this PDF file ANALISIS JARAK PEMATAH ARUS UNTUK MEMPERKECIL KECEPATAN ALIRAN PADA SISTEM DRAINASE JALAN | Yoga | Jurnal Teknik Sipil 1 SM
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
ISSN 2088-9321
ISSN e-2502-5295
pp. 941 - 952
ANALISIS JARAK PEMATAH ARUS UNTUK
MEMPERKECIL KECEPATAN ALIRAN PADA SISTEM
DRAINASE JALAN
1)
Padli Yoga1, Sofyan M. Saleh2, Alfiansyah Yulianur BC 3
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: padliyoga12@gmail.com
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: sofyan.saleh@unsyiah.ac.id2, fian_7anur@unsyiah.ac.id3
Abstract: The mountainous terrain with the road conditions on the slopes and the foot of the
mountains that have a large service area and large slope of land when the rain of water
overflows from the slopes of the mountains with a very large water debit flow and speed is
high enough, the water flowing along the long road , resulting in disruption of traffic activity
as well as damage to road construction and equipment. A large fold discharge and a high
speed result in disruption of traffic activity and damage to road construction and equipment.
This study aims to analyze the check dam spacing to minimize flow velocity to provide the
required solution of road drainage in response to high flow velocity problems. The research
used descriptive method for collecting secondary data and primary data as evaluation
material, calculation refers to hydrology and hydraulics calculation system for open channel.
The research was conducted on the road batas Kota Takengon-batas Bener Meriah. The
results of the research obtained the average drainage flow velocity of 6,45 m/sec, the permit
rate based on the material type 1.50 m/sec (does not meet the permit speed requirements), the
drainage required installation xx. Average velocity after installation of upstream to
downstream systems as a way to minimize a flow rate of 0,54 m/sec (meet the permission speed
requirements).
Keywords : mountainous terrain, Road drainage, check dam
Abstrak: Medan bergunung dengan kondisi jalan yang berada di lereng dan kaki pegunungan
yang mempunyai daerah layanan yang luas dan kemiringan lahan yang besar pada saat hujan
air melimpah dari lereng pegunungan dengan debit air linpasan yang sangat besar serta
kecepatan yang cukup tinggi, air mengalir mengikuti arah memanjang jalan, mengakibatkan
terganggunya aktifitas lalulintas serta terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan dan
perlengkapannya. Debit linpasan yang besar serta kecepatan yang cukup tinggi mengakibatkan
terganggunya aktifitas lalulintas dan terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan dan
perlengkapannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis jarak pematah arus untuk memperkecil
kecepatan aliran untuk memberikan solusi yang dibutuhkan drainase jalan raya dalam
menanggulangi permasalahan kecepatan aliran yang tinggi. Penelitian mengunakan metode
deskriptif untuk pengumpulan data sekunder dan data primer yang dijadikan sebagai bahan
evaluasi, perhitungan mengacu pada sistem perhitungan hidrologi dan hidrolika untuk saluran
terbuka. Penelitian dilakukan di ruas jalan batas Kota Takengon-batas Bener Meriah. Hasil dari
penelitian didapat kecepatan aliran drainase rata-rata 6,45m/detik, kecepatan ijin berdasarkan
jenis material 1,50 m/detik (tidak memenuhi persyaratan kecepatan ijin), drainase diperlukan
pemasangan pematah arus. Kecepatan rata-rata setelah pemasangan pematah arus sitem jarak
hulu ke hilir sebagai cara untuk memperkecil kecepatan aliran sebesar 0,56 m/detik (memenuhi
persyaratan kecepatan ijin).
Kata kunci : Medan bergunung, drainase jalan, pematah arus,
Saluran drainase jalan menggunakan gaya
pembuangan, belum mendapat perhatian
gravitasi untuk mengalirkan air menuju
khusus dalam perencanaan dan pelaksanaan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 941
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
pembangunan konstruksi drainase jalan, hal ini
Penampang melintang
Penampang
dapat dilihat pada kondisi di lapangan.
melintang
jalan
adalah
Jalan batas Kota Takengon-batas Bener
pemotongan suatu jalan tegak lurus sumbu
Meriah didominasi medan bergunung dengan
jalan, profil ini menunjukkan bentuk serta
kondisi jalan yang berada di lereng dan kaki
susunan bagian–bagian jalan dalam arah
pegunungan yang mempunyai daerah layanan
melintang. (Sukirman. S, 1999 : 21):
yang luas dan kemiringan lahan yang besar
pada saat hujan air melimpah dari lereng
pegunungan dengan debit air linpasan yang
Drainase jalan raya
Drainase berasal dari bahasa Inggris
sangat besar serta kecepatan yang cukup tinggi,
drainage
air mengalir mengikuti arah memanjang jalan,
menguras, membuang, atau mengalirkan air.
mengakibatkan
aktifitas
Dalam bidang teknik sipil drainase secara
lalulintas serta terjadinya kerusakan pada
umum dapat didefenisikan sebagai suatu
konstruksi jalan dan perlengkapannya.
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan
terganggunya
mempunyai
arti
mengalirkan,
air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,
KAJIAN KEPUSTAKAAN
dari suatu kawasan/ lahan, sehingga fungsi
Definisi jalan
Definisi
kawasan/ lahan tidak terganggu. (Suripin,
jalan
adalah
prasarana
2004 : 7)
transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang di peruntukkan bagi
Daerah layanan (catchment area)
Daerah layanan
ialah suatu kesatuan
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,
wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah
di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
ataupun buatan, terutama dibatasi punggung-
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
punggung bukit dan atau elevasi tertinggi
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
segmen jalan yang ditinjau, dimana air
kabel (Anonim, 2011 : 2)
meresap dan atau mengalir dalam suatu sistem
pengaliran melalui lahan tersebut (Anonim,
Keadaan topografi
2006 : 7):
Menurut Sukirman, S. (1999 : 40) jenis
medan dibagi dalam tiga golongan umum
Pematah arus (Check Dam)
yang dibedakan menurut besarnya lereng
Pada suatu saluran yang relatif panjang
melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus
dan mempunyai kemiringan cukup besar,
sumbu jalan.
diperlukan
1. Datar,kemiringan medan 0 s/d 9,9%;
menggurangi kecepatan aliran pada saluran.
2. Perbukitan, kemiringan medan 9,9% s/d
Pemasangan pematah arus secara teknis
24,9%;
3. Pegunungan, kemiringan medan > 25%.
942 -
pematah
mempunyai ketentuan
(Anonim, 2006 : 15):
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
arus,
guna
untuk
sebagai berikut
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
•
Pemasangan jarak pematah arus (check
Vijin ≤ Vhitung
Kecepatan yang diijinkan berdasarkan
dam)
direkomendasikan
oleh
Direktorat
jenis material di sajikan pada Tabel 1 berikut
Jenderal Bina Marga yang tertuang dalam
ini (Anonim, 2006 : 16):
Pedoman Konstruksi dan Bangunan nomor
Tabel 1. Kecepatan ijin Berdasarkan Jenis
Material
Jenis material /bahan
Vijin (m/detik)
Pasir halus
Lempung pasiran
Lanau alluvial
Kerikil halus
Lempung kokoh
Lempung padat
Kerikil kasar
Batu-batu besar
Pasangan batu
Beton
Beton bertulang
Sumber : Anonim (2006
Pd.T-02-2006-B tahun 2006, di sajikan pada
Tabel 2 berikut ini (Anonim, 2006 : 16):
Tabel 2. Jarak Pemasangan Check Dam
S (%)
6%
7%
8%
L (M)
16 M
10 M
8M
Sumber : Anonim 2006, p.16
0,45
0,50
0,60
0,75
0,75
1,10
1,20
1,50
1,50
1,50
1,50
9%
7M
Analisa hidrologi
Secara
umum
analisis
hidrologi
merupakan satu bagian analisis awal dalam
: 16)
perancangan bangunan-bangunan hidrolika.
Pemeriksaan Kecepatan aliran (Vhitung)
Pengertian yang terkandung di dalamnya
dapat dilakukan dengan persamaan Manning
adalah bahwa informasi dan besaran-besaran
sebagai berikut (Anonim, 2006 : 17):
yang diperoleh dalam analisis hidrologi
merupakan masukan penting dalam analisis
!
