i PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP HARGA (1)

PENGARUH BIAYA PRODUKSI
TERHADAP HARGA JUAL
(Studi Kasus Pada Perusahaan Kue Lintang Tasikmalaya)
Disusun oleh
ANGGA PRATAMA
NPM 023403192
Pembimbing
H. Maman Suherman, M.M., Ak.
Rani Rahman, SE., M.Ak.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana biaya produksi di
perusahaan, (2) bagaimana harga jual di perusahaan (3) bagaimana pengaruh
biaya produksi terhadap harga jual pada Perusahaan Kue Lintang Tasikmalaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini
dilaksanakan di Perusahaan Kue Lintang Tasikmalaya dan data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ada hubungannya dengan
masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi
sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian mengenai

pengaruh biaya produksi terhadap harga jual yaitu biaya produksi berpengaruh
signifikan terhadap harga jual.
Kata kunci: biaya produksi, harga jual
THE INFLUENCE OF PRODUCTION COST TO SELLING PRICE
(Case Study at Perusahaan Kue Lintang Tasikmalaya)
ABSTRACT
The research objective to know (1) the Production cost in company, (2) the
selling price in company, (3) the influence Production cost to selling price at
Perusahaan Kue Lintang Tasikmalaya. Method applied in this research is
analytical descriptive method with case study approach. Data collecting
technique by through primary data that is data obtained directly from data sourch
where is research executed in Perusahaan Kue Lintang Tasikmalaya and
secondary data that is data obtained from literature and the bibliography are
relationship with problem which will be cecked. Analyzer applied is simple
regression test with measurement scale of ratio. Testing of hypotesis by using test
t. Result of research indicates that testing about Production cost influence to
selling price that is Production cost had an effect on significant to selling price.
Keywoard: Production cost, selling price

i


1. Latar Belakang Penelitian
Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi merupakan sumber biaya
yang paling besar, karena terdiri atas tiga komponen biaya yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu
penekanan biaya dan efisiensi produksi sangat perlu dilakukan oleh manajemen
perusahaan sehingga akan menyebabkan berkurangnya biaya produksi.
Pengurangan biaya produksi menyebabkan harga pokok produk dapat ditekan,
sehingga harga pokok menjadi murah dengan tidak mengurangi mutu. Apabila
produk yang dihasilkan dapat di jual murah dengan mutu yang terjaga, maka
perusahaan akan dapat meningkatkan penjualan.
Selain itu, dalam usaha memenangkan persaingan di pasaran, pihak
manajemen perlu mengetahui dan melakukan perbaikan melalui kebijakan
perusahaan, dalam hal biaya yang sudah dikeluarkan tetapi juga berapa biaya yang
seharusnya, yaitu melalui penetapan biaya-biaya standar dan juga biaya aktual.
Biaya dipakai untuk menyusun dan mengukur kinerja unit bisnis dan
manajer. Tanpa mengetahui taksiran biaya, manajer akan menemui kesulitan
dalam mengevaluasi biaya yang sesungguhnya yang dikeluarkan untuk
memproduksi sebuah produk. Biaya produk ini akan menjadi pedoman dalam
menentukan bagaimana mengendalikan

biaya produksi tanpa harus
mengorbankan mutu produk.
Biaya merupakan estimasi untuk tahap perencanaan dalam penganggaran.
Proyeksi akurat dalam bahan baku langsung, pekerja langsung, dan overhead
pabrikasi diperlukan untuk melakukan penganggaran yang efektif, dengan
demikian anggaran merupakan rencana manajemen dengan asumsi bahwa, dengan
menyusun anggaran akan mengambil langkah-langkah positif untuk melaksanakan
rencana yang telah disusun tersebut, diharapkan jika hal tersebut dilaksanakan
dengan baik, maka akan membantu tercapainya tercapainya biaya produksi yang
efisien sehingga harga jual produk akan murah dengan mutu produk yang terjaga
dengan demikian akan membantu dalam meningkatkan penjualan.
Peneliti mencoba melakukan penelitian pada Perusahaan Kue “Lintang”
yang merupakan jenis perusahaan manufaktur. Perusahaan Kue “Lintang” yang
merupakan salah satu perusahaan di Kota Tasikmalaya yang bergerak dalam
bidang usaha pembuatan makanan ringan (kue), di Jawa Barat khususnya di Kota
Tasikmalaya terdapat beberapa perusahaan sejenis, sehingga dapat menimbulkan
persaingan yang kompetitif.
Dengan begitu untuk dapat diterima di pasaran, maka perusahaan harus
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik agar dapat memenangkan
persaingan terutama dengan perusahaan sejenis. Untuk itu perusahaan harus

senantiasa melakukan langkah-langkah kebijaksanaan perusahaan melalui suatu
anggaran biaya produksi yang sangat berpengaruh terhadap harga perolehan dan
harga jual produk. Oleh karena itu, diharapkan jika langkah-langkah tersebut
dapat terlaksana dengan baik, maka akan membantu tercapainya biaya produksi
efisien yang nantinya akan memberikan harga jual yang memuaskan bagi
perusahaan.

