View of Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel
pada Siswa Kelas VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan Burneh Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017
Raden Syaiful Hamzah
[email protected]/SDN Pangolanagan 2 Burneh-Bangkalan
Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah mampukah teknik Skrambel ini
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan mengubah perilaku siswa
dalam kegiatan pembelajaran? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
deskripsi secara konkret penggunaan teknik skrambel dalam meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama
dan setelah kegiatan pembelajaran. Subyek peneliltian ini adalah siswa kelas VI SDN
Pangolangan 2 Kecamatan Burneh tahun pelajaran 2017 / 2018 , yang terdiri atas 22
siswa. Dengan Variabel penelitian:(1) kemampuan membaca pemahaman,(2)
penggunaan teknik Skrambel. Instrumen peneliltian berupa tes dan nontes.Proses
tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II, dengan langkah perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t = 7, 547 lebih
besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II
diperoleh t = 8, 018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hal tersebut,
teknik skrambel dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam pembelajaran karena
terbukti teknik ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman yang
ditandai dengan perubahan perilaku siswa.

Kata kunci: Membaca Pemahaman, Peningkatan Pemahaman, Teknik Skrambel.
Abstract: The problem in this research is Skrambel technique can it improve reading
comprehension skill and change student behavior in learning activity? The purpose of
this study is to obtain a concrete description of the use of skrambel techniques in
improving students' reading comprehension skills and changes in student behavior
during and after learning activities. The subject of this research is the students of class
VI SDN Pangolangan 2 Burneh sub-district in the 2017/2018 school year, which
consists of 22 students. With the research variables: (1) the ability to read
comprehension, (2) the use of technique Skrambel. Testing instruments and tests. The
classroom action process includes cycle I and cycle II, with planning, action,
observation, and reflection measures. The initial test results and the final cyclical I
test obtained t = 7,507 greater than the 5% significance level. The final test result of
cycle I and end test of cycle II obtained t = 8,018 bigger than 5% significance level.
Based on this, the technique of skrambel can be used as an alternative by the teacher
in the learning because it is proven this technique can improve the comprehension
reading skill marked by the change of student behavior.
Keywords:

Reading Understanding,
Engineering.


147

Improved

Understanding,

Scramble

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

Pendahuluan
Pembelajaran membaca di kelas
dengan pemberian tugas terasa suatu
pekerjaan

yang

membosankan


dan

menjenuhkan. Saat ini siwa lebih suka
menonton

televisi,santai,dan

daripada

mengerjakan

akibatnya

kemampuan

tugas
siswa

tidur
itu,


kelas

ketika

diberi

pelajaran bahasa Indonesia khususnya
membaca terlihat 50 % siswa tidak
tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa
selalu bercakap-cakap dengan teman
sebangkunya,

sebagian

besar

siswa

gaduh, dan bacaan baru selesai dalam

waktu yang cukup lama. Diajukan
pertanyaan, semua diam, sibuk membaca
kembali teks, jawaban siswa tidak
mencapai sasaran.
Keterampilan
memahami

bentuk-bentuk

untuk
tertulis

belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya
untuk mempelajari mata pelajaran yang
bersifat eksak, mata pelajaran noneksak

pelajaran

memerlukannya.


noneksak

Bila

siswa

dan
tidak

mampu memahaminya secara baik, maka
materi yang disajikan terasa berat dan
efek lebih jauh muncul perasaan bosan
untuk

mempelajari

materi-materi

pelajaran.
Lemahnya


tingkat

kemampuan

membaca pemahaman siswa merupakan
kendala untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan,

apalagi

pembelajaran

yang

bila

metode

diterapkan


guru

kurang tepat, hal ini akan membuat nilai
hasil belajar siswa semakin terpuruk
berada jauh di bawah batas ketuntasan.
Kenyataan praktis di lapangan ini sangat
menarik perhatian penulis, dan sebagai
guru

kelas

tergerak

mengadakan

hatinya

penelitian


meningkatkan

untuk
dengan

pada

Mata

umumnya

kemampuan

membaca

pemahaman siswa di SDN Pangolangan
2. Kecamatan Burneh.

sangat diperlukan siswa dalam kegiatan


sangat

ekspositoris

mengujicobakan teknik skrambel untuk
membaca

merupakan hal yang mendasar dan

pun

secara

panjang-panjang.

tidak

seperti yang diharapkan kurikulum. Dari
pengamatan di


disajikan

Teknik
permainan

skrambel
yang

menyusun kembali

adalah

berupa
atau

teknik
aktivitas

pengurutan

suatu struktur bahasa yang sebelumnya
telah dikacaubalaukan. Beberapa macam
teknik skrambel yang kita kenal yaitu :

