PENERAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANPEMECAHAN MASALAHSISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

(1)

PENERAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh

Rika Yuanita 1100716

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Rika Yuanita

PENERAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003

Pembimbing II

Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd

NIP. 19680828 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 19660808 199103 1 002


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Penerapan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi)" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Rika Yuanita NIM: 1100716


(4)

PENERAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi)

Oleh: Rika Yuanita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rika Yuanita 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(5)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penerapan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 3

SMAN 3 Cimahi”. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana

kemampuan pemecahan masalah siswa melalui penerapan keterampilan berpikir kesejarahan dalam pembelajaran sejarah karena kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas XI IPS 3 masih rendah. Kebanyakan siswa bersifat pasif dengan hanya mendengar ceramah dari guru. Ketika siswa dihadapkan dalam suatu persoalan, siswa belum mampu dalam memecahkan masalah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart. Metode penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil menunjukkan bahwa penerapan keterampilan berpikir kesejarahan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi. Hal tersebut terlihat pada siklus 1 sampai siklus 3 yang mengalami peningkatan dan terjadi sedikit penurunan pada siklus 4 yang disebabkan oleh beberapa faktor dan data menunjukkan titik jenuh. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa penerapan keterampilan berpikir kesejarahan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang awalnya masih rendah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan saran atau rekomendasi serta bahan pertimbangan untuk guru agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang berhubungan dekat dengan kehidupan siswa sehingga menjadikan pembelajaran sejarah lebih berarti.


(6)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This thesis entitled "Application of Historical Thinking Skills to develop Problem Solving Skill Ability In History Teaching in Class XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi". The main purpose in this research is to know how the students' problem solving skills through the application of historical thinking skills in history teaching as problem solving skill of students in class XI IPS 3 is still low. In addition, most students are passive with only heard a lecture from the teacher. When students are exposed in a particular issue, the students have not been able to solve problems. The research method used is the method of classroom action research with the research design from Kemmis and Mc Taggart. Method of research is classroom action research is done with four stages: planning, action, observations, and reflection. Based on research that has been conducted, the results show that the application of historical thinking skills can enhance problem solving skill of students in the teaching of history in class XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi. It is seen in cycle 1 to cycle 3 were increased and there was a slight decrease in cycle 4 were caused by several factors and data showing the saturation point. From the data it can be concluded that the application of historical thinking skills can improve students' problem-solving abilities are initially still low. The results could be used as advice or recommendations as well as consideration for the teachers so that students have the ability to problem-solving that is closely related to the lives of students making learning more meaningful history.

Keywords : Classroom Action Research, Historical Thinking Skills, Problem Solving


(7)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH


(8)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Masalah ...1

B.Rumusan Masalah Penelitian...6

C.Tujuan Penelitian ...7

D.Manfaat Penelitian ...7

E. Struktur Organisasi Skripsi ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10

A.Belajar dan Pembelajaran ...10

B.Pembelajaran Sejarah ...15

C.Keterampilan Berpikir Kesejarahan ...18

D.Kemampuan Pemecahan Masalah...22

1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah ...22

2. Masalah dalam Sejarah...23

3. Kemampuan Pemecahan Masalah ...24

E. Keterampilan Berpikir Kesejarahan untuk Kemampuan Pemecahan Masalah Sejarah...29


(9)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ...33

A.Lokasi Penelitian ...33

B.Metode Penelitian ...33

C.Desain Penelitian ...35

D.Definisi Operasional ...39

1. Penerapan Keterampilan Berpikir Kesejarahan...39

2. Kemampuan Pemecahan Masalah ...41

E. Instrumen Penelitian ...43

1. Lembar Panduan Observasi ...43

2. Lembar Pedoman Wawancara ...43

3. Lembar Catatan Lapangan ...44

4. Dokumentasi ...44

5. Lembar Kerja Siswa ...44

F. Teknik Pengumpulan Data...44

1. Observasi ...44

2. Wawancara ...45

3. Catatan Lapangan ...45

4. Studi Dokumentasi ...45

G.Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ...45

1. Pengolahan Data ...45

a. Analisis Data Kualitatif ...46

b. Analisis Data Kuantitatif ...46

2. Validasi Data ...47

a. Triangulasi...47

b. Member check ...47

c. Audit trail ...47

d. Expert opinion ...48


(10)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...49

A.Deskripsi SMAN 3 Cimahi...50

1. Sejarah Berdirinya SMAN 3 Cimahi ...50

2. Visi-Misi SMAN 3 Cimahi ...50

a. Visi SMAN 3 Cimahi ...50

b. Misi SMAN 3 Cimahi ...51

3. Denah SMAN 3 Cimahi ...51

B.Kondisi Pembelajaran Sebelum Diterapkan Keterampilan Berpikir Kesejarahan ...52

C.Perencanaan Penerapan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Untuk Meningkatakan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pembelajaran Sejarah...53

D.Tahapan-Tahapan Penerapan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Pembelajaran Sejarah...56

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ...56

a. Perencanaan (Plan) ...56

b. Tindakan (Act)...57

c. Pengamatan (Observe) ...59

d. Refleksi (Reflect) ...78

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 ...79

a. Perencanaan (Plan) ...79

b. Tindakan (Act)...80

c. Pengamatan (Observe) ...82

d. Refleksi (Reflect) ...102

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3 ...103

a. Perencanaan (Plan) ...103

b. Tindakan (Act)...104


(11)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi (Reflect) ...125

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 4 ...126

a. Perencanaan (Plan) ...126

b. Tindakan (Act)...127

c. Pengamatan (Observe) ...128

d. Refleksi (Reflect) ...150

E. Deskripsi Hasil Penerapan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pembelajaran Sejarah...151

1. Pembahasan Hasil Penelitian ...151

2. Deskripsi Hasil Penelitian ...152

3. Deskripsi Hasil Wawancara ...157

F. Upaya Dalam Menghadapi Kendala Saat Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pembelejaran Sejarah Dengan Menerapkan Keterampilan Berpikir Kesejarahan ...159

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...161

A.Kesimpulan ...161

B.Saran ...163

DAFTAR PUSTAKA ...xiv


(12)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah...28

Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah...42

Tabel 4.1 Daftar Siswa Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi Tahun 2015/2016 ...55

Tabel 4.2 Daftar Pembagian Kelompok...56

Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Tindakan Siklus 1 ...60

Tabel 4.4 Lembar Observasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus 1 ...63

Tabel 4.5 Rata-Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tindakan Siklus 1 ...71

Tabel 4.6 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Chronological Thinking...73

Tabel 4.7 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Comprehension...74

Tabel 4.8 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Analysis and Interpretation ...75


(13)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.9 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Research Capabilities...76 Tabel 4.10 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Issues-Analysis and Decision Making ...77 Tabel 4.11 Lembar Observasi Guru Tindakan Siklus 2 ...83 Tabel 4.12 Lembar Observasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus 2 ...87 Tabel 4.13 Rata-Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tindakan Siklus 2 ...95 Tabel 4.14 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Chronological Thinking...97 Tabel 4.15 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Comprehension...98 Tabel 4.16 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Analysis and Interpretation ...99 Tabel 4.17 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Research Capabilities...100 Tabel 4.18 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Issues-Analysis and Decision Making ...101 Tabel 4.19 Lembar Observasi Guru Tindakan Siklus 3 ...107 Tabel 4.20 Lembar Observasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus 3 ...111 Tabel 4.21 Rata-Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tindakan Siklus 3 ...118 Tabel 4.22 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Chronological Thinking...120 Tabel 4.23 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Comprehension...121 Tabel 4.24 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Analysis and Interpretation ...122


(14)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.25 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Research Capabilities...123 Tabel 4.26 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Issues-Analysis and Decision Making ...124 Tabel 4.27 Lembar Observasi Guru Tindakan Siklus 4 ...129 Tabel 4.28 Lembar Observasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus 4 ...135 Tabel 4.29 Rata-Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tindakan Siklus 4 ...143 Tabel 4.30 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Chronological Thinking...145 Tabel 4.31 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Comprehension...146 Tabel 4.32 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Analysis and Interpretation ...147 Tabel 4.33 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Research Capabilities...148 Tabel 4.34 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Tahap Historical Issues-Analysis and Decision Making ...149 Tabel 4.35 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah ...153 Rabel 4.36 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah ...153

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus PTK Desain Kemmis dan Mc. Taggart ...36 Gambar 4.1. Denah Sekolah SMAN 3 Cimahi...52 Gambar 4.2 Grafik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tindakan Siklus 1...71 Gambar 4.3 Grafik Persentase Tahapan Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah ...72 Gambar 4.4 Grafik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tindakan Siklus 2...95


(15)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.5 Grafik Persentase Tahapan Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah ...96 Gambar 4.6 Grafik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tindakan Siklus 3...118 Gambar 4.7 Grafik Persentase Tahapan Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah ...119 Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tindakan Siklus 4...143 Gambar 4.9 Grafik Persentase Tahapan Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah ...144 Gambar 4.10 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa...154 Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Setiap Kelompok... 155


(16)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dengan menyediakan berbagai macam mata pelajaran di sekolah. Salah satu mata pelajaran di sekolah yaitu mata pelajaran sejarah.

Pada hakikatnya pelajaran sejarah bukanlah pelajaran yang hanya mempelajari masa lalu, tetapi pelajaran sejarah harus mampu memberikan pendidikan yang dapat mengaitkan antara kehidupan masa lalu yang dijadikan pelajaran untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Sesuai dengan yang dikatakan Ismaun (2005) bahwa

tiga dimensi waktu sejarah: masa lalu, masa kini, dan masa nanti sebagai satu kontinuitas dalam suatu hubungan kausalitas harus menjadi pendekatan

baru dalam pendidikan sejarah. Selain itu, „proses pendidikan sejarah yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya (hlm. 243)

Berdasarkan hal tersebut, mata pelajaran sejarah mempunyai arti dan peranan penting bagi siswa untuk membentuk pemahaman, kesadaran, dan wawasan kesejarahan dalam bekal menghadapi berbagai perubahan pada kehidupan masa kini dan masa depan. Karena pada hakikatnya sejarah tidak akan lepas dari apa yang dinamakan perubahan. Menurut Wiriaatmadja (dalam Supardan, 2011, hlm. 338) „perubahan merupakan konsep dasar yang penting dan mutlak bagi siswa maupun mahasiswa, itu jelas perlu diketahui, dipahami, dan diperoleh maknanya sebagai suatu dinamika kehidupan dalam survival peserta


(17)

2

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik, terutama dapat memberikan penyadaran untuk menghadapi masa kini dan

mendatang‟. Senada dengan hal tersebut, tujuan pendidikan sejarah di Indonesia itu sendiri menurut Depdiknas (dalam Wiyanarti, t.t., hlm. 3) adalah :

Pendidikan sejarah bertujuan untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu, dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami , dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu , masa kini , dan masa depan ditengah – tengah perubahan dunia.

Jadi, perubahan adalah hal yang biasa, namun dalam perubahan itu harus memiliki arti penting yang dapat dijadikan pelajaran untuk kehidupan mendatang. Karena menurut Hasan (2004, hlm. 16), “belajar sejarah adalah belajar dari pengalaman orang lain di masa lampau untuk dijadikan pelajaran dan bahan pemikiran untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang”.

Pada abad ke-21, kehidupan memasuki pada banyak perubahan yang sangat cepat. Perubahan yang cepat ini, menuntut pendidikan melakukan perubahan juga secara cepat. Pelajaran sejarah yang berorientasi kepada masa lampau mempunyai tempat di masa depan yang berubah cepat. Menurut Toffler (dalam Ismaun, 2001) mengungkapkan bahwa

Pendidikan sejarah haruslah diperbaharui agar mampu menyiapkan para peserta didik mengantisipasi dan beradaptasi dengan lincah ke masa depan. Bukan saja kesadaran akan waktu (time sense)-nya yang harus lebih diarahkan ke masa depan, tetapi juga sifat pengajaran sejarah yang biasanya lebih bertumpu pada pengetahuan fakta belaka (hafalan fakta) yang harus diganti dengan kegiatan belajar yang lebih menekankan aktivitas siswa dengan pendekatan proses. Kegiatan belajar macam inilah yang akan

menunjang prinsip yang sangat ditekankan oleh Toffler dalam “ super-industrial education system”, yaitu “learn how to learn”. (hlm. 97).

Kehidupan dengan perubahan tentunya memiliki berbagai permasalahan-permasalahan. Setiap masalah tersebut membutuhkan pemecahannya. Karena setiap permasalahan pada kehidupan masa kini dan masa depan tidak akan lepas


(18)

3

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaitannya dengan kehidupan masa lalu. Siswa dituntut mampu untuk membaca setiap tantangan yang ada pada kehidupan masa kini untuk perubahan kehidupan masa depan ke arah yang lebih baik, dengan berkaca pada kehidupan masa lalu.

