View of Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel
pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017
Raden Syaiful Hamzah
[email protected]/SDN Pangolanagan 2 Burneh-Bangkalan
Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah mampukah teknik Skrambel ini
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa
dalam kegiatan pembelajaran? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama
dan setelah kegiatan pembelajaran. Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas VI SDN
Pangolangan 2 Kecamatan Burneh tahun pelajaran 2017 / 2018 , yang terdiri atas 22
siswa. Dengan Variabel penelitian:(1) kemampuan membaca pemahaman,(2)
penggunaan teknik Skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses
tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7, 547 lebih
besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II
diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hal tersebut,
teknik skrambel dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam pembelajaran karena
terbukti teknik ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman yang
ditandai dengan perubahan perilaku siswa.
Kata kunci: Membaca Pemahaman, Peningkatan Pemahaman, Teknik Skrambel.
Abstract: The problem in this research is Skrambel technique can it improve reading
comprehension skill and change student behavior in learning activity? The purpose of
this study is to obtain a concrete description of the use of skrambel techniques in
improving students' reading comprehension skills and changes in student behavior
during and after learning activities. The subject of this research is the students of class
VI SDN Pangolangan 2 Burneh sub-district in the 2017/2018 school year, which
consists of 22 students. With the research variables: (1) the ability to read
comprehension, (2) the use of technique Skrambel. Testing instruments and tests. The
classroom action process includes cycle I and cycle II, with planning, action,
observation, and reflection measures. The initial test results and the final cyclical I
test obtained t = 7,507 greater than the 5% significance level. The final test result of
cycle I and end test of cycle II obtained t = 8,018 bigger than 5% significance level.
Based on this, the technique of skrambel can be used as an alternative by the teacher
in the learning because it is proven this technique can improve the comprehension
reading skill marked by the change of student behavior.
Keywords:
Reading Understanding,
Engineering.
147
Improved
Understanding,
Scramble
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
Pendahuluan
Pembelajaran membaca di kelas
dengan pemberian tugas terasa suatu
pekerjaan
yang
membosankan
dan
menjenuhkan. Saat ini siwa lebih suka
menonton
televisi,santai,dan
daripada
mengerjakan
akibatnya
kemampuan
tugas
siswa
tidur
itu,
kelas
ketika
diberi
pelajaran bahasa Indonesia khususnya
membaca terlihat 50 % siswa tidak
tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa
selalu bercakap-cakap dengan teman
sebangkunya,
sebagian
besar
siswa
gaduh, dan bacaan baru selesai dalam
waktu yang cukup lama. Diajukan
pertanyaan, semua diam, sibuk membaca
kembali teks, jawaban siswa tidak
mencapai sasaran.
Keterampilan
memahami
bentuk-bentuk
untuk
tertulis
belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya
untuk mempelajari mata pelajaran yang
bersifat eksak, mata pelajaran noneksak
pelajaran
memerlukannya.
noneksak
Bila
siswa
dan
tidak
mampu memahaminya secara baik, maka
materi yang disajikan terasa berat dan
efek lebih jauh muncul perasaan bosan
untuk
mempelajari
materi-materi
pelajaran.
Lemahnya
tingkat
kemampuan
membaca pemahaman siswa merupakan
kendala untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan,
apalagi
pembelajaran
yang
bila
metode
diterapkan
guru
kurang tepat, hal ini akan membuat nilai
hasil belajar siswa semakin terpuruk
berada jauh di bawah batas ketuntasan.
Kenyataan praktis di lapangan ini sangat
menarik perhatian penulis, dan sebagai
guru
kelas
tergerak
mengadakan
hatinya
penelitian
meningkatkan
untuk
dengan
pada
Mata
umumnya
kemampuan
membaca
pemahaman siswa di SDN Pangolangan
2. Kecamatan Burneh.
sangat diperlukan siswa dalam kegiatan
sangat
ekspositoris
mengujicobakan teknik skrambel untuk
membaca
merupakan hal yang mendasar dan
pun
secara
panjang-panjang.
tidak
seperti yang diharapkan kurikulum. Dari
pengamatan di
disajikan
Teknik
permainan
skrambel
yang
menyusun kembali
adalah
berupa
atau
teknik
aktivitas
pengurutan
suatu struktur bahasa yang sebelumnya
telah dikacaubalaukan. Beberapa macam
teknik skrambel yang kita kenal yaitu :
148
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
(a) skrambel kata, (b) skrambel kalimat,
permainan menjadi popular. Kegiatan ini
(c) skrambel paragraph dan (d) skrambel
selain ada unsur rekreasi juga ada unsur
wacana ( Suparno 1998:76).
belajar dan berpikir. Oleh karena itu,
Berdasar prinsip dari sejenis
permainan
kemudian
konsepnya
teknik
pengajaran
memungkinkan
siswa
ini
akan
untuk
belajar
dipinjam untuk kepentingan pengajaran
secara santai dan tidak membuatnya
membaca.
stress
Sasaran
utamanya
sama,
atau
tertekan.
Mereka
akan
senang
hati
yakni mengajak anak untuk berlatih
melakukannya
dengan
menyusun sesuatu agar sesuatu itu
karena mengira sedang bermain-main.
Membaca pemahaman bukanlah
menjadi bermakna. Dalam pengajaran
membaca, anak diajak untuk berlatih
satu-satunya
menyusun suatu organisasi tulisan yang
rendah, banyak faktor lain yang ikut
secara
menentukan.
sengaja dikacaukan,
menjadi
penyebab
nilai
siswa
Kompleksnya
suatu organisasi tulisan yang utuh dan
permasalahan dan terbatasnya berbagai
bermakna, melalui teknik ini di samping
hal maka difouskan pada salah satu
anak diajak untuk berlatih memprediksi
faktor
jalan pikiran penulisan aslinya, juga
dengan tingkat kemampuan membaca
mengajak anak untuk berkreasi dengan
pemahaman siswa.
penelitian
dari susunan semula.
atas,alternatif
teknik
dasar
poses
skrambel
membaca
adalah
berhbungan
ini
dirumuskan
sebagai
di
berikut :1. Adakah peningkatan ketram-
dengan
pilan membaca pemahaman siswa kelas
pangajaran
VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan
pemikiran
belajar
dalam
yang
Masalah yang dibahas dalam
susunan baru yang mungkin lebih baik
Dengan
penyebab
“bermain
sambil
Burneh tahun pelajaran 2017/2018 ,
belajar” bukan” belajar sambil bermain”.
setelah
Kegiatan bermain bukan hanya digemari
membaca pemahaman dengan teknik
oleh anak-anak yang masih duduk di
skrambel? 2. Adakah perubahan perilaku
sekulah dasar, anak-anak yang berangkat
siswa dalam proses belajar mengajar
dewasapun
membaca pemahaman dengan teknik
menyukainya,
bahkan
program televisi menayangkan acara
skrambel ?
149
mengikuti
pembelajaran
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
Sesuai dengan permasalahan di
atas, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan
seakan membaca suatu hal yang pasif.
konkret
Kegiatan membaca pada anak-
untuk
anak kelas 4 SD ke atas bukanlah
meningkatkan keterampilan membaca
kegiatan membaca yang dikatakan oleh
pemahaman
siswa
Finnochiaro
Pangolangan
2.
penggunaan
secara
Pengertian tersebut menyatakan seakan-
teknik
skrambel
kelas
VI
Kecamatan
tahun pelajaran 2017/2018
tujuan
lain
adalah
SDN
dan
Bonomo,karena
Burneh
membaca bukan hanya memahami yang
sedangkan
tersurat saja tetapi juga yang tersirat,
memberikan
sebagaimana
yang
dikatakan
oleh
dalam
Harras
dan
gambaran mengenai perubahan perilaku
Goodman
siswa selama mengikuti proses belajar-
Sulistianigsih (1997 :1.7) bahwa ketika
mengajar dengan teknik skrambel.
seseorang
membaca
sekedar
menuntut
Para pakar hingga saat ini masih
bukan
hanya
kemampuan
berbeda
mengambil dam memetik makna dari
tentang hakikat membaca. Anderson
materi yang tercetak melainkan juga
dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan
menuntut
bahwa membaca adalah suatu proses
konteks yang tersedia guna membentuk
penyandian kembali dan pembacaan
makna.
memberikan
sandi
(a
batasan
recording
yang
and
kemampuan
Thorndike
deconding
dalam
menyusun
Simanjutak
process). Bagi Dika yang masih duduk di
(1987:64) mengatakan bahwa belajar
kelas 1 SD pengertiam membaca seperti
merupakan suatu proses menghubung-
itu tepat sebab ketika dia membaca
hubungkan di dalam sistim saraf dan
hanya
mengemukakan atau
tidak ada hubungannya sama sekali
rangkaian
dengan
“insight”
lambang bahasa tulis yang dilihatnya,
dalaman
Menurut
dari huruf menjadi kata kemudian
Gestat, pembelajaran merupakan suatu
menjadi frasa kalimat, dan seterusnya.
