………...….

4. Waktu Penelitian ………..…

B. Desain Penelitian ..………...…..

C. Metode Penelitian ………..…………...

D. Definisi Istilah ……. ………...

E. Instrumen Penelitian …..………...…..

F. Verifikasi Instrumen ………...… G. Teknik Pengumpulan Data ……….………..

H. Teknik Analisis Data ………...

I. Interpretasi Data ……...………..….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...….

A.Hasil Penelitian ………..……….…...

1. Deskripsi awal Proses Pembelajaran ……….…

a. Analisis dan Refleksi Awal Pembelajaran ….………... b. Perencanaan, Pelaksanaan Siklus dan Tindakan ………….. 2. Desain Pembelajaran Mengembangkan Keterampilan Berpikir

Kesejarahan Siswa Dalam Pembelajaran Mellaui Penggunaan

23 27 40 44 44 47 49 51 51 51 52 53 53 55 59 61 63 63 66 79 81 83 83 83 86 88


(7)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Biografi Tokoh R.A Lasminingrat Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah ……….. 3. Implementasi Mengembangkan Keterampilan Berpikir

Kesejarahan Siswa Dalam Pembelajaran Mellaui Penggunaan Biografi Tokoh R.A Lasminingrat Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah ………. a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1……….…

1) Perencanaan Tindakan ke-1 ………...….. 2) Pelaksanaan Tindakan ke -1 ………...…. 3) Observasi Tindakan ke-1 ………...…. 4) Refleksi Tindakan ke -1 …………..……… 5) Perencanaan Tindakan ke-2 ………. 6) Pelaksanaan Tindakan ke -2 …....………..……... 7) Observasi Tindakan ke-2 .………... 8) Refleksi Tindakan ke-2 ……….…...… 9) Perencanaan Tindakan ke-3 …...………... 10)Pelaksanaan Tindakan ke -3 …....……… 11)Observasi Tindakan ke-3 .………... 12)Refleksi Tindakan ke-3 ….………...

b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ………

1) Perencanaan Tindakan ke-4 ……….... 2) Pelaksanaan Tindakan ke -4 ………... 3) Observasi Tindakan ke-4 ………...…. 4) Refleksi Tindakan ke -4 ………..….... 5) Perencanaan Tindakan ke-5 ………..…... 6) Pelaksanaan Tindakan ke -5 …....………..…... 7) Observasi Tindakan ke-5 .………...……… 8) Refleksi Tindakan ke -5 ….………..…….

89 92 92 92 93 97 102 103 104 108 112 112 113 117 121 122 122 122 126 130 131 131 136 140


(8)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9) Perencanaan Tindakan ke-6 …...……….………. 10)Pelaksanaan Tindakan ke -6 …....………...….…... 11)Observasi Tindakan ke-6 .………..…….... 12)Refleksi Tindakan ke-6 ….……….………...

B. Pembahasan ………...………...

1. Desain pembelajaran penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa untuk mengembangkan ketermpilan berpikir kesejarahan siswa ………...……. 2. Implementasi penerapan penggunaan biografi tokoh

lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa untuk mengembangkan ketermpilan berpikir kesejarahan siswa ………....… a. Analisis Data Temuan Hasil Pelaksanaan Tindakan

Dengan Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Siswa Melalui Penggunaan Sumber Sejarah Biografi Lokal R.A Lasminingrat dalam Pembelajaran Sejarah ……….…....…….

1) Analisis Orientasi Pembelajaran …...………...

2) Analisis terhadap Pelaksanaan Siklus dan Tindakan Pembelajaran …..……….……

a) Analisis Siklus I …………..….……….…..

b) Analisis Siklus II ……….

3. Kendala –kendala yang ditemukan dalam Pembelajaran ……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …...………...…

A. Kesimpulan ………..……….….

B. Saran ………...………

141 141 144 148 148 148 154 154 154 156 156 158 159 163 163 164


(9)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ………....… LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...………..….….

RIWAYAT HIDUP ………...……….

165 170 241

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Observasi Tindakan 1 Kemampuan Guru dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……… Tabel 4.2. Observasi Tindakan 1 Aktivitas Siswa dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……….……… Tabel 4.3 . Hasil Penilaian Asesmen Alternatif Tindakan 1 melalui Task ... Tabel 4.4. Observasi Tindakan 2 Kemampuan Guru dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……….…...…… Tabel 4.5. Observasi Tindakan 2 Aktivitas Siswa dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………...… Tabel 4.6. Hasil Penilaian Asesmen Alternatif Tindakan 2 melalui Task … Tabel 4.7. Observasi Tindakan 3 Kemampuan Guru dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………...…… Tabel 4.8. Observasi Tindakan 3 Aktivitas Siswa dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………... Tabel 4.9. Hasil Penilaian Asesmen Alternatif Tindakan 3 melalui Task ...

97

99 101

108

110 111

118

119 121


(10)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.10 Observasi Tindakan 4 Kemampuan Guru dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……… Tabel 4.11 Observasi Tindakan 4 Aktivitas Siswa dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……….. Tabel 4.12 Hasil Penilaian Asesmen Alternatif Tindakan 4 melalui Task … Tabel 4.13 Observasi Tindakan 5 Kemampuan Guru dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………...…… Tabel 4.14 Observasi Tindakan 5 Aktivitas Siswa dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………...… Tabel 4.15 Hasil Penilaian Asesmen Alternatif Tindakan 5 melalui Task … Tabel 4.16 Observasi Tindakan 6 Kemampuan Guru dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ………...……. Tabel 4.17 Observasi Tindakan 6 Aktivitas Siswa dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kesejarahan ……….. Tabel 4.18 Hasil Penilaian Asesmen Alternatif Tindakan 6 melalui Task …

127

128 130

137

138 140

144 146 147 DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Suasana Proses Pembelajaran ………..117 Gambar 4.2 Guru sedang Membimbing Siswa Pada Kelompok Ahli ………... 135 Gambar 4.3 Siswa sedang Menjelaskan Hasil Temuannya ………... 136


(11)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart ……….. 55 Bagan 3.2 Tindakan Observasi di Kelas ……….. 68 Bagan 3.3 Komponen –Komponen Analisis Data : Model Interaktif ………… 81


(12)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat izin penelitian ………..

Lampiran 2. Surat Keterangan penelitian dari Kepala MAN 2 Garut …… Lampiran 3. Profil Sekolah ……….………...… Lampiran 4. Visi, Misi, Tujuan MAN 2 Garut ……….