Pendidikan sejarah memiliki posisi strategis yang dapat membentuk jiwa dan karakter bangsa serta membangun kehidupan masa depan lebih baik. Menurut Hasan (t.t.) berpendapat adanya materi pendidikan sejarah mampu mengembangkan sifat dan karakter generasi muda bangsa. Beliau mengatakan bahwa

Ketika generasi muda ini menjadi pemegang peran utama dan pendukung dalam menjalankan kehidupan bangsa maka karakter yang sudah terbentuk pada diri mereka menjadi landasan kuat dalam melaksanakan peran tersebut. Hal itu terjadi karena melalui pendidikan sejarah mereka memahami bagaimana bangsa ini lahir dan berkembang, permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan bangsa masa lalu, masa kini, dan bagaimana menyelesaikan berbagai masalah tersebut dan bagaimana mereka belajar dari pengalaman masa lampau tersebut untuk membentuk kehidupan masa depan menjadi lebih baik dan berdasarkan sifat dan karakter utama bangsa. (hlm.1)

Berdasarkan hal tersebut, dalam menghadapi tantangan kehidupan kini dan masa depan dengan perubahannya, dibutuhkan pembelajaran yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan pemecahan masalah. Pendidikan sejarah yang mengasah kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya menghadapi berbagai permasalahan dan memecahkannya melalui kesadaran sejarah untuk membentuk kehidupan masa depan bangsa menjadi lebih baik yang mengaitkannya dengan kehidupan masa lalu dan masa kini. Proses pembelajaran menggunakan proses pembelajaran yang berbasis masalah. Proses pembelajaran ini adalah proses pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah masalah.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang perlu untuk dilatih dan dibiasakan. Pembelajaran dengan berbasis masalah, menurut Killen


(19)

4

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(dalam Takiddin, 2010, hlm. 31) „dapat membantu siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh kepada situasi yang baru untuk dapat memperoleh pengetahuan baru‟. Hal ini sesuai dengan landasan pemikiran John Dewey, yang menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengalaman (belajar dari pengalaman). John Dewey (dalam Jacobsen; dkk, 2009, hlm. 242) mengatakan bahwa „pengetahuan yang dipelajari siswa seharusnya bukan informasi lembam yang banyak disampaikan dalam ceramah-ceramah. Malahan pengetahuan menjadi berguna (useful) dan hidup (alive) ketika diterapkan sebagai

solusi untuk beberapa masalah‟.

Pembelajaran berbasis masalah ini merupakan pembelajaran yang bersifat student center. Hal ini sesuai dengan paradigma dari kurikulum yang berkembang yaitu kurikulum yang berbasis kepada kompetensi. Pembelajaran tidak lagi menekankan kepada penguasaan materi saja. Di mana, dalam pola pembelajaran terjadi pergeseran dari bentuk pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher centered) menjadi berpusat kepada siswa (student centered). Pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered) dapat dilakukan dengan cara berdialog dalam sebuah diskusi kelas melalui kegiatan pemecahan masalah. Namun pada kenyataan empirisnya, diketahui bahwa “pembelajaran sejarah di sekolah lebih banyak diperankan sebagai penyampaian pengetahuan atau transfer of knowledges dari guru kepada peserta didik. Konsekuensinya adalah guru berperan sebagai pusat kegiatan belajar dan siswa sebagai peserta pasif yang menerima materi dari guru” (Supriatna, 2007,hlm. 87-88).

Diharapkan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah sejarah pada siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah. Karena pada dasarnya, menurut Kamarga (dalam Satria, 2012, hlm. 2), „belajar sejarah bukan hanya sekedar menghafal fakta-fakta, tetapi cenderung kepada melihat keterhubungan antara apa yang terjadi di masa lampau dengan kondisi saat ini agar kemudian peserta didik menjadi lebih bijaksana‟. Pelajaran Sejarah diharapkan dapat


(20)

5

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengaitkan dengan kehidupan masa kini, dan kehidupan masa lalu dapat dijadikan pengalaman untuk kehidupan masa depan.

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi, ditemukan fakta bahwa masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah sejarah pada siswa. Pada proses pembelajaran masih ditemukan bahwa betapa keringnya pemecahan masalah sejarah pada siswa. Semestinya belajar tidak sekedar tahu dan paham, tetapi harus mampu dalam memecahkan masalah.

Proses pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan kurang diarahkan pada pembelajaran yang bersifat bermakna dan berfungsi bagi kehidupan siswa. Siswa belum terbiasa dalam melakukan pembelajaran yang berbasis masalah. Dalam pembelajaran, terlihat adanya dominasi guru untuk menyampaikan informasi atau ilmu kepada siswa dengan pembelajaran yang masih bersifat naratif. Kebanyakan siswa bersifat pasif dengan hanya mendengar ceramah dari guru. Lalu, ketika siswa dihadapkan dalam suatu persoalan, siswa belum mampu dalam memecahkan masalah.

Masalah lain yang ditemukan dalam pembelajaran sejarah antara lain ialah siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat. Pembelajaran masih bersifat teacher centered dan siswa yang aktif hanya beberapa orang. Adapun, ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, jawaban siswa hanya bersifat faktual dan cenderung kurang bisa merespon dengan jawaban yang bersifat pemahaman. Siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan guru dan siswa kurang aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Selain itu, ditemukan juga bahwa sebagian besar siswa terlihat kurang antusias dalam pembelajaran sejarah ditandai dengan kurang fokusnya siswa dalam pembelajaran. Banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri yang tidak bermanfaat dan mendukung pembelajaran, seperti bercanda dengan teman, bermain handphone, dan lain-lain.

Guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah, diperlukan suatu kondisi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hal tersebut. Maka,


(21)

6

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu langkah tepat ialah melalui penerapan keterampilan berpikir kesejarahan. Terdapat 5 (lima) bentuk berpikir kesejarahan yang dapat dikembangkan, di antaranya chronological thinking (berpikir kronologis), historical comprehension (pemahaman kesejarahan), historical analysis and interpretation (analisis dan interpretasi kesejarahan), historical research capabilities (kemampuan penelitian kesejarahan), dan historical issues-analysis and decision making (kemampuan analisis dan pengambilan keputusan kesejarahan). Menurut Tarunasena (Ma‟mur, 2008), berpikir kesejarahan diterapkan agar siswa dapat

membedakan waktu lampau, masa kini, dan masa yang akan datang, melihat dan mengevaluasi evidensi, membandingkan dan menganalisis antara cerita sejarah, ilustrasi, dan catatan dari masa lalu, menginterpretasikan catatan sejarah, dan membangun suatu cerita sejarah berdasarkan pemahaman yang sesuai dengan tingkat perkembangan berpikirnya (hlm. 200).