ii

Oleh karena itu berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di Perusahaan Kue “Lintang” dengan judul “Pengaruh
Biaya Produksi Terhadap Harga Jual”.
2. Lokasi Penelitian
Sehubungan dengan penulisan ini, maka penelitian telah dilakukan di
Perusahaan Kue “Lintang” di Kota Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Babakan
No. 40 Kota Tasikmalaya.
3. Tinjauan Pustaka
4. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan komponen biaya terbesar dalam sebuah
perusahaan pabrik, karena itu pengertian biaya produksi mengandung unsur

penting Adapun pengertian biaya produksi itu sendiri menurut Mulyadi (2005: 14)
“Biaya produksi biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi”.
Adapun menurut pendapat Garrison et.al yang dialihbahasakan oleh Nuri
Hinduan (2006: 51) mengenai biaya produksi yaitu: “Biaya produksi mencakup
semua biaya yang terkait dengan pembuatan suatu produk.”
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan kedua definisi di atas adalah
bahwa biaya produksi merupakan biaya yang dikorbankan atau dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk, karena biaya yang telah dikeluarkan tersebut
berhubungan langsung dengan kegiatan memproduksi barang yang ditentukan
sebelumnya.
5. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Mulyadi (2005: 17) menjelaskan bahwa menurut objek pengeluarannya,
secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi:
a. Biaya Bahan baku
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead pabrik
Penjelasan mengenai biaya bahan baku menurut Mulyadi (2005 : 331)
adalah sebagai berikut:
“Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk

memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap
untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli yang tercantum dalam
faktur dari penjualan ditambah biaya angkatan, biaya-biaya pembelian lain
serta biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku dalam
keadaan siap untuk diolah.”
Sedangkan definisi biaya tenaga kerja menurut Mulyadi (2005 : 343)
adalah sebagai berikut:
“Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang
dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.”

iii

Adapun definisi biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2005 : 229)
adalah sebagai berikut:
“Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung (upah langsung).”
6. Harga Jual
Harga jual merupakan salah satu unsur penting bagi perusahaan dalam

menentukan volume penjualan, karena melalui suatu harga tertentu pihak
perusahaan dapat memproyeksikan berapa barang-barang atau produk yang
diminta oleh konsumen serta berapa keuntungan atau laba yang akan diperoleh.
Untuk dapat mengetahui tentang harga jual, maka diterangkan mengenai
pengertian dari harga dan penjualan. Pengertian harga menurut Staton dengan
Yohanes Lamarto (2003 : 306) yaitu sebagai berikut :
“1. Harga adalah alat pengukur dasar sebuah sistem ekonomi karena harga
mempengaruhi alokasi faktor-faktor produk.
2. Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium
moneter lainnya sebagai alat tukar.
3. Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang)
yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah
produk dan pelayanannya yang menyertainya”.
Adapun pengertian harga jual menurut Supriyono (2002 : 335) yaitu :
“Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha
kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau
diserahkan”.
Umumnya harga jual produk ditentukan oleh perimbangan permintaan dan
penawaran di pasar, karena permintaan customer atas suatu produk tidak mudah
ditentukan, maka faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh

dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya dapat memberikan informasi
batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Dengan demikian manajemen
perusahaan senantiasa memerlukan informasi biaya produk.
Penentuan harga jual ini memiliki peranan yang sangat penting karena
sering berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan dan akan mempengaruhi
kontinuitas usaha perusahaan, karena konsumen menginginkan produk yang
berkualitas dengan harga yang murah. Harga merupakan hal yang sensitif,
sehingga perlu dipertimbangkan sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan tentang harga jual. Dari pengertian harga dan penjualan
dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah uang atau nilai yang disebutkan dalam
rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar yang akan
diterima atau sebagai pendapatan dengan kompensasi pengiriman atau penyerahan
dari suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
7. Kerangka Berfikir dan Hipotesis
Salah satu penyebab tidak efisiennya proses produksi yang selama ini
dilaksanakan disebabkan oleh adanya biaya produksi terlalu besar dan tidak dapat
diimbangi dengan hasil penjualan. Apalagi dalam dunia bisinis sekarang ini,
dimana tingkat persaingan antar perusahaan sejenis sangat ketat sehingga