Lampiran 5. RPP ………

Lampiran 6. Angket ……….…...……… 170 171 172 174 176 189


(13)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran 7. Catatan Lapangan ………... Lampiran 8 Transkrip wawancara dengan Guru Mitra……….. Lampiran 9. Task Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kesejarahan … Lampiran 10. Foto –Foto ………..………... Lampiran 11. Gambar mengenai R.A Lasminingrat ……..………

198 227 229 233 235


(14)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PENGGUNAAN

BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI IPS di MAN 2 Garut) Oleh : Purnama Nurdiana Purnaman

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 MAN 2 Garut yaitu guru masih mendominasi pembelajaran melalui metode ceramah dan sering terjebak dengan pencapaian materi bukan kepada sebuah keterampilan berpikir kepada siswa, khususnya keterampilan berpikir kesejarahan siswa. Guru akhirnya terjebak dalam proses pembelajaran chalk and talk. Akibatnya, pembelajaran student centered semakin menjauh dari yang diharapkan oleh guru sejarah. Penggunaan buku paket sejarah atau LKS sebagai alat penugasan sejarahpun menjauhkan kekreatifan guru terhadap pengenalan sejarah lokal yang semestinya diangkat. Pentingnya keterampilan berpikir kesejarahan siswa sebagai dasar mengolah informasi narasi sejarah membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Ketertarikan tersebut tertuang dalam rumusan masalah dengan beberapa pertanyaan penelitian. Pertama, bagaimana desain pembelajaran yang dilakukan. Kedua, bagaimana implementasi pembelajaran keterampilan berpikir kesejarahan melalui penggunaan biografi R.A Lasminingrat. Ketiga, apa kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa melalui penggunaan biografi tokoh R.A Lasminingrat sebagai sumber sejarah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, kuesioner, foto-foto, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut; pertama, desain pembelajaran lebih efektif dengan task atau penugasan kepada siswa dengan penggunaan model text book study dan strategi pembelajaran langsung(directive) secara kontinyu. Kedua, melalui penggunaan sumber pembelajaran biografi tokoh R.A Lasminingrat mampu meningkatkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa dengan pengulangan tindakan. Ketiga, kendala yang dihadapi dalam mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan yaitu, 1) kompleksitas dan triabilitas dalam menerapkan inovasi pembelajaran, 2) berdasarkan latar belakang siswa, siswa masih rendah dalam keterampilan membaca literatur terutama narasi sejarah maupun motivasi membaca,, 3) keterbatasan referensi biografi tokoh R.A Lasminingrat.


(15)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Keterampilan Berpikir Kesejarahan, Biografi R.A Lasminingrat,

ABSTRACT

DEVELOPING STUDENTS’ A HISTORICAL THINKING SKILL IN HISTORY LEARNING PROCESS BY USING BIOGRAPHY OF R.A

LASMININGRAT AS LEARNING RESOURCE (Classroom Action research in Class of XI IPS2 MAN 2 Garut)

By: Purnama Nurdiana Purnaman

The research was based on History learning problem in class of XI IPS MAN 2 Garut in which the teacher dominated the learning process through one way communication/lecturing method which was focused only on reaching the material target not developing students’ thinking skill, specially their historical thinking skill. Eventually the teacher was trapped in chalk and talk learning process. As the result, student centered learning process was far beyond what a history teacher has been expected. The use of History text book or student worksheet as learning history media made the teacher far from the creativity of knowing local history that should be exposed. The importance of students’ historical thinking skill as a base in processing narrative historical information made the researcher interested in conducting a research. It is stated in some research questions. First, how the learning process is designed. Second, how historical thinking skill in learning process is implemented using biography of R.A. lasminingrat. Third, what problems are faced by the teacher and the students. The research was aimed at developing historical thinking skill by using biography of R.A. Lasminingrat as a learning resource. Class action research method was employed in the research. To gain the data to answer the questions, observation, interview, questionnaire, photos, and some documentation were conducted. The findings of the research were: first, learning design will be effective through task for the students using text book study model and directive learning strategy


(16)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

continuously. Second, using biography of R.A Lasminingrat as a learning resource can develop historical thinking skill with repetitive action. Third, problems are faced in developing historical thinking skill are: 1) triability and complexity in applying innovation learning. 2) based on students’ background, students are low in reading literature especially historical narrative and reading motivation. 3) limited references of biography of R.A Lasminingrat.


(17)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran mengenai keterampilan berpikir kesejarahan belum dilakukan secara intensif oleh guru mata pelajaran sejarah. Sebagai contoh, guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut masih belum meningkatkan kompetensi keterampilan berpikir kesejarahan kepada siswa secara menyeluruh. Walaupun, materi kelas X sudah memperkenalkan beberapa bagian tentang keterampilan berpikir kesejarahan. Pada saat penelitian pendahuluan, guru mata pelajaran sejarah ini lebih banyak menggunakan pendekatan ekspositori dengan strategi ceramah, tanya jawab, dan pengerjaan lembar kerja siswa (LKS). Pendekatan tersebut tentunya kurang memuaskan dalam pembelajaran keterampilan kesejarahan yang menjadi dasar bagi siswa ketika dihadapkan pada narasi-narasi sejarah.

Berdasarkan diskusi dan pengalaman penulis dengan observer selama mengajar, pembelajaran sejarah oleh guru jarang sekali yang menggunakan tokoh lokal atau sejarah lokal dalam materi pembelajarannya. Mereka sebagian besar menggunakan buku paket atau lembar kerja siswa yang digunakan untuk bahan materi pembelajaran. Hal ini untuk menghindari dari keluarnya pembiayaan di luar sekolah atau beban biaya bagi siswa. Dampak dari penggunaan materi tersebut, guru terjebak pada apa yang dikatakan oleh Parrington dalam bukunya The Idea of an Historical Education (1980) dengan pernyataan bahwa guru acapkali mendominasikan pengajaran hapalan dan menekankan “chalk and talkdengan menekankan memorizing sehingga mengabaikan kemampuan intelektual yang lebih tinggi (Mulyana & Gunawan, 2007, hlm. 1-9).

Lebih lanjut, fakta pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu siswa hanya menghapal untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah. Sebagian besar


(18)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah. Guru lebih menggunakan metode pengajaran konvensional dan mengutamakan penggunaan metode ekspositori untuk mengejar penyampaian konten materi. Guru menggunakan authentic assessment sebagai dasar alat penilaian pada hasil belajar. Guru masih terfokus pada materi buku paket, sehingga sejarah lokal tidak terangkat, dan pengalaman belajar keterampilan sejarah bagi siswa terabaikan. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Wasserman (dalam Murni, 2006, hlm. 73) bahwa :

…….teacher’s competence is being assessed by pupil performance on such measures. Teaching for thinking is fine, in theory, and we want it. But in the real world, where pupil’s learning is measured, not by their competence as thinkers, but their ability to recall what has been heard and read.

Guru masih mempersiapkan siswa untuk mengerjakan tes atau istilah lain teaching to the test. Akibatnya, guru melihat kemampuan hasil belajar sejarah siswa berdasarkan tes belajar siswa yang dicapainya. Sementara itu, hasil belajar yang berdasarkan keterampilan berpikir kesejarahan terabaikan. Dengan demikian, hasil belajar siswa diinterpretasikan yaitu siswa akan berhasil kalau mereka mampu mengingat apa yang dia ingat dan dia baca. Kondisi ini hampir berlaku pada setiap kelas, salah satunya yaitu kelas XI IPS 2.

Fakta lain yaitu saratnya materi dan terfokusnya pada materi buku paket yang diajarkan oleh guru berdampak tidak terangkatnya sejarah lokal yang ada di sekitar siswa. Padahal, siswa tidak terlepas dari identitas komunitasnya di samping mereka harus memahami sejarah nasional. Seperti yang diungkapkan oleh Hasan (2012, hlm. 27) bahwa materi sejarah nasional sebagai “collective memory” harus dikembangkan oleh pendidikan sejarah. Identitas diri sebagai bangsa dikembangkan melalui pendidikan nasional dengan materi yang diterima pada tingkat nasional pun terlalu didominasi oleh materi sejarah yang terjadi di


(19)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pulau Jawa. Tetapi, orang tidak mungkin melepaskan dirinya dari identitas komunitas terdekatnya.

