STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TINGKAT – TINGKAT ORGANISASI STRUKTURAL
Semua kehidupan ditandai dengan tingkatan organisme yang berhirarki. Sel menempati
tempat khusus dalam hirarki kehidupan karena merupakan tingkat organisasi terendah yang dapat
hidup mandiri sebagai suatu organisme. Protista, misalnya, memiliki organel terspesialisasi yang
melakukan pekerjaan tertentu, sehingga mereka dapat mencerna makanan, mendeteksi perubahan
lingkungan, mengekskresikan hasil buangan dan bereproduksi—semuanya di dalam sebuah sel
tunggal. Protista menggambarkan tingkat organisasi seluler, tingkat yang paling sederhana yang
mungkin dicapai oleh suatu organisme.
Berbeda dengan hewan, sel-sel membentuk tubuh hewan melalui sifat-sifat emergennya.
Sel-sel terorganisasi menjadi jaringan (tissue), yaitu kelompok sel dengan kenampakan yang
serupa dan fungsi yang sama. Jaringan- jaringan yang berbeda terorganisasi lebih lanjut kedalam
unit-unit fungsional yang disebut organ. Kelompok-kelompok organ yang bekerja bersama-sama
memberikan tingkat organisasi dan koordinasi tambahan dan menyusun sistem organ.
Tabel Sistem Organ : Komponen dan Fungsi Utamanya
SISTEM ORGAN
Pencernaan

KOMPONEN UTAMA
FUNGSI UTAMA

Mulut, faring, esofagus, lambung, Pengolahan makanan

Sirkulasi
Respirasi

usus halus, hati, pankreas, anus.
Jantung, pembuluh darah, darah
Distribusi internal bahan-bahan
Paru-paru, trakea, pipa pernapasan Pertukaran
gas
oksigen
dan

Kekebalan

lain
dan Sumsum

tulang,


nodus

karbondioksida
limfa, Pertahanan tubuh

limfatik

timus, limpa, pembuluh limfa, sel

Ekskresi

darah putih
Ginjal, ureter, kandung kemih, Pembuangan zat sisa metabolisme,
uretra

Endokrin

pengaturan keseimbangan osmotik

Pituitari


(hipofisis),

pankreas,

kelenjar

darah
tiroid, Koordinasi aktifitas tubuh
penghasil

hormon lain
1 | Page

Reproduksi
Saraf

Ovarium, testis, dan organ terkait
Reproduksi
Otak, sumsum tulang belakang, Koordinasi aktivitas tubuh


Integumen

saraf, organ sensoris
Kulit dan aksesorisnya (rambut, Perlindungan

Kerangka

kuku, dan kelenjar kulit)
mekanis, infeksi, pengeringan
Kerangka (tulang sejati, tendon, Penyokong tubuh, perlindungan

Otot

ligamen, tulang rawan)
Otot rangka

terhadap

cedera


organ internal
Pergerakan, lokomosi

2.2 STRUKTUR DAN JARINGAN HEWAN
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk
membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh hewan kecuali hewan yang
paling sederhana ada empat macam, yaitu jaringan saraf, jaringan epitel, jaringan otot, dan
jaringan ikat. Berdasarkan struktur jaringan dan fungsi utamanya, kita dapat membedakan
keempat jaringan dasar hewan pada tabel berikut
Jaringa

Sel

n
Saraf

Rangkaian tonjolan sel Tidak ada

Menyampaikan impuls/rangsang


yang memanjang

saraf

Kumpulan sel bersegi Sedikit

Melapisi permukaan atau rongga

banyak

tubuh,

Epitel

Matriks Ekstraselular

Fungsi Utama

sekresi


bahan-bahan

kelenjar
Otot

Sel

kontraktil

yang Cukup banyak

Ikat

memanjang
Beberapa tipe sel yang Banyak sekali

Sebagai

menetap


pelindung

atau

Sebagai alat aktif
penyokong

dan

berpindah-pindah
2.2.1

Jaringan Epitel
a. Pengertian jaringan epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang menutupi bagian luar tubuh serta melapisi organ
organ dan rongga – rongga di dalam tubuh. Sel – sel epitel yang tersusun rapat sering kali
melibatkan sambungan ketat yang memungkinkan jaringan epitel berfungsi sebagai
penghalang menghalang cidera mekanis, patogen dan kehilangan cairan.
b. Fungsi jaringan epitel

