this PDF file ANALISIS JARAK PEMATAH ARUS UNTUK MEMPERKECIL KECEPATAN ALIRAN PADA SISTEM DRAINASE JALAN | Yoga | Jurnal Teknik Sipil 1 SM

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

ISSN 2088-9321
ISSN e-2502-5295
pp. 941 - 952

ANALISIS JARAK PEMATAH ARUS UNTUK
MEMPERKECIL KECEPATAN ALIRAN PADA SISTEM
DRAINASE JALAN

1)

Padli Yoga1, Sofyan M. Saleh2, Alfiansyah Yulianur BC 3
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: padliyoga12@gmail.com
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: sofyan.saleh@unsyiah.ac.id2, fian_7anur@unsyiah.ac.id3


Abstract: The mountainous terrain with the road conditions on the slopes and the foot of the
mountains that have a large service area and large slope of land when the rain of water
overflows from the slopes of the mountains with a very large water debit flow and speed is
high enough, the water flowing along the long road , resulting in disruption of traffic activity
as well as damage to road construction and equipment. A large fold discharge and a high
speed result in disruption of traffic activity and damage to road construction and equipment.
This study aims to analyze the check dam spacing to minimize flow velocity to provide the
required solution of road drainage in response to high flow velocity problems. The research
used descriptive method for collecting secondary data and primary data as evaluation
material, calculation refers to hydrology and hydraulics calculation system for open channel.
The research was conducted on the road batas Kota Takengon-batas Bener Meriah. The
results of the research obtained the average drainage flow velocity of 6,45 m/sec, the permit
rate based on the material type 1.50 m/sec (does not meet the permit speed requirements), the
drainage required installation xx. Average velocity after installation of upstream to
downstream systems as a way to minimize a flow rate of 0,54 m/sec (meet the permission speed
requirements).
Keywords : mountainous terrain, Road drainage, check dam
Abstrak: Medan bergunung dengan kondisi jalan yang berada di lereng dan kaki pegunungan
yang mempunyai daerah layanan yang luas dan kemiringan lahan yang besar pada saat hujan

air melimpah dari lereng pegunungan dengan debit air linpasan yang sangat besar serta
kecepatan yang cukup tinggi, air mengalir mengikuti arah memanjang jalan, mengakibatkan
terganggunya aktifitas lalulintas serta terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan dan
perlengkapannya. Debit linpasan yang besar serta kecepatan yang cukup tinggi mengakibatkan
terganggunya aktifitas lalulintas dan terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan dan
perlengkapannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis jarak pematah arus untuk memperkecil
kecepatan aliran untuk memberikan solusi yang dibutuhkan drainase jalan raya dalam
menanggulangi permasalahan kecepatan aliran yang tinggi. Penelitian mengunakan metode
deskriptif untuk pengumpulan data sekunder dan data primer yang dijadikan sebagai bahan
evaluasi, perhitungan mengacu pada sistem perhitungan hidrologi dan hidrolika untuk saluran
terbuka. Penelitian dilakukan di ruas jalan batas Kota Takengon-batas Bener Meriah. Hasil dari
penelitian didapat kecepatan aliran drainase rata-rata 6,45m/detik, kecepatan ijin berdasarkan
jenis material 1,50 m/detik (tidak memenuhi persyaratan kecepatan ijin), drainase diperlukan
pemasangan pematah arus. Kecepatan rata-rata setelah pemasangan pematah arus sitem jarak
hulu ke hilir sebagai cara untuk memperkecil kecepatan aliran sebesar 0,56 m/detik (memenuhi
persyaratan kecepatan ijin).
Kata kunci : Medan bergunung, drainase jalan, pematah arus,

Saluran drainase jalan menggunakan gaya


pembuangan, belum mendapat perhatian

gravitasi untuk mengalirkan air menuju

khusus dalam perencanaan dan pelaksanaan

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 941
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

pembangunan konstruksi drainase jalan, hal ini

Penampang melintang
Penampang

dapat dilihat pada kondisi di lapangan.


