BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik/Bidan Bersalin Kota Medan Tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dan metode pengumpulan data kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan dilakukan dengan wawancara mendalam. Dalam penelitian ini, yang ingin dilihat adalah pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan pemberian air susu ibu secara eksklusif tanpa dipengaruhi oleh provider susu formula.

  3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilakukan di beberapa Kecamatan di Kota Medan, yaitu diantaranya Kecamatan Medan Denai, Medan Deli, dan Kecamatan Medan Helvetia dengan mengambil sampel beberapa klnik/bidan swasta dari masing – masing kecamatan tersebut. Dari Kecamatan Medan Denai diambil sampel salah satu klinik/bidan telah menjalankan PP No 33 Tahun 2012 tentang ASI Eklusif tetapi masih mau menerima promosi susu formula dan memberikan kepada bayi yang baru lahir, tanpa ada indikasi medis. Dari Kecamatan Medan Deli ada klnik/bidan Swasta yang juga masih memberikan susu formula, di Kecamatan Medan Helvetia yaitu salah satu klinik bersalin yang juga menerima provider susu formula dan salah satu klinik Kecamatan Medan Denai yang memberikan kepada bayi yang baru lahir sehingga banyak bayi yang tidak mau lagi apabila diberikan ASI oleh ibunya. Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bAgustus 2015

  3.3. Pemilihan Informan

  Dalam pemilihan informan ada beberapa jenis informan yang digunakan diantaranya: informan kunci (key informan), adalah informan yang pertama kali dijumpai untuk memperoleh data atau informasi tentang keberadaan dan jumlah bayi, serta bagaimana cara pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif dan tidak memberikan susu formula.Objek yang diteliti adalah implementasi IMD dan ASI Eksklusif dilihat dari aspek komunikasi, disposisi, struktur birokrasi, evaluasi dan badan usaha /provider yag terkait.

  Jumlah informan utama ada 5 orang yaitu Pegawai Dinas Kesehatan, penanggungjawab klinik, bidan koordinator, bidan di klinik dan ibu hamil dan menyusu (suami, ibu, ibu mertua).

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data primer

  Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap informan, baik informan kunci maupun informan pokok.

  Metoda yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pemberian ASI secara eksklusif yaitu gabungan antara metoda wawancara dan observasi terhadap posisi menyusui, perlekatan dalam menyusui dan pemberian susu formula bagi bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif.

3.4.2 Data sekunder

  Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data mengenai jumlah ibu yang melaksanakan IMD dan ASI Ekslusif, serta data-data yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya penelitian. Data-data ini diperoleh dari dokumen laporan yang didapat melalui informan kunci.

3.5. Metode Analisis Data

  Analisis data dilakukan dengan menggunakan Metode Perbandingan Tetap (constant comparative method) atau yang sering dikenal dengan Grounded Research. Menurut Moleong (2006) analisis dengan menggunakan metode Grounded Research mencakup : reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Peneliti harus memiliki tujuan dan pengetahuan terhadap hal itu sebelumnya, namun semua dugaan-dugaan tersebut hendaknya dihindari agar tidak terjadi bias dalam mengintepretasikan data yang ada.

  Analisis data dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaanya sudah mulai dilaksanakan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian. Analisis data kualitatif terletak pada tiga proses yang berkaitan yaitu : mendeskripsikan fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan lainnya berkaitan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  4.1.1 Letak Geografis Kota Medan

  Kota Medan memiliki luas wilayah 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara.. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, batas wilayah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang -

  Jumlah penduduk di Kota Medan yaitu 2.465.469 jiwa. Terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan.

  Berdasarkan hasil presurvey BKKBN di Kota Medan pada tahun 2013, jumlah Pasangan Usia Subur 329.611 orang.

  4.1.2 Demografi Kota Medan

  Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (jiwa), 2013

  Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

NO KODE WILAYAH KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK TOTAL KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

  7

  12.71.03 Medan Helvetia 84.722 84.176 168.898

  3

  12.71.02 Medan Sunggal 69.838 67.787 137.625

  2

  12.71.01 Medan Kota 58.494 57.758 116.252

  1

  6

  0 - 4 784 163 754 961 1 539 124 103,87 5 - 9 732 958 695 685 1 428 643 105,36 10 - 14 686 486 657 060 1 343 546 104,48 15 - 19 654 692 634 244 1 288 936 103,22 20 - 24 585 391 577 941 1 163 332 101,29 25 - 29 538 653 537 626 1 076 279 100,19 30 - 34 498 687 506 413 1 005 100 98,47 35 - 39 459 745 465 065 924 810 98,86 40 - 44 413 849 425 470 839 319 97,27 45 - 49 363 600 380 171 743 771 95,64 50 - 54 310 427 325 342 635 769 95,42 55 - 59 243 416 251 349 494 765 96,84 60 - 64 158 567 169 447 328 014 93,58 65 + 217 556 297 343 514 899 73,17 Jumlah/Total 6 648 190 6 678 117 13 326 307 99,55 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara

  5

  4

  3

  2

  1

  Data Agregat Kependudukan Per Kecamatan ( 2012 ) Provinsi : Sumatera Utara Kabupaten / Kota : Kota Medan

  4.1.3. Gambaran Kecamatan di Kota Medan

12.71 KOTA MEDAN 1.315.563 1.287.049 2.602.612

  4

  12.71.17 Medan Baru 26.771 27.389 54.160

  12.71.14 Medan Tembung 85.923 83.743 169.666

  15

  12.71.15 Medan Maimun 30.644 30.414 61.058

  16

  12.71.16 Medan Polonia 32.415 31.641 64.056

  17

  18

  12.71.13 Medan Labuhan 64.068 61.988 126.056

  12.71.18 Medan Perjuangan 67.134 66.729 133.863

  19

  12.71.19 Medan Petisah 42.868 44.169 87.037

  20

  12.71.20 Medan Timur 65.067 65.479 130.546

  21

  12.71.21 Medan Selayang 56.111 54.915 111.026 Berdasarkan data di atas dari 21 kecamatan di Kota Medan ada tiga kecamatan dengan jumlah perempuan terbanyak yaitu kecamatan Medan Denai, Medan Deli dan