V = R2/3 s1/2
"
R =
$
%
(1)
selanjutnya.
(2)
Analisis curah hujan rencana
Hujan rencana adalah data curah hujan
Keterangan :
harian maksimum yang akan digunakan untuk
V =
kecepatan aliran (m/detik);
n
=
koefesien kekasaran Manning;
R =
jari-jari hidrolis (m);
F
=
luas penampang basah (m2);
P
=
keliling basah (m);
S
=
kemiringan drainase (%);
Slapangan ≥ Sperhitungan,
menghitung
R / = R + S . K
dapat dilakukan dengan persamaan sebagai
K=
berikut (Anonim, 2006 : 14):
+
(3)
*,
Sd =
Keterangan :
• Vijin ≥ Vhitung atau Slapangan ≤ Shitung maka
saluran harus dibuat pematah arus (check
dam).
5
567 34
"
89:8"
;"
(4)
(5)
(6)
Y/ = − 0,834 + 2,303 Log
-
Menurut
sebagai berikut (Kamiana, 2011 : 28):
R=
S=
hujan.
distribusi Gumbel rumus hujan rencana adalah
Pemeriksaan kemiringan saluran (S)
( ) "
intensitas
5 (34: 3)+
567
":!
/
/:!
(7)
(8)
Keterangan :
RT
R
= hujan rencana periode ulang (mm/jam);
= hujan harian maksimum rata-rata
(mm/jam);
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 943
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
10%
6M
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
K
Sd
Ri
N
Yn
Yt
Sn
= faktor frekuensi sebaran Gumbel;
= standar deviasi dari data hujan;
= hujan harian maksimum tahun pertama
(mm/jam);
= jumlah data atau tahun;
= reduced mean;
= reduced variate;
= reduced standar deviasi.
Intensitas hujan
air
hujan
persatuan
waktu.
Penentuan intensitas hujan dapat didasarkan
pada
data
Koefisien pengaliran
kondisi permukaan tanah (tata guna lahan) dan
kemungkinan perubahan tata guna lahan
C=
C1 .A1 Q C2 . A2 Q C3 . A3 .Rk3
A1 QA2 QA3
hujan
harian
yaitu
dengan
Waktu konsentrasi (Tc)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mengalirkan air dari titik
berikut (Suripin, 2004 : 66):
*+K -L -/N
-L
9
(9)
yang paling jauh pada daerah aliran ke titik
kontrol yang ditentukan di bagian hilir suatu
Keterangan :
I
= intensitas curah hujan (mm/jam);
t
= lamanya hujan (jam);
R24 = curah hujan maksimum harian selama 24
jam.
saluran, konsentrasi dapat dihitung dengan
persamaan (Suripin, 2004 : 82):
Tc = to + td
-
�� = ( x 3,28 xlX x
N
Debit banjir rencana
�� =
Debit aliran permukaan yang dijadikan
]
OX )(
sebagai acuan untuk merencanakan drainase
Keterangan :
disebut dengan debit banjir rencana atau debit
Tc
to
rencana priode ulang T tahun (QT) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut
(Anonim, 2006 : 11):
Q=
!
N,O
C.I.A
(11)
C1, C2, C3 = koefisien pengaliran;
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran (m/Km/ha);
fk
= faktor linpasan.
menggunakan metode Mononobe sebagai
I=
(C) dipengaruhi
Keterangan :
Intensitas hujan adalah tinggi atau
kedalaman
Koefisien pengaliran (C)
td
lo
(10)
L
nd
S
V
(12)
"Y X,!O[
)
Z
(13)
(14)
= waktu konsentrasi (jam);
= waktu untuk mencapai awal saluran dari
titik terjauh (jam);
= waktu aliran dalam saluran sepanjang
saluran dari ujung saluran(jam);
= jarak titik terjauh ke fasilitas drainase
(m);
= panjang saluran (m);
= koefisien hambatan;
= kemiringan saluran memanjang (%);
= kecepatan aliran pada saluran (m/detik).
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/detik);
C
= koefisien aliran;
I
= intensitas hujan (mm/jam);
A = luas daerah aliran (ha/km2);
1/3,6 = angka konversi satuan dari mm/jam menjadi
m3/detik (0,278 A dalam satuan km2 dan
0,00278 A dalam satuan ha)
944 -
Analisa hidrolika
Pada sistem pengaliran melalui saluran
terbuka terdapat permukaan air yang bebas
dimana permukaan bebas ini dipengaruhi oleh
tekanan udara luar secara langsung. Jika
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
sistem pengaliran melalui pipa yang airnya
obyek studi.
tidak penuh (masih terdapat muka air bebas)
maka dalam menyelesaikan masalahnya masih
Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada jalan
termasuk dalam sistem saluran terbuka
batas Kota Takengon-batas Bener Meriah,
(Rosalina, 1997 : 3)
panjang segmen 5,100 km, yang merupakan
jalan nasional dengan tipe jalan 2 lajur 2 arah
Geometrik penampang saluran
Unsur geometrik adalah sifat suatu
penampang saluran yang dapat diuraikan,
saluran yang dapat diuraikan seluruhnya
berdasarkan
geometri
kedalaman
aliran.
penampang
Mengingat
tanpa median merupakan kawasan medan
pegunungan.
Tahapan dan prosedur penelitian
dan
bahwa
tersedianya lahan merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan, maka penampang saluran
drainase jalan raya dianjurkan mengikuti
penampang hidrolis terbaik (Rosalina, 1997 :
147)
Dalam penelitian ini tahapan pelaksanaan
dan prosedur sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah;
2. Studi pustaka;
3. Pengumpulan data sekunder dan data
primer;
4. Perencanaan teknis kebutuhan drainase.
Dimensi saluran
Sumber data dan teknik penggumpulan
Perhitungan dimensi saluran dilakukan
dengan ketentuan debit saluran lebih besar
atau sama dengan debit hitung,
data
Penelitian ini dilakukan dengan langkah
pengumpulan data baik data primer maupun
data sekunder, Data yang dipakai sebagai
(Qs ≥ QT).
(15)
bahan analisis dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan data primer.
mengacu ke unsur geometrik penampang hidrolis terbaik. Agar mendapat desain yang
Data sekunder penelitian ini diperoleh
ekonomis,
Qhidrologi - Qhidrolika= 0001
Data sekunder
(16)
dari Dinas-dinas terkait yang ada dilingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah,
dihitung dengan cara coba-coba kedalaman (h).
Kabupaten Bener Meriah dan Provinsi Aceh.
Data-data
METODOLOGI PENELITIAN
sekunder
pendukung
dalam
penelitian berupa data yang sudah jadi seperti,
Pada studi ini metode yang akan dipakai
data curah hujan yang diperoleh adalah data
adalah metode deskriptif, yaitu metode studi
curah hujan harian dalam kurun waktu selama
yang mengevaluasi obyektif atau apa adanya
10 tahun terakhir, dari tahun 1999-2008 yang
pada suatu keadaan yang sedang menjadi
dicatat di stasiun pencatat hujan Bebesen,
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 945
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 3. Rekap curah hujan
Kabupaten Aceh Tengah.
REKAP CURAH HUJAN MAKSIMUM BULANAN DAN TAHUNAN
Data primer
Data primer di peroleh dengan cara
survei aktual di lapangan, untuk mendapat
Pada DAS
No Stasiun
Lokasi
Kecamatan
Kabupaten
Propinsi
:
:
:
:
:
:
Kr. Peusangan
No Kad :
111 004
Stasiun :
4 37 24 LU/ 096 53 50"BT Tahun :
Bebesen
Elevasi :
Aceh Tengah
Satuan :
D I Aceh
19
Bebesen
1999 s/d 2008
1200 m
mm
data-data tersebut digunakan alat ukur seperti
meteran, alat survei GPS (Global Positioning
Systems), form survei, alat tulis, dan peralatan
lain-lain yang dibutuhkan.
Pengolahan data
Setelah pengumpulan data primer dan
sekunder, selanjutnya data diolah, dilakukan
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Rmak Bulan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
61 44 21 54 35 17 29
9
18 120 24 38 45 11
29 35 46 22 45 12 45
63 10 50 40 42 49 28
53 33 50 29 39 39
7
20 29 15 58 50 13 32
3
34 76 28 22 12
38
8
29 87 26 51 55 39
29 17 17 48 29 122 42
29 17 53 36 19 20 38
Rmak
Agt Sep Okt Nop Des Tahunan
85
85 62 41 48 41
120
19 69 50 39 46
59
39 48 59 42
9
63
40 20 39 20 30
53
35 30 20 40 50
58
35 53 38 28 57
76
34 65 56 39 37
87
20 29 21 20 79
122
32 39 47 48 86
56
30 22 31 38 56
permeriksa dan analisis data. Pengolahan dan
Sumber : Pekerjaan Umum Sumber Daya Air
dianalisa
c. Berdasarkan Tabel 3 dianalisis dengan
mengunakan
perangkat
lunak
Microsoft office serta digunakan pula software
tambahan seperti Geographic Information
persamaan 4 sampai dengan persamaan 8.
d. Periode ulang untuk pembangunan saluran
drainase ditentukan T = 5 tahun (Suripin,
System (GIS).
2004 h, 270).
Perhitungan hidrologi
a. Perhitungan
daerah
e. Perhitungan intensitas hujan mengunakan
tangkapan
hujan
(catchment area). Penentuan luas daerah
tangkapan air hujan pada daerah layanan
dengan cara pengolahan data lapangan
mengunakan
software
tambahan
Geographic Information System (GIS).
Sebagai peta dasar adalah peta rupa bumi
Indonesia dengan skala 1:25.000 tahun
1978, data Digital Elevation Mode (DEM)
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 6
tahun
2012,
yang
diterbitkan
oleh
persamaan 9.
f. Perhitungan
koefisien
pengaliran
(C)
mengunakan persamaan 11.
g. Perhitungan
waktu
konsentrasi
(Tc)
mengunakan persamaan 12.
h. Perhitungan Inlet time (to) mengunakan
persamaan 13.
i. Perhitungan Conduit time (td) mengunakan
persamaan 14.
j. Perhitungan banjir debit rencana (Q)
mengunakan persamaan 10.
Bakosurtanal serta shapefile (format data
geospasial) contur, shapefile lereng dan
Perhitungan hidrolika
shapefile pendukung lainnya,
1. Perhitungan kemiringan saluran (S), dapat
b. Perhitungan curah hujan maksimum. Data
curah hujan harian yang merupakan data
sekunder di sajikan pada Tabel 3 berikut
ini:
946 -
dihitung dengan persamaan 3,
2. Perhitungan kecepatan aliran, dengan
persamaan 1,
3. Perhitungan debit saluran (Qs) dapat
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
dihitung dengan persamaan 10.
hidrologi poin a, hasil disajikan pada Tabel 5.
4. Kontrol debit saluran (Qs) dapat dihitung
Perhitungan koefisien pengaliran (C)
dengan persamaan 15.
Dengan daerah pengaliran atau daerah
5. Perhitungan dimensi saluran, dihitung
Perhitungan
layanan terdiri dari beberapa tipe kondisi
dimensi saluran dilakukan berdasakan
permukaan, untuk nilai C rata-rata dapat
unsur
ditentukan dengan persamaan 11. hasil
dengan
persamaan
geometrik
16.
penampang
hidrolis
disajikan pada Tabel 6.
terbaik.
Analisis curah hujan harian maksimum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui besarnya curah hujan
Penentuan saluran
harian maksimum yang terjadi pada daerah
Dari hasil survey dan pengukuran dengan
aliran di gunakan persamaan 4 sampai dengan
memperhitungkan topografi daerah sekitar
8 dengan data curah hujan yang diperoleh
direncanakan Saluran Puncak yang disajikan
adalah data curah hujan harian dalam kurun
pada Tabel 4. Saluran Puncak ini terletak pada
waktu selama 10 tahun, hasil disajikan pada
jalan batas kota Takengon – batas Bener
Tabel 7.
Meriah.
Berdasarkan metodologi penelitian pada
sub bab perhitungan hidrologi poin c curah
Penentuan daerah tangkapan air hujan
hujan harian maksimum periode ulang untuk
Pengolahan data sesuai dengan metod-
pembangunan saluran drainase ditentukan R5.
ologi penelitian pada sub bab perhitungan
Tabel 4. Rencana Saluran Puncak
Beda tinggi
No
Nomor saluran
(m)
1
SPC1
54,25
2
SPC2
41,50
3
SPC3
37,00
4
SPC4
53,00
5
SPC5
49,00
Maksimum
54,25
Minimum
37,00
Rata-rata
46,95
Panjang
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80
S
(%)
19,94
10,92
10,22
23,87
7,56
23,87
7,56
14,50
KET
Tabel 5. Daerah Tangkapan Air Hujan Saluran Puncak
No
1
2
3
4
5
Nama saluran
SPC1
SPC2
SPC3
SPC4
SPC5
Maksimum
Minimum
Rata-rata
Panjang Saluran
Beda tinggi
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80
(m)
37,00
14,00
12,00
14,00
2,00
37,00
2,00
15,80
panjang terjauh
Lahan
(m)
79,19
79,83
155,61
147,35
86,88
155,61
79,19
109,77
SLahan
Luas DTA
(%)
46,72
17,54
7,71
9,50
2,30
46,72
2,30
16,76
km2)
0,012
0,011
0,022
0,014
0,020
0,022
0,011
0,016
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 947
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 6. Koefisien pengaliran (c) Saluran Puncak
No
C1
C2
C3
A1
A2
A3
fk
C
1
Nomor saluran
SPC1
0,7
0,6
0,95
0,006
0,004
0,002
2
1,44
2
3
SPC2
SPC3
0,7
0,7
0,6
0,6
0,95
0,95
0,005
0,011
0,003
0,007
0,002
0,004
2
2
1,44
1,44
4
SPC4
0,7
0,6
0,95
0,007
0,004
0,003
2
1,44
5
SPC5
0,7
0,6
0,95
0,010
0,006
0,004
2
1,44
Tabel 7. Curah Hujan Harian Maksimum
R2
No Nomor saluran
(mm)
1
SPC1
73,85
2
SPC2
73,85
3
SPC3
73,85
4
SPC4
73,85
5
SPC5
73,85
Maksimum
73,85
Minimum
73,85
Rata-rata
73,85
R5
(mm)
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
Perhitungan waktu konsentrasi (Tc)
Hasil yang di dapat dengan mengunakan
persamaan 12,13 dan 14 . hasil disajikan pada
R10
(mm)
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
R15
(mm)
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
Dengan menggunakan rumus Rasional
hasil perhitungan debit rencana dengan hasil
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 8.
Perhitungan kecapatan rencana (Vrenc)
Perhitungan
intensitas
curah
hujan
Hasil perhitungan kecapatan rencana
saluran disajikan pada Tabel 11.
rencana
Hasil perhitungan intensitas curah hujan
Dari hasil perhitungan saluran tersebut
rencana berdasarkan persamaan 9 dengan
pada Tabel 11 diatas, kecapatan rencana lebih
intensitas
untuk
besar dari pada kecapatan ijin, berdasarkan
pembangunan saluran drainase ditentukan I5,
ketentuan (Vrenc ≥ Vijin) maka kecepatan
hasil disajikan pada Tabel 9.
rencana harus diperkecil dengan pemasangan
curah
hujan
rencana
pematah arus (check dam) untuk memper kecil
Perhitungan debit rencana
Tabel 8. Waktu Konsentrasi (Tc) Saluran Puncak
to
td
No
Nomor saluran
(menit)
(menit)
1
SPC1
1,56
6,77
2
SPC2
1,61
14,01
3
SPC3
1,79
12,49
4
SPC4
1,78
7,95
5
SPC5
1,58
16,54
Maksimum
1,79
16,54
Minimum
1,56
6,77
Rata-rata
1,66
11,55
948 -
kecepatan aliran.
tc
(manit)
8,32
15,62
14,28
9,73
18,12
18,12
8,32
13,21
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
(jam)
0,14
0,26
0,24
0,16
0,30
0,30
0,14
0,22
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 9. Intensitas Curah Hujan Rencana
I2
No Nomor saluran
(mm/jam)
1
SPC1
95,54
2
SPC2
62,81
3
SPC3
66,68
4
SPC4
86,10
5
SPC5
56,88
Maksimum
95,54
Minimum
56,88
Rata-rata
73,60
Tabel 10. Debit Rencana Saluran Puncak
1
No
Nama Saluran
3,6
1
SPC1
0,278
2
SPC2
0,278
3
SPC3
0,278
4
SPC4
0,278
5
SPC5
0,278
Maksimum
Minimum
Rata-rata
I5
(mm/jam)
129,79
85,33
90,58
116,98
77,27
129,79
77,27
99,99
C
1,44
1,44
1,44
1,44
1,44
I10
(mm/jam)
152,67
100,37
106,55
137,60
90,89
152,67
90,89
117,62
I5
(mm/jam)
129,79
85,33
90,58
116,98
77,27
I15
(mm/jam)
163,50
107,49
114,11
147,36
97,34
163,50
97,34
125,96
A
(km2)
0,012
0,011
0,022
0,014
0,020
Qs
(m3/detik)
0,630
0,374
0,794
0,663
0,619
0,79
0,37
0,62
Tabel 11. Kecapatan Rencana (Vrenc) Saluran Puncak
Vrecana
Vijin
No Nomor saluran
(m/detik)
(m/detik)
1
SPC1
8,86
1,50
2
SPC2
4,85
1,50
3
SPC3
4,54
1,50
4
SPC4
10,61
1,50
5
SPC5
3,36
1,50
Maksimum
10,61
1,50
Minimum
3,36
1,50
Rata-rata
6,45
1,50
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Perhitungan pematah arus (check dam),
dari pada kecepatan rencana, berdasarkan
Pemasangan pematah arus sistem jarak
hulu ke hilir sebagai cara untuk memperkecil
Vijin ≥ Vrencana
Ket
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
ketentuan (Vrenc≥Vijin) maka kecepatan rencana
dapat diterima.
kecepatan aliran, Hasil yang di dapat pada
perhitungan dengan mengubah elevasi dasar
saluran dengan pemasangan pematah arus
dengan sistem jarak hulu ke hilir, disajikan
Kontrol debit saluran (Qs)
Hasil yang di dapat dengan mengunakan
persamaan 15 disajikan pada Tabel 14.
Hasil perhitungan debit saluran tersebut
pada Tabel 2.
pada Tabel 14 diatas, dengan ketentuan debit
Kecapatan rencana
saluran lebih besar atau sama dengan debit
Hasil perhitungan kecapatan rencana
setelah pemasanggan pematah arus, disajikan
hitung (Qs ≥ QT) maka debit saluran dapat
diterima.
pada Tabel 13.
Dari hasil perhitungan saluran tersebut
pada Tabel 13 diatas, kecepatan ijin lebih besar
Perhitungan
Perencanaan
Dimensi
Saluran
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 949
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Perhitungan dimensi saluran dilakukan
saluran dilakukan dengan persamaan 16,
berdasakan geometrik penampang hidrolis
dengan cara coba-coba kedalaman (h), hasil
terbaik. Bila Qsaluran ≥ Qhitung Ú aman, tetapi
perhitungan disajikan pada Tabel 15.
bisa melebihi kebutuhan. Agar mendapat
desain yang ekonomis, perhitungan dimensi
Tabel 12. Pemasangan Pematah Arus (Check Dam)
Jarak Pemasangan Pematah Arus Berdasarkan Jarak hulu ke
Panjang
hilir
Saluran
No Nama Saluran
1
2
3
4
5
(Lx20%)
(Lx20%)
(Lx20%)
(Lx20%)
(Lx20%)
/ 16 m
/ 10 m
/8m
/7m
/6m
3
5
5
3
8
8
3
5
5
8
7
4
13
13
4
8
7
10
9
6
16
16
6
9
8
8
8
5
14
14
5
9
9
13
12
7
22
22
7
13
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80
SPC1
SPC2
SPC3
SPC4
SPC5
Maksimum
Minimum
Rata-rata
Tabel 13. Kecapatan Rencana (Vrenc) Saluran Puncak
Vrencana
Vijin
No
Nomor saluran
(m/detik)
(m/detik)
1
SPC1
0,67
1,50
2
SPC2
0,45
1,50
3
SPC3
0,48
1,50
4
SPC4
0,47
1,50
5
SPC5
0,65
1,50
Maksimum
0,67
1,50
Minimum
0,45
1,50
Rata-rata
0,54
1,50
Tabel 14. Kontrol Debit Saluran (Qs)
Qsrencana
No
Nomor Saluran
(m3/detik)
1
SPC1
0,630
2
SPC2
0,374
3
SPC3
0,794
4
SPC4
0,663
5
SPC5
0,619
Maksimum
0,794
Minimum
0,374
Rata-rata
0,616
Vijin ≥ Vrencana
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
Qt
(m3/detik)
0,483
0,264
0,791
0,595
0,476
0,791
0,264
0,522
(Qs ≥ Qt)
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
Tabel 15. Perencanaan Dimensi Saluran
coba -coba
N
o
Nomor
Saluran
Q
Tinggi
Jagaan)
Luas
Basah
Keliling
Basah
Jarijari
Hidrolis
Qhidrolika ≥
Qhidrologi
Qhidrolika Qhidrologi = 0,0001
Ket
1
SPC1
0,62996
h
total
(m)
1,12
2
SPC2
0,37447
1,02
1,00
0,25
1,02
3,033
0,335
0,37457
OK !!!
0,0001
OK !!!
3
SPC3
4
SPC4
5
SPC5
Maksimum
Minimum
0,79365
0,66255
0,61873
1,24
1,01
1,14
1,24
1,01
1,25
1,35
1,00
1,35
1,00
0,31
0,25
0,29
0,31
0,25
1,56
1,36
1,14
1,56
1,02
3,740
3,363
3,278
3,74
3,03
0,416
0,404
0,347
0,42
0,34
0,79371
0,66265
0,61882
0,79371
0,37457
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
0,0001
0,0001
0,0001
OK !!!
OK !!!
OK !!!
1,11
1,12
0,28
1,24
3,33
0,37
0,61596
OK !!!
Rata-rata
950 -
Hidrologi
b
w
F
P
R
Qhidrolika
Kontrol
(m)
1,00
(m)
0,28
(m2)
1,13
(m)
3,250
(m)
0,347
0,63002
OK !!!
0,0001
OK !!!
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Kontrol
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kerusakan yang terjadi pada drainase
jalan batas Kota Takengon-batas Bener Meriah
yang disebabkan oleh kecepatan aliran yang
tinggi sehingga menimbulkan gerusan pada
drainase jalan, untuk memperkecil kecepatan
aliran pemasangan pematah arus sistem jarak
hulu
ke
hilir
merupakan
cara
untuk
memperkecil kecepatan aliran.
Saran
Disarankan pada jalan batas Kota
Takengon-batas
Bener
Meriah
yang
didominasi medan bergunung, dengan kondisi
jalan yang berada di lereng dan kaki
pegunungan yang mempunyai daerah layanan
yang luas. Agar tidak terjadi gerusan pada
drainase jalan, perlu pemasangan pematah
arus. Penerapan pemasangan pematah arus
sistim jarak hulu ke hilir digunakan untuk
kemiringan lebih besar dari 10% dan
pemasangan
pematah
rekomendasikan
Bina
arus
Marga
yang
di
dengan
kemiringan di bawah dari 10%.
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 951
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2006,
Drainase
Perencanaan
Jalan
Sistem
(Departemen
Pekerjaan Umum), Pd.T-02-2006-B.
Anonim, 2011, Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan
(Kementerian
Pekerjaan
Umum), Nomor 19/PRT/M/2011.
Kamiama, I. M, 2011. Teknik Perhitungan
Debit
Rencana
Bangunan
Air.
Penerbit Graha Ilmu; Yogyakarta.
Rosalina, E.V.N, 1997. Hidrolika Saluran
Terbuka, Terjemahan Open Chanel
Hidrolics (Ven Te Chow). penerbit
Erlangga; Ciracas, Jakarta.
Sukirman, S, 1999. Perencanaan DasarDasar Geometrik Jalan, Penerbit
Nova; Bandung.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan, Penerbit Andi;
Yogyakarta.
Yulianur, A, 2003. Drainase Perkotaan dan
Jalan Raya, Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
952 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Universitas Syiah Kuala
ISSN 2088-9321
ISSN e-2502-5295
pp. 941 - 952
ANALISIS JARAK PEMATAH ARUS UNTUK
MEMPERKECIL KECEPATAN ALIRAN PADA SISTEM
DRAINASE JALAN
1)
Padli Yoga1, Sofyan M. Saleh2, Alfiansyah Yulianur BC 3
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: padliyoga12@gmail.com
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: sofyan.saleh@unsyiah.ac.id2, fian_7anur@unsyiah.ac.id3
Abstract: The mountainous terrain with the road conditions on the slopes and the foot of the
mountains that have a large service area and large slope of land when the rain of water
overflows from the slopes of the mountains with a very large water debit flow and speed is
high enough, the water flowing along the long road , resulting in disruption of traffic activity
as well as damage to road construction and equipment. A large fold discharge and a high
speed result in disruption of traffic activity and damage to road construction and equipment.
This study aims to analyze the check dam spacing to minimize flow velocity to provide the
required solution of road drainage in response to high flow velocity problems. The research
used descriptive method for collecting secondary data and primary data as evaluation
material, calculation refers to hydrology and hydraulics calculation system for open channel.
The research was conducted on the road batas Kota Takengon-batas Bener Meriah. The
results of the research obtained the average drainage flow velocity of 6,45 m/sec, the permit
rate based on the material type 1.50 m/sec (does not meet the permit speed requirements), the
drainage required installation xx. Average velocity after installation of upstream to
downstream systems as a way to minimize a flow rate of 0,54 m/sec (meet the permission speed
requirements).
Keywords : mountainous terrain, Road drainage, check dam
Abstrak: Medan bergunung dengan kondisi jalan yang berada di lereng dan kaki pegunungan
yang mempunyai daerah layanan yang luas dan kemiringan lahan yang besar pada saat hujan
air melimpah dari lereng pegunungan dengan debit air linpasan yang sangat besar serta
kecepatan yang cukup tinggi, air mengalir mengikuti arah memanjang jalan, mengakibatkan
terganggunya aktifitas lalulintas serta terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan dan
perlengkapannya. Debit linpasan yang besar serta kecepatan yang cukup tinggi mengakibatkan
terganggunya aktifitas lalulintas dan terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan dan
perlengkapannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis jarak pematah arus untuk memperkecil
kecepatan aliran untuk memberikan solusi yang dibutuhkan drainase jalan raya dalam
menanggulangi permasalahan kecepatan aliran yang tinggi. Penelitian mengunakan metode
deskriptif untuk pengumpulan data sekunder dan data primer yang dijadikan sebagai bahan
evaluasi, perhitungan mengacu pada sistem perhitungan hidrologi dan hidrolika untuk saluran
terbuka. Penelitian dilakukan di ruas jalan batas Kota Takengon-batas Bener Meriah. Hasil dari
penelitian didapat kecepatan aliran drainase rata-rata 6,45m/detik, kecepatan ijin berdasarkan
jenis material 1,50 m/detik (tidak memenuhi persyaratan kecepatan ijin), drainase diperlukan
pemasangan pematah arus. Kecepatan rata-rata setelah pemasangan pematah arus sitem jarak
hulu ke hilir sebagai cara untuk memperkecil kecepatan aliran sebesar 0,56 m/detik (memenuhi
persyaratan kecepatan ijin).
Kata kunci : Medan bergunung, drainase jalan, pematah arus,
Saluran drainase jalan menggunakan gaya
pembuangan, belum mendapat perhatian
gravitasi untuk mengalirkan air menuju
khusus dalam perencanaan dan pelaksanaan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 941
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
pembangunan konstruksi drainase jalan, hal ini
Penampang melintang
Penampang
dapat dilihat pada kondisi di lapangan.
melintang
jalan
adalah
Jalan batas Kota Takengon-batas Bener
pemotongan suatu jalan tegak lurus sumbu
Meriah didominasi medan bergunung dengan
jalan, profil ini menunjukkan bentuk serta
kondisi jalan yang berada di lereng dan kaki
susunan bagian–bagian jalan dalam arah
pegunungan yang mempunyai daerah layanan
melintang. (Sukirman. S, 1999 : 21):
yang luas dan kemiringan lahan yang besar
pada saat hujan air melimpah dari lereng
pegunungan dengan debit air linpasan yang
Drainase jalan raya
Drainase berasal dari bahasa Inggris
sangat besar serta kecepatan yang cukup tinggi,
drainage
air mengalir mengikuti arah memanjang jalan,
menguras, membuang, atau mengalirkan air.
mengakibatkan
aktifitas
Dalam bidang teknik sipil drainase secara
lalulintas serta terjadinya kerusakan pada
umum dapat didefenisikan sebagai suatu
konstruksi jalan dan perlengkapannya.
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan
terganggunya
mempunyai
arti
mengalirkan,
air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,
KAJIAN KEPUSTAKAAN
dari suatu kawasan/ lahan, sehingga fungsi
Definisi jalan
Definisi
kawasan/ lahan tidak terganggu. (Suripin,
jalan
adalah
prasarana
2004 : 7)
transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang di peruntukkan bagi
Daerah layanan (catchment area)
Daerah layanan
ialah suatu kesatuan
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,
wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah
di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
ataupun buatan, terutama dibatasi punggung-
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
punggung bukit dan atau elevasi tertinggi
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
segmen jalan yang ditinjau, dimana air
kabel (Anonim, 2011 : 2)
meresap dan atau mengalir dalam suatu sistem
pengaliran melalui lahan tersebut (Anonim,
Keadaan topografi
2006 : 7):
Menurut Sukirman, S. (1999 : 40) jenis
medan dibagi dalam tiga golongan umum
Pematah arus (Check Dam)
yang dibedakan menurut besarnya lereng
Pada suatu saluran yang relatif panjang
melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus
dan mempunyai kemiringan cukup besar,
sumbu jalan.
diperlukan
1. Datar,kemiringan medan 0 s/d 9,9%;
menggurangi kecepatan aliran pada saluran.
2. Perbukitan, kemiringan medan 9,9% s/d
Pemasangan pematah arus secara teknis
24,9%;
3. Pegunungan, kemiringan medan > 25%.
942 -
pematah
mempunyai ketentuan
(Anonim, 2006 : 15):
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
arus,
guna
untuk
sebagai berikut
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
•
Pemasangan jarak pematah arus (check
Vijin ≤ Vhitung
Kecepatan yang diijinkan berdasarkan
dam)
direkomendasikan
oleh
Direktorat
jenis material di sajikan pada Tabel 1 berikut
Jenderal Bina Marga yang tertuang dalam
ini (Anonim, 2006 : 16):
Pedoman Konstruksi dan Bangunan nomor
Tabel 1. Kecepatan ijin Berdasarkan Jenis
Material
Jenis material /bahan
Vijin (m/detik)
Pasir halus
Lempung pasiran
Lanau alluvial
Kerikil halus
Lempung kokoh
Lempung padat
Kerikil kasar
Batu-batu besar
Pasangan batu
Beton
Beton bertulang
Sumber : Anonim (2006
Pd.T-02-2006-B tahun 2006, di sajikan pada
Tabel 2 berikut ini (Anonim, 2006 : 16):
Tabel 2. Jarak Pemasangan Check Dam
S (%)
6%
7%
8%
L (M)
16 M
10 M
8M
Sumber : Anonim 2006, p.16
0,45
0,50
0,60
0,75
0,75
1,10
1,20
1,50
1,50
1,50
1,50
9%
7M
Analisa hidrologi
Secara
umum
analisis
hidrologi
merupakan satu bagian analisis awal dalam
: 16)
perancangan bangunan-bangunan hidrolika.
Pemeriksaan Kecepatan aliran (Vhitung)
Pengertian yang terkandung di dalamnya
dapat dilakukan dengan persamaan Manning
adalah bahwa informasi dan besaran-besaran
sebagai berikut (Anonim, 2006 : 17):
yang diperoleh dalam analisis hidrologi
merupakan masukan penting dalam analisis
!
V = R2/3 s1/2
"
R =
$
%
(1)
selanjutnya.