iv


memaksa pihak perusahaan untuk menetapkan harga jual tertentu untuk
memenangkan persaingan di pasar. Penetapan harga jual ini harus diimbangi pula
dengan dipertahankannya mutu produk. Oleh karena itu, konsep efisiensi
berkaitan dengan seberapa jauh proses mengkonsumsi masukan untuk
menghasilkan keluaran tertentu. Yang mana, “efisiensi merupakan rasio antara
keluaran dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi
masukan.” Mulyadi dan Johny Setiawan (2001: 378).
Sebagian dari penentu besarnya harga jual juga ditentukan oleh besarnya
kecilnya biaya produksi sehingga kebijakan besar kecilnya harga jual yang
diambil perusahaan akan selalu memperhatikan seberapa besar biaya produksi
agar kerugian dapat dihindarkan.
Salah satu cara untuk menghindari terjadinya kerugian, pada pendekatan
umum dalam menentukan harga adalah dengan menambahkan angka perkiraan
laba (mark-up) pada angka harga pokok. Yang dimaksud dengan mark-up adalah
selisih antara harga jual dengan harga pokok produk. Mark-up biasanya berupa
persentase tertentu dari harga pokok produk (Krismiaji, 2002:354). Dengan
demikian harga jual dapat ditentukan sebagai berikut:
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat betapa perlunya pihak
manajemen dalam melakukan penekanan terhadap biaya produksi perusahaan agar

biaya produksi dapat mewujudkan tujuan perusahaan yaitu jika produk yang
dihasilkan bermutu baik, maka akan diperoleh harga jual yang tinggi dengan
begitu
perusahaan dapat memiliki keunggulan bersaing apalagi dengan
perusahaan sejenis sehingga perusahaan dapat memaksimalkan laba.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mengemukakan hipotesis
sebagai berikut: “Biaya Produksi Berpengaruh Signifikan Terhadap Harga Jual”
Suatu studi kasus pada Perusahaan Kue “Lintang” di Kota Tasikmalaya.
8.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode
deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis
adalah suatu metode meneliti status kelompok, manusia, obyek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan
tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.
(Moh. Nazir, 2003 : 63)
Sedangkan pengertian studi kasus adalah penelitan tentang status subyek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas. (Moh, Nazir 2003 : 66)
9. Hasil Penelitian

Biaya Produksi merupakan unsur yang sangat penting, karena menentukan
besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Istilah biaya produksi juga dapat
digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk. Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok
biaya yang terdiri atas biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi

v

merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan
administrasi dan umum.
Secara umum biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi, dimana biaya produksi akan
dikeluarkan oleh fungsi produksi sehubungan dengan adanya proses pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi pada setiap tahapan produk.
Adapun biaya produksi yang ditetapkan oleh perusahaan Kue Lintang
tahun 2003 – 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Biaya Produksi
Perusahaan Kue Lintang tahun 2003 – 2011
Tahun

Biaya Produksi
(Rp)
2002
480.987.000
2003
517.395.120
2004
590.987.520
2005
689.799.360
2006
778.063.680
2007
888.904.560
2008
956.091.360
2009
824.656.320
2010
987.677.890
2011
1.190.768.900
Sumber : Perusahaan Kue Lintang.

Perubahan
(Rp)
36.408.120
73.592.400
98.811.840
88.264.320
110.840.880
67.186.800
(131.435.040)
163.021.570
203.091.010

Dalam penetapan harga jual produk pada Perusahaan Kue Lintang
didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produk yang dihasilkan.
Harga jual dihitung dengan metode full costing yaitu dengan menghitung biaya
tetap dan biaya variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Besarnya persentase laba yang diharapkan
ditentukan oleh kebijakan manajemen perusahaan (Perusahaan Kue Lintang) yang
didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan.
Perusahaan Kue Lintang menyesuaikannya antara besarnya harga jual
produk dengan besarnya biaya yang dikeluarkan yang salah satunya adalah
pengeluaran untuk biaya produksi. Karena biaya produksi ini sangat berpengaruh
besar terhadap penetapan harga jual produk.
Adapun data mengenai harga jual pada Perusahaan Kue Lintang
Tasikmalaya dapat diperlihatkan dari tabel berikut ini :

vi

Tabel 2
Harga Jual
Perusahaan Kue Lintang
Tahun 2004-2011
Tahun

Harga Jual
(Rp)
2002
601.464.000
2003
647.879.120
2004
747.015.820
2005
870.274.360
2006
981.002.080
2007
1.119.388.560
2008
1.159.029.360
2009
1.037.704.720
2010
1.232.746.490
2011
1.471.133.700
Sumber : Perusahaan Kue Lintang

Perubahan
(Rp)
46.415.120
99.136.700
123.258.540
110.727.720
138.386.480
39.640.800
(121.324.640)
195.041.770
238.387.210

10. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual
Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlukan, maka
dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Dalam pengujian hipotesis
dilakukan serangkaian langkah-langkah uji statistik yaitu uji regresi linier
sederhana analisis korelasi dan analisis koefisien determinasi. Dengan pengujian
statistik di atas dapat diketahui penaksiran derajat korelasi biaya produksi
terhadap harga jual pada Perusahaan Kue Lintang.
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya produksi (variabel
independen) terhadap harga jual (variabel dependen), maka digunakan alat
analisis regresi linier sederhana sebagai berikut.
Y = a + b(X)
Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan
program SPSS. 16.0 diperoleh bahwa :
Y = 0,857 + 0,969 (X)
Berdasarkan persamaan regresi di atas maka dapat dikatakan bahwa
apabila terdapat peningkatan biaya produksi sebesar 1 rupiah (X = 1) maka
akan menyebabkan harga jual meningkat sebesar Rp. 0,969. Jadi semakin naik
biaya produksi akan diikuti oleh kenaikan harga jual yang dikeluarkan oleh
perusahaan Kue Lintang.
b. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara
biaya produksi dengan harga jual, berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS. 16.0 yang terdapat dalam tabel correlations,
diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh biaya produksi terhadap

vii

harga jual adalah sebesar 0,999 dan angka tersebut menunjukkan terjadi
korelasi sangat kuat.
c. Analisis koefisien determinasi
Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh biaya produksi terhadap
harga jual maka rumus yang digunakan adalah :
Kd = r2 x 100%
Berdasarkan program SPSS. 16.0 yang terdapat dalam tabel summary
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,998, maka besarnya
pengaruh biaya produkdi terhadap harga jual adalah sebesar 99,8%. Dalam hal
ini harga jual dipengaruhi oleh biaya produksi sebesar 99,8%, sisanya sebesar
0.2 % merupakan pengaruh faktor lain yaitu seperti biaya pemasaran, biaya
non produksi dan lainnya.
d. Pengujian Hipotesis
Sedangkan untuk menguji pengaruh biaya produksi terhadap harga
jual, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu biaya
produksi sebagai variabel independen dengan harga jusl sebagai variabel
dependen.
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel coefficients,
diperoleh nilai thitung sebesar 59,811 kemudian thitung ini dibandingkan dengan
ttabel pada degree of freedom (df) n-2 = 8 dan  = 0,05 diperoleh nilai ttabel
sebesar 2,306. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel (59,811 > 2,306) atau
dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig diperoleh 0.000, nilai
tersebut kurang dari nilai  (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho)
ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima. Dengan diterimanya Ha bahwa
pada tingkat keyakinan 95% biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap
harga jual.
Dapat digambarkan pada sub struktur pengaruh biaya produksi
terhadap harga jual adalah sebagai berikut :
0,998
Biaya
Harga Jual
Produksi


0,002

Gambar 1
Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual
11. Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh biaya produksi terhadap
harga jual di perusahaan Kue Lintang maka dapat disimpulkan bahwa besarnya
pengaruh biaya produksi terhadap harga jual berdasarkan uji hipotesis dengan
menggunakan α = 0,05 dengan tingkat keyakinan 95 % teruji bahwa pada
Perusahaan Kue Lintang, biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap harga

viii

jual yang berarti jika biaya produksi naik maka harga jual akan mengalami
kenaikan pula.
Saran
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan agar terus memfokuskan perhatian terhadap semua yang
membentuk produk karena dari biaya tersebut akan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap penentuan harga jual. Manajemen harus jeli dalam
memberikan kebijakan mengenai harga jual, ketelitian dan kecermatan
terhadap biaya produksi menjadi salah satu kunci dalam keberhasilan
perusahaan dalam memperoleh laba yang besar melalui penetapan harga jual.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama disarankan untuk
mengganti atau menambah variabel-variabel lain seperti biaya non produksi
atau laba operasional yang mempengaruhi harga jual, sehingga dapat
mengetahui kendala-kendala atau kemungkinan lain yang menyebabkan
terhadap penetapan harga harga jual.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swasta. 2002. Manajemen Penjualan. Jakarta: Salemba Empat.
Budi Raharjo. 1997. Akuntansi dan Keuangan untuk Manajemen Non Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Eka Keribandi. 2004. Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi terhadap Lapa
Perusahaan. Skripsi Unsil
Garrison, Ray. H. Noreen, Eric. W. Brewer Peter. Diterjemahkan oleh Nuri
Hinduan. 2006. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Interaksara.
Krismiaji. 2002, Akuntansi Manajemen. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Mohammad Nazir. 2003. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN.

ix