melintang

jalan

adalah

Jalan batas Kota Takengon-batas Bener

pemotongan suatu jalan tegak lurus sumbu

Meriah didominasi medan bergunung dengan

jalan, profil ini menunjukkan bentuk serta

kondisi jalan yang berada di lereng dan kaki

susunan bagian–bagian jalan dalam arah

pegunungan yang mempunyai daerah layanan


melintang. (Sukirman. S, 1999 : 21):

yang luas dan kemiringan lahan yang besar
pada saat hujan air melimpah dari lereng
pegunungan dengan debit air linpasan yang

Drainase jalan raya
Drainase berasal dari bahasa Inggris

sangat besar serta kecepatan yang cukup tinggi,

drainage

air mengalir mengikuti arah memanjang jalan,

menguras, membuang, atau mengalirkan air.

mengakibatkan

aktifitas


Dalam bidang teknik sipil drainase secara

lalulintas serta terjadinya kerusakan pada

umum dapat didefenisikan sebagai suatu

konstruksi jalan dan perlengkapannya.

tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan

terganggunya

mempunyai

arti

mengalirkan,

air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,

KAJIAN KEPUSTAKAAN

dari suatu kawasan/ lahan, sehingga fungsi

Definisi jalan
Definisi

kawasan/ lahan tidak terganggu. (Suripin,
jalan

adalah

prasarana

2004 : 7)

transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang di peruntukkan bagi


Daerah layanan (catchment area)
Daerah layanan

ialah suatu kesatuan

lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,

wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah

di atas permukaan tanah, di bawah permukaan

ataupun buatan, terutama dibatasi punggung-

tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,

punggung bukit dan atau elevasi tertinggi

kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

segmen jalan yang ditinjau, dimana air


kabel (Anonim, 2011 : 2)

meresap dan atau mengalir dalam suatu sistem
pengaliran melalui lahan tersebut (Anonim,

Keadaan topografi

2006 : 7):

Menurut Sukirman, S. (1999 : 40) jenis
medan dibagi dalam tiga golongan umum

Pematah arus (Check Dam)

yang dibedakan menurut besarnya lereng

Pada suatu saluran yang relatif panjang

melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus


dan mempunyai kemiringan cukup besar,

sumbu jalan.

diperlukan

1. Datar,kemiringan medan 0 s/d 9,9%;

menggurangi kecepatan aliran pada saluran.

2. Perbukitan, kemiringan medan 9,9% s/d

Pemasangan pematah arus secara teknis

24,9%;
3. Pegunungan, kemiringan medan > 25%.
942 -

pematah


mempunyai ketentuan
(Anonim, 2006 : 15):

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

arus,

guna

untuk

sebagai berikut

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala



Pemasangan jarak pematah arus (check

Vijin ≤ Vhitung
Kecepatan yang diijinkan berdasarkan

dam)

direkomendasikan

oleh

Direktorat

jenis material di sajikan pada Tabel 1 berikut

Jenderal Bina Marga yang tertuang dalam

ini (Anonim, 2006 : 16):

Pedoman Konstruksi dan Bangunan nomor

Tabel 1. Kecepatan ijin Berdasarkan Jenis
Material
Jenis material /bahan
Vijin (m/detik)
Pasir halus
Lempung pasiran
Lanau alluvial
Kerikil halus
Lempung kokoh
Lempung padat
Kerikil kasar
Batu-batu besar
Pasangan batu
Beton
Beton bertulang
Sumber : Anonim (2006

Pd.T-02-2006-B tahun 2006, di sajikan pada
Tabel 2 berikut ini (Anonim, 2006 : 16):
Tabel 2. Jarak Pemasangan Check Dam
S (%)
6%
7%
8%
L (M)
16 M
10 M
8M
Sumber : Anonim 2006, p.16

0,45
0,50
0,60
0,75
0,75
1,10
1,20
1,50
1,50
1,50
1,50

9%
7M

Analisa hidrologi
Secara

umum

analisis

hidrologi

merupakan satu bagian analisis awal dalam

: 16)

perancangan bangunan-bangunan hidrolika.

Pemeriksaan Kecepatan aliran (Vhitung)

Pengertian yang terkandung di dalamnya

dapat dilakukan dengan persamaan Manning

adalah bahwa informasi dan besaran-besaran

sebagai berikut (Anonim, 2006 : 17):

yang diperoleh dalam analisis hidrologi
merupakan masukan penting dalam analisis

!

