FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI DESA BOBALO KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG 2013 | Bangkele | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7935 26063 1 PB
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PENYAKIT MALARIA DI DESA BOBALO
KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG 2013
Elly Yane Bangkele*, Ari Krisna**
*
**
Dosen Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako
Abstract
Malaria is an infectious disease caused by parasite (Protozoa) from Genus
plasmodium, which is spread by Anopheles’ (kind of mosquito) bite. Malaria is
endemic in 80% cities in Indonesia and at about 45% people who live in endemic area
is at risk for malaria infection. In Central Sulawesi, there were 84.653 cases in 2011.
In Parigi Moutong regency, there were 701 cases in 2011. In Bobalo village, the case
was increase from 6 in 2011 to 93 in 2012. This research was aimed to find out factors
related to malaria incidence in Bobalo village, Palasa district, Parigi Moutong
regency. This research employed an observational analytical design with cross
sectional study' approach. There were 69 samples that were obtained by purposive
sampling technique. The results show there is correlation between traveling habit and
malaria incidence (p=0.001), living in swampy area and malaria incidence (p=0.000),
using mosquito net and malaria incidence (p=0.000), types of occupation and malaria
incidence (p=0.036). Promotion and prevention efforts are needed to increase the
knowledge of society in applying prevention efforts of malaria.
Key words: malaria, Bobalo village
8
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
Abstrak
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (Protozoa) dari Genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Di Indonesia
saat ini, masih terdapat 80% Kabupaten/Kota masih termasuk kategori endemis
malaria dan sekitar 45% penduduk bertempat tinggal di daerah yang beresiko tertular
malaria. Di Provinsi Sulawesi Tengah jumlah kasus pada tahun 2011 sebanyak 84.653
kasus. Di kabupaten Parigi Moutong jumlah kasus pada tahun 2011 sebanyak 701
kasus. Untuk Desa Bobalo jumlah kasus pada tahun 2011 sebanyak 6 kasus meningkat
menjadi 93 kasus pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Malaria di Desa Bobalo Kecamatan
Palasa Kabupaten Parigi Moutong”. Jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 69 orang,
dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara kebiasaan keluar rumah dengan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ =
0,001 atau ρ ≤ 0,05. Terdapat hubungan antara keberadaan daerah rawa dengan
kejadian penyakit malaria, yaitu ρ = 0,000 atau ρ ≤ 0,05. Terdapat hubungan antara
penggunaan kelambu dengan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ = 0,000 atau ρ ≤ 0,05.
Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ =
0,036 atau ρ ≤ 0,05. Perlunya upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat agar dapat menerapkan upaya-upaya pencegahan penyakit
malaria.
Kata Kunci : Malaria, Desa Bobalo.
rawa, demam tropik, demam pantai, demam
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh parasit (Protozoa)
dari
genus
ditularkan
Plasmodium
melalui
yang
gigitan
dapat
nyamuk
Anopheles betina. Istilah Malaria diambil
charges dan demam kura (Muhtar, 2008).
Malaria
adalah
penyakit
yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium dan
ditularkan
oleh
nyamuk
Anopheles.
Penyebaran malaria di dunia sangat luas
dari dua kata bahasa Italia, yaitu “mal”
yakni antara garis bujur 64° Lintang Utara
(buruk) dan “area” (udara) atau udara buruk
dan 32° Lintang Selatan yang meliputi
karena dahulu banyak terdapat di daerah
rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk.
Penyakit ini juga mempunyai beberapa
nama lain, seperti demam aroma, demam
lebih dari 100 negara yang beriklim tropis
dan sub tropis. Penduduk yang berisiko
terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar
atau 41% dari penduduk dunia. Setiap
tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300500 juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7 juta
9
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
kematian, terutama di Afrika sub Sahara.
adapun penyebaran penyakit malaria cukup
Wilayah di dunia yang kini sudah bebas
merata di seluruh kawasan Indonesia,
malaria adalah Eropa, Amerika Utara,
terutama di luar Jawa dan Bali. Jumlah ini
sebagian besar Timur Tengah, sebagian
mungkin lebih kecil dari keadaan yang
besar Karibia, sebagian besar Amerika
sebenarnya karena lokasi yang endemis
Selatan, Australia dan Cina (WHO, 2010).
malaria adalah Desa-Desa yang terpencil
Malaria ditemukan hampir di seluruh
dengan sarana transportasi yang sulit dan
bagian dunia, terutama di negara-negara
akses pelayanan kesehatan yang rendah
yang beriklim tropis dan subtropis, seperti
(Kemenkes, 2010).
beberapa bagian Benua Afrika dan Asia
Tenggara.
World
Health
Organization
Berkaitan
dengan
penyebaran
malaria, ada tiga faktor utama yang saling
Host
(WHO), memperkirakan setiap satu tahun
berhubungan
lebih dari 500 juta penduduk dunia
(manusia/nyamuk),
terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta
plasmodium)
orang meninggal dunia. Kasus terbanyak
(lingkungan). Penyebaran malaria terjadi
terdapat di Afrika dan beberapa negara
apabila
Asia termasuk Indonesia, Amerika Latin,
mendukung. Sebagai Host Intermediate,
Timur Tengah dan beberapa bagian Negara
manusia bisa terinfeksi oleh Agent dan
Eropa dan penyakit ini mampu membunuh
merupakan
anak setiap 20 detiknya dan menjadi
Agent. demikian pula dengan cara hidup,
penyakit paling mematikan (WHO, 2010).
berpengaruh terhadap penularan, misalnya
yakni
Agent
Environment
dan
ketiga
(parasit
komponen
tempat
tersebut
berkembangbiaknya
Sampai tahun 2010, ada sekitar 80%
tidur dengan kelambu relatif lebih aman
Kabupaten/Kota masih termasuk kategori
dari infeksi parasit. Sedangkan faktor
endemis malaria di Indonesia dan sekitar
lingkungan yang cukup memberi pengaruh
45% penduduk bertempat tinggal di daerah
antara lain lingkungan fisik seperti suhu
yang beresiko tertular malaria. Sementara
udara, kelembaban, hujan, angin, sinar
jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun
matahari, arus air, lingkungan kimiawi,
2010
lingkungan
sebanyak
1.840.703
orang.
biologi
(mikroorganisme
Sedangkan jumlah penduduk yang beresiko
pathogen) dan lingkungan sosial budaya.
terinfeksi penyakit malaria untuk tahun
Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan
2010 adalah sebanyak 119.701.457 orang,
berbagai
10
jenis
tumbuhan
lain
dapat
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
mempengaruhi kehidupan larva nyamuk
Kabupaten Parigi Moutong tahun 2011,
karena ia dapat menghalangi sinar matahari
jumlah kasus malaria di Desa Bobalo
(Chandra, 2007).
sebanyak 6 kasus positif malaria dan pada
Hal ini sesuai dengan teori H. L.
tahun 2012 jumlah kasus malaria positif
Blum dalam Notoatmodjo (2005), derajat
mengalami peningkatan yang signifikan
kesehatan seseorang ataupun masyarakat
yaitu sebanyak 93 kasus positif malaria
dipengaruhi
yaitu
yang diikuti dengan Kejadian Luar Biasa
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
(KLB) Malaria di daerah tersebut (Dinkes
dan keturunan. Hasil penelitian di negara
Kab. Parigi Moutong, 2011).
maju,
oleh
diantara
empat
faktor
faktor,
tersebut,
yang
Malaria menjadi masalah kesehatan
mempunyai andil paling besar terhadap
masyarakat,
status kesehatan adalah lingkungan. Di
penurunan Human Development Index
negara berkembang, perilaku mempunyai
(HDI) karena dapat menimbulkan turunnya
kontribusi yang lebih besar. Oleh karena
kualitas sumber daya manusia dan berbagai
itu,
masalah sosial, ekonomi, kemiskinan dan
sebenarnya
perilaku
akan
yang
berdampak
pada
mempengaruhi pula kondisi lingkungan
keterbelakangan.
yang ada di sekitar manusia.
penyebab meningkatnya angka kesakitan
Berdasarkan
data
profil
Dinas
Malaria
merupakan
dan kematian. Gangguan kesehatan ibu dan
Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah tahun
anak
2011 jumlah kasus malaria sebanyak
komplikasi termasuk anemia. Anemia yang
84.653 orang dan penduduk yang beresiko
diderita ibu hamil dapat menyebabkan
terinfeksi
perdarahan
malaria
sebanyak
2.685.024
dapat
menimbulkan
bahkan
berbagai
kematian
saat
orang (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
persalinan, berat bayi lahir rendah, dan
Tengah, 2011).
gangguan pertumbuhan pada anak yang
Berdasarkan
Kesehatan
data
Kabupaten
profil
Parigi
Dinas
Moutong
mengakibatkan
mundurnya
kemampuan
kognitif
kemampuan
memahami
dan
jumlah kasus malaria untuk tahun 2011
pelajaran di sekolah. Produktifitas angkatan
sebanyak 701 kasus positif dan yang
kerja rendah, oleh karena itu jika Indonesia
beresiko
terinfeksi
berhasil bebas dari malaria maka akan
421.438
orang.