2 | Page

Beberapa fungsi jaringan epitel Jaringan epitel antara lain mempunyai fungsi:
1. sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia,
contohnya adalah kulit
2. sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam,
amoniak, CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal, alveoli.
3. sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh), dan
thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal.
4. sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya, contohnya
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin: kelenjar keringat, kelenjar minyak dan
lain-lainnya.
5. sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli
6. sebagai alat absorpsi sari makanan, contohnya usus.
c. Pengelompokan jaringan epitel
Terdapat dua pengelompokan jaringan epitel, yaitu berdasarkan jumlah lapisan selnya dan
berdasarkan bentuk selnya. Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dibagi
menjadi jaringan epitel selapis (sederhana) dan jaringan epitel berlapis. Adapun
berdasarkan bentuk selnya, jaringan epitel dibedakan menjadi epitel pipih , epitel kubus,
dan epitel silindris.

d. Macam – macam jaringan epitel pada hewan
1. Epitel pipih selapis
Jaringan ini tersusun atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu lapis.
Jaringan ini terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, dan alveoli (paru-paru).
Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses difusi oksigen dan karbon
dioksida serta filtrasi darah pada ginjal.
2. Epitel pipih berlapis
Epitel ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki
sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini terdapat pada rongga
mulut, rongga hidung, dan kerongkongan, vagina, saluran anus, ujung uretra. Sesuai
dengan jumlah lapisannya yang banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung,
misalnya terhadap gesekan.

3. Epitel kubus selapis
Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus
selapis di antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan
sekresi.
3 | Page


4. Epitel kubus berlapis
Epitel Kubus Berlapis. Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel
berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis terdapat pada mulut, kerongkongan, dan
kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan ini berperan
sebagai pelindung dari gesekan.
5. Epitel silindris selapis
Jaringan ini tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini,
biasanya terdapat sel-sel goblet .Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir
(mucus) yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi).
Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus halus dan saluran pencernaan lainnya.
6. Epitel silindris berlapis
ini tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel
silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan
laring. Jaringan ini berperan dalam proses sekresi.
7. Epitel silindris berlapis semu bersilia
Jaringan ini tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar
sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini
terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya.
Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena
digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan. Jaringan ini terdapat pada
saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur (tuba Fallopi).
8. Epitel transisi
Epitel Transisi. Jaringan ini terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, selsel penyusun jaringan ini selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel
tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun pada keadaan normal
(relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini banyak terdapat di
kandung kemih, saluran ureter, dan ginjal. Fungsi dari jaringan ini
Mengakomodasi fluktuasi dari volume cairan pada organ dikarenakan memiliki
kemampuan merenggang dengan mudah.
9. Epitel kelenjar
Jaringan ini tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran
dalam penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Epitel kelenjar
membentuk tudung dari semua kelenjar utama. Hal ini juga hadir dalam lapisan
usus. Ada dua jenis utama dari kelenjar endokrin dan eksokrin. Kelenjar endokrin
4 | Page

yang berhubungan dengan sekresi zat-zat yang digunakan secara internal oleh
tubuh, misalnya hormon. Kelenjar eksokrin mengeluarkan zat yang akan
dikeluarkan oleh tubuh, misalnya lendir, keringat dll kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung dalam aliran darah, dari mana mereka
melakukan perjalanan ke organ sasaran, sedangkan kelenjar eksokrin mencapai
organ sasaran melalui media saluran. Kedua kelenjar ini menghasilkan sekresi
mereka melalui jaringan epitel kelenjar yang terdiri dari beberapa sel-sel khusus
yang disebut sel goblet.
 Gambar Macam Jaringan Epitel

Epitel Pipih Selapis

Epitel Pipih Berlapis

Epitel Kubus Selapis

Epitel Silindris Selapis

Epitel Silindris Berlapis

Epitel Kubus Berlapis

Epitel Silindris Selapis semu Bersilia

Epitel Transisi

Epitel Kelenjar

2.2.2

Jaringan Ikat
Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel dalam beberapa hal antara lain : jaringan
ikat jarang sekali terletak bebas, lazimnya terdapat di bawah jaringan epitel atau terdapat di
antara organ-organ tubuh sebagai pengikat atau pengisi ruang antara. Selanjutnya jumlah sel
jaringan ikat relatif lebih sedikit dari jaringan epitel dari jaringan epitel dan bahan antar
selnya lebih banyak.
5 | Page

Perimbangan antara sel dan matriks atau bahan antar sel menunjukkan variasi cukup
jelas, tergantung dari macam jaringan ikat tersebut. Dalam tubuh hewan terdapat berbagai
bentuk jaringan ikat, bahkan ada yang mengalami modifikasi sesuai fungsinya. Fungsi
jaringan ikat adalah :
1. Sebagai penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh
2. Sebagai penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf masuk
organ tubuh vital, misalnya otak, ginjal, hati, paru-paru dan sebagainya.
3. Merupakan media antara pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh dalam
mengantarkan zat makanan, zat asam, dan mengambil sisa metabolisme.
A. KLASIFIKASI JARINGAN IKAT
1. Jaringan ikat embrional
a) Mesenkim
b) Jaringan ikat mukosa
2. Jaringan ikat dewasa
a) Jaringan ikat padat teratur
b) Jaringan ikat padat tidak teratur
3. Kartilago
a) Kartilago hialin
b) Kartilago fibrosa
c) Kartilago elastik
1. Jaringan Ikat Embrional
a) Mesenkim
Mesenkim adalah jaringan ikat embrio yang kelak akan
menumbuhkan jaringan ikat dewasa, pembuluh darah dan limfe, dan otot
polos. Secara histologis terdiri atas sel-sel mesenkim dan bahan dasar
(matriks). Sel mesenkim bentuknya tidak teratur dan memiliki banyak
penjulran dan saling berhubungan. Inti lonjong, besar, pucat karena sedikit
mengandung kromatin. Secara umum sifat selnya uniform dan monoton.
Matriks bersifat homogen seperti lendir. Dengan meningkatnya umur
embrio pada matriks mulai terbentuk filamen-filamen yang bergabung
menjadi fibril yang bersifat submikroskopik. Kumpulan fibril ini kelak
membentuk serabut. Pembuluh dara belum tampak pada mesenkim. Apabila
jaringan ini diambil dan dibiakan dalam biakan jaringan (tissue culture), selsel mesenkim akan lepas dan menunjukkan gerakan amuboid.

6 | Page

b) Jaringan ikat mukosa
Jaringan ikat mukosa/berlendir dapat dianggap sebagai tahap
perkembangan lanjut dari mesenkim. Fibril sudah mulai terbentuk pada matriks
yang berkonsistensi jel. Bagaimana terjadinya fibril ini masih dipermasalahkan,
yang jelas sangat halus, tidak bercabang dan sulit diwarnai. Pembuluh darah
dan syaraf belum banyak. Zat makanan dan oksigen menuju sel-sel melalui
difusi. Jaringan ikat mukosa ditemukan pada tali pusar (umbilicus) di sekitar
pembuluh darah, dikenal sebagai „jaringan Wharton‟. Pada mammalia tidak
terdapat lagi, hanya pada pupil omasum terdapat jaringan yang mirip, begitu
pula pada balung dan pial ayam yang berperan sebagai penunjang.

2. Jaringan Ikat Dewasa
Bentuk umum jaringan ikat dewasa jelas berbeda dari jaringan ikat embrio
karena fibril-fibril sudah membentuk serabut yang mudah diwarnai dan bahkan dapat
dibedakan adanya tiga macam serabut. Selanjutnya sel-selnya mulai berdiferensiasi
menjadi sel-sel jaringan ikat dewasa yang cukup banyak macamnya. Matriks jaringan
ikat dewasa sudah berbeda dan mengandung cairan jaringan (tissue fluid). Ketentuan
bagi jaringan ikat mensyaratkan adanya tiga unsur utama, yaitu : (1) adanya sel-sel
(fibroblast, adiposit, makrofag, plasma sel, sel mast, osteosit, kondrosit); (2) serabut
(kolagen, eslatik, retikular); dan (3) matriks.

7 | Page

a) Jaringan Ikat Padat Teratur
Jaringan ikat padat teratur dikarenakan susunan serabutnya. Bila
serabutnya padat, maka sel-selnya relatif sedikit serta macamnya terbatas. Matriks
pun relatif sedikit. Dengan melihat macam serabutnya, dibagi sebagai berikut :
- Mayoritas serabut kolagen : tendon, ligamentum, fasia, aponeurosis.
- Mayoritas serabut elastin : ligamentum nukhe, tunika flava
b).Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
Struktur serabut kolagen padat dan susunannya tidak teratur. Di samping
mayoritas adalah serabu kolagen, terdapat pula serabut elastik sedikit dan bahkan
otot polos, misalnya tunika albugenea testis kuda, kapsula dan trabukula limpa,
jelas memiliki otot polos. Misalnya jaringan ikat padat tidak teratur antara lain
korium (kulit), tunika albugenia, kapsula, trabukula, septa dan sebagainya.

3. KARTILAGO
Tulang rawan (kartilago) sebagai alat penunjang tubuh, harus kuat dan lentur,
tahan terhadap tekanan maupun tarikan. Pada vertebrata tingkat rendah misalnya
elasmobranchii, seluruh kerangka tubuh terdiri atas tulang rawan. Pada mamalia (fetus)
hampir seluruh kerangka terdiri atas tulang rawan hialin. Sekitar kelahiran (partus)
menjelang dewasa tulang rawan tersebut di rombak secara bertahap dan diganti dengan
tulang sejati, meskipun tidak seluruhnya, yang tetap tinggal sebagai tulang rawan adalah
permukaan persendian, trakea, laring, bronki, tulang rusuk, dan sebagainya.
Ciri khas tulang rawan memiliki se-sel (kondrosit), serabutnya dapat kolagen atau
elastin, dan matriks atau bahan dasar yang mengeras kecuali pada tulang rawan fibrosa.
Khas bahwa pada tulang rawan tidak terdapat pembuluh darah atau limfe, jadi zat
makanan serta oksigen akan menyebar secara difusi. Matriks meskipun mengeras tapi
tetap lentur dan permeabel. Dalam tubuh hewan dikenal adanya tiga tulang rawan
masing-masing (1) tulang rawan hialin; (2) tulang rawan elastin; (3) tulang rawan fibrosa.
a) Kartilago Hialin
Dalam keadaan segar bersifat lentur, semitranparan, dan berwarna putih
kebiruan. Di permukaan terdapat perikondrium, suatu jaringan ikat yang pada
waktu muda mampu membentuk tulang rawan secara aposisi. Pada tulang rawan
tidak terdapat pembuluh darah, tetapi bila ada, suatu pertanda adanya
pengkapuran. Secara fisiologik kalsifikasi sering terjadi pada tulang rawan rusuk
bangun histologik.

8 | Page

b) Kartilago Elastik
Tulang rawan segar beraspek kuning karena banyak mengandung serabut
elastin. Secara garis besar memiliki bangun histologik mirip tulang rawan hialin,
hanya berbeda dalam macam serabutna. Serabut ealstin membuat anyaman pada
interteritorial mastriks secara merata. Makin menuju permukaan jalinan serabut
makan tipis, sebaliknya makin ke dalam makn pekat jalinannya. Penapuran tulang
rawan elastin agak jarang mungkin terjadi pada umur tua. Tulang rawan elatin
terdapat pada pada daun telinga, tuba auditiva eustachii, epiglotis, membran
nictitans, dan sebagainya.

c) Kartilago Fibrosa
Jenis kartilago (tulang rawan) ini mempunyai serabut kolagen padat
dengan hondrosit tersusun dalam deretan lakuna. Matriks relatif sedikit, umumnya
tidak dikelilingi oleh perikondrium. Tulang rawan fibrosa terdapat pada miniskus,
simfisis pubis, diskus intervetebralis, tempat pertautan ligamen atau tendon pada
tulang, pada hidung sebagian dari laring, trakea, bronki, bronkioli, dan rangka
embrionik. Diskus intervetebralis sebagian besar terdiri dari tulang rawan fibrosa,
pada bagian atas dan bawah berkelanjutan dengan tulang rawan persendian
spinalis. Mempunyai fungsi untuk melancarkan gerakan pada sendi, kelenturan
dan sebagai penyokong.

9 | Page

2.2.3 Jaringan Otot
Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls saraf. Tersusun dalam susunan paralel di
dalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein
kontraktil aktin dan miosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian
besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan
energi dalam suatu hewan yang aktif.
Dalam tubuh vertebrata terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot rangka, otot jantung
dan otot polos.
a. Otot Rangka (skeletal muscle)
Merupakan otot yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab
atas pergerakan tubuh secara sadar. Mamalia dewasa memiliki jumlah sel-sel otot
yang tetap, mengangkat beban dan metode lain untuk membentuk otot tidak
meningkatkan jumlah sel, tetapi hanya memperbesar ukuran sel yang sudah ada.
Otot rangka juga disebut otot lurik (striated muscle) karena pengaturan
filamennya yang tumpang tindih, sehingga memberikan penampakan sel yang
berlurik atau bergaris dibawah mikroskop.
Otot rangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bentuk sel silindris relative panjang
b. Berinti banyak terletak di tepi.
c. Berabut myofibril berwarna elap dan terang.
d. Bekerja di bawah kehendak (otot volunter)
e. Reaksi terhadap rangsang cepat.
f. Mudah lelah.
b. Otot Jantung (cardiac muscle)
Merupakan otot yang membentuk dinding kontraktil jantung dan berperan
dalam mengembang dan mengempisnya jantung untuk memompa darah. Otot ini
tampak lurik, tetapi berbeda dengan otot rangka, berikut merupakan ciri-ciri otot
jantung, yaitu :
a Susunan seperti otot lurik, tetapi sel otot jantung ujungnya bercabang
10 | P a g e

b. Bentuk silindris,relative panjang dan ujungnya terhubung dengan cakram
berinterkalar
c. Berinti satu atau dua di tengah.
d. Bekerja tidak di bawah kehendak (otot tidak sadar)
e. Kontraksi secara otomatis.
f. Reaksi terhadap rangsang lambat
c. Otot Polos (smooth muscle)
Merupakan otot yang tidak memiliki penampakan berlurik dan dikontrol
oleh jenis saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol otot rangka, otot polos
bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar, seperti gerakan lambung atau
penyempitan arteri. Berikut merupakan ciri-ciri otot polos, yaitu:
a. Bentuk sel memanjang dengan ujung meruncing.
b. Berinti satu di tengah.
c. Miofibril tidak berwarna ( polos)
d. Merupakan otot tak sadar ( otot involunter )
e. Reaksi terhadap rangsang lambat.

No
1
2

Berikut merupakan perbedaan antara otot polos, otot rangka dan otot jantung.
Pembeda
Otot Polos
Otot Lurik
Otot Jantung
Inti sel
Satu inti di tengah
Banyak inti di tepi Satu inti
Sifat kerja
Tidak menurut kehendak
Menurut kehendak Tidak menurut

3

Reaksi terhadap

Lambat

4

rangsang
Letak

Dinding

Cepat
saluran

tubuh, Pada rangka

pembuluh darah, usus

kehendak
Lambat
Pada dinding
jantung

2.2.4 Jaringan Saraf
A. Pengertian Jaringan Saraf

11 | P a g e

Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan)
dan terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf mengirimkan impuls dari panca
indera ke saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) dan dari saraf pusat ke organ
lainnya.
B. Struktur Saraf
Sistem saraf pada hewan
terdiri dari sel saraf yang biasa
disebut dengan neuron dan sel
gilial. Neuron adalah sel yang
berfungsi sebagai pembawa dan
pengirim pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan unit utama dari sistem
saraf. Sedangkan neuroglia, adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls,
tetapi menunjang kerja dengan memberi nutrisi pada neuron.
1. Sel Saraf Neuron
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron.
Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang
berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagianbagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:








Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel
Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel
saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron).
Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang
berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmensegmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
12 | P a g e






Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya
nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus
yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung
dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada
bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut
berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa
asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada
sinapsis.

2. Sel glial (neuroglia cells)
Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi
sebagai penyokong dan penyatu jaringan saraf.Sel Glial berfungsi diantaranya
untuk memberi nutrisi pada sel saraf, menginsulasi dan menyegarkan kembali
neuron. Sel neuroglia umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin
dengan diameter 3-10 mikrometer. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah
astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

BAB III
PENUTUP

13 | P a g e

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup memiliki tingkatan organisasi
dalam hirarki kehidupan. Pada hewan, sel menempati bagian yang penting yang akan bersatu
menjadi sebuah jaringan. Dari jaringan tersebut, dikelompokan ke dalam jaringan yang memiliki
struktur dan fungsi yang sama. Jaringan tersebut dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Dan pada setiap jaringan tersebut
nantinya akan menyusun sebuah organ dan organ tersebut akan dikelompokkan dengan organ
yang memiliki fungsi yang sama menjadi sebuah sistem organ. Seperti sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem koordinasi dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. Alih bahasa oleh oleh Lestari, R. Dkk. 2002.
Biologi. . Jakarta : Erlangga

14 | P a g e