ANALISA POTENSI REKREASI DAN EDUKASI AKU (1)

ANALISA POTENSI REKREASI DAN EDUKASI AKUAKULTUR DI
KAWASAN WADUK LALUNG KARANGANYAR
Bangkit Setiyawan (D300100038)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura
Email : Nbangkitt@yahoo.com

ABSTRAK
Waduk Lalung merupakan salah satu waduk yang berada di Kabupaten
Karanganyar. Dibangun pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1940-an, dengan luas
7.394 h dan volume 5.000.000 m3, air waduk Lalung ini berasal dari sungai Jetis, seperti
waduk-waduk yang lain, pembangunan waduk ini unutk pengairan sawah di sekitar
waduk. Pontensi yang ada di Waduk Lalung saat ini adalah sebagai tempat bersantai dan
relaksasi, sebagai tempat memancing , pada pagi dan sore hari kebanyakan warga sekitar
datang ke waduk Lalung untuk joging Dengan melihat potensi yang ada di waduk Lalung
Karanganyar ini merupakan obyek yang pontensial untuk dikembangkan menjadi obyek
wisata, bisnis, kuliner, dan pendidikan. Di sini diwadahi dalam bentuk suatu kawasan
dengan nama fish center. Salah satu cara terwujudnya tujuan diatas adalah dengan
pengembangan berbagai fasilitas wisata dan edukasi, yaitu adalah pasar ikan hias,
pemancingan,kuliner serba ikan, taman bermain anak, museum ikan hias dan tempat
pembibitan ikan sebagai tempat edukasi. Fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan

menghasilkan sinergi yang baik dalam rangka pengembangan kawasan secara
menyeluruh, khususnya dikawasan waduk Lalung, sekaligus menjadi alternative tujuan
rekreasi memancing, edukasi akuakultur, wisata dan komersial di kabupaten
Karanganyar.
Kata kunci: Wisata, edukasi,akuakultur, ikan

ABSTACT
Lalung reservoir is one of the reservoirs are located in Karanganyar. Built in the
Japanese colonial period around 1940, with an area of 7394 h and a volume of 5,000,000
m3, Lalung reservoir water comes from rivers Jetis, like other dams, the construction of
this reservoir fatherly irrigating rice fields around the reservoir. Pontensi in Reservoir
Lalung today is as a place for recreation and relaxation, as a fishing spot, on the
morning and afternoon are mostly local people come to jog the reservoir Lalung to see
the potential that exists in the reservoir Lalung Karanganyar this is the object that any
potential to be developed into tourism, business, culinary, and education. Here
accommodated in the form of an area by the name of fish center. One way of realization
of the above objectives is the development of a wide range of tourist facilities and
education, which is the market ornamental fish, fishing, fish-paced culinary, children's
playground, museum ornamental fish and fish nurseries as a place of education. These
facilities are expected to produce a good synergy in order to develop the region as a

whole, especially reservoirs Lalung region, as well as recreational purposes alternative
fishing, education aquakultur, tourism and commerce in Karanganyar district.
Keywords : Tourism , education,aquakultur, fish

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.1.1 Umum
Sebagai salah satu bidang kehidupan masyarakat dan perkembangan jaman
yang semakin maju, pariwisata sudah bukan lagi menjadi kebutuhan pendukung,
bahkan menjadi suatu kebutuhan yang selayaknya untuk dipenuhi.
Melalui kegiatan pariwisata berbagai manfaat akan dapat diraih, sebab
pada hakekatnya pembangunan pariwisata merupakan kesatuan upaya yang
dilakukan pemerintah, kalangan usaha, dan masyarakat secara terkoordinir dan
terpadu dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan. Wisata merupakan

industri yang mempunyai beberapa manfaat terhadap ekonomi, sosial budaya,
yaitu antara lain :
a. Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha tidak hanya industri
pariwisata saja, melainkan di sektor lainnya yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan pembangunan pariwisata.
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat di darah tujuan wisata yang berasal dari
pengeluaran – pengeluaran yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara
maupun wisatawan nusantara.
c. Menimbulkan rasa penghargaan terhadap lingkungan, nilai – nilai budaya
bangsa, menghidupkan kembali seni tradisional yang hampir punah.
d. Mendorong terciptanya lingkungan hidup yang serasi dan harmonis, karena
wisatawan yang tujuan pokoknya berekreasi, menginginkan suatu lingkungan
yang menimbulkan suasana baru dari kejenuhan kehidupan sehari – hari
mereka.
Berkembangnya kegiatan pariwisata merupakan suatu hal yang wajar
mengingat adanya kecenderungan masyarakat yang menganggap pariwisata
sebagai kebutuhan pokok yang tidak terpisahkan dari kegiatan lainnya.degan kata
lain pariwisata mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan kegiatan
lain yang dilakukan masyarakat.
2


Salah satu kebijaksanaan yang ditetapkan untuk meningkatkan pengembangan
pariwisata didalam menyongsong Indonesia menuju OTONOMI DAERAH ini
adalah perlunya dimanfaatkan secara optimal potensi kepariwisataan Nasional
menjadi kegiatan ekonomi yang menghasilkan nilai tambah baik secara ekonomi,
sosial, budaya dan politik.
1.1.2 Khusus
Sebagai obyek penelitian adalah Waduk lalung, terletak di kalurahan lalung
kecamatan Karanganyar, kabupaten Karanganyar, terletak di bagian Tenggara
Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa
Timur di sebelah Timur, Kabupaten Sragen di sebelah utara, Kabupaten Wonogiri
dan Kabupaten Sukoharjo disebelah selatan dan Kota Surakarta dan Kabupaten
Boyolali di sebelah Barat. Waduk ini dibangun pada saat sebelum kemerdekaan
pada waktu itu masih dalam pendudukan Jepang. Dahulu sebelum waduk
dibangun adalah sebuah perkampungan, ada pasarnya juga. Waduk dibangun
dengan pekerja orang indonesia walaupun pada saat itu masih pendudukan
Jepang.

Gambar 1.1 Waduk Lalung


sumber : Dokumen pribadi, 2015
3

1.1.3. Potensi di Waduk Lalung
Waduk Lalung selain untuk penampung air irigasi dan pertanian juga
dimanfaatkan oleh warga di sekitar Waduk sebagai tempat pemeliharaan ikan
karamba dan kolam. Selain petani Masyarakat setempat bermata pencaharian
sebagai nelayan yang pekerjaannya mencari ikan di sekitar waduk lalung
karanganyar.

Oleh warga sekitar biasanya memanfaatkan dengan beraktifitas

seperti olahraga kecil di sekitar waduk seperti jalan – jalan atau jogging. Sunset
menjadi salah satu daya tarik pengunjung karena dapat dilihat secara jelas maka
mereka akan menunggu sampai sore tiba agar dapat melihat keindahannya.
Waduk lalung karanganyar juga dijadikan sebagai tempat obyek wisata
pemancingan yang cukup ramai oleh masyarakat setempat.

Gambar : 1.2. Karamba dan Kolam ikan
sumber: Dokumen Pribadi, 2015


4

Gambar:1.3. Aktifitas Warga
sumber: Dukumen Pribadi, 2015

1.2

Permasalahan
Terdapat lahan yang kurang bermanfaat di kawasan waduk dan Perairan

Waduk banyak tumbuh tanaman pengganggu, seperti

enceng gondok,

kangkungan, terataian, dan sebagainya. Sehingga menyebabkan panorama waduk
menjadi berkurang dan para wisatawan akan ragu jika ingin menyusuri waduk
dengan rakit ataupun berenang karena kuatir bila terperangkap dalam tumbuhan
enceng gondok yang mengendap dibawah permukaan air. Sehingga rumusan
permasalahannya sebagai berikut:

1. Pemanfaatan lahan di area waduk
2. Tanaman pengganggu yang tumbuh liar di waduk.
3. Keindahan dan kenyamanan waduk berkurang.

1.3

Tujuan
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan lahan kosong di area waduk
2. Menganalisa potensi rekreasi waduk.
3. Menciptakan pendidikan rekreasi.

5

1.4

Metode Penelitian

1.4.1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan dipakai adalah melalui tahapan :

a. Survey lapangan untuk mendapatkan data yang menyangkut site terpilih.
b. Studi Literatur ;
Usaha untuk mengumpulkan data sekunder dari buku, catatan, internet dan
dokumen lain yang berhubungan dengan topik.
Untuk memperoleh data yang benar, serta mendapatkan data-data
tambahan yang meliputi aktivitas serta kebutuhan pengguna, memahami
kegiatan yang berlangsung dan persyaratnnya.

1.4.2. Metode Pengolahan Data
Menggunakan Metode Sintesa dengan mengidentifikasikan potensi dan
kondisi

di

lapangan

kemudian

dikaitkan


dengan

permasalahan-

permasalahan yang sehingga didapatkan factor-faktor pemecahan untuk
mencapai tujuan dan sasaran.

6

1.5

Sistematika Penulisan
Substansi Laporan Kerja Praktek Seminar penelitian ini disusun dengan

menggunakan metode deduktif, yaitu metode pembahasan antara teori dan
lapangan (empiri) untuk memperoleh kesimpulan khusus dari objek tertentu.
Sistematika laporan ini terbagi menjadi 5 bab, yaitu :

BAB I. PENDAHULUAN
menjelaskan gambaran umum, Latar belakang,rumusan, tujuan dan

manfaat dari laporan yang hendak dicapai, permasalahan yang muncul,
metode pembahasan, dan sistematika penulisan.
BAB II. STUDI PUSTAKA
Mengetahui tinjauan melalui berbagai sumber refrensi buku ataupun
standart yang sudah ada mengenai judul yang diajukan berupa tinjauan
tentang pariwisata, waduk, wisata waduk, edukasi, aquakultur .
BAB III METODE PENELITIAN
Merupakan metode penelitian yang digunakan dalam pengamatan di
lapangan, yaitu menganalisa potensi di area Waduk Lalung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang apa saja yang diperoleh dari observasi, enganalisis
data-data yang ada pada objek amatan dengan metode pada bab
sebelumnya, mengemukakan hasil analisa, sehingga memunculkan hasil
dari suatu bentuk laporan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN REKOMENDASI
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari analisa data.

7


BAB II
METODE PENELITIAN
3.1.

Lokasi
Waduk Lalung berada di lokasi Kabupaten Karanganyar terletak di bagian

Tenggara Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Berbatasan langsung dengan Propinsi
Jawa Timur di sebelah Timur, Kabupaten Sragen di sebelah utara, Kabupaten
Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo disebelah selatan dan Kota Surakarta dan
Kabupaten Boyolali di sebelah Barat.

Gambar 3.1: Lokasi Waduk Lalung Karanganyar
sumber: https://www.google.co.id/maps/place/Waduk+Lalung

Sebelah timur : Jl. Karanganyar-Jatiyoso
Sebelah selatan : pemungkiman penduduk desa Trani da Kalangan
Sebelah barat

: Desa Lalung, Tegalsari, Kayuapak timur

Sebelah utara

: Kelurahan Lalung, Beton, Kepuh

8

3.2.

Metode Penelitian
Metode ini ditujukan pada arah dari

penelitian yang akan mengemukakan

potensi Wduk Lalung Karanganyar. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan
dengan tujuan utama, yaitu menggambar sistematis fakta dan karakteristik objek
dan subjek yang diteliti secara tepat.

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. (Sugiyono, 2010:6)
Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
melalui

pendekatan

survey.

Metode

survey

merupakan

suatu

metode untuk memperoleh data yang ada saat penelitian dilakukan
(Soehatono, 1995:9,25).

Metode deskriptif lebih menekankan pada suatu studi untuk memperoleh
informasi mengenai gejala yang muncul saat penelitian berlangsung. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Moh.Nazir,
2003:54).

Survey deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang suatu masyarakat
atau kelompok tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antar
dua gejala atau lebih.

9

3.3.

Bahan dan Peralatan Penelitian
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Komputer
4. Questioner

3.4.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar memperoleh

data yang diperlukan dan selalu ada hubungannya antara pengumpulan data
dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan (Nasir:1998:211)
Data yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder :
1. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dengan cara
sebagai berikut :
a. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek
lokasi pengamatan yaitu di kawasan Waduk Lalung Karanganyar
b. Wawancara dan Questioner
Wawancara adalah suatu proses pengumpulan keterangan data dengan
pengguna obyek dengan cara tanya jawab secara tatap muka dengan
daftar pertanyaan kepada pengunjung yang sedang ber aktifitas di
Waduk Lalung.
2. Data sekunder di dapat dari teori kepustakaan yang dibutuhkan sebagai
pegangan pokok

secara umum ataupun sebagai pertimbangan dalam

menganalisa penelitian yang dilakukan.
a. Literatur
b. Buku
c. Internet / peta

10

3.5.

Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang penting dalam penelitian ilmiah,

karena dengan analisa data tersebut dapat memberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian ( Nasir, 1988 : 405).
Pada penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif, dimana peneliti
akan mengumpulkan semua kelengkapan data literatur dan data lapangan lalu
memilih dan mengkategorikan data kedalam kelompok- kelompok tertentu yang
mana diperoleh kerelevansian terhadap penelitian ini. Proses ini dilakukan agar
dapat memudahkan pemilihan data-data yang mempengaruhi proses pengolahan
data selanjutnya yaitu tahap analisa.
Pada tahap analisa, data lapangan dan data literatur yang sudah dipilahpilah tersebut dikomperasikan dan dicari korelasinya sehingga diperoleh pengaruh
dan penerapannya pada obyek penelitian. Obyek penelitian yang akan di analisa
adalah tentang analisa potensi rekreasi dan edukasi aquakultur di kawasan Waduk
Lalung Karangayar.
Dari analisa data tersebut peneliti menyimpulkan hasil observasinya agar
dapat membuktikan dan menjelaskan berbagai pertanyaan yang menjadi rumusan
permasalahan yang ada.

3.6.

Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1.

Menentukan objek penelitian.

2.

Mengidentifikasi objek penelitian.

3.

Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada objek penelitian.

4.

Membandingkan

permasalahan yang ada pada objek penelitian

dengan standar yang ada melalui refrensi ataupun perbandingan dari
obyek lain yang sudah sesuai standart.
5.

Memberikan rekomendasi dari permasalahan yang ada untuk dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam

meredesain/ menata ulang

kawasan ini.

