HASIL DAN PEMBAHASAN KELOMPOK 15 (2)

BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Populasi
Desa

Sadiwangan

terletak

pada

kecamatan

prigi

Kabupaten

Tulungagung. Desa ini mempunyai mayoritas pekerjaan sebagai nelayan,
namun beberapa juga terdapat mata pencaharian lain seperti ibu rumah
tangga, buruh tani, dan pedagang dimana populasi sampel keseluruhan

sebanyak 260 orang di Desa Sadiwangan.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 juni 2016 di Desa Sadiwangan
Kecamatan Prigi Kabupaten Tulungagung. Pengambilan data dilakukan
dengan teknik simpel random, yaitu setiap anggota populasi memilki
kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel (Notoatmodjo).
Sampel atau responden penelitian sebanyak 30 orang dari keseluruhan
populasi.
B. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi jenis kelamin responden di Desa Sadiwangan
kecamatan Prigi Kabupaten Tulungagung 2016
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah

N
14
16
30


Persentase
46,0
53,0
100

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden sebagian
besar adalah jenis kelamin perempuan (53,3%), Sedangkan jenis kelamin laki
laki sebesar (46,7%), sehingga persentase laki laki lebih sedikit
daripada persentase perempuan. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian
dilakukan, responden berjenis kelamin laki laki sebagian besar pergi ke laut
Yu mata
29pencharianya.
untuk menangkap ikan sebagai

2. Pekerjaan Responden
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pekerjaan di Desa Sadiwangan kecamatan Prigi
Kabupaten Tulungagung 2016
Pekerjaan
Nelayan

Pedagang
Ibu Rumah Tangga
Buruh Tani

N
12
1
14
3

Persentase
40,0
3,0
46,0
10,0

Jumlah

30


100

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian pekerjaan responden
adalah nelayan sebesar (40%), pedagang sebesar (3,3%), ibu rumah tangga
sebesar (46,7%) dan buruh tani sebesar (10%), sehingga persentase tertinggi
adalah ibu rumah tangga dan terndah adalh pedagang. Dari tabel frekuensi
di atas dapat dilihat pekerjaan ibu rumah tangga lebih banyak hal ini
dikarenakan sebagaian besar keluarga di Desa Sadiwengan Kecamatan Prigi
Kabupaten Tulungagung yang bekerja hanya kepala keluarga, sedangkan
istri dan anaknya sebagai ibu rumah tangga. Pedagang memiliki persentase
yang paling kecil dikarenakan sebagian besar masyrakat desa tersebut
bekerja sebagai nelayan dikrenakan lebih menguntungkan.
3 Tingkat Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden di Desa
Sadiwangan kecamatan Prigi Kabupaten Tulungagung 2016
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
Tamat SD/SMP
Tamat SMA/SMK
Jumlah


N
6
20
4
30

Persentase
20,0
66,0
13,0
100

Pada tabel 5.3dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
responden adalah yang tidak sekolah sebesar (20%), yang tamat SD atu
SMP sebesar (66,7%), tamat SMA atu SMK sebesar (13,3%), sehingga

persentase tertinggi adalah tamat SD atau SMP dan terendah adalah tamat
SMA. Sebagian besar masyrakat nelayan di desa tersebut hanya
berpendidikan sampai tamat SD atau SMP, hal ini dikarenakan masyrakat

tersebut termasuk golongan ekonomi kecil sehingga tidak mempunyai biaya
untuk sekolah atau meneruskan pendidikanya.

C. Indeks PUFA
Tabel 5. 4 Distribusi frekuensi indeks PUFA responden di Desa Sadiwangan
Kecamatan Prigi Kabupaten Tulungagung 2016
Indeks PUFA
Tidak ada Karies Lanjut
Ada Karies Lanjut
Jumlah

N
2
28
30

Persentase
7,0
93,0
100


Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan
indeks PUFA adalah ysng tidak ada karies lanjut sebesar (6,7%), sedangakan yang
terdapat karies lanjut sebesar (93,3,%). Mayoritas masyrakat Desa tersebut
memiliki tingkat atau indeks PUFA dapat dilihat dari penelitian terdapat 28 dari
30 responden yang memilki karies lanjut, hal ini disebakan karena di daerah
pesisir pantai sangat sulit untuk mendapat air bersih, dan responden jarang gosok
gigi karena sebagian waktunya dilakukan di laut untuk mencari ikan, sehingga
tidak ada waktu untuk gosok gigi dengan air bersih.