V = R2/3 s1/2
"

R =

$
%

(1)

selanjutnya.

(2)

Analisis curah hujan rencana
Hujan rencana adalah data curah hujan

Keterangan :

harian maksimum yang akan digunakan untuk

V =
kecepatan aliran (m/detik);
n
=
koefesien kekasaran Manning;
R =
jari-jari hidrolis (m);
F
=
luas penampang basah (m2);
P
=
keliling basah (m);
S
=
kemiringan drainase (%);
Slapangan ≥ Sperhitungan,

menghitung

R / = R + S . K

dapat dilakukan dengan persamaan sebagai

K=

berikut (Anonim, 2006 : 14):
+

(3)

*,

Sd =

Keterangan :
• Vijin ≥ Vhitung atau Slapangan ≤ Shitung maka
saluran harus dibuat pematah arus (check
dam).

5
567 34

"
89:8"
;"

(4)



(5)



(6)

Y/ = − 0,834 + 2,303 Log

-



Menurut

sebagai berikut (Kamiana, 2011 : 28):

R=

S=

hujan.

distribusi Gumbel rumus hujan rencana adalah

Pemeriksaan kemiringan saluran (S)

( ) "

intensitas

5 (34: 3)+
567

":!



/
/:!

(7)
(8)

Keterangan :
RT
R

= hujan rencana periode ulang (mm/jam);
= hujan harian maksimum rata-rata
(mm/jam);

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 943
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

10%
6M

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

K
Sd
Ri
N
Yn
Yt
Sn

= faktor frekuensi sebaran Gumbel;
= standar deviasi dari data hujan;
= hujan harian maksimum tahun pertama
(mm/jam);
= jumlah data atau tahun;
= reduced mean;
= reduced variate;
= reduced standar deviasi.

Intensitas hujan

air

hujan

persatuan

waktu.

Penentuan intensitas hujan dapat didasarkan
pada

data

Koefisien pengaliran

kondisi permukaan tanah (tata guna lahan) dan
kemungkinan perubahan tata guna lahan
C=
C1 .A1 Q C2 . A2 Q C3 . A3 .Rk3
A1 QA2 QA3

hujan

harian

yaitu

dengan

Waktu konsentrasi (Tc)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mengalirkan air dari titik

berikut (Suripin, 2004 : 66):
*+K -L -/N

-L
9

(9)

yang paling jauh pada daerah aliran ke titik
kontrol yang ditentukan di bagian hilir suatu

Keterangan :
I
= intensitas curah hujan (mm/jam);
t
= lamanya hujan (jam);
R24 = curah hujan maksimum harian selama 24
jam.

saluran, konsentrasi dapat dihitung dengan
persamaan (Suripin, 2004 : 82):
Tc = to + td
-

�� = ( x 3,28 xlX x
N

Debit banjir rencana
�� =

Debit aliran permukaan yang dijadikan

]
OX )(

sebagai acuan untuk merencanakan drainase

Keterangan :

disebut dengan debit banjir rencana atau debit

Tc
to

rencana priode ulang T tahun (QT) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut
(Anonim, 2006 : 11):

Q=

!
N,O

C.I.A

(11)

C1, C2, C3 = koefisien pengaliran;
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran (m/Km/ha);
fk
= faktor linpasan.

menggunakan metode Mononobe sebagai

I=

(C) dipengaruhi

Keterangan :

Intensitas hujan adalah tinggi atau
kedalaman

Koefisien pengaliran (C)

td
lo

(10)

L
nd
S
V



(12)
"Y X,!O[
)

Z

(13)
(14)

= waktu konsentrasi (jam);
= waktu untuk mencapai awal saluran dari
titik terjauh (jam);
= waktu aliran dalam saluran sepanjang
saluran dari ujung saluran(jam);
= jarak titik terjauh ke fasilitas drainase
(m);
= panjang saluran (m);
= koefisien hambatan;
= kemiringan saluran memanjang (%);
= kecepatan aliran pada saluran (m/detik).

