BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan Model Pem

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran IPS kelas 4 SDN Sidoluhur Kecamatan Jaken Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 sebelum ada tindakan, dengan materi keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mendominasi materi keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam untuk disampaikan kepada siswa dengan ceramah. Lalu siswa diminta membaca buku teks IPS.

Kegiatan pembelajaran siswa sepenuhnya mendengarkan dan menyimak penjelasan materi IPS dari guru. Kegiatan belajar IPS siswa tentang keragaman sosial dan budaya dilaksanakan guru dengan komunikasi searah yakni dari guru kepada siswa. Dalam pembelajaran IPS tidak dilakukan diskusi kelompok. Tidak ada waktu yang digunakan siswa untuk sharing dari hasil pemikiran siswa kepada temannya. Guru dalam menjelaskan keragaman sosial dan budaya, tidak meminta siswa untuk melakukan identifikasi tentang keragaman sosial dan budaya langsung ke masyarakat. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan-permasalahan sosial dari guru, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari solusi permasalahan keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam yang ada disekitar lingkungannya. Dalam kegiatan belajar IPS, ada pembahasan tentang gunung yang merupakan kenampakan alam yang berupa daratan. Siswa tidak diminta untuk berfikir menemukan permasalahan gunung yang terkait dengan keragaman sosial dan budaya, apalagi untuk menemukan jawabannya. Siswa kurang berlatih untuk mencari informasi di perpustakaan atau melakukan pengamatan langsung di masyarakat tentang keragaman sosial dan budaya. Seharusnya siswa dapat mencarinya sendiri dan menemukan sendiri bahwa gunung yang masih aktif sewaktu- waktu akan meletus. Hasil dari penemuan siswa perlu di share kepada teman-teman sekelas. Kebiasaan yang diperoleh siswa adalah menerima ceramah informasi IPS tentang keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam yang disampaikan guru dan Kegiatan pembelajaran siswa sepenuhnya mendengarkan dan menyimak penjelasan materi IPS dari guru. Kegiatan belajar IPS siswa tentang keragaman sosial dan budaya dilaksanakan guru dengan komunikasi searah yakni dari guru kepada siswa. Dalam pembelajaran IPS tidak dilakukan diskusi kelompok. Tidak ada waktu yang digunakan siswa untuk sharing dari hasil pemikiran siswa kepada temannya. Guru dalam menjelaskan keragaman sosial dan budaya, tidak meminta siswa untuk melakukan identifikasi tentang keragaman sosial dan budaya langsung ke masyarakat. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan-permasalahan sosial dari guru, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari solusi permasalahan keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam yang ada disekitar lingkungannya. Dalam kegiatan belajar IPS, ada pembahasan tentang gunung yang merupakan kenampakan alam yang berupa daratan. Siswa tidak diminta untuk berfikir menemukan permasalahan gunung yang terkait dengan keragaman sosial dan budaya, apalagi untuk menemukan jawabannya. Siswa kurang berlatih untuk mencari informasi di perpustakaan atau melakukan pengamatan langsung di masyarakat tentang keragaman sosial dan budaya. Seharusnya siswa dapat mencarinya sendiri dan menemukan sendiri bahwa gunung yang masih aktif sewaktu- waktu akan meletus. Hasil dari penemuan siswa perlu di share kepada teman-teman sekelas. Kebiasaan yang diperoleh siswa adalah menerima ceramah informasi IPS tentang keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam yang disampaikan guru dan

Penilaian hasil belajar IPS sebelum ada tindakan dilakukan oleh guru pada akhir pembelajaran saja, yakni berupa tes obyektif. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan keterampilan tidak dilakukan. Hasil belajar hanya diukur dari skor tes yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur keterampilan siswa, maka hasil belajar IPS siswa berada di bawah KKM sebesar 80. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk obyektif pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban sebanyak 20 butir soal, bobot tiap butir soal yakni 5, maka skor maksimal adalah 100.

Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor yang diperoleh siswa kelas 4 secara rinci disajikan melalui tabel 4.1 dihalaman berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

15 100 Sumber : Data Sekunder

Jumlah siswa

Tabel 4.1, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor pra siklus tersebar dari skor 50 sampai skor 80 tersebar ke dalam 4 angka. Yakni skor 50, 60,

65 dan 80. Skor terendah adalah 50 dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa kelas 4), skor 60 dicapai oleh 6 siswa (40% dari seluruh siswa), skor 65 dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa) dan skor 80 adalah skor tertinggi dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa). Distribusi atau penyebaran skor hasil belajar IPS terbanyak diraih oleh skor

60 yakni 40% dari seluruh siswa. Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, jika disajikan dalam bentuk grafik garis, nampak seperti gambar 4.1 di halaman berikut.

sw Si

Skor ah 3

Juml

Skor Siswa

Gambar 4.1 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

Gambar 4.1 adalah grafik garis yang menjelaskan distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pra siklus. Dalam grafik garis ditunjukkan oleh sumbu X yang menerangkan perolehan skor siswa dan sumbu Y menerangkan jumlah siswa. Nampak dalam gambar 4.1 bahwa titik sumbu Y tertinggi menunjukkan skor 6 artinya ada sebanyak 6 siswa dengan sumbu X menunjukkan skor 60 artinya perolehan skor hasil belajar IPS siswa setinggi 60. Dapat dikatakan bahwa skor 60 paling banyak dimiliki oleh siswa sebanyak 6 siswa.

Deskripsi hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

Skor Minimum

Skor Maksimum

Skor Rata-rata

Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pra siklus dari hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, sebesar 50, skor maksimum sebesar 80, dan skor rata-rata 63.

Hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan belajar secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

No Skor

Jumlah Siswa Persentase 1 ≥ 80

12 80 Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

15 100 Sumber : Data Sekunder

Siswa dikatakan tuntas apabila skor perolehan ≥ 80. Tabel 4.3 nampak bahwa hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 pra siklus, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 3 (20 % dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor perolehan < 80, berjumlah 12 siswa (80% dari seluruh siswa).

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan pendekatan PBL dan model TPS, langkah awal yang dilakukan adalah berfikir masalah pembelajaran. Setelah berfikir lalu mengidentifikasi masalah pembelajaran. Hasil identifikasi masalah dari permasalahan pembelajaran adalah hasil belajar IPS dibawah KKM ≥80. Selanjutnya permasalahan dianalisis dan permasalahan yang muncul adalah memiliki permasalahan dalam pembelajaran yang terkait dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan hasil belajar siswa. Permasalahannya adalah dalam mendesain pembelajaran tidak menggunakan pembelajaran inovatif pendekatan PBL dan model TPS. Disamping itu, dalam mengukur hasil belajar IPS hanya menekankan pada aspek kognitif saja, sehingga siswa yang tuntas dalam belajar IPS mencapai 20% dari seluruh siswa yang ada (3 siswa) dan yang tidak tuntas 80% dalam belajar IPS dari seluruh siswa yang ada (12 siswa). Dari tabel 4.1 diketahui bahwa perolehan skor rata-rata mencapai 63, yakni skor yang berada dibawah KKM ≥80, dan skor minimum sebesar 50 yang masih dibawah KKM ≥ 80. Oleh Dalam tahap perencanaan tindakan pendekatan PBL dan model TPS, langkah awal yang dilakukan adalah berfikir masalah pembelajaran. Setelah berfikir lalu mengidentifikasi masalah pembelajaran. Hasil identifikasi masalah dari permasalahan pembelajaran adalah hasil belajar IPS dibawah KKM ≥80. Selanjutnya permasalahan dianalisis dan permasalahan yang muncul adalah memiliki permasalahan dalam pembelajaran yang terkait dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan hasil belajar siswa. Permasalahannya adalah dalam mendesain pembelajaran tidak menggunakan pembelajaran inovatif pendekatan PBL dan model TPS. Disamping itu, dalam mengukur hasil belajar IPS hanya menekankan pada aspek kognitif saja, sehingga siswa yang tuntas dalam belajar IPS mencapai 20% dari seluruh siswa yang ada (3 siswa) dan yang tidak tuntas 80% dalam belajar IPS dari seluruh siswa yang ada (12 siswa). Dari tabel 4.1 diketahui bahwa perolehan skor rata-rata mencapai 63, yakni skor yang berada dibawah KKM ≥80, dan skor minimum sebesar 50 yang masih dibawah KKM ≥ 80. Oleh

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melengkapi perangkat RPP disajikan pada lampiran 1, menyiapkan materi sumber daya alam pada lampiran 2, menyiapkan media berupa gambar-gambar sumber daya alam disajikan melalui lampiran 3, membuat kisi-kisi hasil belajar disajikan melalui lampiran 4, membuat instrumen butir soal yang disajikan melalui lampiran 5, membuat rubrik ketrampilan disajikan pada lampiran 6, menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi SDA melalui pendekatan PBL dan model TPS disajikan melalui lampiran 7 dan lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi SDA melalui pendekatan PBL dan model TPS yang disajikan dalam lampiran 8.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus 1 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 menggunakan KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru kelas 4 mengimplementasikan RPP yang telah disusun. Pada kegiatan pendahuluan dimulai dari siswa memberikan salam kepada guru lalu guru merespon salam dari siswa, lalu guru mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsen siswa, nampak siswa antusias dengan cara tunjuk jari, guru belum mengatur tempat duduk, siswa Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru kelas 4 mengimplementasikan RPP yang telah disusun. Pada kegiatan pendahuluan dimulai dari siswa memberikan salam kepada guru lalu guru merespon salam dari siswa, lalu guru mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsen siswa, nampak siswa antusias dengan cara tunjuk jari, guru belum mengatur tempat duduk, siswa

Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk duduk dengan teman sebangkunya, guru memberi teks sumber daya alam di Indonesia, dan siswa diminta membaca teks halaman 44 - 49. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru, sehingga siswa memahami masalah karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Kemudian guru meminta siswa secara berpasangan mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA dengan mengamati bacaan SDA yang ada di teks. Hasil dari mengidentifikasi tersebut adalah siswa mengetahui maksud tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Setelah selesai mengidentifikasi, siswa diminta untuk merumuskan hipotesa karakteristik dan pemanfaatan SDA. Nampak seluruh siswa siswa serius dalam merumuskan hipotesa secara berpasangan. Sehingga siswa mengetahui ciri-ciri SDA yang dapat diperbarui yakni SDA yang tidak dapat habis jumlahnya. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan informasi tentang SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, di buku-buku yang sudah disediakan guru. Nampak seluruh siswa melakukan aktivitas untuk mencari informasi yang berkaitan dengan SDA dengan cara menulis SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya, yakni SDA yang dapat diperbarui adalah tanah, sedangkan contoh SDA yang tidak dapat diperbarui adalah batu-bara.

Kegiatan penutup. Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran IPS tentang SDA yang baru saja dilakukan. Refleksi yang dilakukan berupa tanya jawab. Tanya jawab tentang materi karakteristik ruang SDA dan pemanfaatan SDA. Hasil refleksi Kegiatan penutup. Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran IPS tentang SDA yang baru saja dilakukan. Refleksi yang dilakukan berupa tanya jawab. Tanya jawab tentang materi karakteristik ruang SDA dan pemanfaatan SDA. Hasil refleksi

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPS materi SDA dilakukan dengan cara memberi tanda cheek list () pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 7 dan lampiran 8. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, sedangkan RPP disajikan melalui lampiran 1. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Yakni yang menjadi kelemahan guru adalah tidak menjelaskan tujuan pembelajaran dan tidak melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa tidak menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran, sedangkan yang menjadi kelebihan guru adalah guru sudah memfasilitasi siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari kamis, 13 Oktober 2016, masih menggunakan KD yang sama dengan pertemuan ke 1, yakni KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari kamis, 13 Oktober 2016, masih menggunakan KD yang sama dengan pertemuan ke 1, yakni KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ini dimulai dengan siswa memberi salam kepada guru lalu guru merespon salam siswa, lalu guru mengajak siswa untuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing, nampak siswa sangat antusias dengan cara tunjuk jari dan guru mempersiapkan kondisi siswa seperti mengatur tempat duduk dan meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis di meja. Guru nampak memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah, apakah siswa mandi dahulu sebelum berangkat sekolah. Seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa untuk tepuk tangan untuk menambah motivasi belajar siswa. Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran IPS tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA yang akan dicapai siswa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA yang akan dibahas dan guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti dimulai dengan guru memberi teks tentang SDA di Indonesia kepada siswa sebagai penghantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada petemuan 2. Nampak siswa membaca teks halaman 49 dengan cermat. Selama membaca, siswa diminta untuk munguji hipotesa pada pertemuan 1, ternyata hipotesa yang dibuat dalam pertemuan 1 sesuai dengan penjelasan guru, kemudian guru meminta siswa diskusi kelompok sharing mengklasifikasikan SDA yang dapat diperbarui dan SDA tidak dapat diperbarui. Nampak seluruh siswa bersemangat dalam diskusi kelompok sharing dan mengemukan hasil informasi SDA yang didapat dan melengkapi informasi yang masih ada kekurangannya. Guru meminta membuat laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Lalu siswa membuat tabel hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Kemudian guru meminta siswa menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Nampak seluruh siswa serius dalam menyajikan laporan dengan membacakan didepan kelas. Setelah menyajikan hasil laporan selesai, guru dan siswa nampak melakukan diskusi bersama untuk merumuskan identifikasi hasil identifikasi SDA dan solusi SDA.

Kegiatan penutup, guru memberikan tes obyektif berbentuk pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur aspek kognitif siswa, pembelajaran pada pertemuan ke-2 diakhiri Kegiatan penutup, guru memberikan tes obyektif berbentuk pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur aspek kognitif siswa, pembelajaran pada pertemuan ke-2 diakhiri

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPS materi sumber daya alam dengn cara memberi tanda cheek list () pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 7 dan lampiran 8. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL dan model TPS oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. sedangkan RPP dan perangkatnya disajikan melalui lampiran 1. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Yakni yang menjadi kelemahan guru adalah guru tidak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa tidak menyimak tujuan langkah-langkah pembelajaran, sedangkan yang menjadi kelebihan guru adalah guru sudah memfasilitasi siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

3. Refleksi

Kegiatan pembelajaran IPS setelah dilaksanakan dengan KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi siklus 1 selesai, maka dilakukan evaluasi, dengan menganalisis hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 dihalaman berikutnya ini.

Tabel 4.4 Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan Aktivitas

Kegiatan Inti

Penutup

Keterlaksanaan Tindakan Pertemuan 1

F % Tindakan Terlaksana

3 60 6 75 1 100 Tindakan Tidak Terlaksana

Tindakan Terlaksana

1 100 Tindakan Tidak Terlaksana

4 80 7 100

1 20 0 0 - -

1 100 Sumber : Data Primer F = Frekuensi

Pelaksanaan aktivitas tindakan dalam pembelajaran IPS tentang SDA melalui pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan siswa pada siklus 1, yang terdiri dari pengamatan terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan pendekatan PBL dan model TPS dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pada lembar observasi pertemuan 1 dalam kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa, melainkan siswa memberi salam dan berdoa bersama guru sudah dilaksanakan siswa dengan baik, siswa sudah terlibat dalam apersepsi, tetapi belum menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan

Kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu siswa berpasangan dengan teman sebangkunya, siswa berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, siswa mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, siswa merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA, siswa mengumpulkan informasi tentang SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, siswa menyimak media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, siswa terlibat dalam diskusi dan siswa nampak mengikuti aktvitas belajar, dari 8 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan 6 kegiatan, 5 diantaranya merupakan kegiatan pendekatan PBL model TPS

yaitu siswa berpasangan dengan temannya sebangkunya nampak siswa duduk dengan temannya, berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA lalu siswa membaca dan memahami permasalahan yang diberikan oleh guru, mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, dalam kegiatan ini siswa meneliti permasalahan yang diberikan guru, siswa merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA dalam kegiatan ini siswa menyimpulkan dugaan sementara tentang karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA , siswa mengumpulkan informasi SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui, nampak siswa mencari informasi lalu mengumpulkan informasi dari buku paket yang disediakan oleh guru. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh siswa. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu siswa belum menyimak media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui dan siswa tidak fokus mengikuti aktivitas belajar karena bermain sendiri. Dalam kegiatan penutup, dari 1 kegiatan yakni siswa menyimak penegasan informasi guru sudah dilakukan oleh siswa.

Pada lembar observasi pertemuan 2 dalam kegiatan pendekatan PBL dan model TPS siswa mengalami peningkatan ini nampak pada tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan, dan 4 sudah dilaksanakan siswa, melainkan siswa memberi salam dan berdoa bersama guru sudah dilaksanakan dengan baik, siswa terlibat dalam apersepsi dan sudah menyimak tujuan pembelajaran, namun belum nampak menyimak langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan.

Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu siswa menguji hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, nampak siswa menguji hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA bersama guru, siswa berdiskusi kelompok sharing mengklasifikasikan SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui lalu siswa saling melengkapi informasi yang didapat dari teman yang lainnya, siswa membuat laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA, nampak siswa menulis laporan bersama teman sebangkunya, siswa menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA lalu siswa membacakan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA didepan kelas, siswa menyimak media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu siswa menguji hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, nampak siswa menguji hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA bersama guru, siswa berdiskusi kelompok sharing mengklasifikasikan SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui lalu siswa saling melengkapi informasi yang didapat dari teman yang lainnya, siswa membuat laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA, nampak siswa menulis laporan bersama teman sebangkunya, siswa menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA lalu siswa membacakan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA didepan kelas, siswa menyimak media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat

Kegiatan penutup, terdapat 1 kegiatan yang semua telah terlaksana yakni siswa melakukan refleksi pembelajaran berupa tanya jawab terkait dengan materi yang masih sulit, dan diakhiri dengan berdoa.

Berdasarkan tabel 4.4 yakni distribusi aktivitas belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pada siklus 1 mengalami peningkatan. Kegiatan pendahuluan pertemuan 1 terlaksana 3 (60% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan pendahuluan menjadi 4 (80% dari seluruh kegiatan), Kegiatan inti pertemuan 1 terlaksana 6 (75% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan inti menjadi 7 (100% dari seluruh kegiatan), dan kegiatan penutup pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sudah terlaksana (100%).

Distribusi aktivitas tindakan pendekatan PBL dan model TPS guru kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pada pertemuan 1 dan 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Guru Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan Aktivitas

Kegiatan Inti

Penutup

Keterlaksanaan Tindakan Pertemuan 1

F % Tindakan Terlaksana

3 60 6 75 1 100 Tindakan Tidak Terlaksana

Tindakan Terlaksana

1 100 Tindakan Tidak Terlaksana

1 20 0 0 - -

1 100 Sumber : Data Primer F : Frekuensi

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.5, bahwa hasil observasi pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS tentang sumber daya alam melalui pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan guru pada siklus 1, yang meliputi pengamatan terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan pendekatan PBL dan model TPS dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pada lembar observasi pertemuan 1 dalam kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru, melainkan guru menjawab salam dan berdoa bersama siswa sudah dilaksanakan guru dengan baik, guru sudah melakukan apersepsi, tetapi belum menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan

Kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi siswa dalam berpasangan dengan teman sebangkunya, guru memfasilitasi siswa dalam berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, guru memberi arahan tentang mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, guru membimbing siswa dalam merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA, guru menyuruh siswa mengumpulkan informasi tentang SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, guru memajang media gambar- gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, guru mengatur terlibat jalannya diskusi dan guru mendorong siswa dalam melaksanakan aktvitas belajar, dari 8 kegiatan tersebut guru telah melaksanakan 6 kegiatan, 5 diantaranya merupakan kegiatan pendekatan PBL model TPS yaitu guru menyuruh siswa untuk berpasangan dengan temannya sebangkunya nampak siswa duduk dengan temannya, guru memfasilitasi siswa berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA dengan memberi permasalahan kepada siswa, mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, dalam kegiatan ini guru mengarahkan siswa dalam meneliti permasalahan, guru membantu siswa dalam merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA dalam kegiatan ini guru membantu menyimpulkan dugaan sementara tentang karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA , guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh guru. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan guru dalam Kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi siswa dalam berpasangan dengan teman sebangkunya, guru memfasilitasi siswa dalam berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, guru memberi arahan tentang mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, guru membimbing siswa dalam merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA, guru menyuruh siswa mengumpulkan informasi tentang SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, guru memajang media gambar- gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, guru mengatur terlibat jalannya diskusi dan guru mendorong siswa dalam melaksanakan aktvitas belajar, dari 8 kegiatan tersebut guru telah melaksanakan 6 kegiatan, 5 diantaranya merupakan kegiatan pendekatan PBL model TPS yaitu guru menyuruh siswa untuk berpasangan dengan temannya sebangkunya nampak siswa duduk dengan temannya, guru memfasilitasi siswa berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA dengan memberi permasalahan kepada siswa, mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, dalam kegiatan ini guru mengarahkan siswa dalam meneliti permasalahan, guru membantu siswa dalam merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA dalam kegiatan ini guru membantu menyimpulkan dugaan sementara tentang karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA , guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh guru. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan guru dalam

Pada lembar observasi pertemuan 2 dalam kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru, melainkan guru menjawab salam dan berdoa bersama siswa sudah dilaksanakan dengan baik, guru melakukan apersepsi dan sudah mennjelaskan tujuan pembelajaran, namun belum nampak menjelaskan langkah- langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan.

Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi cara pengujian hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, nampak guru menguji hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA bersamasiswa, guru memfasilitasi siswa dalam berdiskusi kelompok sharing mengklasifikasikan SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui lalu guru melengkapi informasi siswa yang masih kurang lengkap, guru memfasilitasi siswa dalam membuat laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA nampak guru membeimbing siswa dalam menulis laporan bersama teman sebangkunya, guru memfasilitasi siswa cara menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA namak guru memberi arahan dalam menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA didepan kelas, guru menyediakan media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, guru memfasilitasi siswa dalam diskusi dan guru nampak mendorong siswa dalam beraktvitas belajar, dari 7 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke 2 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh siswa. Dalam kegiatan penutup, terdapat 1 kegiatan yang telah terlaksana yakni guru menutup pembelajaran.

Berdasarkan tabel 4.4 yakni distribusi aktivitas belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS guru kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pada siklus 1 mengalami peningkatan. Kegiatan pendahuluan pertemuan 1 terlaksana 3 (60% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan pendahuluan menjadi 4 (80% dari seluruh kegiatan), Kegiatan inti pertemuan 1 terlaksana 6 (75% dari seluruh kegiatan) meningkat Berdasarkan tabel 4.4 yakni distribusi aktivitas belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS guru kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pada siklus 1 mengalami peningkatan. Kegiatan pendahuluan pertemuan 1 terlaksana 3 (60% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan pendahuluan menjadi 4 (80% dari seluruh kegiatan), Kegiatan inti pertemuan 1 terlaksana 6 (75% dari seluruh kegiatan) meningkat

Hasil Belajar IPS Siklus 1

Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh dari tes formatif dan pengukuran keterampilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan PBL dan model TPS, meliputi: berfikir (think) tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, mendiskusikan rumusan masalah SDA dan pemanfaatannya dengan pasangannya (pairing), mengumpulkan informasi SDA dan pemanfaatan, diskusi kelompok sharing SDA dan solusi SDA serta menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Hasil belajar IPS diperoleh dari skor pengukuran psikomotorik dengan membuat laporan hasil identifikasi dan pengukuran kognitif dengan mengerjakan tes formatif siklus 1, disajikan secara rinci melalui tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

15 100 Sumber : Data Primer

Jumlah siswa

Tabel 4.6, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siklus

1 tersebar dari skor 66 sampai skor 91. Skor tersebar kedalam 7 angka. Yakni skor 66, dicapai 3 siswa (20% dari seluruh siswa), skor 75 dicapai 2 siswa (13,3% dari siswa seluruhya), skor 78 dicapai oleh 1 siswa (6,7% dari siswa seluruhnya), skor 80 dicapai 1 siswa (6,7% dari siswa seluruhnya), skor 82 dicapai 5 siswa (33,3% dari seluruh siswa) skor 86 dicapai 2 siswa (13,7% dari seluruh siswa), dan skor 91 dicapai 1 siswa (6,7% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar IPS terbanyak diraih oleh angka dengan skor 82 yakni 33,3% dari seluruh siswa. Hasil belajar siklus 1, menunjukkan adanya kenaikan skor dari sebelumnya, yakni dari skor 50 – 80 naik menjadi 66 – 91.

Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk grafik garis, seperti disajikan melalui gambar 4.2 berikut ini.

Skor Ju 2

Skor Hasil Belajar IPS Siklus 1

Gambar 4.2 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.2 grafik garis distribusi hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1, menunjukkkan bahwa hasil belajar IPS berdasarkan skor terbanyak yang diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni 5 dan pada sumbu X menunjukkan angka 82. Artinya sumbu X sebesar 82 adalah skor capaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada skor 5 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 82 sebanyak 5 siswa. Skor tertinggi hasil belajar IPS dicapai pada skor 91 pada sumbu Y dan dicapai 1 siswa yang ditunjukkan pada angka 1 di sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata disajikan secara rinci melalui tabel 4.7 dihalaman berikut.

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Skor minimum

91

Skor maksimum

79

Skor rata-rata

Sumber : Data Primer

Tabel 4.7, nampak bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dengan KD

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dengan pendekatan PBL dan model TPS meningkat menjadi 66, yang sebelumnya (pra siklus) hanya mencapai 50. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 91,yang sebelumnya (pra siklus) 80, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 79, yang sebelumnya (pra siklus) hanya mencapai 63. Perolehan skor ini, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya, yang masih berbasis guru dan tidak menggunakan desain pembelajaran tertentu. Artinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 adalah signifikan atau bermakna.

Tabel 4.8 Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor

Jumlah Siswa Persentase (%) 1 ≥ 80

6 40 Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

15 100 Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.8 nampak bahwa hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 siklus 1 yang tuntas dengan skor ≥ 80 berjumlah 9 siswa (60% dari siswa seluruhnya), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor < 80 berjumlah 6 siswa (40% dari siswa seluruhnya).

Mendasarkan hasil belajar dari tabel 4.8, maka distribusi ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1 akan ditunjukkan melalui gambar 4.3 di halaman berikut.

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.3 nampak, hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati, pada siklus 1 mencapai 60% dari seluruh siswa (9 siswa) tuntas dan 40% dari seluruh siswa (6 siswa) tidak tuntas dalam belajar IPS KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM ≥ 80). Pencapaian hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan sebesar 60%, jika dibanding dengan pencapaian hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan pra siklus sebesar 20%, peningkatan hasil belajar IPS yakni dari 20% meningkat menjadi 60%, maka peningkatannya adalah 40% dari seluruh siswa (5 siswa) yang merupakan ketuntasan belajar yang signifikan.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

1. Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2 mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yakni mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi.

Adapun perencanaan yang disiapkan adalah sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1. Hasil identifikasi masalah dari permasalahan pembelajaran adalah hasil belajar IPS yang masih ada dibawah KKM ≥80. Perbedaan yang muncul terletak pada kompetensi dasar yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang yang disusun dalam RPP yang disajikan melalui lampiran 9 beserta perangkatnya yaitu meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah- langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Disamping itu, dalam siklus 1, guru dalam melaksanakan tindakan PBL dan model TPS belum terlaksana semua, sehingga siswa yang tuntas dalam belajar IPS mencapai 60% (9 siswa) dari seluruh siswa.

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah menyusun lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta melalui pendekatan PBL dan model TPS dan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian soal tes formatif menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang diberikan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari kamis, 20 Oktober 2016 dengan KD 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pelaksanaan pembelajaran guru kelas 4 mengimplementasikan RPP yang telah disediakan. Dalam kegiatan pembelajaran IPS materi keragaman suku budaya, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Melalui pendekatan PBL dan model TPS berlangsung

Kegiatan pendahuluan guru memulai pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, siswa memberikan salam kepada guru lalu guru merespon salam dari siswa, guru mengabsen siswa, nampak siswa antusias dengan cara tunjuk jari, dan guru mengatur tempat duduk mempersiapkan alat tulis di meja. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran guru memberikan apersepsi berupa nyanyian yang berjudul “ ABITA” bentuk penanaman karakter bangsa. Siswa nampak lebih bersemangat dalam menyanyik an lagu “ABITA”. Kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pada kegiatan inti, guru dan siswa melakukan langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS dengan lebih runtut dan utuh. Pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS dimulai. Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk duduk dengan teman sebangkunya, guru memberi teks keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta dan siswa diminta membaca teks halaman 68-69. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta . Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru. Sehingga siswa memahami masalah keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Kemudian guru meminta siswa secara berpasangan mengidentifikasi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta dengan mengamati bacaan keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta yang ada di teks. Hasil dari mengidentifikasi tersebut adalah siswa mengetahui tentang keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Setelah selesai mengidentifikasi, siswa diminta untuk merumuskan hipotesa keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Nampak seluruh siswa siswa serius dalam merumuskan hipotesa secara berpasangan. Sehingga siswa mengetahui macam-macam suku bangsa di DKI Jakarta. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan informasi tentang keragaman suku Pada kegiatan inti, guru dan siswa melakukan langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS dengan lebih runtut dan utuh. Pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS dimulai. Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk duduk dengan teman sebangkunya, guru memberi teks keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta dan siswa diminta membaca teks halaman 68-69. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta . Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru. Sehingga siswa memahami masalah keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Kemudian guru meminta siswa secara berpasangan mengidentifikasi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta dengan mengamati bacaan keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta yang ada di teks. Hasil dari mengidentifikasi tersebut adalah siswa mengetahui tentang keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Setelah selesai mengidentifikasi, siswa diminta untuk merumuskan hipotesa keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Nampak seluruh siswa siswa serius dalam merumuskan hipotesa secara berpasangan. Sehingga siswa mengetahui macam-macam suku bangsa di DKI Jakarta. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan informasi tentang keragaman suku

Pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran IPS tentang keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta yang dilakukan, refleksi yang dilakukan berupa tanya jawab. Tanya jawab tentang keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta, nampak masih ada siswa yang mengalami kesulitan, kemudian guru menjelaskan bahwa keragaman budaya dipropinsi DKI Jakarta meliputi suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta yaitu keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta dipengarui oleh latar belakang masing-masing orang yang ada di provinsi DKI Jakarta. Dalam pergaulan di lingkungan provinsi DKI Jakarta walaupun berasal dari daerah tertentu yang tidak menggunakan bahasa Indonesia, maka harus menggunakan bahasa Indonesia dengan tujuan menyamakan bahasa sehari-hari, lalu siswa menyimak penjelasan guru tentang rencana pembelajaran berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan ke-1 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran IPS materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta dilakukan dengan cara memberi tanda cheek list ( √) pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran lampiran 15 dan lampiran 16. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan PBL dan model TPS oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, sedangkan RPP disajikan melalui lampiran 9.

Pertemuan 2

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24