Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ternak merupakan komponen penting dalam suatu sistem usaha tani di
berbagai tempat di Indonesia. Walaupun kebutuhan hidup pokok bagi keluarga
petani dipenuhi oleh tanaman pangan, namun produk ternak sering kali
merupakan suatu yang penting bagi petani untuk bisa memperoleh uang tunai,
tabungan modal, penyediaan pupuk kandang dan tenaga hewan tarik, serta
merupakan bahan makanan berkualitas tinggi bagi anggota rumah tangga.
Ternak kelinci adalah komoditas peternakan yang dapat menghasilkan
daging berkualitas tinggi dengan kandungan protein yang tinggi pula. Ternak
kelinci memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut: 4-6 kali setiap tahunnya
dalam menghasilkan 4-12 anak setiap kelahiran. Daging kelinci mengandung
kolesterol jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging ayam, daging sapi,
daging domba dan daging babi tetapi kandungan proteinnya lebih tinggi. Kadar
kolesterol daging kelinci sekitar 164 mg/100 g, sedangkan kadar kolesterol daging
ayam, daging sapi, daging domba dan daging babi berkisar 220-250 mg/100 gr
daging. Kandungan protein daging kelinci mencapai 21%, sementara kandungan
protein ternak lainnya hanya 12-20%. Untuk menghasilkan daging yang
berkualitas baik maka peternak harus memperhatikan pakan pakan yang baik juga,
karena pakan merupakan bagian terpenting dalam suatu pemeliharaan ternak

(Masanto dan Agus, 2010).
Pakan merupakan faktor penting dalam usaha peternakan, nutrisi yang
seimbang akan menghasilkan produksi daging yang tinggi. Akan tetapi kualitas
pakan yang rendah akan mengakibatkan produksi ternak menjadi rendah.

Universitas Sumatera Utara

Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan membuka
wawasan untuk memanfaatkan hasil samping limbah dan perkebunan menjadi
pakan ternak yang bermutu tinggi serta ekonomis serta tidak bersifat kompetitif
dengan bahan makanan untuk manusia. Akan tetapi saat ini pakan sangat sulit
untuk diperoleh dalam jumlah yang banyak (Anggorodi, 1994). Untuk itu
dilakukan alternatif pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai pakan ternak.
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup
banyak jumlahnya yaitu kira-kira sepertiga dari buah pisang yang belum di kupas.
Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara optimal tetapi kebanyakan
dibuang sebagai sampah, padahal kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan ternak karena kandungan gizinya yang cukup tinggi.
Kandungan nutrisi kulit pisang adalah protein kasar (PK) 6,48%, lemak
kasar (LK) 9,7%, serat kasar (SK) 15,67% dan bahan kering (BK) 91,42%

(Laboratorium Nutrisi Pakan Ternak, 2000). Kulit pisang kurang baik dijadikan
bahan baku untuk pakan ternak karena kandungan serat kasar yang tinggi dan
memiliki kandungan tanin 0,042%. Salah satu untuk menurunkan serat kasar kulit
pisang serta menghilangkan kandungan tanin tersebut adalah dengan melakukan
fermentasi. Fermentasi adalah proses penguraian unsur-unsur organik kelompok
terutama karbohidrat untuk menghasilkan energi melalui reaksi enzim yang
dihasilkan oleh mikroorganisme. Proses fermentasi dapat dikatakan sebagai
proses “protein enrichment” yang berarti proses pengkayaan protein bahan dengan
menggunakan mikroorganisme tertentu (Sarwono, 1996).
Fermentasi yang sangat sederhana dan harganya yang murah adalah
menggunakan MOL (Mikroorganisme Lokal). Selain MOL, ada juga bahan

Universitas Sumatera Utara

fermentator yang sering digunakan oleh para peneliti yaitu Trichoderma . Fungi
jenis ini mempunyai potensi untuk mengelolah selulosa. Selulosa dari tanaman
dapat berperan sebagai bahan penghasil bioetanol alami dari alam yaitu dari kulit
kayu. Jenis fungi ini sudah banyak tersedia secara komersil dan apabila ingin
menggunakan dalam jumlah yang banyak dapat dilakukan pembiakan sendiri.
Pakan dalam bentuk pelet memiliki beberapa kelebihan yakni: dapat

meningkatkan selera makan/ palabilitas, pemborosan ransum akibat tumpah/
terbuang dapat ditekan, dapat mengeefisienkan formula ransum karena setiap
butiran pelet mengandung nutrisi yang sama, ternak tidak diberi kesempatan
untuk memilih-milih makanan yang disukai (Khalil,1999).
Atas dasar pemikiran inilah penulis tertarik untuk meneliti tentang
pemanfaatan kulit pisang fermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) dan
Trichorderma harzianum yang dijadikan pelet sebagai pakan ternak terhadap

performans kelinci rex jantan lepas sapih.

Tujuan Penelitian
Mengetahui

pengaruh

pemberian

kulit

pisang


fermentasi

MOL

(Mikroorganisme Lokal) dan Trichorderma harzianum untuk pakan pelet terhadap
performans (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan)
kelinci rex jantan lepas sapih.

Hipotesis Penelitian
Pemanfaatan kulit pisang fermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) dan
Trichorderma harzianum untuk pakan pelet berpengaruh positif terhadap

Universitas Sumatera Utara

performans (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan)
kelinci rex jantan lepas sapih

Kegunaan Penelitian
Memberikan informasi bagi peneliti, peternak dalam pengembangan usaha

peternakan kelinci dan instansi terkait tentang pemanfaatan ransum kulit pisang
raja fermentasi yang dibentuk menjadi pelet sebagai pakan ternak terhadap
konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan kelinci rex jantan
lepas sapih.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Usaha Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Fermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) Dibandingkan Trichoderma harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

9 81 58

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) Dibandingkan Trichoderma harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Karkas Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

2 65 70

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 7 68

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 0 12

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 0 2

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 3 20

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 0 8

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi Mol Dibandingkan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 0 4

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) Dibandingkan Trichoderma harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Karkas Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 0 19

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) Dibandingkan Trichoderma harzianum Sebagai Pakan Berbentuk Pelet Terhadap Karkas Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

0 0 12