11

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Drekipsi Objek Lokasi
Deskripsi kondisi lokasi merupakan hasil pengamatan kondisi lapangan
secara umum :
4.1.1. Gambaran umum lokasi
Waduk Lalung terletak di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar. Dibangun
pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1940-an, dengan luas 7.394 h dan
volume 5.000.000 m3, air waduk Lalung ini berasal dari sungai Jetis. seperti
waduk-waduk yang lain, pembangunan waduk ini unutk pengairan sawah di
sekitar waduk. Keindahan waduk ini dapat di jumpai ketika matahari terbenam
atau saat matahari terbit. ketika sore hari, sering dijadikan tempat bersantai anakanak muda. ketika bulan puasa, waduk ini ramai di kunjungi kawula muda.
Waduk Lalung banyak pengendapan tanah khususnya di bagian sebelah timur
dekat dengan pintu masuk air. Sebagian banyak di manfaatkan warga sekitar
untuk pertanian. Dengan melihat potensi yang ada di waduk Lalung Karanganyar
ini merupakan obyek yang pontensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata,
bisnis, kuliner, pendidikan dan akuakultur.
Obyek lokasi penelitian yaitu di Waduk lalung Karanganyar

Gambar 4.1 : Pandangan Waduk Lalung Karanganyar dari atas tanggul
sumber: Dokiumen pribadi, 2015

12

Adapun untuk pemilihan lokasi yaitu karena Lokasi ini kurang untuk di
manfaatkan dan kurang terawatnya tempat ini. Sehingga banyak tumbuhan liar
yang tumbuh dan mengakibatkan kurangnya keindahan dan kenyamanan bagi
pengunjung di tempat ini. Waduk Lalung yang bersumber air hujan difungsikan
sebagai sarana irigasi bersama dengan Waduk Delingan yang bersumber aliran
sungai di sekitarnya. Hingga saat ini pintu air Waduk Lalung hanya sesekali
dibuka untuk mengairi lahan pertanian.

4.2

Data Lapangan
Data lapangan merupakan data yang diperoleh dengan peneliti melalui

pengamatan secara langsung melalui deskripsi lokasi, identifikasi potensi-potensi
di kawasan yang banyak manfaatnya.

Gambar 4.2 : Pandangan Waduk Lalung Karanganyar dari sudut lain
sumber: Dokument Pribadi, 2015

13

Gambar 4.3 : Pemanfaatan dari pengendapan tanan di area waduk
sumber: Dokumen Priba, 2015

Gambar 4.4 : Pengendapan tanan di Waduk Lalung
sumber: https://www.google.co.id/maps/place/Waduk+Lalung

14

Gambar 4.5 : Lahan yang kurang di manfaatkan
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
.
Kondisi jalan lalulintas tidak terlalu ramai untuk kendaaran. Salah satu Jalan
yang mudah untuk menuju ke lokasi Waduk Lalung.

Gambar 4.6 : Jl. Karanganyar-Jatiyoso
sumber: Dokumen Pribadi, 2015

a.

Analisa Kondisi Waduk Lalung Karanganyar
Sumber air waduk ini berasal dari sungai irigasi dari wilayah kelurahan
Karanganyar pada bagian timur dan irigasi dari wilayah kelurahan Jungke di
bagian barat. Maka dengan turun hujan dengan tempo singkat, mampu
mengalirkan air sampai waduk penuh. Dibagian tanggul penguat terdapat jalan
15

berpaving, maka sangat cocok untuk arena jogging karena bentuknya
melingkar mengelilingi waduk. Panjangnya bisa mencapai 4 km. Tangga
dibagian tanggul waduk juga berfungsi sebagai arena latihan fisik yang baik.
Berikut akan di jelaskan beberapa analisa tentang kondisi Waduk Lalung
Karanganyar.

i.

Analisa kondisi eksisting Waduk Lalung
Table 4.1 : Analisa kodisi eksisting Waduk Lalung
No
Kondisi Eksisting
Pintu masuk air waduk berada di bagian timur,
1
dengan kelebaran sekitar kerang dari 2,5m.

Analisa
Pintu air kurang lebar dan
terlalu dangkal. Jika musim
penghujan air bias meluap di
pintu air hingga sampai ke
jalanan.
Seharusnya di pintu air
waduk di pelebar agar air
tidak meluap di jalanan dan
tidak mengganggu pengguna
jalan .

Gambar 4.7 : Pintu masuk air Waduk

16

2

Pintu keluar air waduk hanya satu

Pintu keluar air hanya satu
mengalir di kali Cabak. Yang
dimanfaatkan untuk
mengaliri pertanian warga di
sekitar dan di bawah Waduk.
Di bagian samping waduk
sering terjadi longsor.
Untuk bagian dan sekitar
pintu keluar air harus di
perbaiki dan di perkuat agar
tidak serring terjadi longsor.

