BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Make A Match Berbantuan Media PowerPoint Siswa Kelas 5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini dilaksanakan di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenalkan pada kelompok sasaran yang bersangkutan (Arikunto, 2013:12). Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kolaboratif adalah guru dan peneliti saling bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Arikunto (2013:132) dalam hal guru yang mengajar sebaiknya perlu berkolaborasi dengan seorang tim peneliti. Baik peneliti maupun guru secara bersama-sama membuat rancangan penelitianya, selanjutnya guru itulah yang melaksanakan di kelas, dan peneliti yang melakukan pengamatan. Dalam kesempatan ini guru menceritkan bagaimana hasil evaluasi diri ketika melaksanakan tindakan, lalu tim peneliti mengemukakan hasil pengamatanya sehingga terjadi prses refleksi.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Dalam sub judul seting dan karakteristik subyek penelitian ini akan menjelaskan mengenai seting waktu penelitian, tempat peneltian, dan karakteristik dari sebyek penelyian ini. Setting waktu akan menjelaskan mengenai kapan waktu penelitian, setting tempat akan menjelaskan mengenai dimana tempat penelitian berlangsung, dan yang terakhir adalah subyek penelitian yang akan menjelakan mengenai karakteristik, kebiasaan dari subyek penelitian.
1. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Butuh 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada peserta didik kelas 5 Semester genap Tahun ajaran 2014/2015. Letak sekolah SDN Butuh 1 terletak di Desa Banaran, kelurahan Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Letak SDN Butuh 1 sangat strategis, dekat dengan jalan raya sehingga letak SDN Butuh 1 sangat strategis. Di SDN Butuh 1 terdapat 6 ruang kelas dari ruang kelas 1
- – 6, di sekolah ini juga
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri Butuh 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian di SD Negeri Butuh 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2014/2015 Waktu Maret April Mei Kegiatan1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4 Observasi
Persiapan Pelaksanaan Siklus I :
a. Pertemuan I
b. Pertemuan II
c. Pertemuan III Siklus II
a. Pertemuan I
b. Pertemuan II
c. Pertemuan III Analisis Data Penyusunan laporan
Berdasarkan tabel 3.1 bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan selama 3 bulan. Penelitian dimulai pada bulan Maret hingga bulan Mei tahun 2015. Pada bulan maret minngu pertama dan kedua peneliti melakukan observasi di kelas 5 observasi ini ditujukan untuk mencari masalah yang terjadi di kelas 5 SDN Butuh 1. Pada bulan maret minggu ke-3 peneliti melakukan uji validitas soal. Pada minggu ke- 4 hingga bulan april minggu ke-1 dan ke-2 peneliti mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian di kelas 5. Pada bulan April minggu ke-3 peneliti melaksanakan penelitiian tindakan kelas siklus 1. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus II. Pada bulan Mei minggu ke 1 sampai bulan Mei minggu ke 4 peneliti mengolah data hasil penelitian dan menyusun laporan tindakan kelas di kelas 5 SDN Butuh 1.
3. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Butuh 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang semester genap Tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas 5 di SD Butuh 01 adalah 20 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Karakteristik siswa kelas 5 SDN Butuh 1 sangat bermacam macam dari siswa yang lamban berfikir hingga siswa yang cepat dalam berfikir. Kebanyakan siswa berasal dari keluarga menengah kebawah sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai petani dan pekerja pabrik, ini mengakibatkan kebanyakan siswa kurang perhatian dalam hal belajar, karena orang tua mereka sibuk bekerja. Dalam kegiatan belajar dikelas kebanyakan siswa bermain sendiri saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. siswa dalam mengikuti pembelajaran masih pasif, dari kedua karakteristik itu mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
a. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu vaiabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power Point. Dalam pembelajaran menggunakan model Make a
Match ini siswa dibagi dalam dua kelompok yang sama banyak, disini setiap
siswa diberikan satu kartu, setelah mendapat kartu siswa ditugaskan untuk mencari pasangan mereka sesuai dengan topik yang mereka dapat, jika siswa mendapatkan pasangan mempresentasikan hasil mencocokan kartu soal dan jawaban.