proses memperoleh perubahan-peruba-
Mengerti atau tidak mengerti makna dari
han pada “insight’ atau pemahaman-
seluruh
lambang-lambang
dalaman kilat atau pola pikir segera,
bahasa tulis tidak menjadi persoalan.
yaitu pengamatan hubungan-hubungan
terbatas
membunyikan
rangkaian
lambang-
150
atau
pengertian
psikologi
Medan
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
(Rajah dalam Simanjutak 1987:87).
positif misalnya : solidaritas, sportivitas,
Chomsky dalam Simanjuntak (1987:102)
kreativitas, dan rasa percaya diri. Selain
berpendapat bahwa (a) prosesproses
kelebihan di atas ada kelemahan dalam
pemerolehan bahasa semua anak-anak
permainan,yaitu
boleh
evaluasi
dikatakan
pemerolehan
sama,
bahasa
(b)
untuk
belajar
siswa
sebab
mengandung unsur spekulasi yang besar.
kaitannya dengan kecerdasan anak yang
Siswa yang menang belum tentu siswa
IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa
yang pandai. Secara rinci kelebihan dan
pada masa dan cara hampir sama, (c)
kekurangan permainan bahasa adalah
proses pemerolehan bahasa ini tidak pula
sebagai berikut :
dipengaruhi oleh motivasi atau emosi
Kelebihan a) Permainan
anak-anak,
yang
merupakan media pengajaran bahasa
dihasilkan oleh semua anak-anak boleh
yang cocok untuk penerapan Kurikulum
dikatakan sama.
Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004).
tata
tidak
hasil
baik
ada
(d)
ini
proses
tidak
bahasa
Pembelajaran
Membaca
bahasa
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam
Pemahaman dengan Teknik Skrambel
permainan
Skrambel adalah salah satu permainan
aktivitas fisik, tetapi juga aktivitas
bahasa
permainan
mental. b) Permainan bahasa dapat
bahasa merupakan suatu aktivitas untuk
dipakai untuk membangkitkan kembali
memperoleh
tertentu
kegairahan belajar siswa yang sudah
dengan cara menggembirakan (Suparno
mulai lesu. c) Sifat kompetitif yang ada
1998:60) Dengan bermain siswa akan
dalam
memperoleh
atau
siswa berlomba-lomba maju. d) Selain
keterampilan
untuk menimbulkan kegembiraan dan
tertentu akan diperolehnya dengan tidak
melatih ketrampilan tertentu, permainan
sengaja.
bahasa
pada
hakikatnya
keterampilan
kesenangan,selain
Dalam
kegembiraan
itu
setiap
permainan
bahasa
ini
permainan
juga
dapat
dapat
bukan
saja
mendorong
memupuk
rasa
terdapat unsur rintangan dan tantangan
solidaritas (terutama untuk permainan
yang harus dihadapi dan dipecahkan.
beregu).
Secara tidak langsung permainan juga
dikomunikasikan
dapat memupuk berbagai sifat yang
151
e)
Materi
lewat
yang
permainan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
bahasa biasanya mengesan sehingga
tulisan yang secara sengaja sebelumnya
sukar dilupakan.
dikacaukan,anak diminta menata ulang
Kekurangan, a) Pada umumnya jumlah
susunan tulisan yang kacau menjadi
siswa dalam satu kelas terlalu besar. Hal
suatu organisasi tulisan yang utuh dan
tersebut akan menimbulkan kesulitan
bermakna.
Teknik
untuk melibatkan seluruh siswa dalam
skrambel
ini
dapat
permainan. Siswa yang tidak terlibat itu
melatih anak memprediksi jalan pikiran
justru mengganggu permainan yang
tulisan
sedang berlangsung. b) Tidak semua
berkreasi dengan susunan baru yang
materi pelajaran dapat dikomunikasikan
mungkin lebih baik.
lewat media permainan. c)
aslinya
Secara
Permainan
dan
melatih
umum
anak
rambu-rambu
bahasa biasanya menimbulkan suara
pembelajaran dengan teknik skrambel ini
gaduh.
akan
terbagi ke dalam tiga kegiatan, yakni (1)
mengganggu kelas yang berdekatan. d)
persiapan, (2) kegiatan inti, (3) dan
Hal
Banyak
permainan
tersebut
yang
bahasa
jelas
memperlakukan
sebagai
kegiatan
kegiatan tindak lanjut.
1) Persiapan
untuk mengisi waktu kosong saja. e)
Beberapa hal yang harus diperhatikan
Permainan bahasa banyak mengandung
dalam
unsur spekulasi. Siswa yang menang
Menyiapkan
dalam suatu permainan belum dapat
keluarkan paragraf ke dalam kartu
dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut
paragraf. Idealnya guru menyiapkan
lebih
kartu-kartu paragraf sebanyak kelompok
pandai
daripada
siswa
persiapan
teks
ini
yakni:
a)
bacaan,kemudian
siswa yang ada. Bila hal ini tidak
lain.(Suparno 1988:64-65)
dan
memungkinkan, guru cukup menyiapkan
kekurangan dalam permainan bahasa di
kartu-kartu satu set, selanjutnya setiap
atas, teknik skrambel dapat diman-
kelompok siswa membuat kartu-kartu
faatkan untuk kepentingan membaca
paragraf sejenis sendiri. b) Setiap kartu
pemahaman. Dalam pengajaran memba-
hanya mengandung satu paragraf. c)
Berdasarkan
ca
pemahaman
berlatih
kelebihan
anak
menyusun
diajak
suatu
Kartu-kartu
untuk
organisasi
paragraf
diberi
nomor urut yang susunan pengurutannya
152
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
sengaja dikacaukan. d) Membagi siswa
harus dibicarakan dalam kelompok kecil.
dalam
d) Guru memimpin diskusi kelompok
kelompok-kelompok
yang
beranggotakan 3 sampai 4 orang siswa
besar
dalam satu kelompok. e)
mendengarkan
Mengatur
untuk
menganalisis
pertanggung
dan
jawaban
posisi tempat duduk agar kelompok yang
setiap kelompok kecil atas hasilkerja
satu dengan kelompok yang lain tidak
masing-masing kelompok yang telah
saling mengganggu,dan tidak saling
disepakati dalam kelompok. e) Setelah
terganggu.Bila memungkinkan kegiatan
seluruh kelompok tampil, dilanjutkan
ini dilakukan di luar kelas.hal ini akan
perbincangan
memberi dampak yang lebih baik karena
komentar perseorangan dipimpin guru.
anak-anak akan berada dalam suasana
e) Setelah diskusi kelompok besar
bermain yang sebenarnya. f) Merenca-
menghasilkan
nakan langkah-langkah kegiatan serta
tentang susunan teks yang dianggap
menentukan jatah waktu yang dibutuh-
paling logis, kemudian guru menun-
kan untuk setiap fase kegiatan yang akan
jukkan teks alinya. f) satu orang diminta
dilalui dalam kegiatan inti.
untuk membacakan teks asli tersebut
2. Kegiatan Inti
secara bergantian. selanjutnya, melalui
Beberapa kegiatan yang harus dilalui
kegiatan diskusi kelompok besar siswa
anak dalam kegiatan inti: a) Setiap
membandingkan, mengkaji, menilai dan
kelompok siswa siap dengan perangkat
memutuskan susunan teks mana yang
kartu paragraf yang telah dibagikan guru
paling baik dan logis. g) Pada akhir
( atau diproduksi sendiri oleh kelompok
kegiatan inti, satu dua orang siswa
tersebut ) untuk didiskusikan dalam
diminta untuk menceritakan kembali isi
kelompoknya
teks dengan kata-kata sendiri.
masing-masing.b)Setiap
kelompok siswa melakukan diskusi kecil
dalam
kelompoknya
untuk
tentang
pendapat
kesepakatan
dan
barsama
3. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung
mencari
yang
hasil belajar siswa. Contoh kegiatan
dianggap baik dan logis oleh kelompok
tindak lanjut yang dapat dilakukan antara
yang bersangkutan. c) Alasan-alasan
lain : a) Kegiatan pengayaan berupa
pemilihan susunan kartu-kartu paragraf
pemberian tugas serupa dangan bahan
susunan
kartu-kartu
paragraf
153
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
yang berbeda. b) Kegiatan menyem-
terdiri atas satu bacaan yaitu cerpen dan
purnakan susunan teks asli,jika terdapat
disertai 10 soal pilihan ganda dengan
susunan yang tidak memperlihatkan
empat opsion. Soal nomor 1 dan 2
kelogisan. c) Kegiatan mengubah materi
pemahaman kata, nomor 3 dan 4
bacaan (memparafrase, atau menyeder-
pemahaman konsep, 5 dan 6 pemahaman
hanakan bacaan). d) Mencari makna
kalimat, 7 dan 8 pemahaman struktur
kosakata baru di dalam kamus dan
paragraf, 9 dan 10 pemahaman sikap dan
mengaplikasikan
tujuan. Setiap soal yang dijawab benar
dalam
pemakaian
kalimat. e) Membetulkan kesalahan-
memiliki
kesalahan tata bahasa yang mungkin
mendapat skor 0. 2. Nontes. Merupakan
ditemukan dalam teks wacana latihan.
Instrumen nontes meliputi observasi,
Satu hal yang penting dalam teknik
ini,siswa
tidak
sekedar
berlatih
skor
1
dan
yang
salah
wawancara, dan jurnal siswa.
Observasi
memahami dan menemukan susunan
Observasi dapat digunakan untuk
teks yang baik dan logis, melainkan juga
memperoleh data pada saat proses
dilatih untuk berpikir kritis-analitis. Hal-
belajar-mengajar
hal
yang diamati adalah : a) Respon atau
yang
kebahasaan,
berkenaan dengan aspek
kebenaran,
ketepatan
sikap
siswa
berlangsung.
terhadap
bacaan
Aspek
yang
struktur kalimat, tanda baca, diksi dapat
diberikan. b) Respon atau sikap siswa
menjadi perhatian dan perbincangan
terhadap metode pembelajaran yang
siswa.
digunakan guru. c) Jumlah siswa yang
dapat menjawab pertanyaan. d) Jumlah
Metode Penelitian
Pengambilan
siswa yang memberi tanggapan terhadap
dan
Pengolahan
Data. Instrumen yang digunakan dalam
isi bacaan.
Wawancara
penelitian ini meliputi tes dan nontes,1).
Bentuk
tes
mengetahui
yang
digunakan
pemahaman
siswa
untuk
dan
tanggapan siswa terhadap bacaan adalah
tes tertulis objektif (objektif test) yang
Wawancara
ini
bertujuan
memperoleh data melalui tanya jawab
secara
langsung
dan
terpimpin.
Wawancara dilakukan terhadap siswa
yang berinteraksi secara negatif terhadap
154
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
bacaan, dan juga terhadap siswa yang
mengalami
dalam
peningkatan
memahami
kemampuan
dan nontes mencakup dua hal, yaitu
bacaan.
validitas permukaan dan validitas isi.
Wawancara ini juga diharapkan dapat
Untuk menguji tingkat validitas isi
memotivasi siswa untuk meningkatkan
dengan mencocokkan butir-butir tes
kemampuannya. Aspek yang diungkap
dengan kurikulum dan membandingkan
melalui wawancara adalah : a) Penyebab
dengan aspek-aspek yang disebutkan
respon atau sikap negatif terhadap
dalam tujuan pembelajaran, serta aspek
bacaan
membaca
atau
suatu
Uji Intrumen yang berbentuk tes
metode
mengajar.
b)
pemahaman.
Validitas
Penyebab kesulitan dalam memahami
permukaan dengan cara mengkonsul-
dan mengapresiasi bacaan . c) Motivasi
tasikan
yang menyebabkan siswa lebih kritis.
seprofesi
Jurnal Siswa
menurut justifikasi mereka instrumen
Jurnal kegiatan siswa diharapkan
dapat
dibuat
siswa
setiap
akhir
instrumen
tersebut
dan
telah
dengan
dosen
pembimbing.
terbaca
digunakan untuk
teman
dan
dapat
menilai atau alat
pertemuan kegiatan belajar-mengajar.
pengambilan data. Instrumen nontes
Jurnal ini mengungkapkan aspek : (1).
diuji validitas isi dan permukaan dengan
Kesungguhan dalam membaca bacaan
cara mengkonsultasikan dengan teman
(2).
seprofesi
Kebenaran
dalam
menjawab
dan
dosen
pembimbing.
pertanyaan. (3). Keberanian menyampa-
Menurut mereka instrumen ini layak
ikan pertanyaan.
digunakan, kalimat-kalimat yang ada
(4). Keberanian memberikan tanggapan
sudah jelas dan dapat digunakan sebagai
terhadap bacaan.
alat pengambilan data.
Guru
merekap
jurnal
siswa,
Teknik Pengambilan Data
Pengambilan
hasilnya akan digunakan guru unuk
data
dilakukan
melakukan self reflection ( refleksi diri )
dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes
terhadap proses belajar mengajar yang
untuk mengetahui kemampuan membaca
dilakukannya.
pemahaman sebelum dan sesudah proses
Uji Instrumen
pembelajaran dengan teknik skrambel.
Teknik nontes untuk mengetahui sejauh
155
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
mana perubahan perilaku dan sikap
dalam proses pembelajaran membaca
pemahaman dengan teknik skrambel.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
d.b. = N-1 = 45-1 = 44
Tes Awal
Sebelum tindakan kelas siswa
dengan taraf signifikansi 5 % harga t=
mengerjakan tes awal yang bertujuan
2,20,
mengetahui kemampuan sisiwa sebelum
perbedaan antara hasil pretest dengan
kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes
post-test signifikan. Selanjutnya untuk
ini terdiri atas satu teks cerpen dan 10
membuktikan hipotesis yang berbunyi “
soal yang menilai aspek-aspek membaca
Keterampilan
pemahaman, yaitu pemahaman kata,
siswa kelas VI SDN Pangolangan. 2)
pemahaman
Kecamatan
konsep,
pemahaman
signifikan.
1)
Kesimpulan
membaca
Burneh
:
pemahaman
tahun
pelajaran
kalimat, pemahaman struktur paragraf,
2017/2018 meningkat setelah digunakan
dan pemahaman sikap dan tujuan. Hasil
teknik skrambel”.3) Data Nontes Siklus
penelitian dapat dilihat dalam lampiran
I
1.
Observasi
Data yang diperoleh dari hasil
Tes Akhir Siklus I
Pada akhir siklus I diberikan tes
observasi dalam pembelajaran siklus I
masing-masing tes ada 10 soal. Teks I
sebagai
berjudul “ Dolphina Si Anak Laut”.
pertama guru menyampaikan salam dan
berikut.
Pada
lima
menit
mengabsen siswa,keadaan siswa tampak
lelah dan kurang bersemangat, kebetulan
siklus I ini jatuh pada jam terakhir atau
jam kedelapan. Hal ini terlihat dari suara
siswa yang lemah dan pandangan yang
suram dan ketidakpeduliannya pada
kegiatan
belajar.
Sepuluh
menit
kemudian guru memberikan apersepsi
156
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
dengan mengenalkan teknik skrambel
mendekat
dalam membaca pemahaman. Perubahan
duduknya. Ada beberapa siswa yang
suasana kelas terjadi, siswa tampak
acuh tak acuh asik dengan
antusias, dan kelihatan bersemangat
catatannya sendiri, rupanya siswa ini
ingin tahu, terlihat dari sorot mata dan
tidak konsentrasi dan melamun. Suasana
wajah
kelas hening sampai 30 menit.
ceria,
lebih-lebih
setelah
mengetahui bahwa teknik skrambel ini
dan
merapatkan
tempat
buku
Wawancara
adalah suatu permainan.
Wawancara
dilakukan
setelah
Guru menyampaikan tata tertib atau
pembelajaran
aturan dan petunjuk permainan yang
istirahat, yang diwawancarai ada 6 siswa
digunakan
yaitu :
dalam
pembelajaran
berakhir
pada
waktu
membaca pemahaman. Beberapa siswa
1.
bertanya tentang permainan ini karena
mengikuti pelajaran
mereka
2. Dua orang siswa yang aktif,banyak
masih
belum
jelas.
Siswa
Dua
orang
siswa
yang
serius
membentuk kelompok yang terdiri atas 3
berbicara atau bertanya
– 4 orang,suasana kelas gaduh suara
3. Dua orang siswa yang acuh tak acuh
kursi dan anak memenuhi ruangan,
ketika mengikuti pelajaran.
beberapa orang siswa nampak kebingu-
Siswa pertama mengatakan bahwa dia
ngan
mengikuti
mencari
kelompok.
Guru
pelajaran
dengan
serius
berkeliling dan memberikan arahan,
karena punya anggapan bahwa belajar
setelah
dengan serius akan memperoleh hasil
semua
kelompoknya,
siswa
menemukan
suasanapun
tenang
yang baik. Hal ini dia lakukan pada
kembali, ada beberapa siswa yang
semua mata pelajaran. Teknik skrambel
enggan membalik kursinya sehingga
menarik,
duduknya kelihatan tidak nyaman. Guru
menjenuhkan, tidak tegang, dan tidak
membagikan
membosankan.
kartu
paragraf
setiap
kelompok.Siswa
diskusi
kelompok.
kepada
melakukan
Suasana
pembelajaran
jadi
Pembelajaran
tidak
seperti
sedang bermain-main. Materi pembe-
tampak
lajaran juga lebih mudah dipahami dan
kondusif, mereka tampak serius mem-
len\bh mengesan. Saran pada pembela-
baca dan berdiskusi. Mereka berusaha
jaran berikutnya, agar dipilihkan bahan
157
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
bacaan yang menarik. Siswa kedua
argumentasi dapat membuahkan hasil
mengatakan
yang
bahwa
pembelajaran
teknik
dia
dengan
ini
berkompetisi
mengikuti
serta
dapat
karena
menimbulkan rasa solidaritas dan lebih
menantang
mengakrabkan antar siswa apalagi bila
serius
sangat
memuaskan
dengan teman.