Fakta ketidaktahuan tentang tokoh R.A Lasminingrat sebagai tokoh intelektual tidak muncul di kalangan siswa. Walaupun situs-situs tokoh tersebut berdekatan dengan sekolah siswa (di sekitar alun-alun Garut). Mereka tidak tahu apa peran dari tokoh R.A Lasminingrat. Padahal, ada dua penulis (Nina Herlina Lubis (2009) dan Dedy Effendie (2010) yang menyatakan tokoh perempuan tersebut sangat berperan di Kabupaten Garut sebagai sastrawati dan pendidik. Kiprah peran intelektualnya jauh berpengaruh sebelum R.A Kartini ataupun R. Dewi Sartika. Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam perjalanan tokoh tersebut belum menjadi teladan bagi peserta didik.

Melalui penggunaan biografi tokoh lokal, peserta didik diharapkan akan peka dengan lingkungan sekitarnya. Siswa diharapkan mampu menyelami tokoh dalam ruang dan waktu pada saat R.A Lasminingrat hidup sehingga kesadaran sejarah pada siswapun muncul. Kesadaran sejarah ini yaitu adanya perubahan perilaku manusia terhadap lingkungan dari sekarang sampai dengan masa depannya. Contoh perilaku dalam kehidupan di lingkungannya, siswa mampu mengaitkan informasi baru kemudian akan mengkaitkannya pada informasi sejarah yang telah dipahaminya. Berdasar kepada teori belajar bermakna dari David P. Ausabel bahwa belajar akan menjadi bermakna (meaningful), bila informasi yang dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki oleh peserta didik. Menjadi bermakna dalam hal ini yaitu peserta didik dapat mengkaitkan informasi barunya sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki. Dengan demikian, transfer belajar dapat dilakukan dengan mudah (Hariyono, 1995, hlm. 169).

Penggunaan tokoh sebagai pendekatan biografi diharapkan memberikan solusi kebermaknaan dalam pembelajaran sejarah. Hariyono (1995, hlm. 196) mengungkapkan tujuan belajar sejarah yaitu untuk mengerti dan mampu berpikir


(20)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara historis. Kemudian, belajar sejarah adalah berusaha menguasai kemampuan berpikir secara imajinatif, untuk mengorganisir informasi, dan menggunakan pelbagai fakta dalam rangka menemukan dan memahami ide yang signifikan. Untuk itu, suatu kajian yang bersifat kontekstual dan secara simultan terkait dengan substansi bidang sejarah akan banyak membantu.

Kartodirdjo (1993, hlm. 76) menyatakan bahwa biografi yang ditulis secara baik sangat mampu membangkitkan inspirasi kepada pembaca dan dipandang memiliki fungsi yang penting dalam pendidikan. Dengan biografi, pembaca dapat menyelami dan mendalami kepribadian seseorang dimulai dari latar belakang, sosio kultural dan proses pendidikannya. Dengan menyelami biografi tersebut, pembaca akan muncul rasa empati yaitu kita dapat menempatkan diri seolah-olah ada di dalam situasi tokoh tersebut termasuk emosi, motivasi atau sikap, persepsi dan konsepsinya.

KTSP memberikan peluang kepada guru sejarah untuk mengembangkan sejarah dilingkungan sekitarnya sehingga membangun memory collective dari tingkat lokal ke nasional. Memory collective tingkat lokal dapat memberikan motivasi dan rasa ingin tahu terhadap siswa untuk lebih mengetahui sejarah lingkungannya. Namun, kenyataannya sebagian besar guru memiliki salah tafsir terhadap KTSP. Sebagian besar guru menganggap perubahan kurikulum hanya sebagai perubahan nama saja. Dampak dari anggapan tersebut, mereka masih tetap melakukan pembelajaran yang konvensional. Padahal, kalau guru berpikir dan bertindak kreatif, banyak sumber-sumber belajar sejarah di sekitar lingkungan siswa untuk dikembangkan. Sumber-sumber belajar tersebut sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan belajar kesejarahan (historical thinking) yang selama ini masih kurang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah.

Salah satu materi sejarah lokal yang dapat diangkat dalam pembelajaran sejarah untuk mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan yaitu biografi seorang tokoh. Pada penelitian ini mengangkat tokoh R.A Lasminingrat yang


(21)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sezaman dengan masa kolonial Belanda juga munculnya perkembangan pendidikan di Hindia Belanda pada umumnya.

Mengacu kepada Abdullah (dalam Kamarga, 2007, hlm. 222), sejarah lokal terbagi dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Studi yang difokuskan pada suatu peristiwa tertentu (studi peristiwa khusus atau apa yang disebut evenemental);

2. Studi yang lebih menekankan pada struktur

3. Studi yang mengambil perkembangan aspek tertentu dalam kurun waktu tertentu (seringkali disebut dengan studi tematis), dan

4. Studi sejarah umum yang menguraikan perkembangan daerah tertentu (propinsi, kota, kabupaten) dari masa ke masa.

Berdasarkan klasifikasi di atas, salah satu peristiwa lingkungan terdekat tersebut dapat diambil dalam beberapa bidang, seperti perkembangan ekonomi, sosial, atau budaya merupakan bagian dari kelompok studi sejarah yang bersifat tematis. Studi tematis ini sebagai contohnya adalah perkembangan pendidikan di Kota Garut melalui peran seorang tokoh perempuan yang berkiprah pada perubahan pendidikan di kota Garut. Pada pembelajaran sejarah, Tokoh perempuan ini dikenalkan kepada siswa melalui biografinya.

Pengambilan peran R.A Lasminingrat akan memberikan motivasi terhadap siswa dengan nilai-nilai yang terkandung pada perjalanan beliau. Secara kronologis, R.A Lasminingrat telah berperan terhadap pendidikan yaitu menerjemahkan buku berbahasa Belanda ke dalam Bahasa Sunda untuk tujuan pendidikan kaum Bumiputra jauh sebelum lahirnya R.A Kartini. Hal ini dapat dilihat dari sepucuk surat KF Holle kepada Gubernur Jenderal tertanggal 20 Agustus 1873 (dalam Effendie, 2011, hlm 70)

…Salah seorang anak perempuan Hoofdpanghulu yang tinggal bersama keluarga Levyssohn di Sumedang untuk waktu yang lama sebelum dia menikah, tidak hanya berbicara bahasa Belanda dan sudah terbiasa dengan berbagai hal yang bagus seperti disiplin dan kebersihan, tetapi sekarang


(22)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga menerjemahkan buku berbahasa Belanda ke dalam bahasa Sunda untuk tujuan pendidikan kaum Bumiputra…

Dilihat dari kiriman surat tersebut, R.A Lasminingrat sudah berperan pada bidang pendidikan melalui penerjemahan sebelum tahun 1873 tepatnya tahun 1871 (Effendie, 2011, hlm. 74-75), sedangkan R.A Kartini lahir pada tahun 1879 (Soebadio, 1979, hlm. 9) dan R.A. Dewi Sartika Lahir pada tahun 1884. Maka, ada selisih 8 tahun antara peran R.A Lasminingrat dengan kelahiran R.A Kartini apalagi dengan R.A Dewi Sartika. Dengan demikian, Effendi (2011) berpendapat bahwa R.A Lasminingrat sebagai perempuan intelektual pertama di Indonesia.

Terlepas dari pendapat perempuan intelektual pertama di Indonesia, dalam pembelajaran sejarah R.A Lasminingrat memberikan nilai-nilai kepada siswa yang dimunculkan dari biografi R.A Lasminingrat tersebut. Pertama, kebangkitan emansipasi wanita sudah berusaha dijalankan oleh ayahnya yaitu R. H. Muhammad Moesa dengan menyekolahkan R.A Lasminingrat bersama laki-laki yaitu sekitar tahun 1860-an. Kedua, R.A Lasminingrat mampu mengeksiskan diri melalui karangan-karangan yang dibuatnya berupa saduran dan lain-lain. Ketiga, ada peran dalam pendidikan terutama mendorong R.Dewi Sartika untuk mendirikan Sakola Isteri.

Peran R.A Lasminingrat sebagai perempuan intelektual pertama dan pendorong pendidikan di Kabupaten Garut seharusnya dibelajarkan kepada siswa supaya mengenal pelopor pendidikan perempuan. Pembelajaran inipun dapat mengambil nilai-nilai sejarah oleh siswa. Metode pembelajaran tersebut yaitu melalui tulisan – tulisan biografi beliau baik artikel maupun buku. Namun, artikel dan buku seharusnya dikritisi oleh siswa. Maka, siswa seharusnya dibelajarkan mengenai keterampilan berpikir kesejarahan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan nilai-nilai yang terkandung dalam narasi sejarah. Dengan demikian, siswa akan menilai sendiri sejarah lokalnya dan sejarah nasionalnya.


(23)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasan (2012, hlm. 57) menyatakan bahwa pendidikan sejarah bukan pengajaran biografi tetapi sebaliknya pendidikan sejarah tidak harus menutup diri menggunakan pendekatan pengajaran biografi. Dengan demikian, pengajaran biografi merupakan salah satu pendekatan pengajaran yang potensial, membuat pelajaran sejarah menjadi “exciting as life itself” (Curtis, 2009) sehingga memberikan kesempatan belajar sejarah lebih manusiawi.

Posisi sejarah lokal pada akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian terutama setelah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP, ada beberapa prinsip-prinsip yang dijadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum di sekolah yaitu (1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan kehidupan (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat, dan (7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Dari prinsip-prinsip tersebut, kajian sejarah lokal memiliki peluang bagi sekolah untuk mengembangkannya. Karena, sejarah lokal memudahkan pemahaman kepada siswa tentang perubahan sebagai konsep dasar sejarah. Kemudahan tersebut yaitu siswa melihat langsung kehidupan yang nyata, belajar dari pengalaman siswa sehari-hari, dan adanya kedekatan emosional siswa dengan lingkungannya (Mulyana & Gunawan, 2007, hlm. 1-9).

Pada kurikulum 2013, Sejarah lokal semakin terakomodir. Dengan demikian, kedekatan siswa dengan sejarah diri dan lingkungannya semakin terjembatani. Peluang adanya pengangkatan materi sejarah lokal dalam proses belajar mengajar di sekolah harus pula ditanggapi oleh guru sejarah yang kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif diartikan mengembangkan metode-metode mengajar yang disesuaikan dengan kompleksitias materi, intakes siswa, dan daya dukung proses belajar mengajar.


(24)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran sejarah lokal tentunya memerlukan kekreatifan. Pembelajaran ini tidak seperti pengajaran konvensional dengan porsi verbalisme yang banyak. Namun, guru harus memiliki suatu visi dan misi yang jelas pada pembelajaran ini. Karena, dalam kurikulum tidak terlalu jelas tentang pembelajaran sejarah lokal. Dengan demikian, guru dalam visi dan misinya harus tetap berpegang pada materi dan standar isi mata pelajaran sejarah sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Mendiknas No. 22 (Mulyana & Gunawan, 2007, hlm. 9).

Ada pemeo yang mengemukakan tentang “act lokal, think global”. Hal ini sejalan dengan pembelajaran sejarah lokal untuk menjadikan siswa sebagai pelaku sejarah di lokalitasnya. Namun, mereka tetap diajarkan berpikir mengedepan dan memperhatikan keadaan global. Dalam hal ini, sejarah lokal dipandang memiliki kekayaan nilai-nilai yang dapat dijadikan pijakan oleh siswa dalam bertindak tetapi tetap memiliki pemikiran untuk kehidupan global.

Melalui materi sejarah lokal, siswa merasa ada kedekatan emosional terhadap lingkungannya sehingga nilai genealogis, kesadaran sejarah, dan kolektif memories akan terbangun dimulai dari lokalitas menuju nasional. Hal ini sejalan dengan pemikiran Hasan (2012, hlm. 122) bahwa “posisi materi sejarah lokal dianggap penting karena pendidikan harus dimulai dari lingkungan terdekat dan peserta didik harus menjadi dirinya sebagai anggota masyarakat terdekat”. Lingkungan terdekat tersebut yaitu mengenai sejarah keluarga, desa, kelurahan, kecamatan dan seterusnya menjadi penting karena ia hidup dilingkungan tersebut sampai kepada sejarah bangsa dimana ia adalah sebagai warganya.

Akomodasi materi sejarah lokal memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya dalam berpikir kesejarahan (historical thinking) yang selama ini kurang maksimal dalam proses belajar mengajar oleh guru sejarah. Melalui pembelajaran keterampilan berpikir sejarah, materi sejarah tidak selalu terpaku kepada buku sumber pegangan di sekolah. Tetapi, materi


(25)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah dapat dikembangkan dengan mengangkat sejarah lokal di sekitar lingkungan sekolah atau lingkungan siswa. Dengan demikian, sejarah lokal terakomodasi dan materi sejarah nasionalpun tidak terabaikan. Kemudian, siswa akan berkembang dalam belajar untuk memperoleh kecakapan akademiknya. Kecakapan akademik disini yaitu terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual (Yamin, 2001, hlm. 326). Salah satu kecakapan akademik dalam pembelajaran sejarah yaitu pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan (historical thinking skill).

Merujuk kepada KTSP, Biografi tokoh R.A Lasminingrat merupakan sumber belajar sejarah lokal yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan. Selain itu, sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan KTSP dengan pemusatan pada kondisi potensi siswa dan lingkungan, dapat menyeimbangkan kepentingan nasional dan daerah. Penggunaan biografi lokal yang belum tergali secara mendalam merupakan kajian yang menarik untuk dijadikan bahan materi pembelajaran sejarah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut. Melalui penggunaan biografi, penelitian ini berharap dapat mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul : Mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memfokuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah implementasi pembelajaran biografi tokoh lokal: R.A Lasminingrat dapat mengembangkan keterampilan berpikir


(26)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesejarahan kepada peserta didik” ?. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana desain pembelajaran penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa?

2. Bagaimana implementasi penerapan penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa?

3. Apa kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dan siswa dalam penerapan penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Menghasilkan desain pembelajaran penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa.

2. Memperoleh gambaran tentang implementasi penerapan penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa.

3. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dan siswa dalam penerapan penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa.


(27)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi secara ilmiah mengenai peningkatan keterampilan berpikir kesejarahan pada siswa dengan menggunakan tokoh lokal R.A Lasminingrat dalam pembelajaran sejarah

b. Sebagai sumber data untuk penelitian kedepannya dalam memahami lebih jauh mengenai pengaruh implementasi pembelajaran sejarah lokal dengan menggunakan tokoh lokal dalam pembelajaran sejarah terhadap peningkatan keterampilan berpikir kesejarahan peserta didik. 2. Manfaat Kebijakan

a. Memberikan informasi terhadap sekolah atau lembaga terkait mengenai peningkatan keterampilan berpikir kesejarahan pada siswa dengan menggunakan tokoh lokal R.A Lasminingrat dalam pembelajaran sejarah. Dengan demikian, informasi diharapkan menjadi pertimbangan dalam materi sejarah pada kurikulum di sekolah.