  14

  13

  12.71.04 Medan Denai 96.881 91.650 188.531

  8

  5

  12.71.05 Medan Barat 49.091 49.155 98.246

  6

  12.71.06 Medan Deli 87.700 83.898 171.598

  7

  12.71.07 Medan Tuntungan 48.098 48.725 96.823

  12.71.08 Medan Belawan 62.365 58.860 121.225

  12.71.12 Medan Marelan 70.906 67.320 138.226

  9

  12.71.09 Medan Amplas 75.294 73.130 148.424

  10

  12.71.10 Medan Area 67.298 65.734 133.032

  11

  12.71.11 Medan Johor 73.875 72.389 146.264

  12

  Medan Helvetia . Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tentunya jumlah ibu bersalin paling banyak sehingga memungkinkan banyaknya klinik/bidan bersalin swasta di Kota Medan. Klinik bersalin swasta di Kota Medan ada sebanyak 214 klinik dan klinik bersalin swasta yang terbanyak di tiga kecamatan tersebut dengan jumlah 45 klinik di Kecamatan Medan Denai,30 klinik di Kecamatan Medan Helvetia dan 25 klinik di Kecamatan Medan

  Deli. Dan saya melakukan wawancara dan observasi di Klinik X , Klinik Y dan Klinik Z. Berikut ini penjelasan dari masing – masing klinik.

  4.1.4 Gambaran Klinik Bersalin X

  Kinik X merupakan bangunan pelayanan kesehatan khusus bagi ibu hamil dan melahirkan dengan fasilitas yang mendukung proses persalinan baik secara medis dari pemeriksaan kehamilan dan persiapan kelahiran yaitu fasilitas rawat jalan hingga penanganan persalinan normal dan sekaligus sebagai tempat balai pengobatan. Klinik yang berdiri pada tahun 1988 yang didirikan oleh Ibu Suraini Sinulinnga beserta suami Arwansyah. Pertama sekali mendapatkan izin membuka klinik pada tahun 1991 sampai dengan tahun ini 2015 dengan No Izin : 448/22489/IX/2011 dan akan berakhir pada bulan November 2016.

  Klinik ini memiliki delapan pegawai, yaitu : dua dokter dengan satu dokter umum dan satu dokter obgyn, empat orang bidan dengan satu bidan koordinator, serta satu perawat dan satu penjaga ruangan. Klinik ini terletak di Jalan Klambir V Lingkungan II No.47 TG.Gusta Kecamatan Medan Helvetia. Klinik X melayani pasien bersalin rawat inap, USG ( Ultrasonografi ), Periksa Hamil atau Bersalin, KB, Sunat Rasul, Sunat Laser, Periksa Haemoglobin (HB), Periksa Asam Urat, Gula Darah dan Kolesterol.

  4.1.5 Gambaran Klinik Y

  Klinik Y merupakan bangunan pelayanan kesehatan khusus bagi ibu hamil dan melahirkan dengan fasilitas yang mendukung proses persalinan baik secara medis dari pemeriksaan kehamilan dan persiapan kelahiran yaitu fasilitas rawat jalan hingga penanganan persalinan normal dan sekaligus sebagai tempat balai pengobatan. Klinik yang berdiri pada tahun 1991 yang didirikan oleh Ibu R.Sembiring dan mendapatkan izin membuka kllinik pada tahun 1991 dengan Izin No. 445/10642/VII/2010 yang ditanggujawabi oleh seorang dokter yang bekerja di Dinas Kesehatan Kota Medan yang akan berakhir izin pada bulan Desember 2015. Klinik ini memiliki enam pegawai, yaitu dengan empat orang bidan, satu orang perawat, dan satu orang cleaning service. Klinik ini terletak di Jalan Platina No 23 SP Dobby Titi Papan Kecamatan Medan Deli. Klinik Y melayani pasien bersalin rawat inap, USG, Periksa Hamil atau Bersalin, dan KB.

  4.1.6 Gambaran Klinik Bersalin Z

  Klinik Z merupakan bangunan pelayanan kesehatan khusus bagi ibu hamil dan melahirkan dengan fasilitas yang mendukung proses persalinan baik secara medis dari pemeriksaan kehamilan dan persiapan kelahiran yaitu fasilitas rawat jalan hingga penanganan persalinan normal dan sekaligus sebagai tempat balai pengobatan. Klinik yang berdiri pada tahun 2001 yang didirikan oleh Ibu Aisyah dan mendapatkan izin membuka klinik pada tahun 2002 dengan Izin No.445/1259/IV/2010 yang ditanggujawabi oleh seorang dokter yang bekerja di Dinas Kesehatan Kota Medan yang akan berakhir izin pada bulan Desember 2015. Klinik ini mempunyai enam pegawai, empat orang adalah bidan, satu perawat dan satu lagi bagian administrasi. Klinik ini terletak di Jalan Pelajar Timur Gg Mestika No.24 Kecamatan Medan Denai. Klinik Z melayani pasien bersalin, rawat inap, USG, Periksa Kehamilan, dan KB.

4.2 Karakteristik Informan

  Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 15 orang, yang terdiri dari 5 orang informan mewakili dari Klinik X, Y dan Z.. Satu orang bidan coordinator, satu orang bidan di klinik, satu orang dari Dinas Kesehatan Kota Medam, satu orang dari penanggungjawab klinik, dam satu orang mewakili ibu yang bersalin.

Tabel 4.2.1 Deskripsi Informan di Klinik Bersalin X

  

No. Informan Jenis Kelamin Umur ( tahun ) Pendidikan

  1. Sri Yuliana Perempuan

  34 D3 Am.Keb

  2. Roshidah,SE,MKM Perempuan

  50 S2 Arwansyah, S.H. Laki-Laki

  55 S1 3.

  4. Amelia Am.Keb Perempuan

  22 D3

  5. Sariyani Perempuan

  25 SMP

Tabel 4.2.2 Deskripsi Informan di Klinik Bersalin Y

  

No. Informan Jenis Kelamin Umur ( tahun ) Pendidikan

  1. R. Sembiring Perempuan

  52 D3 Am.Keb Leli Mariani H Perempuan

  35 D4 2.

  3. Martha Rama Perempuan

  23 D3 Am.Keb

  4. dr. Raja Laki-laki

  56 S1 Tiurma Perempuan

  26 SMA 5.

Tabel 4.2.3 Deskripsi Informan di Klinik Bersalin Z No. Informan Jenis Kelamin Umur ( tahun ) Pendidikan

  1. Sarpina S Am.Keb Perempuan

  34 D3 Marina,SKM,M.Kes Perempuan

  37 S2 2.

  3. Yantri S Am.Keb Perempuan

  22 D3 dr.Alim Sahid SpOg Laki-laki

  40 S1 4.

  5. Nalom Silalahi Perempuan

  29 S1

  

4.3 Hasil Wawancara Mengenai Implentasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun

2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik X, Y, dan Z di Kota Medan

  

4.3.1 Implementasi Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang ASI

Eksklusif di Klinik Bersalin Kota Medan

  

4.3.1.1 Pernyataan Informan tentang pengetahuan akan PP No 33 Tahun 2012

tentang pemberian ASI Eksklusif di Klinik Bersalin X, Y dan Z

  Klinik Bersalin X Informan Pernyataan

Informan 1 Ya itulah dek saya tau tentang peraturan pemerintah itu karena

  baru-baru ini saya mengikuti seminar tentang ASI Eksklusif tapi nggak pala tau lah apa aja isinya. Di klinik kami ini sudah menjalankan program IMD dan ASI Eksklusif tapi melihat kondisi bayinya juga kalau misalnya sakit dia kami kasih langsung susu lah biar diam, karena ada juga yang biru badannya atau entah sakit lain kan. Menurut saya sudah bagus ada dijalankan peraturan itu gimanalah kalau peraturan ini banyaknya yang tertulis saja tidak pun diawasi. Kalau kami mengajarkannya ke pasien bersalin gimana cara perawatan payudara, makanan dijaga pokoknya banyak makan yang bergizi lah biar banyak keluar air susunya.

  PP No 33 disini itu sudah ada seperti pelaksanaannya laktasi sudah

  Informan 2

  ada, konselor menyusui ada juga dibuat. Kalau ke klinik bersalin kami sudah sering sosialisasi tentang PP 33 itu ke bidan cuman akhirnya atau ujungnya balik ke klinik itu sendiri apakah mereka mau karena sudah disosialisasikan, sudah diberitahukan bahwa tentang PP 33 itu tapi tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena kan bidan ini mungkin mendapatkan sesuatu dari produk susu, sehingga memang sulit terlaksana tentang PP 33 tersebut. Saya kan sebenarnya kurang paham tentang ASI Eksklusif ini

  Informan 3

  apalagi tentang peraturan terkait seperti ini. Setau saya peraturan itu memang ada tetapi sejauh ini masih beginilah keadaannya. Sebisa mungkin dijalankan dengan baik namun kan tidak selamanya peraturan yang dibuat pemerintah itu dapat berjalan sebagaimana mestinya apalagi kalau kurang pengawasan dari orang – orang terdekat di sekeliling ibu tadi. Saya sebagai pengacar sangat tau tentang peraturan tersebut tapi itulah tadi tidak selamanya peraturan itu bisa berjalan dengan baik. Namun saya dan ibu berusaha sebisa mungkin menerapkan pemberian ASI Eksklusif tersebut sebagaimana mestinya.

  

Informan 4 Saya tidak tau pasti tentang isinya cuma saya taulah kalau pertama

  kali lahir bayi itu di IMD kan, bayinya kalau lahir trus diletakkan di dada ibunya, trus pemberian ASI itu enam bulan jangan diberikan makanan tambahan setidaknya hanya ASI aja. Kalau peraturan itu kurang taulah isi lengkapnya, soalnya biasa kalau ada seminar atau pelatihan ada aja disebutkan tentang peraturan itu kan, tapi ga tau kali lah apa isinya, pokoknya kalau tentang ASI udah pasti harusnya diberikan langsung kepada bayi.

  

Informan 5 Kalau ASI Eksklusif tau cuma kalau peraturannya itulah nggak

  pernah dengar. Maksudnya ASI Eksklusif itu kan tanpa ada susu dampingan hanya ASI itu aja kalau peraturannya itu gataulah dek. Ada juga memang dijelaskan sama orang bidan ini yang pastinya lebih baik ASI lebih bermutu.

  Klinik Bersalin Y Informan Pernyataan

Informan 1 Belum pernah saya dengar tentang peraturan itu karena asal ada

  mau seminar trus nggak bisa yang ada pestalah ada pasien melahirkan lah ada aja lah pokoknya. Tapi saya taulah mana yang terbaik yang harus diberikan.

  

Informan 2 PP No 33 Tahun 2012 baiklah, kalau di PP itu kan secara undang

  undang sudah lengkap semua baik itu bagi stakeholder, bagi masyarakat bagi penyedia, itu semua peraturannya sudah lengkap, Permenkes pun sudah ada untuk itu. Kalau pelaksanaannya belum sempurna lah sedang berproses, peraturan itu dijalankan pelan pelan. Tetapi sejauh ini belum ada komitmen sih dari yang keseluruhan baik dari pemerintah, ikatan profesi, IBI, ya peraturan itu lebih kepada masih tertulis saja sih, makanya pencapaian rendah, padahal kalau peraturan itu dijalankan semua bertanggungjawab, kan itu ada untuk pemerintah, stakeholder, semua semuanya ada disitu tenaga kesehatan pun bertanggungjawab kalau soal tau pasti namun untuk perilaku belum berubah. Tahun ini kan tema ASI khusus ibu pekerja.

  Saya sebagai orang yang bekerja di Dinas Kesehatan tau tentang

  Informan 3

  peraturan tersebut. Saya menanggungjawabi klinik ini dan sedang mengurus proses lanjutan perizinannya. Tapi yaitu tadi ibu ini jarang sekali ada waktu untuk ikut seminar atau hal sebagainya. Saya pun sibuk dengan pekerjaan saya.

  

Informan 4 Kalau aku kurang taulah dek apa isi peraturan itu. Pernah memang

  dijelaskan tentang peraturan ini sama Ibu kami disini pas pelatihan di Puskesmas atau dari Dinas Kesehatan pun ada dibuat tapi itulah kami ga terlalu perhatikan apa isi peraturan itu yanng penting udah pernah dan udah taulah penjelasan tentang pemberian ASI ini sebaiknya kapan diberikan dan manfaatnya apa saja untuk bayi.

  

Informan 5 Kalau peraturan dari pemerintah tentang itu kurang tau lah dek,

  cuma kalau pemberian ASI Eksklusif itu tau yang sebaiknya dikasih enam bulan dan kalau bisa samapai dua tahun.

  Klinik Bersalin Z Informan Pernyataan

Informan 1 Saya tau tentang Peraturan itu dan berusaha menerapkannya di

  klimik ini seperti IMD dan ASI Eksklusif yang merupakan salah satu yang ada di peraturan itu dan ada sanksinya, namun di Rumah Sakit aja masih ada yang melanggar peraturan itu kok. Kalau bayinya menangis itulah yang gabisa nunggu ASI itu. Makanya peraturan itu belum bisa diterapkan dengan baik dan benar di klinik ini. Melihat kondisi pengawasan pun kurang dari pihak pembuat peraturan tersebut. Saya yangb bekerja di Rumah Sakit X pun para bidan atau perawat disana tidak semuanya menghiraukan peraturan yang dibuat pemerintah itu karena belum ada sanksi mungkin.

  

Informan 2 Kalau menurut saya PP No 33 Tahun 2012 itu tentunya sudah

  disosialisasikan tetapi belum 100% pelaksanaannya. Cakupan ASI Eksklusi kita pun masih rendah. Sebagai seorang dokter tentunya saya tau tentang PP tersebut,

  Informan 3

  sehingga saya sebagai penanggungjawab berusaha menerapkan di klinik kita ini. Kebetulan saya dinas juga di Rumah Sakit X untuk itu saya tidak bisa juga melakukan pengawasan langsung berjalannya PP terssebut. Saya kira itu saja, soal program IMD dan pemberian ASI Eksklusif tentu dituntut tenaga kesehatan yang lebih banyak di klinik dan dibutuhkannya kerjasama dengan pengawas dari Dinas Kesehatan agar PP ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.

  

Informan 4 Tidak tau saya kak tentang PP itu tapi kalau ASI Eksklusif tentulah

paling bagus untuk diberikan kepada bayi.

Informan 5 Peraturan itu saya belum pernah baca secara lengkap tapi kalaupun

  itu untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif itu kebijakan pemerintah tentunya harus dibarengi dengan pengawasan dari pemerintah dan pembinaan atau pelatihan terhadap bidan. Berdasasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 5 informan di Klinik X, Y dan Z yang ada di masing – masing klinik bersalin swasta tersebut ada 3 informan ibu bersalin tidak pernah membaca dan tahu bahwa ada peraturan tersebut dan 3 informan bidan di klinik juga tidak tahu akan adanya peraturan itu.

4.3.1.2 Pernyataan Informan tentang prorgram IMD dan proses pemberian ASI pasca Ibu melahirkan di Klinik X, Y dan Z.

  Klinik Bersalin X Informan Pernyataan

Informan 1 Pertama sekali ya meletakkan bayi di dada ibunya lalu biarkan bayi

  tadi mencari sendiri puting susu ibunya, apalabila sudah diletakkan maka dilihat terlebih dahulu reaksi dari bayinya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila bayi normal dan sehat, namun ada juga yang tidak bisa keluar ASI ibunya dan anak menangis, biasa seperti itu kami bersihkan terlebih dahulu baru dibawa kembali keruangan ibunya untuk selanjutnya diberi ASI Eksklusif, rangsangan dari mulut bayi mungkin bisa membuat ASI keluar lebih cepat. Sebisa mungkin saya dan teman teman bidan lainnya disini menyarankan untuk menyusui anaknya sendiri. Namun apabila bayi menangis terus dan ASI tidak keluar maka pemberian susu formula lah pada bayi, dan di klinik kami ini pun jarang bisa melakukan IMD, dari mulai lahir bayi dikasih susu formula dulu, baru setelah sejam dipancing lagi ASI dari ibunya.

  Informan 2

  IMD itu banyak orang bilang IMD itu lama, kalau kata bidan itu kata katanya lah ya kadang bidan itu sendiri tidak ada orang yang membantu jadi kalau IMD itu kan mau sampai setengah jam, sementara pasien yang lain kan banyak katanya kayak gitu sementara nunggu IMD itu kan lama kali dan ibunya yang melahirkan pun itulah tadi kurang mau mungkin karena itulah mungkin tadi karena dia kurang pengetahuan juga yakan, bidan tidak menjelaskan apa guna IMD tentu kalau dijelaskan IMD itu berguna untuk agar ASI lancar, jika dijelaskan yakan ASI itu mengandung yang namanya DHA, kalau ASI dari ibu itu ada mengandung antibodi, kolostrum. Tapi ada juga yang bidannya memang tidak menganjurkan tetapi memang ibunya meminta bayinya diletakkan di dadanya.

  Informan 3

  IMD dan ASI Eksklusif saya serahkan kepada Ibu karena dia lebih paham akan hal tersebut. Yang saya tau setelah bayi lahir tentunya lebih baik dilakukan IMD dan pemberian ASI Eksklusif dan saya tekankan juga kepada Ibu agar PP yang telah dibuat itu tidak sia sia dan bisa diterapkan dengan baik di klinik ini. Itulah kak begitu lahir IMD tapi liat kondisi bayi juga trus

  Informan 4

  selanjutnya setelah dibersihkan baru dikasih ke ibunya dan segera kembali diberikan ASI, namun kalau ada masalah sama bayi kami berikan susu formula langsung supaya ada daya tahan tubuhnya. Kadang ibunya juga nggak suka mendengar anaknnya nangis nangis dan ga sabar jadi diberikan lah susu formula. Kalau dari kami selalu menyarankan dan menyuruh untuk memberikan ASI bahkan kami bilan akibatnya kalau nggak mau kasih ASI. Tapi sejauh ini ibu ibu disini sudah mau dan senantiasa berusaha untuk memberikan ASI Esklusif selama enam bulan, selain lebih praktis, juga dapat meringankan ekonomi.

  

Informan 5 Saya sebisa mungkin memberikan ASI begitu anak saya yang kedua

  lahir ini langsung diberikan ASI, ga ada perasaan takut badan jelek atau apapun pokoknya anak saya diberi ASI hanya saya sediakan juga disini susu formula manatau dia nangis dan ASI tidak cukup gaenak mengganggu pasien yang lain.

  Klinik Bersalin Y Informan Pernyataan

Informan 1 Saya berusaha menyarankan ibu ibu disini untuk ASI Ekklusif dan

  IMD tapi disini banyak ibu ibu yang tidak mau memberikan ASI walaupun sudah banyak dijelaskan dan ditempel poster poster di dinding tetapi tetap saja mereka lebih penting badannya takut jelek karena pada umumnya ada yang bekerja juga kalau masalah beli susu formula ada duit mereka ini. Jadi saya juga tidak bisa memaksakan mereka apalagi kalau sudah keluar dari klinik ini.

  Informan 2

  IMD itu mungkin dari diri sendiri secara aturan ANC ini kan empat kali minimal, mungkin ada ibu yang tidak siap, takut ASI nya kurang atau belum lagi dari keluarga atau dari bidan. Pergilah ke Rumah Sakit kami rupanya pergilah kami kesitu anaknya sudah diberikan susu formula apalagi dokter spesialis, apalagi untuk bidan itu udah capek lah kita harus mempromosikan hal itu.

  

Informan 3 Karena saya juga bekerja di tempat lain, sehingga waktu saya untuk

  mengawasi PP tersebut,program IMD dan pemberian ASI Eksklusif sudah dan saya jelaskan pada bidan di klinik ini. Tetapi kembali saya serahkan kepada Ibu disini yang senantiasa melayani proses persalinan.

  Kalau yang saya tau kak lebih bagus memang ASI Eksklusif itu

  Informan 4

  apalagi pas baru melahirkan namun dari koordinator kami menyarakankan begitu lahir langsung kasih susu formula. Jadi kami hanya mengikuti apa kata Ibu ini saja. Padahal yang saya tau kak memang ASI Eksklusif inilah yang bagus bagi bayi kalau susu formula bisa saja mencret kan tapi itulah kami ikut perintah Ibu ini aja kak.

  Kalau waktu saya IMD itu tidak dilakukan, kalau ASI Eksklusif

  Informan 5

  karena ini anak pertama jadi ASI belum jadi daripada bayi menangis terus saya tidak tega. Jadinya langsung diberikan susu formula pun tidak apa yang penting bayi saya cukup minum.

  Klinik Bersalin Z Informan Pernyataan

Informan 1 Pasca melahirkan bayi diletakkan di dada ibunya untuk mencari

  puting susu sendiri itu yang dinamakan IMD dan setelah itu bayi bayi bersama ibunya dan diberikan ASI Eksklusif itu pada kondisi bayi yang normal tetapi untuk yang tidak normal seperti ASI tidak keluar, puting susu yang masuk kedalam, maka kami langsung memberikan anak itu susu formula.

  Informan 2

  IMD itu sudah diberitahu kepada bidan bagi yang sudah dilatih sehingga seharusnya diterapkan tetapi kan melihat kondisi di klinik itu kan kalau pasien rame kemungkinan tidak sempat untuk melakukan hal demikian,bagaimana kan itu tergantung pengetahuan juga kalau menurut mereka IMD itu tidak penting kan kita kembali lagi dengan perubahan mindset masyarakat, bidan lebih di push supaya lebih mensosialisasikan ASI Eksklusif kepada masyarakat.

  

Informan 3 Berdasarkan PP tersebut benar adanya bahwa memang pasca

  melahirkan dilakukan IMD terlebih dahulu lalu selanjutnya bayi mendapatkan ASI Eksklusif selama enam bulan. Itu yang sebenernya harus dijalankan tidak dengan pemberian susu formula. Namun saya sebagai penanggungjawab yang tidak selalu berada di klinik juga tidak bisa melakukan pengawasan terhadap pemberian susu formula ini. Maka dari itu saya hanya bisa menyuruh para bidan untuk mengikuti pelatihan dan bimbingan juga kepada bidan di klinik supaya mereka tidak memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir.

  Iya setelah bayi lahir langsung dibersihkan baru dikasih sama

  Informan 4

  ibunya kak untuk dikasih ASI, tapi kalau ASI belum keluar langsung kami kasih susu formula dulu.

  

Informan 5 Kalau di klinik ini program IMD itu nggak berjalan setelah lahir

  bayinya langsung dibersihkan dan setelah ibunya dibawa keruangan baru dikasih bayinya kekamar baru diberikan ASI Eksklusif.

  Berdasarkan tabel di atas bahwa ada ada 3 informan bidan koordinator di Klinik X, Y dan Z tau mengenai program IMD dan pemberian ASI Eksklusif tetapi hanya 1 informan bidan di klinik bersalin X yang menjalankan IMD tersebut, begitu juga dengan 3 informan bidan di Klinik X, Y, dan Z hanya 1 informan bidan di Klinik X yang menjalankan IMD, dan 2 informan ibu yang bersalin di Klinik Y dan Z tidak tau mengenai

  IMD.

  

4.3.1.3 Pernyataan informan mengenai kerjasama yang ditawarkan dengan provider

susu formula di klinik X,Y, dan Z Klinik Bersalin X Informan Pernyataan

  

Informan 1 Kalau itu ada, kami pakai susu formula disini karena dikasih hadiah

  dari mereka dan ada juga yang kasih hadiah jalan jalan ke luar negeri kalau menggunakan produk mereka.

  Informan 2 Itu lebih ke bidannya lah ya kalau dengan klinik itu sama sekali melarang tentang kerjasama dengan susu formula.

  Karena dilihat kami membuka klinik bersalin disini, maka banyak

  Informan 3

  juga yang menawarkan produk susu formula mereka supaya mereka mencapai target, tentu saya selaku penanggung jawab mau menerima kerjasama dikarenakan susu formula yang ditawarkan harus terjangkau atau dalam arti lain harga murah, dengan demikian rakyat disekitar klinik ini bisa membeli produk mereka. Karena tidak bisa dipungkiri juga terkdang susu formula memang diperlukan apabila kondisi bayi kurang sehat. Inilah kami kerjasama sama produk X, mereka kalau mencapai

  Informan 4

  target mau memberikan uang dengan cara transfer atau jalan jalan ke luar negeri. Jadi kami kadang kasih aja susu formula karena ada juga keuntungan untuk kami, walaupun kami tau memang lebih bagus ASI itu.

  

Informan 5 Kalau awak lihat disini ada kok dek dijual orang itu susu formula,

  kami pun beli ajalah untuk jaga jaga kan manatau nggak cukup ASI kakak jadi dikasih lah susu itu, kalaupun enggak biar bapaknya yang minum susu itu nanti.

  Klinik Bersalin Y Informan Pernyataan

Informan 1 Ya kami terimalah hadiahnya banyak, apalagi produk X ini mau

  ngasih duit trus jalan jalan, semakin banyak kami gunakan susu formula dari orang itu banyaklah hadiah dikasih, kadang maupun duit di transfer. Tapi poster poster disini tentang ASI orang itu juga yang ngasih memang. Tapi memang kalau orang didaerah kami ini jarang lah mau kasih ASI lebih suka orang itu susu formula makanya kami nggak pernah nolak kalau ada yang mau menawarkan.

  

Informan 2 Ya kita tidak tau kalau dengan bidannya itu lebih ke kepentingan

  pribadi mereka. Padahal kita sudah selalu buat komitmen bersama, kesepakatan bersama, kita mengundang IBI, sekarang kan sudah ada AIMI,itu yang agak kuat belum semua sepaham pemahaman bersama tentang peraturan itu kemudian pengerjaannya masing masing sesuai dengan bagiannya masing masing sesuai dengan peruntukannya. Itu iklan di televisi kalau lihat apalagi ada duit saya jangan sampai anak saya kurang ini kurang itu jadi masa depannya

  

Informan 3 Perihal kerjasama dengan pihak susu formula saya tidak tau, saya

  hanya menanggung jawabi klinik ini saja dan mengurus izinnya, saya serahkan sama ibu bidan inilah karena saya pun tidak selalu bahkan jarang berada di klinik ini.

  

Informan 4 Kalau kami kak memang disuruh langsung kasih susu formula. Jadi

  begitu lahir, kami pun sebenarnya tau kalau ASI yang paling bagus cuma dari klinik ini udah disuruh kami langsung kasih susu formula itu begitu lahir anaknya. Kalau aku dek memang nggak keluar ASI ku apalagi anak pertama

  Informan 5

  jadi begitu lahir yang kedua ini ya apapun susu formula dikasih orang ini ya nggak apa apa lah asalkan anakku nggak nangis nangis kan.

  Klinik Bersalin Z Informan Pernyataan

  Ada kerjasama kami lah, mereka kasih banyak hadiah trus mau

  Informan 1

  kasih uang kalau mencapai target jadi kami pun tidak menolak kerjasama dengan mereka karena kami ada keuntungan juga dan terkadang memang ada yang tidak keluar ASI ibunya jadi memang harus dipersiapkan susu formula itu.

  

Informan 2 Kalau di klinik bersalin tidak tau, tetapi kalau dengan kami tidak

  bisa tidak boleh itu menerima kerjasama apapun dengan provider susu formula. Untuk masalah kerjasama pasti ada, namun dalam pemberiannya di

  Informan 3

  klinik saya tidak tau tetapi saya sebagai dokter kandungan tentu menyarankan program IMD dan ASI Eksklusif. Dalam hal keuntungan kalau untuk saya tidak ada karena saya berikan kuasa sepenuhnya kepada bidan bidan di klinik ini.

  

Informan 4 Kami liat keadaan lah kak, kalau ada ASI mamaknya kami nggak

  kasih susu formula tapi kalau ga ada biasanya kami tunggu dua jam dulu baru kami kasih susu formula. Kalau saya untungnya memberikan ASI karena sejak di dalam

  Informan 5

  kandungan pun saya rajin menjaga pola makan jadi begitu lahir hanya ada menunggu beberapa jam sudah saya kasih ASI, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula.

  Berdasarkan tabel di atas bahwa Klinik X, Y dan Z bekerjasama dengan provider susu formula, namun 3 informan bidan koordinator dan 3 bidan di klinik yang mengetahui kerjasama tersebut.

  

4.3.1.4 Pernyataan informan mengenai cara efektif untuk mempromosikan ASI

Eksklusif di Klinik X,Y, dan Z Klinik Bersalin X Informan Pernyataan

  

Informan 1 Tentunya dengan memberikan panduan cara merawat payudara,

  kemudian menjaga makanan lebih banyak mengkonsumsi sayuran, dan mengingatkan setiap periksa kehamilan, terkadang kami juga menakut nakuti dengan bilang kalau nggak kasih ASI nanti bisa kena kanker. Gitulah pokoknya.

  

Informan 2 Kalau dari kita selalu melakukan sosialisasi yaitu dari masa ANC

  untuk ibu agar menjaga pola makannya agar lebih baik, terus adanya pelatihan terhadap bidan di klinik, terus adanya konselor menyusui, sehingga promosi itu sering diterapkan.

  

Informan 3 Menyuruh bidan untuk mengikuti pelatihan ataupun seminar

  sehingga bisa menambahkan mereka ilmu, terutama dalam pemberian ASI, kalau saya sebagai dokter membantu dengan mengadakan penyuluhan di klinik itu.

  

Informan 4 Dengan memberitahukan kepada ibu perbedaan kandungan ASI dan

  susu formula, bilang kalau dengan ASI lebih untung tidak mengeluarkan biaya, bisa lebih dekat kasih sayang dengan anak, dan anak kekebalan tubuhnya lebih kuat dan nanti anak ibu jadi pintar, trus mengingatkan lah setiap datang ke klinik periksa kehamilan supaya tetap banyak makanan yang bergizi.

  

Informan 5 Kalau ibu bidan disini memang selalu mengutamakan pemberian

  ASI kepada anak, dan awak pun dari anak yang pertama udah kasih ASI kak, jadi yang anak kedua ini pun insyaallah dikasih ASI juga apalagi dengan keterbatasan ekonomi kami untuk beli susu formula sayang rasanya kalau masih bisa dengan ASI.

  Klinik Bersalin Y Informan Pernyataan

Informan 1 Inilah kan banyak juga poster tentang ASI, cara menyusui yang

  benar, kalau kami selama disini dia bisalah kami awasi dia untuk memberikan ASI tapi kalau udah pulang dari sini manatau kita lagi itu kan, yaitu tapi selalu diingatkan lah dan bidan bidan disini pun kusuruh ikut pelatihan kan supaya makin banyak ilmunya. Cuma memang kalau daerah kami ini susah kali mau ngasih ASI, merasa selebritis semua takut badannya jelek lah, trus sibuk keja jadi nggak bisa menetekki kapanpun.

  

Informan 2 Mengadakan kesepakatan bersama, komitmen dari IBI, sudah

  ditandatangani bersama sudah capeklah. Tetapi sekarang sudah mulai banyak yang menjadi panutan seperti artis di televisi sudah ikut melakukan program ASI Eksklusif yang dapat meningkatkan juga minat masyarakat untuk memberikan ASI Eksklusif.

  

Informan 3 Dengan adanya iklan ASI Eksklusif yang menarik daripada susu

  formula maka ibu akan lebih tertarik untuk menyusui anaknya, selain itu untuk ibu yang bekerja diharapkan semua tempat kerja itu mempunyai ruangan untuk ibu menyusui. Selain itu diharapkan juga dari kader posyandu untuk melakukan monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan PP ASI Eksklusif.

  

Informan 4 Kalau promosi ASI supaya efektif dikasih taulah dek ke ibunya

  manfaat ASI itu apa, pentingnya anak kalau dikasih ASI itu beda dengan yang dikasih susu formula. Trus maunya sanksi itu memang adalah diterapkan atau nggak penghargaan bagi ibu yang mau menyusui anaknya selama enam bulan, apalagi kalau sampai dua tahun biar ibunya juga semakin tinggi keinginannya untuk memberikan ASI.

  

Informan 5 Kalau saya memang sibuk kerja jadi susah kurasa kalau ASI ini,

  sementara anakku dijaga sama orang, jadi lebih mudah lah kalau dia minum susu formula aja. Terkadang liat keadaan juga kita nggak bisa dipaksakan.

  Klinik Bersalin Z Informan Pernyataan

  Pengawasan dari pihak Dinas kepada klinik mungkin akan

  Informan 1 membuat pemberian ASI Eksklusif lebih efektif.

Informan 2 Kembali lagi kepada sosialisasi kepada bidan, pelatihan, dan

  edukasi serta penambahan informasi dan bisa juga kerjasama yang baik dengan periklanan untuk memberitahukan pentingnya anak apabila diberikan ASI Eksklusif tentunya berbeda dengan yang diberikan susu formula.

  Sebisa mungkin bidan bidan dididik untuk tidak mudah terbujuk

  Informan 3

  oleh rayuan provider susu formula sehingga program IMD dan ASI Eksklusif dapat berjalan dengan baik.

  

Informan 4 Kami memberitahu bedanya ASI itu apa dan manfaatnya lebih

bagus, kalau susu formula anaknya bisa kemungkinan kena diare.

Informan 5 Selagi bisa memberikan ASI nggak kukasih lah boruku minum susu

  formula dek, selain menghemat uang juga lebih praktis kurasa, walaupun saya kerja tapi selalu saya simpan ASI itu dulu atau kan tempat kerja saya ada rumah dinasnya jadi pulang menyusui kalau sempat.

  Berdasarkan tabel di atas bahwa hanya klinik X yang memberikan promosi ASI Eksklusif, klinik Y dan Z tidak dan menganggap bahwa semua orang sudah paham tentang ASI Eksklusif sehingga tidak perlu lagi

  

4.3.1.5 Pernyataan informan tentang ibu bersalin yang tidak mau memberikan ASI

Ekslusif kepada anaknya di Klinik X,Y, dan Z Klinik Bersalin X Informan Pernyataan

  Kalau di klinik kami ini jarang ibu yang tidak mau memberikan

  Informan 1

  ASI, rata rata kalau ASI nya ada, mereka mau ngasih, bukannya selebritis orang ini kan lagipula gampang dirasa tinggal kasih bisa dimana aja, nggak perlu mengeluarkan biaya lagi, kalau yang nggak ada keluar ASI nya barulah terpaksa dia kasih susu formula, kalau ada ibu ibu yang nggak mau ngasih ASI itu kurasa memang badannya lah lebih disayangnya daripada anaknya atau mungkin memang kurang pengetahuannya. Itulah yang nggak tau kita itu kan. Atau mungkin dia sibuk kerja atau susah memompa ASI untuk disimpan.

  

Informan 2 Kalau ibu jaman sekarang mungkin terkendala karean pekerjaan

  atau kalau dibilang ASI tidak keluar nggak adanya itu,tapi memang pasti mau memberikan ASI kepada anaknya, tetapi kalau dari ibu sendiri itulah diperlukan kontribusi keluarga atau dukungan moral juga dari orang orang disekitarnya untuk dapat memberikan ASI Eksklusif, selain itu tempat mereka melakukan ANC pun seharusnya mendukung kegiatan mereka.

  

Informan 3 Kalau soal itu tergantung ibu ibu ini nya nak, kalau memang dia

  bisa kenapa harus dikasih susu formula. Tapi saya juga sering menghimbau terutama ke ibu di rumah supaya bidan bidan itu melakukan pendekatan kepada ibu ibu itu tadi supaya tinggilah cakupan ASI Eksklusif ini kan, anak anak pun cerdas.

  

Informan 4 Kalau disini jarang nggak mau ngasih ASI kak, kalau ada ASI nya

  lebih suka mereka kasih ASI, udah tau mereka itu lebih bagus daripada susu formula, tap terkaadang kan kak kalau kuliat tergantung makanan yang dikonsumsi ibunya juga nya kandungan ASI ini, mungkin dia lebih tertarik lah sama susu formula karena di tv kan ada itu banyak iklan kak tentang bagusnya susu formula.

  

Informan 5 Kalau awak ngasih ASI nya lantaran ada ASI awak kalau nggak ada

  tadi barulah ngasih susu formula ini pun kubeli juga untuk jaga jaga manatau nggak cukup ASI ku ini kan, kalau soal ibu yang nggak mau kasih susu formula mungkin memang nggak adalah ASI nya atau takut jelek badannya. Bnayak jugalah alasan ibu ibu ini memang apalagi kalau dikasih hadiah dari susu formula itu kan.

  Klinik Bersalin Y Informan Pernyataan

Informan 1 Disini rata rata ibunya kerja trus menjaga badannya supaya nggak

  melar lah, badannya tetap cantik, jadi mereka lebih memilih untuk menggunakan susu formula. Kalau kurasa pun kayak gitunya alasan ibu ibu yang nggak mau kasih ASI itu, macam manalah mau dibilang yakan kalau kita lihat disini dikasihnya, palingan dua harinya di klinik ini, setelah itu kan nggak tau kita itu diluar kekmana.

  

Informan 2 Itu tadi ibu harus mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dari

  orang terdekat disekitarnya maupun dimana ibu tersebut melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu yang demikian seharusnya lebih dilakukan pembinaan oleh para

  Informan 3

  bidan supaya anak diberikan ASI, selain itu juga kemungkinan pekerjaan bisa jadi menghambat pemberian ASI tersebut.

  

Informan 4 Memang orang itu nggak mau ngasih ASI kak jadi kita pun susah

  udah dijelaskan pun lebih bagus ASI dari susu formula tetap ajanya.Lagipula disini kami memang disuruh begitu lahir langsung dikasih susu formula, memang kekgitu perautran darisini kak. Kalau aku dek kerja, makanya nggak bisa aku kasih air susu ku ini,

  Informan 5

  jam kerja ku pun nggak menentu, kalau nggak kerja aku makan apalah kami suami pun udah nggak ada kerjanya lagi jadi aku mungkin bedalah sama ibu ibu yang nggak mau ngasih ASI itu.

  Klinik Bersalin Z Informan Pernyataan

  Ya mungkin ngga ada susunya mau gimana kita bilang yakan kita

  Informan 1

  kasihlah susu formula. Kalau dijelaskan ASI itu lebih bagus memang tapi kalau disini selagi ada ASI itu yang dikasih, kami tunggu dulu sekitar dua jam baru kami kasih itu susu formula.

  

Informan 2 Ya saya tidak setuju sebenarnya ASI itu ada di setiap wanita namun