(2)
Analisis curah hujan rencana
Hujan rencana adalah data curah hujan
Keterangan :
harian maksimum yang akan digunakan untuk
V =
kecepatan aliran (m/detik);
n
=
koefesien kekasaran Manning;
R =
jari-jari hidrolis (m);
F
=
luas penampang basah (m2);
P
=
keliling basah (m);
S
=
kemiringan drainase (%);
Slapangan ≥ Sperhitungan,
menghitung
R / = R + S . K
dapat dilakukan dengan persamaan sebagai
K=
berikut (Anonim, 2006 : 14):
+
(3)
*,
Sd =
Keterangan :
• Vijin ≥ Vhitung atau Slapangan ≤ Shitung maka
saluran harus dibuat pematah arus (check
dam).
5
567 34
"
89:8"
;"
(4)
(5)
(6)
Y/ = − 0,834 + 2,303 Log
-
Menurut
sebagai berikut (Kamiana, 2011 : 28):
R=
S=
hujan.
distribusi Gumbel rumus hujan rencana adalah
Pemeriksaan kemiringan saluran (S)
( ) "
intensitas
5 (34: 3)+
567
":!
/
/:!
(7)
(8)
Keterangan :
RT
R
= hujan rencana periode ulang (mm/jam);
= hujan harian maksimum rata-rata
(mm/jam);
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 943
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
10%
6M
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
K
Sd
Ri
N
Yn
Yt
Sn
= faktor frekuensi sebaran Gumbel;
= standar deviasi dari data hujan;
= hujan harian maksimum tahun pertama
(mm/jam);
= jumlah data atau tahun;
= reduced mean;
= reduced variate;
= reduced standar deviasi.
Intensitas hujan
air
hujan
persatuan
waktu.
Penentuan intensitas hujan dapat didasarkan
pada
data
Koefisien pengaliran
kondisi permukaan tanah (tata guna lahan) dan
kemungkinan perubahan tata guna lahan
C=
C1 .A1 Q C2 . A2 Q C3 . A3 .Rk3
A1 QA2 QA3
hujan
harian
yaitu
dengan
Waktu konsentrasi (Tc)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mengalirkan air dari titik
berikut (Suripin, 2004 : 66):
*+K -L -/N
-L
9
(9)
yang paling jauh pada daerah aliran ke titik
kontrol yang ditentukan di bagian hilir suatu
Keterangan :
I
= intensitas curah hujan (mm/jam);
t
= lamanya hujan (jam);
R24 = curah hujan maksimum harian selama 24
jam.
saluran, konsentrasi dapat dihitung dengan
persamaan (Suripin, 2004 : 82):
Tc = to + td
-
�� = ( x 3,28 xlX x
N
Debit banjir rencana
�� =
Debit aliran permukaan yang dijadikan
]
OX )(
sebagai acuan untuk merencanakan drainase
Keterangan :
disebut dengan debit banjir rencana atau debit
Tc
to
rencana priode ulang T tahun (QT) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut
(Anonim, 2006 : 11):
Q=
!
N,O
C.I.A
(11)
C1, C2, C3 = koefisien pengaliran;
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran (m/Km/ha);
fk
= faktor linpasan.
menggunakan metode Mononobe sebagai
I=
(C) dipengaruhi
Keterangan :
Intensitas hujan adalah tinggi atau
kedalaman
Koefisien pengaliran (C)
td
lo
(10)
L
nd
S
V
(12)
"Y X,!O[
)
Z
(13)
(14)
= waktu konsentrasi (jam);
= waktu untuk mencapai awal saluran dari
titik terjauh (jam);
= waktu aliran dalam saluran sepanjang
saluran dari ujung saluran(jam);
= jarak titik terjauh ke fasilitas drainase
(m);
= panjang saluran (m);
= koefisien hambatan;
= kemiringan saluran memanjang (%);
= kecepatan aliran pada saluran (m/detik).
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/detik);
C
= koefisien aliran;
I
= intensitas hujan (mm/jam);
A = luas daerah aliran (ha/km2);
1/3,6 = angka konversi satuan dari mm/jam menjadi
m3/detik (0,278 A dalam satuan km2 dan
0,00278 A dalam satuan ha)
944 -
Analisa hidrolika
Pada sistem pengaliran melalui saluran
terbuka terdapat permukaan air yang bebas
dimana permukaan bebas ini dipengaruhi oleh
tekanan udara luar secara langsung. Jika
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
sistem pengaliran melalui pipa yang airnya
obyek studi.
tidak penuh (masih terdapat muka air bebas)
maka dalam menyelesaikan masalahnya masih
Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada jalan
termasuk dalam sistem saluran terbuka
batas Kota Takengon-batas Bener Meriah,
(Rosalina, 1997 : 3)
panjang segmen 5,100 km, yang merupakan
jalan nasional dengan tipe jalan 2 lajur 2 arah
Geometrik penampang saluran
Unsur geometrik adalah sifat suatu
penampang saluran yang dapat diuraikan,
saluran yang dapat diuraikan seluruhnya
berdasarkan
geometri
kedalaman
aliran.
penampang
Mengingat
tanpa median merupakan kawasan medan
pegunungan.
Tahapan dan prosedur penelitian
dan
bahwa
tersedianya lahan merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan, maka penampang saluran
drainase jalan raya dianjurkan mengikuti
penampang hidrolis terbaik (Rosalina, 1997 :
147)
Dalam penelitian ini tahapan pelaksanaan
dan prosedur sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah;
2. Studi pustaka;
3. Pengumpulan data sekunder dan data
primer;
4. Perencanaan teknis kebutuhan drainase.
Dimensi saluran
Sumber data dan teknik penggumpulan
Perhitungan dimensi saluran dilakukan
dengan ketentuan debit saluran lebih besar
atau sama dengan debit hitung,
data
Penelitian ini dilakukan dengan langkah
pengumpulan data baik data primer maupun
data sekunder, Data yang dipakai sebagai
(Qs ≥ QT).
(15)
bahan analisis dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan data primer.
mengacu ke unsur geometrik penampang hidrolis terbaik. Agar mendapat desain yang
Data sekunder penelitian ini diperoleh
ekonomis,
Qhidrologi - Qhidrolika= 0001
Data sekunder
(16)
dari Dinas-dinas terkait yang ada dilingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah,
dihitung dengan cara coba-coba kedalaman (h).
Kabupaten Bener Meriah dan Provinsi Aceh.
Data-data
METODOLOGI PENELITIAN
sekunder
pendukung
dalam
penelitian berupa data yang sudah jadi seperti,
Pada studi ini metode yang akan dipakai
data curah hujan yang diperoleh adalah data
adalah metode deskriptif, yaitu metode studi
curah hujan harian dalam kurun waktu selama
yang mengevaluasi obyektif atau apa adanya
10 tahun terakhir, dari tahun 1999-2008 yang
pada suatu keadaan yang sedang menjadi
dicatat di stasiun pencatat hujan Bebesen,
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 945
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 3. Rekap curah hujan
Kabupaten Aceh Tengah.
REKAP CURAH HUJAN MAKSIMUM BULANAN DAN TAHUNAN
Data primer
Data primer di peroleh dengan cara
survei aktual di lapangan, untuk mendapat
Pada DAS
No Stasiun
Lokasi
Kecamatan
Kabupaten
Propinsi
:
:
:
:
:
:
Kr. Peusangan
No Kad :
111 004
Stasiun :
4 37 24 LU/ 096 53 50"BT Tahun :
Bebesen
Elevasi :
Aceh Tengah
Satuan :
D I Aceh
19
Bebesen
1999 s/d 2008
1200 m
mm
data-data tersebut digunakan alat ukur seperti
meteran, alat survei GPS (Global Positioning
Systems), form survei, alat tulis, dan peralatan
lain-lain yang dibutuhkan.
Pengolahan data
Setelah pengumpulan data primer dan
sekunder, selanjutnya data diolah, dilakukan
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Rmak Bulan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
61 44 21 54 35 17 29
9
18 120 24 38 45 11
29 35 46 22 45 12 45
63 10 50 40 42 49 28
53 33 50 29 39 39
7
20 29 15 58 50 13 32
3
34 76 28 22 12
38
8
29 87 26 51 55 39
29 17 17 48 29 122 42
29 17 53 36 19 20 38
Rmak
Agt Sep Okt Nop Des Tahunan
85
85 62 41 48 41
120
19 69 50 39 46
59
39 48 59 42
9
63
40 20 39 20 30
53
35 30 20 40 50
58
35 53 38 28 57
76
34 65 56 39 37
87
20 29 21 20 79
122
32 39 47 48 86
56
30 22 31 38 56
permeriksa dan analisis data. Pengolahan dan
Sumber : Pekerjaan Umum Sumber Daya Air
dianalisa
c. Berdasarkan Tabel 3 dianalisis dengan
mengunakan
perangkat
lunak
Microsoft office serta digunakan pula software
tambahan seperti Geographic Information
persamaan 4 sampai dengan persamaan 8.
d. Periode ulang untuk pembangunan saluran
drainase ditentukan T = 5 tahun (Suripin,
System (GIS).
2004 h, 270).
Perhitungan hidrologi
a. Perhitungan
daerah
e. Perhitungan intensitas hujan mengunakan
tangkapan
hujan
(catchment area). Penentuan luas daerah
tangkapan air hujan pada daerah layanan
dengan cara pengolahan data lapangan
mengunakan
software
tambahan
Geographic Information System (GIS).
Sebagai peta dasar adalah peta rupa bumi
Indonesia dengan skala 1:25.000 tahun
1978, data Digital Elevation Mode (DEM)
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 6
tahun
2012,
yang
diterbitkan
oleh
persamaan 9.
f. Perhitungan
koefisien
pengaliran
(C)
mengunakan persamaan 11.
g. Perhitungan
waktu
konsentrasi
(Tc)
mengunakan persamaan 12.
h. Perhitungan Inlet time (to) mengunakan
persamaan 13.
i. Perhitungan Conduit time (td) mengunakan
persamaan 14.
j. Perhitungan banjir debit rencana (Q)
mengunakan persamaan 10.
Bakosurtanal serta shapefile (format data
geospasial) contur, shapefile lereng dan
Perhitungan hidrolika
shapefile pendukung lainnya,
1. Perhitungan kemiringan saluran (S), dapat
b. Perhitungan curah hujan maksimum. Data
curah hujan harian yang merupakan data
sekunder di sajikan pada Tabel 3 berikut
ini:
946 -
dihitung dengan persamaan 3,
2. Perhitungan kecepatan aliran, dengan
persamaan 1,
3. Perhitungan debit saluran (Qs) dapat
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
dihitung dengan persamaan 10.
hidrologi poin a, hasil disajikan pada Tabel 5.
4. Kontrol debit saluran (Qs) dapat dihitung
Perhitungan koefisien pengaliran (C)
dengan persamaan 15.
Dengan daerah pengaliran atau daerah
5. Perhitungan dimensi saluran, dihitung
Perhitungan
layanan terdiri dari beberapa tipe kondisi
dimensi saluran dilakukan berdasakan
permukaan, untuk nilai C rata-rata dapat
unsur
ditentukan dengan persamaan 11. hasil
dengan
persamaan
geometrik
16.
penampang
hidrolis
disajikan pada Tabel 6.
terbaik.
Analisis curah hujan harian maksimum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui besarnya curah hujan
Penentuan saluran
harian maksimum yang terjadi pada daerah
Dari hasil survey dan pengukuran dengan
aliran di gunakan persamaan 4 sampai dengan
memperhitungkan topografi daerah sekitar
8 dengan data curah hujan yang diperoleh
direncanakan Saluran Puncak yang disajikan
adalah data curah hujan harian dalam kurun
pada Tabel 4. Saluran Puncak ini terletak pada
waktu selama 10 tahun, hasil disajikan pada
jalan batas kota Takengon – batas Bener
Tabel 7.
Meriah.
Berdasarkan metodologi penelitian pada
sub bab perhitungan hidrologi poin c curah
Penentuan daerah tangkapan air hujan
hujan harian maksimum periode ulang untuk
Pengolahan data sesuai dengan metod-
pembangunan saluran drainase ditentukan R5.
ologi penelitian pada sub bab perhitungan
Tabel 4. Rencana Saluran Puncak
Beda tinggi
No
Nomor saluran
(m)
1
SPC1
54,25
2
SPC2
41,50
3
SPC3
37,00
4
SPC4
53,00
5
SPC5
49,00
Maksimum
54,25
Minimum
37,00
Rata-rata
46,95
Panjang
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80
S
(%)
19,94
10,92
10,22
23,87
7,56
23,87
7,56
14,50
KET
Tabel 5. Daerah Tangkapan Air Hujan Saluran Puncak
No
1
2
3
4
5
Nama saluran
SPC1
SPC2
SPC3
SPC4
SPC5
Maksimum
Minimum
Rata-rata
Panjang Saluran
Beda tinggi
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80
(m)
37,00
14,00
12,00
14,00
2,00
37,00
2,00
15,80
panjang terjauh
Lahan
(m)
79,19
79,83
155,61
147,35
86,88
155,61
79,19
109,77
SLahan
Luas DTA
(%)
46,72
17,54
7,71
9,50
2,30
46,72
2,30
16,76
km2)
0,012
0,011
0,022
0,014
0,020
0,022
0,011
0,016
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 947
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 6. Koefisien pengaliran (c) Saluran Puncak
No
C1
C2
C3
A1
A2
A3
fk
C
1
Nomor saluran
SPC1
0,7
0,6
0,95
0,006
0,004
0,002
2
1,44
2
3
SPC2
SPC3
0,7
0,7
0,6
0,6
0,95
0,95
0,005
0,011
0,003
0,007
0,002
0,004
2
2
1,44
1,44
4
SPC4
0,7
0,6
0,95
0,007
0,004
0,003
2
1,44
5
SPC5
0,7
0,6
0,95
0,010
0,006
0,004
2
1,44
Tabel 7. Curah Hujan Harian Maksimum
R2
No Nomor saluran
(mm)
1
SPC1
73,85
2
SPC2
73,85
3
SPC3
73,85
4
SPC4
73,85
5
SPC5
73,85
Maksimum
73,85
Minimum
73,85
Rata-rata
73,85
R5
(mm)
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
Perhitungan waktu konsentrasi (Tc)
Hasil yang di dapat dengan mengunakan
persamaan 12,13 dan 14 . hasil disajikan pada
R10
(mm)
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
R15
(mm)
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
Dengan menggunakan rumus Rasional
hasil perhitungan debit rencana dengan hasil
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 8.
Perhitungan kecapatan rencana (Vrenc)
Perhitungan
intensitas
curah
hujan
Hasil perhitungan kecapatan rencana
saluran disajikan pada Tabel 11.
rencana
Hasil perhitungan intensitas curah hujan
Dari hasil perhitungan saluran tersebut
rencana berdasarkan persamaan 9 dengan
pada Tabel 11 diatas, kecapatan rencana lebih
intensitas
untuk
besar dari pada kecapatan ijin, berdasarkan
pembangunan saluran drainase ditentukan I5,
ketentuan (Vrenc ≥ Vijin) maka kecepatan
hasil disajikan pada Tabel 9.
rencana harus diperkecil dengan pemasangan
curah
hujan
rencana
pematah arus (check dam) untuk memper kecil
Perhitungan debit rencana
Tabel 8. Waktu Konsentrasi (Tc) Saluran Puncak
to
td
No
Nomor saluran
(menit)
(menit)
1
SPC1
1,56
6,77
2
SPC2
1,61
14,01
3
SPC3
1,79
12,49
4
SPC4
1,78
7,95
5
SPC5
1,58
16,54
Maksimum
1,79
16,54
Minimum
1,56
6,77
Rata-rata
1,66
11,55
948 -
kecepatan aliran.