Puskesmas
11
malaria
sebanyak
Berdasarkan
Palasa
Kecamatan
data
Palasa
didapat peningkatan kesehatan masyarakat
dan mutu generasi penerus bangsa.
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
Hal inilah yang menjadi alasan
September 2014
Palasa Kabupaten Parigi Moutong yaitu
peneliti untuk melakukan penelitian tentang
berjumlah 2.130 jiwa pada tahun 2012.
“Faktor
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah
yang
Berhubungan
dengan
Kejadian Penyakit Malaria di Desa Bobalo
Kecamatan
Palasa
Kabupaten
Parigi
Moutong”, mengingat malaria saat ini
merupakan penyakit berbahaya dan hampir
setiap tahunnya mengalami peningkatan
dan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
populasi. Untuk itu sampel harus betulbetul representatif (mewakili), karena apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi.
kasus.
Jumlah Sampel
BAHAN DAN CARA
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
Cross
pendekatan
penelitian
dengan
sectional
cross-sectional
Penelitian
desain
Analitik
Studi.
merupakan
yang
Untuk menentukan ukuran sampel,
peneliti
menggunakan
rumus
Standley
Lameshow sebagai berikut :
Rumus:
mempelajari
hubungan penyakit (outcome) dan pajanan
(exposure) dengan cara mengamati status
Keterangan:
pajanan
n = Perkiraan besar sampel
dan
penyakit
serentak
pada
populasi tunggal, pada suatu waktu periode.
N = Perkiraan besar populasi
Z = Nilai standar distribusi normal (1,96)
P = Perkiraan proporsi kejadian variabel
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Bobalo
Kecamatan
Palasa
Kabupaten
Parigi Moutong pada tanggal 23 s/d 27
yang diteliti (0,045)
d = Tingkat ketelitian yang digunakan
(0,05)
April 2013.
Melalui perhitungan besar sampel
Populasi dan Sampel
maka didapatkan jumlah sampel sebesar 69
Populasi
responden.
Semua
masyarakat
yang
tinggal
(menetap) di Desa Bobalo Kecamatan
12
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
Teknik Pengambilan Sampel
Analisis Data
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian
ini
September 2014
teknik
Analisis Univariat yaitu dilakukan untuk
purposive
mengetahui distribusi, frekuensi dari
suatu
masing-masing variabel yang diteliti
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
baik variabel dependen maupun variabel
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
independen.
pengambilan
sampel
sampling
sifat
menggunakan
1. Analisis Univariat
secara
didasarkan
populasi
yang
pada
sudah
diketahui
2. Analisis Bivariat
sebelumnya. Jadi sampel tidak diambil
Analisis
Bivariat
dilakukan
secara acak tetapi ditentukan sendiri oleh
melihat
hubungan
antara
peneliti. Adapun kriteria sampel yaitu laki-
independen dengan variabel dependen
laki atau perempuan yang berumur 17
dengan menggunakan Uji Chi-Square
tahun ke atas, telah menetap selama
(
minimal 1 tahun di desa Bobalo dan
Seperti tertera pada tabel 4.1 tabel
bersedia menjadi responden.
kontingensi 2 x 2.
Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yakni data hasil penelitian
yang diperoleh secara langsung dari
narasumber atau responden melalui
teknik
pengisian
kuesioner
atau
pertanyaan yang telah disusun dan
melalui pengamatan langsung di lokasi
penelitian.
variabel
), dengan derajat kepercayaan 95%.
Tabel 1
Kontingensi 2x2 Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Penyakit
Malaria di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab.
Parigi Moutong.
Faktor
Risiko
Ya
Tidak
Jumlah
Kejadian
Malaria
Ya
Tidak
a
b
c
d
a+c
b+d
Jumlah
a+b
c+d
N
Rumus Uji Chi square:
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui puskesmas
tempat diadakannya penelitian. Dalam
13
untuk
X2 =
hal ini Puskesmas Palasa Kecamatan
Dimana :
Palasa Kabupaten Parigi Moutong
N = Jumlah Sampel
a = Subyek dengan faktor risiko yang
mengalami efek (+)
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
b = Subyek dengan faktor risiko yang
tidak mengalami efek (+)
c = Subyek tanpa faktor risiko yang
mengalami efek (-)
d = Subyek tanpa faktor risiko yang tidak
mengalami efek (-)
September 2014
Data pada tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa responden yang menderita malaria
lebih banyak yang memiliki kebiasaan
keluar rumah pada malam hari yaitu
sebanyak 28 orang atau 65,1% dibanding
Interpretasinya :
yang tidak memiliki kebiasaan keluar
Jika ρ-value > 0,05 maka Ho diterima
rumah pada malam hari yaitu 5 orang atau
artinya menunjukkan dua variabel tersebut
19,2%. Sedangkan responden yang tidak
tidak ada hubungan.
menderita Malaria lebih banyak yang tidak
Jika ρ-value < 0,05 maka Ho ditolak artinya
memiliki kebiasaan yaitu sebanyak 21
menunjukkan dua variabel tersebut ada
orang atau 80,8% dibanding dengan yang
hubungan.
memiliki kebiasaan yaitu 15 orang 34,9%.
Analisis
data
dilakukan
dengan
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai ρ =
0,001 ≤ 0,05 atau nilai X2 hitung = 11,895
menggunakan program komputerisasi.
> X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
HASIL
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
Hubungan Kebiasaan keluar rumah
pada malam hari dengan Kejadian
Penyakit Malaria
Tabel 2
Analisis Responden Berdasarkan
Kebiasaan Keluar Rumah pada Malam
Hari dengan Kejadian Penyakit Malaria
di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab. Parigi
Moutong Tahun 2013.
Kejadian Malaria
Kebiasaan
Jumlah
Keluar Rumah
Tidak
Menderita
pada Malam
Menderita
Hari
n
%
n
%
n
%
Memiliki
28 65,1 15
Kebiasaan
Tidak Memiliki
5 19,2 21
Kebiasaan
Total
33 47,8 36
pada malam hari dengan kejadian malaria.
Hubungan Daerah Rawa
Kejadian Penyakit Malaria
100
80,8 26
11,895
100 (0,001)
52,2 69
100
dengan
Tabel 3
Analisis Responden Berdasarkan Daerah
Rawa dengan Kejadian Penyakit
Malaria di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab.
Parigi Moutong Tahun 2013.
X2
(ρ)
34,9 43
Sumber: Data Primer 2013
hubungan antara kebiasaan keluar rumah
Daerah
Rawa
Kejadian Malaria
Tidak
Menderita
Menderita
n
%
n
%
Berisiko 22 78,6
Tidak
11 26,8
Berisiko
Total
33 48,5
Jumlah
n
%
21,4
28
100
30 73,2
41
100
36 51,5
69
100
6
X2
(ρ)
15,838
(0,000)
Sumber: Data Primer 2013
14
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
Data
Data pada tabel 3 di atas menunjukkan
pada
September 2014
tabel
di
atas
responden
yang
bahwa responden yang menderita malaria
menunjukkan
lebih banyak yang memiliki daerah rawa
menderita malaria lebih banyak yang tidak
yaitu sebanyak 22 orang atau 78,6%
menggunakan kelambu yaitu sebanyak 25
dibanding yang tidak memiliki daerah rawa
orang
yaitu 11 orang atau 26,8%. Sedangkan
menggunakan kelambu yaitu 8 orang atau
responden yang tidak menderita malaria
19,5%. Sedangkan responden yang tidak
lebih banyak yang tidak memiliki daerah
menderita malaria lebih banyak yang
rawa yaitu sebanyak 30 orang atau 73,2%
menggunakan kelambu yaitu sebanyak 33
dibanding dengan yang memiliki daerah
orang atau 80,5% dibanding dengan yang
rawa yaitu 6 orang 21,4%.
tidak menggunakan kelambu yaitu 3 orang
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai ρ =
10,7%.
atau
bahwa
4
89,3%
dibanding
yang
0,000 ≤ 0,05 atau nilai X hitung = 15,838
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai
> X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
ρ = 0,000 ≤ 0,05 atau nilai X2 hitung =
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
29,725> X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
hubungan antara keberadaan daerah rawa
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
dengan kejadian malaria.
hubungan antara penggunaan kelambu
2
dengan kejadian malaria.