Merujuk pada hal tersebut, maka perlu adanya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah sejarah, maka salah satu upaya yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan diterapkannya keterampilan berpikir kesejarahan dalam proses pembelajaran di kelas. Diterapkannya keterampilan berpikir kesejarahan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah pada siswa. Karena, setiap tahapan berpikir kesejarahan memiliki keterhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah sampai pada tahap terakhir yaitu historical issues-analysis and decision making (kemampuan analisis dan pengambilan keputusan kesejarahan) siswa diharapkan dapat memecahkan masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan ini menarik bagi penulis untuk mengadakan pengkajian lebih lanjut, sehingga akan relavan untuk dibahas. Oleh karena itu penulis mengangkat judul: PENERAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi).


(22)

7

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas maka peneliti mengajukan permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran sejarah?

Agar permasalahan di atas dapat terarah, dengan demikian peneliti membatasinya dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran melalui penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi?

2. Bagaimana tahapan-tahapan melaksanakan pembelajaran melalui penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi?

3. Bagaimana hasil-hasil peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi setelah diterapkannya keterampilan berpikir kesejarahan pada pembelajaran sejarah?

4. Bagaimana mengatasi kendala yang dialami dalam penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan mengenai perencanaan pembelajaran melalui penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan


(23)

8

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi.

2. Mendeskripsikan mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran melalui keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi.

3. Mendapatkan gambaran mengenai efektifitas keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi.

4. Menganalisis kendala dan solusi dalam keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi.

D.Manfaat Penelitian

Setiap penelitian ilmiah diharapkan dapat memeberikan manfaat, baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti:

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah

2. Manfaat bagi guru:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih suatu inovasi dalam pembelajaran sejarah agar mampu menarik minat belajar peserta didik.


(24)

9

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman belajar, belajar mendapatkan pengetahuan baru secara mandiri, aktif belajar, dan mempunyai kemampuan pemecahan masalah.

4. Manfaat bagi sekolah:

Akan bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran sejarah di SMAN 3 Cimahi.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Sebagai struktur organisasi dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis susun sebagai berikut:

Bab I membahas pendahuluan. Bab ini terbagi dalam sub bab, diantaranya latar belakang yang berisikan tentang permasalahan yang akan diteliti, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

Bab II membahas kajian pustaka. Bab ini terdiri dari landasan teoritis yang berisikan keterampilan berpikir kesejarahan, kemampuan pemecahan masalah sejarah, bagaimana penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah, dan penelitian terdahulu.

Bab III membahas metode penelitian. Bab ini terbagi dalam sub bab, diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan data dan analisis data.

Bab IV adalah pembahasan. Bab ini berisikan hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.


(25)

10

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V berisikan kesimpulan atas permasalahan yang di ungkap dalam penelitian. Bab ini berisikan intisari pemikiran yang diberikan peneliti terhadap keseluruhan deskripsi isi tulisan, memuat juga saran dan rekomendasi.


(26)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini merupakan penjabaran mengenai metode penelitian yang digunakan untuk mengaplikasikan penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Komponen yang akan dijabarkan antara lain: lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data serta analisis data.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di jalan Pesantren No.161. Subjek penelitian ini adalah siswa yang duduk di kelas XI IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 3 SMAN 3 Cimahi tahun ajaran 2015-2016. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 39 orang, terdiri dari 20 perempuan dan 19 laki-laki.

Adapun pertimbangan peneliti memilih kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi sebagai subjek penelitian didasarkan pada obervasi pada pra penelitian yang mana menunjukan belum dikembangkannya kemampuan pemecahan masalah. Hal ini terlihat masih bersifat teacher centered dan siswa yang aktif hanya beberapa orang. Adapun ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, jawaban siswa hanya bersifat faktual dan cenderung kurang bisa merespon dengan jawaban yang bersifat pemahaman.

B.Metode Penelitian

Menurut Hamid Hasan, dkk “penelitian adalah suatu kegiatan sistematis


(27)

34

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menemukan kebenaran” (Hasan; dkk, 2011, hlm. 2). Dalam hal ini yang dilakukan adalah penelitian pendidikan. Traves merumuskan „penelitian

pendidikan sebagai “suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian para

pendidik‟ (Hasan; Kusmaryani; Ma‟mur, 2011, hlm. 2). Tujuanya ialah menemukan prinsip-prinsip umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian

dalam lingkungan pendidikan” (dalam Furchan, 2007, hlm. 32). Dalam penelitian diperlukan suatu metode yang tepat sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan penelitian agar tujuan penelitian tercapai.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (dalam Utami, 2013. hlm 33), „metode penelitian adalah (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu‟. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Menurut Mulyasa (2012, hlm 17) ”penelitian tindakan, dapat didefinisikan

sebagai suatu studi tentang situasi sosial dengan suatu pandangan ke arah pengembangan kualitas tindakan di dalamnya (memecahkan suatu masalah, serta meningkatkan suatu proses dan keadaan). Proses pemecahan masalah dan cara meningkatkan suatu proses atau suatu keadaan bisa menjadi topik yang menarik untuk didiskusikan dalam memilih metode penelitian tindakan yang efektif dan

efisien”. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 25-26), “secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian,

tindakan, dan kelas”.

Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Artinya proses penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai menyadari adanya masalah sampai proses


(28)

35

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahannya melalui teknik analisis tertentu untuk ditarik kesimpulan. Hal ini berarti suatu kerja penelitian tidak dilakukan secara acak, akan tetapi dikerjakan melalui rangkaian proses yang ajek sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir ilmiah. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu.

Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Dengan demikian, dalam PTK bukan didorong hanya sekedar ingin tahu sesuatu, akan tetapi disemangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa direkayasa. Oleh sebab itu, kewajaran kelas dalam proses penelitian merupakan kekhasan dalam PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan secraa penuh guru yang bertanggung jawab terhadap kelasnya.

Alasan memilih metode ini dipilih karena cocok digunakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran, peningkatan mutu proses belajar berdasarkan permasalahan yang ditemukan dikelas dengan tindakan nyata yang dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran. Diharapkan dengan penelitian ini, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Hal tersebut sesuai dengan tujuan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) “studi sistematis yang dilakukan oleh guru dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan

dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut” (Suyitno,

2013, hlm. 11).

C.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sebuah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun peneliti dengan tujuan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan


(29)

36

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Di dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) diperlukan desain penelitian yang dapat memberikan petunjuk kepada peneliti bagaimana melakukan PTK dengan baik.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model Kemmis dan Taggart. Desain ini dipilih karena, pertama desain ini mudah dimengerti oleh peneliti dan dirasa cocok dalam penelitian ini. Kedua, dalam desain model ini dapat mengetahui apakah siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan atau penurunan setelah diterapkannya berpikir kesejarahan. Ketiga, terdiri dari beberapa siklus yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan setelah diterapkannya berpikir kesejarahan. Keempat desain model Kemmis dan Taggart ini setiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection), yang sesuai dalam peneltian ini.

