Pemberian Fermentasi Sludge Biogas dengan Berbagai Urin Ternak Terhadap Produksi dan Kualitas Pastura Campuran

TINJAUAN PUSTAKA

Sludge Biogas
Sludge biogas adalah sisa hasil pengolahan kotoran ternak pada biogas
yang telah hilang gasnya. Bahan dari sisa proses pembuatan biogas bentuknya
berupa cairan kental yang telah mengalami fermentasi anaerob sehingga dapat
dijadikan pupuk organik dan secara langsung digunakan untuk memupuk tanaman
(Hessami et al.,1996). Sludge sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tanaman. Penelitian yang dilakukanoleh Suzuki et al, (2001) di Vietnam serta
Kongkaew et al., (2004) di Thailand menunjukkan bahwa sludge biogas kaya
akan unsur makro yaitu N, P dan K serta unsur mikro seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Cu
dan Zn.
Kotoran ternak segar dari seluruh populasi ternak di Indonesia tahun 2009
sebanyak 88.714.888.170 juta ton/tahun, apabila diproses menjadi gas bio (asumsi
secara keseluruhan) akan menghasilkan gas bio yang setara dengan minyak tanah
sebanyak 4.331 juta liter/tahun dan menghasilkan pupuk organik kering sebanyak
34,6 juta ton/tahun (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010).
Pemanfaatan lumpur keluaran biogas ini sebagai pupuk dapat memberikan
keuntungan yang hampir sama dengan penggunaan kompos. Ayub (2004)
menyatakan bahwa kualitas lumpur sisa proses pembuatan biogas lebih baik
daripada kotoran ternak yang langsung dari kandang. Hal ini disebabkan proses

fermentasi di dalam biodigester terjadi perombakan anaerobik bahan organik
menjadi biogas dan asam organik yang mempunyai berat molekul rendah sepeti
asam asetat, asam butirat dan asam laktat. Peningkatan asam organik akan

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan konsentrasi unsur N, P dan K. Dengan keadaan seperti ini, sludge
biogas sudah menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

Urin Ternak
Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah
mencapai 1 kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung
3

g

protein

serta


0,35

g

nitrogen

dari

bakteri

atau

setara

1,3 g protein. Urin kelinci memiliki kandungan zat asam amino esensial, urin juga
mengandung 8 unsur mikro lain, seperti Ca, Mg, , Na, Cu, Zn, Mn, dan Fe. Hasil
penelitian dari Balai Penelitian Ternak Bogor (2005) menyimpulkan bahwa pupuk
kandang dari kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan maupun
produksi rumput P.maximum dan leguminosa S.hamata setelah 6 kali panen (umur
258 hari). Sedangkan dengan penambahan probiotik pada pupuk kelinci

interaksinya telah memberikan pengaruh nyata pada tanaman pakan dan
meningkatkan produksi hijauan sebesar 34,8 - 38,0% (Rahardjo, 2008).
Tabel 1. Kandungan zat hara beberapa kotoran ternak padat dan cair
Nama
Ternak
Kuda

Bentuk
Kotorannya
Padat
Cair
Kerbau
Padat
Cair
Sapi
Padat
Cair
Kambing
Padat
Cair

Domba
Padat
Cair
Babi
Padat
Cair
Ayam
Padat dan Cair
Kelinci
Padat dan Cair
Sumber: Kartadisastra, 2001

Nitrogen
(%)
0.55
1.40
0.60
1.00
0.40
1.00

0.60
1.50
0.75
1.35
0.95
0.40
1.00
2.72

Fosfor
(%)
0.30
0.02
0.30
0.15
0.20
0.50
0.30
0.13
0.50

0.05
0.35
0.10
0.80
1.10

Kalium
(%)
0.40
1.60
0.34
1.50
0.10
1.50
0.17
1.80
0.45
2.10
0.40
0.45

0.40
0.50

Air
(%)
75
90
85
52
85
92
60
85
60
85
80
87
55
55.3


Universitas Sumatera Utara

Telah banyak diketahui bahwa bahan organik seperti limbah tanaman,
pupuk hijau dan kotoran ternak dalam sistem tanah-tanaman dapat memperbaiki
struktur tanah dan membantu perkembangan mikroorganisme tanah. Kondisi ini
sebagai awal proses transformasi N secara biologis dalam tanah dan,
menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk anorganik yang tersedia
bagi tanaman. Pupuk kandang (termasuk urin) biasanya terdiri atas campuran
0,5% N; 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O (Tisdale and Nelson, 1965).
Produksi urin kambing-domba dari beberapa pengamatan kecernaan bahan
pakan memberikan kisaran antara 600 sampai 2500 ml/hari dengan kandungan
nitrogen yang bervariasi (0,51-0,71)% . Variasi kandungan nitrogen urin tersebut
bergantung pada pakan yang dikonsumsi, tingkat kelarutan protein kasar pakan,
kemampuan ternak untuk memanfaatkan nitrogen asal pakan clan lain sebagainya
(Mathius, 1994)
Fermentasi urin yang telah dilakukan adalah fermentasi terhadap urin sapi.
Fermentasi urin sapi mempunyai sifat menolak hama atau penyakit pada tanaman.
Hama atau penyakit bisa saja datang, tetapi langsung pergi, bukan musnah tetapi
hanya meyingkir dari tanaman. (Phrimantoro, 2002).
Kualitas Pupuk Cair

Menurut Harada et al. (1993), kualitas yang harus dipenuhi dalam
penggunaan pupuk organik limbah peternakan terdiri dari tiga aspek, yaitu
(a) kenyamanan dalam penanganan, yang meliputi; kelembaban isinya memadai,
baunya tidak menjijikan dan aman bagi kesehatan, (b) keamanan bagi tumbuhan
dan tanah, yang meliputi: bahan organik mudah terdekomposisi, tidak
mengandung elemen berbahaya dan tidak mengandung tumbuhan patogen, (c)

Universitas Sumatera Utara

keefektifan dalam menumbuhkan tanaman, meliputi : kandungan nutrien yang
tinggi, efektif dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan
aktivitas biologi dalam tanah. Kualitas pupuk organik harus memenuhi standar
mutu atau persyaratan teknis minimal pupuk organik.
Tabel 2.PersyaratanTeknis Minimal PupukOrganik
No.

Parameter

Satuan


1
C-organik
%
2
C/N ratio
%
3
pH
4
P2O5
%
5
K2O
%
Sumber : SNI Nomor 19 – 0428- 1989

Padat
>12
12-25
4–8