Hubungan
Penggunaan
Kelambu
dengan Kejadian Penyakit Malaria
Tabel 4
Analisis Responden Berdasarkan
Penggunaan Kelambu dengan Kejadian
Penyakit Malaria di Desa Bobalo
Kec. Palasa Kab. Parigi Moutong
Tahun 2013.
Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian
Penyakit Malaria
Tabel 5.
Analisis Responden Berdasarkan
Pekerjaan dengan Kejadian Penyakit
Malaria di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab.
Parigi Moutong Tahun 2013
Kejadian Malaria
Jumlah
Penggunaan
Tidak
Menderita
Kelambu
Menderita
n
%
n
Tidak
Menggunakan
25 89,3
Menggunakan
8
Total
19,5
33 48,5
3
3
3
3
6
%
Pekerjaan
%
10,7 28
100
80,5 41
100
51,5 69
100
Sumber: Data Primer 2013
15
n
X2
(ρ)
29,725
(0,000)
Berisiko
Tidak
Berisiko
Total
Kejadian Malaria
Tidak
Menderita
Menderita
n
%
n
%
Jumlah
n
X2
(ρ)
%
23
60,5
15
39,5
39 100
10
32,3
21
67,7
30 100
33
48,5
36
51,5
69 100
4,393
(0,0
36)
Sumber: Data Primer 2013
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
Data pada tabel 5 di atas menunjukkan
mempermudah kontak dengan nyamuk.
bahwa responden yang menderita malaria
Tingkat
kesadaran
lebih banyak yang memiliki pekerjaan
bahaya
malaria
berisiko yaitu sebanyak 23 orang atau
kesediaan masyarakat untuk memberantas
60,5% dibanding yang memiliki pekerjaan
malaria, seperti penyehatan lingkungan,
tidak berisiko yaitu 10 orang atau 32,3%.
menggunakan kelambu, memasang kawat
Sedangkan responden yang tidak menderita
kasa
malaria
menggunakan obat nyamuk.
lebih
banyak
yang
memiliki
pada
masyarakat
akan
tentang
mempengaruhi
ventilasi
rumah
dan
pekerjaan tidak berisiko yaitu sebanyak 20
Berdasarkan hasil dari penelitian ini
orang atau 67,7% dibanding dengan yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
memiliki pekerjaan berisiko yaitu 16 orang
antara kebiasaan keluar rumah pada malam
39,5%.
hari dengan kejadian penyakit malaria
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai
dengan nilai = 0,001 atau nilai ≤ 0,05.
ρ = 0,036 ≥ 0,05 atau nilai X2 hitung =
Ini berarti kebiasaan untuk keluar rumah
4,393 ≥ X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
pada malam hari lebih berisiko untuk
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
menderita
hubungan antara jenis pekerjaan dengan
dengan yang tidak memiliki kebiasaan
kejadian malaria.
keluar rumah pada malam hari.
penyakit
malaria
dibanding
Hasil penelitian ini telah sesuai
PEMBAHASAN
dengan teori yang dikemukakan oleh
Hubungan Kebiasaan Keluar Rumah
pada Malam Hari dengan Kejadian
Penyakit Malaria.
Prabowo (2006), yang menyatakan faktor
sosial
budaya
eksternal
Sosial budaya (Culture) berpengaruh
terhadap
kejadian
malaria
seperti:
kebiasaan keluar rumah sampai larut
malam,
dimana
vektor
dari
penyakit
malaria bersifat eksofilik (nyamuk lebih
suka hinggap atau istirahat di luar rumah)
dan
eksofagik
(nyamuk
lebih
suka
menggigit di luar rumah) yang akan
16
ini
untuk
merupakan
membentuk
faktor
perilaku
manusia. Lingkungan sosial budaya ini erat
kaitannya dengan kejadian suatu penyakit
termasuk penyakit malaria. Kebiasaankebiasaan penduduk maupun adat istiadat
setempat
sangat
tergantung
dengan
lingkungan tempat tinggalnya. Banyak
aktivitas
penduduk
yang
membuat
seseorang dapat dengan mudah kontak
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
dengan nyamuk. Kebiasaan masyarakat
dengan yang tidak tinggal di sekitar daerah
dalam
rawa.
berpakaian,
tidur
tanpa
menggunakan obat anti nyamuk atau
Penelitian ini telah sejalan dengan
menggunakan kelambu, ke luar rumah
penelitian yang dilakukan oleh Supri
malam hari atau melakukan aktivitas di
Ahmadi (2008). Hasil analisa bivariat
tempat-tempat yang teduh dan gelap,
variabel genangan air di sekitar rumah
misalnya kebiasaan buang hajat, dan lain-
dengan kejadian malaria didapat nila
lain,
0,012 atau ≤ 0,05. Secara statistik dapat
sangat
berpengaruh
terhadap
terjadinya penularan penyakit malaria.
dikatakan ada hubungan antara genangan
Hubungan Daerah Rawa
Kejadian Penyakit Malaria.
air
dengan
disekitar
rumah
dengan
kejadian
malaria. Hasil perhitungan odds ratio (OR)
Menurut rancangan PP Rawa yang
baru, draft versi Mei 2009, Rawa adalah
diperoleh nilai sebesar 2,91 ( Confidence
interval 95 % = 1,328 – 6,372).
sumber daya air berupa genangan air terus
Berdasarkan hasil pengamatan yang
menerus atau musiman yang terbentuk
dilakukan oleh peneliti, kondisi daerah
secara alamiah di atas lahan yang pada
rawa atau genangan air yang ada di
umumnya mempunyai kondisi topografi
lingkungan
relatif datar dan/atau cekung, tanahnya
kebanyakan berada dekat dengan rumah
berupa mineral mentah dan/atau tanah
tempat
organik/gambut,
derajat
dibelakang rumah dan samping rumah.
keasaman yang tinggi, dan/atau terdapat
Rumah warga. Adanya lokasi daerah rawa-
flora dan fauna yang spesifik.
rawa atau genangan air yang berada di
mempunyai
Berdasarkan
hasil
dari
analisis
rumah
tinggal
warga
warga
tersebut
seperti
berada
lingkungan rumah warga ini sebagian besar
bivariat pada penelitian ini menunjukkan
muncul
bahwa ada hubungan antara keberadaan
mengguyur
daerah rawa dengan kejadian penyakit
beberapa desa tetangga. Sisa air hujan
malaria dengan nilai = 0,000 atau nilai
berkumpul di daerah yang rendah dan
≤ 0,05. Ini berarti orang yang tinggal di
membentuk genangan air yang menjadi
sekitar daerah rawa lebih berisiko untuk
tempat
menderita
Anopheles yang merupakan vektor dari
penyakit
malaria
dibanding
akibat
dari
daerah
air
desa
hujan
yang
Bobalo
dan
perkembangbiakkan
nyamuk
penyakit malaria.
17
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
Genangan air yang disukai oleh nyamuk
berarti orang yang tidur tidak menggunakan
malaria
kelambu lebih berisiko menderita penyakit
adalah
sehingga
genangan
dalam
genangan
yang
kotor
ini
vektor
malaria dapat berkembang biak secara
malaria
terjadi
maka
akan
dengan
yang
menggunakan kelambu.
optimal. Tentunya apabila perkembangan
ini
dibanding
Hasil penelitian ini sejalan dengan
menyebabkan
penelitian yang dilakukan oleh Masra
nyamuk tersebut mencari Host atau pejamu
(2002) yang menyatakan bahwa orang-
untuk mematangkannya, sehingga dari hal
orang
tersebut akan rentan terhadap kejadian
menggunakan kelambu beresiko 5,753 kali
malaria, dengan demikian maka orang yang
dibandingkan dengan orang yang tidur
tinggal di rumah yang terdapat genangan
dengan
air disekitarnya akan lebih berisiko untuk
terkena malaria (p = 0,000; 95%CI = 2,740
menderita penyakit malaria.
– 11,247) setelah dikontrol oleh variabel
yang
tidur
menggunakan
dengan
tidak
kelambu
untuk
tempat perindukan nyamuk dan pekerjaan
Hubungan
Penggunaan
Kelambu
dengan Kejadian Penyakit Malaria.
(Masra, 2002).
