Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD di Gugus Slamet Riyadi.

  Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas 5 SD di Gugus Slamet Riyadi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, dengan mengambil subjek penelitian yaitu siswa kelas 5 SDN 1 Kaligentong yang berjumlah 24 siswa sebagai kelas eksperimen dan SDN 3 Urutsewu yang berjumlah 25 sebagai kelas kontrol.

  Penelitian dilakukan di SDN 1 Kaligentong dan SDN 3 Urutsewu dengan alasan SD tersebut belum pernah diadakan penelitian serupa selain itu kedua SD tersebut juga sama-sama menggunakan kurikulum 2013, pembelajaran yang lakukan di kedua SD pun belum pernah menggunakan model pembelajaran yang akan digunakan peneliti, dengan kata lain kedua kelas tersebut terbiasa menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih SDN 1 Kaligentong dan SDN 3 Urutsewu sebagai tempat penelitian.

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian

  SDN 1 Kaligentong SDN 3 Urutsewu Jenis Kelas Eksperimen Kelas Kontrol kelamin

  (Kelas V) (Kelas V) Laki-laki

  13

  14 Perempuan

  11

  11 Jumlah

  24

  25 Kelas V SDN 1 Kaligentong sebagai kelas Eksperimen mendapat perlakuan dengan model pembelajaran discovery learning dan kelas V SDN 3 Urutsewu mendapat perlakuan dengan model problem based

  learning dalam pembelajaran tematik muatan pelajaran bahasa Indonesia

  dan IPA pada tema 8 Lingkungan Sahabat Kita subtema 3 Perubahan

  Sebelum penelitian eksperimen dilakukan, peneliti melaksanakan uji validitas dan reliabilitas instrument soal tes yang dilaksanakan di kelas

  5 SDN Sidorejo Lor 5 dan uji model di kelas 5 SDN Sidorejo Lor 1. Kegiatan pengujian instrumen ini dilakukan pada hari Selasa, 20 Maret 2018 dan Senin, 26 Maret 2018. Setelah soal yang valid dan reliable diketahui dengan cara diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.00, peneliti menggunakan soal tersebut sebagai pretest. Uji model pun masuk dalam kategori memuaskan, sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

  Selanjutnya dilakukan pretest untuk siswa kelas 5 SDN 1 Kaligentong yang dilaksanakan pada hari Selasa, 3 April 2018 pukul 07.50-09.00 dan siswa kelas 5 SDN 3 Urutsewu pada pukul 09.30-10.40 dengan waktu 2 x 35 menit. Siswa terlihat sangat antusias dengan kedatangan peneliti, karena memang sebelumnya belum pernah ada orang lain yang masuk ke kelas tersebut untuk memberikan soal pretest, selain guru kelas dan guru penjaskes dalam memberikan pelajaran. Kedua kelas tersebut diberi pretest untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan awal yangsudah dimiliki siswa sebelum mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dan problem based

  learning.

  Hari Rabu, 4 April 2018 peneliti melaksanakan penelitian kelas eksperimen dengan memberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Pembelajaran dilaksanakan selama 1 hari pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan. Sedangkan penelitian kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2018 dengan memberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem based learning selama 1 hari pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan.

  Materi yang digunakan merupakan pembelajaran tematik muatan pelajaran bahasa Indonesia dan IPA pada tema 8 Lingkungan Sahabat Kita subtema 3 Perubahan Lingkungan pada pembelajaran 1 dengan pokok bahasan Siklus Air Tanah. Setelah mendapat perlakuan model pembelajaran discovery learning dan problem based learning, kedua kelas tersebut diberikan posttest. Bentuk soal posttest sama dengan soal pretest yaitu pilihan ganda, isian dan uraian. Posttest diberikan sebagai soal evaluasi yang bertujuan untuk menganalisis perubahan yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran dan pemberian perlakuan model

  discovery learning dan problem based learning. Berikut merupakan

  rincian tabel jadwal pelaksanaan penelitian :

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Hari/ Tanggal Kegiatan

1. Selasa / 3 April Pemberian soal pretest pada kelas eksperimen dan 2018 kelas kontrol.

  

2. Rabu / 4 April 2018 Pertemuan ke 1, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

  

3. Rabu / 4 April 2018 Pertemuan ke 2, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

  

4. Rabu / 4 April 2018 Pertemuan ke 3, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dan memberikan postest pada kelas eksperimen.

  

5. Kamis / 5 April Pertemuan ke 1, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

2018 kontrol dengan menggunakan model pembelajaran

problem based learning.

  

6. Kamis / 5 April Pertemuan ke 2, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

2018 kontrol dengan menggunakan model pembelajaran

problem based learning.

  

7. Kamis / 5 April Pertemuan ke 3, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

2018 kontrol dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan memberikan postest pada kelas kontrol.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

4.1.2.1 Kelas Eksperimen

  Pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 3 April 2018. Penelitian diawali dengan membuka pelajaran dilanjutkan dengan perkenalan peneliti oleh guru kelas 5 kepada siswa dan menjelaskan maksud serta tujuan peneliti masuk ke kelas 5 serta memberitahukan bahwa peneliti akan meneliti pada pembelajaran tematik tema 8 subtema 2 pembelajaran 1 mengi Siklus Air Tanah. Pretest dilakukan pada hari Selasa, 3 April 2018 dimulai pukul 07.40 sampai dengan 09.00 selama 70 menit atau 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Siswa terlihat antusias saat menerima soal pretest. Setelah dibagikan soal, siswa mulai mengerjakan soal pretest dengan baik tanpa adanya kendala yang berarti dalam pengerjaan soal, dengan kata lain pretest berjalan dengan tenang dan kondusif. Sesaat sebelum waktu habis, siswa diminta untuk mengumpulkan soal pretest yang telah dijawab dan diserahkan kepada guru.

  Setelah pretest terlaksana, pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2018 dengan pemberian perlakuan pembelajaran tematik tema 8 subtema 2 pembelajaran 1 menggunakan model pembelajaran discovery learning. Kelas dimulai pukul 07.00 sampai dengan 08.30. Guru membuka pembelajaran seperti biasa dan memberikan apersepsi dengan memerlihatkan dua gambar mengenai lingkungan yang berbeda, siswa memerhatikan gambar yang ada di depan kelas lalu memberikan komentar dengan tertib. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yangan dicapai. Guru melanjutkan dengan mengajukan permasalahan kepada siswa sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab dan mengemukaan pandangannya terhadap permasalahan yang diberikan guru yang selanjutnya akan menjadi hipotesis atau jawaban sementara, hal ini menjadikan siswa dituntut untuk berpikir kritis. Lalu guru mengorganisasikan siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Dalam mengorganisasikan, guru tidak lupa membimbing siswa untuk melakukan simulasi proses terjadinya Siklus Air Tanah dengan membagikan alat, bahan dan LKS yang dibutuhkan siswa. Siswa mendengarkan dan menerima penjelasan dengan tertib. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari tahu bersama teman kelompoknya. Guru juga berkeliling ke setiap kelompok untuk memfasilitasi siswa ketika ada hal yang belum dimengerti. Setelah siswa mencari tahu dan mendapat jawaban bersama dengan kelompok, guru memberikan kesempatan kepada kelompok utuk menyampaikan hasil diskusi dan percobaan yang telah dilakukan. Guru juga memotivasi siswa agar memberikan kritikan maupun sanggahan kepada kelompok yang sedang presentasi. Siswa diminta menghubungkan hipotesis yang telah mereka buat diawal dengan jawaban yang didapat setelah simulasi dan diskusi. Tidak lupa pada akhir pembelajaran, guru memberikan pembenaran terhadap permasalahan dan konsep yang telah ditemukan siswa mengenai Siklus Air Tanah.

  Pertemuan kedua berlangsung pada hari yang sama, yaitu hari Rabu, 4 April 2018 setelah jam istirahat pertama pukul 09.00 sampai dengan 10.30. Pembelajaran berlangsung dengan antusias. Siswa terlihat semangat untuk melanjutkan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Guru meminta siswa untuk berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Guru menunjukkan gambar mengenai Siklus Air Tanah, siswa memerhatikan gambar yang diperlihatkan. Tidak lupa guru mengajukan permasalahan yang harus dijawab siswa sebagai jawaban sementara. Setelah itu, guru membagikan LKS dan membimbing siswa untuk melakukan percobaan pembuktian air tanah dan air permukaan. Siswa melakukan percobaan dengan tertib sesuai langkah-langkah yang sudah ada dan menuliskan laporan dengan rapi dan rinci. Setelah selesai, siswa mendemonstrasikan di depan kelas dan diminta untuk mempresentasikan bersama kelompok. Guru meminta kelompok lain untuk member kritik dan sanggahan. Siswa diminta menghubungkan hipotesis yang telah mereka buat diawal dengan jawaban yang didapat setelah percobaan dan diskusi.

  Tidak lupa pada akhir pembelajaran, guru memberikan pembenaran terhadap permasalahan dan konsep yang telah ditemukan siswa mengenai perbedaan air tanah dan air permukaan.

  Pertemuan selanjutnya adalah pertemuan ketiga yang laksanakan di hari yang sama pada pukul 11.00 sampai dengan 12.30. Pertemuan ini membahas secara singkat mengenai apa saja yang telah bahas dan dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua serta membuat kesimpulan terhadap sebuah masalah dan pemecahannya. Selanjutnya soal posstest diberikan kepada siswa untuk dikerjakan. Siswa mengerjakan dengan teliti. Dikarenakan waktu tidak mencukupi untuk mengoreksi bersama dihari tersebut guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasilnya dan bertanya jawab sekilas di bagian nomor yang dirasa membingungkan. Kemudian guru membahas secara sekilas.

  Berikut disajikan tabel lembar observasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan kelas eksperimen:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kelas Eksperimen No Kegiatan Indikator Jumlah Pertemuan Pertemuan Pertemuan

  

item

  1

  2

  3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

  1. Pembuka

  3

  

3

  3 - 3 - - - -

  2. Inti

  12

  

12

  12 6 - -

  1

  3. Penutup

  4

  

4

  3

  1

  4

  4 - - Jumlah

  18

  1

  13 1 -

  4 Berdasarkan tabel 4.3 diatas kegiatan siswa dan guru pertemuan 1

  dan 2 sudah baik akan tetapi ada 1 yang terlewatkan. Sedangkan untuk pertemuan 3 sudah mulai membaik karena tidak ada yang terlewatkan. Namun dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dengan tidak terlaksananya 2 indikator termasuk dalam kategori memuaskan dalam pembelajaran menggunakan model discovery learning.

4.1.2.2 Kelas Kontrol

  Pelaksanaan penelitian di kelas kontrol dilaksanakan pada hari Selasa, 3 April 2018. Penelitian diawali dengan membuka pelajaran dilanjutkan dengan perkenalan peneliti kepada siswa untuk menjelaskan maksud serta tujuan peneliti masuk ke kelas 5 serta memberitahukan bahwa peneliti akan meneliti pada pembelajaran tematik tema 8 subtema 2 pembelajaran 1 mengenai Siklus Air Tanah. Pretest dilakukan pada hari Selasa, 3 April 2018 dimulai pukul 09.30 sampai dengan 10.40 selama 70 menit atau 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Siswa terlihat antusias saat menerima soal pretest. Setelah dibagikan soal, siswa mulai mengerjakan soal pretest dengan baik tanpa adanya kendala dalam pengerjaan soal, dengan demikian pretest berjalan dengan tenang dan kondusif. Sesaat sebelum waktu habis, siswa diminta untuk mengumpulkan soal pretest yang telah dijawab dan diserahkan kepada guru.

  Setelah pretest terlaksana, pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2018 dengan pemberian perlakuan pembelajaran tematik tema 8 subtema 2 pembelajaran 1 menggunakan model pembelajaran problem based learning. Kelas dimulai pukul 07.00 sampai dengan 08.30. Guru membuka pembelajaran seperti biasa dan memberikan apersepsi dengan memerlihatkan dua gambar mengenai daerah subur dan tandus, siswa memerhatikan gambar yang ada di depan kelas lalu memberikan komentar dengan tertib. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru melanjutkan dengan mengajukan permasalahan kepada siswa sehingga siswa mempunyai kesempatan mengemukaan pandangannya terhadap permasalahan yang diberikan guru, hal ini menjadikan siswa dituntut untuk berpikir kritis. Lalu guru mengorganisasikan siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Dalam mengorganisasikan, guru tidak lupa membimbing siswa untuk memilih kelompok untuk mengatur anggota kelompoknya dalam membuat poster dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Siswa mendengarkan dan menerima penjelasan dengan tertib. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan mencari informasi dari berbagai sumber sebagai rujukan bersama teman kelompoknya. Guru juga berkeliling ke setiap kelompok untuk memfasilitasi siswa ketika ada hal yang belum dimengerti dalam menyusun laporan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Guru juga memotivasi siswa agar memberikan kritikan maupun sanggahan kepada kelompok yang sedang presentasi. Tidak lupa pada akhir pembelajaran, guru memberikan pembenaran terhadap permasalahan dan konsep yang telah ditemukan siswa mengenai Siklus Air Tanah.

  Pertemuan kedua berlangsung pada hari yang sama, yaitu hari Kamis, 5 April 2018 setelah jam istirahat pertama pukul 09.00 sampai dengan 10.30. Pembelajaran berlangsung dengan antusias. Siswa terlihat masih semangat untuk melanjutkan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Guru meminta siswa untuk berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Guru menunjukkan poster Siklus Air Tanah milik salah satu kelompok, siswa memerhatikan poster yang diperlihatkan. Tidak lupa guru mengajukan permasalahan mengenai proses terbentuknya air tanah dan air permukaan. Setelah itu, guru membagikan LKS dan membimbing siswa untuk melakukan percobaan pembuktian air tanah dan air permukaan. Siswa melakukan percobaan dengan tertib sesuai langkah-langkah yang sudah ada dan menuliskan laporan dengan rapi dan rinci. Setelah selesai, siswa mendemonstrasikan di depan kelas dan diminta untuk mempresentasikan bersama kelompok. Guru meminta kelompok lain untuk memberi kritik dan sanggahan. Tidak lupa pada akhir pembelajaran, guru memberikan pembenaran berupa kesimpulan terhadap permasalahan dan konsep yang telah ditemukan siswa mengenai perbedaan air tanah dan air permukaan.

  Pertemuan selanjutnya adalah pertemuan ketiga yang laksanakan di hari yang sama pada pukul 11.00 sampai dengan 12.30. Pertemuan ini membahas singkat mengenai apa saja yang telah bahas dan dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua serta membuat kesimpulan terhadap sebuah masalah dan pemecahannya. Selanjutnya soal posstest diberikan kepada siswa untuk dikerjakan. Siswa mengerjakan dengan teliti. Dikarenakan waktu tidak mencukupi untuk mengoreksi bersama dihari tersebut guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasilnya dan bertanya jawab sekilas di bagian nomor yang dirasa membingungkan.

  Berikut disajikan tabel lembar observasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan kelas eksperimen:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kelas Kontrol No Kegiatan Indikator Jumlah Pertemuan Pertemuan Pertemuan

  

item

  1

  2

  3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

  1. Pembuka

  4 4 - - - -

  4

  4

  2. Inti 10 - -

  

10

  9

  1

  8

  1

  3. Penutup

  4

  

4

  4

  4

  4 - - - Jumlah

  16

  2

  16

  1

  4 -

  Berdasarkan tabel 4.4 diatas kegiatan siswa dan guru pertemuan 1 sudah baik akan tetapi ada 1 yang terlewatkan. Sedangkan untuk pertemuan 2 juga sudah baik karena hanya 1 yang terlewatkan. Untuk pertemuan 3 sudah mulai membaik karena tidak ada yang terlewatkan. Namun dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dengan tidak terlaksananya 2 indikator termasuk dalam kategori memuaskan dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning.

4.2 Hasil Penilaian

4.2.1 Hasil Penilaian Aspek Kognitif

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Pretest dan Posttest

  Pretest yang dihasilkan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

  berupa data mentah dari pretest hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan muatan pelajaran Bahasa Indonesia dalam mengurutkan peristiwa non fiksi pada teks Siklus Air Tanah dan IPA dalam menganalisis Siklus Air Tanah dan dampaknya sebelum diberikan perlakuan model discovery learning di kelas eksperimen dan model

  problem based learning dikelas kontrol. Data hasil pretest tersebut perlu diolah agar didapatkan gambaran yang baik berupa distribusi frekuensi.

  Hasil pretest yang diuji menggunakan SPSS 16. Berikut adalah tabel analisis statistik pretest :

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Pretest Statistics

  PRETEST_EKS PRETEST_KON PERIMEN TROL N Valid

  

24

  25 Missing

  

1

Mean

  

58.94

  56.50 Median

  

61.25

a

  55.00 Mode

  

65

  55 Std. Deviation 10.791 10.557 Minimum

  

42

  42 Maximum

  

75

  75

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

  Kesimpulan yang didapat berdasarkan tabel 4.5 di atas menyatakan bahwa nilai kognitif pretest siswa kelas eksperimen memiliki rata-rata 58,94 dengan nilai minimum 42 dan nilai maksimum 75, sedangkan standar deviasinya 10,791. Nilai kognitif kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 56,50 dengan nilai minimum 42 dan nilai maksimum 75, sedangkan standar deviasinya 10,557. Terlihat bahwa dalam rentang rata- rata diantara kedua kelas tersebut kurang dari KKM (56,50 < 75). Selain itu, nilai minimum dan maksimum kedua kelas ternyata sebanding, dengan nilai minimum 40 dan nilai maksimum 75. Meskipun kedua kelas belum diberikan perlakuan model discovery learning dan problem based

  

learning, tetapi nilai tertinggi dalam kedua kelas tersebut mencapai 75.

  Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol tersebar merata. Berikut tabel persebaran frekuensi nilai pretest:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen PRETEST_EKSPERIMEN

  75.0

  62.5

  2

  8.0

  8.3

  58.3

  65

  3

  12.0

  12.5

  70.8

  67.5

  1

  4.0

  4.2

  70

  8.3

  95.8

Tabel 4.6 di atas menunjukkan distribusi frekuensi nilai pretest pada kelas eksperimen. Dapat diketahui bahwa 23 siswa dari 24 siswa atau

  4.0 Total 25 100.0

  1

  4.0 4.2 100.0 Total 24 96.0 100.0 Missing System

  1

  75

  8.3

  3

  8.0

  2

  72.5

  87.5

  12.5

  12.0

  50.0

  8.0

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative

  2

  8.0

  2

  45

  12.5

  8.3

  8.0

  42.5

  20.8

  4.2

  4.2

  4.0

  1

  42

  Percent Valid

  8.3

  50

  2

  37.5

  60

  41.7

  4.2

  4.0

  1

  55

  8.3

  2

  8.0

  2

  52.5

  29.2

  8.3

  8.0

  96% pada kelas eksperimen mendapat nilai < 75, sedangkan 1 siswa lainnya atau 4% mendapat nilai > 75. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai siswa kelas eksperimen sebelum mendapat perlakuan model discovery learning banyak yang di di bawah KKM (75).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol PRETEST_KONTROL

  4.0

  96.0

  8.0

  8.0

  2

  72.5

  88.0

  4.0

  1

  1

  70

  84.0

  4.0

  4.0

  1

  67.5

  80.0

  12.0

  75

  4.0 4.0 100.0 Total 25 100.0 100.0

  3

  

82.50

  98

  

98

  70 Maximum

  

70

  70 Std. Deviation 7.420 7.982 Minimum

  

82

a

  72.50 Mode

  76.48 Median

Tabel 4.7 di atas menunjukkan distribusi frekuensi nilai pretest pada kelas kontrol. Dapat diketahui bahwa 24 siswa dari 25 siswa atau 96

  

82.19

  

1

Mean

  25 Missing

  

24

  N Valid

  

POSTEST_EKS

PERIMEN

POSTEST_KON TROL

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Posttest Statistics

  % pada kelas kontrol mendapat nilai < 75, sedangkan 1 siswa lainnya atau 4% mendapat nilai > 75. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai siswa kelas kontrol sebelum mendapat perlakuan model problem based learning hampir setara karena banyak yang di bawah KKM (75).

  12.0

  65

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative

  28.0

  1

  50

  32.0

  4.0

  4.0

  1

  47.5

  16.0

  4.0

  16.0

  4

  45

  12.0

  12.0

  12.0

  3

  Percent Valid 42.5

  4.0

  36.0

  68.0

  60

  4.0

  4.0

  1

  62.5

  64.0

  4.0

  4.0

  1

  60.0

  55

  4.0

  4.0

  1

  57.5

  56.0

  20.0

  20.0

  5

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

  Kesimpulan yang didapat berdasarkan tabel 4.8 di atas menyatakan bahwa nilai kognitif posttest siswa kelas eksperimen memiliki rata-rata 82,19 dengan nilai minimum 70 dan nilai maksimum 98, sedangkan standar deviasinya 7,420. Nilai kognitif kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 76,48 dengan nilai minimum 70 dan nilai maksimum 98, sedangkan standar deviasinya 7,982. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai

  

posttest lebih baik dari nilai pretest karena rentang rata-rata dari kedua

  kelas > 75 dengan nilai minimum dan maksimum kedua kelas yang juga sebanding yaitu nilai minimum 40 dan nilai maksimum 75. Berikut distribusi frekuensi persebarannya:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen POSTEST_EKSPERIMEN

  Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid

  70

  3

  12.0

  12.5

  12.5

  72.5

  2

  8.0

  8.3

  20.8

  75

  1

  4.0

  4.2

  25.0

  80

  3

  12.0

  12.5

  37.5

  82.5

  4

  16.0

  16.7

  54.2

  85

  4

  16.0

  16.7

  70.8

  87.5

  2

  8.0

  8.3

  79.2

  90

  4

  16.0

  16.7

  95.8

  97.5

  1

  4.0 4.2 100.0 Total 24 96.0 100.0 Missing System

  1

  4.0 Total 25 100.0

Tabel 4.9 dan diagram batang di atas menunjukkan distribusi frekuensi nilai posttest pada kelas eksperimen. Hasil posttest menunjukkan bahwa

  belum semua siswa mencapai nilai di atas 75. Masih terdapat 5 siswa yang mendapat nilai 70 dan 73 (di bawah KKM). Meskipun masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas akan tetapi nilai posttest kelima siswa tersebut sudah meningkat dibandingkan dengan nilai pretest. Hal tersebut dapat diartikan model pembelajaran discovery learning berpengaruh bagi 19

  Sedangkan untuk 5 siswa (21%) yang belum mencapai kriteria ketuntasan tersebut kurang cocok dengan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan aspek kognitif atau pengetahuannya. Akan tetapi, secara keseluruhan nilai pretest siswa meningkat setelah diberikan perlakuan dengan model discovery learning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai siswa kelas eksperimen meningkat setelah diberi perlakuan model discovery learning apabila dibandingkan dengan hasil pretest.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol POSTEST_KONTROL

  Valid Cumulative

Frequency Percent Percent Percent

Valid 70

  10

  40.0

  40.0

  40.0

  72

  1

  4.0

  4.0

  44.0

  72.5

  2

  8.0

  8.0

  52.0

  75

  2

  8.0

  8.0

  60.0

  77.5

  3

  12.0

  12.0

  72.0

  80

  1

  4.0

  4.0

  76.0

  82.5

  1

  4.0

  4.0

  80.0

  85

  1

  4.0

  4.0

  84.0

  87.5

  1

  4.0

  4.0

  88.0

  90

  2

  8.0

  8.0

  96.0

  97.5

  1

  4.0 4.0 100.0 Total 25 100.0 100.0

Tabel 4.10 di atas menunjukkan distribusi frekuensi nilai posttest pada kelas kontrol. Hasil posttest menunjukkan bahwa belum semua siswa

  mencapai nilai di atas 75. Masih terdapat 13 siswa yang mendapat nilai 70, 72 dan 73 (di bawah KKM). Meskipun masih terdapat 13 siswa yang belum tuntas akan tetapi nilai posttest ke 13 siswa tersebut sudah meningkat dibandingkan dengan nilai pretest. Hal tersebut dapat diartikan model pembelajaran problem based learning berpengaruh bagi 12 siswa (48%) yang nilai pretest tidak tuntas lalu pada posttest tuntas. Sedangkan untuk 13 siswa (52%) yang belum mencapai kriteria ketuntasan tersebut kurang cocok dengan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan aspek kognitif atau pengetahuannya. Akan tetapi, secara keseluruhan nilai pretest siswa meningkat setelah diberikan perlakuan dengan model problem based learning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai siswa kelas eksperimen meningkat setelah diberi perlakuan model

problem based learning apabila dibandingkan dengan hasil pretest.

4.2.2 Uji Prasyarat

4.2.2.1 Normalitas Pretest dan Posttest

  Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data

  pretest dan posttest berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdisitribusi

  normal berarti data tersebut menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini uj normalitas menggunakan uji

  Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS 16. Adapun uji normalitas dapat dilihat

  berdasarkan tabel berikut :

Tabel 4.11 Uji Normalitas Aspek Kognitif Pretest dan Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  PRETEST_E POSTEST_E PRETEST_K POSTEST_K KSPERIMEN KSPERIMEN ONTROL ONTROL N

  

24

  24

  25

  25 Normal Mean a

  

58.94

  82.19

  56.50

  76.48 Parameters Std. Deviation 10.791 7.420 10.557 7.982 Most Absolute .130 .142 .142 .211 Extreme

  Positive .110 .112 .142 .211 Differences Negative -.130 -.142 -.110 -.208 Kolmogorov-Smirnov Z .635 .695 .710 1.055

  Asymp. Sig. (2-tailed) .815 .720 .695 .216 a. Test distribution is Normal.

  Jika signifikansi > 0,05, maka H berbunyi data populasi berdistribusi normal diterima. Sehingga H a yang berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak. Berdasarkan uji normalitas

  Kolmogorov-Smirnov di atas, diketahui nilai signifikansi kelas eksperimen

  bernilai 0,815 dan 0,720 yang berarti > dari 0,05 (0,815 dan 0,720 > 0,05), maka H diterima atau dikatakan bahwa data populasi berdistribusi normal, sedangkan nilai signifikansi kelas kontrol bernilai 0.695 dan 0.216 atau lebih besar dari 0,05 (0,695 dan 0,216 > 0,05) yang berarti H diterima atau dikatakan bahwa data populasi berdistribusi normal. Dengan demikian data pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan data yang berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

  Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sama tidaknya beberapa varian populasi data. Apabia nilai signifikansi kelas eksperimen dan kelas control > 0,05 maka berarti varian kedua kelompok data adalah sama. Beriku ini merupakan tabel uji homogenitas hasil belajar pada aspek kognitif pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Aspek Kognitif Pretest dan Posttest

  

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

  PRETEST Based on Mean .106

  1 47 .746 Based on Median .084 1 47 .773 Based on Median and with

  .084 1 46.990 .773 adjusted df Based on trimmed mean .111

  1 47 .740 POSTTEST Based on Mean .223 1 47 .639 Based on Median .032 1 47 .858 Based on Median and with

  .032 1 42.192 .858 adjusted df Based on trimmed mean .109

  1 47 .742

  Uji homogenitas di atas dapat dilihat dari output The of

  Homogeneity of Variances. Diketahui bahwa signifikansi based on mean pretest sebesar 0,746, untuk based on median pretest 0,773, probabilitas based on trimmed mean pretest sebesar 0,740. Sedangkan signifikansi based on mean postest sebesar 0,639, untuk based on median postest

  0,858, probabilitas based on trimmed mean postest sebesar 0,742. Bila dirumuskan dalam sebuah hipotesis, Ho merupakan varian data dalam tiap kelompok homogen atau sama dan Ha merupakan varian data dalam tiap kelompok tidak sama atau tidak homogen. Signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti bahwa varian data dalam tiap kelompok sama atau homogen. Dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol memliki varian yang sama atau homogen, data pretest pun berasal dari populasi-populasi yang sama.

4.2.3 Uji Beda

  Setelah uji normalitas dan homogenitas dilaksanakan, apabila data yang didapat terdistribusi normal dan homogen, maka langkah terakhir adalah melaksanakan uji hipotesis yakni dengan melakukan uji perbedaan pada hasil belajar aspek kognitif. Pengujian tersebut menggunakan uji statistik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-T atau one sample t-

  test independent, dengan tingkat kepercayaan sebanyak 95%. Berikut tabel

  uji-t dari aspek kognitif pretest:

Tabel 4.13 Uji-T Aspek Kognitif Pretest dan Posttest

  

Group Statistics

Std. Error KELOMPOK N Mean Std. Deviation Mean

  NILAI 1 24 82.19 7.420 1.515 2 25 76.48 7.982 1.596

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig.

  Difference (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper N Equal variances

  .223 .639 2.590 47 .013 5.707 2.204 1.274 10.141 I assumed L Equal variances A 2.594 46.954 .013 5.707 2.201 1.280 10.135 not assumed

  I Output Independent Sample T-Test di atas diperoleh nilai Sig.(2-

  tailed) sebesar 0,013 yang berarti < 0,05. Maka selaras dengan pengambilan keputusan dalam uji Independent Sample T-Test dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar tematik siswa kelas V menggunakan model pembelajaran discovery learning dan problem based learning.

4.2.4 Uji Hipotesis

  Hasil uji hipotesis didasarkan pada hasil uji beda nilai pretest dan

  posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dilihat dari uji

  homogenitas (kesamaan varian), diketahui bahwa kedua varian sama atau homogen, dengan ini uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian tersebut menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Kriteria berdasarkan signifikansi yaitu jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H : μ1 = μ2 artinya, Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Tematik Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 2

  Perubahan Lingkungan dalam penerapan model pembelajaran

  Discovery Learning dan Problem Based Learning pada siswa kelas 5 SD semester 2.

  H : μ1 ≠ μ2 Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar

  a

  Tematik Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 2 Perubahan Lingkungan dalam penerapan model pembelajaran Discovery

  Learning dan Problem Based Learning pada siswa kelas 5 SD semester 2.

  Dikarenakan signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.013 < 0.05) maka H ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Tematik Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Subtema 2 Perubahan Lingkungan dalam penerapan model pembelajaran

  Discovery Learning dan Problem Based Learning pada siswa kelas 5 SD semester 2.

  4.2.5 Hasil Penilaian Aspek Afektif

  Penilaian aspek afektif dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Di kelas eksperimen penilaian berlangsung selama pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran discovery

  learning dan di kelas kontrol menggunakan mdel pembelajaran problem based learning. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik penilaian sikap.

  Melalui penilaian sikap, didapatkan hasl yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Aspek Afektif Eksperimen Kontrol No Ketuntasan Nilai Belajar Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

  1. Tuntas ≥ 70

24 100

25 100 Belum 2. < 70 Tuntas

  Jumlah

24 100

25 100 Nilai rata-rata

  

85

  84 Nilai tertinggi 100 100 Nilai terendah

  

75

  71 Tabel di atas merupakan hasil penilaian aspek sikap yang dapat

  diartikan bahwa seluruh siswa sudah melaksanakan kegiatan afektif sesuai dengan kriteria indikator penilaian afektif. Dari data tersebut dapat dilihat seluruh siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan dengan baik, dibuktikan dengan seluruh siswa tuntas dengan nilai rata-rata 85 pada kelas eksperimen dan 84 pda kelas kontrol. Artinya, kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol dalam aspek afektif. Hal tersebut dikarenakan guru memberikan aturan dalam bersikap ketika mengikuti pembelajaran.

  4.2.6 Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik

  Penilaian aspek psikomotorik dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Di kelas eksperimen penilaian berlangsung selama pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran discovery

  learning dan di kelas control menggunakan mdel pembelajaran problem based learning. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik penilaian

  keterampilan. Melalui penilaian sikap, didapatkan hasil yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Aspek Psikomotorik Eksperimen Kontrol No Ketuntasan Nilai Belajar Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

  1. Tuntas ≥ 70

24 100

25 100 Belum 2. < 70 Tuntas

  Jumlah

24 100

25 100

Nilai rata-rata 85,42 86,14

  

Nilai tertinggi 100 100

Nilai terendah 82,14 82,14

  Tabel di atas adalah hasil penilaian aspek keterampilan, yang dapat diartikan bahwa seluruh siswa sudah melaksanakan kegiatan psikomotorik sesuai dengan kriteria indikator penilaian keteramplan. Dari data tersebut dapat dilihat seluruh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan dengan baik, dibuktikan dengan tuntasnya seluruh siswa dengan nilai rata-rata 85,42 pada kelas eksperimen dan 86,14 pada kelas kontrol. Artinya, kelas kontrol lebih unggul dibandingkan kelas eksperimen dalam aspek keterampilan. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih banyak melakukan kegiatan psikomotorik dibandingkan dengan guru.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

  Pembahasan ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas

  5 SDN 1 Kaligentong dan SDN 3 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam diterapkannya model pembelajaran discovery learning dan problem based learning. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan, pengetahuan awal siswa kelas 5 SD N 1 Kaligentong pada pembelajaran tematik muatan pelajaran bahasa Indonesia pada materi Siklus Air Tanah sebelum diajarkan di kelas memiliki hasil pretest sebesar 58,94 sedangkan siswa kelas 5 SD N 3 Urutsewu memiliki hasil pretest 56,50. Dari hasil pretest tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa tergolong masih di bawah kriteria ketuntasan. Ketidakpahaman siswa tersebut dikarenakan kegiatan siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Apabila ada hal yang kurang dimengerti siswa, maka guru akan menjelaskan kembali materi tersebut secara berulang- ulang. Jika terdapat materi yang memerlukan praktek, guru akan menugaskan siswa untuk mengerjakan LKS atau dilewati begitu saja. Agar siswa mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan, diperlukan model pembelajaran yang bermakna, yang dapat mengajak memberi kesempatan siswa untuk bermain sambil belajar, bekerjasama dan menekankan aspek kognnitif, afekif dan psikomotorik siswa. Maka dari itu, perlu dilakukan pembelajaran dengan menggunakan suatu model yang dapat mendukung ketuntasan belajar siswa, tidak hanya dalam aspek pengetahuan melainkan juga aspek afektif dan psikomotorik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang berpotensi dapat diterapkan dalam membelajarkan pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang mencakup langkah- langkah dalam pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi) yakni model pembelajaran

  discovery learning dan problem based learning.

  Hasil analisis dari uji-T skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh koefisien sig(2-tailed) sebesar 0,013, yang artinya signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar tematik dalam penerapan model pembelajaran discovery learning dan problem based learning.

  Perbedaan signifikansi tersebut dapat dilihat melalui hasil dari uji-T dan didukung oleh rata-rata dua kelas yang berbeda, dimana rata-rata hasil belajar kognitif dalam penerapan model pembelajaran discovery learning sebesar 82,19, afektif sebesar 84 dan psikomotorik sebesar 85,42. Sedangkan rata-rata hasil belajar kognitif dalam penerapan model pembelajaran problem

  

based learning sebesar 76,48, afektif sebesar 85 dan psikomotorik sebesar

  86,14. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning menunjukkan hasil belajar tematik dalam ranah kognitif dan psikomotorik yang lebih tinggi dan unggul dibandingkan menggunakan model pembelajaran

  

problem based learning. Sedangkan dalam ranah afektif sebaliknya,

  penerapan model problem based learning menunjukkan hasil belajar ranah afektif yang lebih unggul dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

  Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran tematik menggunakan model discovery learning dapat mewujudkan suasana pembelajaran tematik yang aktif, kreatif, menyenangkan dan efektif, melibatkan siswa yang antusias saat mengikuti proses pembelajaran dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Bagus Pamungkas, A (2016). Model pembelajaran discovery learning pada kelas

Dokumen yang terkait

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertanggungjawaban Pidana Korporasi yang Melakukan Tindak Pidana Korupsi

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Irasionalitas Persyaratan Pencalonan Perseorangan dalam Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Irasionalitas Persyaratan Pencalonan Perseorangan dalam Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Irasionalitas Persyaratan Pencalonan Perseorangan dalam Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah

0 0 51

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 251

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 4 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan PBL Ditinjau dari Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas 5 SD

0 0 28