D. Pengaruh Pola Makan Masyarakat Nelayan terhadap keparahan Karies
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai sig. 0,011 pada α :
0,05% Hal ini berarti Ho ditolak karena nilai sig. < 0,05. Artinya ada hubungan
antara pola makan masyarakat nelayan terhadap keparahan karies, hal ini
dikarenakan pola makanan yang tidak sesuai atau slah akan menjadi kebiasaan
dan meningkatkan keparahan karies dari seseorang.

Chi-Square Tests
Asymptotic
Value


df

Significance

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

(2-sided)

sided)

sided)

Pearson Chi-Square

6,467a

1


,011

Continuity Correctionb

1,158

1

,282

Likelihood Ratio

3,295

1

,069

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

,131
6,251

1

,131

,012

30

Tabel 5.5 Uji statistik Chi-Square

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarakan karateristik seluruh populasi, distribusi frekuensi responden

perempuan

lebih banyak dibandingkan laki laki. Namun distribusi frekuensi

responden perempuan tidak jauh berbeda dengan laki laki, dengan selisih 7%. Hal
ini terjadi karena di Desa Sadiwangan kecamatan Prigi Kabupaten Tulungagung
ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan (L= 26 ; P= 44), hal ini dikarenakan
pada saat penelitian dilakukan, responden berjenis kelamin laki laki sebagian
besar pergi ke laut untuk menangkap ikan sebagai mata pencharianya, sehingga
persentase perempuan lebih besar dari responden laki laki

Berdasarkan karateristik pekerjaan

responden, terdapat persentase

masyarakat yang bermata pencaharian sebagai ibu rumah tangga hal ini
dikarenakan sebagaian besar keluarga di Desa Sadiwengan Kecamatan Prigi
Kabupaten Tulungagung yang bekerja hanya kepala keluarga, sedangkan istri dan
anaknya sebagai ibu rumah tangga. Pedagang memiliki persentase yang paling
kecil dikarenakan sebagian besar masyrakat desa tersebut lebih memilih bekerja
sebagai nelayan dikarenakan lebih menguntungkan. Beberapa peneliti juga
menyebutkan terdapat hubungan antara pekerjaan seseorang terhadap karies gigi
Status sosial ekonomi responden menurut penulis turut memengaruhi tingkat
pengetahuannya. Kondisi sosial ekonomi responden tergambar melalui besarnya
penghasilan yang didapatkan setiap bulannya. Hal ini didukung oleh pernyataan
dari Setiadi, (2013) dalam tulisannya yang menyatakan bahwa status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga pengetahuan seseorang semakin baik, selain itu juga
pola makan dan wilayah sekitar yang mengakibatkan responden harus
mengesampingkan kesehatanya demi mata pencharianya.

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden dapat diketahui
bahwa di Desa Sadiwengan kecmatan Prigi Kabupaten Tulungagung sebagaian
besar responden hanya tamat tingkat SD (sekolah Dasar) dan tingkat SMP
( sekolah Menegah Pertama) dengan persentase sebasar 66 % atau 20 orang dari
30 orang responden hal ini dikarenakan di Desa Sadiwengan mempunyai sosial
ekonomi yang rendah sehingga rata rata masyarkat hanya sampai jengjang
pendidikan SD dan SMP, sedangakan pada jengjang pendidikan hanya sebesar
13% dari responden atau hanya 4 orang dari 30 responden, hasil penelitian
diketahui bahwa tingkat pengetahuan berhubungan dengan terjadinya tingkat
keparahan karies, berdasarkan teori Notoadmojo (2003) menyatakan bahwa
kurangnya pengetahuan dikarenakan oleh kurang terpaparnya informasi,
kurangnya daya ingat, salah menafsirkan informasi, serta kurangnya minat untuk
belajar, tidak familiar terhadap sumber informasi serta tidak adanya sarana
prasarana dan sosial ekonomi yang kurang mendukun, Hal ini nantinya juga akan
berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang terhadap pola makn dan