3. Manfaat Praktis

a. Bagi guru yaitu sebagai motivasi dan bahan pertimbangan guru untuk lebih memanfaatkan sejarah lokal untuk mengaitkannya dengan sejarah nasional dalam merencanakan dan mengemas proses pembelajarannya

b. Bagi siswa yaitu diharapkan lebih mengenal, memahami dan menghargai sejarah lokalnya yang merupakan bagian dari sejarah bangsanya serta menjadi pembiasaan dalam menggunakan keterampilan berpikir kesejarahan pada kehidupan sehari-harinya. c. Bagi sekolah yaitu meningkatkan prestasi sekolah melalui

inovasi-inovasi yang dilakukan oleh guru sehingga guru lain termotivasi untuk meningkatkan profesionalisme guru.


(28)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Melalui metode penelitian, peneliti akan mampu memecahkan masalah yang diajukannya dengan tahapan-tahapan yang dipilihnya. Pada bab ini, penulis menjabarkan komponen-komponen metode penelitian meliputi: lokasi, subjek, guru mitra dan waktu penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi istilah, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data dan interpretasi data. Adapun penjabarannya sebagai berikut :

A. Lokasi, Subjek, Guru Mitra (Kolaborator) dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini diselenggarakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut yang beralamat di Jalan Pembangunan Garut, yang terletak di Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Alasan pemilihan lokasi ini oleh peneliti yaitu terkait dengan penelitian pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan siswa melalui sumber sejarah biografi tokoh lokal Garut yaitu R.A Lasminingrat. Tokoh tersebut merupakan tokoh di Garut dan situs-situs peninggalan berada di sekitar Garut. Sehingga, siswa dapat membayangkan atau melihat situs peninggalan R.A Lasminingrat disekitaran Garut.

MA Negeri 2 Garut merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang ada di Kabupaten Garut yangn secara geografis terletak sekitar 3 km ke daerah pusat kota. Dilihat dari struktur MA di Kabupaten Garut, MA Negeri 2 Garut memiliki budaya dengan karakteristik siswa:

1. Kemampuan akademik termasuk kelompok sedang 2. Partisipasi dalam pembelajaran termasuk kurang.


(29)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Minat baca masih kurang, terlihat dari aktivitas PBM sebagian besar masih dipegang oleh guru.

4. Dari segi ekonomi, kemampuan ekonomi siswa berasal dari ekonomi menengah ke bawah, sehingga pembelajaran oleh guru yang mengeluarkan biaya lebih perlu berhati-hati.

5. Tingkat ketidak hadiran tanpa alasan dan saat pembelajaran sering keluar cukup besar.

Dilihat dari karakterisktik tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan disekolah ini dengan harapan ketrampilan berpikir kesejarahan meningkat.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang tercatat sebagai peserta didik di kelas XI IPS 2 semester genap MAN 2 Garut Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 orang. Siswa laki-laki berjumlah 13 orang dan siswa perempuan berjumlah 17 orang. Alasan pemilihan XI IPS 2 yaitu berdasarkan kesepakatan peneliti dengan guru mitra yaitu melihat jadwal yang memiliki luang antara guru mitra dengan peneliti.

Karakteristik semua kelas IPS, guru mitra menjelaskan hampir sama yaitu minim dalam motivasi belajar dan menganggap mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran hapalan. Dari segi latar belakang, karakteristik kelas XI IPS 2 memasuki sekolah MAN 2 Garut merupakan pelimpahan dari SMA Negeri yang ada di Garut. Mereka sebagian besar dari Madrasah Tsanawiyah. Latar belakang ekonomi orang tua sebagian besar berekonomi menengah kebawah. Dilihat dari karakteristik tersebut, berdampak pada input siswa yang kesulitan dalam belajar. Walaupun input siswa yang tergambarkan seperti di atas, peneliti berpandangan bahwa semua siswa memiliki potensi untuk dikembangkan. Indikator keberhasilan belajar tidak hanya dari nilai ulangan yang tinggi, tetapi juga terciptanya proses pembelajaran yang mengarah kepada perubahan dari diri


(30)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Perubahan dari siswa tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran dan proses pembelajaran. Surya (2004, hlm. 7) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran sejarah mengenai keterampilan berpikir kesejarahan diharapkan menjadi bagian dari perubahan perilaku siswa dalam melihat suatu sumber sejarah atau narasi sejarah yang didapat di lingkungannya. Karakteristik yang dimiliki oleh kelas XI IPS 2 merupakan tantangan buat peneliti untuk mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan bagi siswa melalui biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat.

3. Guru Mitra

Guru mitra dalam penelitian ini adalah Aris A.Md, S.Pd, M.Pd dan telah berpengalaman mengajar di MAN 2 Garut selama kurang lebih 12 tahun. Beliau adalah Lulusan Strata (S1) satu dari jurusan pendidikan sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Strata dua (S2) dari program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Pasca Sarjana UPI. Beliau bertugas di MAN 2 Garut sejak tahun 2005.

Kesepakatan dalam PTK ini, guru mitra lebih memilih sebagai observer dengan alasan belum memahami tujuan dari penelitian ini. Namun demikian, dalam tahap perencanaan dan refleksi, peneliti dan guru mitra berdiskusi baik dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perencanaan tindakan selanjutnya.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus melalui beberapa tindakan dengan harapan adanya peningkatan keterampilan berpikir kesejarahan


(31)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam proses pembelajaran. Adapun rincian dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Masa orientasi; dilaksanakan pada hari Selasa , tanggal 18 Maret 2014 b. Siklus 1 : pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan dengan 3

indikator yaitu

1) Tindakan ke – 1 : tanggal 25 Maret 2014 2) Tindakan ke – 2 : tanggal 1 April 2014 3) Tindakan ke – 3 : tanggal 8 April 2014

c. Siklus 2 : pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan dengan 2 indikator

1) Tindakan ke -1 : tanggal 22 April 2014 2) Tindakan ke -2 : tanggal 29 April 2014 3) Tindakan ke – 3 : tanggal 6 Mei 2014

5. Jadwal Kegiatan Penelitian N

o Jenis Kegiatan

Waktu/Bulan/Minggu Ke-

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Persiapan

dan rencana proposal Penyusunan draft proposal Orientasi / reconnaissa nce Seminar proposl tesis 2 Pelaksanaan

Siklus I Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3 Siklus 2 Tindakan 1


(32)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tindakan 2

Tindakan 3 3 Penyusunan

Laporan Menyusun Laporan Tesis/ Proses Bimbingan Menyusun draft lporan Tesis

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 MAN 2 Garut sebagai inovasi mewujudkan pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan siswa. Untuk itu, desain yang dipergunakan dalam penelitian ini mengacu kepada model penelitian tindakan kelas. Model penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu model Lwin, model Jhon Elliot yang merupakan revisi dari model PTK Lewin, model spiral dari Kemmis dan Taggart serta model Ebbut. Keempat model tersebut memiliki kelebihan masing-masing (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 70). Adapaun model penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart.

Bagan 3.1


(33)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Dirujuk dari Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)

Penelitian ini diawali dengan tahap orientasi untuk melihat keadaan lingkungan atau lokasi penelitian dan karakteristik siswa. Pelaksanaan ini dilakukan untuk bahan refleksi bagi pelaksaan tindakan oleh guru peneliti. Setelah dilakukan orientasi, peneliti melakukan tindakan melalui beberapa siklus dan tindakan. tahapan tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (plan)

Perencanaan dalam PTK ini dilakukan setiap siklus. Perencanaan dilakukan sendiri yaitu pada awal penelitian, dan setelahnya dilakukan bersama-sama dalam penyusunan rencana program pembelajaran, skenario pembelajaran dan desain pembelajaran. Pada PTK ini, peneliti berperan sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran. Guru mitra bertugas sebagai pengamat (observer). Kesepakatan ini atas permintaan guru mitra dengan alasan beliau tidak siap melaksanakan pembelajaran keterampilan berpikir kesejarahan, dan materi belum dikuasai. Seharusnya guru mitra berperan sebagai guru, sedangkan peneliti


(34)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berperan sebagai observer. Akibatnya, peneliti merasakan kesulitan dalam penelitian. Peneliti disamping melaksanakan pembelajaran juga harus melakukan observasi juga untuk melengkapi informasi-informasi mengenai penelitian.

