MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING DISMK

MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING DISMK
MEMILIH JENIS PEKERJAAN SESUAI DENGAN TIPE DIRI
Materi ini menguraikan tentang berbagai jenis minat dan tipe diri seseorangdihubungkan dengan jenis-jenis
pekerjaan. Materi ini penting dipahami untukmengetahui bagaimana minat dan tipe diri kita apakah sesuai
dengan jenispekerjaan yang kita harapkan atau penting bagi kita untuk menentukan jenis
pekerjaan yang sesuai dengan minat dan tipe diri kita. Selamat membaca …. !
Dambaan banyak orang mendapatkan pekerjaan ideal yang membuat pelakunyamerasa nyaman dan
bersemangat menjalaninya, tidak sekedar berangkat kerja,menyelesaikan tugas, dan menunggu tanggal gajian
datang. Untuk mendapatkanpekerjaan seperti ini, sebaiknya Anda mempersiapkan diri sejak awal Anda
memilih jurusan ketika kuliah. Namun jika Anda sudah terlanjur memilihsatu jurusan
pendidikan,tetapi susah mendapat kerja yang sesuai dengan pendidikan Anda tersebut, Anda bisamemutar
haluan dengan membidik jenis pekerjaan lain yang disesuaikan dengan minatatau tipe Anda.Pada banyak
kasus, orang yang bekerja di bidang yang sesuai dengan tipe diriumumnya lebih sukses menjalani karirnya
dibandingkan dengan yang tidak. Pasalnya,kesesuaian tersebut akan membuat orang lebih mencintai
pekerjaannya untuk bekerjalebih giat. Untuk itu, mulailah menggali potensi untuk menemukan minat dan tipe
yangada di dalam diri Anda.
1. Memilih Jenis Pekerjaan Sesuai dengan Minat
Sedikitnya ada tiga pilihan dasar minat pada diri manusia sesuai dengan pilihanpekerjaan..
a. Minat pada Ide
Jika Anda termasuk orang yang selalu ingin tahu, kreatif, atau senang mengeksploitasiide-ide baru, bidang
pekerjaan yang bisa membuat Anda yang memiliki minat padabidang ini bisa melamar pekerjaan di bidang

penulisan, sains, pengobatan, atau bidangartistik seperti desain interior.
b. Minat pada OrangJika Anda termasuk orang yang senang bertemu dengan orang baru, mudah bergauldan
beradaptasi, senang bepergian ke tempat baru, serta berjiwa sosial tinggi,dipastikan Anda tidak akan betah
bekerja di dalam kantor serta berkutat dengankomputer dan dokumen-dokumen. Jenis pekerjaan yang bisa
Anda pilih adalahpekerjaan yang mengingkinkan Anda bertemu dengan banyak orang setiap hari,misalnya
marketing atau konsultan.
c. Minat pada Benda
Jika Anda termasuk orang yang teratur, rapi, dan senang mengerjakan sesuatu denganterencana, tetapi tidak
begitu senang bertemu dengan orang, dipastikan Anda akancocok bekerja di bidang pekerjaan yang
memerlukan ketelitian tinggi dan sesuai

dengan minat ini adalah pekerjaan di belakang meja, seperti administasi, akutansi, ataukeuangan.
Setelah Anda merasa cocok dengan salah satu minat di atas, mulailah membuat daftar jenis pekerjaan
yang sesuai. Perlu diingat, sebaiknya jangan hanya menetapkan satu jenis pekerjaan yang
Anda inginkan, sehingga jika Anda gagal di satu bidang, Andamasih memiliki alternatif bidang
pekerjaan lain. Setelah itu, segeralah mencarilowongan, membuat lamaran kerja, curriculum vitae, resume,
dan segeramengirimkannya ke perpustakaan yang dituju.
2. Memilih Jenis Pekerjaan Sesuai dengan Tipe Diri
John Holland membagi tipe manusia dibedakan menjadi enam kepribadian.
a. Tipe Realistis