148

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

(a) skrambel kata, (b) skrambel kalimat,

permainan menjadi popular. Kegiatan ini

(c) skrambel paragraph dan (d) skrambel

selain ada unsur rekreasi juga ada unsur

wacana ( Suparno 1998:76).

belajar dan berpikir. Oleh karena itu,

Berdasar prinsip dari sejenis
permainan

kemudian

konsepnya

teknik

pengajaran

memungkinkan

siswa

ini

akan

untuk

belajar

dipinjam untuk kepentingan pengajaran

secara santai dan tidak membuatnya

membaca.

stress

Sasaran

utamanya

sama,

atau

tertekan.

Mereka

akan

senang

hati

yakni mengajak anak untuk berlatih

melakukannya

dengan

menyusun sesuatu agar sesuatu itu

karena mengira sedang bermain-main.
Membaca pemahaman bukanlah

menjadi bermakna. Dalam pengajaran
membaca, anak diajak untuk berlatih

satu-satunya

menyusun suatu organisasi tulisan yang

rendah, banyak faktor lain yang ikut

secara

menentukan.

sengaja dikacaukan,

menjadi

penyebab

nilai

siswa

Kompleksnya

suatu organisasi tulisan yang utuh dan

permasalahan dan terbatasnya berbagai

bermakna, melalui teknik ini di samping

hal maka difouskan pada salah satu

anak diajak untuk berlatih memprediksi

faktor

jalan pikiran penulisan aslinya, juga

dengan tingkat kemampuan membaca

mengajak anak untuk berkreasi dengan

pemahaman siswa.

penelitian

dari susunan semula.

atas,alternatif
teknik

dasar
poses

skrambel

membaca

adalah

berhbungan

ini

dirumuskan

sebagai

di

berikut :1. Adakah peningkatan ketram-

dengan

pilan membaca pemahaman siswa kelas

pangajaran

VI SDN Pangolangan 2 Kecamatan

pemikiran
belajar

dalam

yang

Masalah yang dibahas dalam

susunan baru yang mungkin lebih baik

Dengan

penyebab

“bermain

sambil

Burneh tahun pelajaran 2017/2018 ,

belajar” bukan” belajar sambil bermain”.

setelah

Kegiatan bermain bukan hanya digemari

membaca pemahaman dengan teknik

oleh anak-anak yang masih duduk di

skrambel? 2. Adakah perubahan perilaku

sekulah dasar, anak-anak yang berangkat

siswa dalam proses belajar mengajar

dewasapun

membaca pemahaman dengan teknik

menyukainya,

bahkan

program televisi menayangkan acara

skrambel ?

149

mengikuti

pembelajaran

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

Sesuai dengan permasalahan di
atas, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan

seakan membaca suatu hal yang pasif.

konkret

Kegiatan membaca pada anak-

untuk

anak kelas 4 SD ke atas bukanlah

meningkatkan keterampilan membaca

kegiatan membaca yang dikatakan oleh

pemahaman

siswa

Finnochiaro

Pangolangan

2.

penggunaan

secara

Pengertian tersebut menyatakan seakan-

teknik

skrambel

kelas

VI

Kecamatan

tahun pelajaran 2017/2018
tujuan

lain

adalah

SDN

dan

Bonomo,karena

Burneh

membaca bukan hanya memahami yang

sedangkan

tersurat saja tetapi juga yang tersirat,

memberikan

sebagaimana

yang

dikatakan

oleh

dalam

Harras

dan

gambaran mengenai perubahan perilaku

Goodman

siswa selama mengikuti proses belajar-

Sulistianigsih (1997 :1.7) bahwa ketika

mengajar dengan teknik skrambel.

seseorang

membaca

sekedar

menuntut

Para pakar hingga saat ini masih

bukan

hanya

kemampuan

berbeda

mengambil dam memetik makna dari

tentang hakikat membaca. Anderson

materi yang tercetak melainkan juga

dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan

menuntut

bahwa membaca adalah suatu proses

konteks yang tersedia guna membentuk

penyandian kembali dan pembacaan

makna.

memberikan

sandi

(a

batasan

recording

yang

and

kemampuan

Thorndike

deconding

dalam

menyusun

Simanjutak

process). Bagi Dika yang masih duduk di

(1987:64) mengatakan bahwa belajar

kelas 1 SD pengertiam membaca seperti

merupakan suatu proses menghubung-

itu tepat sebab ketika dia membaca

hubungkan di dalam sistim saraf dan

hanya

mengemukakan atau

tidak ada hubungannya sama sekali

rangkaian

dengan

“insight”

lambang bahasa tulis yang dilihatnya,

dalaman

Menurut

dari huruf menjadi kata kemudian

Gestat, pembelajaran merupakan suatu

menjadi frasa kalimat, dan seterusnya.