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Hasil belajar merupakan hasil akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Wijaya Kusumah (2012:20). Penelitian ini dirancanakan dalam dua siklus, akan tetapi apabila hasil belajar belum meningkat maka akan dilakukan tindak lanjut yakni siklus tiga. Pada hakikatnya model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanan, tindakan, pengeamatan, dan refleksi. Hanya saja komponen tindakan dan komponen pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Prosedur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis & taggart dalam WijayaKusumah, 2012:21)
Berdasarkan langkah penelitian tindakan kelas menurut kemmis dan mc taggart, maka penelitian yang dilaksanakan di SDN Butuh 1 pada mata pelajaran
IPA dengan menerapakan model Make a Match berbantuan media Power Point dilakukan selama 2 siklus. Pada setiap akhir siklus memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran
3.4.1 Penelitian Siklus I
3.4.1.1 Tahap Perencanaan Tindakan
a. Tahap pertama yang dilakukan adalah merancang rencana pelakasanaan pembelajaran, menentukan standar kompetensi kompetensi dasar, menentukan indikator dan menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan media Power Point dengan materi batuan dan menyiapka n kartu soal beserta kartu jawaban untuk permainan Make a Match.
b. Tahap kedua yang dilakukan adalah menyiapkan lembar soal tes formatif
3.4.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan akan dilaksanakan tiga kegiatan, diantaranya adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi mengenai materi yang akan dipelajari dalam pertemuan tersebut dilanjutkan dengan memberikan motivasi dan juga tujuan pembelajaran.Guru menyajikan materi pembelajaran menggunakan media Power
Point mengenai jenis jenis batuan, ciri-ciri batun dan yang terakhir mengenai
proses terbentuknya batuan. Lalu siswa diajak bertanya jawab menggunakan model pembelajaran Make a Match dimana masing-masing siswa akan diberi satu kartu yang akan dicocokan dengan teman lainya. Siswa yang tidak dapat menemukan pasangan diberi hukuman. Siklus pertama diakhiri dengan tes formatif. Ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajara IPA menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power Point.
Untuk mengetahui bagaimana guru mengajar dan mengetahui bagaimana kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran maka dilakukan kegiatan pembelajaran IPA menggunakan model Make a Match berbantuan media Power
Point . Observasi ini dilakukan oleh observer, observer mengamati apakah guru
sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dan apakah siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3.4.1.3 Refleksi
Pada tahap ini data yang terkumpul dari hasil observasi yang dilakukan akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan refleksi dan untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
Make a Match . Peneliti dan observer menganalisis beberapa kelebihan dan
kekurangan yang terjadi didalam pelaksanaan siklus 1. Kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan menjadi catatan yang nantinya akan diperbaiki pada siklus II.
3.4.2 Penelitian Siklus II
3.4.2.1 Tahap Perencanaan Tidakan
a. Tahap yang dilaksanakan sama dengan perencanaan pada tahap siklus I. Pada siklus ke II ini dilakukan perubahan sesuai dengan kekurangan yang ada pada siklus I. Hal yang dilakukan adalah merancang rencana pelakasanaan pembelajaran, menentukan standar kompetensi kompetensi dasar, menentukan indikator dan menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan media Power Point dengan materi batuan dan menyiapkan kartu soal beserta kartu jawaban untuk permainan Make a Match .
b. Tahap kedua yang dilakukan adalah menyiapkan lembar soal tes formatif
3.4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan akan dilaksanakan tiga kegiatan, diantaranya adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi mengenai materi yang akan dipelajari dalam pertemuan tersebut dilanjutkan dengan memberikan motivasi dan juga tujuan pembelajaran.Guru menyajikan materi pembelajaran menggunakan media Power
Point mengenai jenis jenis pelapukan, jenis tanah. Lalu siswa diajak bertanya siswa akan diberi satu kartu yang akan dicocokan dengan teman lainya. Siswa yang tidak dapat menemukan pasangan diberi hukuman. Siklus pertama diakhiri dengan tes formatif. Ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajara IPA menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power Point.
Untuk mengetahui bagaimana guru mengajar dan mengetahui bagaimana kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran maka dilakukan kegiatan pengumpulan data observasi. Data ini untuk menilai berhasil atau tidaknya proses pembelajaran IPA menggunakan model Make a Match berbantuan media Power
Point . Observasi ini dilakukan oleh observer, observer mengamati apakah guru
sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dan apakah siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3.4.2.3 Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II, dilaksanakan refleksi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. Tahap ini dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan keurangan pada saat kegiatan pembelajaran. observer menganalisis. Hasil refleksi pada siklus ke II ini dapat menjadi tolok ukur berhasil atau tidakkah pembelajaran IPA menggunakan model Make a Match berbantuan media Power Point.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power Point mengenai materi pembentukan tanah, siswa kelas
5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data 1) Dokumentasi
Teknik pemngumpulan data dengan dokumentasi, teknik ini dilakukan dengan mencari tahu dari dokumen-dokumen dalam bentuk elektronik maupun dokumen tertulis, ini bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta awal
Dalam penelitian ini langkah awal yang dilakukan adalah meminta daftar hasil nilai siswa kelas 5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
2) Pengamatan dan Observasi
Menurut Wijaya Kusumah (2012:66) Pengamatan dan observasi adalah pemgambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen observasi. Pengamatan ini digunakan untuk mengukur sejauh mana guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siswa kelas 5SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA mengenai proses terbentuknya tanah dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point.
3) Metode Tes
Menurut Arikunto (2010:193) Tes adalah serentetan pertanyaan atau lathan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi pembelajara IPA mengenai proses terbentuknya tanah menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power
Point .
3.5.2 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes evaluasi siswa dan lembar observasi guru dan lembar observasi siwa dalam kegiatan belajar mengajar.
1) Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda yan. Tes ini diberikan kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam memahami materi selama mengikuti pembelajaran. berikut adalah kisi-kisi evaluasi siklus I dan siklus II.
Kisi-kisi soal IPA siklus 1
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
10 Jumlah
1, 11, 12, 16, 18, 23, 20,21, 22
10 Menyebutkan jenis-jenis tanah
29
7, 10, 13, 14, 15, 19, 23, 24, 25,
10 Mengidentifika si susunan tanah.
2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 17, 26, 27, 28, 30
Menyebutkan proses pembentukan tanah.
7.2 Mendeskripsik an proses pembentukan tanah karena pelapukan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indkator No.item Jumlah item
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indkator No.item Jumlah item
Kisi-Kisi soal IPA siklus II
30 Tabel 3.3
10 Jumlah
3,4, 7, 14, 15, 16,19, 26, 27, 28
11 Mengklasifikas ikan proses terbentuknya batuan.
9 Menyebutkan ciri-ciri batuan 2, 5, 6, 8, 9, 10,13, 18, 22, 24, 25
1, 11, 12, 17, 20, 21, 23, 29, 30
Mengidentifika si jenis-jenis batuan
7.1 Mendeskripsik an proses pembentukan tanah karena pelapukan
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
30 Pada tes pilihan ganda ini soal yang dijawab dengan benar mendapat skor 1 sedangkan soal yang dijawab salah mendapatkan skor 0.cara mengitung hasil nilai yang diperoleh siswa berpedoman pada rumus berikut:
ℎ
Nilai : X 100 KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70. Berdasarkan KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dapat ditentukan siswa yang tuntas dan siswayang tidak tuntas. Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.
a. Tuntas = Nilai ≥70
b. Tidak tuntas = Nilai ≤ 70
2) Lembar Observasi
Observi dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Jadi disini peneliti mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar dari awal hingga akhir pembelajaran. instrumen ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat oleh peneliti dalam RPP.
Observasi ini dilakukan untuk mengamati bagaimana guru dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point. Apakah guru dalam menjelaskan maeri sudah jelas dan sesuai dengan rencana pembelajaran. observasi ini juga mengamati tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas dari awal pembelajaran hingga pembelajaran selesai. Aktivitas siswa yang diamati antarlain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam belajar. Lembar observasi ini berfungsi sebagai refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung, disini peneliti dapat mencatat kelebihan dan kekurangan dalm pembelajaran tersebut dan nantinya akan dilakukan tindak lanjut perbaikan atau pengembangan dalm siklus selanjutnya.
Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa dapat dilihat disajikan dalam tabel 3.4 dan 3.5 sebagai berikut
Bagaimana guru menerapkan model pembelajaran Make a Match dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru mengunakan model pembelajaran Make a Match
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi GuruNo Aspek Indikator No.item Jumlah
1. Persiapan
1. Mempersiapkan ruang, 1,2
4 alat dan kesiapan siswa
2. Menyampaikan tujuan 3,4 pembelajajaran dan langkah pembelajaran
2. Penyampaian 3. Menyampaiakan materi 5 - 7
13 dan mengaitkan materi dengan kehidupan
4. Menggunakan Power 8 - 10
Point dan melibatkan
siswa dalam pembelajaran
5. Menyampaikan materi dengan jelas, bahasa yang 11 - 13 benar
6. Membimbing siswa dalam mencari pasangan kartu 14 - 17 soal dan jawaban, membimbing siswa dalam presentasi
3. Penutup
7. Melakukan refleksi, 18 - 20
3 membuat rangkuman dan simpulan, tindak lanjut
Jumlah
20 Pengamatan aktivitas siswa difokuskan pada kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan model Make a Match berbantuan media Power Point dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. kisi-kisi dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut
Tabel 3.5 Kisi-kisi observasi Aktivitas SiwaNo Aspek Indikator No.item Jumlah
1. Persiapan
1. Kesiapan mengikuti 1,2
2 pembelajaran, Menjawab apresepsi guru
2. Kegiatan Inti
1. Memperhatikan guru 3 - 7
10 memyampaikan materi, aktif dalam belajar, siswa disiplin
2. Siswa mencari 8 - 12 pasangan kartu soal dan kartu jawaban, mempresentasikan hasil menjodohkan, menanggapi hasil presentasi teman.
3. Penutup
3. Melakukan refleksi, 13,14
2 membuat rangkuman dan simpulan, tindak lanjut
Jumlah
14
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto (2013:211). Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corected item to total correlatioan) r < 0,20 = tidak ada validitas
= validitas rendah 0,20 ≤ r < 0,40
= validitas sedang 0,40 ≤ r ≤ 0,60
= validitas tinggi 0,60 ≤ r < 0,80
= validitas sempurna 0,80 ≤ r < 1,00
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pemngumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya Arikunto(2010:221). Untuk mrngukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21.0 for windows. Rentang indeks dapat dilihat pada dibawah ini
= sangat bagus α > 0,9
= bagus α > 0,8
= dapat diterima α > 0,7
= diragukan α > 0,6
= tidak dapat diterima α > 0,5
3.6.1 Uji Validitas Soal
Instrumen soal yang berupa soal pilihan ganda pada siklus I dan siklus II sebelum di berikan kepada siswa kelas 5 SDN Butuh 1 sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas 6 SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Peneliti menguji mengunakan SPSS 21.0 for windows untuk menguji dilihat dari jumlah responden. Semakin banyak jumlah siswa maka semakin rendah taraf signifikansinya, dan sebaliknya semakin sedikit siswa semakin tingi taraf signifikansinya. Jumlah siswa di SDN Lemahireng 2 keseluruhan adalah 29 siswa, dari jumlah siswa 29 siswa maka taraf signifikasinya >0,367. Jika taraf signifikasinya >0,367 maka item tersebut dapat dikatakan valid. Jika taraf signifikasinya <0,367 item tersebut dikatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil uji validitas siklus I dengan jumlah 30 item soal terdapat 20 soal (1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 27, 29) valid dan 10 item (3,9,10,11,15,22,25,26,28,30) tidak valid. Setelah menguji item dan diketahui item itu valid maka peneliti menggunakan item tersebut dalam tes evaluasi siklus I. Sementara dari hasil uji validitas soal tes siklus II yang berjumlah 30 item yang diujikan terdapat 22 (1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 29, 30) valid dan 8 item ( 3, 7, 11, 15, 16, 22, 25, 26) tidak valid. Setelah menguji dan diketahui item itu valid maka penliti mengunakan item tersebut dalam tes evaluasi siklus II
3.6.2 Uji reliabilitas Soal
Uji reliailitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen soal mampu menunjukan konsistensi. Artinya, kapanpun penilaian itu dilaksanakan akan memberikan hasil yang sama dan hasil tersebut tidak akan berubah. Hasil uji reliabilitas yang dilaksankan di kelas 6 SDN Lemahireng 2 yang dianalisis menggunakan SPSS 21.0 for windows adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,876
30
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,908
30 Hasil uji reliabilitas pad siklus I mendapatkan hasil perhitungan 0,876,
hasil uji vasliditas siklus I tersebut termasuk dalam kategori bagus. Pada uji reliabilitas siklus II mendapatkan hasil 0,908, hasil uji validitas siklus II tesebut termasuk dalam kategori sangat bagus. Dari hasil uji reliabilitas siklus I dan siklus
II dapat diartikan bahwa soal tersebut apat digunakan untuk tes evaluasi dalam penelitian.
3.7 Indikator Kinerja
Pada penelitian ini indikator kinerjanya adalah proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5. Indikator proses pmebelajaran dan hasil belajar
IPA akan dijelaskan sebagai berikut.
3.7.1 Indikator Proses Pembelajaran
Indikator pembelajaran pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Make a Match. Indikator pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hasil ini dapat dilihat dalam lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. lembar observasi guru terdiri dari 20 kriteria penilaian dan lembar observasi siswa terdiri dari 14 kriteria penilaian.
3.7.2 Indikator Hasil Belajar
Idikator hasil pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Butuh 1 dengan menerapkan model Make a Match berbantuan dengan media
Power Point . Indikator hasil belajar dapat dikatakan belajar jika hasil belajar
siswa kelas 5 dapat meningkat diatas KKM ≥ 70dan presentase ketuntasan siswa
3.8 Analisis Data
Data yang berupa angka (data kuantitatifI dari hasil belajar pada kondisi awal (pra-siklus), siklus I, dan siklus II dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Analisis menggunakan teknik deskriptif komparatif merupakan cara membandingkan data hasil belajar IPA pada kondisi awal (pra-siklus), data hasil belajar IPA pada siklus I, dan data hasil belajar IPA pada siklus II. Dari perbandingan tesebut, dapat dilihat peningkatan hasil belajar
IPA pada kondisi awal (pra-siklus), siklus I, dan siklus II dengan menerapkan model Make a Match .