Berdasarkan
hasil
yang
peneliti
perlindungan
dapatkan di daerah penelitian tersebut
terhadap nyamuk, lalat, dan serangga
menunjukkan bahwa dari 69 orang yang di
lainnya termasuk penyakit yang disebabkan
wawancarai, masih terdapat 28 orang yang
serangga-serangga tersebut, seperti malaria
tidak menggunakan kelambu pada saat
dan filariasis. Kelambu merupakan sebuah
tidur.
tirai tipis, tembus pandang, dengan jaring-
menggunakan kelambu, sebagian besar
jaring
berbagai
menderita malaria yaitu sebanyak 25 orang
mengganggu
atau 89,3% dan yang tidak menderita
Kelambu
yang
serangga
memberi
dapat
menggigit
menahan
atau
Dari
28
warga
yang
tidak
sebanyak 3 orang atau 10,7%.
orang yang menggunakannya.
analisis
bivariat
variabel
Warga Desa Bobalo rata-rata telah
kelambu
dengan
kejadian
memiliki kelambu yang dibagikan secara
penyakit malaria didapatkan nilai = 0,000
gratis oleh Pemerintah Dinas Kesehatan
atau < 0,05. Secara statistik dapat
melalui Puskesmas yang ada di masing-
dikatakan ada hubungan antara penggunaan
masing kecamatan pada tahun 2011. Setiap
kelambu dengan kejadian malaria. Ini
Puskesmas
Hasil
penggunaan
18
membagikan
kelambu
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
berinsektisida secara gratis kepada seluruh
Hasil
September 2014
analisis
bivariat
variabel
warga desa yang ada di wilayah kecamatan
pekerjaan dengan kejadian penyakit malaria
Palasa termasuk desa Bobalo. Akan tetapi,
didapat nilai = 0,036 atau ≥ 0,05.
berdasarkan keterangan yang didapatkan
Secara
dari warga desa yang menjadi responden
hubungan antara pekerjaan dengan kejadian
penelitian bahwa kelambu yang dibagikan
malaria. Ini artinya orang yang memiliki
secara gratis oleh pemerintah ternyata tidak
jenis pekerjaan berisiko lebih berisiko
terdistribusi dengan merata, masih banyak
untuk terkena penyakit malaria.
warga yang belum mendapatkan kelambu
statistik
Penelitian
dapat
ini
dikatakan
sesuai
ada
dengan
tersebut. Hal ini tentu sangat disayangkan
penelitian yang dilakukan oleh Subki
karena seharusnya kelambu gratis tersebut
(2008),
dapat didistribusikan secara merata ke
bermakna antara pekerjaan yang berisiko
setiap rumah agar masyarakat terhindar dari
(nelayan,
gigitan nyamuk penyebab malaria.
malaria sebesar 2,51 kali dibandingkan
menyebutkan
berkebun)
ada
dengan
hubungan
kejadian
yang tidak berisiko (pegawai, pedagang)
Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian
Penyakit Malaria.
Pekerjaan
didapatkan oleh peneliti di lokasi penelitian
dikerjakan).
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Pekerjaan bukanlah sumber keuangan tetapi
antara pekerjaan dengan kejadian penyakit
lebih banyak merupakan cara mencari
malaria namun memiliki hubungan yang
nafkah.
dapat
sangat lemah yakni nilai = 0,036 < 0,05
memperoleh
dan hanya ada selisih 0,014, itu artinya
pengalaman dan pengetahuan baik secara
hubungan antara jenis pekerjaan dengan
langsung
langsung.
kejadian malaria di Desa Bobalo sangat
variabel
lemah. Menurut peneliti, hubungan yang
psikososial ini, dapat meningkatkan resiko
lemah ini disebabkan karena banyak juga
terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara
masyarakat desa Bobalo yang memiliki
seseorang mendefinisikan dan bereaksi
pekerjaan tidak berisiko (bukan sebagai
terhadap penyakitnya (Wales, 2009).
petani atau pun nelayan) namun pernah
(diperbuat
Lingkungan
menjadikan
Pekerjaan
sesuatu
Berdasarkan hasil penelitian yang
yang
dilakukan
adalah
(p=0,007).
atau
pekerjaan
seseorang
maupun
yang
tidak
termasuk
menderita penyakit malaria selama 1 tahun
19
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
terakhir. Hal ini disebabkan oleh tempat
penggunaan kelambu (nilai ρ = 0,000), dan
tinggal mereka yang berada di daerah yang
pekerjaan (nilai ρ = 0,036) dengan kejadian
memiliki daerah rawa atau genangan air
penyakit malaria.
sehingga
warga
yang
tidak
Disarankan
memiliki
kepada
warga
desa
pekerjaan berisiko tetap dapat tertular
Bobalo untuk memakai perlindungan diri
penyakit
atau
dari gigitan nyamuk (seperti pakaian
genangan air terutama warga yang berada
berlengan panjang dan celana panjang,
di dusun II Pembaloyanang yang terletak di
serta
pesisir dan jalan trans Sulawesi.
memasang kawat kasa pada ventilasi
malaria
melalui
rawa
Selain itu, banyak juga warga yang
memakai
lotion
anti
nyamuk),
rumah, memakai kelambu pada saat tidur
memiliki pekerjaan berisiko (petani) tetapi
dan memakai obat anti nyamuk
tidak pernah menderita penyakit malaria
melakukan kerja bakti atau pembersihan
selama 1 tahun terakhir dikarenakan warga
terhadap daerah-daerah rawa atau genangan
yang bekerja sebagai petani banyak juga
air, dapat menggunakan kelambu pada saat
yang telah menjadi petani yang cukup
tidur dan lebih aktif menanyakan kepada
berhasil sehingga mereka tidak lagi turun
petugas
langsung
berkebun
Puskesmas Pembantu atau kepada warga
untuk
yang telah memakai kelambu tentang cara
mengurusi kebun mereka dan banyak juga
penggunaan dan manfaat dari kelambu
warga yang sudah tidur menggunakan
tersebut dan kepada warga desa Bobalo
kelambu dan tidak memiliki daerah rawa
yang memiliki pekerjaan berisiko (petani
atau genangan air di lingkungan rumah
kebun) agar pada saat pergi ke kebun untuk
mereka sehingga hal ini tentu membuat
dapat memakai baju berlengan panjang dan
risiko untuk penularan penyakit malaria
celana panjang serta sedapat mungkin
menjadi lebih kecil di kalangan warga yang
untuk menghindari menginap di kebun.
melainkan
ke
kebun
menyewa
untuk
orang
kesehatan
yang
serta
berada
di
bekerja sebagai petani.
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat hubungan antara kebiasaan
keluar rumah pada malam hari (nilai ρ =
0,001), daerah rawa (nilai ρ = 0,000),
20
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Muchtar, 2008. Prevalensi Penyakit,
(online), (http://wordpress.com.), di
akses tanggal 28 November 2012.
2. WHO, 2010. Prevalensi Malaria Secara
Global,(online), (http://wordprees.com),
di akses tanggal 28 November 2012.
3. Kemenkes RI, 2010. Prevalensi
Penyakit Malaria Di Indonesia,
(online), (http://wordpress.com.),
di
akses tanggal 28 November 2012.
4. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan
Lingkungan. EGC. Jakarta.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah, 2011. Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah. Dinkes
Sulteng. Palu.
September 2014
10. Masra, Ferizal, 2002, Hubungan Tempat
Perindukan Nyamuk dengan Kejadian
Malaria di Kecamatan Teluk Betung
Kota Bandar Lampung Tahun 2002,
[Thesis] Program Pascasarjana FKM
Universitas Indonesia Program Studi
Epidemiologi Komunitas, Depok.
11. Wales, Jimmy. (2009). Pekerjaan,
(online), (http://id.wikipedia.org.), di
akses tanggal 28 Januari 2013.
12. Subki
S,
Faktor-faktor
yang
Berhubungan dengan Kejadian Malaria
di Puskesmas Membalong, Gantung dan
Manggar
Kabupaten
Belitung,
Universitas Indonesia, Depok, 2008.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi
Moutong, 2011. Profil Kesehatan
Kabupaten Parigi Moutong. Dinkes
Parigi Moutong. Parigi.
7. Probowo, A., 2006, Malaria, Mencegah
dan Mengatasinya, Puspa Swara,
Jakarta.
8. PP No. 27/1999. Peraturan Tentang
Rawa, (online), (http://wikipedia .com.),
di akses tanggal 28 November 2012.
9. Supri, Ahmadi, 2008, Faktor Risiko
Kejadian Malaria di Desa Lubuk Nipis
Kec. Tanjung Agung Kab. Muara Enim,
Tesis diterbitkan, Semarang, Program
Pascasarjana Magister Kesehatan
Lingkungan, Universitas Diponegoro.
21
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
September 2014
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PENYAKIT MALARIA DI DESA BOBALO
KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG 2013
Elly Yane Bangkele*, Ari Krisna**
*
**
Dosen Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako
Abstract
Malaria is an infectious disease caused by parasite (Protozoa) from Genus
plasmodium, which is spread by Anopheles’ (kind of mosquito) bite. Malaria is
endemic in 80% cities in Indonesia and at about 45% people who live in endemic area
is at risk for malaria infection. In Central Sulawesi, there were 84.653 cases in 2011.
In Parigi Moutong regency, there were 701 cases in 2011. In Bobalo village, the case
was increase from 6 in 2011 to 93 in 2012. This research was aimed to find out factors
related to malaria incidence in Bobalo village, Palasa district, Parigi Moutong
regency. This research employed an observational analytical design with cross
sectional study' approach. There were 69 samples that were obtained by purposive
sampling technique. The results show there is correlation between traveling habit and
malaria incidence (p=0.001), living in swampy area and malaria incidence (p=0.000),
using mosquito net and malaria incidence (p=0.000), types of occupation and malaria
incidence (p=0.036). Promotion and prevention efforts are needed to increase the
knowledge of society in applying prevention efforts of malaria.
Key words: malaria, Bobalo village
8
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
Abstrak
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (Protozoa) dari Genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Di Indonesia
saat ini, masih terdapat 80% Kabupaten/Kota masih termasuk kategori endemis
malaria dan sekitar 45% penduduk bertempat tinggal di daerah yang beresiko tertular
malaria. Di Provinsi Sulawesi Tengah jumlah kasus pada tahun 2011 sebanyak 84.653
kasus. Di kabupaten Parigi Moutong jumlah kasus pada tahun 2011 sebanyak 701
kasus. Untuk Desa Bobalo jumlah kasus pada tahun 2011 sebanyak 6 kasus meningkat
menjadi 93 kasus pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Malaria di Desa Bobalo Kecamatan
Palasa Kabupaten Parigi Moutong”. Jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 69 orang,
dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara kebiasaan keluar rumah dengan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ =
0,001 atau ρ ≤ 0,05. Terdapat hubungan antara keberadaan daerah rawa dengan
kejadian penyakit malaria, yaitu ρ = 0,000 atau ρ ≤ 0,05. Terdapat hubungan antara
penggunaan kelambu dengan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ = 0,000 atau ρ ≤ 0,05.
Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ =
0,036 atau ρ ≤ 0,05. Perlunya upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat agar dapat menerapkan upaya-upaya pencegahan penyakit
malaria.
Kata Kunci : Malaria, Desa Bobalo.
rawa, demam tropik, demam pantai, demam
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh parasit (Protozoa)
dari
genus
ditularkan
Plasmodium
melalui
yang
gigitan
dapat
nyamuk
Anopheles betina. Istilah Malaria diambil
charges dan demam kura (Muhtar, 2008).
Malaria
adalah
penyakit
yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium dan
ditularkan
oleh
nyamuk
Anopheles.
Penyebaran malaria di dunia sangat luas
dari dua kata bahasa Italia, yaitu “mal”
yakni antara garis bujur 64° Lintang Utara
(buruk) dan “area” (udara) atau udara buruk
dan 32° Lintang Selatan yang meliputi
karena dahulu banyak terdapat di daerah
rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk.
Penyakit ini juga mempunyai beberapa
nama lain, seperti demam aroma, demam
lebih dari 100 negara yang beriklim tropis
dan sub tropis. Penduduk yang berisiko
terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar
atau 41% dari penduduk dunia. Setiap
tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300500 juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7 juta
9
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
kematian, terutama di Afrika sub Sahara.
adapun penyebaran penyakit malaria cukup
Wilayah di dunia yang kini sudah bebas
merata di seluruh kawasan Indonesia,
malaria adalah Eropa, Amerika Utara,
terutama di luar Jawa dan Bali. Jumlah ini
sebagian besar Timur Tengah, sebagian
mungkin lebih kecil dari keadaan yang
besar Karibia, sebagian besar Amerika
sebenarnya karena lokasi yang endemis
Selatan, Australia dan Cina (WHO, 2010).
malaria adalah Desa-Desa yang terpencil
Malaria ditemukan hampir di seluruh
dengan sarana transportasi yang sulit dan
bagian dunia, terutama di negara-negara
akses pelayanan kesehatan yang rendah
yang beriklim tropis dan subtropis, seperti
(Kemenkes, 2010).
beberapa bagian Benua Afrika dan Asia
Tenggara.
World
Health
Organization
Berkaitan
dengan
penyebaran
malaria, ada tiga faktor utama yang saling
Host
(WHO), memperkirakan setiap satu tahun
berhubungan
lebih dari 500 juta penduduk dunia
(manusia/nyamuk),
terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta
plasmodium)
orang meninggal dunia. Kasus terbanyak
(lingkungan). Penyebaran malaria terjadi
terdapat di Afrika dan beberapa negara
apabila
Asia termasuk Indonesia, Amerika Latin,
mendukung. Sebagai Host Intermediate,
Timur Tengah dan beberapa bagian Negara
manusia bisa terinfeksi oleh Agent dan
Eropa dan penyakit ini mampu membunuh
merupakan
anak setiap 20 detiknya dan menjadi
Agent. demikian pula dengan cara hidup,
penyakit paling mematikan (WHO, 2010).
berpengaruh terhadap penularan, misalnya
yakni
Agent
Environment
dan
ketiga
(parasit
komponen
tempat
tersebut
berkembangbiaknya
Sampai tahun 2010, ada sekitar 80%
tidur dengan kelambu relatif lebih aman
Kabupaten/Kota masih termasuk kategori
dari infeksi parasit. Sedangkan faktor
endemis malaria di Indonesia dan sekitar
lingkungan yang cukup memberi pengaruh
45% penduduk bertempat tinggal di daerah
antara lain lingkungan fisik seperti suhu
yang beresiko tertular malaria. Sementara
udara, kelembaban, hujan, angin, sinar
jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun
matahari, arus air, lingkungan kimiawi,
2010
lingkungan
sebanyak
1.840.703
orang.
biologi
(mikroorganisme
Sedangkan jumlah penduduk yang beresiko
pathogen) dan lingkungan sosial budaya.
terinfeksi penyakit malaria untuk tahun
Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan
2010 adalah sebanyak 119.701.457 orang,
berbagai
10
jenis
tumbuhan
lain
dapat
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
mempengaruhi kehidupan larva nyamuk
Kabupaten Parigi Moutong tahun 2011,
karena ia dapat menghalangi sinar matahari
jumlah kasus malaria di Desa Bobalo
(Chandra, 2007).
sebanyak 6 kasus positif malaria dan pada
Hal ini sesuai dengan teori H. L.
tahun 2012 jumlah kasus malaria positif
Blum dalam Notoatmodjo (2005), derajat
mengalami peningkatan yang signifikan
kesehatan seseorang ataupun masyarakat
yaitu sebanyak 93 kasus positif malaria
dipengaruhi
yaitu
yang diikuti dengan Kejadian Luar Biasa
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
(KLB) Malaria di daerah tersebut (Dinkes
dan keturunan. Hasil penelitian di negara
Kab. Parigi Moutong, 2011).
maju,
oleh
diantara
empat
faktor
faktor,
tersebut,
yang
Malaria menjadi masalah kesehatan
mempunyai andil paling besar terhadap
masyarakat,
status kesehatan adalah lingkungan. Di
penurunan Human Development Index
negara berkembang, perilaku mempunyai
(HDI) karena dapat menimbulkan turunnya
kontribusi yang lebih besar. Oleh karena
kualitas sumber daya manusia dan berbagai
itu,
masalah sosial, ekonomi, kemiskinan dan
sebenarnya
perilaku
akan
yang
berdampak
pada
mempengaruhi pula kondisi lingkungan
keterbelakangan.
yang ada di sekitar manusia.
penyebab meningkatnya angka kesakitan
Berdasarkan
data
profil
Dinas
Malaria
merupakan
dan kematian. Gangguan kesehatan ibu dan
Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah tahun
anak
2011 jumlah kasus malaria sebanyak
komplikasi termasuk anemia. Anemia yang
84.653 orang dan penduduk yang beresiko
diderita ibu hamil dapat menyebabkan
terinfeksi
perdarahan
malaria
sebanyak
2.685.024
dapat
menimbulkan
bahkan
berbagai
kematian
saat
orang (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
persalinan, berat bayi lahir rendah, dan
Tengah, 2011).
gangguan pertumbuhan pada anak yang
Berdasarkan
Kesehatan
data
Kabupaten
profil
Parigi
Dinas
Moutong
mengakibatkan
mundurnya
kemampuan
kognitif
kemampuan
memahami
dan
jumlah kasus malaria untuk tahun 2011
pelajaran di sekolah. Produktifitas angkatan
sebanyak 701 kasus positif dan yang
kerja rendah, oleh karena itu jika Indonesia
beresiko
terinfeksi
berhasil bebas dari malaria maka akan
421.438
orang.
Puskesmas
11
malaria
sebanyak
Berdasarkan
Palasa
Kecamatan
data
Palasa
didapat peningkatan kesehatan masyarakat
dan mutu generasi penerus bangsa.
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
Hal inilah yang menjadi alasan
September 2014
Palasa Kabupaten Parigi Moutong yaitu
peneliti untuk melakukan penelitian tentang
berjumlah 2.130 jiwa pada tahun 2012.
“Faktor
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah
yang
Berhubungan
dengan
Kejadian Penyakit Malaria di Desa Bobalo
Kecamatan
Palasa
Kabupaten
Parigi
Moutong”, mengingat malaria saat ini
merupakan penyakit berbahaya dan hampir
setiap tahunnya mengalami peningkatan
dan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
populasi. Untuk itu sampel harus betulbetul representatif (mewakili), karena apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi.
kasus.
Jumlah Sampel
BAHAN DAN CARA
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
Cross
pendekatan
penelitian
dengan
sectional
cross-sectional
Penelitian
desain
Analitik
Studi.
merupakan
yang
Untuk menentukan ukuran sampel,
peneliti
menggunakan
rumus
Standley
Lameshow sebagai berikut :
Rumus:
mempelajari
hubungan penyakit (outcome) dan pajanan
(exposure) dengan cara mengamati status
Keterangan:
pajanan
n = Perkiraan besar sampel
dan
penyakit
serentak
pada
populasi tunggal, pada suatu waktu periode.
N = Perkiraan besar populasi
Z = Nilai standar distribusi normal (1,96)
P = Perkiraan proporsi kejadian variabel
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Bobalo
Kecamatan
Palasa
Kabupaten
Parigi Moutong pada tanggal 23 s/d 27
yang diteliti (0,045)
d = Tingkat ketelitian yang digunakan
(0,05)
April 2013.
Melalui perhitungan besar sampel
Populasi dan Sampel
maka didapatkan jumlah sampel sebesar 69
Populasi
responden.
Semua
masyarakat
yang
tinggal
(menetap) di Desa Bobalo Kecamatan
12
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
Teknik Pengambilan Sampel
Analisis Data
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian
ini
September 2014
teknik
Analisis Univariat yaitu dilakukan untuk
purposive
mengetahui distribusi, frekuensi dari
suatu
masing-masing variabel yang diteliti
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
baik variabel dependen maupun variabel
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
independen.
pengambilan
sampel
sampling
sifat
menggunakan
1. Analisis Univariat
secara
didasarkan
populasi
yang
pada
sudah
diketahui
2. Analisis Bivariat
sebelumnya. Jadi sampel tidak diambil
Analisis
Bivariat
dilakukan
secara acak tetapi ditentukan sendiri oleh
melihat
hubungan
antara
peneliti. Adapun kriteria sampel yaitu laki-
independen dengan variabel dependen
laki atau perempuan yang berumur 17
dengan menggunakan Uji Chi-Square
tahun ke atas, telah menetap selama
(
minimal 1 tahun di desa Bobalo dan
Seperti tertera pada tabel 4.1 tabel
bersedia menjadi responden.
kontingensi 2 x 2.
Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yakni data hasil penelitian
yang diperoleh secara langsung dari
narasumber atau responden melalui
teknik
pengisian
kuesioner
atau
pertanyaan yang telah disusun dan
melalui pengamatan langsung di lokasi
penelitian.
variabel
), dengan derajat kepercayaan 95%.
Tabel 1
Kontingensi 2x2 Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Penyakit
Malaria di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab.
Parigi Moutong.
Faktor
Risiko
Ya
Tidak
Jumlah
Kejadian
Malaria
Ya
Tidak
a
b
c
d
a+c
b+d
Jumlah
a+b
c+d
N
Rumus Uji Chi square:
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui puskesmas
tempat diadakannya penelitian. Dalam
13
untuk
X2 =
hal ini Puskesmas Palasa Kecamatan
Dimana :
Palasa Kabupaten Parigi Moutong
N = Jumlah Sampel
a = Subyek dengan faktor risiko yang
mengalami efek (+)
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
b = Subyek dengan faktor risiko yang
tidak mengalami efek (+)
c = Subyek tanpa faktor risiko yang
mengalami efek (-)
d = Subyek tanpa faktor risiko yang tidak
mengalami efek (-)
September 2014
Data pada tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa responden yang menderita malaria
lebih banyak yang memiliki kebiasaan
keluar rumah pada malam hari yaitu
sebanyak 28 orang atau 65,1% dibanding
Interpretasinya :
yang tidak memiliki kebiasaan keluar
Jika ρ-value > 0,05 maka Ho diterima
rumah pada malam hari yaitu 5 orang atau
artinya menunjukkan dua variabel tersebut
19,2%. Sedangkan responden yang tidak
tidak ada hubungan.
menderita Malaria lebih banyak yang tidak
Jika ρ-value < 0,05 maka Ho ditolak artinya
memiliki kebiasaan yaitu sebanyak 21
menunjukkan dua variabel tersebut ada
orang atau 80,8% dibanding dengan yang
hubungan.
memiliki kebiasaan yaitu 15 orang 34,9%.
Analisis
data
dilakukan
dengan
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai ρ =
0,001 ≤ 0,05 atau nilai X2 hitung = 11,895
menggunakan program komputerisasi.
> X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
HASIL
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
Hubungan Kebiasaan keluar rumah
pada malam hari dengan Kejadian
Penyakit Malaria
Tabel 2
Analisis Responden Berdasarkan
Kebiasaan Keluar Rumah pada Malam
Hari dengan Kejadian Penyakit Malaria
di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab. Parigi
Moutong Tahun 2013.
Kejadian Malaria
Kebiasaan
Jumlah
Keluar Rumah
Tidak
Menderita
pada Malam
Menderita
Hari
n
%
n
%
n
%
Memiliki
28 65,1 15
Kebiasaan
Tidak Memiliki
5 19,2 21
Kebiasaan
Total
33 47,8 36
pada malam hari dengan kejadian malaria.
Hubungan Daerah Rawa
Kejadian Penyakit Malaria
100
80,8 26
11,895
100 (0,001)
52,2 69
100
dengan
Tabel 3
Analisis Responden Berdasarkan Daerah
Rawa dengan Kejadian Penyakit
Malaria di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab.
Parigi Moutong Tahun 2013.
X2
(ρ)
34,9 43
Sumber: Data Primer 2013
hubungan antara kebiasaan keluar rumah
Daerah
Rawa
Kejadian Malaria
Tidak
Menderita
Menderita
n
%
n
%
Berisiko 22 78,6
Tidak
11 26,8
Berisiko
Total
33 48,5
Jumlah
n
%
21,4
28
100
30 73,2
41
100
36 51,5
69
100
6
X2
(ρ)
15,838
(0,000)
Sumber: Data Primer 2013
14
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
Data
Data pada tabel 3 di atas menunjukkan
pada
September 2014
tabel
di
atas
responden
yang
bahwa responden yang menderita malaria
menunjukkan
lebih banyak yang memiliki daerah rawa
menderita malaria lebih banyak yang tidak
yaitu sebanyak 22 orang atau 78,6%
menggunakan kelambu yaitu sebanyak 25
dibanding yang tidak memiliki daerah rawa
orang
yaitu 11 orang atau 26,8%. Sedangkan
menggunakan kelambu yaitu 8 orang atau
responden yang tidak menderita malaria
19,5%. Sedangkan responden yang tidak
lebih banyak yang tidak memiliki daerah
menderita malaria lebih banyak yang
rawa yaitu sebanyak 30 orang atau 73,2%
menggunakan kelambu yaitu sebanyak 33
dibanding dengan yang memiliki daerah
orang atau 80,5% dibanding dengan yang
rawa yaitu 6 orang 21,4%.
tidak menggunakan kelambu yaitu 3 orang
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai ρ =
10,7%.
atau
bahwa
4
89,3%
dibanding
yang
0,000 ≤ 0,05 atau nilai X hitung = 15,838
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai
> X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
ρ = 0,000 ≤ 0,05 atau nilai X2 hitung =
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
29,725> X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
hubungan antara keberadaan daerah rawa
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
dengan kejadian malaria.
hubungan antara penggunaan kelambu
2
dengan kejadian malaria.
Hubungan
Penggunaan
Kelambu
dengan Kejadian Penyakit Malaria
Tabel 4
Analisis Responden Berdasarkan
Penggunaan Kelambu dengan Kejadian
Penyakit Malaria di Desa Bobalo
Kec. Palasa Kab. Parigi Moutong
Tahun 2013.
Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian
Penyakit Malaria
Tabel 5.
Analisis Responden Berdasarkan
Pekerjaan dengan Kejadian Penyakit
Malaria di Desa Bobalo Kec. Palasa Kab.
Parigi Moutong Tahun 2013
Kejadian Malaria
Jumlah
Penggunaan
Tidak
Menderita
Kelambu
Menderita
n
%
n
Tidak
Menggunakan
25 89,3
Menggunakan
8
Total
19,5
33 48,5
3
3
3
3
6
%
Pekerjaan
%
10,7 28
100
80,5 41
100
51,5 69
100
Sumber: Data Primer 2013
15
n
X2
(ρ)
29,725
(0,000)
Berisiko
Tidak
Berisiko
Total
Kejadian Malaria
Tidak
Menderita
Menderita
n
%
n
%
Jumlah
n
X2
(ρ)
%
23
60,5
15
39,5
39 100
10
32,3
21
67,7
30 100
33
48,5
36
51,5
69 100
4,393
(0,0
36)
Sumber: Data Primer 2013
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
Data pada tabel 5 di atas menunjukkan
mempermudah kontak dengan nyamuk.
bahwa responden yang menderita malaria
Tingkat
kesadaran
lebih banyak yang memiliki pekerjaan
bahaya
malaria
berisiko yaitu sebanyak 23 orang atau
kesediaan masyarakat untuk memberantas
60,5% dibanding yang memiliki pekerjaan
malaria, seperti penyehatan lingkungan,
tidak berisiko yaitu 10 orang atau 32,3%.
menggunakan kelambu, memasang kawat
Sedangkan responden yang tidak menderita
kasa
malaria
menggunakan obat nyamuk.
lebih
banyak
yang
memiliki
pada
masyarakat
akan
tentang
mempengaruhi
ventilasi
rumah
dan
pekerjaan tidak berisiko yaitu sebanyak 20
Berdasarkan hasil dari penelitian ini
orang atau 67,7% dibanding dengan yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
memiliki pekerjaan berisiko yaitu 16 orang
antara kebiasaan keluar rumah pada malam
39,5%.
hari dengan kejadian penyakit malaria
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai
dengan nilai = 0,001 atau nilai ≤ 0,05.
ρ = 0,036 ≥ 0,05 atau nilai X2 hitung =
Ini berarti kebiasaan untuk keluar rumah
4,393 ≥ X2 tabel = 3,841 sehingga Ho pada
pada malam hari lebih berisiko untuk
penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada
menderita
hubungan antara jenis pekerjaan dengan
dengan yang tidak memiliki kebiasaan
kejadian malaria.
keluar rumah pada malam hari.
penyakit
malaria
dibanding
Hasil penelitian ini telah sesuai
PEMBAHASAN
dengan teori yang dikemukakan oleh
Hubungan Kebiasaan Keluar Rumah
pada Malam Hari dengan Kejadian
Penyakit Malaria.
Prabowo (2006), yang menyatakan faktor
sosial
budaya
eksternal
Sosial budaya (Culture) berpengaruh
terhadap
kejadian
malaria
seperti:
kebiasaan keluar rumah sampai larut
malam,
dimana
vektor
dari
penyakit
malaria bersifat eksofilik (nyamuk lebih
suka hinggap atau istirahat di luar rumah)
dan
eksofagik
(nyamuk
lebih
suka
menggigit di luar rumah) yang akan
16
ini
untuk
merupakan
membentuk
faktor
perilaku
manusia. Lingkungan sosial budaya ini erat
kaitannya dengan kejadian suatu penyakit
termasuk penyakit malaria. Kebiasaankebiasaan penduduk maupun adat istiadat
setempat
sangat
tergantung
dengan
lingkungan tempat tinggalnya. Banyak
aktivitas
penduduk
yang
membuat
seseorang dapat dengan mudah kontak
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
dengan nyamuk. Kebiasaan masyarakat
dengan yang tidak tinggal di sekitar daerah
dalam
rawa.
berpakaian,
tidur
tanpa
menggunakan obat anti nyamuk atau
Penelitian ini telah sejalan dengan
menggunakan kelambu, ke luar rumah
penelitian yang dilakukan oleh Supri
malam hari atau melakukan aktivitas di
Ahmadi (2008). Hasil analisa bivariat
tempat-tempat yang teduh dan gelap,
variabel genangan air di sekitar rumah
misalnya kebiasaan buang hajat, dan lain-
dengan kejadian malaria didapat nila
lain,
0,012 atau ≤ 0,05. Secara statistik dapat
sangat
berpengaruh
terhadap
terjadinya penularan penyakit malaria.
dikatakan ada hubungan antara genangan
Hubungan Daerah Rawa
Kejadian Penyakit Malaria.
air
dengan
disekitar
rumah
dengan
kejadian
malaria. Hasil perhitungan odds ratio (OR)
Menurut rancangan PP Rawa yang
baru, draft versi Mei 2009, Rawa adalah
diperoleh nilai sebesar 2,91 ( Confidence
interval 95 % = 1,328 – 6,372).
sumber daya air berupa genangan air terus
Berdasarkan hasil pengamatan yang
menerus atau musiman yang terbentuk
dilakukan oleh peneliti, kondisi daerah
secara alamiah di atas lahan yang pada
rawa atau genangan air yang ada di
umumnya mempunyai kondisi topografi
lingkungan
relatif datar dan/atau cekung, tanahnya
kebanyakan berada dekat dengan rumah
berupa mineral mentah dan/atau tanah
tempat
organik/gambut,
derajat
dibelakang rumah dan samping rumah.
keasaman yang tinggi, dan/atau terdapat
Rumah warga. Adanya lokasi daerah rawa-
flora dan fauna yang spesifik.
rawa atau genangan air yang berada di
mempunyai
Berdasarkan
hasil
dari
analisis
rumah
tinggal
warga
warga
tersebut
seperti
berada
lingkungan rumah warga ini sebagian besar
bivariat pada penelitian ini menunjukkan
muncul
bahwa ada hubungan antara keberadaan
mengguyur
daerah rawa dengan kejadian penyakit
beberapa desa tetangga. Sisa air hujan
malaria dengan nilai = 0,000 atau nilai
berkumpul di daerah yang rendah dan
≤ 0,05. Ini berarti orang yang tinggal di
membentuk genangan air yang menjadi
sekitar daerah rawa lebih berisiko untuk
tempat
menderita
Anopheles yang merupakan vektor dari
penyakit
malaria
dibanding
akibat
dari
daerah
air
desa
hujan
yang
Bobalo
dan
perkembangbiakkan
nyamuk
penyakit malaria.
17
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
Genangan air yang disukai oleh nyamuk
berarti orang yang tidur tidak menggunakan
malaria
kelambu lebih berisiko menderita penyakit
adalah
sehingga
genangan
dalam
genangan
yang
kotor
ini
vektor
malaria dapat berkembang biak secara
malaria
terjadi
maka
akan
dengan
yang
menggunakan kelambu.
optimal. Tentunya apabila perkembangan
ini
dibanding
Hasil penelitian ini sejalan dengan
menyebabkan
penelitian yang dilakukan oleh Masra
nyamuk tersebut mencari Host atau pejamu
(2002) yang menyatakan bahwa orang-
untuk mematangkannya, sehingga dari hal
orang
tersebut akan rentan terhadap kejadian
menggunakan kelambu beresiko 5,753 kali
malaria, dengan demikian maka orang yang
dibandingkan dengan orang yang tidur
tinggal di rumah yang terdapat genangan
dengan
air disekitarnya akan lebih berisiko untuk
terkena malaria (p = 0,000; 95%CI = 2,740
menderita penyakit malaria.
– 11,247) setelah dikontrol oleh variabel
yang
tidur
menggunakan
dengan
tidak
kelambu
untuk
tempat perindukan nyamuk dan pekerjaan
Hubungan
Penggunaan
Kelambu
dengan Kejadian Penyakit Malaria.
(Masra, 2002).
Berdasarkan
hasil
yang
peneliti
perlindungan
dapatkan di daerah penelitian tersebut
terhadap nyamuk, lalat, dan serangga
menunjukkan bahwa dari 69 orang yang di
lainnya termasuk penyakit yang disebabkan
wawancarai, masih terdapat 28 orang yang
serangga-serangga tersebut, seperti malaria
tidak menggunakan kelambu pada saat
dan filariasis. Kelambu merupakan sebuah
tidur.
tirai tipis, tembus pandang, dengan jaring-
menggunakan kelambu, sebagian besar
jaring
berbagai
menderita malaria yaitu sebanyak 25 orang
mengganggu
atau 89,3% dan yang tidak menderita
Kelambu
yang
serangga
memberi
dapat
menggigit
menahan
atau
Dari
28
warga
yang
tidak
sebanyak 3 orang atau 10,7%.
orang yang menggunakannya.
analisis
bivariat
variabel
Warga Desa Bobalo rata-rata telah
kelambu
dengan
kejadian
memiliki kelambu yang dibagikan secara
penyakit malaria didapatkan nilai = 0,000
gratis oleh Pemerintah Dinas Kesehatan
atau < 0,05. Secara statistik dapat
melalui Puskesmas yang ada di masing-
dikatakan ada hubungan antara penggunaan
masing kecamatan pada tahun 2011. Setiap
kelambu dengan kejadian malaria. Ini
Puskesmas
Hasil
penggunaan
18
membagikan
kelambu
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
berinsektisida secara gratis kepada seluruh
Hasil
September 2014
analisis
bivariat
variabel
warga desa yang ada di wilayah kecamatan
pekerjaan dengan kejadian penyakit malaria
Palasa termasuk desa Bobalo. Akan tetapi,
didapat nilai = 0,036 atau ≥ 0,05.
berdasarkan keterangan yang didapatkan
Secara
dari warga desa yang menjadi responden
hubungan antara pekerjaan dengan kejadian
penelitian bahwa kelambu yang dibagikan
malaria. Ini artinya orang yang memiliki
secara gratis oleh pemerintah ternyata tidak
jenis pekerjaan berisiko lebih berisiko
terdistribusi dengan merata, masih banyak
untuk terkena penyakit malaria.
warga yang belum mendapatkan kelambu
statistik
Penelitian
dapat
ini
dikatakan
sesuai
ada
dengan
tersebut. Hal ini tentu sangat disayangkan
penelitian yang dilakukan oleh Subki
karena seharusnya kelambu gratis tersebut
(2008),
dapat didistribusikan secara merata ke
bermakna antara pekerjaan yang berisiko
setiap rumah agar masyarakat terhindar dari
(nelayan,
gigitan nyamuk penyebab malaria.
malaria sebesar 2,51 kali dibandingkan
menyebutkan
berkebun)
ada
dengan
hubungan
kejadian
yang tidak berisiko (pegawai, pedagang)
Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian
Penyakit Malaria.
Pekerjaan
didapatkan oleh peneliti di lokasi penelitian
dikerjakan).
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Pekerjaan bukanlah sumber keuangan tetapi
antara pekerjaan dengan kejadian penyakit
lebih banyak merupakan cara mencari
malaria namun memiliki hubungan yang
nafkah.
dapat
sangat lemah yakni nilai = 0,036 < 0,05
memperoleh
dan hanya ada selisih 0,014, itu artinya
pengalaman dan pengetahuan baik secara
hubungan antara jenis pekerjaan dengan
langsung
langsung.
kejadian malaria di Desa Bobalo sangat
variabel
lemah. Menurut peneliti, hubungan yang
psikososial ini, dapat meningkatkan resiko
lemah ini disebabkan karena banyak juga
terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara
masyarakat desa Bobalo yang memiliki
seseorang mendefinisikan dan bereaksi
pekerjaan tidak berisiko (bukan sebagai
terhadap penyakitnya (Wales, 2009).
petani atau pun nelayan) namun pernah
(diperbuat
Lingkungan
menjadikan
Pekerjaan
sesuatu
Berdasarkan hasil penelitian yang
yang
dilakukan
adalah
(p=0,007).
atau
pekerjaan
seseorang
maupun
yang
tidak
termasuk
menderita penyakit malaria selama 1 tahun
19
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
September 2014
terakhir. Hal ini disebabkan oleh tempat
penggunaan kelambu (nilai ρ = 0,000), dan
tinggal mereka yang berada di daerah yang
pekerjaan (nilai ρ = 0,036) dengan kejadian
memiliki daerah rawa atau genangan air
penyakit malaria.
sehingga
warga
yang
tidak
Disarankan
memiliki
kepada
warga
desa
pekerjaan berisiko tetap dapat tertular
Bobalo untuk memakai perlindungan diri
penyakit
atau
dari gigitan nyamuk (seperti pakaian
genangan air terutama warga yang berada
berlengan panjang dan celana panjang,
di dusun II Pembaloyanang yang terletak di
serta
pesisir dan jalan trans Sulawesi.
memasang kawat kasa pada ventilasi
malaria
melalui
rawa
Selain itu, banyak juga warga yang
memakai
lotion
anti
nyamuk),
rumah, memakai kelambu pada saat tidur
memiliki pekerjaan berisiko (petani) tetapi
dan memakai obat anti nyamuk
tidak pernah menderita penyakit malaria
melakukan kerja bakti atau pembersihan
selama 1 tahun terakhir dikarenakan warga
terhadap daerah-daerah rawa atau genangan
yang bekerja sebagai petani banyak juga
air, dapat menggunakan kelambu pada saat
yang telah menjadi petani yang cukup
tidur dan lebih aktif menanyakan kepada
berhasil sehingga mereka tidak lagi turun
petugas
langsung
berkebun
Puskesmas Pembantu atau kepada warga
untuk
yang telah memakai kelambu tentang cara
mengurusi kebun mereka dan banyak juga
penggunaan dan manfaat dari kelambu
warga yang sudah tidur menggunakan
tersebut dan kepada warga desa Bobalo
kelambu dan tidak memiliki daerah rawa
yang memiliki pekerjaan berisiko (petani
atau genangan air di lingkungan rumah
kebun) agar pada saat pergi ke kebun untuk
mereka sehingga hal ini tentu membuat
dapat memakai baju berlengan panjang dan
risiko untuk penularan penyakit malaria
celana panjang serta sedapat mungkin
menjadi lebih kecil di kalangan warga yang
untuk menghindari menginap di kebun.
melainkan
ke
kebun
menyewa
untuk
orang
kesehatan
yang
serta
berada
di
bekerja sebagai petani.
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat hubungan antara kebiasaan
keluar rumah pada malam hari (nilai ρ =
0,001), daerah rawa (nilai ρ = 0,000),
20
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Muchtar, 2008. Prevalensi Penyakit,
(online), (http://wordpress.com.), di
akses tanggal 28 November 2012.
2. WHO, 2010. Prevalensi Malaria Secara
Global,(online), (http://wordprees.com),
di akses tanggal 28 November 2012.
3. Kemenkes RI, 2010. Prevalensi
Penyakit Malaria Di Indonesia,
(online), (http://wordpress.com.),
di
akses tanggal 28 November 2012.
4. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan
Lingkungan. EGC. Jakarta.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah, 2011. Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah. Dinkes
Sulteng. Palu.
September 2014
10. Masra, Ferizal, 2002, Hubungan Tempat
Perindukan Nyamuk dengan Kejadian
Malaria di Kecamatan Teluk Betung
Kota Bandar Lampung Tahun 2002,
[Thesis] Program Pascasarjana FKM
Universitas Indonesia Program Studi
Epidemiologi Komunitas, Depok.
11. Wales, Jimmy. (2009). Pekerjaan,
(online), (http://id.wikipedia.org.), di
akses tanggal 28 Januari 2013.
12. Subki
S,
Faktor-faktor
yang
Berhubungan dengan Kejadian Malaria
di Puskesmas Membalong, Gantung dan
Manggar
Kabupaten
Belitung,
Universitas Indonesia, Depok, 2008.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi
Moutong, 2011. Profil Kesehatan
Kabupaten Parigi Moutong. Dinkes
Parigi Moutong. Parigi.
7. Probowo, A., 2006, Malaria, Mencegah
dan Mengatasinya, Puspa Swara,
Jakarta.
8. PP No. 27/1999. Peraturan Tentang
Rawa, (online), (http://wikipedia .com.),
di akses tanggal 28 November 2012.
9. Supri, Ahmadi, 2008, Faktor Risiko
Kejadian Malaria di Desa Lubuk Nipis
Kec. Tanjung Agung Kab. Muara Enim,
Tesis diterbitkan, Semarang, Program
Pascasarjana Magister Kesehatan
Lingkungan, Universitas Diponegoro.
21
Elly Yane Bangkele & Ari Krisna, Faktor yang berhubungan dengan kejadian...