Materi
kelompok
setiap
kegiatan
selalu
pembelajaran lebih mengesan dan dapat
berubah-ubah anggotanya”.
dipahami olehnya karena teknik ini
Membaca
memaksa siswa membaca berulang-
dirasakan oleh mereka sebagai suatu
ulang. Sarannya agar pada pembelajaran
teknik yang baru, meskipun mereka telah
berikutnya dicarikan wacana yanglebih
diberi penjelasan dan merasa sudah jelas,
menarik dan lebih panjang lagi.
dalam kegiatan sebagian besar masih
Jurnal
bingung.
dengan
“Teknik
teknik
skrambel
skrambel
ini
Data nontes yang berupa jurnal
merupakan teknik yang baru sehingga
siswa dapat diperoleh setelah kegiatan
dalam langkah-langkahnya saya merasa
belajar menunjukkan bahwa sebagian
sulit “.
siswa
merasa
sangat
Data awal menunjukkan bahwa
berminat mengikuti kegiatan membaca
sebagian besar siswa kurang tertarik
dengan
senang
dan
skrambel”
teknik
Saya
dengan
kegiatan
membaca.Hal
ini
merasakan ternyata teknik ini dapat
terlihat dari kebiasaan sehari-hari di
menghibur, menghilangkan stres, pikiran
sekolah,pembelajaran dengan
terasa ringan, tidak melayang-layang dan
tugas
mudah berkonsentrasi, terasa seperti
kegiatan
sedang bermain kartu. Bersaing dalam
menjenuhkan. Akibat kurangn bermi-
permainan merupakan motivasi yang
natnya siswa terhadap suatu bacaan atau
menambah semangat dalam kegiatan
cerita. Penggunaan bahasa Indonesia
belajar.
teman
tidak baku dalam kegiatan sehari-hari
sekelompok dapat melatih kemampuan
baik di rumah maupun di sekolah,kecuali
berbicara,
kegiatan belajar-mengajar, mengakibat-
Berdiskusi
melatih
dengan
mengungkapkan
persaan, pendapat dan pikiran yang
disertai
alasan
yang
logis.
kan
Adu
158
membaca
yang
penguasaan
metode
merupakan
membosankan
bahasa
suatu
dan
Indonesia
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
terbatas.Hal ini akan mengganggu dalam
lebih besar dari taraf signifikansi 5 %.
proses pemahaman bahan bacaan.
Dari hasil akhir tes siklus I dan tes akhir
dikuatkan
siklus II diperoleh harga t = 8,018 lebih
dengan hasil tes awal siklus I dengan
besar dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini
perolehan nilai rata-rata 6,36 dengan
membuktikan
rincian yang mendapatkan nilai 4 = 2,2
pemahaman
siswa
%,yang mendapatkan nilai 5 = 20
Pangolangan
2.
%,yang mendapatkan nilai 6 = 26,7
meningkat setelah digunakan teknik
%,yang mendapatkan nilai 7 = 31,1 %,
skrambel.
Masalah
di
atas
kelas
membaca
VI
Kecamatan
SDN
Burneh
Unsur spekulasi yang ada dalam
dan yang mendapatkan nilai 8 = 17,8 %,
permainan
dan yang mendapatkan nilai 9 = 2,2 %.
kemampuan
mengakibatkan
pemenang
untuk
bukanlah yang pandai,dalam penelitian
memecahkan masalah di atas diujico-
ini terbukti ada anak yang agresif dan
bakan teknik skrambel.Teknik skrambel
aktif belum tentu mendapatkan nilai
merupakan
yang baik,atau selalu meningkat dari
Salah
satu
alternatif
permainan
bahasa,suatu
aktivitas untuk memperoleh keteram-
siklus ke siklus berikutnya.
pilan
Teori
tertentu
dengan
cara
yang
pembelajaran
Medan
Gestalt
terbukti di sini bahwa perubahan tingkah
menggembirakan.
proses
laku baik pengetahuan atau sikapnya
tindakan bahwa teknik skrambel ini
dipengaruhi oleh unsur-unsur lingku-
dapat mengubah perilaku dan suasana
ngannya.
Pengamatan
dalam
Pernyataan
pembelajaran di kelas menjadi lebih
kondusif.
Jurnal
menunjukkan
dan
sebagian
wawancara
yang
menyebutkan pemerolehan bahasa tidak
siswa
dipengaruhi oleh IQ,motivasi atau emosi
sangat tertarik, bersemangat, antusias,
anak,bertentangan dengan hasil tes ini
dan merasa senang,ditunjukkan pada
dari tes dan nontes (observasi, jurnal dan
waktu
dengan
wawancara ),baik dalam siklus I maupun
teknik skrambel waktu terasa demikian
siklus II sebagian besar siswa yang
cepat berlalu. Dari hasil tes awal dan tes
mendapatkan baik adalah siswa yang
akhir siklus I diperoleh harga t = 7,47.Ini
merasa
mengikuti
besar
Chomsky
pelajaran
159
senang
atau
tertarik,
dan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
mendapatkan nilai baik dalam pelajaran
siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t
lainnya.Sedangkan siswa yang selalu
=
acuh tak acuh selalu mendapat nilai yang
signifikansi.
8,018
lebih
besar
dari
taraf
Perubahan tingkah laku atau
jelek atau bahkan menurun. Data nontes
menunjukkan pelajaran lainnya juga
sikap
jelek. Jadi yang cocok adalah pendapat
membaca pemahaman dngan teknik
Witty dan Kopel bahwa anak anak yang
skrambel.Data yang diperoleh melalui
dapat membaca dengan baik adalah anak
observasi,
yang memiliki IQ di atas 70.
membuktikan bahwa sebagian besar
Pemerolehan
wawancara
pembelajaran
dan
jurnal
siswa tertarik dengan teknik skrambel.
pemahaman yang rata-rata masih rendah
Situasi dan kondisi jenuh,lelah dan
sebagian besar terpengaruh oleh aspek
bosan dapat diatasi dengan permainan
siswa
ini,sehingga suasana kondusif dapat
meliputi
tes
dalam
membaca
yang
hasil
tampak
bersangkutan.Aspek
keluasan
wawasan
ini
siswa,
tercipta.
Hal
ini
terbukti
siswa
kebiasaan siswa, minat dan motivasi.
merasakan waktu atau jam pelajaran
Metode
cepat selesai meskipun kegiatan ini
tugas
dalam
pembelajaran
bahasa Indonesia sangat berpengaruh
dilakukan pada jam yang terakhir.
dalam memahami isi bacaan.Hal ini
berakibat sebagian besar siswa kurang
Daftar Pustaka
berminat membaca bacaan berbahasa
Arikunto Suharsimi.1997. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek,Jakarta: Rineka Cipta.
Budinuryanta,J. dkk. 1997. Pengajaran
keterampilan berbahasa, Jakarta:
Depdikbud
Darisman, Muh. dkk 2004. Ayo Belajar
Berbahasa Indonesia, Jakarta:
Yudhistira
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Kurikulum
2004
Standar
Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
: Jakarta : Depdiknas
Indonesia.
Penutup
Teknik skrambel dapat meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman siswa.Hal itu terlihat dari hasil tes
awal,tes akhir siklus I dan tes akhir
siklus II,seluruhnya menunjukkan ada
kenaikan.Hasil tes awal dan tes akhir
sikllus I diperoleh t = 7,547 lebih besar
dari taraf signifikansi 5 %.Hasil tes akhir
160
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
Harras,
Kholid,A.dan
Lilis
Sulistianingsih.1997. Membaca
I. Jakarata: Depdikbud
Nurhadi dan Rukhan.1990. DimensiDimensi dalam Belajar Bahasa
kedua. Bandung: Sinar Ilmu
Simanjuntak,
Mangantar.1987.Pengantar
Psikolinguistik Modern. Kuala
Lumpur. Dewan Bahasa dan
Budaya
Syah,
Muhibbin.1995.
Psikologi
Pendidikan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Soeparno.1980. Media
Pengajaran
Bahasa.
Yogyakarta:
IKIP
Yogyakarta
Tarigan, H.G.1986. Membaca sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Penyusun.2001. Kemampuan Dasar
Bahasa Indonesia. Klaten. Intan
Pariwara
161
pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017
Raden Syaiful Hamzah
[email protected]/SDN Pangolanagan 2 Burneh-Bangkalan
Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah mampukah teknik Skrambel ini
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa
dalam kegiatan pembelajaran? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama
dan setelah kegiatan pembelajaran. Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas VI SDN
Pangolangan 2 Kecamatan Burneh tahun pelajaran 2017 / 2018 , yang terdiri atas 22
siswa. Dengan Variabel penelitian:(1) kemampuan membaca pemahaman,(2)
penggunaan teknik Skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses
tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7, 547 lebih
besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II
diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hal tersebut,
teknik skrambel dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam pembelajaran karena
terbukti teknik ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman yang
ditandai dengan perubahan perilaku siswa.
Kata kunci: Membaca Pemahaman, Peningkatan Pemahaman, Teknik Skrambel.
Abstract: The problem in this research is Skrambel technique can it improve reading
comprehension skill and change student behavior in learning activity? The purpose of
this study is to obtain a concrete description of the use of skrambel techniques in
improving students' reading comprehension skills and changes in student behavior
during and after learning activities. The subject of this research is the students of class
VI SDN Pangolangan 2 Burneh sub-district in the 2017/2018 school year, which
consists of 22 students. With the research variables: (1) the ability to read
comprehension, (2) the use of technique Skrambel. Testing instruments and tests. The
classroom action process includes cycle I and cycle II, with planning, action,
observation, and reflection measures. The initial test results and the final cyclical I
test obtained t = 7,507 greater than the 5% significance level. The final test result of
cycle I and end test of cycle II obtained t = 8,018 bigger than 5% significance level.
Based on this, the technique of skrambel can be used as an alternative by the teacher
in the learning because it is proven this technique can improve the comprehension
reading skill marked by the change of student behavior.
Keywords:
Reading Understanding,
Engineering.
147
Improved
Understanding,
Scramble
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
Pendahuluan
Pembelajaran membaca di kelas
dengan pemberian tugas terasa suatu
pekerjaan
yang
membosankan
dan
menjenuhkan. Saat ini siwa lebih suka
menonton
televisi,santai,dan
daripada
mengerjakan
akibatnya
kemampuan
tugas
siswa
tidur
itu,
kelas
ketika
diberi
pelajaran bahasa Indonesia khususnya
membaca terlihat 50 % siswa tidak
tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa
selalu bercakap-cakap dengan teman
sebangkunya,
sebagian
besar
siswa
gaduh, dan bacaan baru selesai dalam
waktu yang cukup lama. Diajukan
pertanyaan, semua diam, sibuk membaca
kembali teks, jawaban siswa tidak
mencapai sasaran.
Keterampilan
memahami
bentuk-bentuk
untuk
tertulis
belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya
untuk mempelajari mata pelajaran yang
bersifat eksak, mata pelajaran noneksak
pelajaran
memerlukannya.
noneksak
Bila
siswa
dan
tidak
mampu memahaminya secara baik, maka
materi yang disajikan terasa berat dan
efek lebih jauh muncul perasaan bosan
untuk
mempelajari
materi-materi
pelajaran.
Lemahnya
tingkat
kemampuan
membaca pemahaman siswa merupakan
kendala untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan,
apalagi
pembelajaran
yang
bila
metode
diterapkan
guru
kurang tepat, hal ini akan membuat nilai
hasil belajar siswa semakin terpuruk
berada jauh di bawah batas ketuntasan.
Kenyataan praktis di lapangan ini sangat
menarik perhatian penulis, dan sebagai
guru
kelas
tergerak
mengadakan
hatinya
penelitian
meningkatkan
untuk
dengan
pada
Mata
umumnya
kemampuan
membaca
pemahaman siswa di SDN Pangolangan
2. Kecamatan Burneh.
sangat diperlukan siswa dalam kegiatan
sangat
ekspositoris
mengujicobakan teknik skrambel untuk
membaca
merupakan hal yang mendasar dan
pun
secara
panjang-panjang.
tidak
seperti yang diharapkan kurikulum. Dari
pengamatan di
disajikan
Teknik
permainan
skrambel
yang
menyusun kembali
adalah
berupa
atau
teknik
aktivitas
pengurutan
suatu struktur bahasa yang sebelumnya
telah dikacaubalaukan. Beberapa macam
teknik skrambel yang kita kenal yaitu :
148
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
(a) skrambel kata, (b) skrambel kalimat,
permainan menjadi popular. Kegiatan ini
(c) skrambel paragraph dan (d) skrambel
selain ada unsur rekreasi juga ada unsur
wacana ( Suparno 1998:76).
belajar dan berpikir. Oleh karena itu,
Berdasar prinsip dari sejenis
permainan
kemudian
konsepnya
teknik
pengajaran
memungkinkan
siswa
ini
akan
untuk
belajar
dipinjam untuk kepentingan pengajaran
secara santai dan tidak membuatnya
membaca.
stress
Sasaran
utamanya
sama,
atau
tertekan.
Mereka
akan
senang
hati
yakni mengajak anak untuk berlatih
melakukannya
dengan
menyusun sesuatu agar sesuatu itu
karena mengira sedang bermain-main.
Membaca pemahaman bukanlah
menjadi bermakna. Dalam pengajaran
membaca, anak diajak untuk berlatih
satu-satunya
menyusun suatu organisasi tulisan yang
rendah, banyak faktor lain yang ikut
secara
menentukan.
sengaja dikacaukan,
menjadi
penyebab
nilai
siswa
Kompleksnya
suatu organisasi tulisan yang utuh dan
permasalahan dan terbatasnya berbagai
bermakna, melalui teknik ini di samping
hal maka difouskan pada salah satu
anak diajak untuk berlatih memprediksi
faktor
jalan pikiran penulisan aslinya, juga
dengan tingkat kemampuan membaca
mengajak anak untuk berkreasi dengan
pemahaman siswa.
penelitian
dari susunan semula.
atas,alternatif
teknik
dasar
poses
skrambel
membaca
adalah
berhbungan
ini
dirumuskan
sebagai
di
berikut :1. Adakah peningkatan ketram-
dengan
pilan membaca pemahaman siswa kelas
pangajaran
VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan
pemikiran
belajar
dalam
yang
Masalah yang dibahas dalam
susunan baru yang mungkin lebih baik
Dengan
penyebab
“bermain
sambil
Burneh tahun pelajaran 2017/2018 ,
belajar” bukan” belajar sambil bermain”.
setelah
Kegiatan bermain bukan hanya digemari
membaca pemahaman dengan teknik
oleh anak-anak yang masih duduk di
skrambel? 2. Adakah perubahan perilaku
sekulah dasar, anak-anak yang berangkat
siswa dalam proses belajar mengajar
dewasapun
membaca pemahaman dengan teknik
menyukainya,
bahkan
program televisi menayangkan acara
skrambel ?
149
mengikuti
pembelajaran
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
Sesuai dengan permasalahan di
atas, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan
seakan membaca suatu hal yang pasif.
konkret
Kegiatan membaca pada anak-
untuk
anak kelas 4 SD ke atas bukanlah
meningkatkan keterampilan membaca
kegiatan membaca yang dikatakan oleh
pemahaman
siswa
Finnochiaro
Pangolangan
2.
penggunaan
secara
Pengertian tersebut menyatakan seakan-
teknik
skrambel
kelas
VI
Kecamatan
tahun pelajaran 2017/2018
tujuan
lain
adalah
SDN
dan
Bonomo,karena
Burneh
membaca bukan hanya memahami yang
sedangkan
tersurat saja tetapi juga yang tersirat,
memberikan
sebagaimana
yang
dikatakan
oleh
dalam
Harras
dan
gambaran mengenai perubahan perilaku
Goodman
siswa selama mengikuti proses belajar-
Sulistianigsih (1997 :1.7) bahwa ketika
mengajar dengan teknik skrambel.
seseorang
membaca
sekedar
menuntut
Para pakar hingga saat ini masih
bukan
hanya
kemampuan
berbeda
mengambil dam memetik makna dari
tentang hakikat membaca. Anderson
materi yang tercetak melainkan juga
dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan
menuntut
bahwa membaca adalah suatu proses
konteks yang tersedia guna membentuk
penyandian kembali dan pembacaan
makna.
memberikan
sandi
(a
batasan
recording
yang
and
kemampuan
Thorndike
deconding
dalam
menyusun
Simanjutak
process). Bagi Dika yang masih duduk di
(1987:64) mengatakan bahwa belajar
kelas 1 SD pengertiam membaca seperti
merupakan suatu proses menghubung-
itu tepat sebab ketika dia membaca
hubungkan di dalam sistim saraf dan
hanya
mengemukakan atau
tidak ada hubungannya sama sekali
rangkaian
dengan
“insight”
lambang bahasa tulis yang dilihatnya,
dalaman
Menurut
dari huruf menjadi kata kemudian
Gestat, pembelajaran merupakan suatu
menjadi frasa kalimat, dan seterusnya.
proses memperoleh perubahan-peruba-
Mengerti atau tidak mengerti makna dari
han pada “insight’ atau pemahaman-
seluruh
lambang-lambang
dalaman kilat atau pola pikir segera,
bahasa tulis tidak menjadi persoalan.
yaitu pengamatan hubungan-hubungan
terbatas
membunyikan
rangkaian
lambang-
150
atau
pengertian
psikologi
Medan
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
(Rajah dalam Simanjutak 1987:87).
positif misalnya : solidaritas, sportivitas,
Chomsky dalam Simanjuntak (1987:102)
kreativitas, dan rasa percaya diri. Selain
berpendapat bahwa (a) prosesproses
kelebihan di atas ada kelemahan dalam
pemerolehan bahasa semua anak-anak
permainan,yaitu
boleh
evaluasi
dikatakan
pemerolehan
sama,
bahasa
(b)
untuk
belajar
siswa
sebab
mengandung unsur spekulasi yang besar.
kaitannya dengan kecerdasan anak yang
Siswa yang menang belum tentu siswa
IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa
yang pandai. Secara rinci kelebihan dan
pada masa dan cara hampir sama, (c)
kekurangan permainan bahasa adalah
proses pemerolehan bahasa ini tidak pula
sebagai berikut :
dipengaruhi oleh motivasi atau emosi
Kelebihan a) Permainan
anak-anak,
yang
merupakan media pengajaran bahasa
dihasilkan oleh semua anak-anak boleh
yang cocok untuk penerapan Kurikulum
dikatakan sama.
Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004).
tata
tidak
hasil
baik
ada
(d)
ini
proses
tidak
bahasa
Pembelajaran
Membaca
bahasa
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam
Pemahaman dengan Teknik Skrambel
permainan
Skrambel adalah salah satu permainan
aktivitas fisik, tetapi juga aktivitas
bahasa
permainan
mental. b) Permainan bahasa dapat
bahasa merupakan suatu aktivitas untuk
dipakai untuk membangkitkan kembali
memperoleh
tertentu
kegairahan belajar siswa yang sudah
dengan cara menggembirakan (Suparno
mulai lesu. c) Sifat kompetitif yang ada
1998:60) Dengan bermain siswa akan
dalam
memperoleh
atau
siswa berlomba-lomba maju. d) Selain
keterampilan
untuk menimbulkan kegembiraan dan
tertentu akan diperolehnya dengan tidak
melatih ketrampilan tertentu, permainan
sengaja.
bahasa
pada
hakikatnya
keterampilan
kesenangan,selain
Dalam
kegembiraan
itu
setiap
permainan
bahasa
ini
permainan
juga
dapat
dapat
bukan
saja
mendorong
memupuk
rasa
terdapat unsur rintangan dan tantangan
solidaritas (terutama untuk permainan
yang harus dihadapi dan dipecahkan.
beregu).
Secara tidak langsung permainan juga
dikomunikasikan
dapat memupuk berbagai sifat yang
151
e)
Materi
lewat
yang
permainan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
bahasa biasanya mengesan sehingga
tulisan yang secara sengaja sebelumnya
sukar dilupakan.
dikacaukan,anak diminta menata ulang
Kekurangan, a) Pada umumnya jumlah
susunan tulisan yang kacau menjadi
siswa dalam satu kelas terlalu besar. Hal
suatu organisasi tulisan yang utuh dan
tersebut akan menimbulkan kesulitan
bermakna.
Teknik
untuk melibatkan seluruh siswa dalam
skrambel
ini
dapat
permainan. Siswa yang tidak terlibat itu
melatih anak memprediksi jalan pikiran
justru mengganggu permainan yang
tulisan
sedang berlangsung. b) Tidak semua
berkreasi dengan susunan baru yang
materi pelajaran dapat dikomunikasikan
mungkin lebih baik.
lewat media permainan. c)
aslinya
Secara
Permainan
dan
melatih
umum
anak
rambu-rambu
bahasa biasanya menimbulkan suara
pembelajaran dengan teknik skrambel ini
gaduh.
akan
terbagi ke dalam tiga kegiatan, yakni (1)
mengganggu kelas yang berdekatan. d)
persiapan, (2) kegiatan inti, (3) dan
Hal
Banyak
permainan
tersebut
yang
bahasa
jelas
memperlakukan
sebagai
kegiatan
kegiatan tindak lanjut.
1) Persiapan
untuk mengisi waktu kosong saja. e)
Beberapa hal yang harus diperhatikan
Permainan bahasa banyak mengandung
dalam
unsur spekulasi. Siswa yang menang
Menyiapkan
dalam suatu permainan belum dapat
keluarkan paragraf ke dalam kartu
dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut
paragraf. Idealnya guru menyiapkan
lebih
kartu-kartu paragraf sebanyak kelompok
pandai
daripada
siswa
persiapan
teks
ini
yakni:
a)
bacaan,kemudian
siswa yang ada. Bila hal ini tidak
lain.(Suparno 1988:64-65)
dan
memungkinkan, guru cukup menyiapkan
kekurangan dalam permainan bahasa di
kartu-kartu satu set, selanjutnya setiap
atas, teknik skrambel dapat diman-
kelompok siswa membuat kartu-kartu
faatkan untuk kepentingan membaca
paragraf sejenis sendiri. b) Setiap kartu
pemahaman. Dalam pengajaran memba-
hanya mengandung satu paragraf. c)
Berdasarkan
ca
pemahaman
berlatih
kelebihan
anak
menyusun
diajak
suatu
Kartu-kartu
untuk
organisasi
paragraf
diberi
nomor urut yang susunan pengurutannya
152
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
sengaja dikacaukan. d) Membagi siswa
harus dibicarakan dalam kelompok kecil.
dalam
d) Guru memimpin diskusi kelompok
kelompok-kelompok
yang
beranggotakan 3 sampai 4 orang siswa
besar
dalam satu kelompok. e)
mendengarkan
Mengatur
untuk
menganalisis
pertanggung
dan
jawaban
posisi tempat duduk agar kelompok yang
setiap kelompok kecil atas hasilkerja
satu dengan kelompok yang lain tidak
masing-masing kelompok yang telah
saling mengganggu,dan tidak saling
disepakati dalam kelompok. e) Setelah
terganggu.Bila memungkinkan kegiatan
seluruh kelompok tampil, dilanjutkan
ini dilakukan di luar kelas.hal ini akan
perbincangan
memberi dampak yang lebih baik karena
komentar perseorangan dipimpin guru.
anak-anak akan berada dalam suasana
e) Setelah diskusi kelompok besar
bermain yang sebenarnya. f) Merenca-
menghasilkan
nakan langkah-langkah kegiatan serta
tentang susunan teks yang dianggap
menentukan jatah waktu yang dibutuh-
paling logis, kemudian guru menun-
kan untuk setiap fase kegiatan yang akan
jukkan teks alinya. f) satu orang diminta
dilalui dalam kegiatan inti.
untuk membacakan teks asli tersebut
2. Kegiatan Inti
secara bergantian. selanjutnya, melalui
Beberapa kegiatan yang harus dilalui
kegiatan diskusi kelompok besar siswa
anak dalam kegiatan inti: a) Setiap
membandingkan, mengkaji, menilai dan
kelompok siswa siap dengan perangkat
memutuskan susunan teks mana yang
kartu paragraf yang telah dibagikan guru
paling baik dan logis. g) Pada akhir
( atau diproduksi sendiri oleh kelompok
kegiatan inti, satu dua orang siswa
tersebut ) untuk didiskusikan dalam
diminta untuk menceritakan kembali isi
kelompoknya
teks dengan kata-kata sendiri.
masing-masing.b)Setiap
kelompok siswa melakukan diskusi kecil
dalam
kelompoknya
untuk
tentang
pendapat
kesepakatan
dan
barsama
3. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung
mencari
yang
hasil belajar siswa. Contoh kegiatan
dianggap baik dan logis oleh kelompok
tindak lanjut yang dapat dilakukan antara
yang bersangkutan. c) Alasan-alasan
lain : a) Kegiatan pengayaan berupa
pemilihan susunan kartu-kartu paragraf
pemberian tugas serupa dangan bahan
susunan
kartu-kartu
paragraf
153
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
yang berbeda. b) Kegiatan menyem-
terdiri atas satu bacaan yaitu cerpen dan
purnakan susunan teks asli,jika terdapat
disertai 10 soal pilihan ganda dengan
susunan yang tidak memperlihatkan
empat opsion. Soal nomor 1 dan 2
kelogisan. c) Kegiatan mengubah materi
pemahaman kata, nomor 3 dan 4
bacaan (memparafrase, atau menyeder-
pemahaman konsep, 5 dan 6 pemahaman
hanakan bacaan). d) Mencari makna
kalimat, 7 dan 8 pemahaman struktur
kosakata baru di dalam kamus dan
paragraf, 9 dan 10 pemahaman sikap dan
mengaplikasikan
tujuan. Setiap soal yang dijawab benar
dalam
pemakaian
kalimat. e) Membetulkan kesalahan-
memiliki
kesalahan tata bahasa yang mungkin
mendapat skor 0. 2. Nontes. Merupakan
ditemukan dalam teks wacana latihan.
Instrumen nontes meliputi observasi,
Satu hal yang penting dalam teknik
ini,siswa
tidak
sekedar
berlatih
skor
1
dan
yang
salah
wawancara, dan jurnal siswa.
Observasi
memahami dan menemukan susunan
Observasi dapat digunakan untuk
teks yang baik dan logis, melainkan juga
memperoleh data pada saat proses
dilatih untuk berpikir kritis-analitis. Hal-
belajar-mengajar
hal
yang diamati adalah : a) Respon atau
yang
kebahasaan,
berkenaan dengan aspek
kebenaran,
ketepatan
sikap
siswa
berlangsung.
terhadap
bacaan
Aspek
yang
struktur kalimat, tanda baca, diksi dapat
diberikan. b) Respon atau sikap siswa
menjadi perhatian dan perbincangan
terhadap metode pembelajaran yang
siswa.
digunakan guru. c) Jumlah siswa yang
dapat menjawab pertanyaan. d) Jumlah
Metode Penelitian
Pengambilan
siswa yang memberi tanggapan terhadap
dan
Pengolahan
Data. Instrumen yang digunakan dalam
isi bacaan.
Wawancara
penelitian ini meliputi tes dan nontes,1).
Bentuk
tes
mengetahui
yang
digunakan
pemahaman
siswa
untuk
dan
tanggapan siswa terhadap bacaan adalah
tes tertulis objektif (objektif test) yang
Wawancara
ini
bertujuan
memperoleh data melalui tanya jawab
secara
langsung
dan
terpimpin.
Wawancara dilakukan terhadap siswa
yang berinteraksi secara negatif terhadap
154
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
bacaan, dan juga terhadap siswa yang
mengalami
dalam
peningkatan
memahami
kemampuan
dan nontes mencakup dua hal, yaitu
bacaan.
validitas permukaan dan validitas isi.
Wawancara ini juga diharapkan dapat
Untuk menguji tingkat validitas isi
memotivasi siswa untuk meningkatkan
dengan mencocokkan butir-butir tes
kemampuannya. Aspek yang diungkap
dengan kurikulum dan membandingkan
melalui wawancara adalah : a) Penyebab
dengan aspek-aspek yang disebutkan
respon atau sikap negatif terhadap
dalam tujuan pembelajaran, serta aspek
bacaan
membaca
atau
suatu
Uji Intrumen yang berbentuk tes
metode
mengajar.
b)
pemahaman.
Validitas
Penyebab kesulitan dalam memahami
permukaan dengan cara mengkonsul-
dan mengapresiasi bacaan . c) Motivasi
tasikan
yang menyebabkan siswa lebih kritis.
seprofesi
Jurnal Siswa
menurut justifikasi mereka instrumen
Jurnal kegiatan siswa diharapkan
dapat
dibuat
siswa
setiap
akhir
instrumen
tersebut
dan
telah
dengan
dosen
pembimbing.
terbaca
digunakan untuk
teman
dan
dapat
menilai atau alat
pertemuan kegiatan belajar-mengajar.
pengambilan data. Instrumen nontes
Jurnal ini mengungkapkan aspek : (1).
diuji validitas isi dan permukaan dengan
Kesungguhan dalam membaca bacaan
cara mengkonsultasikan dengan teman
(2).
seprofesi
Kebenaran
dalam
menjawab
dan
dosen
pembimbing.
pertanyaan. (3). Keberanian menyampa-
Menurut mereka instrumen ini layak
ikan pertanyaan.
digunakan, kalimat-kalimat yang ada
(4). Keberanian memberikan tanggapan
sudah jelas dan dapat digunakan sebagai
terhadap bacaan.
alat pengambilan data.
Guru
merekap
jurnal
siswa,
Teknik Pengambilan Data
Pengambilan
hasilnya akan digunakan guru unuk
data
dilakukan
melakukan self reflection ( refleksi diri )
dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes
terhadap proses belajar mengajar yang
untuk mengetahui kemampuan membaca
dilakukannya.
pemahaman sebelum dan sesudah proses
Uji Instrumen
pembelajaran dengan teknik skrambel.
Teknik nontes untuk mengetahui sejauh
155
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
mana perubahan perilaku dan sikap
dalam proses pembelajaran membaca
pemahaman dengan teknik skrambel.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
d.b. = N-1 = 45-1 = 44
Tes Awal
Sebelum tindakan kelas siswa
dengan taraf signifikansi 5 % harga t=
mengerjakan tes awal yang bertujuan
2,20,
mengetahui kemampuan sisiwa sebelum
perbedaan antara hasil pretest dengan
kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes
post-test signifikan. Selanjutnya untuk
ini terdiri atas satu teks cerpen dan 10
membuktikan hipotesis yang berbunyi “
soal yang menilai aspek-aspek membaca
Keterampilan
pemahaman, yaitu pemahaman kata,
siswa kelas VI SDN Pangolangan. 2)
pemahaman
Kecamatan
konsep,
pemahaman
signifikan.
1)
Kesimpulan
membaca
Burneh
:
pemahaman
tahun
pelajaran
kalimat, pemahaman struktur paragraf,
2017/2018 meningkat setelah digunakan
dan pemahaman sikap dan tujuan. Hasil
teknik skrambel”.3) Data Nontes Siklus
penelitian dapat dilihat dalam lampiran
I
1.
Observasi
Data yang diperoleh dari hasil
Tes Akhir Siklus I
Pada akhir siklus I diberikan tes
observasi dalam pembelajaran siklus I
masing-masing tes ada 10 soal. Teks I
sebagai
berjudul “ Dolphina Si Anak Laut”.
pertama guru menyampaikan salam dan
berikut.
Pada
lima
menit
mengabsen siswa,keadaan siswa tampak
lelah dan kurang bersemangat, kebetulan
siklus I ini jatuh pada jam terakhir atau
jam kedelapan. Hal ini terlihat dari suara
siswa yang lemah dan pandangan yang
suram dan ketidakpeduliannya pada
kegiatan
belajar.
Sepuluh
menit
kemudian guru memberikan apersepsi
156
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
dengan mengenalkan teknik skrambel
mendekat
dalam membaca pemahaman. Perubahan
duduknya. Ada beberapa siswa yang
suasana kelas terjadi, siswa tampak
acuh tak acuh asik dengan
antusias, dan kelihatan bersemangat
catatannya sendiri, rupanya siswa ini
ingin tahu, terlihat dari sorot mata dan
tidak konsentrasi dan melamun. Suasana
wajah
kelas hening sampai 30 menit.
ceria,
lebih-lebih
setelah
mengetahui bahwa teknik skrambel ini
dan
merapatkan
tempat
buku
Wawancara
adalah suatu permainan.
Wawancara
dilakukan
setelah
Guru menyampaikan tata tertib atau
pembelajaran
aturan dan petunjuk permainan yang
istirahat, yang diwawancarai ada 6 siswa
digunakan
yaitu :
dalam
pembelajaran
berakhir
pada
waktu
membaca pemahaman. Beberapa siswa
1.
bertanya tentang permainan ini karena
mengikuti pelajaran
mereka
2. Dua orang siswa yang aktif,banyak
masih
belum
jelas.
Siswa
Dua
orang
siswa
yang
serius
membentuk kelompok yang terdiri atas 3
berbicara atau bertanya
– 4 orang,suasana kelas gaduh suara
3. Dua orang siswa yang acuh tak acuh
kursi dan anak memenuhi ruangan,
ketika mengikuti pelajaran.
beberapa orang siswa nampak kebingu-
Siswa pertama mengatakan bahwa dia
ngan
mengikuti
mencari
kelompok.
Guru
pelajaran
dengan
serius
berkeliling dan memberikan arahan,
karena punya anggapan bahwa belajar
setelah
dengan serius akan memperoleh hasil
semua
kelompoknya,
siswa
menemukan
suasanapun
tenang
yang baik. Hal ini dia lakukan pada
kembali, ada beberapa siswa yang
semua mata pelajaran. Teknik skrambel
enggan membalik kursinya sehingga
menarik,
duduknya kelihatan tidak nyaman. Guru
menjenuhkan, tidak tegang, dan tidak
membagikan
membosankan.
kartu
paragraf
setiap
kelompok.Siswa
diskusi
kelompok.
kepada
melakukan
Suasana
pembelajaran
jadi
Pembelajaran
tidak
seperti
sedang bermain-main. Materi pembe-
tampak
lajaran juga lebih mudah dipahami dan
kondusif, mereka tampak serius mem-
len\bh mengesan. Saran pada pembela-
baca dan berdiskusi. Mereka berusaha
jaran berikutnya, agar dipilihkan bahan
157
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
bacaan yang menarik. Siswa kedua
argumentasi dapat membuahkan hasil
mengatakan
yang
bahwa
pembelajaran
teknik
dia
dengan
ini
berkompetisi
mengikuti
serta
dapat
karena
menimbulkan rasa solidaritas dan lebih
menantang
mengakrabkan antar siswa apalagi bila
serius
sangat
memuaskan
dengan teman.
Materi
kelompok
setiap
kegiatan
selalu
pembelajaran lebih mengesan dan dapat
berubah-ubah anggotanya”.
dipahami olehnya karena teknik ini
Membaca
memaksa siswa membaca berulang-
dirasakan oleh mereka sebagai suatu
ulang. Sarannya agar pada pembelajaran
teknik yang baru, meskipun mereka telah
berikutnya dicarikan wacana yanglebih
diberi penjelasan dan merasa sudah jelas,
menarik dan lebih panjang lagi.
dalam kegiatan sebagian besar masih
Jurnal
bingung.
dengan
“Teknik
teknik
skrambel
skrambel
ini
Data nontes yang berupa jurnal
merupakan teknik yang baru sehingga
siswa dapat diperoleh setelah kegiatan
dalam langkah-langkahnya saya merasa
belajar menunjukkan bahwa sebagian
sulit “.
siswa
merasa
sangat
Data awal menunjukkan bahwa
berminat mengikuti kegiatan membaca
sebagian besar siswa kurang tertarik
dengan
senang
dan
skrambel”
teknik
Saya
dengan
kegiatan
membaca.Hal
ini
merasakan ternyata teknik ini dapat
terlihat dari kebiasaan sehari-hari di
menghibur, menghilangkan stres, pikiran
sekolah,pembelajaran dengan
terasa ringan, tidak melayang-layang dan
tugas
mudah berkonsentrasi, terasa seperti
kegiatan
sedang bermain kartu. Bersaing dalam
menjenuhkan. Akibat kurangn bermi-
permainan merupakan motivasi yang
natnya siswa terhadap suatu bacaan atau
menambah semangat dalam kegiatan
cerita. Penggunaan bahasa Indonesia
belajar.
teman
tidak baku dalam kegiatan sehari-hari
sekelompok dapat melatih kemampuan
baik di rumah maupun di sekolah,kecuali
berbicara,
kegiatan belajar-mengajar, mengakibat-
Berdiskusi
melatih
dengan
mengungkapkan
persaan, pendapat dan pikiran yang
disertai
alasan
yang
logis.
kan
Adu
158
membaca
yang
penguasaan
metode
merupakan
membosankan
bahasa
suatu
dan
Indonesia
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
terbatas.Hal ini akan mengganggu dalam
lebih besar dari taraf signifikansi 5 %.
proses pemahaman bahan bacaan.
Dari hasil akhir tes siklus I dan tes akhir
dikuatkan
siklus II diperoleh harga t = 8,018 lebih
dengan hasil tes awal siklus I dengan
besar dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini
perolehan nilai rata-rata 6,36 dengan
membuktikan
rincian yang mendapatkan nilai 4 = 2,2
pemahaman
siswa
%,yang mendapatkan nilai 5 = 20
Pangolangan
2.
%,yang mendapatkan nilai 6 = 26,7
meningkat setelah digunakan teknik
%,yang mendapatkan nilai 7 = 31,1 %,
skrambel.
Masalah
di
atas
kelas
membaca
VI
Kecamatan
SDN
Burneh
Unsur spekulasi yang ada dalam
dan yang mendapatkan nilai 8 = 17,8 %,
permainan
dan yang mendapatkan nilai 9 = 2,2 %.
kemampuan
mengakibatkan
pemenang
untuk
bukanlah yang pandai,dalam penelitian
memecahkan masalah di atas diujico-
ini terbukti ada anak yang agresif dan
bakan teknik skrambel.Teknik skrambel
aktif belum tentu mendapatkan nilai
merupakan
yang baik,atau selalu meningkat dari
Salah
satu
alternatif
permainan
bahasa,suatu
aktivitas untuk memperoleh keteram-
siklus ke siklus berikutnya.
pilan
Teori
tertentu
dengan
cara
yang
pembelajaran
Medan
Gestalt
terbukti di sini bahwa perubahan tingkah
menggembirakan.
proses
laku baik pengetahuan atau sikapnya
tindakan bahwa teknik skrambel ini
dipengaruhi oleh unsur-unsur lingku-
dapat mengubah perilaku dan suasana
ngannya.
Pengamatan
dalam
Pernyataan
pembelajaran di kelas menjadi lebih
kondusif.
Jurnal
menunjukkan
dan
sebagian
wawancara
yang
menyebutkan pemerolehan bahasa tidak
siswa
dipengaruhi oleh IQ,motivasi atau emosi
sangat tertarik, bersemangat, antusias,
anak,bertentangan dengan hasil tes ini
dan merasa senang,ditunjukkan pada
dari tes dan nontes (observasi, jurnal dan
waktu
dengan
wawancara ),baik dalam siklus I maupun
teknik skrambel waktu terasa demikian
siklus II sebagian besar siswa yang
cepat berlalu. Dari hasil tes awal dan tes
mendapatkan baik adalah siswa yang
akhir siklus I diperoleh harga t = 7,47.Ini
merasa
mengikuti
besar
Chomsky
pelajaran
159
senang
atau
tertarik,
dan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161
mendapatkan nilai baik dalam pelajaran
siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t
lainnya.Sedangkan siswa yang selalu
=
acuh tak acuh selalu mendapat nilai yang
signifikansi.
8,018
lebih
besar
dari
taraf
Perubahan tingkah laku atau
jelek atau bahkan menurun. Data nontes
menunjukkan pelajaran lainnya juga
sikap
jelek. Jadi yang cocok adalah pendapat
membaca pemahaman dngan teknik
Witty dan Kopel bahwa anak anak yang
skrambel.Data yang diperoleh melalui
dapat membaca dengan baik adalah anak
observasi,
yang memiliki IQ di atas 70.
membuktikan bahwa sebagian besar
Pemerolehan
wawancara
pembelajaran
dan
jurnal
siswa tertarik dengan teknik skrambel.
pemahaman yang rata-rata masih rendah
Situasi dan kondisi jenuh,lelah dan
sebagian besar terpengaruh oleh aspek
bosan dapat diatasi dengan permainan
siswa
ini,sehingga suasana kondusif dapat
meliputi
tes
dalam
membaca
yang
hasil
tampak
bersangkutan.Aspek
keluasan
wawasan
ini
siswa,
tercipta.
Hal
ini
terbukti
siswa
kebiasaan siswa, minat dan motivasi.
merasakan waktu atau jam pelajaran
Metode
cepat selesai meskipun kegiatan ini
tugas
dalam
pembelajaran
bahasa Indonesia sangat berpengaruh
dilakukan pada jam yang terakhir.
dalam memahami isi bacaan.Hal ini
berakibat sebagian besar siswa kurang
Daftar Pustaka
berminat membaca bacaan berbahasa
Arikunto Suharsimi.1997. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek,Jakarta: Rineka Cipta.
Budinuryanta,J. dkk. 1997. Pengajaran
keterampilan berbahasa, Jakarta:
Depdikbud
Darisman, Muh. dkk 2004. Ayo Belajar
Berbahasa Indonesia, Jakarta:
Yudhistira
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Kurikulum
2004
Standar
Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
: Jakarta : Depdiknas
Indonesia.
Penutup
Teknik skrambel dapat meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman siswa.Hal itu terlihat dari hasil tes
awal,tes akhir siklus I dan tes akhir
siklus II,seluruhnya menunjukkan ada
kenaikan.Hasil tes awal dan tes akhir
sikllus I diperoleh t = 7,547 lebih besar
dari taraf signifikansi 5 %.Hasil tes akhir
160
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah
Harras,
Kholid,A.dan
Lilis
Sulistianingsih.1997. Membaca
I. Jakarata: Depdikbud
Nurhadi dan Rukhan.1990. DimensiDimensi dalam Belajar Bahasa
kedua. Bandung: Sinar Ilmu
Simanjuntak,
Mangantar.1987.Pengantar
Psikolinguistik Modern. Kuala
Lumpur. Dewan Bahasa dan
Budaya
Syah,
Muhibbin.1995.
Psikologi
Pendidikan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Soeparno.1980. Media
Pengajaran
Bahasa.
Yogyakarta:
IKIP
Yogyakarta
Tarigan, H.G.1986. Membaca sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Penyusun.2001. Kemampuan Dasar
Bahasa Indonesia. Klaten. Intan
Pariwara
161