proses memperoleh perubahan-peruba-

Mengerti atau tidak mengerti makna dari

han pada “insight’ atau pemahaman-

seluruh

lambang-lambang

dalaman kilat atau pola pikir segera,

bahasa tulis tidak menjadi persoalan.

yaitu pengamatan hubungan-hubungan

terbatas

membunyikan

rangkaian

lambang-

150

atau

pengertian

psikologi

Medan

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

(Rajah dalam Simanjutak 1987:87).

positif misalnya : solidaritas, sportivitas,

Chomsky dalam Simanjuntak (1987:102)

kreativitas, dan rasa percaya diri. Selain

berpendapat bahwa (a) prosesproses

kelebihan di atas ada kelemahan dalam

pemerolehan bahasa semua anak-anak

permainan,yaitu

boleh

evaluasi

dikatakan

pemerolehan

sama,

bahasa

(b)

untuk

belajar

siswa

sebab

mengandung unsur spekulasi yang besar.

kaitannya dengan kecerdasan anak yang

Siswa yang menang belum tentu siswa

IQ-nya rendah juga memperoleh bahasa

yang pandai. Secara rinci kelebihan dan

pada masa dan cara hampir sama, (c)

kekurangan permainan bahasa adalah

proses pemerolehan bahasa ini tidak pula

sebagai berikut :

dipengaruhi oleh motivasi atau emosi

Kelebihan a) Permainan

anak-anak,

yang

merupakan media pengajaran bahasa

dihasilkan oleh semua anak-anak boleh

yang cocok untuk penerapan Kurikulum

dikatakan sama.

Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004).

tata

tidak

hasil

baik

ada

(d)

ini

proses

tidak

bahasa

Pembelajaran

Membaca

bahasa

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam

Pemahaman dengan Teknik Skrambel

permainan

Skrambel adalah salah satu permainan

aktivitas fisik, tetapi juga aktivitas

bahasa

permainan

mental. b) Permainan bahasa dapat

bahasa merupakan suatu aktivitas untuk

dipakai untuk membangkitkan kembali

memperoleh

tertentu

kegairahan belajar siswa yang sudah

dengan cara menggembirakan (Suparno

mulai lesu. c) Sifat kompetitif yang ada

1998:60) Dengan bermain siswa akan

dalam

memperoleh

atau

siswa berlomba-lomba maju. d) Selain

keterampilan

untuk menimbulkan kegembiraan dan

tertentu akan diperolehnya dengan tidak

melatih ketrampilan tertentu, permainan

sengaja.

bahasa

pada

hakikatnya

keterampilan

kesenangan,selain

Dalam

kegembiraan
itu

setiap

permainan

bahasa

ini

permainan

juga

dapat

dapat

bukan

saja

mendorong

memupuk

rasa

terdapat unsur rintangan dan tantangan

solidaritas (terutama untuk permainan

yang harus dihadapi dan dipecahkan.

beregu).

Secara tidak langsung permainan juga

dikomunikasikan

dapat memupuk berbagai sifat yang

151

e)

Materi
lewat

yang
permainan

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

bahasa biasanya mengesan sehingga

tulisan yang secara sengaja sebelumnya

sukar dilupakan.

dikacaukan,anak diminta menata ulang

Kekurangan, a) Pada umumnya jumlah

susunan tulisan yang kacau menjadi

siswa dalam satu kelas terlalu besar. Hal

suatu organisasi tulisan yang utuh dan

tersebut akan menimbulkan kesulitan

bermakna.
Teknik

untuk melibatkan seluruh siswa dalam

skrambel

ini

dapat

permainan. Siswa yang tidak terlibat itu

melatih anak memprediksi jalan pikiran

justru mengganggu permainan yang

tulisan

sedang berlangsung. b) Tidak semua

berkreasi dengan susunan baru yang

materi pelajaran dapat dikomunikasikan

mungkin lebih baik.

lewat media permainan. c)

aslinya

Secara

Permainan

dan

melatih

umum

anak

rambu-rambu

bahasa biasanya menimbulkan suara

pembelajaran dengan teknik skrambel ini

gaduh.

akan

terbagi ke dalam tiga kegiatan, yakni (1)

mengganggu kelas yang berdekatan. d)

persiapan, (2) kegiatan inti, (3) dan

Hal

Banyak
permainan

tersebut

yang

bahasa

jelas

memperlakukan
sebagai

kegiatan

kegiatan tindak lanjut.
1) Persiapan

untuk mengisi waktu kosong saja. e)

Beberapa hal yang harus diperhatikan

Permainan bahasa banyak mengandung

dalam

unsur spekulasi. Siswa yang menang

Menyiapkan

dalam suatu permainan belum dapat

keluarkan paragraf ke dalam kartu

dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut

paragraf. Idealnya guru menyiapkan

lebih

kartu-kartu paragraf sebanyak kelompok

pandai

daripada

siswa

persiapan
teks

ini

yakni:

a)

bacaan,kemudian

siswa yang ada. Bila hal ini tidak

lain.(Suparno 1988:64-65)
dan

memungkinkan, guru cukup menyiapkan

kekurangan dalam permainan bahasa di

kartu-kartu satu set, selanjutnya setiap

atas, teknik skrambel dapat diman-

kelompok siswa membuat kartu-kartu

faatkan untuk kepentingan membaca

paragraf sejenis sendiri. b) Setiap kartu

pemahaman. Dalam pengajaran memba-

hanya mengandung satu paragraf. c)

Berdasarkan

ca

pemahaman

berlatih

kelebihan

anak

menyusun

diajak

suatu

Kartu-kartu

untuk

organisasi

paragraf

diberi

nomor urut yang susunan pengurutannya

152

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

sengaja dikacaukan. d) Membagi siswa

harus dibicarakan dalam kelompok kecil.

dalam

d) Guru memimpin diskusi kelompok

kelompok-kelompok

yang

beranggotakan 3 sampai 4 orang siswa

besar

dalam satu kelompok. e)

mendengarkan

Mengatur

untuk

menganalisis
pertanggung

dan

jawaban

posisi tempat duduk agar kelompok yang

setiap kelompok kecil atas hasilkerja

satu dengan kelompok yang lain tidak

masing-masing kelompok yang telah

saling mengganggu,dan tidak saling

disepakati dalam kelompok. e) Setelah

terganggu.Bila memungkinkan kegiatan

seluruh kelompok tampil, dilanjutkan

ini dilakukan di luar kelas.hal ini akan

perbincangan

memberi dampak yang lebih baik karena

komentar perseorangan dipimpin guru.

anak-anak akan berada dalam suasana

e) Setelah diskusi kelompok besar

bermain yang sebenarnya. f) Merenca-

menghasilkan

nakan langkah-langkah kegiatan serta

tentang susunan teks yang dianggap

menentukan jatah waktu yang dibutuh-

paling logis, kemudian guru menun-

kan untuk setiap fase kegiatan yang akan

jukkan teks alinya. f) satu orang diminta

dilalui dalam kegiatan inti.

untuk membacakan teks asli tersebut

2. Kegiatan Inti

secara bergantian. selanjutnya, melalui

Beberapa kegiatan yang harus dilalui

kegiatan diskusi kelompok besar siswa

anak dalam kegiatan inti: a) Setiap

membandingkan, mengkaji, menilai dan

kelompok siswa siap dengan perangkat

memutuskan susunan teks mana yang

kartu paragraf yang telah dibagikan guru

paling baik dan logis. g) Pada akhir

( atau diproduksi sendiri oleh kelompok

kegiatan inti, satu dua orang siswa

tersebut ) untuk didiskusikan dalam

diminta untuk menceritakan kembali isi

kelompoknya

teks dengan kata-kata sendiri.

masing-masing.b)Setiap

kelompok siswa melakukan diskusi kecil
dalam

kelompoknya

untuk

tentang

pendapat

kesepakatan

dan

barsama

3. Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung

mencari
yang

hasil belajar siswa. Contoh kegiatan

dianggap baik dan logis oleh kelompok

tindak lanjut yang dapat dilakukan antara

yang bersangkutan. c) Alasan-alasan

lain : a) Kegiatan pengayaan berupa

pemilihan susunan kartu-kartu paragraf

pemberian tugas serupa dangan bahan

susunan

kartu-kartu

paragraf

153

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

yang berbeda. b) Kegiatan menyem-

terdiri atas satu bacaan yaitu cerpen dan

purnakan susunan teks asli,jika terdapat

disertai 10 soal pilihan ganda dengan

susunan yang tidak memperlihatkan

empat opsion. Soal nomor 1 dan 2

kelogisan. c) Kegiatan mengubah materi

pemahaman kata, nomor 3 dan 4

bacaan (memparafrase, atau menyeder-

pemahaman konsep, 5 dan 6 pemahaman

hanakan bacaan). d) Mencari makna

kalimat, 7 dan 8 pemahaman struktur

kosakata baru di dalam kamus dan

paragraf, 9 dan 10 pemahaman sikap dan

mengaplikasikan

tujuan. Setiap soal yang dijawab benar

dalam

pemakaian

kalimat. e) Membetulkan kesalahan-

memiliki

kesalahan tata bahasa yang mungkin

mendapat skor 0. 2. Nontes. Merupakan

ditemukan dalam teks wacana latihan.

Instrumen nontes meliputi observasi,

Satu hal yang penting dalam teknik
ini,siswa

tidak

sekedar

berlatih

skor

1

dan

yang

salah

wawancara, dan jurnal siswa.
Observasi

memahami dan menemukan susunan

Observasi dapat digunakan untuk

teks yang baik dan logis, melainkan juga

memperoleh data pada saat proses

dilatih untuk berpikir kritis-analitis. Hal-

belajar-mengajar

hal

yang diamati adalah : a) Respon atau

yang

kebahasaan,

berkenaan dengan aspek
kebenaran,

ketepatan

sikap

siswa

berlangsung.

terhadap

bacaan

Aspek

yang

struktur kalimat, tanda baca, diksi dapat

diberikan. b) Respon atau sikap siswa

menjadi perhatian dan perbincangan

terhadap metode pembelajaran yang

siswa.

digunakan guru. c) Jumlah siswa yang
dapat menjawab pertanyaan. d) Jumlah

Metode Penelitian
Pengambilan

siswa yang memberi tanggapan terhadap
dan

Pengolahan

Data. Instrumen yang digunakan dalam

isi bacaan.
Wawancara

penelitian ini meliputi tes dan nontes,1).
Bentuk

tes

mengetahui

yang

digunakan

pemahaman

siswa

untuk
dan

tanggapan siswa terhadap bacaan adalah
tes tertulis objektif (objektif test) yang

Wawancara

ini

bertujuan

memperoleh data melalui tanya jawab
secara

langsung

dan

terpimpin.

Wawancara dilakukan terhadap siswa
yang berinteraksi secara negatif terhadap

154

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

bacaan, dan juga terhadap siswa yang
mengalami
dalam

peningkatan

memahami

kemampuan

dan nontes mencakup dua hal, yaitu

bacaan.

validitas permukaan dan validitas isi.

Wawancara ini juga diharapkan dapat

Untuk menguji tingkat validitas isi

memotivasi siswa untuk meningkatkan

dengan mencocokkan butir-butir tes

kemampuannya. Aspek yang diungkap

dengan kurikulum dan membandingkan

melalui wawancara adalah : a) Penyebab

dengan aspek-aspek yang disebutkan

respon atau sikap negatif terhadap

dalam tujuan pembelajaran, serta aspek

bacaan

membaca

atau

suatu

Uji Intrumen yang berbentuk tes

metode

mengajar.

b)

pemahaman.

Validitas

Penyebab kesulitan dalam memahami

permukaan dengan cara mengkonsul-

dan mengapresiasi bacaan . c) Motivasi

tasikan

yang menyebabkan siswa lebih kritis.

seprofesi

Jurnal Siswa

menurut justifikasi mereka instrumen

Jurnal kegiatan siswa diharapkan
dapat

dibuat

siswa

setiap

akhir

instrumen

tersebut

dan

telah

dengan

dosen

pembimbing.

terbaca

digunakan untuk

teman

dan

dapat

menilai atau alat

pertemuan kegiatan belajar-mengajar.

pengambilan data. Instrumen nontes

Jurnal ini mengungkapkan aspek : (1).

diuji validitas isi dan permukaan dengan

Kesungguhan dalam membaca bacaan

cara mengkonsultasikan dengan teman

(2).

seprofesi

Kebenaran

dalam

menjawab

dan

dosen

pembimbing.

pertanyaan. (3). Keberanian menyampa-

Menurut mereka instrumen ini layak

ikan pertanyaan.

digunakan, kalimat-kalimat yang ada

(4). Keberanian memberikan tanggapan

sudah jelas dan dapat digunakan sebagai

terhadap bacaan.

alat pengambilan data.

Guru

merekap

jurnal

siswa,

Teknik Pengambilan Data
Pengambilan

hasilnya akan digunakan guru unuk

data

dilakukan

melakukan self reflection ( refleksi diri )

dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes

terhadap proses belajar mengajar yang

untuk mengetahui kemampuan membaca

dilakukannya.

pemahaman sebelum dan sesudah proses

Uji Instrumen

pembelajaran dengan teknik skrambel.
Teknik nontes untuk mengetahui sejauh

155

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

mana perubahan perilaku dan sikap
dalam proses pembelajaran membaca
pemahaman dengan teknik skrambel.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
d.b. = N-1 = 45-1 = 44

Tes Awal
Sebelum tindakan kelas siswa

dengan taraf signifikansi 5 % harga t=

mengerjakan tes awal yang bertujuan

2,20,

mengetahui kemampuan sisiwa sebelum

perbedaan antara hasil pretest dengan

kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes

post-test signifikan. Selanjutnya untuk

ini terdiri atas satu teks cerpen dan 10

membuktikan hipotesis yang berbunyi “

soal yang menilai aspek-aspek membaca

Keterampilan

pemahaman, yaitu pemahaman kata,

siswa kelas VI SDN Pangolangan. 2)

pemahaman

Kecamatan

konsep,

pemahaman

signifikan.

1)

Kesimpulan

membaca

Burneh

:

pemahaman

tahun

pelajaran

kalimat, pemahaman struktur paragraf,

2017/2018 meningkat setelah digunakan

dan pemahaman sikap dan tujuan. Hasil

teknik skrambel”.3) Data Nontes Siklus

penelitian dapat dilihat dalam lampiran

I

1.

Observasi
Data yang diperoleh dari hasil

Tes Akhir Siklus I
Pada akhir siklus I diberikan tes

observasi dalam pembelajaran siklus I

masing-masing tes ada 10 soal. Teks I

sebagai

berjudul “ Dolphina Si Anak Laut”.

pertama guru menyampaikan salam dan

berikut.

Pada

lima

menit

mengabsen siswa,keadaan siswa tampak
lelah dan kurang bersemangat, kebetulan
siklus I ini jatuh pada jam terakhir atau
jam kedelapan. Hal ini terlihat dari suara
siswa yang lemah dan pandangan yang
suram dan ketidakpeduliannya pada
kegiatan

belajar.

Sepuluh

menit

kemudian guru memberikan apersepsi

156

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

dengan mengenalkan teknik skrambel

mendekat

dalam membaca pemahaman. Perubahan

duduknya. Ada beberapa siswa yang

suasana kelas terjadi, siswa tampak

acuh tak acuh asik dengan

antusias, dan kelihatan bersemangat

catatannya sendiri, rupanya siswa ini

ingin tahu, terlihat dari sorot mata dan

tidak konsentrasi dan melamun. Suasana

wajah

kelas hening sampai 30 menit.

ceria,

lebih-lebih

setelah

mengetahui bahwa teknik skrambel ini

dan

merapatkan

tempat

buku

Wawancara

adalah suatu permainan.

Wawancara

dilakukan

setelah

Guru menyampaikan tata tertib atau

pembelajaran

aturan dan petunjuk permainan yang

istirahat, yang diwawancarai ada 6 siswa

digunakan

yaitu :

dalam

pembelajaran

berakhir

pada

waktu

membaca pemahaman. Beberapa siswa

1.

bertanya tentang permainan ini karena

mengikuti pelajaran

mereka

2. Dua orang siswa yang aktif,banyak

masih

belum

jelas.

Siswa

Dua

orang

siswa

yang

serius

membentuk kelompok yang terdiri atas 3

berbicara atau bertanya

– 4 orang,suasana kelas gaduh suara

3. Dua orang siswa yang acuh tak acuh

kursi dan anak memenuhi ruangan,

ketika mengikuti pelajaran.

beberapa orang siswa nampak kebingu-

Siswa pertama mengatakan bahwa dia

ngan

mengikuti

mencari

kelompok.

Guru

pelajaran

dengan

serius

berkeliling dan memberikan arahan,

karena punya anggapan bahwa belajar

setelah

dengan serius akan memperoleh hasil

semua

kelompoknya,

siswa

menemukan

suasanapun

tenang

yang baik. Hal ini dia lakukan pada

kembali, ada beberapa siswa yang

semua mata pelajaran. Teknik skrambel

enggan membalik kursinya sehingga

menarik,

duduknya kelihatan tidak nyaman. Guru

menjenuhkan, tidak tegang, dan tidak

membagikan

membosankan.

kartu

paragraf

setiap

kelompok.Siswa

diskusi

kelompok.

kepada

melakukan

Suasana

pembelajaran

jadi

Pembelajaran

tidak

seperti

sedang bermain-main. Materi pembe-

tampak

lajaran juga lebih mudah dipahami dan

kondusif, mereka tampak serius mem-

len\bh mengesan. Saran pada pembela-

baca dan berdiskusi. Mereka berusaha

jaran berikutnya, agar dipilihkan bahan

157

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

bacaan yang menarik. Siswa kedua

argumentasi dapat membuahkan hasil

mengatakan

yang

bahwa

pembelajaran
teknik

dia

dengan

ini

berkompetisi

mengikuti

serta

dapat

karena

menimbulkan rasa solidaritas dan lebih

menantang

mengakrabkan antar siswa apalagi bila

serius

sangat

memuaskan

dengan teman.

Materi

kelompok

setiap

kegiatan

selalu

pembelajaran lebih mengesan dan dapat

berubah-ubah anggotanya”.

dipahami olehnya karena teknik ini

Membaca

memaksa siswa membaca berulang-

dirasakan oleh mereka sebagai suatu

ulang. Sarannya agar pada pembelajaran

teknik yang baru, meskipun mereka telah

berikutnya dicarikan wacana yanglebih

diberi penjelasan dan merasa sudah jelas,

menarik dan lebih panjang lagi.

dalam kegiatan sebagian besar masih

Jurnal

bingung.

dengan

“Teknik

teknik

skrambel

skrambel

ini

Data nontes yang berupa jurnal

merupakan teknik yang baru sehingga

siswa dapat diperoleh setelah kegiatan

dalam langkah-langkahnya saya merasa

belajar menunjukkan bahwa sebagian

sulit “.

siswa

merasa

sangat

Data awal menunjukkan bahwa

berminat mengikuti kegiatan membaca

sebagian besar siswa kurang tertarik

dengan

senang

dan

skrambel”

teknik

Saya

dengan

kegiatan

membaca.Hal

ini

merasakan ternyata teknik ini dapat

terlihat dari kebiasaan sehari-hari di

menghibur, menghilangkan stres, pikiran

sekolah,pembelajaran dengan

terasa ringan, tidak melayang-layang dan

tugas

mudah berkonsentrasi, terasa seperti

kegiatan

sedang bermain kartu. Bersaing dalam

menjenuhkan. Akibat kurangn bermi-

permainan merupakan motivasi yang

natnya siswa terhadap suatu bacaan atau

menambah semangat dalam kegiatan

cerita. Penggunaan bahasa Indonesia

belajar.

teman

tidak baku dalam kegiatan sehari-hari

sekelompok dapat melatih kemampuan

baik di rumah maupun di sekolah,kecuali

berbicara,

kegiatan belajar-mengajar, mengakibat-

Berdiskusi

melatih

dengan

mengungkapkan

persaan, pendapat dan pikiran yang
disertai

alasan

yang

logis.

kan

Adu

158

membaca
yang

penguasaan

metode

merupakan
membosankan

bahasa

suatu
dan

Indonesia

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

terbatas.Hal ini akan mengganggu dalam

lebih besar dari taraf signifikansi 5 %.

proses pemahaman bahan bacaan.

Dari hasil akhir tes siklus I dan tes akhir

dikuatkan

siklus II diperoleh harga t = 8,018 lebih

dengan hasil tes awal siklus I dengan

besar dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini

perolehan nilai rata-rata 6,36 dengan

membuktikan

rincian yang mendapatkan nilai 4 = 2,2

pemahaman

siswa

%,yang mendapatkan nilai 5 = 20

Pangolangan

2.

%,yang mendapatkan nilai 6 = 26,7

meningkat setelah digunakan teknik

%,yang mendapatkan nilai 7 = 31,1 %,

skrambel.

Masalah

di

atas

kelas

membaca
VI

Kecamatan

SDN
Burneh

Unsur spekulasi yang ada dalam

dan yang mendapatkan nilai 8 = 17,8 %,

permainan

dan yang mendapatkan nilai 9 = 2,2 %.

kemampuan

mengakibatkan

pemenang

untuk

bukanlah yang pandai,dalam penelitian

memecahkan masalah di atas diujico-

ini terbukti ada anak yang agresif dan

bakan teknik skrambel.Teknik skrambel

aktif belum tentu mendapatkan nilai

merupakan

yang baik,atau selalu meningkat dari

Salah

satu

alternatif

permainan

bahasa,suatu

aktivitas untuk memperoleh keteram-

siklus ke siklus berikutnya.

pilan

Teori

tertentu

dengan

cara

yang

pembelajaran

Medan

Gestalt

terbukti di sini bahwa perubahan tingkah

menggembirakan.
proses

laku baik pengetahuan atau sikapnya

tindakan bahwa teknik skrambel ini

dipengaruhi oleh unsur-unsur lingku-

dapat mengubah perilaku dan suasana

ngannya.

Pengamatan

dalam

Pernyataan

pembelajaran di kelas menjadi lebih
kondusif.

Jurnal

menunjukkan

dan

sebagian

wawancara

yang

menyebutkan pemerolehan bahasa tidak

siswa

dipengaruhi oleh IQ,motivasi atau emosi

sangat tertarik, bersemangat, antusias,

anak,bertentangan dengan hasil tes ini

dan merasa senang,ditunjukkan pada

dari tes dan nontes (observasi, jurnal dan

waktu

dengan

wawancara ),baik dalam siklus I maupun

teknik skrambel waktu terasa demikian

siklus II sebagian besar siswa yang

cepat berlalu. Dari hasil tes awal dan tes

mendapatkan baik adalah siswa yang

akhir siklus I diperoleh harga t = 7,47.Ini

merasa

mengikuti

besar

Chomsky

pelajaran

159

senang

atau

tertarik,

dan

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 473-161

mendapatkan nilai baik dalam pelajaran

siklus I dan tes akhir siklus II diperoleh t

lainnya.Sedangkan siswa yang selalu

=

acuh tak acuh selalu mendapat nilai yang

signifikansi.

8,018

lebih

besar

dari

taraf

Perubahan tingkah laku atau

jelek atau bahkan menurun. Data nontes
menunjukkan pelajaran lainnya juga

sikap

jelek. Jadi yang cocok adalah pendapat

membaca pemahaman dngan teknik

Witty dan Kopel bahwa anak anak yang

skrambel.Data yang diperoleh melalui

dapat membaca dengan baik adalah anak

observasi,

yang memiliki IQ di atas 70.

membuktikan bahwa sebagian besar

Pemerolehan

wawancara

pembelajaran

dan

jurnal

siswa tertarik dengan teknik skrambel.

pemahaman yang rata-rata masih rendah

Situasi dan kondisi jenuh,lelah dan

sebagian besar terpengaruh oleh aspek

bosan dapat diatasi dengan permainan

siswa

ini,sehingga suasana kondusif dapat

meliputi

tes

dalam

membaca

yang

hasil

tampak

bersangkutan.Aspek

keluasan

wawasan

ini

siswa,

tercipta.

Hal

ini

terbukti

siswa

kebiasaan siswa, minat dan motivasi.

merasakan waktu atau jam pelajaran

Metode

cepat selesai meskipun kegiatan ini

tugas

dalam

pembelajaran

bahasa Indonesia sangat berpengaruh

dilakukan pada jam yang terakhir.

dalam memahami isi bacaan.Hal ini
berakibat sebagian besar siswa kurang

Daftar Pustaka

berminat membaca bacaan berbahasa

Arikunto Suharsimi.1997. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek,Jakarta: Rineka Cipta.
Budinuryanta,J. dkk. 1997. Pengajaran
keterampilan berbahasa, Jakarta:
Depdikbud
Darisman, Muh. dkk 2004. Ayo Belajar
Berbahasa Indonesia, Jakarta:
Yudhistira
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Kurikulum
2004
Standar
Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
: Jakarta : Depdiknas

Indonesia.
Penutup
Teknik skrambel dapat meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman siswa.Hal itu terlihat dari hasil tes
awal,tes akhir siklus I dan tes akhir
siklus II,seluruhnya menunjukkan ada
kenaikan.Hasil tes awal dan tes akhir
sikllus I diperoleh t = 7,547 lebih besar
dari taraf signifikansi 5 %.Hasil tes akhir

160

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman R. Syaiful Hamzah

Harras,

Kholid,A.dan
Lilis
Sulistianingsih.1997. Membaca
I. Jakarata: Depdikbud
Nurhadi dan Rukhan.1990. DimensiDimensi dalam Belajar Bahasa
kedua. Bandung: Sinar Ilmu
Simanjuntak,
Mangantar.1987.Pengantar
Psikolinguistik Modern. Kuala
Lumpur. Dewan Bahasa dan
Budaya

Syah,

Muhibbin.1995.
Psikologi
Pendidikan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Soeparno.1980. Media
Pengajaran
Bahasa.
Yogyakarta:
IKIP
Yogyakarta
Tarigan, H.G.1986. Membaca sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Penyusun.2001. Kemampuan Dasar
Bahasa Indonesia. Klaten. Intan
Pariwara

161

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24