Gambar 5.8 : Pintu keluar air Waduk
3

Di atas tanggul terdapan jalan berpaving Banyak rerumputan liar yang
dengan kelebaran 2m yang mengelilingi waduk tumbuh
dengan panjang sekitar 4km.

banyak

jalan

di

atanggul yang sudah rusak
dan berlubang. Jalan harus
yang di atas tanggul Waduk
harus di perbaiki agar tidak
mengganggu

dan

tidak

mengurangi keindahan dan
kenyamanan bagi pengguna
atau pengunjung Waduk.

Gambar 4.9 : jalan di atas tanggul waduk
17

Banyak terjadi pengendapan

4

tanah di bagian utara, selatan,
dan timur.
Tanah

yang

mengendap

harus di keruk agar waduk
bias menampung air lebih
banyak untuk penyimpanan
di musim kemarau.
Gambar 4.10 : Tanah pengendapan di Waduk
Lalung

sumber: Dokumen Pribadi, 2015

ii.

Analisa Aktifitas dan Jumlah Pengunjung Waduk Lalung
Proses analisa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada obyek
penelitian. Pengamatan dilakukan pada waktu pagi, siang , dan sore hari.
Penghitungan jumlah pengunjung Waduk dilakukan secara manual. Proses
penghitungan dilakukan selama 10 menit Hasil penghitungan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.

Gambar 4.11 : Aktifitas di Waduk Lalung Karanganyar
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
18

Tabel 4.2.: Aktifitas dan Jumlah Pengunjung Waduk
duk La
Lalung
Waktu

Pagi

Siang

Sore

Aktifitas

Jumlah
mlah

a. Me
Memancing

a. 25 or
orang

b. Me
Mencari rumput

b. 8 ora
orang

c. Me
Menggembala

c. 4 ora
orang

d. Me
Menikmati pemandangan(rekreasi)

d. 7 ora
orang

e. Ola
Olah raga

e. 4 ora
orang

a. Me
Memancing

a. 20 or
orang

b. Me
Menggembala

b. 2 ora
orang

c. Me
Menikmati pemandangan(rekreasi)

c. 4 ora
orang

d. Ol
Olah raga

d. 3 ora
orang

a. Me
Memancing

a. 30 or
orang

b. Me
Menggembala

b. 4 ora
orang

c. Me
Menikmati pemandangan(rekreasi)

c. 25 or
orang

d. Ol
Olah raga

d. 8 ora
orang

Total

48 orang

29 orang

67 orang

sumber: Dokumen Pribadi, 2015

Jumlah pengunjung
ung Waduk Lalung dapat dilihat dalam bentuk
uk ggrafik sebagai
berikut.
35
30
25
20
15
10
5
0
Pagi

Siang

Sore

memancing
rekreasi
menggembala
0lah raga
mencari rumput

Grafik
fik 4.1: Jumlah Aktifitas Pengunjung Waduk
duk La
Lalung
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
19

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat rata-rata pengunjung
Waduk Lalung di hari biasa tertinggi terjadi pada sore hari sekitar pukul 15.30
WIB, pengunjung rekreasi yang paling ramai terjadi di sore hari untuk
menikmati pemandangan sunsite yang indah.
Pengunjung rata-rata terendah terjadi pada waktu siang hari, siang hari
merupakan puncak aktifitas dari berbagai kalangan. Ada yang istirahat, makan
siang, persiapan memulai aktifitas kembali, dll. Pengunjung rekreasi ada
beberapa orang saja menikmati pemandangan waduk siang hari.
Di hari biasa rata-rata rata-rata pengunjung cukup banyak di pagi hari
sekitar pukul 08.00 WIB. Selain pemancing yang banyak untuk pengunjung
rekreasi sebelum memulai aktivitas cukup ada beberapa orang saja.
iii.

Analisa Potensi Akuakultur Waduk Lalung
a. Faktor Flora
Flora, daerah tepian Waduk Lalung ditanami bermacam-macam tumbuhan

meskipun belum memberikan rasa nyaman bagi pengunjung akan tetapi bisa
menjaga Waduk dari pendangkalan. Meskipun perairan Waduk banyak tumbuh
tanaman pengganggu, seperti enceng gondok, kangkungan, terataian, dan
sebagainya. Sehingga menyebabkan panorama waduk menjadi berkurang dan para
wisatawan akan ragu jika ingin menyusuri waduk dengan rakit ataupun berenang
karena kuatir bila terperangkap dalam tumbuhan enceng gondok yang mengendap
dibawah permukaan air.

Akan tetapi tumbuhan air pengganggu tersebut

mempunyai manfaat yang sangat besar seperti:

20

1. Enceng gondok (Eichhornia crassipes)

Gambar 4.14 : Tanaman Eceng gondok
sumber: Dokumen Pribadi, 2015

Tanaman air ini tidak pernah dilirik oleh masyarakat, padahal tanaman ini
memiliki banyak manfaat bagi ilmu kedokteran, peluang ekspor dan ajang bisnis.
Hampir semua komponen tanaman enceng gondok ini dapat dimanfaatkan, missal
tanaman enceng gondok ini mampu mengikat unsure logam dalam air. Oleh sebab
itu tanaman ini cocok hiduppada perairan yang kotor disbanding pada perairan
yang bersih. Seratnya dapat digunakan untuk bahan kerajinan tangan dan sudah
banyak yang di ekspor keluar negeri dan batangnya dapat digunakan untuk
penyangga rangkaian bunga.