Orang yang bertipe realistis cenderung memiliki keahlian bekerja dengan mesin atauperalatan mekanik, serta
umumnya menghindari pekerjaan yang berhubungan aktivitassosial seperti mengajar, penyembuhan, atau
penyuluhan. Biasanya orang dengan tipeini menilai diri sebagai pribadi yang praktis, mekanis, dan realistis.
Jika Anda termasukdalam tipe ini, bekerja sebagai engineer atau pilot bisa menjadi pilihan.
b. Tipe Inverstigatif
Tipe invertigatif merupakan tipe orang yang gema dan pandai dalam memecahkanmasalah, tetapi umumnya
menghindari pekerjaan yang sifatnya memimpin, menjualgagasan, atau mempengaruhi orang. Biasanya,
orang dengan tipe ini menilai dirinyasebagai pribadi yang presisi, scientific, dan intelektual. Jika Anda
termasuk tipe ini,bekerja sebagai ahli kimia, dokter gigi, psikiater atau psikolog dan ahli matematika
bisamenjadi pilihan.
c. Tipe Artistik
Suka melakukan aktivitas seni, drama, keterampilan tangan, menulis sastra, tetapimenghindari aktivitas yang
rutin, berulang, atau pekerjaan yang sifatnya highly orderedmerupakan ciri orang yang bertipe diri artistik.
Biasanya, orang dengan tipe ini menilaidiri sebagai pribadi yang ekspresif, orisinal, dan independen. Jika Anda
termasuk tipeini, bekerja sebagai desainer pakaian, penari, kompuser, editor buku, dan desain grafisbisa
menjadi pilihan.
d. Tipe Sosial
Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe realistik. Orang dengan tipe sosial cenderungsuka menolong sesama,
serta pandai melakukan kegiatan seperti mengajar,menyembuhkan, menyuluh, merawat, atau memberi
infomrasi, tetapi menghindaripekerjaan yang berhubungan dengan mesin dan peralatan mekanik. Biasanya,

orangdengan tipe ini, bekerja sebagai guru, penari, konselor, perawat, atau pekerja sosial.
e. Tipe UsahawanTipe ini berlawanan dengan tipe investigatif, orang dengan tipe enterprising justru
sukamemimpin, mempengaruhi orang lain, dan menjual gagasan, tetapi menghindaripekerjaan yang
menbutuhkan observasi mendalam dan pemikiran analitis. Tipe inimelihat dirinya sebagai pribadi yang
enerjik, ambisius dan bisa bersosialisasi. Biasanyaorang dengan tipe ini menilai dirinya sebagai pribadi yang
enerjik, ambisius, dan bisabersosialisasi dengan berbagai sales, pengacara, atau hakim bisa menjadi pilihan.

f. Tipe Konvensional
Tipe konvensional merupakan tipe yang terdapat di dalam diri orang yang suka bekerjadengan angka, berkasberkas, dan segala pekerjaan yang serba teratur, tetapi
menghindari aktivitas yang tidak terstruktur dan ”tidak jelas”. Biasanya, orang dengan
tipe ini menilai dirinya sebagai pribadi yang enerjik, ambisius, dan bisa bersosialisasidengan berbagai
kalangan. Jika Anda termasuk tipe ini, bekerja sebagai sales,pengacara, atau hakim bisa menjadi pilihan.
MERENCANAKAN PEMILIHAN KARIR
Pemilihan karir merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan karir.Pemilihan karir diperlukan
pemahaman yang utuh tentang potensi diri danperlunya dikembangkan secara optimal dalam pengembangan
karir. Materi iniberisi uraian tentang proses pemilihan karir untuk menemukan dan
mengembangkan potensi diri melalui ”Daur Aktualisasi Diri”.
Materi ini penting bagi Anda, terutama sebagai bahan dalam pemilihan karir.
Selamat membaca …. !
Dalam proses pemilihan karir, pengenalan diri merupakan hal yang sangat penting.Pengenalan diri mencakup

pengenalan segala potensi sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimilikidan
belum dimanfaatkan secara optimal.Dalam proses pemilihan karir, potensi diri tidak hanya perlu dikenali, tapi
jugadikembangkan agar dapat teraktualisasi secaraoptimal. Diagram berikut menggambarkan strategi untuk
menemukan danmengembangkan potensi diri dengan

Daur Aktualisasi Potensi

:

BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUPTEKNIK KONSELING

A. Lingkup Teknik Konseling
Konseling merupakan pekerjaan profesional seperti halnya guru.Sebagai suatu pekerjaan
profesional menuntut dimilikinyasejumlah kompetensi dan keterampilan tertentu. Selain
itu,konseling juga merupakan suatu proses. Dalam setiap tahapanproses konseling
memerlukan penerapan keterampilan- keterampilan tertentu. Agar proses konseling
dapat berjalansecara lancar dan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien,konselor harus
mampu mengimplementasikan keterampilan-keterampilan tertentu yang relevan. Konselor
yang terampiladalah yang mengetahui atau memahami sejumlah keterampilantertentu dan

mampu mengimplementasikannya dalam proseskonseling.Bimbingan dan konseling
merupakan suatu proses. Proses bimbingan dan konseling menempuh tahap-tahap
tertentu.Dalam setiap tahapannya akan menggunakan teknik-tekniktertentu pula.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan.Ruang lingkup teknik
konseling meliputi kajian teoretis danpraktis mengenai segala kemampuan dan
kesemaptaan konselorhingga mampu melakukan proses konseling yang berhasil
guna.Lingkup

teknik

konseling

meliputi

kajian

sejumlah

asumsimengenai


implikasi teori konseling pada teknik konseling,keterampilan dasar selama proses
konseling, komunikasi verbal
Teknik Konselingdan nonverbal dalam konseling, dan cara-cara dalam
melakukanterapi penyimpangan tingkah laku (abnormalitas), hingga cara-cara
melakukan konseling melalui media elektronik.
Suasana batin konseli selama proses konseling dapat berupa perasaansenang ataupun
sebaliknya yakni perasaan tidak senang. Konselingyang baik, tentunya diupayakan seoptimal
mungkin mencapai derajatkonseling yang menumbuhkan perasaan senang.Suasana Batin
yang Tergolong "Perasaan Senang"Merasa akrab/dekatMerasa antusiasMerasa bahagiaMerasa
bebasMerasa

bergairahMerasa

cinta/terpikatMerasa

bangga

hatiMerasa

diakui/diterimaMerasa


bersukacitaMerasa

damai/tenteramMerasa

tak

cocokMerasa
janggalMerasa

geliMerasa kagumMerasa kerasan/betahMerasa legaMerasa mantapMerasa nyamanMerasa
nikmatMerasa optimisMerasa pantasMerasa puasMerasa penuh harapanMerasa penuh harga
diriMerasa

riang/gembiraMerasa

rindu/kangenMerasa

berterima


kasihMerasa

santai/rileksMerasa simpatiMerasa sabarMerasa terlindung/amanMerasa terhiburMerasa

tenang/kalemMerasa terharuMerasa tertarikMerasa tabahMerasa terpukau/terpanaMerasa
terpesonaMerasa tergugah/terlibatMerasa sukaSuasana Batin yang Tergolong "Perasaan Tidak
Senang"Merasa apatisMerasa antipatiMerasa malasMerasa meranaMerasa asingMerasa
benciMerasa bingungMerasa bengongMerasa bosan/jenuh/jemuMerasa berat hatiMerasa
berkabungMerasa berdosa/bersalahMerasa curigaMerasa cemburuMerasa canggungMerasa
diabaikanMerasa

dihina/terhinaMerasa

dendamMerasa

sebatang

karaMerasa

kehilanganMerasa kasihan/ibaMerasa dinginMerasa dioyak-oyakMerasa gugup/grogiMerasa

hambar/hampaMerasa

hancur/tercacahMerasa

iriMerasa

jengkel/mangkelMerasa

jera/kapokMerasa khawatir/gelisahMerasa kecewa/ gagalMerasa kikukMerasa kesalMerasa
kesepianMerasa tertipuMerasa takut/gentarMerasa kaget/terhenyakMerasa kecil hati Merasa
muak Merasa ngeri/jijikMerasa pesimis/depresifMerasa tanpa harapanMerasa pasrahMerasa
panikMerasa patah hatiMerasa panas hatiMerasa prihatinMerasa bimbangMerasa risihMerasa
minderMerasa

sedih/

murungMerasa

sakit


hati/pedihMerasa

segan/engganMerasa

sebal/sebelMerasa terancamMerasa terpukulMerasa ada kejanggalanMerasa terbebaniMerasa
terpaksaMerasa

tersinggungMerasa

tergerakMerasa

tersiksaMerasa

tak

betahMerasa

tergangguMerasa tersayat/piluMerasa terpojok/ terdesakMerasa terkekangMerasa tak
sabarMerasa tak berdaya/kalahMerasa tegangMerasa goyahMerasa tersipu-sipu
B. SEJARAH BIMBINGAN KONSELING DI INDONESIA DAN DUNIA SEJARAH

Di Indonesia Dekade 40-an Dalam bidang pendidikan, pada decade 40-an lebih banyak ditandai
dengan perjuanganmerealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang
serba daruratmkala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar
anataralain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 45.
Halini pulalaah yang menjadi focus utama dalam bimbingan pada saat itu.
Dekade 50-an
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan
masalahkebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada
masadekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar
benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.
Dekade 60-an
1960 BK masuk ke setting sekolah, hasil dari konferensi IKIP / FKIPBeberapa peristiwa penting dalam
pendidikan pada dekade ini :1963 Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 19631964
Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan

nasional1968 Lahirnya kurikulum 1968Keadaan dia tas memberikan tantangan bagi keperluan
pelayanan bimbinga dankonseling disekolah.
Dekade 70-an1971 PPSP (proyek Perintis Sekolah Pembangunan), BP/BK
dikembangkan1975

BP/BK

lahirnya

kurikulum

SMA.

Pedoman

Bimbingan

mulai
dan

Penyuluhan1978 Program PGSLP dan PGSLADalam dekade ini bimbingan di upayakan
aktualisasi nya melalui penataan legalitassistem, dan pelaksanaannya. Pembangunan
pendidikan terutama diarahkan kepadapemecahan masalah utama pendidikan yaitu :
Pemerataan kesempatan belajar, Mutu,Relevansi, danEfisiensi.Pada dekade ini, bimbingan
dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional.Melalui upaya ini semua pihak telah
merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan dimanabimbingan dan konseling.
Dekade 80-an
1989 :Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989dengan
lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan
Azmi el-Hasbi, M.PdMATERI AJAR MATA KULIAHPROFESI KEPENDIDIKANGuru dalam
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (kan tetapipelaksanaan di sekolah masih
belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukungmisi sekolah dan membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan mereka)Guru BP (sekarang Konselor Sekolah) belum mampu
mengoptimalisasikan tugas danfungsinya dalam memberikan pelayanan terhadap siswa yang
menjaditanggungjawabnya. Yang terjadi malah guru pembimbingditugasi mengajarkan salahsatu
mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Kesenian, dsb.nya.Guru Pembimbing merangkap
pustakawan, pengumpul dan pengolah nilai siswadalam kelas-kelas tertentu serta berfungsi
sebagai guru piket dan guru pengganti bagiguru mata pelajaran yang berhalangan hadir.Guru
Pembimbing ditugasi sebagai polisi sekolah yang mengurusi dan menghakimipara siswa yang
tidak mematuhi peraturan sekolah seperti terlambat masuk, tidak memakai pakaian seragam
atau baju yang dikeluarkan dari celana atau rok.Kepala Sekolah tidak mampu melakukan
pengawasan, karena tidak memahami programpelayanan serta belum mampu memfasilitasi
kegiatan layanan bimbingan di sekolahnya,Terjadi persepsi dan pandangan yang keliru dari
personil sekolah terhadap tugas danfungsi guru pembimbing, sehingga tidak terjalin kerja
sama sebagaimana yangdiharapkan dalam organisasi bimbingan dan konseling.Kondisikondisi seperti di atas,nyaris terjadi pada setiap sekolah di Indonesia.Pada dekade ini,
bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutamadiusahakan untuk menuju
kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalamdekade 80-an pembangunan telah
memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandaidengan menuju lepas landas.Beberapa upaya

dalam

pendidikan

yang

dilakukan

dalam

dekade

ini:Penyempurnaan

kurikulumPenyempurnaan seleksi mahasiswa baruProfesionalisasi tenaga pendidikan dalam
berbagai tingkat dan jenisPenataan perguruan tinggiPelaksnaan wajib belajar Pembukaan
universitas terukaAhirnya Undang ± Undang pendidikan nasionalBeberapa kecenderungan
yang dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akanprofesionalisasi layanan, keterpaduan
pengelolaan,

sistem

pendidikan

konselor,

legalitasformal,

pemantapan

organisasi,

pengmbangan konsep ± konsep bimbingan yangberorientasi Indonesia, dsb.
DEKADE 90-an
Sampai 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnyalagi
pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP.Muncul
anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalahHingga lahirnya SK
Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya yang di
dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling disekolah. Ketentuan pokok
dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai
petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru danAngka Kreditnya. Di Dalam SK
Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan
Azmi el-Hasbi, M.PdMATERI AJAR MATA KULIAHPROFESI KEPENDIDIKANdiganti
menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh GuruPembimbing. Di
sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulaijelas.1995 SK
Mendikbud No. 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan FungsionalGuru dan Angka
Kreditnya terdapat hal-hal yang substansial, khususnya yangmenyangkut bimbingan dan konseling
adalah :1. Istilah ³bimbingan dan penyuluhan´ secara resmi diganti menjadi ³bimbingandan
konseling.´2. Pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah adalah
guru pembimbing,
yaituguru yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan demikian bimbingan dan
konselingtidak dilaksanakan oleh semua guru atau sembarang guru.3. Guru yang diangkat
atau ditugasi untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dankonseling adalah mereka yang
berkemampuan melaksanakan kegiatan tersebut;minimum mengikuti penataran bimbingan dan
konseling selama 180 jam.4. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pola
yang jelas :a. Pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asasnya.b. Bidang bimbingan :
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir c. Jenis layanan : layanan orientasi, informasi,
penempatan/penyaluran, pembelajaran,konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling

kelompok.d. Kegiatan pendukung : instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjunganrumah dan alih tangan kasus.
Unsur-unsur di atas (nomor 4) membentuk apa yang kemudian disebut ³BK Pola-17´
5. Setiap kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui tahap :a. Perencanaan
kegiatanb. Pelaksanaan kegiatanc. Penilaian hasil kegiatand. Analisis hasil penilaiane.6.
Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan di dalam dan di luar jam kerjasekolah. Halhal yang substansial di atas diharapkan dapat mengubah kondisi tidak jelasyang sudah lama
berlangsung sebelumnya
SEJARAH BIMBINGAN KONSELING DI DUNIADEKADE 20-an
2011 Perkembangan BK semakin mantapSEJARAH INTERNASIONALGerakan bimbingan
disekolah mulai berkembang sebagai
dampak dari revolusiindustri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolahnegeri
.Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai memberikan layanankonseling
pendidikan dan pekerjaan di SMA.Eli Weaper pada tahun 1906 menerbitkan buku tentang
³memilih suatu karir´ danmembentuk komite guru pembimbing disetiap sekolah menengah di
New York. Kamitetersebut bergerak untuk membantu para pemuda dalam menemukan
kemampuan-kemampuan dan belajar tentang bimbingan menggunakan kemampuankemampuantersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja yang produktif.
Azmi el-Hasbi, M.PdMATERI AJAR MATA KULIAHPROFESI KEPENDIDIKANPada tahun
1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut. Pada waktuyang sama para
ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini diantaranya; EliWeaper, Frank
Parson, E.G Will Amson, Carlr. Rogers.Frank Parson dikenal sebagai ³Father of The
Guedance Movement in AmericanEducation´. Mendirikan biro pekerjaan tahun 1908 di
Boston Massachussets, yangbertujuan membantu pemuda dalam memilih karir uang
didasarkan atas proses seleksisecara ilmiyah dan melatih guru untuk memberikan pelayanan
sebagai koselor.Bradley (John J.Pie Trafesa et. al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga
tahapantentang sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut: Vocational
exploration : Tahapan yang menekankan tentang analisis individualdan pasaran kerja
Metting Individual Needs : Tahapan yang menekankan membantu individu agar meeting
memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya.Perkembangan BK pada tahapan ini dipengaruhi
oleh diridan memecahkan masalahnya sendiri.sisional Professionalism : Tahapan yang
memfokuskan perhatian kepadaupaya profesionalisasi konselor Situasional Diagnosis :
Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi padatahapan ini memfokuskan pada analisis

lingkungan dalamproses bimbingan dan gerakan cara-cara yang hanyaterpusat pada
individu.Di Amerika SerikatBimbingan dimulai pada abad 20 di amerika dengan didirikannya
suatu vocationalbureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk selanjutnya dikenal dengan
nama thefather of guidance yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan
pertolonganagar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan
yangada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi dengamemilih
pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.Menurut Arthur E. Trax and Robert D North,
dalam bukunya yang berjudul³Techniques of Guidance´, (1986), disebutkan beberapa
kejadian penting yangmewarnai sejarah bimbingan diantaranya :1.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.Timbul suatu gerakan kemanusiaan yang menitik
beratkan pada kesejahteraanmanusia dan kondisi sosialnya. Geraka ini membantu vocational
bureauParsons dalam bidang keungan agar dapat menolong anak-anak muda yangtidak dapat
bekerja dengan baik.2.
AgamaPada rohaniman berpandangan bahwa dunia adalah dimana ada pertentanganyang
secara terus menerus antara baik dan buruk.3.
Aliran kesehatan mentalTimbul dengan tujuan perlakuan yang manusiawi terhadap penderita
penyakitjiwa dan perhatian terhadap berbagai gejala, tingkat penyakit jiwa,pengobatan, dan
pencegahannya, karna ada suatu kesadaran bahwa penyakitini bias diobati apabila ditemukan
pada tingkat yang lebih dini. Gerakan iimendorong para pendidik untuk lebih peka terhadap
masalah-masalah gangguan kejiwaan, rasa tidak aman, dan kehilangan identitas diantra anak-anak muda.4.
Perubahan dalam masyarakat Akibat dari perang dunia 1 dan 2, pengangguran, depresi,
perkembanganIPTEK, wajib belajar, mendorong beribu-ribu anak untuk masuk sekolah
tanpamengetahui

untuk

apa

mereka

bersekolah.

Perubahan

masyarakat

semacam

inimendorong para pendidik untuk memperbaiki setiap anak sesuai dengankebutuhannya agar
mereka dapat menyelesaikan pendidikannya denganberhasil.5.Gerakan mengenal siswa
sebagai individuGerakan ini erat sekali kaitannya dengan gerakan tes pengukuran.
Bimbingandiadakan

di

sekolah

disebabkan

tugas

sekolah

untuk

mengenal

atau

memahamisiswa-siswanya secara individual. Karena sulitnya untuk mengenal ataumemahami
siswa secara individual atau pribadi, maka diciptakanlah berbagaiteknik dan instrument
diantaranya tes psikologis dan pengukuran.

C.. Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK)
I. Pengertian secara Umum
Dalam bahasa Inggris "counseling" dikaitkan dengan kata "counsel" yang di artikansebagai
berikut:a. Nasehat (to obtain counsel)b. Anjuran (to give counsel)c. Pembicaraan (to take
counsel)d. Dengan demikian konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, anjuran
danpembicaraan dengan bertukar pikiranMaka konseling dalam tinjauan terminologi (istilah)
banyak dijumpai dalamliteratur-literatur bimbingan dan konseling antara lain:1. C. Patterson
(1959) mengemukakan bahwa konseling adalah proses yangmelibatkan hubungan antar
pribadi antara seorang terapis dengan satu klien atau lebih,dimana terapis menggunakan
metode-metode psikologis atas dasar pengetahuansistematik tentang kepribadian manusia
dalam upaya meningkatkan kesehatan mentalklien.2. Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan
bahwa konseling adalah suatu prosesdimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi
untuk merasa dan berprilaku yanglebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang
tidak terlibat (konselor) yangmenyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk
mengembangkanprilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif dengan dirinya
danlingkungannya.3. Devision of 17 of The American Psychologocal Association
(APA)merumuskan definisi konseling sebagai bekerja dengan individu atau kelompok
yangberkaitan dengan masalah pribadi, sosial, pendidikan dan vokasional.4. Menurut Williamson,
konseling diartikan sebagai suatu proses personalisasidan individualisasi untuk membnatu
seseorang dalam mempelajari mata pelajaran disekolah. Ciri-ciri prilaku sebagai warga
negara dan nilai-nilai pribadi dan sosial sertakebiasaan dan semua kebiasaan lainnya,
mempelajari keterampilan (skill), sikap dankepercayaan yang dapat membantu dirinya selaku
mahluk yang dapat menyesuaikan dirisecara normal.

BAHAN AJAR BIMBINGAN KONSELING

Bagian

I

Pengertian

Bimbingan

dan

Konseling

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan
merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer
& Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to
direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
A.

Pengertian

Bimbingan

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli,
namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang
bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai
oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai
dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang
ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para
ahli

memberikan

pengertian

yang

saling

melengkapi

satu

sama

lain.

Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa
pengertian

yang

“Bimbingan

sebagai

dikemukakan
bantuan

oleh

yang

para

diberikan

ahli

sebagai

kepada

individu

berikut
untuk

:
dapat

memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam
jabatan

yang

dipilihnya”

(Frank

Parson

,1951).

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Sementara, Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi
individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu
cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan
secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya,
(3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan,

menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu
proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri
sendiri,

menghubungkan

pemahaman

tentang

dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan

konsep

dirinya

dan

tuntutan

lingkungan

di

sekitarnya.

I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self
understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No.
29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “;;Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan,

dan

mencanakan

masadepan”;;.

Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan
diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam
jabatan.

Pengertian

ini

masih

sangat

spesifik

yang

berorientasi

karir.

“Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya
sendiri”

(Chiskolm,1959).

Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu
memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi
diri

yang

dimiliki.

“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap
individu”
Pengertian

(Bernard
yang

dikemukakan

&
oleh

Bernard

Fullmer
&

Fullmer

,1969).
bahwa

bimbingan

dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan
membantu

individu

untuk

mengaktualisasikan

diri

dengan

lingkungannya.

“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang
sistematik”

(Mathewson,1969).

Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang

menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk
pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa
orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang
dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku di
lingkungan dimana individu tersebut tinggal.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil
kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah :
“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang
dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar
individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara
optimal

untuk

kesejahteraan

dirinya

dan

kesejahteraan

masyarakat”

B.Pengertian Konseling
Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34)
mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam
usaha membantu konseli secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung

jawab

sendiri

terhadap

berbagai

persoalan

atau

masalah

khusus.

Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha
membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain,
teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien. PendalamanMateri:
1.Rumuskan menurut pemahaman Saudara tentang Arti Bimbingan dan Konseling, yang
meliputi unsur-unsur di bawah ini:
a.Ada Proses ( Proses apa) Untuk mencapai tujuan
b.Obyek Jelas (kepada Siapa BK)
c.Subyek (Konsolor yang seperti apa)
d.Ada beberapa tujuan yang jelas dan realistis

e. Tehniknya atau cara BK berlangsung.

Fungsi, Prinsip, Asas Bimbingan dan Tujuan
Bimbingan Konseling
A.Fungsi Bimbingan

:

1.Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan
dirinya

dengan

lingkungan

secara

dinamis

dan

konstruktif.

2.Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa

mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan
kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada
para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out,
dan

pergaulan

bebas

(free

sex).

3.Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan

dan

melaksanakan

program

bimbingan

secara

sistematis

dan

berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4.Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami
masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat
digunakan

adalah

konseling,

dan

remedial

teaching.

5.Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan

karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam
6.Fungsi

maupun
Adaptasi,

di

yaitu

fungsi

luar
membantu

lembaga
para

pelaksana

pendidikan.
pendidikan,

kepala

Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun

bahan

pelajaran

sesuai

dengan

kemampuan

dan

kecepatan

konseli.

7.Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8.Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki
pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9.Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri
konseli.
10.Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli
B.Prinsip

Bimbingan

dan

Koneling

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi
pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di
Sekolah/Madrasah

maupun

di

luar

Sekolah/Madrasah.

Prinsip-prinsip

itu

adalah:

1.Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun
yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam

hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari
pada

perseorangan

(individual).

2.Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda
satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus
sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik
kelompok.
3.Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai
satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena
bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
memberikan

dorongan,

dan

peluang

untuk

berkembang.

4.Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai
dengan

tugas

dan

peran

masing-masing.

Mereka

bekerja

sebagai

teamwork.

5.Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling.
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada
konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan
konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah
mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.
6.Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di
lingkungan

keluarga,

perusahaan/industri,

lembaga-lembaga

pemerintah/swasta,

dan

masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu
meliputi
C.

aspek
Asas

pribadi,

sosial,
Bimbingan

pendidikan,
dan

dan

pekerjaan.
Konseling

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh

diwujudkannya

asas-asas

berikut.

1.Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya
segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal
ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan

itu

sehingga

kerahasiaanya

benar-benar

terjamin.

2.Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan

kesukarelaan

tersebut.

3.Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
(konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura,
baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal
ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli).
Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4.Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
(konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu
mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling
yang

diperuntukan

baginya.

5.Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian

konseli.

6.Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya
sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun”
dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

7.Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8.Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja
sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9.Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan
atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan
pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh,
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan
kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma
tersebut.
10.Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah
tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru
pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan
dan

konseling

maupun

dalam

penegakan

kode

etik

bimbingan

dan

konseling.

11.Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lainlain.

D.Tujuan Bimbingan dan Konseling
1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnyayang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (Depdikbud, 1994.5).
2. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan
karier.Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan
bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi
pekerjayang produktif.

Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan

Bimbingan dan Konseling membantu siswa agar

:

a)Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan
yang ada pada dirinya.
b)Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka
senangi.
c)Membuat pilihan secara sehat
d)Mampu menghargai orang lain
e)Memiliki rasa tanggung jawab
f)Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi
g)Dapat menyelesaikan konflik
h)Dapat membuat keputusan secara efektif
Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan Bimbingan dan Konseling membantu
siswa agar
a)Dapat melaksanakan ketrampilan atau belajar secara efektif
b)Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
c)Mampu belajar secara efektif

:

d)Memiliki

ketrampilan

dan

kemampuan

dalam

menghadapi

evaluasi/ujian

Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan Bimbingan dan Konseling membantu siswa
agar

:

a)Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam
lingkungan kerja
b)Mampu merencanakan masa depan
c)Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier
d)Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat
Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2)
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3)
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan

lingkungan

pendidikan,

masyarakat,

maupun

lingkungan

kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk: (1)
mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya, (2)
mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan
menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4)
memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan
diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala
potensi

dan

kekuatan

yang

dimilikinya

secara

optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik),

dan

karir.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara

hak

dan

kewajibannya

masing-masing.

Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu
meresponnya

secara

positif

sesuai

dengan

ajaran

agama

yang

dianut.

Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait
dengan

keunggulan

Memiliki

sikap

Memiliki

maupun

positif

atau

kemampuan

kelemahan;
respek

untuk

baik

terhadap

fisik

diri

melakukan

maupun

sendiri

pilihan

dan

psikis.

orang

secara

lain.

sehat

Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan

martabat

atau

harga

dirinya.

Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam
diri

sendiri)

maupun

Memiliki

kemampuan

untuk

dengan
mengambil

orang

keputusan

lain.

secara

efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan

yang

mungkin

muncul

dalam

proses

belajar

yang

dialaminya.

Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin
dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua
kegiatan
Memiliki

belajar
motif

yang

yang
tinggi

untuk

diprogramkan.
belajar

sepanjang

hayat.

Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku,
mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan
Memiliki

kesiapan

wawasan
mental

dan

yang
kemampuan

lebih
untuk

menghadapi

luas.
ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
Memiliki pemahaman diri (kemampuan, min