Desain model Kemmis dan Taggart ini terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Adapun desain penelitian model Kemmis dan Tagart dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus PTK Desain Kemmis


(30)

37

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: diadaptasi dari Wiriaatmadja (2014, hlm. 66)

Gambar tersebut memperlihatkan beberapa siklus yang setiap siklusnya dilakukan empat tahapan, yaitu plan, act, observe, dan reflect. Dari tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Plan)

Pada tahap pertama pada Penelitian Tindakan Kelas adalah perencanaan. Menurut Dantes (2012, hlm. 137),

perencanaan tindakan (planning) dikembangkan berdasarkan hasil observasi awal. Dari masalah yang ada dan cara pemecahannya yang telah ditetapkan, dibuat perencanaan kegiatan pemebelajaran (KBM). Perencanaan ini persis dengan KBM yang dibuat oleh guru sehari-hari, termasuk penyiapan media dan alat-alat pemantauan perkembangan pembelajaran seperti lembar observasi, tes, dan catatan harian.

Berikut kegiatan-kegiatan pada tahap perencanaan penelitian ini:

a. Melakukan perizinan dengan pihak sekolah bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas di salah satu kelas di sekolah tersebut,

b. melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti, c. menentukan kelas yang akan diteliti,

d. meminta kesediaan guru untuk salah satu kelas dijadikan subjek penelitian, e. meminta kolaborator untuk bekerjasama melakukan penelitian,

f. menentukan materi yang akan diterapkan dalam penelitian.

g. mendiskusikan materi yang akan disampaikan dengan guru dan teman sejawat, h. menyusun instrumen yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan

pemecahan masalah,

i. menyusun instrumen dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan digunakan dalam pembelajaran,


(31)

38

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k. membuat rencana perbaikan bersama kolaborator dalam setiap kekurangan yang ditemukan dalam setiap tindakan,

l. merencanakan pengolahan data yang lebih diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

2. Tindakan (Act)

Pada tahap ini, dilakukannya kegiatan mengimplementasikan atau

menerapkan perencanaan yang telah dibuat. “Fase ini adalah pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang telah direncanakan. Pelaksanaan ini berjalan sesuai dengan kegiatan mengajar sehari-hari, dengan menggunakan satuan pelajaran dan skenario pembelajaran yang telah disusun pada fase planning di

atas” (Dantes, 2012, hlm. 138). Berikut kegiatan-kegiatan pada tahap pelaksanaan penelitian ini:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan rencana pengajaran yang telah disusun,

b. menggunakan alat observasi yang telah dibuat sebelumnya untuk melihat perkembangan kemampuan pemecahan masalah sejarah pada siswa dengan diterapkannya keterampilan berpikir kesejarahan.

3. Pengamatan (Observe)

Dalam tahap ini adalah dilakukannya pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan. Menurut Dantes (2012, hlm. 138),

dalam fase observasi, dialukan beberapa kegiatan seperti pengumpulan data yang diperlukan. Untuk mendapat data ini, diperlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data. Dalam fase ini juga dilakukan analisis terhadap data dan interpretasinya. Fase ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan (action) dan pada akhir tindakan. Data yang diambil selama pelaksanaan tindakan misalnya observasi perilaku siswa dan observasi terhadap jalannya PBM. Data yang diambil setelah pelaksanaan


(32)

39

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan (setelah PBM) misalnya hasil belajar yang didapatkan melalui tes dan data pendapat siswa melalui wawancara.

Berikut kegiatan-kegiatan pada tahap observasi penelitian ini:

a. Mengamati secara teliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

b. pengamatan terhadap siswa disesuaikan pada kemampuan pemecahan masalah sejarah pada siswa,

c. pengamatan terhadap guru adalah kesesuaian mengajar dengan keterampilan berpikir kesejarahan,

d. pengamatan terhadap keterhubungan kemampuan pemecahan masalah dengan menerapkan keterampilan berpikir kesejarahan.

4. Refleksi (Reflect)

Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi untuk mengetahui kelemahan yang terjadi pada proses pelaksanaan hingga pada siklus berikutnya. Menurut Dantes (2012, hlm. 138),

fase ini terdiri atas refleksi kritis dan refleksi diri. Refleksi kritis adalah pemahaman secara mendalam atas temuan siklus tersebut, dan refleksi diri adalah mengkaji kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama siklus berlangsung. Dengan demikian, fase ini berisi kegiatan analisis data, pemaknaan hasil analisis, pembahasan, penyimpulan, dan identifikasi upaya tindak lanjut. Hasil identifikasi tindak lanjut, selanjutnya menjadi dasar dalam menyusun perencanaan (planning) siklus berikutnya.

Berikut kegiatan-kegiatan pada tahap refleksi penelitian ini:

a. Melaksanakan kegiatan diskusi balikan antara peneliti dengan kolaborator dan siswa setelah dilaksanakannya tindakan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan untuk perbaikan pelaksanaan tindakan selanjutnya,

b. merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.


(33)

40

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dibawah ini terdapat beberapa definisi opersional yang akan menjelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalahan persepsi, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Keterampilan Berpikir

Berpikir merupakan sebuah cara belajar. Berpikir atau disebut juga dengan thinking memiliki banyak penjelasan. Menurut Raths (dalam Murni, 2006, hlm. 61) menyatakan bahwa „berpikir adalah salah satu cara menemukan fakta-fakta

untuk suatu tujuan‟. Berpikir memiliki kegiatan mental, proses kognitif seseorang

terhadap fakta, data, dan informasi yang diterimanya. Siswa sebagai individu dan anggota masyarakat dan warganegara haruslah diajak memiliki keterampilan berpikir untuk menjalani kehidupan.