2. Teratai (Nymphaea alba)

Gambar 4.15 : Tanaman Teratai
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
21

Teratai (Nymphaea)

adalah

dari suku Nymphaeaceae.

nama

Dalam bahasa

genus

untuk

Inggris dikenal

tanaman

air

sebagaiwater-

lily atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman
dari genus Nelumbo (lotus).
mencampuradukkan

antara

Pada

zaman

tanaman

dulu,

orang

memang

sering

genus Nelumbo seperti seroja dengan

genus Nymphaea(teratai). Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air
(tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga
kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.,
daun berbentuk lingkaran penuh atu oval dan bunga berdiameter 5 – 10 cm.
Teratai dimanfaatkan untuk di tanam di kebun – kebun karena bunganya yang
indah dan bermanfaat dalam ilmu kedokteran.

3. Jeringau (Acorus calamus)

Gambar 4.16 : Tanaman Jaringau
sumber: Dokumen Pribadi, 2015

Merupakan tumbuhan air yang banyak dijumpai tumbuh liar di pinggiran
sungai, rawa-rawa maupun lahan yang tergenang air sepanjang tahun, baik di
Jawa maupun di luar Jawa. Epintas tanaman jeringau mirip dengan pandan, tetapi
daunnya lebih kecil dan tumbuh lurus seperti pedang. Warna daun hijau tua dan
permukaannya licin. Batang tanaman berada dalam lumpur berupa rimpang
22

dengan akar serabut yang besar-besar. Tetapi masyarakat tidak pernah tahu bahwa
jeringau adalah tanaman penghasil calamus oil yang nilai komersialnya cukup
tinggi. Saat ini harga per kg. calamus oil sekitar US $ 100. Dengan kurs Rp
10.000,- per 1 US $, harga calamus oil sudah mencapai Rp 1.000.000,- per kg di
pasar internasional. Selama ini penghasil calamus oil terbesar didunia adalah
Nepal, disusul oleh India, Pakistan dan beberapa negara eks Uni Soviet dalam
volume yang lebih kecil. Meskipun tanaman ini banyak terdapat di Indonesia,
tetapi belum pernah ada pengusaha yang berminat untuk membudidayakannya
sebagai penghasil calamus oil.

b. Fauna
Fauna, pada kawasan Waduk Lalung banyak terdapat binatang seperti ikan dan
bermacam – macam burung yang dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Pemanfaatan di Waduk ini sangat minim untuk pengembangan budidaya ikan air
tawar oleh warga sekitar.

Gambar 4.17 : Fauna di Waduk Lalung
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/ikan air tawar

23

Gambar 4.18 : Karamba Ikan
sumber: Dokumen pribadi, 2015
3.7.

Respon dari Kuisioner yang diajukan ke pengunjung
Pengadaan kuisioner tentang kenyamana Waduk Lalung Karanganyar

terdiri dari beberapa poin pertanyaan. Lembar kuisioner dibagikan pada setiap
titik zona pengamatan. Pada setiap titik zona diambil sampel 5 orang.
Pertanyaan kuisioner dijelaskan melalui tabel sebagai berikut.

a. Apakah anda sering berkunjung di Waduk Lalung Karanganyar?

Tabel 4.3: Intensitas Pengunjung Waduk Lalung Karanganyar

pengunjung

Jawaban
Ya

Tidak

Zona I

4 orang

1 orang

Zona II

5 orang

0 orang

Zona III

5 orang

0 orang

sumber: Dokumen Pribadi, 2015

24

Tabel di ata
atas menunjukkan hasil perolehan jawabann da
dari pengunjung,
bahwa dari semu
mua titik amatan 14 orang (93,33%) men
engatakan sering
mengunjungi Waduk
aduk Lalung Karanganyar, sedangkan 1 orang
ng (6,67%) jarang
mengunjungi. Hal
al ini membuktikan adanya aktifitas pengunj
unjung di Waduk
Lalung. Yang keba
banyakan adalah warga sekitar yang mencarii ika
ikan.
6
5
4
3
2
1

Ya

0
Zonaa I

Zona II

Tidak

Zona III

Grafik 4.2: Intensitas Pengunjung Waduk Lalung Kar
aranganyar
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
sudah merasa nyaman berkunjung di Wadu
b. Apakah andaa su
Waduk Lalung
Karanganyar??
abel 4.4: Kenyamanan Pengunjung Waduk Lalu
Tabe
alung
Titik Amat
matan

Jawaban
Nyaman

Biasa

Tidak

Zona I

3 orang

1 orang

1 orang

Zona II

1 orang

1 orang

3 orang

Zona III

1 orang

2 orang

2 orang

sumber: Dokumen Pribadi, 2015
ntang kenyamanan pengujung pada zona I adalah 1 orang
Respon tenta
kan sudah merasa nyaman, 1 orang (20%) me
(60%) mengatakan
mengatakan biasa
(20%) merasa tidak nyaman.
saja, dan 1 orangg (2
Pada zona II, 1 orang (20%) mengatakan sudah merasa
sa nnyaman, 1 orang
kan biasa saja dan 3 orang (60%) merasa tida
(20%) mengatakan
idak nyaman. Dan
25

pada zona III, 1 or
orang (20%) sudah merasa nyaman, 2 orang
ang (40%) merasa
biasa saja, dan 2 or
orang (40%) merasa tidak nyaman.
Dari table di atas pada zona I sebagian besar pengunjung
ung merasa nyaman
berada di Waduk
duk Lalung , sedangkan pada zona II merasa
sa ti
tidak nyaman di
rena, pada zona II
Waduk Lalung,, da
dan pada zona III merasa biasa. Hal ini karena
dan zona III adala
alah terletak di bagian Waduk yang kurangg tterawat, dimana
pada tempat tersebut
rsebut banyak rerumputan liar yang tumbuh
buh dan jalan yang
rusak.
Dalam bentuk
ntuk grafik, dapat dilihat seperti gambar dibawah
wah iini.
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Zo
Zona I

Zona II
Nyaman

Zona III
Biasa

Tidak

alung
Grafik
afik 4.3: Kenyamanan Pengunjung Waduk Lalu
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
setuju merasa panas berkunjung di Waduk
kL
Lalung
c. Apakah anda set
Karanganyar??
abel 4.5: Pendapat Pengunjung Waduk Lalungg
Tabe
Titik Amat
matan

Jawaban
setuju

Biasa

Tidak

Zona I

2 orang

2 orang

1 orang

Zona II

4 orang

1 orang

0 orang

Zona III

3 orang

2 orang

0 orang

sumber: Dokumen Pribadi, 2015
ntang kenyamanan pengujung pada zona I adalah 2 orang
Respon tenta
kan setuju, 2 orang (40%) mengatakan biasa sa
(40%) mengatakan
saja, dan 1 orang
kan tidak. Pada zona II, 4 orang (80%) menga
(20%) mengatakan
ngatakan setuju, 1
26

orang (20%) men
engatakan biasa saja. Dan pada zona III,
I, 3 orang (60%)
mengatakan setuju
uju, 2 orang (40%) mengatakan biasa saja. Da
Dari table di atas
sebagian besar pen
pengunjung merasa panas berada di Waduk Lalun
alung
Dalam bentuk
ntuk grafik, dapat dilihat seperti gambar dibawah
wah iini.
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Zo
Zona I

Zona II
setuju

Biasa

Zona III
Tidak

Grafik
afik 4.4: Pendapat Pengunjung Waduk Lalungg
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
setuju kalau Waduk Lalung Karanganyar
d. Apakah anda set
yar in
ini kotor?
abel 4.6: Kebersihan Waduk Lalung
Tabe
Titik Amat
matan

Jawaban
setuju

Tidak
ak

Zona I

1 orang

4 orang
ng

Zona II

4 orang

1 orang
ng

Zona III

3 orang

2 orang
ng

sumber: Dokumen Pribadi, 2015
Respon tenta
ah 1 orang (20%)
ntang kebersihan Waduk pada zona I adalah
mengatakan setuju
da zzona II, 4 orang
uju, 4 orang (80%) mengatakan tidak, Pada
(80%) mengatakan
kan setuju, 1 orang (20%) mengatakan tidak. Da
Dan pada zona III,
3 orang (60%) men
engatakan setuju, 2 orang (40%) mengatakann ttidak. Dari table
di atas di simpulka
nnya.
pulkan bahwa Waduk Lalung kurang kebersihanny

27

Dalam bentuk
ntuk grafik, dapat dilihat seperti gambar dibawah
wah iini.
5
4
3
2
1
0
Zon
ona I

Zona II

Zona III

setuju

Tidak

Grafik 4.5: Kebersihan Waduk Lalung
sumber: Dokumen Pribadi, 2015
e. Apakah anda set
yar in
ini di jadikan
setuju kalau Waduk Lalung Karanganyar
kawasan wisata
sata eedukasi akuakultur?
Tabe
abel 4.7: Pendapat tentang wisata Waduk Lalun
lung
Titik Amat
matan

Jawaban
setuju

Tidak
ak

Zona I

5 orang

0 orang
ng

Zona II

4 orang

1 orang
ng

Zona III

5 orang

0 orang
ng

sumber: Dokumen Pribadi, 2015
ntang pengadaan kawasan wisata edukasi akuakul
Respon tenta
kuakultur di Waduk
anyar
karangan