kesehatan gigi dan mulut. Informasi disini sangat diperlukan dalam rangka
menciptakan pemikiran, hal yang baru, ide kreatifitas dan isu yang terbaru dalam
hal dunia. Apabila seseorang kurang memiliki informasi maka kemajuan yang
dimiliki tidak tumbuh dengan baik. Pemberian informasi seperti cara-cara
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan meningkatkan pengetahuan
seseorang yang dapat menambah kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penelitian pada masyrkat di Desa Sadiwengan kecamatan
Prigi kabupaten tulungagung keparahan karies dengan indikasi karies lanjut pada
nelayan mempunyai persentase yang sangat tinggi hampir keseluruhan responden
12 orang atau sebesar 40% dari populasi memilki karies lanjut yang dalam
penelitian digunakan indikator dengan menghitung Indeks PUFA.
Besarnya keparahan karies lanjut ini disebabkan oleh pola makan masyarakat
di Desa Sadiwengan khususnya nelayang memilki pola makan yang salah
sehingga angka keparahan karies juga tinggi, Hal ini dapat dilihat dari hasil
kuisoner yang menunjukkan bahwa konsumsi makanan jenis gula sukrosa atau
makanan yang lengket, serta merokok keparahan karies pada seseorang, terutama
pada masyarakat yang bertempat di pesisir pantai yang mayoritas mata
pencharianya adalah nelayan yang sering mengkonsumsi makanan dengan sukrosa
tinggi dan makanan yang lengket dan tidak optimalnya masyrakat dalam menjaga
kebersihan mulut dengan gosok gigi, hal ini dikarenakan sebagian waktu dari
nelayan digunakan untuk pergi ke laut sehingga waktu untuk gosok gigi dengan
air bersih sangat jarang dilakukan.
Pola makan pada sekelompok masyarkat sangat berpengaruh dalam
terjadinya karies hal ini berkaitan dengan frekuensi makanan dan dan jenis
makanan yang dikonsumsumsi selain itu juga pada masyarakat desa
Sadiwengan juga sangat sering mengkonsumsi ikan asin karena mayoritas
mata pencharian adalah nelayan, dan juga konsumsi makanan yang
karsinogenik seperti makanan manis dan lengket sangat berpengaruh pada
terjadinya karies. Menurut Sulistioningsih (2011), Pola makan baik yang di
maksud adalah mengkonsumsi makanan dengan jumlah dan jenis makanan

yang sesuai, seperti nasi, lauk dan sayur-sayuran sebagai makanan utama.
Pola makan adalah suatu informasi yang diberikan mengenai jumlah dan
jenis makanan yang dimakan setiap harinya oleh satu orang dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu Makanan yang mudah melekat seperti
(coklat, makanan bertepung) dan makanan yang memiliki tekstur tajam
dapat mempercepat terjadinya penyakit gigi dan mulut, karena makanan
yang melekat dapat membentuk plak dan menyebabkan terjadinya karies
gigi, sedangkan makanan yang bertekstur tajam dapat melukai selaput pada
rongga mulut sehingga mulut mudah terluka. Meningkatkan konsumsi buahbuahan dan sayuran merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan
seimbang, karena sayuran dan buah-buahan adalah sumber utama dari
mineral dan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan anak. Pada penelitian
di Desa Sadiwengan Kabupaten Tulungagung, masyrakat jarang untuk
mengkonsumsi sayur atau buah buahan , namun seriing mengkonsumsi
makanan yang bersukrosa yaitu makanan yang mudah melekat seperti
(coklat, makanan bertepung) dan makanan yang memiliki tekstur tajam
dapat mempercepat terjadinya penyakit gigi dan mulut, karena makanan
yang melekat dapat membentuk plak dan menyebabkan terjadinya karies
gigi.
Pernyataan tersebut mendukung hasil dari penelitian yang dilakukan pada
pola makan masyarakat nelayan di Desa Sadiwengan, yang didapatkan hasil
adanya hubungan yang bermakna antara pola makan masyarakat nelayan dengan
keparahan karies.
Berdasarkan hasil uji dengan analisis data Chi-Square menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan pada masyarakat nelayan
dengan keparahan karies gigi di Desa Sadiwangan Kecamatan Prigi kabupaten
Tulungagung, yaitu semakin seseorang memilki pola makan yang salah maka
keparahan karies gigi semakin tinggi.