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/detik);
C
= koefisien aliran;
I
= intensitas hujan (mm/jam);
A = luas daerah aliran (ha/km2);
1/3,6 = angka konversi satuan dari mm/jam menjadi
m3/detik (0,278 A dalam satuan km2 dan
0,00278 A dalam satuan ha)
944 -

Analisa hidrolika
Pada sistem pengaliran melalui saluran
terbuka terdapat permukaan air yang bebas
dimana permukaan bebas ini dipengaruhi oleh
tekanan udara luar secara langsung. Jika

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

sistem pengaliran melalui pipa yang airnya

obyek studi.

tidak penuh (masih terdapat muka air bebas)
maka dalam menyelesaikan masalahnya masih

Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada jalan

termasuk dalam sistem saluran terbuka

batas Kota Takengon-batas Bener Meriah,

(Rosalina, 1997 : 3)

panjang segmen 5,100 km, yang merupakan
jalan nasional dengan tipe jalan 2 lajur 2 arah

Geometrik penampang saluran
Unsur geometrik adalah sifat suatu
penampang saluran yang dapat diuraikan,
saluran yang dapat diuraikan seluruhnya
berdasarkan

geometri

kedalaman

aliran.

penampang
Mengingat

tanpa median merupakan kawasan medan
pegunungan.
Tahapan dan prosedur penelitian

dan
bahwa

tersedianya lahan merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan, maka penampang saluran
drainase jalan raya dianjurkan mengikuti
penampang hidrolis terbaik (Rosalina, 1997 :

147)

Dalam penelitian ini tahapan pelaksanaan
dan prosedur sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah;
2. Studi pustaka;
3. Pengumpulan data sekunder dan data
primer;
4. Perencanaan teknis kebutuhan drainase.

Dimensi saluran

Sumber data dan teknik penggumpulan

Perhitungan dimensi saluran dilakukan
dengan ketentuan debit saluran lebih besar
atau sama dengan debit hitung,

data
Penelitian ini dilakukan dengan langkah
pengumpulan data baik data primer maupun
data sekunder, Data yang dipakai sebagai

(Qs ≥ QT).

(15)

bahan analisis dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan data primer.

mengacu ke unsur geometrik penampang hidrolis terbaik. Agar mendapat desain yang

Data sekunder penelitian ini diperoleh

ekonomis,
Qhidrologi - Qhidrolika= 0001

Data sekunder

(16)

dari Dinas-dinas terkait yang ada dilingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah,

dihitung dengan cara coba-coba kedalaman (h).

Kabupaten Bener Meriah dan Provinsi Aceh.
Data-data

METODOLOGI PENELITIAN

sekunder

pendukung

dalam

penelitian berupa data yang sudah jadi seperti,

Pada studi ini metode yang akan dipakai

data curah hujan yang diperoleh adalah data

adalah metode deskriptif, yaitu metode studi

curah hujan harian dalam kurun waktu selama

yang mengevaluasi obyektif atau apa adanya

10 tahun terakhir, dari tahun 1999-2008 yang

pada suatu keadaan yang sedang menjadi

dicatat di stasiun pencatat hujan Bebesen,

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 945
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 3. Rekap curah hujan

Kabupaten Aceh Tengah.

REKAP CURAH HUJAN MAKSIMUM BULANAN DAN TAHUNAN

Data primer
Data primer di peroleh dengan cara
survei aktual di lapangan, untuk mendapat

Pada DAS
No Stasiun
Lokasi
Kecamatan
Kabupaten
Propinsi

:
:
:
:
:
:

Kr. Peusangan
No Kad :
111 004
Stasiun :
4 37 24 LU/ 096 53 50"BT Tahun :
Bebesen
Elevasi :
Aceh Tengah
Satuan :
D I Aceh

19
Bebesen
1999 s/d 2008
1200 m
mm

data-data tersebut digunakan alat ukur seperti
meteran, alat survei GPS (Global Positioning
Systems), form survei, alat tulis, dan peralatan
lain-lain yang dibutuhkan.
Pengolahan data
Setelah pengumpulan data primer dan
sekunder, selanjutnya data diolah, dilakukan

Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

Rmak Bulan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
61 44 21 54 35 17 29
9
18 120 24 38 45 11
29 35 46 22 45 12 45
63 10 50 40 42 49 28
53 33 50 29 39 39
7
20 29 15 58 50 13 32
3
34 76 28 22 12
38
8
29 87 26 51 55 39
29 17 17 48 29 122 42
29 17 53 36 19 20 38