Sebelum mengadakan tindakan, penelitipun harus berupaya melakukan orientasi (reconnaissance). Hal ini dilakukan, karena peneliti bukan pengajar di sekolah dan kelas tersebut. Sehingga pada tahap orientasi, peneliti berusaha untuk mendapatkan penyesuaian supaya pembelajaran lebih alamiah. Awal masuk guru memberitahukan kepada siswa mengenai peneliti, dan diharapkan siswa memperlakukan peneliti seperti guru mitra.

2. Pelaksanaan (act)

Tindakan dilakukan dengan melaksanakan satuan pembelajaran dan skenario pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Guru sejarah melaksanakan seluruh skenario pembelajaran disertai prosedur observasi yang melibatkan guru mitra (Supriatna, 2007, hlm. 196). Pelaksanaan PTK ini yaitu perlakuan guru terhadap pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan siswa melalui sumber sejarah biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat. Peneliti berusaha melaksanakan tindakan yang diarahkan sesuai dengan perencanaan dan fokus masalah.

Pelaksanaan diawali dengan penyusunan RPP yang berkaitan dengan kehidupan R.A Lasminingrat disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada silabus pembelajaran Sejarah kelas XI IPS SMA, dengan diarahkan pada pengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa melalui pembelajaran dan asesmen yang dilakukan oleh guru. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan mengenai pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan siswa ini, dilakukan melalui enam kali tindakan dalam dua siklus. Setiap siklus memiliki tujuan dengan fokus penelitian tersendiri.siklus pertama akan dilakukan untuk melihat perkembangan keterampilan berpikir kesejarahan dengan tiga indikator yaitu chronological thinking, historical


(35)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

comprehension dan historical research capabilities. Pada siklus kedua akan dilaksanakan tindakan untuk melihat perkembangan historical analysis and interpretation dan historical issues-analysis and decision – making. Perkembangan indikator-indikator tersebut dapat dilihat dari penugasan (task) yang diberikan oleh guru. Selain itu, indicator dapat terlihat dari observasi atau catatan lapangan yang dilakukan oleh guru mitra.

3. Observasi

Secara teknis, Supriatna (2007, hlm. 196) menyatakan bahwa pengamatan dilakukan dengan melibatkan guru mitra terhadap apa yang dirasakan perlu/masalah peelitian yang akan dipecahkan atau dikembangkan. Pada observasi dalam PTK ini, guru mitra diminta untuk mengamati, misalnya a) bahasa yang digunakan, b) media yang digunakan untuk membantu memperkuat ceramah, c) bahasa tubuh seperti gerak mata, badan, kaki, tangan dan lain-lain, d) cara guru mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan siswa, e) perhatian siswa, f) cara siswa memberikan response dalam bentuk perhatian, jawaban, mengajukan pertanyaan, dan lain-lain. Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra melakukan upaya pengamatan yang cermat dan terfokus. Untuk itu perlu adanya observasi yang terencana dengan menggunakan format observasi melalui catatan lapangan yang lengkap.

Observasi dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi mengenai proses pembelajaran. Pada tahap ini, kelemahan dan kekurangan dicatat untuk selanjutnya diarahkan pada refleksi.

4. Refleksi

Supriatna (2007, hlm. 196-197) mengemukakan secara teknis yaitu refleksi dilakukan melalui diskusi dengan mitra, menggunakan catatan perbaikan atau catatan yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan mengenai seluruh prosedur perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi dilakukan tidak


(36)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya sebagai langkah akhir dari prosedur PTK melainkan juga sebagai langah awal untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini, peneliti dengan guru mitra melakukan refleksi dari hasil tindakan atas informasi observasi. Hal ini untuk melihat perubahan-perubahan yang dicapai sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian yaitu pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan siswa melalui sumber sejarah biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat. Pada tahap ini, guru peneliti dan guru mitra merenungkan dan berdiskusi tentang penggunaan metode, model pembelajaran, serta faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian, refleksipun dapat melihat dari hasil penilaian task. Jika hasil task tersebut ada kekurangan, peneliti dan guru mitra berdiskusi. Maka, peneliti dan guru mitra akan berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Wiriaatmadja (2012, hlm. 100) menyatakan bahwa secara partisipatif peneliti dan guru mitra merupakan tim yang bekerjasama. Kerjasama tersebut dalam PTK ini yaitu mulai dari tahap reconnaissance, perencanaan, pelaksanaan tindakan siklus pertama, diskusi-diskusi yang bersifat analitik dilakukan sesudah pelaksanaan tindakan. Tahap selanjutnya, peneliti dan guru mitra melakukan refleksi atas semua kegiatan yang telah berlangsung dalam siklus pertama. Untuk kemudian, peneliti dan guru mitra merencanakan tahap modifikasi, koreksi atau pembetulan, ataupun penyempurnaan dalam siklus kedua, dan seterusnya.

C. Metode Penelitian

Pengembangan keterampilan berpikir sejarah melalui penggunaan biografi tokoh lokal R.A Lasminingrat sebagai sumber materi sejarah, merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar dan terampil berpikir secara kesejarahannya. Upaya tersebut merupakan penerapan dari tindakan-tindakan untuk melihat pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan. Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dijadikan metode penelitian oleh peneliti.


(37)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK dengan pendekatan kualitatif digunakan sebagai metode penelitian dalam penelitian ini. Hal ini, menurut Kemmis menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12).

Wiriaatmadja (2012, hlm. 13) menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Menurut Ebbutt (dalam Supriatna, 2007, hlm. 191), PTK merupakan sebuah kaijan yang sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kerjasama kolaborasi, melalui tindakan praktis, serta melalui tindakan refleksi. Selanjutnya Elliot (dalam Supriatna, 2007, hlm. 191) menyatakan bahwa PTK merupakan sebuah kajian situasi sosial yang menyangkut pembelajaran dengan tujuan peningkatan kualitas pembelajaran serta melakukan tindakan dari dalam.

Berdasar dari beberapa pendapat di atas, pemilihan metode Penelitian Tindakan kelas dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan siswa dengan alasan bahwa; Penelitian Tindakan Kelas memiliki fungsi aplikatif kepada guru dalam meningkatkan kompetensi profesionalismenya PTK inipun dapat memberikan solusi dalam mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan. Sehingga, guru dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran sejarah, serta dapat melihat perubahan dari tindakan yang dilakukan. Dengan demikian, PTK merupakan pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru atau menghasilkan model da prosedur tertentu yang paling cocok dengan


(38)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara mengajarnya, cara siswa belajar dan kultur yang sedang berlaku dilingkungan setempat (Supriatna, 2007, hlm. 190).

Pengembangan keterampilan berpikir kesejarahan diharapkan mengubah

pembelajaran dari yang bersifat “teacher centered” menuju “student centered” dengan terampil memaknai suatu sumber sejarah. Sehingga, kebiasaan

“discovery” oleh peserta didik akan terbiasa. Hal ini bias terbiasa jika guru terus melakukan refleksi pada pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Merujuk pada Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 127) bahwa dengan PTK akan mendorong guru untuk selalu meningkatkan kinerjanya melalui refleksi-refleksi.

Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 25) menyatakan bahwa PTK bersifat emansipatoris dan membebaskan karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan berargumen pada pihak siswa, dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunkan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgment. Sehingga, PTK mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan melalui sumber sejarah tokoh lokal R.A Lasminingrat diharapkan mencapai tujuan yaitu :

1. Salah satu cara untuk memperbaiki layanan, maupun hasil kerja dalam suatu lembaga pendidikan,

2. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan oleh seorang guru.

3. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda, yaitu bagi peneliti memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan hendak dipecahkan, dan pihak subjek yang diteliti mendapatkan manfaat langsung dari tindakan nyata yang diberikan.

4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti.

5. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan pronsip sambil tetap bekerja, dapat melakukan penelitian yang ditekuninya.


(39)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti, sebagai akibat adanya tindakan nyata guna meningkatkan kualitas.

7. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara professional maupun akademik (Sukardi, 2013, hlm. 22).

Bentuk PTK yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan Model Spiral dari Kemmis dan Taggart. Model ini menggambarkan adanya siklus tindakan dimulai dari perencaan (plan), tindakan (act), Refleksi (reflect), dan perevisian jika tindakan belum ada perbaikan dengan siklus yang sama. Pada tahap perencanaan (plan) penelitian ini diambil dari keputusan tahap reconnaissance yaitu situasi dimana guru tidak mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan. Perencanaan (plan) yang dilakukan yaitu membuat strategi kegiatan belajar mengajar yang mengarah kepada keterampilan berpikir kesejarahan siswa. Tahap Tindakan (act) yaitu pelaksanaan proses belajar mengajar untuk melihat keterampilan berpikir kesejarahan siswa melalui sumber belajar sejarah biografi tokoh lokal. Tahap Refleksi (reflect) yaitu melihat hasil tindakan dengan memenuhi pertanyaan sudah ada keterampilan berpikir kesejarahan atau tidak, atau strategi apa untuk tinadakan selanjutnya supaya ada perbaikan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kesejarahan.

D. Definisi Istilah

Definisi istilah dipergunakan untuk memokuskan istilah yang digunakan dan menghindari adanya kesalah pahaman terhadap maksud dalam penelitian ini. Adapun beberapa definisi istilah tersebut yaitu sebagai berikut:


(40)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berhubungan dengan pembelajaran penggunaan biografis, definisi istilah pada penelitian ini yaitu penggunaan hasil dari penulisan-penulisan biografi tokoh R.A Lasminingrat dalam memudahkan pembelajaran sejarah terutama untuk mengembangkan keterampilan kesejarahan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Keterampilan Berpikir Kesejarahan

Keterampilan berpikir kesejarahan disini yaitu pemahaman siswa dalam memaknai perbedaan waktu lampau, masa kini, dan masa yang akan datang; melihat dan mengevaluasi evidensi; membandingkan dan menganalisis antara cerita sejarah, ilustrasi, dan catatan dari masa lalau; menginterpretasikan catatan sejarah; dan membangun suatu cerita sejarah berdasarkan pemahaman yang sesuai dengan tingkat perkembangan berpikirnya.

Adapun indikator – indikator standar dari keterampilan berpikir kesejarahan yaitu :

1. Chronological thinking (berpikir kronologis) yaitu kemampuan

mengembangkan pemahaman waktu sejarah dalam rangka mengidentifikasi urutan waktu dimana peristiwa berlangsung.

2. Historical comprehension (pemahaman sejarah) yaitu kemampuan untuk menyimak dan membaca cerita sejarah dengan pemahaman penuh.

3. Historical analysis and interpretation (menganalisis dan menginterpretasi kesejarahan) yaitu kemampuan untuk membandingkan pengalaman dari masyarakat dengan berbagai corak latar belakangnya.

4. Historical research capabilities (kemampuan penelitian kesejarahan) yaitu kemampuan memformulasikan pertanyaan –pertanyaan kesejarahan yang muncul dari kajian terhadap dokumen-dokumen sejarah dan membangun cerita sejarah berkaitan dengan perolehan informasi tersebut.

5. Historical issues-analysis and decision – making (menganaisis isyu dan membuat keputusan kesejarahan) yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis dari berbagai sudut pandang, dan mengevaluasi


(41)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan munculnya alternatif yang berhubungan dengan masalah (Gary B Nash dan Charlotte Crabtree (1966, hlm. 6 – 7) dalam Erik Kamsori (2006), dan http://www.nchs.ucla.edu/Standards/ ).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu peneliti merupakan instrumen utama dalam upaya mendapatkan data yang lengkap dan akurat, karena penelitian PTK ini bersifat kualitatif. Seperti diungkapkan oleh Creswell (2010, hlm. 261) menyatakan bahwa salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument), dimana peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para partisipan. Dokumentasi dalam PTK ini yaitu mengambil dari dokumentasi guru dan siswa. Dokumentasi guru yaitu silabus, tugas-tugas siswa atau hasil tes. Observasi perilaku dilakukan melalui catatan lapangan yang dilakukan oleh mitra selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat perkembangan keterampilan berpikir kesejarahan yang muncul. Wawancara dilakukan untuk melihat cek dan croscek sehingga instumen lebih valid. Wawancara yang dilakukan pada PTK ini yaitu terhadap guru dan siswa yang terlibat dalam PTK ini.

F. Verifikasi Instrumen

Proses pengembangan instrumen dilakukan untuk melihat akurasi data atau verifikasi instrumen yang diperoleh melalui prosedur-prosedur tertentu. Beberapa strategi yang direkomendasikan yaitu memanfaatkan waktu yang relative lama (prolonged engagement and persistent observation), mentriangulasi (triangulation) triangulasi sumber-sumber yang diperoleh, melakukan tanya-jawab dengan sesama rekan peneliti (peer review or debriefing), menyajikan

informasi “yang berbeda” atau “negative” (negative case analysis), mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian


(42)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(clarifying researcher bias), menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian (member checking), membuat deskripsi yang kaya dan padat (rich, thick description), dan mengajak seorang auditor (external audits) (Crewell, 2012, 2013).

Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168) memberikan beberapa bentuk verifikasi yang dapat dilakukan dalam PTK, yaitu; member check, triangulasi, saturasi, ekspalanasi saingan atau kasus negative, audit trial, expert opinion, dan key respondents review. Adapun strategi validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Teknik Triangulasi

Yaitu mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren (Creswell, 2012, hlm. 286). Lebih lanjut, triangulasi ini merupakan proses korobasi bukti-bukti dari sumber-sumber, metode, investigator, dan teori yang lain (Creswell, 2013, hlm. 251). Kemudian, Elliot (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi. Setiap sudut pandang mempunyai posisi epistemologis unik dalam segitiga ini mengenai kaitannya dengan akses terhadap data yang bersangkutan waktu situasi pembelajaran berlangsung.