Lalung

sebagian

besar

pengunjung

setuj
setuju

agar

bias

mengengbangkann jjumlah tempat wisata di karanganyar.
ntuk grafik, dapat dilihat seperti gambar dibawah
Dalam bentuk
wah iini.
6
4
2

setuju
Tidak

0
Zona
na I

Zona II

Zona III

Grafik 4.6: Pendapat tenteng wisata Waduk Lalun
Gra
alung
sumber: Dokumen Pribadi, 2015

28

BAB IV
KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan penelitian dengan
isikesimpulan dari data dan analisis hasil penelitian yang telah dijabarkan pada
bab sebelumnya, serta rekomendasi-rekomendasi yang dapat peneliti berikan
kepada pihak-pihak yang terkait.
Kenyamanan pada Waduk Lalung tidak bisa dinilai dari satu sisi saja,
melainkan sebuah keterkaitan antara faktor kondisi obyek fasilitas yang
memadai dan aktifitas yang berlangsung. Apabila kondisi fisik sudah baik dan
memenuhi standar, namun fasilitas yang tersedia tidak ada atau kurang
mendukung, serta aktifitas yang berlangsung tidak sesuai dengan fungsinya.
Maka kenyamanan pengujung pun akan terganggu. Kemudian apabila fasilitas
sudah tersedia dengan lengkap namun kondisi fisiknya sudah rusak atau tidak
baik serta kegiatan yang berlangsung tidak kondusif, maka kenyamanannya
pun akan terganggu juga, dan begitu pula seterusnya.
Dari segi kondisi fisik, Waduk Lalung Karanganyar belum cukup untuk
menarik pengunjung atau wisatawan untuk datang. Selain itu, pada jalan yang
di atas tanggul banyak yang rusak dan banyaknya rumput liar yang tumbuh.
Sehingga Waduk menjadi kurang nyaman dan kurang indah untuk di nikmati
wisatawan yang berkunjung. Aktifitas yang berlangsung kebanyakan
pemancing pencari ikan. Hanya sedikit untuk para wisatawan yang berkunjung,
sehingga menjadikan Waduk Lalung tempat yang kurang di manfaatkan secara
maksimal.
Selain potensi wisata ada banyak potensi akuakultur yang perlu
dikembangkan di waduk ini. Banyak ikan yang mudah dibudidayakan dan
banyak tanaman-tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan. .

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisa potensi wisata dan edukasi
akuakultur di Waduk Lalung Karanganyar, Maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :

29

1. Selain sebagai irigasi pertanian Waduk Lalung dimanfaatkan oleh warga
sekitar untuk mencari ikan.
2. Kurang partisipasinya pemerintah terhadap potensi wisata di kawasan ini.
3. Waduk Lalung Karanganyar belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
pemerintah, kurang terawatnya Waduk, banyak fasilitas yang rusak, dan
kurangnya kebersihan Waduk.
4. Banyaknya pengendapan tanah di Waduk yang mengakibatkan volume air
naik dan mengakibatkan tanggul di bagian pintu keluar air longsor.
5. Kurangnya fasilitas dan kurang menarik bagi wisatawan untuk berkunjung
di Waduk Lalung Karanganyar.
6. Selain wisata, waduk ini memiliki manfaat untuk pengembangan
akuakultur dengan memberi ilmu pengetauan untuk membudidayakan ikan
air tawar tanaman yang memiliki fungsi untuk obat-obatan.
7. Jadi Waduk ini berpotensi dikembangkannya menjadi kawasan wisata
edukasi akuakultur

5.2

Saran Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka beberapa rekomendasi/
saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah Kota karanganyar
a. Pemerintah harus memanfaatkan potensi wisata Waduk Lalung
Karanganyar secara maksimal untuk meningkatkan pariwisata di
Karanganyar dan meningkatkan perekonomian warga karanganyar.
b. Pemerintah harus menjadikan Waduk ini lebih berguna bermanfaat lagi
dengan mengembangkan menjadi kawasan wisata yang menjanjikan.
c. Pemerintah harus meningkatkan perawatan yang lebih untuk system
irigasi ini agar petani bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dengan
adanya irigasi yang berjalan dengan lancer.
d. Memberi penyuluhan dan ilmu pengetahuan tentang akuakultur yang
bisa bermaanfaat dan dikembangkan oleh warga sekitar.

30

2. Bagi Warga dan Pengunjung
a. Demi menjaga kelestarian Waduk ini warga atau pengunjung juga
harus ikut andil dalam merawat dan menjaga kebersihan.
b. Untuk pencari ikan gunakan alat yang tidak membahayakan kelestarian
dan kelangsungan hidup ikan, jangan menggunakan alat yang
mengandung bahan kimia.

3. Akademisi
Dalam penelitian selanjutnya apabila ada peneliti ingin melanjutkan dapat
dikaji lebih mendalami ke aspek penataan dan pemanfaatan lahan yang
mamksiman dan redesain dengan desain yang nyata.

31

BAB V
REFERENSI

32