Rmak
Agt Sep Okt Nop Des Tahunan
85
85 62 41 48 41
120
19 69 50 39 46
59
39 48 59 42
9
63
40 20 39 20 30
53
35 30 20 40 50
58
35 53 38 28 57
76
34 65 56 39 37
87
20 29 21 20 79
122
32 39 47 48 86
56
30 22 31 38 56

permeriksa dan analisis data. Pengolahan dan

Sumber : Pekerjaan Umum Sumber Daya Air

dianalisa

c. Berdasarkan Tabel 3 dianalisis dengan

mengunakan

perangkat

lunak

Microsoft office serta digunakan pula software
tambahan seperti Geographic Information

persamaan 4 sampai dengan persamaan 8.
d. Periode ulang untuk pembangunan saluran
drainase ditentukan T = 5 tahun (Suripin,

System (GIS).

2004 h, 270).
Perhitungan hidrologi
a. Perhitungan

daerah

e. Perhitungan intensitas hujan mengunakan
tangkapan

hujan

(catchment area). Penentuan luas daerah
tangkapan air hujan pada daerah layanan
dengan cara pengolahan data lapangan
mengunakan

software

tambahan

Geographic Information System (GIS).
Sebagai peta dasar adalah peta rupa bumi
Indonesia dengan skala 1:25.000 tahun
1978, data Digital Elevation Mode (DEM)
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 6
tahun

2012,

yang

diterbitkan

oleh

persamaan 9.
f. Perhitungan

koefisien

pengaliran

(C)

mengunakan persamaan 11.
g. Perhitungan

waktu

konsentrasi

(Tc)

mengunakan persamaan 12.
h. Perhitungan Inlet time (to) mengunakan
persamaan 13.
i. Perhitungan Conduit time (td) mengunakan
persamaan 14.
j. Perhitungan banjir debit rencana (Q)
mengunakan persamaan 10.

Bakosurtanal serta shapefile (format data
geospasial) contur, shapefile lereng dan

Perhitungan hidrolika

shapefile pendukung lainnya,

1. Perhitungan kemiringan saluran (S), dapat

b. Perhitungan curah hujan maksimum. Data
curah hujan harian yang merupakan data
sekunder di sajikan pada Tabel 3 berikut
ini:
946 -

dihitung dengan persamaan 3,
2. Perhitungan kecepatan aliran, dengan
persamaan 1,
3. Perhitungan debit saluran (Qs) dapat

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

dihitung dengan persamaan 10.

hidrologi poin a, hasil disajikan pada Tabel 5.

4. Kontrol debit saluran (Qs) dapat dihitung
Perhitungan koefisien pengaliran (C)

dengan persamaan 15.

Dengan daerah pengaliran atau daerah

5. Perhitungan dimensi saluran, dihitung
Perhitungan

layanan terdiri dari beberapa tipe kondisi

dimensi saluran dilakukan berdasakan

permukaan, untuk nilai C rata-rata dapat

unsur

ditentukan dengan persamaan 11. hasil

dengan

persamaan
geometrik

16.

penampang

hidrolis

disajikan pada Tabel 6.

terbaik.

Analisis curah hujan harian maksimum
HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui besarnya curah hujan

Penentuan saluran

harian maksimum yang terjadi pada daerah

Dari hasil survey dan pengukuran dengan

aliran di gunakan persamaan 4 sampai dengan

memperhitungkan topografi daerah sekitar

8 dengan data curah hujan yang diperoleh

direncanakan Saluran Puncak yang disajikan

adalah data curah hujan harian dalam kurun

pada Tabel 4. Saluran Puncak ini terletak pada

waktu selama 10 tahun, hasil disajikan pada

jalan batas kota Takengon – batas Bener

Tabel 7.

Meriah.

Berdasarkan metodologi penelitian pada
sub bab perhitungan hidrologi poin c curah

Penentuan daerah tangkapan air hujan

hujan harian maksimum periode ulang untuk

Pengolahan data sesuai dengan metod-

pembangunan saluran drainase ditentukan R5.

ologi penelitian pada sub bab perhitungan
Tabel 4. Rencana Saluran Puncak
Beda tinggi
No
Nomor saluran
(m)
1
SPC1
54,25
2
SPC2
41,50
3
SPC3
37,00
4
SPC4
53,00
5
SPC5
49,00
Maksimum
54,25
Minimum
37,00
Rata-rata
46,95

Panjang
(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80

S
(%)
19,94
10,92
10,22
23,87
7,56
23,87
7,56
14,50

KET

Tabel 5. Daerah Tangkapan Air Hujan Saluran Puncak
No
1
2
3
4
5

Nama saluran
SPC1
SPC2
SPC3
SPC4
SPC5
Maksimum
Minimum
Rata-rata

Panjang Saluran

Beda tinggi

(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80

(m)
37,00
14,00
12,00
14,00
2,00
37,00
2,00
15,80

panjang terjauh
Lahan
(m)
79,19
79,83
155,61
147,35
86,88
155,61
79,19
109,77

SLahan

Luas DTA

(%)
46,72
17,54
7,71
9,50
2,30
46,72
2,30
16,76

km2)
0,012
0,011
0,022
0,014
0,020
0,022
0,011
0,016

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 947
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 6. Koefisien pengaliran (c) Saluran Puncak
No

C1

C2

C3

A1

A2

A3

fk

C

1

Nomor saluran
SPC1

0,7

0,6

0,95

0,006

0,004

0,002

2

1,44

2
3

SPC2
SPC3

0,7
0,7

0,6
0,6

0,95
0,95

0,005
0,011

0,003
0,007

0,002
0,004

2
2

1,44
1,44

4

SPC4

0,7

0,6

0,95

0,007

0,004

0,003

2

1,44

5

SPC5

0,7

0,6

0,95

0,010

0,006

0,004

2

1,44

Tabel 7. Curah Hujan Harian Maksimum
R2
No Nomor saluran
(mm)
1
SPC1
73,85
2
SPC2
73,85
3
SPC3
73,85
4
SPC4
73,85
5
SPC5
73,85
Maksimum
73,85
Minimum
73,85
Rata-rata
73,85

R5
(mm)
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33
100,33

Perhitungan waktu konsentrasi (Tc)
Hasil yang di dapat dengan mengunakan
persamaan 12,13 dan 14 . hasil disajikan pada

R10
(mm)
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02
118,02

R15
(mm)
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39
126,39

Dengan menggunakan rumus Rasional
hasil perhitungan debit rencana dengan hasil
disajikan pada Tabel 10.

Tabel 8.
Perhitungan kecapatan rencana (Vrenc)
Perhitungan

intensitas

curah

hujan

Hasil perhitungan kecapatan rencana
saluran disajikan pada Tabel 11.

rencana
Hasil perhitungan intensitas curah hujan

Dari hasil perhitungan saluran tersebut

rencana berdasarkan persamaan 9 dengan

pada Tabel 11 diatas, kecapatan rencana lebih

intensitas

untuk

besar dari pada kecapatan ijin, berdasarkan

pembangunan saluran drainase ditentukan I5,

ketentuan (Vrenc ≥ Vijin) maka kecepatan

hasil disajikan pada Tabel 9.

rencana harus diperkecil dengan pemasangan

curah

hujan

rencana

pematah arus (check dam) untuk memper kecil
Perhitungan debit rencana
Tabel 8. Waktu Konsentrasi (Tc) Saluran Puncak
to
td
No
Nomor saluran
(menit)
(menit)
1
SPC1
1,56
6,77
2
SPC2
1,61
14,01
3
SPC3
1,79
12,49
4
SPC4
1,78
7,95
5
SPC5
1,58
16,54
Maksimum
1,79
16,54
Minimum
1,56
6,77
Rata-rata
1,66
11,55

948 -

kecepatan aliran.

tc
(manit)
8,32
15,62
14,28
9,73
18,12
18,12
8,32
13,21

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

(jam)
0,14
0,26
0,24
0,16
0,30
0,30
0,14
0,22

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 9. Intensitas Curah Hujan Rencana
I2
No Nomor saluran
(mm/jam)
1
SPC1
95,54
2
SPC2
62,81
3
SPC3
66,68
4
SPC4
86,10
5
SPC5
56,88
Maksimum
95,54
Minimum
56,88
Rata-rata
73,60
Tabel 10. Debit Rencana Saluran Puncak
1
No
Nama Saluran
3,6
1
SPC1
0,278
2
SPC2
0,278
3
SPC3
0,278
4
SPC4
0,278
5
SPC5
0,278
Maksimum
Minimum
Rata-rata