tc
(manit)
8,32
15,62
14,28
9,73
18,12
18,12
8,32
13,21
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
(jam)
0,14
0,26
0,24
0,16
0,30
0,30
0,14
0,22
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 9. Intensitas Curah Hujan Rencana
I2
No Nomor saluran
(mm/jam)
1
SPC1
95,54
2
SPC2
62,81
3
SPC3
66,68
4
SPC4
86,10
5
SPC5
56,88
Maksimum
95,54
Minimum
56,88
Rata-rata
73,60
Tabel 10. Debit Rencana Saluran Puncak
1
No
Nama Saluran
3,6
1
SPC1
0,278
2
SPC2
0,278
3
SPC3
0,278
4
SPC4
0,278
5
SPC5
0,278
Maksimum
Minimum
Rata-rata
I5
(mm/jam)
129,79
85,33
90,58
116,98
77,27
129,79
77,27
99,99
C
1,44
1,44
1,44
1,44
1,44
I10
(mm/jam)
152,67
100,37
106,55
137,60
90,89
152,67
90,89
117,62
I5
(mm/jam)
129,79
85,33
90,58
116,98
77,27
I15
(mm/jam)
163,50
107,49
114,11
147,36
97,34
163,50
97,34
125,96
A
(km2)
0,012
0,011
0,022
0,014
0,020
Qs
(m3/detik)
0,630
0,374
0,794
0,663
0,619
0,79
0,37
0,62
Tabel 11. Kecapatan Rencana (Vrenc) Saluran Puncak
Vrecana
Vijin
No Nomor saluran
(m/detik)
(m/detik)
1
SPC1
8,86
1,50
2
SPC2
4,85
1,50
3
SPC3
4,54
1,50
4
SPC4
10,61
1,50
5
SPC5
3,36
1,50
Maksimum
10,61
1,50
Minimum
3,36
1,50
Rata-rata
6,45
1,50
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Perhitungan pematah arus (check dam),
dari pada kecepatan rencana, berdasarkan
Pemasangan pematah arus sistem jarak
hulu ke hilir sebagai cara untuk memperkecil
Vijin ≥ Vrencana
Ket
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
ketentuan (Vrenc≥Vijin) maka kecepatan rencana
dapat diterima.
kecepatan aliran, Hasil yang di dapat pada
perhitungan dengan mengubah elevasi dasar
saluran dengan pemasangan pematah arus
dengan sistem jarak hulu ke hilir, disajikan
Kontrol debit saluran (Qs)
Hasil yang di dapat dengan mengunakan
persamaan 15 disajikan pada Tabel 14.
Hasil perhitungan debit saluran tersebut
pada Tabel 2.
pada Tabel 14 diatas, dengan ketentuan debit
Kecapatan rencana
saluran lebih besar atau sama dengan debit
Hasil perhitungan kecapatan rencana
setelah pemasanggan pematah arus, disajikan
hitung (Qs ≥ QT) maka debit saluran dapat
diterima.
pada Tabel 13.
Dari hasil perhitungan saluran tersebut
pada Tabel 13 diatas, kecepatan ijin lebih besar
Perhitungan
Perencanaan
Dimensi
Saluran
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 949
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Perhitungan dimensi saluran dilakukan
saluran dilakukan dengan persamaan 16,
berdasakan geometrik penampang hidrolis
dengan cara coba-coba kedalaman (h), hasil
terbaik. Bila Qsaluran ≥ Qhitung Ú aman, tetapi
perhitungan disajikan pada Tabel 15.
bisa melebihi kebutuhan. Agar mendapat
desain yang ekonomis, perhitungan dimensi
Tabel 12. Pemasangan Pematah Arus (Check Dam)
Jarak Pemasangan Pematah Arus Berdasarkan Jarak hulu ke
Panjang
hilir
Saluran
No Nama Saluran
1
2
3
4
5
(Lx20%)
(Lx20%)
(Lx20%)
(Lx20%)
(Lx20%)
/ 16 m
/ 10 m
/8m
/7m
/6m
3
5
5
3
8
8
3
5
5
8
7
4
13
13
4
8
7
10
9
6
16
16
6
9
8
8
8
5
14
14
5
9
9
13
12
7
22
22
7
13
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80
SPC1
SPC2
SPC3
SPC4
SPC5
Maksimum
Minimum
Rata-rata
Tabel 13. Kecapatan Rencana (Vrenc) Saluran Puncak
Vrencana
Vijin
No
Nomor saluran
(m/detik)
(m/detik)
1
SPC1
0,67
1,50
2
SPC2
0,45
1,50
3
SPC3
0,48
1,50
4
SPC4
0,47
1,50
5
SPC5
0,65
1,50
Maksimum
0,67
1,50
Minimum
0,45
1,50
Rata-rata
0,54
1,50
Tabel 14. Kontrol Debit Saluran (Qs)
Qsrencana
No
Nomor Saluran
(m3/detik)
1
SPC1
0,630
2
SPC2
0,374
3
SPC3
0,794
4
SPC4
0,663
5
SPC5
0,619
Maksimum
0,794
Minimum
0,374
Rata-rata
0,616
Vijin ≥ Vrencana
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
Qt
(m3/detik)
0,483
0,264
0,791
0,595
0,476
0,791
0,264
0,522
(Qs ≥ Qt)
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
Tabel 15. Perencanaan Dimensi Saluran
coba -coba
N
o
Nomor
Saluran
Q
Tinggi
Jagaan)
Luas
Basah
Keliling
Basah
Jarijari
Hidrolis
Qhidrolika ≥
Qhidrologi
Qhidrolika Qhidrologi = 0,0001
Ket
1
SPC1
0,62996
h
total
(m)
1,12
2
SPC2
0,37447
1,02
1,00
0,25
1,02
3,033
0,335
0,37457
OK !!!
0,0001
OK !!!
3
SPC3
4
SPC4
5
SPC5
Maksimum
Minimum
0,79365
0,66255
0,61873
1,24
1,01
1,14
1,24
1,01
1,25
1,35
1,00
1,35
1,00
0,31
0,25
0,29
0,31
0,25
1,56
1,36
1,14
1,56
1,02
3,740
3,363
3,278
3,74
3,03
0,416
0,404
0,347
0,42
0,34
0,79371
0,66265
0,61882
0,79371
0,37457
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
0,0001
0,0001
0,0001
OK !!!
OK !!!
OK !!!
1,11
1,12
0,28
1,24
3,33
0,37
0,61596
OK !!!
Rata-rata
950 -
Hidrologi
b
w
F
P
R
Qhidrolika
Kontrol
(m)
1,00
(m)
0,28
(m2)
1,13
(m)
3,250
(m)
0,347
0,63002
OK !!!
0,0001
OK !!!
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Kontrol
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kerusakan yang terjadi pada drainase
jalan batas Kota Takengon-batas Bener Meriah
yang disebabkan oleh kecepatan aliran yang
tinggi sehingga menimbulkan gerusan pada
drainase jalan, untuk memperkecil kecepatan
aliran pemasangan pematah arus sistem jarak
hulu
ke
hilir
merupakan
cara
untuk
memperkecil kecepatan aliran.
Saran
Disarankan pada jalan batas Kota
Takengon-batas
Bener
Meriah
yang
didominasi medan bergunung, dengan kondisi
jalan yang berada di lereng dan kaki
pegunungan yang mempunyai daerah layanan
yang luas. Agar tidak terjadi gerusan pada
drainase jalan, perlu pemasangan pematah
arus. Penerapan pemasangan pematah arus
sistim jarak hulu ke hilir digunakan untuk
kemiringan lebih besar dari 10% dan
pemasangan
pematah
rekomendasikan
Bina
arus
Marga
yang
di
dengan
kemiringan di bawah dari 10%.
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 951
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2006,
Drainase
Perencanaan
Jalan
Sistem
(Departemen
Pekerjaan Umum), Pd.T-02-2006-B.
Anonim, 2011, Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan
(Kementerian
Pekerjaan
Umum), Nomor 19/PRT/M/2011.
Kamiama, I. M, 2011. Teknik Perhitungan
Debit
Rencana
Bangunan
Air.
Penerbit Graha Ilmu; Yogyakarta.
Rosalina, E.V.N, 1997. Hidrolika Saluran
Terbuka, Terjemahan Open Chanel
Hidrolics (Ven Te Chow). penerbit
Erlangga; Ciracas, Jakarta.
Sukirman, S, 1999. Perencanaan DasarDasar Geometrik Jalan, Penerbit
Nova; Bandung.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan, Penerbit Andi;
Yogyakarta.
Yulianur, A, 2003. Drainase Perkotaan dan
Jalan Raya, Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
952 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur