106689940 Ilmu Sosial Dasar docx
Drs. H. Abu Ahmadi, dkk
ILMU
SOSIAL DASAR
Untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
EDISI REVISI
KATA PENGANTAR
Buku ini disusun dengan berpedoman pada Silabus Perkuliahan fimu Sosial Dasar, yang merupakan hash rumusan
Konsorsium antar Bidang fimu Alamiah Dasar, fimu Budaya Dasar, dan ilmu Sosial Dasar. Isi buku ml disesuaikan
dengan mateii fimu Sosial Dasar yang diberikan pada penatarandosen-dosen fimu Sosial Dasar se wilayah Indonesia
Tengah dan Timur padabulan Agustus 1982, hasil lokakaiya penyusunan bahan minimal Ilmu Sosial Dasar yang
diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang, bulan Januari 1985, dan penataranpenataran dosen Ilmu Sosial
Dasar Universitas Padjajaran, Bandung, tahun 1980.
Adapun tujuan Ilmu Sosial Dasar ialah agar tercapai wawasan komprehensif dan pendekatan integral dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kehidupan, baik pada tingkat individual maupun sosial. Oleh karena itu
tujuan Ilmu Sosial Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran agar daya tangkap,
persepsi dan penalaran yang berkenaan dengan lingkungan sosial dapat dipertajam. Secara lebth terinci ISD adalah
untuk membantu mahasiswa mengembangkan:
Minat dan kebiasaan memperhatikan dan memahami peristiwa peristiwa atau gejala-gej ala sosial yang teijadi di
seJcitarnya;
Kesadaran kritis akan adanya sebab-sebab dan akibat-akibat berbagai peristiwa yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari,
Kerelaan memikirkan dan mempertanyakan kembali pengetahuannya tentang kenyata.an-kenyataan sosial;
Kemampuan menyesuaikan din dengan lingkungan sosial yang harus dibenarkan, dan sebaliknya, mengubah
keadaan-keadaan
sosial yang tidak dapat dibenarkan dengan penuh tanggungjawab. Dengan demikian diharapkan dapat memperluas
cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak hanya terbatas pada bidang keahlian yang
dipilihnya, tetapi membantu para mahasiswa menemukan dirinya sendin dalam arus perkembangan masyarakat dan
kebudayaan yang sedangberlangsung. Kepadapenerbit PT Bina Aksara yang telah bersedia menerbitkan buku mi
kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga buku mi ada manfaatnya bagi para mahasiswa yang sedang mempelajari
Ilmu Sosial Dasar, dan bagi masyarakat umum yang meminatinya.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Edisi Revisi
Setelah rnempertimbangkan saran-saran dan para pembaca untuk Iebih dipadatkan lagi materinya, maka penyusun
perlu mengadakan revisi. Revisi mi meliputi pencantumanfool-nole (catatan kaki) pada halaman-halaman yang
dipandang perlu. Di samping itu juga perubahan materi disesuaikan dengan sub-bab agar lebih tepat dan lebih
berbobot. Sebingga secara keseluruhan buku menjadi lebih lengkap dan sesuai dengan harapan pembaca serta sesuai
pula dengan silabi. Namun demikian penulis tetap menyadari adanya kekurangan dan kekhilafan dalam buku mi
mengingat terbatasnya kemampuan sebagal seorang makhluk. I(arena itu penulis tetap menerima saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi sempurnanya buku pada terbitan yang akan datang. Atas saran-saran tersebut
disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Cetakan pertama diterbitkan oleh PT Bina Aksara. Untuk cetakan kedua dan seterusnya hak penerbitannya kami
limpahkan kepada PT Rineka Cipta Semoga buku mi benar-benar akan bermanfaat bagi para mahasiswa serta
masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KataPengantar
BAB I : PENGERTIANILMUSOSIALDASAR
Sekilas tentang fimu-Ilmu Sosial, fimu Pengetahuan Sosial dan
Ilmu-Ilmu Sosial Dasar
Latar-Belakang Dmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar sebagai Komponen MKDU
Ruang Lmgkup Pembahasan
Masalah-Masalah Sosial dan Ilmu Sosial
Dasar
Rangkuman
Latihan
BAB II : PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Pertambahan Penduduk dan Migrasi
Pembagian Kerja dalam Masyarakat
Perkembangan Kebudayaan
Pranata-Pranata dan Institusionalisasi
Rangkuman
BAB III : INDIVIDU, KELUA RCA, DAN MASYARAKAT
Pertumbuhan Individu
Fungsi-Fungsi Keluarga
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Hubungan antara Individu Keluarga dan Masyarakat
BAB IV : PEMUDA DAN SOSIALISASI
Tnternalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Pemuda dan Identitas
Perguruan dan Pendidikan
Peranan Pemuda dalam Masyarakat
BAB V : WARGANEGARA DAN NEGARA
Hukum, Negara, dan Pemerintah
Warganegara dan Negara
Individu, Tindakan Politik dan Sistem Politik
BAB VII : PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
Pelapisan Sosial
Kesamaan Derajat
Elite dan Massa
Pembagian Pendapatan
BAB VII : MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT
PEDESAAN
Masyarakat Perkotaan Aspek-Aspek Positifdan Negatif
MasyarakatPedesaan
Urbanisasi dan Urbanisme
BAB VIII : PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT
Perbeda.an Kepentingan
Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
Pertentangan-Pertentangan Sosial/Ketegangan-Ketegangan dalam Masyarakat
Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Integrasi Nasional
BAB IX : ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISK1NAN
Sistem Ekonomi Produksi, Distribusi dan Konsumsi
Kernakmuran dan Kemiskinan
Ilmu Pengetahuan dan Daya Kemampuan Masyarakat
Teknologi dan Kemiskinan
DafiarKepustakaan
BAB I
PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR
1.
SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU-ILMU
SOSIAL DASAR.
a.
Ilmu-ilmu Sosial.
Telah kita ketahui, bahwa sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Balk ilmu-ilmu
alain maupun ilmu-ilmu sosial ditifik dan pengembangannya bermula dan ilmu filsafat. Dan filsafat itu kemudian
lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan yaitu:
1.
2.
Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi, botani dan lainain.
Social Sciences, (Ilniu-ilmu Sosial), terdiri dan: sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi,
3.
geografi dan lain-lain.
Humanities (fimu-ilmu Budaya) meliputi: bahasa, agama, kesusasteraan, kesenian dan lain-lain.
Ilmu-ilmu Sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era pembangunan, khususnya
di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan adanya perkembangan Ilmuilmu Sosial di Indonesia, setelah bangsa
Indonesia mendapat kemerdekaan adalah sebagai berikut:
1.
Pertaina-tama didirikan di Yogyakarta suatu akademi ilmu politik. Sponsor-sponsor yang mendirikan
2.
akademi mi terdin dan tenaga-tenaga akademis pembina ilmu politik di Negara Belanda.
Selang waktu berikutnya, didirikan pula Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 17 Februari
1946, yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 3 Maret 1946, mempunyai 2 fakultas, ialah Fakultas
Sastra dan Fakultas Sosial. Balai Perguruan Tinggi itu adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh
3.
yayasan.
Didirikan Akademi Kepolisian.
Sesungguhnya latar belakang berdirinya ketiga pendidikan tinggj tersebut lebih menekankan pada
pembentukan lembagalembaga pendidikan untuk mencetak kader-kader pengisi jabatan tinggi di Pemerintah
Republik Indonesia pada saat itu. Namun dalam perkembangan tahun-tahun selanjutnya dan ketiga lembaga
pendidikan tinggi inilah berkembang ilmuilmu sosial di Indonesia.
Dewasa mi di Indonesia terdapat 40 universitas dan institut negeri yang semuanya menyelenggarakan pengajaran
dalam bidang ilmu sosial.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi-sosial
(social studies), atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Paham studi sosial berkembang dan
berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun l940-an sampai
sekarang.
Paham studi sosial dipergunakan bagi keperluan pendidik. an dan pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin
ilmu yang mandiri.
Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanalcan untuk tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school)
Dengan begitu, tandaslah sudah bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan
disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atai bagi kelompok belajar lainnya. yang sederajat.
Materi dan berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial,
Ekonorni, Ilrnu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.
Ihnu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dan sejumlah mata pelajaran
sosial.
Dan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dan IPS. Akan tetapi perlu
dicamkan bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahanlpokok bahasan dalam IPS.
Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmuilmu sosial rnana yang tepat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IFS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata
pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMTA dalam kurun waktu 1975 — 1976, dan masih
berlangsung hingga sekarang mi.
c. Ilmu Sosial Dasar.
Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi.
Pengembangan Ilmu Sosial Dasar mi sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan
yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmuilmu sosial dipergunakan dalam
pendekatan, sekaiigus sebagai sarana jalan keluar untuk mencani pemecahan masalah-masalah sosial yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial secara interdisiplin atau multi disiplin
dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problemaproblema yang timbul dan berkembang dalam
masyarakat.
ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta
mampu menghadapi dan rnemben alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masy arakat.
Berdasarkan pengetahuan yang di dapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri
berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan din secara mantap, paling
tidak ia harus mampu mengetahui ke arah inana peniecahan jalan keluar suatu permasalahan itu hams ditempuh.
Masalah-masalah sosial yang berkenibang sedemikian kompleks, balk yang bersifat lokal, regional, nasional maupun
intemasianal seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan dan kriminalitas, kenakalan remaja dan
penyalahgunaan narkotika. Pertentar.gan ras dan pergolakan politik merupakan masalahmasalah sosial yang harus
diihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang tezjalin satu sama lam.
Akan tetapi dengan dilaksanakannya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di setiap perguruan tinggi
negeri khususnya, tidak bérarti pengantar-pengantar ilmu sosial harus hilang dari kurikulum perguruan tinggi.
Pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial masih harus dipertahankan, sebab ia mempunyai misi memberikan
pengetahuan teoritis ilmiah pada ilmu tertentu yang bersifat sub ject-oriented.
Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu
menuju ke arah spesialisasi keahlian telah herlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara ilmu-ilmu
sosial dan ilmuilmu sosial dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsepkonsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang studinya saja, di
mana ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi. ISD
dipergunakan untuk mencari pemecahan masalah-masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner
maupun multidisipliner ilmu-ilmu sosial. Di lain pihak,
pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial disajikan secara subject- oriented dalam rangka pendalaman ilmu-ilmu sosial
itu secara teoritis, yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematik any a.
2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada
sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutarna sarjana pendidikan, sosial dan
kehudayaan. Mereka rnenganggap sistern pendidikan yang tengah berlangsung saat mi, berhau kolonial dan masih
merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dan “politik balas budi” (etische
politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkn tenaga-tenaga trampil untuk
menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain
dalarn tujuan eksploitasi kekayaan negara. I)
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dharapkan memiiki tiga jenis kemampuan yang meliputi
personal, akadernik dan profesional.
Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kern ampuan mi para tenaga ahli diharapkan
memiiki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerrniñkan kepribadian
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta
merniiki pandangan luas dan kpekaan terhadap berbagai rnasalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kernampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis,
menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis,sistematis dan analitis, mernpunyai kemampuan
konsepsional untuk mengiden tifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mamPu menawarkan alternatif
pemecahannya.
Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan
kemampuan mi para tenaga ahli diharapkan memiiki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, yang merata, material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian mi maka manusia
bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek
pembangunan.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan beban pembangunan, tetapi
menjadikan manusia modal atau asset (terpenting) bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran mi
menjadi jelas:
bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal pembangunan dan bukan hanya beban
pembangunan.
Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk
mendukung proses lepas-landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi
manusia utuh, yaitu manusia yang memiiki sikap hidup yang selaras, serasi dan Seimbang antara kebutuhan jasmani
dan rohani.’
Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini –khususnya pada negara-negara sedang
berkembang – menghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan
di abadabad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir – akhirini.
Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang dihadapi oleh negara-negara sedang
berkembang saat mi, terutama Indonesia. Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk
menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial dan ekonomi.
Kedua, sebagai pioneers, negara-negara Barat tidak menghadapi masalah pemilihan teknologi, apalagi
pendidikan teknologi seperti yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat mi. Dalam kondisi di mana
kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi sudah Sedemikian majunya, membawa
pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya dengan kebudayaan dan luar. Di sini terjadi perobahan
orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat yang Sedang
menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bana.
Ketiga, hampir semua pioneers itu ditandai oleh sifat homogenitas daripada keadaan sosial dan kulturalnya,
sedangkan negara-negara sedang berkembang saat mi terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit,
sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan. Masyarakat Indonesia adalah
merupakan masyarakat majemuk yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosiokultural yang beraneka ragam, seperti suku bangsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sikap yang
mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan tersebut sehingga integrasi nasional tetap
terpelihar.
3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU
Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tinggi di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman -pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang
terpelajar, yang meliputi mata kuliah : 1) Agama
2) Pancasila
3) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
4) Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama terse but merupakan mata kuliah intra kurikuler yang diwajibkan
kepada semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.
Kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan lingkungan alamiah,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah:
Ilmu Alamiah Dasar (TAD)
Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Ketiga mata kuliah dasar tersebut di atas diberikan kepada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa
mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dásar tersebut,
tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.
Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum, bertujuan menghasilkan warga negara sarjana yang
berkualifikasi sebagai berikut :
a.
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan merniliki
b.
tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain;
Memiiki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan,
mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi
c.
kebanggaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan
memiliki integritás kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan
sebagai sarjana Indonesia.
d.
Memiiki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-€ama mampu
berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama
e.
berperan serta di dalam pelestariannya.
Memiiki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan balk
sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.’
Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tndharma perguruan tinggi, demikian pula untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum.
Tujuan dan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah:
1.
Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota
2.
masyarakatdan bana serta agama.
Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang
3.
timbul dalam masyarakat.
Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner dan
mampu memahami pikiran dan ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian
memudahkan mereka berkomunikasi.
Jadi pendidikan umum yang menitik-beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepnibadian mahasiswa, pada
dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam
disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan
keahlian mahasiswa dalam bidang/disiplin ilrnunya. 1)
Sebagai mata kuliah dasar urnurn, limu Sosial Dasar bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran
dan kepribadian mahasiswa agar rnemperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang
diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tin gkah laku
manusia dalarn menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku nianusia terhadap manusia yang
bersangkutan.
Tegasnya Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah -masalah sosial, khususnya masalahmasalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep,
teori) yang berasal dan berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi
sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah).
Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar inerupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan
pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-
gejala sosial agar daya tangkap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan
sosial dapat ditingkatkan, Sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.2
4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 rnasalah yang dapat dipakai sebgai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang Iingkup pembahasan mata kuliah ilmu Sosial Dasar, yaitu:
1.
Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial,
sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidangbidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendin, maupun gabungan (antar
2.
bidang).
Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai
kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendini, tetapi juga adanya
amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola
tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan
setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.
Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran Iebih
lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.’
Berdasarkan Konsonsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial Dasan dibagi ke dalam 8 (delapan)
Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok Bahasan), sehingga dan perkuliahan tersebut kepada mahasiswa
diharapkan :2
1.
Mempelajani dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan
2.
3.
perkembangan masyarakat dan kebudayaan
Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah mdividu, keluarga dan masyarakat.
Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadani identitasnya sebagai pemuda dan
4.
5.
6.
7.
mahasiswa.
Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.
Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi
8.
rnasyarakat.
Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan
kemakmur. an dan pengurangan kemiskinan.
5. MASALAH - MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR.
Masalah – masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara yang satu
dengan lainnya. Perbedaan – perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan
masyarakatnya, dan keadaan lingkungan alamnya di mana masyarakat itu hidup. Masalahmasalah tersebut dapat
terwujud sebagai : masalah sosial, masalah moral, rnasalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, ataupun
masalah-masalah lainnya.
Yang membedakan masalah-masalah sosial dan masalahmasalah lainnya adalah bahwa masalah-masalah
sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannya
dçngan hubunganhubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif di mana hubungan-hubungan manusia itu
terwujud (Nisbet, 1961).
Pengertian masalah sosial ada dua pengertian
1.
Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala Sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah
2.
masalah sosial.
Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat
yang her.. dasarkan atas studi mereka mempunyai sif at yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap
kehidupan warga masvarakat secara keseluruhan. Contoh : masalah pedagang kaki lima di kota-kota besar
di Indonesia.
Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di satu pihak para pedagang kaki lima
terse- but dapat memperoleh nafkah untuk dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu
para warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang pantas untuk taraf ekonomi
mereka dan para pedagang kaki lima. Sebaliknya para ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan
menyatakan bahwa pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dan suatu kondisi di mana kejahatan
dengan mudah dapat terjadi.
Dengan demikian, sesuatu masalah yang digolongkan sebagal masalah sosial oleh para ahli belum tentu
dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah
sosial oleh umum tetapi belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh para ahli. Oleh karena itu dengan
mengikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh Lesile (1974), masalah-masalah sosial dapat di definisikan
sebagai: Sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau
diperbalki.
Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masaláh sosial liii pengertiannya terutama ditekankan pada
adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi
atau keadaan sosial tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dan prôses kehidupan manusia yang berusaha untuk
menienuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus makan, minum, buang air, bernafas, mengadakan
hubungan kelamin, dan sebagainya), kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan
bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan
(untuk dapat merasakan aman dan tenteram, mernbutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya).
Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan
sebagai model- model petunjuk di dalam menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat.
Perwujudan mi adalah suatu kondisi atau keadaan di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi-kondisi
itu bukan sesuatu yang tetap tetapi Selalu dalam proses perubahan.
Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya tidak biasa berlaku atau cocok
dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuran-ukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan
untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dan kebudayaan yang telah mereka punyai,
yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tntu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi
yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat suatu ketidakcocokan
antara pengetahuan kebuday a- an dan kenyataan-kenyataan obyektif yang ada dalam kondisikondisi di mana mereka
hidup. Dengan kata lain, ada perIedaan antara kerangka untuk interpretasi subyektif dan para warga dengan
kenyataan-kenyataan obyektif dalam mana mereka itu hidup.
Di dalam kenyataannya, masalah-masalah sosial tidak dirasakan oleh setiap warga masyarakat secara sama.
Sesuatu kondisi yang dianggap sebagai suatu yang menghambat atau merugikan oleb sejumlah warga masyarakat,
belum tentu dirasakan oleh sejumlah warga masyarakat yang lain dan masyarakat tersebut, atau bahkan dirasakan
oleh yang lainnya, sebagai Sesuatu yang mengiantungkan. Misalnya masalah sampah : Sampah yang bertebaran di
mana-mana di sebagian kota dirasakan Sebagai merugikan kebersthan, kesehatan, keindahan dan ketertiban oleh
sejumlah warga kota, tetapi di lain pihak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan oleh misalnya para
pengurnpul barang bekas dan para pengumpul puntung rokok.1
a. Masalah-masalah sosial dan Ahli Ilmu Sosial
Masalah-masalah sosial telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap
sebagai mengganggu kesejahteraan hidup mereka. Sehingga merangsang para warga masyarakat untuk
mengidentifikasikan, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya. Di masa lampau, pada
waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial, para warga masyarakat yang biasanya peka terhadap adanya masalahrnasalah sosial adalah para ahli filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.
Di samping hal di atas, berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong dalam ilmu-ilmu sosial, seperti
antropologi, sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi, menjadikan masalah-masalah sosial sebagai ruang
lingkup studi mereka masingmasing. Walaupun demikian, pusat studi-studi dan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial
tersebut bukanlah pada masalah-masalah sosial itu sendiri, tetapi pada usaha untuk memahami hakikat manusia
menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah-masalah sosial diihat sebagai hasil atau akibat dan adanya
proses perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah prosesproses yang secana tetap dan terus-menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung
dengan tenang ataupun berlangsung dengan kekacauan.
Sejumlah ahli ilmu-ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin (1973), Gerson (1969) dan
Brodley (1976), merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalahmasalah sosial sebagai kerangkanya
maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga, menurut mereka,
berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usah a
untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.2
b. Masalah-rrzasatah Sosial dun [imu Sosial Dasar
fimu Sosial Dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia
sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan suatu kerangka pndekatan yang meithat
sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyektif. Dengan
menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan
masalah-mäsalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan. Sedangkan dengan
menggunakan kacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan clikaji menurut perspektif
masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif in
akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disetai dengan penuh rasa tanggung
jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.
RANGKUMAN:
1.
Sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah phiosophia (filsafat), apakah itu ilmu-ilmu sosial alainiah
2.
(natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences) atau ilmu-ilmu budaya (humanities).
Social Studies atau fimu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah paham studi sosial; ia bukan merupakan satu
disiplin ilmu pengetahuan. Materi IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
3.
pendidikan dan pengajaran pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
Basic Social Sciences atau ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah gabungan dan bermacam-macam disiplin
ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus Sebagai sarana untuk mencari jalan ke
luar dalam pemecahan masalah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmuilmu sosial dan ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Kalau IPS
diprogramkan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah;ISD
4.
diprogramkan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Perguruan Tinggi.
Pengantar-pengantar Ilmu Sosial mengemban tugas untuk memberi bekal pengetahuan teoritis ilmiah pada
bidang ilmu tertentu yang bersifat subject oriented. Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented
5.
tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju spesialisasi! keahlian telah berlangsung.
Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tin ggi di Indonesia, dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara
yang terpelajar, yang meliputi mata kuliah
Agama
Pancasila
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah intra’kurikuler yang
diwajibkan kepada Semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang
pendidikan dan ujian-ujian. Kelompok kedua dtharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa berkenaan
dengan lingkungan alamiah, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah:
5) Ilmu Alamiah Dasar (lAD)
6) Ilmu Sosial Dasar (ISD)
7) Ilmu Budaya Dasar (IBD).
6.
Tujuan ilmu Sosial Dasar ialah membantu perkembangan wawasan pernikiran dan kepribadian mahasiswa
agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dan setiap
anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam
menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang
7.
bersangkutan.
Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial dan masalahmasalah yang terwujud daripadanya. Istilah pengetahuan mempunyai pengertian yang
menunjukkan adanya kelonggaran dalam batas dan kerangka berpikir dan penalaran, maka istilah ilmu
pengetahuan telah digunakan karena mencakup suatu pengertian mengenai suatu sistem berpikir dan
penalaran yang mempunyai suatu kerangka pendekatan men genai masalah-masalah yang menjadi sasaran
perhatiannya.
BAB II
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
1. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MIGRASI
a. Penduduk dunia dun masalahnya
Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 jutajiwajumlahnya(lihat
tabel 1). Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satu di antaranya ilmu kedokteran juga berkembang.
Berkat kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih
terjam m. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi yang lahir menjadi lebih rendah, sampai ia tumbuh subur dan
akhirnya bersuami/heristeri dan mempunyai anak dan cucu.
Akan tetapi pada galibnya tidak semua negara di dunia mengalarni pertumbuhan penduduk yang demikian pesat.
Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 mi cenderung mengalami kondisi stasioner, bahkan Jerman Barat
cenderung memiliki Iebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa.
Dengan begitu negara mi lncrnpunyai masalah penduduk bukan pertumbuhannya, tetapi, kekurangan penduduk
berusia muda sebagai generasi penerus. Kemungkinan menambah penduduk berusia rnu da sebagai generasi penerus
bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui adopsi anak/bayi. Kita sering mendengar
praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi Asia, tidak terkecuali bayi-bayi dan Indonesia.
TABEL I
PERKIRAAN DAN PROYEKSI PENDUDUK
DUNIA
TAH U N
JUMLAH JIWA
8.000 — 7.000 SM
10 juta
1.
250 juta
1650
500 juta
1800
900 juta
1850
1.000 juta
1900
1.500 juta
1930
2.000 juta
1950
2.500 juta
1960
3.000 juta
1970
3.600 juta
1980
4.600 juta
1990
5.700 juta
2000
6.500 juta
Sumber: Buku Paket Latihan Pendidikan Kependudukan, DGI—BKKBN Jakarta 1982.
Peluang untuk mengadopsi anak-anak/bayi Asia disalahgunakan oleh sindikat-sindikat gelap, laksana zaman
perbudakan, anak-anak/bayi itu diperjualbelikan.
b. Pendidikan dan Keseha tan di negara-negara berkembang
1) Pendidikan
Penduduk pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara berkembang di Afrika, Asia dan Amerika
Latin sebagaian besar tidak rnemperoleh kesempatan rnencmpuh jenjang pendidikan di sekolah, akibat dan kondisi
kcrniskinannya.
Suatu hasil survei UNICEF mernbukt,ikan bahwa 58% anak-anak pedesaan miskin di Delhi India, tidak hersekolah
karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya sekoIah, dan 31% terikat dalam kerja rumah tangga,
termasuk merawat adik yang masib kecil. Hasil survei yang sama di karnpung miskin di kota Madras India,
mengungkapkan bahwa 45% dan orang tua penghuni kampung miskin, menyatakan anakanaknya tidak bersekolah
karena alasan tidak mampu membayar uang sekolah; dan 20% lainnya karena anakanak mereka hams menolong
menyelesaikan pekerjaan di rumah.
Di samping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sening kekurangan bangunan sekolah dan
guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis, desa itu tidak memiliki sekolah dasar.
Di negara-negara berkembang terdapat variasi sanak-anak usia sekolah yang mendapat kesempatan dalam
pendidikan formal. Di Honduras (Amerika Latin), 72% dan anak-anak usia 7 sampai 14 tahun dapat bersekolah. Di
Karachi (Pakistan) 50% anak usia sekolah berumur antara 5 - 10 tahun terdaftar pada sekolah dasar, persentase mi
segera menurun menjadi 33% bagi kampung-kampung miskin.
Di pedesaan sekitar Dakar ihukota Senegal (Afrika Barat), persentase kanak-kanak untuk rnasuk sekolah sebesar
38%. Sedangkan suatu studi di Abijan ibukota Republik Pantai Ga- ding (Afrika Barat) mencatat gradasi persentase
anak-anak sekolah bergantung pada fungsi pekenjaan ayah seorang anak. Semakin tinggi status/jabatan pekerjaan
semakin tinggi pula jumlah persentase anak-anak yang masuk sekolah. Data lapang menunjukkan 73% anak-anak
usia sekolah berasal dari kelompok ayah sebagai staf menengah; 43% berasal dan anak-anak pedagang; 27% lainnya
berasal dan anak-anak petani.
2) Kesehatan
Penduduk usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan menderita kurang vitamin A, kasuskasus- pendenita kekurangan vitamin A yang menonjol, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia
Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan, Indonesia dan Malaysia. Penderita kebutaan
dan anemia pada tipe dan tingkatan tertentu.
Penyakit-peny akit menular seperti tuberkulosis, bany ak menyerang penduduk di daerah pemukiman kampungkampung miskin di perkotaan, antara lain di Kalkua (India) dan di Ibadan di Nigeria bagian barat (Afrika Barat).
Parasit-parasit usus penyebab penyakit cacingan (Askaris) banyak diderita oleh anak-anak di perkampungan iniskin
di Lagos (ibukota Nigeria). Lap oran-laporan UNICEF j uga men gungkapkan bahwa penyakit polioyelitis banyak
diderita oleh anak-anak di Srilangka dan Kenya (Afnika Timur). Sebanyak 58% dan anakanak cacat di Kenya
sebagai akibat polioyelitis, dimungkinkan oleh fasiitas injeksi yang tidak memadai.
Bersumber dan pada konsultan kesehatan dari World Health Organization (WHO) di Zimbabwe (Desember 1983)
ditemukan kurang lebih sejuta penderita penyakit lepra atau kusta di seluruh wilayah Zimbabwe. Penyakit itu
menyerang penduduk pada usia produktif, antara 8 sampai 40 tahun. Terdapat indikasi-indikasi bahwa penyakit mi
telah merambat pada anak-anak usia 7 tahun. Keistimewaafl penyakit mi penularannya tidak diketahui pasti. Baru
ada tanda-tanda bisul kecil atau koreng, biasanya pada kaki, pada saat itulah disadari oleh seseorang bahwa ia telah
terjangkit penyakit lepra atau kusta.
Beberapa survei konsumsi makanan dilakukan di Asia menunjukkan bahwa pemakaian kalori rata-rata penduduk
berada di bawah tingkat yang dibutuhkan di beberapa negara. Pemakaian protein total sangat rendah seperti yang
dialami penduduk di India, Malaysia, Pakistan, Fiipina dan Thailand. Faktafakta di lapangan membuktikafl bahwa
penduduk negara-negara berkembang kekurangan makanan berkadar protein hewani. Salah satu sebab membuktikan
bahwa di beberapa kalangan masyarakat pedesaafl masih berlaku “tabu” yang melarang memakan ikan, buah-buahan
dan sayur – mayor. Hal semacam itu berlaku di kalangan masyarakat di beberapa daerah di Burma, Indonesia,
Malaysia dan Fiipina. Tabu dan pantangan seperti itu berlaku mulai dan kehamilan 7 bulan sampai 50 han sesudah
kelahiran. Resiko dan melakukan tabu dan pantangan seperti itu para ibu hamil harus menanggung kekurangan
protein hewani, dan boleh jadi akan melahirkan bayi-bayi cacat dan lahir, atau lahir dengan ketahanan tubuh yang
rapuh. Laporan UNICEF tahun 1983 mengungkapkan bahwa hanya 1% saja dan anak-anak di dunia yang tegas-tegas
menderita kurang gizi. Akan tetapi lebih dan 25% anak-anak di negaranegara berkembang menderita kekurangan gizi
yang tidak ketahuan, justru terhadap mereka yang menderita kurang gizi tidak ketahuan itu, sebagai penyebab
mengapa mereka tidak dapat tertolong.
3) Perhatian para negarawan dan ilmuwan terhadap masalah pen duduk dunia
Para negarawan dan ilmuwan sungguh-sungguh menyadani dan telah memperhitungkan betapa besar bencana yang
ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia. Berdasarkan estimasi perkembangan penduduk dunia yang sangat
mencemaskan itu lahirlah Kelompok Roma (Club of Rome). Sidang pertama kalinya diselenggarakan di Accademia
dei Lincei di Rorna, pada tahun 1968, sidang kedua diselenggarakan di Wina, pada tahun 1969, atas undangan
Kanselir Austria, Sejalan dengan itu pada tahun 1969, Sekretaris Jenderal PBB (pada waktu itu U Than) menyatakan
bahwa bagi anggota PBB “barangkali hanya tinggal sepuluh tahun lagi untuk menekan pertikaianpertikaian lama
mereka, serta melancarkan suatu kerjasama semesta untuk mengekang perlombaan senjata, memperbaiki alam
lingkungan manusia, memadamkan eksplosi penduduk, dan membeni daya gerak yang diperlukan bagi usaha-usaha
pembangunan.” Sidang-sidang berikutnya: tahun 1970 di Swiss, tahun 1971 di Jouy, dekat Paris, Perancis dan bulan
Oktober 1973 diselenggarakan di Tokyo Jepang.
Kelompok Roma melakukan studi internasional selama 18 bulan dengan biaya dan Yayasan Volkswagen di Jerman.
Tim Studi inteinasional itu beranggotakan 17 orang, diketuai oleh Dr. Dennis L. Meadow dan Massachusetts Institute
of Technology (MIT). The Limits to Growth (Batas-batas Akhir Pertumbuhan Dunia) merupakan gerakan tahap
pertama dan proyek internasional itu.
Metode kerjanya menggunakan jasa komputer, yang lebih dikenal dengan Model Dunia Promotif, adalah suatu
model menurut Dynamica System yang merupakan metode baru untuk memahami kelakuan dinamis dan sistemsistem yang kompleks. Pengetahuan bahwa struktur setiap sistem banyaknya hubungan yang bersif at berputar, kaitmengkait.
Metodologi sistem dinamik itu sebagai karya rintisan Prof. Jay Forrester dan MIT. Model dunia mi secara khusus
dibuat untuk mempelajari kelakuan kelima unsur dominan, yaitu
(1) penduduk yang makin bertambah
(2) makin pesat industrialisasi
(3) produk pertanian
(4) makin habis sumber-sumber alam yang tak tergantikan.
(5) dan makin rusak alam lingkungan, serta mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam
jangka panjang.
Dan studi tersebut dapat ditanik kesimpulan bahwa apabila kondisi-kondisi yang berlaku sekarang mi dibiarkan
kadaluwarsa, maka dalam waktu 100 tahun saja, daya tahan dan keseimbangan bumi kita akan mencapai batas
kemampuan terakhir. ml berarti akan lumpuhlah sistem-sistem pendukung dan pembangkit tatanan kehidupan di
muka bumi mi.
4) Interaksi eksponensial dan lima variabel yang dominan.
Kelima vaniabel yang dominan membuktikan saling mempengaruhi satu sama lain. Penduduk bertambah, kebutuhan
sandang pangan dan papan/penumahan harus bertambah. Peningkatan produksi pangan akan berkait dengan
penyediaan lahan dan tata air/irigasi teknis yang mamadai, di samping modal yang cukup.
Bumi kita mempunyai kira-kira 3,2 milyar hektar tanah yang potensial baik untuk pertanian. Separuh dan luas tanah
itu yang paling subur dan paling rnudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun temurun dan terus
menerus. Semakin bertamhah manusia, cenderung makin berkurang Ia- han pertanian dan pemukiman, akan semakin
terasa pula “Ia- par lahan” baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang
serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidaklah muncul Secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai
gejala Sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dan cadangan ta. nah yang masih ada.
Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan
seolah-olah tidak punya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyap ditelan lautan manusia. Harga-harga pangan
akan melambung tinggi, sehingga pada saatnya terjadi bahaya kelaparan.
Dan segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup
berat, bersumber dan knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk korban dioksida setiap
saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleb membengkaknya polutan (Zat-zat pencemar yang
menimbulkan polusi) sampah, limbah industri dan limbah rumah tangga.
Kini ancaman polutan bagi umat manusia yang sangat serius datang dan sampah-sampah organik. Beberapa contoh
akibat sernakin banyak sampah organik dibuang ke luar Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam
air laut terus menerus berkurang. Hal mi berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali
ikan.
Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup,
memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa: hutan, air, mineral/barang
tambang dan bahanitu yang paling subur dan paling rnudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun
temurun dan terus menerus. Semakin bertamhah manusia, cenderung makin berkurang Ia- han pertanian dan
pemukiman, akan semakin terasa pula “Ia- par lahan” baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang
serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidaklah muncul Secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai
gejala Sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dan cadangan ta. nah yang masih ada.
Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan
seolah-olah tidak punya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyap ditelan lautan manusia. Harga-harga pangan
akan melambung tinggi, sehingga pada saatnya terjadi bahaya kelaparan.
Dari segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup
berat, bersumber dan knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk korban dioksida setiap
saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleb membengkaknya polutan (Zat-zat pencemar yang
menimbulkan polusi) sampah, limbah industri dan limbah rumah tangga.
Kini ancaman polutan bagi umat manusia yang sangat serius datang dan sampah-sampah organik. Beberapa contoh
akibat sernakin banyak sampah organik dibuang ke luar Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam
air laut terus menerus berkurang. Hal mi berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali
ikan.
Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup,
memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa: hutan, air, mineral/barang
tambang dan bahan galian sebagai bahan baku industri alam Iebih cepat terkuras. Satu contoh, betapa haus manusia
akan sumber-sumber alam, pada tahun 1950 penduduk Amerika Serikat mengkonsumsi 7 bilyun kaki kubik gas alani.
Pada tahun 1971 mereka melahap gas alam sebanyak 23 bilyun kaki kubik.
Berapa banyak konsumsi BBM oleh umat manusia di dunia pada tahun 1983? Berapa banyak pula konsumsi barang
tambang dan bahan galian untuk memenuhi kebutuhan industn setiap tahun? Tidak dapat disangkal lagi, memang
cabangcabang kehidupan di bumi mi akan mempunyai batas akhir. Apalagi bila umat manusia lupa akan sifat-sifat
alami. Alpa untuk melestarikan lingkungannya, terutama hutan, air dan tanah.
Andaikata kelima variabel pokok berkembang seterusnya dengan ukuran seperti selama 70 tahun terakhir, apakah
yang akan terjadi pada sistem dunia kita bila mencapai batas-batas maksimumnya? Karena persediaan sumbersumber alam yang tak tergantikan sudah semakin habis, maka daya pikul dunia akan dilampaui, dan terjadiiah
keruntuhan kehidupan di dunia.
c. Ucaha mengatasi masalah penduduk dunia.
Kenaikan pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin, mendorong
usahausaha bersama negara-negara di dunia untuk .segera menentukan langkah-langkah kongkret dalam
penanggulangan problem- problem penduduk dunia.
Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
2.
Penduduk djstabilisasi/diseimha
ILMU
SOSIAL DASAR
Untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
EDISI REVISI
KATA PENGANTAR
Buku ini disusun dengan berpedoman pada Silabus Perkuliahan fimu Sosial Dasar, yang merupakan hash rumusan
Konsorsium antar Bidang fimu Alamiah Dasar, fimu Budaya Dasar, dan ilmu Sosial Dasar. Isi buku ml disesuaikan
dengan mateii fimu Sosial Dasar yang diberikan pada penatarandosen-dosen fimu Sosial Dasar se wilayah Indonesia
Tengah dan Timur padabulan Agustus 1982, hasil lokakaiya penyusunan bahan minimal Ilmu Sosial Dasar yang
diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang, bulan Januari 1985, dan penataranpenataran dosen Ilmu Sosial
Dasar Universitas Padjajaran, Bandung, tahun 1980.
Adapun tujuan Ilmu Sosial Dasar ialah agar tercapai wawasan komprehensif dan pendekatan integral dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kehidupan, baik pada tingkat individual maupun sosial. Oleh karena itu
tujuan Ilmu Sosial Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran agar daya tangkap,
persepsi dan penalaran yang berkenaan dengan lingkungan sosial dapat dipertajam. Secara lebth terinci ISD adalah
untuk membantu mahasiswa mengembangkan:
Minat dan kebiasaan memperhatikan dan memahami peristiwa peristiwa atau gejala-gej ala sosial yang teijadi di
seJcitarnya;
Kesadaran kritis akan adanya sebab-sebab dan akibat-akibat berbagai peristiwa yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari,
Kerelaan memikirkan dan mempertanyakan kembali pengetahuannya tentang kenyata.an-kenyataan sosial;
Kemampuan menyesuaikan din dengan lingkungan sosial yang harus dibenarkan, dan sebaliknya, mengubah
keadaan-keadaan
sosial yang tidak dapat dibenarkan dengan penuh tanggungjawab. Dengan demikian diharapkan dapat memperluas
cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak hanya terbatas pada bidang keahlian yang
dipilihnya, tetapi membantu para mahasiswa menemukan dirinya sendin dalam arus perkembangan masyarakat dan
kebudayaan yang sedangberlangsung. Kepadapenerbit PT Bina Aksara yang telah bersedia menerbitkan buku mi
kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga buku mi ada manfaatnya bagi para mahasiswa yang sedang mempelajari
Ilmu Sosial Dasar, dan bagi masyarakat umum yang meminatinya.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Edisi Revisi
Setelah rnempertimbangkan saran-saran dan para pembaca untuk Iebih dipadatkan lagi materinya, maka penyusun
perlu mengadakan revisi. Revisi mi meliputi pencantumanfool-nole (catatan kaki) pada halaman-halaman yang
dipandang perlu. Di samping itu juga perubahan materi disesuaikan dengan sub-bab agar lebih tepat dan lebih
berbobot. Sebingga secara keseluruhan buku menjadi lebih lengkap dan sesuai dengan harapan pembaca serta sesuai
pula dengan silabi. Namun demikian penulis tetap menyadari adanya kekurangan dan kekhilafan dalam buku mi
mengingat terbatasnya kemampuan sebagal seorang makhluk. I(arena itu penulis tetap menerima saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi sempurnanya buku pada terbitan yang akan datang. Atas saran-saran tersebut
disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Cetakan pertama diterbitkan oleh PT Bina Aksara. Untuk cetakan kedua dan seterusnya hak penerbitannya kami
limpahkan kepada PT Rineka Cipta Semoga buku mi benar-benar akan bermanfaat bagi para mahasiswa serta
masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KataPengantar
BAB I : PENGERTIANILMUSOSIALDASAR
Sekilas tentang fimu-Ilmu Sosial, fimu Pengetahuan Sosial dan
Ilmu-Ilmu Sosial Dasar
Latar-Belakang Dmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar sebagai Komponen MKDU
Ruang Lmgkup Pembahasan
Masalah-Masalah Sosial dan Ilmu Sosial
Dasar
Rangkuman
Latihan
BAB II : PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Pertambahan Penduduk dan Migrasi
Pembagian Kerja dalam Masyarakat
Perkembangan Kebudayaan
Pranata-Pranata dan Institusionalisasi
Rangkuman
BAB III : INDIVIDU, KELUA RCA, DAN MASYARAKAT
Pertumbuhan Individu
Fungsi-Fungsi Keluarga
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Hubungan antara Individu Keluarga dan Masyarakat
BAB IV : PEMUDA DAN SOSIALISASI
Tnternalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Pemuda dan Identitas
Perguruan dan Pendidikan
Peranan Pemuda dalam Masyarakat
BAB V : WARGANEGARA DAN NEGARA
Hukum, Negara, dan Pemerintah
Warganegara dan Negara
Individu, Tindakan Politik dan Sistem Politik
BAB VII : PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
Pelapisan Sosial
Kesamaan Derajat
Elite dan Massa
Pembagian Pendapatan
BAB VII : MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT
PEDESAAN
Masyarakat Perkotaan Aspek-Aspek Positifdan Negatif
MasyarakatPedesaan
Urbanisasi dan Urbanisme
BAB VIII : PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT
Perbeda.an Kepentingan
Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
Pertentangan-Pertentangan Sosial/Ketegangan-Ketegangan dalam Masyarakat
Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Integrasi Nasional
BAB IX : ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISK1NAN
Sistem Ekonomi Produksi, Distribusi dan Konsumsi
Kernakmuran dan Kemiskinan
Ilmu Pengetahuan dan Daya Kemampuan Masyarakat
Teknologi dan Kemiskinan
DafiarKepustakaan
BAB I
PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR
1.
SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU-ILMU
SOSIAL DASAR.
a.
Ilmu-ilmu Sosial.
Telah kita ketahui, bahwa sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Balk ilmu-ilmu
alain maupun ilmu-ilmu sosial ditifik dan pengembangannya bermula dan ilmu filsafat. Dan filsafat itu kemudian
lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan yaitu:
1.
2.
Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi: fisika, kimia, astronomi, biologi, botani dan lainain.
Social Sciences, (Ilniu-ilmu Sosial), terdiri dan: sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi,
3.
geografi dan lain-lain.
Humanities (fimu-ilmu Budaya) meliputi: bahasa, agama, kesusasteraan, kesenian dan lain-lain.
Ilmu-ilmu Sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era pembangunan, khususnya
di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan adanya perkembangan Ilmuilmu Sosial di Indonesia, setelah bangsa
Indonesia mendapat kemerdekaan adalah sebagai berikut:
1.
Pertaina-tama didirikan di Yogyakarta suatu akademi ilmu politik. Sponsor-sponsor yang mendirikan
2.
akademi mi terdin dan tenaga-tenaga akademis pembina ilmu politik di Negara Belanda.
Selang waktu berikutnya, didirikan pula Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 17 Februari
1946, yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 3 Maret 1946, mempunyai 2 fakultas, ialah Fakultas
Sastra dan Fakultas Sosial. Balai Perguruan Tinggi itu adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh
3.
yayasan.
Didirikan Akademi Kepolisian.
Sesungguhnya latar belakang berdirinya ketiga pendidikan tinggj tersebut lebih menekankan pada
pembentukan lembagalembaga pendidikan untuk mencetak kader-kader pengisi jabatan tinggi di Pemerintah
Republik Indonesia pada saat itu. Namun dalam perkembangan tahun-tahun selanjutnya dan ketiga lembaga
pendidikan tinggi inilah berkembang ilmuilmu sosial di Indonesia.
Dewasa mi di Indonesia terdapat 40 universitas dan institut negeri yang semuanya menyelenggarakan pengajaran
dalam bidang ilmu sosial.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi-sosial
(social studies), atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Paham studi sosial berkembang dan
berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun l940-an sampai
sekarang.
Paham studi sosial dipergunakan bagi keperluan pendidik. an dan pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin
ilmu yang mandiri.
Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanalcan untuk tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school)
Dengan begitu, tandaslah sudah bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan
disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atai bagi kelompok belajar lainnya. yang sederajat.
Materi dan berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial,
Ekonorni, Ilrnu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.
Ihnu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dan sejumlah mata pelajaran
sosial.
Dan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dan IPS. Akan tetapi perlu
dicamkan bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahanlpokok bahasan dalam IPS.
Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmuilmu sosial rnana yang tepat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IFS. Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata
pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMTA dalam kurun waktu 1975 — 1976, dan masih
berlangsung hingga sekarang mi.
c. Ilmu Sosial Dasar.
Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi.
Pengembangan Ilmu Sosial Dasar mi sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan
yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmuilmu sosial dipergunakan dalam
pendekatan, sekaiigus sebagai sarana jalan keluar untuk mencani pemecahan masalah-masalah sosial yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial secara interdisiplin atau multi disiplin
dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problemaproblema yang timbul dan berkembang dalam
masyarakat.
ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta
mampu menghadapi dan rnemben alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masy arakat.
Berdasarkan pengetahuan yang di dapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri
berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan din secara mantap, paling
tidak ia harus mampu mengetahui ke arah inana peniecahan jalan keluar suatu permasalahan itu hams ditempuh.
Masalah-masalah sosial yang berkenibang sedemikian kompleks, balk yang bersifat lokal, regional, nasional maupun
intemasianal seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan dan kriminalitas, kenakalan remaja dan
penyalahgunaan narkotika. Pertentar.gan ras dan pergolakan politik merupakan masalahmasalah sosial yang harus
diihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang tezjalin satu sama lam.
Akan tetapi dengan dilaksanakannya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di setiap perguruan tinggi
negeri khususnya, tidak bérarti pengantar-pengantar ilmu sosial harus hilang dari kurikulum perguruan tinggi.
Pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial masih harus dipertahankan, sebab ia mempunyai misi memberikan
pengetahuan teoritis ilmiah pada ilmu tertentu yang bersifat sub ject-oriented.
Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu
menuju ke arah spesialisasi keahlian telah herlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara ilmu-ilmu
sosial dan ilmuilmu sosial dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsepkonsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang studinya saja, di
mana ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi. ISD
dipergunakan untuk mencari pemecahan masalah-masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner
maupun multidisipliner ilmu-ilmu sosial. Di lain pihak,
pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial disajikan secara subject- oriented dalam rangka pendalaman ilmu-ilmu sosial
itu secara teoritis, yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematik any a.
2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada
sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutarna sarjana pendidikan, sosial dan
kehudayaan. Mereka rnenganggap sistern pendidikan yang tengah berlangsung saat mi, berhau kolonial dan masih
merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dan “politik balas budi” (etische
politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkn tenaga-tenaga trampil untuk
menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang, teknik, dan keahlian lain
dalarn tujuan eksploitasi kekayaan negara. I)
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dharapkan memiiki tiga jenis kemampuan yang meliputi
personal, akadernik dan profesional.
Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kern ampuan mi para tenaga ahli diharapkan
memiiki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerrniñkan kepribadian
Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta
merniiki pandangan luas dan kpekaan terhadap berbagai rnasalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kernampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis,
menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis,sistematis dan analitis, mernpunyai kemampuan
konsepsional untuk mengiden tifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mamPu menawarkan alternatif
pemecahannya.
Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan
kemampuan mi para tenaga ahli diharapkan memiiki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, yang merata, material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian mi maka manusia
bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek
pembangunan.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan beban pembangunan, tetapi
menjadikan manusia modal atau asset (terpenting) bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran mi
menjadi jelas:
bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal pembangunan dan bukan hanya beban
pembangunan.
Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk
mendukung proses lepas-landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi
manusia utuh, yaitu manusia yang memiiki sikap hidup yang selaras, serasi dan Seimbang antara kebutuhan jasmani
dan rohani.’
Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini –khususnya pada negara-negara sedang
berkembang – menghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan
di abadabad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir – akhirini.
Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang dihadapi oleh negara-negara sedang
berkembang saat mi, terutama Indonesia. Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk
menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial dan ekonomi.
Kedua, sebagai pioneers, negara-negara Barat tidak menghadapi masalah pemilihan teknologi, apalagi
pendidikan teknologi seperti yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat mi. Dalam kondisi di mana
kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi sudah Sedemikian majunya, membawa
pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya dengan kebudayaan dan luar. Di sini terjadi perobahan
orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat yang Sedang
menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bana.
Ketiga, hampir semua pioneers itu ditandai oleh sifat homogenitas daripada keadaan sosial dan kulturalnya,
sedangkan negara-negara sedang berkembang saat mi terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit,
sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan. Masyarakat Indonesia adalah
merupakan masyarakat majemuk yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosiokultural yang beraneka ragam, seperti suku bangsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sikap yang
mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan tersebut sehingga integrasi nasional tetap
terpelihar.
3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU
Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tinggi di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman -pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang
terpelajar, yang meliputi mata kuliah : 1) Agama
2) Pancasila
3) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
4) Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama terse but merupakan mata kuliah intra kurikuler yang diwajibkan
kepada semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.
Kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan lingkungan alamiah,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah:
Ilmu Alamiah Dasar (TAD)
Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Ketiga mata kuliah dasar tersebut di atas diberikan kepada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa
mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dásar tersebut,
tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.
Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum, bertujuan menghasilkan warga negara sarjana yang
berkualifikasi sebagai berikut :
a.
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan merniliki
b.
tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain;
Memiiki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan,
mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi
c.
kebanggaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan
memiliki integritás kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan
sebagai sarjana Indonesia.
d.
Memiiki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-€ama mampu
berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama
e.
berperan serta di dalam pelestariannya.
Memiiki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan balk
sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.’
Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tndharma perguruan tinggi, demikian pula untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum.
Tujuan dan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah:
1.
Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota
2.
masyarakatdan bana serta agama.
Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang
3.
timbul dalam masyarakat.
Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner dan
mampu memahami pikiran dan ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian
memudahkan mereka berkomunikasi.
Jadi pendidikan umum yang menitik-beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepnibadian mahasiswa, pada
dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam
disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan
keahlian mahasiswa dalam bidang/disiplin ilrnunya. 1)
Sebagai mata kuliah dasar urnurn, limu Sosial Dasar bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran
dan kepribadian mahasiswa agar rnemperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang
diharapkan dan setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tin gkah laku
manusia dalarn menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku nianusia terhadap manusia yang
bersangkutan.
Tegasnya Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah -masalah sosial, khususnya masalahmasalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep,
teori) yang berasal dan berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi
sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah).
Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar inerupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan
pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-
gejala sosial agar daya tangkap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan
sosial dapat ditingkatkan, Sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.2
4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 rnasalah yang dapat dipakai sebgai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang Iingkup pembahasan mata kuliah ilmu Sosial Dasar, yaitu:
1.
Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial,
sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidangbidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendin, maupun gabungan (antar
2.
bidang).
Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai
kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendini, tetapi juga adanya
amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola
tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan
setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.
Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran Iebih
lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.’
Berdasarkan Konsonsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial Dasan dibagi ke dalam 8 (delapan)
Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok Bahasan), sehingga dan perkuliahan tersebut kepada mahasiswa
diharapkan :2
1.
Mempelajani dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan
2.
3.
perkembangan masyarakat dan kebudayaan
Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah mdividu, keluarga dan masyarakat.
Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadani identitasnya sebagai pemuda dan
4.
5.
6.
7.
mahasiswa.
Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.
Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi
8.
rnasyarakat.
Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan
kemakmur. an dan pengurangan kemiskinan.
5. MASALAH - MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR.
Masalah – masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara yang satu
dengan lainnya. Perbedaan – perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan
masyarakatnya, dan keadaan lingkungan alamnya di mana masyarakat itu hidup. Masalahmasalah tersebut dapat
terwujud sebagai : masalah sosial, masalah moral, rnasalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, ataupun
masalah-masalah lainnya.
Yang membedakan masalah-masalah sosial dan masalahmasalah lainnya adalah bahwa masalah-masalah
sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannya
dçngan hubunganhubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif di mana hubungan-hubungan manusia itu
terwujud (Nisbet, 1961).
Pengertian masalah sosial ada dua pengertian
1.
Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala Sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah
2.
masalah sosial.
Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat
yang her.. dasarkan atas studi mereka mempunyai sif at yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap
kehidupan warga masvarakat secara keseluruhan. Contoh : masalah pedagang kaki lima di kota-kota besar
di Indonesia.
Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di satu pihak para pedagang kaki lima
terse- but dapat memperoleh nafkah untuk dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu
para warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang pantas untuk taraf ekonomi
mereka dan para pedagang kaki lima. Sebaliknya para ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan
menyatakan bahwa pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dan suatu kondisi di mana kejahatan
dengan mudah dapat terjadi.
Dengan demikian, sesuatu masalah yang digolongkan sebagal masalah sosial oleh para ahli belum tentu
dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah
sosial oleh umum tetapi belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh para ahli. Oleh karena itu dengan
mengikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh Lesile (1974), masalah-masalah sosial dapat di definisikan
sebagai: Sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau
diperbalki.
Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masaláh sosial liii pengertiannya terutama ditekankan pada
adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi
atau keadaan sosial tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dan prôses kehidupan manusia yang berusaha untuk
menienuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus makan, minum, buang air, bernafas, mengadakan
hubungan kelamin, dan sebagainya), kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan
bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan
(untuk dapat merasakan aman dan tenteram, mernbutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya).
Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan
sebagai model- model petunjuk di dalam menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat.
Perwujudan mi adalah suatu kondisi atau keadaan di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi-kondisi
itu bukan sesuatu yang tetap tetapi Selalu dalam proses perubahan.
Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya tidak biasa berlaku atau cocok
dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuran-ukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan
untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dan kebudayaan yang telah mereka punyai,
yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tntu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi
yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat suatu ketidakcocokan
antara pengetahuan kebuday a- an dan kenyataan-kenyataan obyektif yang ada dalam kondisikondisi di mana mereka
hidup. Dengan kata lain, ada perIedaan antara kerangka untuk interpretasi subyektif dan para warga dengan
kenyataan-kenyataan obyektif dalam mana mereka itu hidup.
Di dalam kenyataannya, masalah-masalah sosial tidak dirasakan oleh setiap warga masyarakat secara sama.
Sesuatu kondisi yang dianggap sebagai suatu yang menghambat atau merugikan oleb sejumlah warga masyarakat,
belum tentu dirasakan oleh sejumlah warga masyarakat yang lain dan masyarakat tersebut, atau bahkan dirasakan
oleh yang lainnya, sebagai Sesuatu yang mengiantungkan. Misalnya masalah sampah : Sampah yang bertebaran di
mana-mana di sebagian kota dirasakan Sebagai merugikan kebersthan, kesehatan, keindahan dan ketertiban oleh
sejumlah warga kota, tetapi di lain pihak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan oleh misalnya para
pengurnpul barang bekas dan para pengumpul puntung rokok.1
a. Masalah-masalah sosial dan Ahli Ilmu Sosial
Masalah-masalah sosial telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap
sebagai mengganggu kesejahteraan hidup mereka. Sehingga merangsang para warga masyarakat untuk
mengidentifikasikan, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya. Di masa lampau, pada
waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial, para warga masyarakat yang biasanya peka terhadap adanya masalahrnasalah sosial adalah para ahli filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.
Di samping hal di atas, berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong dalam ilmu-ilmu sosial, seperti
antropologi, sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi, menjadikan masalah-masalah sosial sebagai ruang
lingkup studi mereka masingmasing. Walaupun demikian, pusat studi-studi dan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial
tersebut bukanlah pada masalah-masalah sosial itu sendiri, tetapi pada usaha untuk memahami hakikat manusia
menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah-masalah sosial diihat sebagai hasil atau akibat dan adanya
proses perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah prosesproses yang secana tetap dan terus-menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung
dengan tenang ataupun berlangsung dengan kekacauan.
Sejumlah ahli ilmu-ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin (1973), Gerson (1969) dan
Brodley (1976), merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalahmasalah sosial sebagai kerangkanya
maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga, menurut mereka,
berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usah a
untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.2
b. Masalah-rrzasatah Sosial dun [imu Sosial Dasar
fimu Sosial Dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia
sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan suatu kerangka pndekatan yang meithat
sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyektif. Dengan
menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan
masalah-mäsalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan. Sedangkan dengan
menggunakan kacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan clikaji menurut perspektif
masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif in
akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disetai dengan penuh rasa tanggung
jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.
RANGKUMAN:
1.
Sumber dan semua ilmu pengetahuan adalah phiosophia (filsafat), apakah itu ilmu-ilmu sosial alainiah
2.
(natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences) atau ilmu-ilmu budaya (humanities).
Social Studies atau fimu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah paham studi sosial; ia bukan merupakan satu
disiplin ilmu pengetahuan. Materi IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
3.
pendidikan dan pengajaran pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
Basic Social Sciences atau ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah gabungan dan bermacam-macam disiplin
ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus Sebagai sarana untuk mencari jalan ke
luar dalam pemecahan masalah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmuilmu sosial dan ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Kalau IPS
diprogramkan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah;ISD
4.
diprogramkan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di Perguruan Tinggi.
Pengantar-pengantar Ilmu Sosial mengemban tugas untuk memberi bekal pengetahuan teoritis ilmiah pada
bidang ilmu tertentu yang bersifat subject oriented. Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented
5.
tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju spesialisasi! keahlian telah berlangsung.
Mata Kuliah Dasar Umum di perguruan tin ggi di Indonesia, dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian.
Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara
yang terpelajar, yang meliputi mata kuliah
Agama
Pancasila
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
Kewiraan.
Keempat mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah intra’kurikuler yang
diwajibkan kepada Semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang
pendidikan dan ujian-ujian. Kelompok kedua dtharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa berkenaan
dengan lingkungan alamiah, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah:
5) Ilmu Alamiah Dasar (lAD)
6) Ilmu Sosial Dasar (ISD)
7) Ilmu Budaya Dasar (IBD).
6.
Tujuan ilmu Sosial Dasar ialah membantu perkembangan wawasan pernikiran dan kepribadian mahasiswa
agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dan setiap
anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam
menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang
7.
bersangkutan.
Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial dan masalahmasalah yang terwujud daripadanya. Istilah pengetahuan mempunyai pengertian yang
menunjukkan adanya kelonggaran dalam batas dan kerangka berpikir dan penalaran, maka istilah ilmu
pengetahuan telah digunakan karena mencakup suatu pengertian mengenai suatu sistem berpikir dan
penalaran yang mempunyai suatu kerangka pendekatan men genai masalah-masalah yang menjadi sasaran
perhatiannya.
BAB II
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
1. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MIGRASI
a. Penduduk dunia dun masalahnya
Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 jutajiwajumlahnya(lihat
tabel 1). Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satu di antaranya ilmu kedokteran juga berkembang.
Berkat kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih
terjam m. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi yang lahir menjadi lebih rendah, sampai ia tumbuh subur dan
akhirnya bersuami/heristeri dan mempunyai anak dan cucu.
Akan tetapi pada galibnya tidak semua negara di dunia mengalarni pertumbuhan penduduk yang demikian pesat.
Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 mi cenderung mengalami kondisi stasioner, bahkan Jerman Barat
cenderung memiliki Iebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa.
Dengan begitu negara mi lncrnpunyai masalah penduduk bukan pertumbuhannya, tetapi, kekurangan penduduk
berusia muda sebagai generasi penerus. Kemungkinan menambah penduduk berusia rnu da sebagai generasi penerus
bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui adopsi anak/bayi. Kita sering mendengar
praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi Asia, tidak terkecuali bayi-bayi dan Indonesia.
TABEL I
PERKIRAAN DAN PROYEKSI PENDUDUK
DUNIA
TAH U N
JUMLAH JIWA
8.000 — 7.000 SM
10 juta
1.
250 juta
1650
500 juta
1800
900 juta
1850
1.000 juta
1900
1.500 juta
1930
2.000 juta
1950
2.500 juta
1960
3.000 juta
1970
3.600 juta
1980
4.600 juta
1990
5.700 juta
2000
6.500 juta
Sumber: Buku Paket Latihan Pendidikan Kependudukan, DGI—BKKBN Jakarta 1982.
Peluang untuk mengadopsi anak-anak/bayi Asia disalahgunakan oleh sindikat-sindikat gelap, laksana zaman
perbudakan, anak-anak/bayi itu diperjualbelikan.
b. Pendidikan dan Keseha tan di negara-negara berkembang
1) Pendidikan
Penduduk pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara berkembang di Afrika, Asia dan Amerika
Latin sebagaian besar tidak rnemperoleh kesempatan rnencmpuh jenjang pendidikan di sekolah, akibat dan kondisi
kcrniskinannya.
Suatu hasil survei UNICEF mernbukt,ikan bahwa 58% anak-anak pedesaan miskin di Delhi India, tidak hersekolah
karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya sekoIah, dan 31% terikat dalam kerja rumah tangga,
termasuk merawat adik yang masib kecil. Hasil survei yang sama di karnpung miskin di kota Madras India,
mengungkapkan bahwa 45% dan orang tua penghuni kampung miskin, menyatakan anakanaknya tidak bersekolah
karena alasan tidak mampu membayar uang sekolah; dan 20% lainnya karena anakanak mereka hams menolong
menyelesaikan pekerjaan di rumah.
Di samping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sening kekurangan bangunan sekolah dan
guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis, desa itu tidak memiliki sekolah dasar.
Di negara-negara berkembang terdapat variasi sanak-anak usia sekolah yang mendapat kesempatan dalam
pendidikan formal. Di Honduras (Amerika Latin), 72% dan anak-anak usia 7 sampai 14 tahun dapat bersekolah. Di
Karachi (Pakistan) 50% anak usia sekolah berumur antara 5 - 10 tahun terdaftar pada sekolah dasar, persentase mi
segera menurun menjadi 33% bagi kampung-kampung miskin.
Di pedesaan sekitar Dakar ihukota Senegal (Afrika Barat), persentase kanak-kanak untuk rnasuk sekolah sebesar
38%. Sedangkan suatu studi di Abijan ibukota Republik Pantai Ga- ding (Afrika Barat) mencatat gradasi persentase
anak-anak sekolah bergantung pada fungsi pekenjaan ayah seorang anak. Semakin tinggi status/jabatan pekerjaan
semakin tinggi pula jumlah persentase anak-anak yang masuk sekolah. Data lapang menunjukkan 73% anak-anak
usia sekolah berasal dari kelompok ayah sebagai staf menengah; 43% berasal dan anak-anak pedagang; 27% lainnya
berasal dan anak-anak petani.
2) Kesehatan
Penduduk usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan menderita kurang vitamin A, kasuskasus- pendenita kekurangan vitamin A yang menonjol, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia
Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan, Indonesia dan Malaysia. Penderita kebutaan
dan anemia pada tipe dan tingkatan tertentu.
Penyakit-peny akit menular seperti tuberkulosis, bany ak menyerang penduduk di daerah pemukiman kampungkampung miskin di perkotaan, antara lain di Kalkua (India) dan di Ibadan di Nigeria bagian barat (Afrika Barat).
Parasit-parasit usus penyebab penyakit cacingan (Askaris) banyak diderita oleh anak-anak di perkampungan iniskin
di Lagos (ibukota Nigeria). Lap oran-laporan UNICEF j uga men gungkapkan bahwa penyakit polioyelitis banyak
diderita oleh anak-anak di Srilangka dan Kenya (Afnika Timur). Sebanyak 58% dan anakanak cacat di Kenya
sebagai akibat polioyelitis, dimungkinkan oleh fasiitas injeksi yang tidak memadai.
Bersumber dan pada konsultan kesehatan dari World Health Organization (WHO) di Zimbabwe (Desember 1983)
ditemukan kurang lebih sejuta penderita penyakit lepra atau kusta di seluruh wilayah Zimbabwe. Penyakit itu
menyerang penduduk pada usia produktif, antara 8 sampai 40 tahun. Terdapat indikasi-indikasi bahwa penyakit mi
telah merambat pada anak-anak usia 7 tahun. Keistimewaafl penyakit mi penularannya tidak diketahui pasti. Baru
ada tanda-tanda bisul kecil atau koreng, biasanya pada kaki, pada saat itulah disadari oleh seseorang bahwa ia telah
terjangkit penyakit lepra atau kusta.
Beberapa survei konsumsi makanan dilakukan di Asia menunjukkan bahwa pemakaian kalori rata-rata penduduk
berada di bawah tingkat yang dibutuhkan di beberapa negara. Pemakaian protein total sangat rendah seperti yang
dialami penduduk di India, Malaysia, Pakistan, Fiipina dan Thailand. Faktafakta di lapangan membuktikafl bahwa
penduduk negara-negara berkembang kekurangan makanan berkadar protein hewani. Salah satu sebab membuktikan
bahwa di beberapa kalangan masyarakat pedesaafl masih berlaku “tabu” yang melarang memakan ikan, buah-buahan
dan sayur – mayor. Hal semacam itu berlaku di kalangan masyarakat di beberapa daerah di Burma, Indonesia,
Malaysia dan Fiipina. Tabu dan pantangan seperti itu berlaku mulai dan kehamilan 7 bulan sampai 50 han sesudah
kelahiran. Resiko dan melakukan tabu dan pantangan seperti itu para ibu hamil harus menanggung kekurangan
protein hewani, dan boleh jadi akan melahirkan bayi-bayi cacat dan lahir, atau lahir dengan ketahanan tubuh yang
rapuh. Laporan UNICEF tahun 1983 mengungkapkan bahwa hanya 1% saja dan anak-anak di dunia yang tegas-tegas
menderita kurang gizi. Akan tetapi lebih dan 25% anak-anak di negaranegara berkembang menderita kekurangan gizi
yang tidak ketahuan, justru terhadap mereka yang menderita kurang gizi tidak ketahuan itu, sebagai penyebab
mengapa mereka tidak dapat tertolong.
3) Perhatian para negarawan dan ilmuwan terhadap masalah pen duduk dunia
Para negarawan dan ilmuwan sungguh-sungguh menyadani dan telah memperhitungkan betapa besar bencana yang
ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia. Berdasarkan estimasi perkembangan penduduk dunia yang sangat
mencemaskan itu lahirlah Kelompok Roma (Club of Rome). Sidang pertama kalinya diselenggarakan di Accademia
dei Lincei di Rorna, pada tahun 1968, sidang kedua diselenggarakan di Wina, pada tahun 1969, atas undangan
Kanselir Austria, Sejalan dengan itu pada tahun 1969, Sekretaris Jenderal PBB (pada waktu itu U Than) menyatakan
bahwa bagi anggota PBB “barangkali hanya tinggal sepuluh tahun lagi untuk menekan pertikaianpertikaian lama
mereka, serta melancarkan suatu kerjasama semesta untuk mengekang perlombaan senjata, memperbaiki alam
lingkungan manusia, memadamkan eksplosi penduduk, dan membeni daya gerak yang diperlukan bagi usaha-usaha
pembangunan.” Sidang-sidang berikutnya: tahun 1970 di Swiss, tahun 1971 di Jouy, dekat Paris, Perancis dan bulan
Oktober 1973 diselenggarakan di Tokyo Jepang.
Kelompok Roma melakukan studi internasional selama 18 bulan dengan biaya dan Yayasan Volkswagen di Jerman.
Tim Studi inteinasional itu beranggotakan 17 orang, diketuai oleh Dr. Dennis L. Meadow dan Massachusetts Institute
of Technology (MIT). The Limits to Growth (Batas-batas Akhir Pertumbuhan Dunia) merupakan gerakan tahap
pertama dan proyek internasional itu.
Metode kerjanya menggunakan jasa komputer, yang lebih dikenal dengan Model Dunia Promotif, adalah suatu
model menurut Dynamica System yang merupakan metode baru untuk memahami kelakuan dinamis dan sistemsistem yang kompleks. Pengetahuan bahwa struktur setiap sistem banyaknya hubungan yang bersif at berputar, kaitmengkait.
Metodologi sistem dinamik itu sebagai karya rintisan Prof. Jay Forrester dan MIT. Model dunia mi secara khusus
dibuat untuk mempelajari kelakuan kelima unsur dominan, yaitu
(1) penduduk yang makin bertambah
(2) makin pesat industrialisasi
(3) produk pertanian
(4) makin habis sumber-sumber alam yang tak tergantikan.
(5) dan makin rusak alam lingkungan, serta mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam
jangka panjang.
Dan studi tersebut dapat ditanik kesimpulan bahwa apabila kondisi-kondisi yang berlaku sekarang mi dibiarkan
kadaluwarsa, maka dalam waktu 100 tahun saja, daya tahan dan keseimbangan bumi kita akan mencapai batas
kemampuan terakhir. ml berarti akan lumpuhlah sistem-sistem pendukung dan pembangkit tatanan kehidupan di
muka bumi mi.
4) Interaksi eksponensial dan lima variabel yang dominan.
Kelima vaniabel yang dominan membuktikan saling mempengaruhi satu sama lain. Penduduk bertambah, kebutuhan
sandang pangan dan papan/penumahan harus bertambah. Peningkatan produksi pangan akan berkait dengan
penyediaan lahan dan tata air/irigasi teknis yang mamadai, di samping modal yang cukup.
Bumi kita mempunyai kira-kira 3,2 milyar hektar tanah yang potensial baik untuk pertanian. Separuh dan luas tanah
itu yang paling subur dan paling rnudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun temurun dan terus
menerus. Semakin bertamhah manusia, cenderung makin berkurang Ia- han pertanian dan pemukiman, akan semakin
terasa pula “Ia- par lahan” baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang
serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidaklah muncul Secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai
gejala Sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dan cadangan ta. nah yang masih ada.
Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan
seolah-olah tidak punya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyap ditelan lautan manusia. Harga-harga pangan
akan melambung tinggi, sehingga pada saatnya terjadi bahaya kelaparan.
Dan segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup
berat, bersumber dan knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk korban dioksida setiap
saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleb membengkaknya polutan (Zat-zat pencemar yang
menimbulkan polusi) sampah, limbah industri dan limbah rumah tangga.
Kini ancaman polutan bagi umat manusia yang sangat serius datang dan sampah-sampah organik. Beberapa contoh
akibat sernakin banyak sampah organik dibuang ke luar Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam
air laut terus menerus berkurang. Hal mi berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali
ikan.
Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup,
memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa: hutan, air, mineral/barang
tambang dan bahanitu yang paling subur dan paling rnudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun
temurun dan terus menerus. Semakin bertamhah manusia, cenderung makin berkurang Ia- han pertanian dan
pemukiman, akan semakin terasa pula “Ia- par lahan” baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang
serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidaklah muncul Secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai
gejala Sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dan cadangan ta. nah yang masih ada.
Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan
seolah-olah tidak punya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyap ditelan lautan manusia. Harga-harga pangan
akan melambung tinggi, sehingga pada saatnya terjadi bahaya kelaparan.
Dari segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup
berat, bersumber dan knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk korban dioksida setiap
saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleb membengkaknya polutan (Zat-zat pencemar yang
menimbulkan polusi) sampah, limbah industri dan limbah rumah tangga.
Kini ancaman polutan bagi umat manusia yang sangat serius datang dan sampah-sampah organik. Beberapa contoh
akibat sernakin banyak sampah organik dibuang ke luar Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam
air laut terus menerus berkurang. Hal mi berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali
ikan.
Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup,
memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa: hutan, air, mineral/barang
tambang dan bahan galian sebagai bahan baku industri alam Iebih cepat terkuras. Satu contoh, betapa haus manusia
akan sumber-sumber alam, pada tahun 1950 penduduk Amerika Serikat mengkonsumsi 7 bilyun kaki kubik gas alani.
Pada tahun 1971 mereka melahap gas alam sebanyak 23 bilyun kaki kubik.
Berapa banyak konsumsi BBM oleh umat manusia di dunia pada tahun 1983? Berapa banyak pula konsumsi barang
tambang dan bahan galian untuk memenuhi kebutuhan industn setiap tahun? Tidak dapat disangkal lagi, memang
cabangcabang kehidupan di bumi mi akan mempunyai batas akhir. Apalagi bila umat manusia lupa akan sifat-sifat
alami. Alpa untuk melestarikan lingkungannya, terutama hutan, air dan tanah.
Andaikata kelima variabel pokok berkembang seterusnya dengan ukuran seperti selama 70 tahun terakhir, apakah
yang akan terjadi pada sistem dunia kita bila mencapai batas-batas maksimumnya? Karena persediaan sumbersumber alam yang tak tergantikan sudah semakin habis, maka daya pikul dunia akan dilampaui, dan terjadiiah
keruntuhan kehidupan di dunia.
c. Ucaha mengatasi masalah penduduk dunia.
Kenaikan pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin, mendorong
usahausaha bersama negara-negara di dunia untuk .segera menentukan langkah-langkah kongkret dalam
penanggulangan problem- problem penduduk dunia.
Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
2.
Penduduk djstabilisasi/diseimha