Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan secara deskriptif yaitu dengan melihat gambaran
asupan zat gizi energi (karbohidrat, protein dan lemak) serta produktivitas kerja
dan status gizi pada pekerja pabrik kelapa sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh
Tamiang. Desain penelitian menggunakan metode survei.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di pabrik kelapa sawit PT. Socfindo Sungai Liput
Aceh Tamiang. Alasan memilihan lokasi penelitian adalah sesuai pengamatan
ditemukan adanya masalah kesehatan terutama terkait gizi pada pekerja yaitu
ditemukannya pekerja yang mengalami anemia dengan jumlah jam kerja normal
yakni 7 jam sehari.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 – Maret 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian yaitu semua pekerja pabrik kelapa sawit PT.
Socfindo di bagian stasiun proses sebanyak 40 orang.


25
Universitas Sumatera Utara

26

3.3.2 Sampel
Pemilihan sampel terdiri dari semua pekerja pabrik kelapa sawit PT.
Socfindo di bagian stasiun proses sebanyak 40 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan
data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data pekerja yang diambil secara langsung melalui
wawancara :
1. Identitas dan Riwayat Tenaga Kerja
Identitas dan riwayat pekerja berupa nama, usia, jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan tenaga kerja yang didapati melalui hasil dan
penimbangan badan secara langsung dan wawancara menggunakan
kuesioner.
2. Data Konsumsi Makanan Tenaga Kerja

Data konsumsi makanan terdiri dari jenis makanan, jumlah makanan, dan
frekuensi makanan didasarkan pada metode food recall 24 jam sedangkan
frekuensi dan jenis makanan diperoleh melalui wawancara dengan
menggunakan formulir food-frequency.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data yang telah tersedia dipabrik Socfindo
yaitu data pemeriksaan kesehatan berkala.

Universitas Sumatera Utara

27

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Wawancara dengan menggunakan kuesioner yang berisi data identitas diri
responden, pertanyaan tentang produktivitas pekerja, pengukuran konsumsi
makanan dengan menggunakan formulir Food recall 24 jam, mengukur kadar
hemoglobin pekerja dengan menggunakan alat Easy Touch “GCHb”, serta
mengukur berat badan pekerja dengan timbangan injak dan mengukur tinggi
badan dengan Microtoise.
3.6 Defenisi Operasional

1. Pekerja pabrik adalah orang yang bekerja di pabrik untuk memenuhi
produktivitas perusahaan.
2. Asupan zat gizi adalah jumlah zat gizi yang masuk melalui konsumsi
makanan yang dikonsumsi pekerja selama 24 jam.
a. Asupan energi adalah banyaknya energi yang masuk melalui makanan
yang dikonsumsi pekerja selama 24 jam.
b. Asupan protein adalah adalah banyaknya protein yang masuk melalui
makanan yang dikonsumsi pekerja selama 24 jam.
c. Asupan lemak adalah adalah banyaknya lemak yang masuk melalui
makanan yang dikonsumsi pekerja selama 24 jam.
3. Produktivitas kerja adalah hasil kerja seseorang pekerja dengan satuan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk.
4. Status gizi adalah keadaan yang dapat menggambarkan petunjuk tentang
keadaan gizi pekerja yang diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
kemudian diacuhkan kepada kategori ambang batas IMT berdasarkan tabel

Universitas Sumatera Utara

28


Depkes RI. Pedoman Kecukupan Gizi Pekerja Selama Bekerja. Direktorat
Bina Kesehatan Kerja (2009).
3.7 Aspek Pengukuran
1. Status gizi tenaga kerja diperoleh dengan menghitung Indeks Massa Tubuh
(IMT). Berat Badan (Kg) dibagi dengan kuadrat Tinggi Badan (meter),
kemudian disesuaikan dengan kategori ambang batas klasifikasi IMT yaitu :
Tabel 3.1 Status Gizi Berdasarkan Perhitungan Indeks Massa Tubuh
IMT
Status Gizi
Kategori
< 17.0
Gizi Kurang
Sangat Kurus
17.0 – 18.4
Gizi Kurang
Kurus
18.5 – 24.9
Gizi Baik
Normal
25.0 – 27.0

Gizi Lebih
Gemuk
>27.0
Gizi Lebih
Sangat Gemuk
Sumber :Depkes RI. Pedoman Kecukupan Gizi Pekerja Selama
Bekerja. Direktorat Bina Kesehatan Kerja (2009).
2. Pola konsumsi makanan diukur dengan cara menghitung jumlah rata-rata
konsumsi energi, protein, lemak, dan Fe yang didapat dari hasil konversi
semua makanan yang dikonsumsi responden per hari, yang diukur dengan
menggunakan metode food recall 24 jam.
Langkah-langkah metode pengukurannya adalah sebagai berikut:
1. Setelah data konsumsi diperoleh, maka dilakukan konversi dari
Ukuran Rumah Tangga ke dalam ukuran berat (gram) atau dari satuan
berat.
2. Setelah diketahui jumlah bahan makanan dan makanan yang
dikonsumsi oleh responden, maka dilakukan penghitungan nilai gizi
dari bahan makanan tersebut. Melihat kandungan zat gizi dengan

Universitas Sumatera Utara


29

menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau
dengan software nutrisurvey.
3. Hasil tiap zat gizi dihitung rata-ratanya dari kedua pengukuran (hari
pertama dan hari kedua) dan dibandingkan dengan nilai % AKG
menggunakan rumus sebagai berikut:
Hasil Asupan Energi

x 100%

-

Tingkat Konsumsi Energi =

-

Tingkat Konsumsi Protein =


Hasil Asupan protein
x 100%
Angka Kecukupan Gizi

-

Tingkat Konsumsi Lemak =

Hasil Asupan lemak
x 100%
Angka Kecukupan Gizi

Angka Kecukupan Gizi

Setelah jumlah makanan yang dikonsumsi diperoleh dalam bentuk persen,
hasil persen tersebut lalu dikategorikan sebagai berikut (WNPG,2004) :
-

Sangat tinggi


: >115%

-

Tinggi

: 106 – 115%

-

Cukup

: 95 – 105%

-

Rendah

: 85 – 94%


-

Sangat rendah

: