Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik material
maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Menurut Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 dalam pelaksanaan pembangunan
nasional, tenaga kerja merupakan salah satu yang mempunyai peran dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.
Pembangunan ekonomi yang mempromosikan pemerataan pendapatan
akan sangat berarti untuk meningkatkan komsumsi pangan dan keadaan gizi
penduduk. Kinerja pembangunan nasional untuk mewujudkan kualitas SDM
(sumber daya manusia) dapat diamati dari Human Development Index (HDI).
Sejak tahun 1990, United Nations Development Program (UNDP) menggunakan
HDI untuk mengukur keberhasilan pembangunan SDM suatu Negara. HDI adalah
indeks komposit yang ditentukan berdasarkan umur harapan hidup, pencapaian
tingkat

pendidikan,


serta

tingkat

pendapatan

perkapitan.

Peningkatan

pembangunan SDM dari setiap negara pada waktu tertentu direfleksikan dengan
penurunan peringkat HDI (Human Development Indeks 2014).
Badan PBB Urusan Program Pembangunan baru-baru ini menyatakan
Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami kemajuan. IPM Indonesia
menempati peringkat ke 110 dari 187 negara, dengan nilai indeks 0,684. Jika

1
Universitas Sumatera Utara

2


dihitung dari sejak tahun 1990 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami
kenaikan 44,3% (Laporan Indeks Pembangunan Manusia, 2015).
Perkembangan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di
Indonesia kian pesat dari waktu ke waktu terutama di wilayah pulau Sumatera dan
Kalimantan. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2013, tercatat luas areal perkebunan sawit di Indonesia yaitu 10.586.500 Ha yang
tersebar diberbagai wilayah, antara lain Sumatera seluas 6.625.000 Ha, Jawa
seluas 32.700 Ha, Kalimantan seluas 3.483.000 Ha, Sulawesi 336.800 Ha, Maluku
dan Papua seluas 108.500 Ha (BPS, 2013).
Tingginya jumlah tenaga produktif belum diimbangi dengan perhatian
pada status kesehatan dan gizi pekerja yang memadai yang dapat berakibat
menurunnya produktivitas kerja dan ongkos produksi menjadi tidak efisien
(Anonim, 2011). Padahal dalam kondisi perkembangan pembangunan ke arah
industrialisasi dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga
kerja yang sehat dan produktif. Masyarakat pekerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan dimana
dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya SDM yang berkualitas dan
mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan
dan daya saing diera globalisasi (Anonim, 2011).

Meningkatkan status gizi penduduk merupakan basis pembentukan SDM
yang berkualitas (sehat, cerdas, produktif, dan mandiri). Penduduk yang tidak
cukup mengkonsumsi pangan, atau mungkin konsumsi pangan sudah mencukupi
akan tetapi jika pada konsumsi sehari-hari tidak seimbang akan menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

3

masalah pada penduduk. Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi
kerja di perusahaan menjadi keharusan investasi yang rasional bagi perbaikan
kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan, dalam gizi kerja juga
terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya (Anies, 2011).
Gizi pada pekerja mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan
maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Oleh karena itu
pekerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis atau
beban pekerjaan yang dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang
dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh,
seperti, pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang,

berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat, kurang bersemangat,
kurang motivasi, dan bereaksi lamban. Dalam keadaan yang demikian itu tidak
bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal (Anies,
2011).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farah Marlinda Syam (2013) tentang
gambaran asupan zat gizi, status gizi, dan produkvifitas kerja pada pekerja pabrik
kelapa sawit Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum didapatkan adanya tingkat
kecukupan energi pekerja pabrik sebagian besar dalam katagori normal, tetapi
masih terdapat pekerja yang mempunyai tingkat kecukupan energi dalam katagori
defisit rendah. Artikel penelitian yang dibuat oleh Suci Widiastuti berjudul faktor
determinan produktivitas kerja pada pekerja wanita didapatkan hasil yaitu adanya
hubungan antara asupan energi, persentase lemak tubuh, IMT, dan kadar

Universitas Sumatera Utara

4

hemoglobin dengan produktivitas kerja. Variabel yang paling berhubungan
dengan produktivitas adalah kadar hemoglobin pekerja (Widiastuti, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Rosyida (2010) dengan judul

penelitian tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe), status gizi dan produktivitas
kerja karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Hasil
dari penelitian tersebut didapatkan hubungan tingkat konsumsi Fe (zat besi)
dengan produktivitas pekerja pada sub bagian mesin aduk-param. Artinya,
peningkatan tingkat konsumsi zat besi membawa peningkatan jumlah yang
dihasilkan dalam sehari (output/hari).
Penelitian yang dilakukan oleh Surita Ginting (2013) tentang pengaruh
beban kerja terhadap status gizi pekerja peternak ayam di desa Silebo-lebo
Kabupaten Deli Serdang, menyatakan hasil penelitian bahwa ada hubungan
signifikan antara beban kerja (waktu kerja dan jenis kegiatan) dengan status gizi
pekerja dan adanya hubungan signifikan antara asupan kalori dengan status gizi
pekerja.
Penelitian tentang aktivitas fisik, asupan energi dan status gizi pekerja
dilakukan oleh Venny Agustiani Mahardikawati dan Katrin Roosita pada wanita
pemetik teh di PTPN VIII Bandung, didapatkan hasil bahwa lebih dari separuh
pekerja wanita pemetik teh mempunyai status gizi normal dan sebanyak 30,4%
pekerja mengalami kegemukan, dimana tingkat aktivitas fisik sampel tertinggi
pada hari kerja dengan rata-rata 1,87 dibandingkan pada hari libur dan jika
keduanya digabungkan. Tingkat konsumsi energi sampel rata-rata berkisar 95
sampai 115%.


Universitas Sumatera Utara

5

PT. Socfindo Indonesia atau disingkat (Socfindo) merupakan salah satu
perkebunan terbaik dari perkebunan yang ada pada saat ini. Perusahaan yang
banyak menyerap tenaga kerja, pabrik ini bergerak dibidang perkebunan sawit dan
perkebunan karet. PT. Socfindo memiliki 14 cabang perkebunan yang terbesar di
daerah Aceh dan Sumatra Utara, yaitu terdapat di : Aceh Tamiang, Aceh Barat,
Aceh Singkil, Deli Serdang, Batu Bara, Asahan, dan Labuhan Batu. PT. Socfindo
Aceh Tamiang merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit dan pengolahan
kelapa sawit yang terletak di Sungai Liput yang banyak mempunyai tenaga kerja.
Dari survei penelitian awal yang dilakukan dengan wawancara serta
melihat langsung bagaimana keadaan di tempat kerja didapatkan informasi
tentang gambaran pekerja pabrik kelapa sawit Socfindo. Di pabrik sawit Socfindo
memiliki 4 stasiun pekerjaan antara lain office, laboratorium, workshop (bengkel),
dan proses. Jumlah total dari pekerja pabrik adalah 270 orang, dengan 170 lakilaki dan 100 perempuan bekerja pada hari Senin sampai Sabtu. Pada umumnya
pekerja yang bekerja di pabrik mempunyai jam kerja selama 7 jam setiap hari.
Stasiun proses merupakan stasiun yang menyerap lebih banyak tenaga

kerja dibanding stasiun yang lainnya yaitu 40 pekerja pada stasiun proses. Pada
stasiun proses mempunyai jenis kerja sesuai alur proses pengolahan buah kelapa
sawit. Dimulai dari sortasi buah, tempat penimbunan (loading ramp), stasiun
rebusan (sterilizer), stasiun penebah (threshing station), dan stasiun kempah
(pressing station). Pada pekerja station proses mempunyai 2 shift yaitu shift pagi
dan shift malam. Pada stasiun proses yang bekerja hanya laki-laki dan mereka
mempunyai beban kerja mulai dari sedang sampai berat.

Universitas Sumatera Utara

6

Hasil survei awal yang peneliti lakukan untuk 15 orang pekerja pabrik
dengan melihat data asupan gizi mereka menggunakan formulir foodrecall, serta
mengukur tinggi badan dan berat badan mereka dan memperoleh data status gizi
dengan menghitung IMT responden. Berdasarkan hasil yang diperoleh IMT/U
terdapat 5 orang normal (33,3%), 3 orang gemuk (20%) dan 7 orang kurus
(46,7%). Beberapa pekerja pabrik jarang sarapan ketika berangkat kerja, jarang
mengkomsumsi makanan yang mengandung sumber protein dan vitamin, dan dari
pabrik Socfindo sendiri tidak ada memberikan snack dan minuman seperti susu

dan teh kepada pekerjanya. Tenaga kerja pabrik bekerja selama 7 jam setiap hari
akan tetapi akan bertambah jam kerja apabila banyak buah sawit masuk ke pabrik
dan harus diolah. Menurut wawancara yang peneliti lakukan ada beberapa pekerja
pabrik yang mengalami pusing, lemas, dan pegal-pegal saat sedang bekerja. Dari
wawancara

peneliti

kepada

mandor

perusahaan,

pekerja

menyelesaikan

pekerjaannya selama 20 menit, tetapi dari pengamatan peneliti pekerja
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 20 - 25 menit. Oleh sebab itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian gambaran asupan zat gizi, produktivitas kerja
dan status gizi pada pekerja pabrik kelapa sawit di PT. Socfindo Sungai Liput
Aceh Tamiang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah dengan jumlah jam kerja 7 jam dalam sehari terdapat separuh
dari pekerja yang memiliki status gizi lebih serta beberapa pekerja yang
mengalami anemia, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran asupan

Universitas Sumatera Utara

7

zat gizi (energi, protein, lemak) serta produktivitas kerja dan status gizi pada
pekerja pabrik kelapa sawit Socfindo.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran asupan
zat gizi, produktivitas kerja dan status gizi pada tenaga kerja di pabrik kelapa
sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui kecukupan energi, protein dan lemak pekerja pabrik kelapa
sawit PT. Socfindo.
2. Mengetahui produktivitas kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit PT.
Socfindo
3. Mengetahui status gizi pekerja pabrik kelapa sawit PT. Socfindo.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak perusahaan tentang gambaran
asupan zat gizi energi serta produktivitas kerja dan status gizi pekerja pada
pekerja pabrik kelapa sawit Socfindo dan diharapkan dapat menjadi dasar
kebijakan selanjutnya.
2. Bagi pekerja sebagai pedoman untuk menpertahankan atau meningkatkan
status gizinya dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang.
3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian
yang berhubungan dengan gizi pada pekerja.

Universitas Sumatera Utara