Dalam penelitian ini akan terfokus pada penerapan keterampilan berpikir kesejarahan. Terdapat 5 (lima) jenis berpikir kesejarahan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kesejarahan, yakni (Ma‟mur, 2008, hlm. 201):

a. Chronological Thinking (berpikir kronologis), yaitu membangun tahap awal dari penegrtian atas waktu (masa lalu, masa kini, dan masa datang), untuk dapat mengidentifikasi urutan waktu atas setiap kejadian, mengukur kalender, menginterpretasikan dan menyusun garis waktu, serta menjelaskan konsep kesinambungan sejarah dan perubahannya.

b. Historical Comprehension, mencakup kemampuan untuk mendengar dan membaca serita dan narasi sejarah dengan penuh pengertian, untuk mengidentifikasi elemen dasar dari suatu narasi atau struktur kisah, dan untuk mengembangkan kemampuan menggambarkan masa lalu berdasarkan pengalaman pelaku sejarah, literatur sejarah, seni artefak, dan catatan-catatan sejarah dari masanya.

c. Historical Analysis and Interpretation, mencakup kemampuan untuk membandingkan dan membedakan pengalaman-pengalaman, kepercayaan, motivasi, tradisi, harapan-harapan, dan ketakutan-ketakutan dari masyarakat


(34)

41

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berbeda-beda secara kelompok maupun berdasarkan latarbelakangnya, pada kurun waktu yang bervariasi.

d. Historical Research Capabilities, mencakup kemampuan untuk memformulasikan pertanyaan-pertanyaan sejarah berdasarkan dokumen-dokumen bersejarah, foto-foto, artefak, kunjungan ke situs bersejarah, dan kesaksian pelaku sejarah.

e. Historical issues-analysis and Decision Making, mencakup kemampuan mengidentifikasi permasalahan yang dikonfrontasikan masyarakat terhadap suatu literatur sejarah, komunitas lokal, negara bagian; untuk menganalisis kepentingan dan motivasi yang bervariasi dari suatu masyarakat yang terperangkap dalam situasi tersebut; untuk mengevaluasi alternatif pemecahan masalah guna membangun keputusan dalam rangka menindaklanjutinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mencoba untuk membuat langkah-langkah pembelajaran di kelas. Langkah-langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Guru membahas materi secara singkat.

b. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

c. Siswa diarahkan untuk diskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk mengerjakan tugas 1, 2, dan 3 yang terdapat dalam LKS.

d. Siswa beridiskusi dengan kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling untuk memantau pekerjaan siswa dan memberikan motivasi agar setiap anggota kelompok berperan aktif dan mengerjakan tugasnya dengan baik.

e. Setiap kelompok diperbolehkan untuk mencari sumber atau referensi sebagai rujukan dalam mengerjakan tugas 1, 2, dan 3.

f. Di dalam kelompok setiap siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasan dalam pengerjaan tugas ini.


(35)

42

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Setelah waktu pengerjaan selesai, siswa diminta untuk mengumpulkan tugas 1,2, dan 3.

h. Diakhir pelajaran guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas 4 dan 5 di luar jam pelajaran secara berkelompok.

i. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari itu. j. Guru mengakhiri pembelajaran.

k. Mengucapkan salam. l. Meninggalan kelas.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah

Menurut Jacobsen, dkk (2009, hlm.249), “pemecahan masalah merupakan

salah satu strategi pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran hands-on”. Selain itu, menurut Killen (dalam Takiddin, 2010, hlm. 31), „pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh kepada situasi yang baru untuk dapat memperoleh pengetahuan baru‟. Jadi, kemampuan pemecahan masalah adalah kecakapan dalam menyelesaikan tahap demi tahap dalam langkah pemecahan masalah untuk dapat memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki kepada situasi baru untuk memperoleh pengetahuan baru. Dalam pembelajaran ini, berbasiskan masalah dan guru membantu siswa dalam belajar. Masalah dalam konteks ini merupakan masalah yang harus diselesaikan persoalannya. Selain itu pembelajaran berbasis masalah ini juga menjadikan siswa aktif dan tidak pasif.

Peneliti mencoba untuk membuat indikator berdasarkan langkah langkah pemecahan masalah yang telah dibahas sebelumya, dihubungkan dengan keterampilan berpikir kesejarahan. Berikut ini adalah analisis pemecahan masalah dalam penelitian ini yang telah peneliti rumuskan berdasarkan pemahaman peneliti sendiri, diantaranya:

Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah


(36)

43

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis Pemecahan Masalah

Chronological Thinking

(1) Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan membedakan konsep masa lalu dan sekarang.

(2) Siswa mampu mengklasifikasi kejadian dan peristiwa berdasarkan waktu terjadinya secara berurutan.

Historical Comprehension

(3) Siswa mampu mencari dan menemukan fakta-fakta dan sumber-sumber informasi yang relevan.

(4) Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan menggambarkan keadaan masa lalu

memahami fakta-fakta sejarah. Historical

Analysis and Interpretation

(5) Siswa mampu memberikan pernyataan sebab akibat dari sebuah fenomena/ peristiwa sejarah.

(6) Siswa mampu memberikan tanggapan mengenai sebuah peristiwa sejarah.

Historical Research Capabilities

(7) Siswa mampu memformulasikan pertanyaan berdasarkan pemahaman.

(8) Siswa mampu bertanya dengan mengaitkan peristiwa masa sekarang dan dalam

kehidupan sehari-hari.

Historical issues-analysis and Decision Making

(9) Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan mengambil sebuah tindakan guna

mengevaluasi masalah yang terjadi.

(10)Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan memberikan solusi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.


(37)

44

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Instrumen Penelitian

Menurut Sanjaya (2011, hlm. 84), “instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini mencerminkan juga cara pelaksanaannya, maka sering juga disebut teknik

penelitian”. Untuk kepentingan penelitian tindakan kelas, digunakan beberapa instrumen sebagai berikut:

1. Lembar Panduan Observasi

Menurut Sanjaya (2011, hlm. 86), “Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan

diamati atau diteliti”. Lembar panduan observasi dapat berfungsi untuk mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Lembar panduan observasi ini digunakan untuk melihat ketercapaian siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan melihat kegiatan guru selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran sejarah dengan menerapkan keterampilan berpikir kesejarahan.

2. Lembar Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan hal dilakukan dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan terstruktur kepada siswa dan guru mitra. Pertanyaan yang ditanyakan adalah hal hal yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui lebih lanjut terhadap data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan guru mitra mengenai pembelajaran yang selama ini dilakukan sebelum adanya penelitian dan setelah adanya proses tindakan yang dilakukan oleh peneliti.

Ada beberapa keuntungan dari wawancara, diantaranya (Sanjaya, 2011,

hlm. 96) “pertama wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data/ informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua, teknik wawancara bisa memungkinkan data yang diperoleh lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu


(38)

45

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ketiga, dengan wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh siswa

yang diwawancarai”. Selain itu, agar wawancara lebih terarah diharapkan “sebaiknya sebelum wawancara dimulai terlebih dahulu perlu disusun pedoman wawancara” (Sanjaya, 2011, hlm. 97).

3. Lembar Catatan Lapangan

Catatan harian atau catatan lapangan menurut Sanjaya (2011, hlm. 98),

“merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru”. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang rekaman kejadian selama pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh kolabolator atau teman sejawat maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang belum terekam melalui lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi terhadap penerapan keterampilan berpikir kesejarahan dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan foto-foto saat proses kegiatan belajar dan mengajar di kelas saat penelitian berlangsung.

5. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk langkah untuk menyelesaikan tugas. Lembar kerja siswa ini meliputi tugas yang harus dikerjakan setiap kelompok dalam memecahkan masalah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangkai mencapai tujuan penelitian tersebut.


(39)

46

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi ini dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Fungsinya, untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Selain itu, untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Dalam observasi ini, adanya partisipan. Artinya partisipan atau pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara kepada narasumber untuk memperoleh informasi tambahan mengenai penelitian ini.

Wawancara memiliki tiga fungsi yaitu “membantu guru untuk fokus pada salah

satu aspek pengajaran atas kehidupan kelas secara detail, menyediakan informasi diagnostik awal melalui diskusi antara guru-siswa di kelas, dan meningkatkan

iklmi positif ruang kelas” (Hopkins, 2011, hlm. 192). Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penerapan berpikir kesejarahan dan juga ketercapaian dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah.

3. Catatan Lapangan

Kunandar (2008, hlm. 197) mengemukakan bahwa “ Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas”. Catatan lapang berisikan deksripsi tentang kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Catatan lapang berfungsi mendapatkan informasi yang lebih jelas.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang berasal dari berkas-berkas maupun dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang


(40)

pristiwa-47

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peristiwa yang terjadi di kelas, dokumen-dokumen resmi seperti silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan tugas-tugas siswa.

G.Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan data berfungsi untuk memproses dan menginterpretasikan data sebagai informasi yang nantinya akan diperoleh hasil penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis.

a. Analisis Data Kualitatif

Analisis dalam dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum, selama, dan setelah penelitian berlangsung. Pengolahan data kualitatif dalam penelitian ini dianalisis secara dekriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul saat penelitian. Prosedur yang akan digunakan dalam pengolahan data kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Data reduction (reduksi data)

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 92), „mereduksi data berarti merangkum, memilih hal hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bisa diperlukan‟. 2) Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, menurut Sugiyono (2009, hlm. 95), „penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan sejenisnya‟. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman terhadap apa yang telah terjadi untuk penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang dilakukan selanjutnya.


(41)

48

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif adalah conclusion drawing/ verification adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Menurut Sugiyono

(2009, hlm. 99), „kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel‟.

b. Analisis Data Kuantitatif

Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif yakni pengolahan data yang berbentuk angka-angka. Pengolahan data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik yang diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Data yang diperoleh berasal dari lembar panduan observasi terhadap kemampuan pemecahan masalah. Menentukan skor kemampuan pemecahan masalah diperoleh dari hasil diskusi setiap kelompok.

2. Validasi Data

Penelitian tindakan kelas ini membutuhkan pula validasi data yang bertujuan untuk menguji tingkat kesahihan. Adapun perangkat-perangkat dalam validasi data sebagai berikut:

a. Triangulasi

Triangulasi adalah “memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema

secara koheren” (Creswell, 2010, hlm. 286-287). Pada tahap ini, peneliti membandingkan hasil daripada mitra lain yang hadir saat pembelajaran beralangsung. Setelah membandingkan, peneliti dapat menganalisis dan mengubah perubahan data baru secara lengkap.


(42)

49

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini peneliti mengecek kembali akurasi informasi penelitian.

„Melakukan member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama obervasi atau wawancara apakah keterangan/

informasi itu tidak berubah atau ajeg‟ (Hasan; dkk, 2011, hlm. 79). “Member

check dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau dekripsi-deskripsi atau tema tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah

mereka merasa bahwa laporan/ deskripsi/ tema tersebut sudah akurat” (Creswell,

2010, hlm. 287).

c. Audit Trail

Tujuan digunakannya audit trail adalah untuk memvalidasi penelitian dengan cara yang biasa digunakan untuk mengaudit keuangan ini, dipakai untuk memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti atau di dalam mengambil kesimpulan. Cara ini bermanfaat untuk memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti atau di dalam mengambil kesimpulan. Cara ini bermanfaat untuk memeriksa catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti atau observer. Hal ini berguna apabila peneliti akan mengecek informasi atau data yang ada atau waktu mempersiapkan laporan (Hasan; dkk, 2011, hlm. 80).

d. Expert Opinion

Pada tahap ini peneliti meminta pakar/ahli untuk memeriksa semua tahapan penelitian dan memberikan pendapat dan arahan terhadap permasalahan serta langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas. Expert opinion juga dapat

disebut atau nasehat/ pendapat pakar. „Pakar atau ahli ini akan memeriksa semua

tahapan penelitian dan akan memberikan pendapat dan arahan atau judgment terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian‟ (Hasan; dkk, 2011, hlm. 80).


(43)

50

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saturation adalah situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan (Wiriaatmadja, 2014, hlm. 170). Dilakukan

dengan cara „ pemeriksaan atau tes yang berulang kali untuk memvalidasi

hipotesis atau kategori yang kasar dengan upaya modifikasi, memperhalus atau dengan amplifikasi dapat saja dilakukan atau bahkan dicoba dengan falsifikasi (uji Popper) namun apabila uji yang diobservasi tidak menghasilkan penolakan atau sanggahan atau amplikasi maka saturasi telah terjadi‟ (Hasan; dkk, 2011, hlm. 80).


(1)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dilihat dari setiap siklusnya. Perubahan tersebut dapat dilihat berdasarkan observasi, diamana hasilnya menunjukan bahwa pada siklus 1 diperoleh hasil 76 skor atau 43,32% sedangkan siklus 2 diperoleh hasil 90 skor atau 50%. Artinya, terjadi peningkatan kurang signifikan yaitu 14 skor atau 6,68%. Siklus 3 diperoleh hasil 151 skor atau 83,8%. Artinya dari siklus 2 ke siklus 3 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 61 skor atau 33,8%. Siklus 4 diperoleh hasil 139 skor atau 77,2%. Artinya, terjadi penurunan yang kurang signifikan dari siklus 3 sampai 4 yaitu 12 skor atau 6,6%. Selain itu, aktivitas guru dalam proses pembelajaran perlahan-lahan membaik dari siklus ke siklus meskipun terdapat kekurangan-kekurangan.

Kempat, dalam proses penelitian ini, tentu saja menemukan kendala-kendala

seperti penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan kurikulum 2013, kesulitan dalam merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, kesulitan dalam merancang LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berkaitan dengan keterampilan berpikir kesejarahan dan menyusun LKS yang menggunakan bahasa yang efektif, jelas dan tidak bertele-tele. Sulitnya siswa dalam memahami materi pembelajaran, memahami petunjuk LKS, dan minat yang tinggi dalam pembelajaran. Kurang kondusifnya siswa dalam belajar di kelas. Dan volume suara guru atau peneliti yang masih saja belum terdengan sampai ke belakang. Berdasarkan kendala-kendala tersebut maka dirumuskan suatu upaya atau solusi untuk mengatasi kendala tersebut, yaitu (a) peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing, guru sejarah di sekolah tersebut mengenai penyusunan RPP, dan teman sejawat. (b) Guru atau peneliti berusaha untuk menggunakan bahasa yang efektif yang sejelas-jelasnya dalam petunjuk-petunjuk LKS. Selain itu guru juga berusaha untuk mendekati siswa ketika siswa kurang memahami petunjuk pada LKS. Karena dalam hal ini siswa membutuhkan waktu untuk memahami dan membiasakan dengan pembelajaran seperti ini. (c) Guru atau peneliti berusaha agar siswa memahami pengetahuan awal tentang materi yang dipelajari dengan memberikan penjelasan di depan kelas, di setiap


(2)

163

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok, dan menayangkan media pembelajaran seperti gambar dan video yang berhubungan dengan materi yang dibahas. (d) Guru selalu memonitor siswa dengan cara berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan motivasi agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam penugasan kelompok. (e) Guru atau peneliti harus bisa dalam menginstruksikan siswa agar tercipta suasana kondusif dalam belajar dan fokus belajar sejarah. (f) Guru atau peneliti harus memiliki volume suara yang tinggi dengan cara dilatih.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran. Peneliti mengemukakan beberapa saran, diantaranya:

Pertama, bagi guru pembelajaran sejarah dengan menerapkan keterampilan

berpikir kesejarahan akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang berhubungan dekat dengan kehidupan siswa, akan menjadikan belajar sejarah lebih berarti.

Kedua, bagi siswa diharapkan bisa lebih mengeksplorasi kemampuan dalam

memecahkan masalah dengan cara mencari dan mengolah informasi, sehingga belajar sejarah lebih berarti.

Ketiga, bagi pihak sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Tidak hanya pelajaran sejarah, tetapi juga pelajaran lainnya yang disesuaikan mata pelajarannya.

Keempat, bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan salah satu rujukan untuk

mengembangkan penerapan ketarampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan salah satu alternatif pada proses pembelajaran sejarah di sekolah pada khususnya dan bagi pendidikan di Indonesia pada umumnya.


(3)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Buku

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dantes, N. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Furchan, Arif. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasan, H; dkk. (2011). Penelitian Pendidikan Sejarah. Bandung: Pendidikan Sejarah IKIP Bandung.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas (Edisi ke-4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, M. (2013). Model-Model Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Jacobsen, D, A., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching-Metode-metode pengajaran meningkatkan belajar siswa TK-SMA (Edisi ke-8). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kochhar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: Grasindo.

Krulik, S & Rudnick, J. A. (1987). The new Sourcebook for Teaching Reasoning

and Problem Solving in Elementary Schoool. Boston: Ally and Bacon


(4)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kunandar. (2008). Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Ma’mur, T. (2008). Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah melalui Historical Thinking. Dalam N. Supriatna & E. Wiyanarti (Penyunting),

Sejarah dalam Keberagaman (hlm. 195-202). Bandung: Jurusan Pendidikan

Sejarah FPIPS UPI.

Mulyasa, H.E. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2012). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

National Center for History in the Schools. (1996). National Standards for

History. Los Angeles: University of California.

Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Schunk, D. H. (2012). Teori-Teori Pembelajaran Perpektif Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supardan, D. (2011). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan

Srtruktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Suyitno, I. (2013). Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Perlatihan, dan

Contoh. Bandung: PT Refika Aditama.

Wiriaatmadja, R. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(5)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasan, S. H. (2004). Pandangan Dasar Mengenai Kurikulum Pendidikan Sejarah.

Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, 5 (9), hlm 1-27.

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna.

Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2 (4), hlm 88-118.

Disertasi

Murni. (2006). Model Pembelajaran Holistik dalam Pengembangan Keterampilan

Berpikir Kesejarahan. (Disertasi). Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Tesis

Luwistiana, F. (2009). Peran Pembelajaran Sejarah dalam Pelestarian Cagar

Budaya Sangiran (Studi Kasus di SMP 1 Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen). (Tesis). Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

[Online] Diakses dari http://core.ac.uk/download/pdf/12351066.pdf.

Takiddin. (2010). Dampak pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan penguasaan konsep IPS dan kemampuan memecahkan masalah sosial

siswa. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Skripsi

Nugraha, F. D. (2014). Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa pada Pembelajaran Sejarah (Penelitian

Tindakan Kelas di kelas XI IPA 1 di SMA Pasundan 1 Bandung). (Skripsi).

FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sabar, G. P. (2013). Penerapan Metode Pembelajaran Concept Attainment untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Siswa dalam


(6)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Puragabaya Bandung). (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Satria, M. R. (2012). Penerapan Metode Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Sejarah untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X-2 SMA Negeri 6 Bandung).

(Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Siboro, E. (2014). Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills dalam Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian

Tindakan Kelas pada siswa kelas X IIS 2 di SMAN 4 Bandung). (Skripsi).

FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Utami, O. (2013). Hubungan Antara Pemanfaatan E-Larning dengan Motivasi

Belajar Siswa. (Skripsi): UPI Bandung.

Publikasi Pemerintah

Tim Penyusun. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-2). Jakarta: Balai Pustaka.

Lain-lain

Hasan, S. H. (t.t.). Problematika Pendidikan Sejarah. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/194403101967

101-SAID_HAMID_HASAN/Makalah/Beberapa_Problematik_Dalam_Pendidik an_Sejarah.pdf.

Wiyanarti, E. (t.t.). Model Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan

Pembelajaran Sejarah. Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196207181986 012-ERLINA_WIJANARTI/CTL_DLM__PMBLRAN_SEJARAH.pdf.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

2 4 34

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PENGGUNAAN BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH.

1 12 69

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH :penelitian tindakan kelas di kelas X-IPS SMA Puragabaya Bandung.

1 10 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN PEMAHAMAN KONSEP DI SEKOLAH DASAR.

0 0 42

UPAYA PENERAPAN MODEL BLENDED-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

0 0 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 47

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA.

0 0 146

PENERAPAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANPEMECAHAN MASALAHSISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH - repository UPI S SEJ 1100716 Title

2 2 4

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PENGGUNAAN BIOGRAFI TOKOH R.A LASMININGRAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH - repository UPI T SEJ 1201191 Title

0 0 4

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERTELEPON PADA PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA - repository UPI S SEJ 1202815 Title

0 0 8