I5
(mm/jam)
129,79
85,33
90,58
116,98
77,27
129,79
77,27
99,99

C
1,44
1,44
1,44
1,44
1,44

I10
(mm/jam)
152,67
100,37
106,55
137,60
90,89
152,67
90,89
117,62
I5
(mm/jam)
129,79
85,33
90,58
116,98
77,27

I15
(mm/jam)
163,50
107,49
114,11
147,36
97,34
163,50
97,34
125,96
A
(km2)
0,012
0,011
0,022
0,014
0,020

Qs

(m3/detik)
0,630
0,374
0,794
0,663
0,619
0,79
0,37
0,62

Tabel 11. Kecapatan Rencana (Vrenc) Saluran Puncak
Vrecana
Vijin
No Nomor saluran
(m/detik)
(m/detik)
1
SPC1
8,86
1,50
2
SPC2
4,85
1,50
3
SPC3
4,54
1,50
4
SPC4
10,61
1,50
5
SPC5
3,36
1,50
Maksimum
10,61
1,50
Minimum
3,36
1,50
Rata-rata
6,45
1,50

Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi
Kalasi

Perhitungan pematah arus (check dam),

dari pada kecepatan rencana, berdasarkan

Pemasangan pematah arus sistem jarak
hulu ke hilir sebagai cara untuk memperkecil

Vijin ≥ Vrencana

Ket
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus
Pematah Arus

ketentuan (Vrenc≥Vijin) maka kecepatan rencana
dapat diterima.

kecepatan aliran, Hasil yang di dapat pada
perhitungan dengan mengubah elevasi dasar
saluran dengan pemasangan pematah arus
dengan sistem jarak hulu ke hilir, disajikan

Kontrol debit saluran (Qs)
Hasil yang di dapat dengan mengunakan
persamaan 15 disajikan pada Tabel 14.
Hasil perhitungan debit saluran tersebut

pada Tabel 2.

pada Tabel 14 diatas, dengan ketentuan debit
Kecapatan rencana

saluran lebih besar atau sama dengan debit

Hasil perhitungan kecapatan rencana
setelah pemasanggan pematah arus, disajikan

hitung (Qs ≥ QT) maka debit saluran dapat
diterima.

pada Tabel 13.
Dari hasil perhitungan saluran tersebut
pada Tabel 13 diatas, kecepatan ijin lebih besar

Perhitungan

Perencanaan

Dimensi

Saluran

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 949
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Perhitungan dimensi saluran dilakukan

saluran dilakukan dengan persamaan 16,

berdasakan geometrik penampang hidrolis

dengan cara coba-coba kedalaman (h), hasil

terbaik. Bila Qsaluran ≥ Qhitung Ú aman, tetapi

perhitungan disajikan pada Tabel 15.

bisa melebihi kebutuhan. Agar mendapat
desain yang ekonomis, perhitungan dimensi
Tabel 12. Pemasangan Pematah Arus (Check Dam)
Jarak Pemasangan Pematah Arus Berdasarkan Jarak hulu ke
Panjang
hilir
Saluran
No Nama Saluran
1
2
3
4
5

(Lx20%)

(Lx20%)

(Lx20%)

(Lx20%)

(Lx20%)

/ 16 m

/ 10 m

/8m

/7m

/6m

3
5
5
3
8
8
3
5

5
8
7
4
13
13
4
8

7
10
9
6
16
16
6
9

8
8
8
5
14
14
5
9

9
13
12
7
22
22
7
13

(m)
272,00
380,00
362,00
222,00
648,00
648,00
222,00
376,80

SPC1
SPC2
SPC3
SPC4
SPC5
Maksimum
Minimum
Rata-rata

Tabel 13. Kecapatan Rencana (Vrenc) Saluran Puncak
Vrencana
Vijin
No
Nomor saluran
(m/detik)
(m/detik)
1
SPC1
0,67
1,50
2
SPC2
0,45
1,50
3
SPC3
0,48
1,50
4
SPC4
0,47
1,50
5
SPC5
0,65
1,50
Maksimum
0,67
1,50
Minimum
0,45
1,50
Rata-rata
0,54
1,50
Tabel 14. Kontrol Debit Saluran (Qs)
Qsrencana
No
Nomor Saluran
(m3/detik)
1
SPC1
0,630
2
SPC2
0,374
3
SPC3
0,794
4
SPC4
0,663
5
SPC5
0,619
Maksimum
0,794
Minimum
0,374
Rata-rata
0,616

Vijin ≥ Vrencana
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!

Qt
(m3/detik)
0,483
0,264
0,791
0,595
0,476
0,791
0,264
0,522

(Qs ≥ Qt)
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!

Tabel 15. Perencanaan Dimensi Saluran
coba -coba
N
o

Nomor
Saluran

Q

Tinggi
Jagaan)

Luas
Basah

Keliling
Basah

Jarijari
Hidrolis

Qhidrolika ≥
Qhidrologi

Qhidrolika Qhidrologi = 0,0001
Ket

1

SPC1

0,62996

h
total
(m)
1,12

2

SPC2

0,37447

1,02

1,00

0,25

1,02

3,033

0,335

0,37457

OK !!!

0,0001

OK !!!

3
SPC3
4
SPC4
5
SPC5
Maksimum
Minimum

0,79365
0,66255
0,61873

1,24
1,01
1,14
1,24
1,01

1,25
1,35
1,00
1,35
1,00

0,31
0,25
0,29
0,31
0,25

1,56
1,36
1,14
1,56
1,02

3,740
3,363
3,278
3,74
3,03

0,416
0,404
0,347
0,42
0,34

0,79371
0,66265
0,61882
0,79371
0,37457

OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!
OK !!!

0,0001
0,0001
0,0001

OK !!!
OK !!!
OK !!!

1,11

1,12

0,28

1,24

3,33

0,37

0,61596

OK !!!

Rata-rata

950 -

Hidrologi

b

w

F

P

R

Qhidrolika

Kontrol

(m)
1,00

(m)
0,28

(m2)
1,13

(m)
3,250

(m)
0,347

0,63002

OK !!!

0,0001

OK !!!

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Kontrol

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kerusakan yang terjadi pada drainase
jalan batas Kota Takengon-batas Bener Meriah
yang disebabkan oleh kecepatan aliran yang
tinggi sehingga menimbulkan gerusan pada
drainase jalan, untuk memperkecil kecepatan
aliran pemasangan pematah arus sistem jarak
hulu

ke

hilir

merupakan

cara

untuk

memperkecil kecepatan aliran.
Saran
Disarankan pada jalan batas Kota
Takengon-batas

Bener

Meriah

yang

didominasi medan bergunung, dengan kondisi
jalan yang berada di lereng dan kaki
pegunungan yang mempunyai daerah layanan
yang luas. Agar tidak terjadi gerusan pada
drainase jalan, perlu pemasangan pematah
arus. Penerapan pemasangan pematah arus
sistim jarak hulu ke hilir digunakan untuk
kemiringan lebih besar dari 10% dan
pemasangan

pematah

rekomendasikan

Bina

arus
Marga

yang

di

dengan

kemiringan di bawah dari 10%.

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
- 951
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2006,

Drainase

Perencanaan
Jalan

Sistem

(Departemen

Pekerjaan Umum), Pd.T-02-2006-B.
Anonim, 2011, Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan

(Kementerian

Pekerjaan

Umum), Nomor 19/PRT/M/2011.
Kamiama, I. M, 2011. Teknik Perhitungan
Debit

Rencana

Bangunan

Air.

Penerbit Graha Ilmu; Yogyakarta.
Rosalina, E.V.N, 1997. Hidrolika Saluran
Terbuka, Terjemahan Open Chanel
Hidrolics (Ven Te Chow). penerbit
Erlangga; Ciracas, Jakarta.
Sukirman, S, 1999. Perencanaan DasarDasar Geometrik Jalan, Penerbit
Nova; Bandung.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan, Penerbit Andi;
Yogyakarta.
Yulianur, A, 2003. Drainase Perkotaan dan
Jalan Raya, Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

952 -

Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018
Hidrologi, Lingkungan dan Struktur

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25