Pada PTK ini, sudut pandang guru berada di posisi terbaik untuk melakukan intropeksi diri terhadap kinerjanya sendiri dalam sasaran dan tujuan pelajaran yaitu perkembangan keterampilan berpikir kesejarahan. Para siswa berada pada posisi terbaik untuk menjelaskan bagaimana pengaruh tindakan guru terhadap respon yang mereka berikan pada waktu pembelajaran berlangsung. Posisi siswa ditunjukan melalui respon dalam proses pembelajaran dengan memunculkan indikator-indikator keterampilan berpikir kesejarahan kemudian


(1)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal :

_________________, (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Abdullah, T, (1990). Sejarah Lokal di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Cresswell, J.W, (1998) Qualitative Inquiry And Research Design, Thousand Oaks, London, and New Delhi : Sage Publication

Cresswell, J.W, (2010). Reasearch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, terj Ahmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W (2013) Qualitatif Inquiry & Reasearch Design Choosing Among Five Approaches, Lincoln University of Nebraska : Sage Publication Effendie, D (2011) Raden Ajoe Lasminingrat 1843-1948; Perempuan Intelektual

Pertama di Indonesia, Garut: CV Studio Proklamasi

Hasan, S H, (2012). Pendidikan Sejarah Indonesia: Isu dalam Ide dan Pembelajaran, Bandung : Rizqi Press

Hariyono, (1995). Mempelajari Sejarah Secara Efektif, Jakarta : Pustaka Jaya Isjoni (2007) Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan, Bandung : Alfabeta Ismaun, (2001). “Paradigma Pendidikan Sejarah yang terarah dan bermakna

dalam Historia Jurnal Pendidikan Sejarah, No.4 Vo. II(Desember 2001) Kamarga, H (2007) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Materi Sejarah

Lokal. Dalam Mulyana, A & Gunawan, R (editor) Sejarah Lokal Penulisan dan Pembelajaran di Sekolah (hlm. 221 – 230). Bandung : Salamina PressKartodirdjo, S, (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama


(2)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kunandar (2012) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Press

Kuntowijoyo, (2003) Metodologi Sejarah, Edisi Kedua, Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya

Lubis, N H, (1998). Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800 – 1942, Bandung : Pusat Informasi Kebudayaan Sunda

Lubis, N H, (2003). Sejarah Tatar Sunda Jilid 2, Bandung : Satya Historika Lubis, N H (2009) Kajian Tentang Perjuangan Raden Ayu Lasminingrat Dalam

Rangka Pengusulannya sebagai Pahlawan Nasional, Bandung : Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran

Miles, M B, dan Huberman, A M (2007) Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta: UI Press

Moriyama, M (2013) Semangat Baru, Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Keasastraan Sunda Abad ke-19, Jakarta: Komunitas Bambu

Mulyana, A & Gunawan, R, Ed, (2007). Sejarah Lokal Penulisan dan Pembelajaran di Sekolah, Bandung : Salamina Press

Muslich, M (2011) Authentic Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Bandung : PT Refika Aditama

Ma’mur, T, (2008). “Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah melalui Historical Thinking”, dalam Sejarah dalam Keberagaman Penghormatan Kepada Prof. Helius Sjamsuddin,Ph.D., MA, Bandung : Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

Santrock, J. W, (2007). Psikologi Pendidikan , Jakarta: Kencana Prenada Media Group


(3)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schmidt, R A (1991) Motor Learning and Performance: From Principle into Practice. Human Kinetics. Champain. IL

Singer, R N (1980) Motor Learning and Human Performance: An Application to Motor Skills and Movement Behaviours. Macmilan Pub. New York.

Soebadio, H (1979) Peranan Kartini Untuk Masa Depan. Dalam Bunga Rampai Karangan Mengenai Kartini;; Satu Abad Kartini 1879-1979, Jakarta : Sinar Harapan

Sofianto, K, (2001). Garoet Kota Intan Sejarah Lokal Kota Garut Sejak Zaman Kolonial Belanda Hingga Masa Kemerdekaan, Bandung: Alqaprint

Sugiyono (2012) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung : Alfabeta

Sukardi (2013) Metode Penelitian Pendidikan Tinadakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya, Jakarta: Bumi Aksara

Supriatna, N (2007) Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis, Bandung: Historia Utama Press

Suprijono, A (2013) Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Surya, M (2004) Psikologi Pembelajaran & Pengajaran, Bandung : Pustaka Bani Quraisy

Syah, M (2010) Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Wahab, A. A (2007) Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bandung : Alfabeta

Widja, I. G (1991) Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah, Bandung: Angkasa


(4)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja, R (2012) Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Yamin, (2001) Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press Zainul, A (2001) Alternative assessment, Jakarta : PAU-PPAI, Universitas

Terbuka

Sumber Tesis dan Disertasi:

Sari, D. H (2011) Biografi Siti Manggopoh Sebagai Sumber Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Studi Kasus Pada Siswa MAN Koto Kecil Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat), (Tesis) Sekolah Pascasarjana , Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Julaeha, E (2012) Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI IPS di SMAN 8 Bandung), (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Radjilun, M. S (2011) Implementasi Pembelajaran Berbasis Biografis: Nilai-Nilai Kejuangan Sultan Baabullah Dalam Membangun Patriotisme Dan Nasionalisme Siswa (Studi Inquiri Kualitatif Pembelajaran IPS Sejarah di SMA Negeri 3 Ternate), (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Murni (2006) Model Pembelajaran Holistik dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung


(5)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

___________, Sejarah Singkat Kabupaten Garur, [online] tersedia di

http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sekilas_sejarah diakses

tanggal 08 Oktober 2013

___________, Lasminingrat, Perempuan Hebat dari Garut (Resensi Buku dari Kajian Tentang Perjuangan Raden Ayu Lasminingrat) [online] tersedia di

http://nosferatubook.blogspot.com/2010/11/lasminingrat-perempuan-hebat-dari-garut.html diakses tanggal 23 Nopember 2013.

____________, Historical Thinking Standards,

http://www.nchs.ucla.edu/Standards/ diunduh tanggal 23 Nopember 2013.

..., R.A Lasminingrat Unsur Pers Miliki Andil Tenggelamkan Ketokohan

Lasminingrat, [Online] tersedia di

http://smk30jakarta.net/ind/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&i

d=280 diakses tanggal 08 Oktober 2013

Arief, S (2005) “Keterampilan Berpikir” [online] tersedia di http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2005/UMUM/Keterampilan%20Berp ikir.pdf diakses 3 Juni 2014

Hutari, F (2009) “RA Lasminingrat, Tokoh Perempuan Intelektual Pertama”, dalam “Kompas “ tanggal 19 Desember 2009, [online] tersedia di

http://www.goodreads.com/topic/show/258705-perempuan-intelektual-pertama-indonesia diakses tanggal 13 Januari 2014

Mahendra, A (TT) “Modul Perkembangan BelajarMotorik”, [online] tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824

1989031-AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Ag us_Mahendra/Modul_7-_Keterampilan_dan_Taksonomi_Gerak.pdf diakses tanggal 3 Juni 2014

Sastrawiguna, O (TT) Sejarah Singkat dan Biografi R.A Lasminingrat, [online] tersedia di

http://www.inilahgarut.com/tokoh-garut/sejarah-singkat-dan-biografi-ra-lasminingrat.html diakses tanggal 08 Oktober 2013.

Yudono, J (TT) Buku Karangan Lasminingrat "Nyangkut" di Canberra,

[Online] tersedia di

http://www.garutkab.go.id/download_files/article/Lasminingrat.pdf diakses tanggal 08 Oktober 2013


(6)

Purnama Nurdiana Purnaman, 2014

Membangun keterampilan berpikir kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan biografi tokoh RA Tasminingrat sebagai sumber pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Jurnal :

Kamsori, E (2006) “Meningkatkan Minat dan Prestasi Mahasiswa pada Mata Kuliah Sejarah Amerika dengan Menggunakan Historical Thinking”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. XIV, hlm 26

Sjamsuddin, H (1999). Sejarah dan Pendidikan Sejarah. Mimbar Pendidikan XVII.