Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadalah : 11)
KORAN SINGGA GALANG EDISI 21 JANUARI 2017 SAMPA PAI EDISI 21 FEBRUARI 2017
Skripsi
Diajukan Kepada F pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai bagai Salah Satu
Syarat unt arat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos S.Sos) Pada j Pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
OLEH : Jumiati Rahma Yani 1312010093 JURUS USAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM AM FAKULT LTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKA IKASI UNIVE IVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI (UIN IN) IMAM BONJOL PADANG 2017 M / 1438 H
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadalah : 11)
Terimakasih Atas Rahmat-Mu ya Allah.... Ayahanda tersayang Syafri, Terimakasih untuk Keteguhan, Kepercayaan, Do’a dan
Pengorbananmu yang Menjadi Panutan Bagi Anaknya. Dan Ibunda Tercinta Yuliarti, Terimakasi Ibu, Engkau Yang Mengajarkan Aku Kasih Sayang yang Sesungguhnya, dan Selalu Mendoakan Setiap Langkah Hidupku. Ayah, Ibu, Aku Ingin Membahagiakanmu...
Adikku Jumaidi M Alfarizi, Adikku Muhammad Jefri, dan Adikku Jiara, Semoga Langkah kita selalu di Lindungi oleh Allah, Jalan Kita Dimudahkan oleh Allah, Cita-Cita dan Keinginan Kita Dikabulkan oleh Allah, Sehingga Kita Bisa Membahagiakan Kedua Orang Tua Kita, Mereka adalah Malaikat yang Dikirimkan Allah untuk Menjaga dan Menuntun Kita ke Surga Nantinya...
Dan Terimakasih atas Do’a dan Nasehatmu Amakku Roida, Uniku Resi Tiawarni.Amd, Megi Fernando,S.E dan keluargaku Besarku yang tidak Bisa Aku Sebutkan Satu Per Satu...
Alhamdulillah... dengan Ridha-Mu ya Allah... Sahabat Sejati dan Seperjuangan KPI’13 Tanpa Membedakan Satupun Diantara Kita,
Awalaupun pada Akhirnya Kita Berpisah, tapi Semangat Kita untuk Mencapai Cita-Cita Harus Tetap Dijalankan, Masing-Masing Kita Mempunyai Jalan yang Berbeda tapi Tujuan Kita Tetap Sama yaitu Kebahagiaan, I Will Always Miss Yuo My Best friends...
Terimakasih Rumah Hitam Teater Imambojol Padang, Abangku Zelfeni Wimbra,M.A dan Abang Julnadi,S.H yang telah Meluangkan Waktu untuk Memberikan Ide dan Nasehat. Teristimewa PABA’16 Oki, Dewi, Widia, Ravel, dan Nia. Tepat dimalam keenam Juni 2015 Kita Dikukuhkan, Sampai Sekarang Proses itu Tetap Kita Jalani, Meramu Logika dan Jiwa...
Proses tidak akan Membohongi Hasil... Cintai Proses maka Kita akan Mendapatkan Hasil yang Bagus...
Ini Bukan Akhir dari Segalanya, Setelah ini akan ada Panggung Baru, Skenario Baru, yang akan Aku Jajaki dengan Proses yang Baru...
By: Jumiati Rahma Yani
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pemenuhan Fungsi dan Nilai Berita pada Foto
Berita di Koran Singgalang Edisi 21 Januari 2017 sampai Edisi 21 Februari
2017” disusun oleh Jumiati Rahma Yani BP 1312010093 mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang.
Penelitian ini mengkaji tentang pemenuhan fungsi foto berita dan nilai foto berita pada koran Singgalang dari edisi 21 Januari sampai edisi 21 Februari 2017. Dalam kategorisasi fungsi foto berita terdapat enam fungsi yaitu pelengkap teks berita dalam sebuah pemberitaan, penguat berita dan pemberi mutu berita, pemberi daya tarik minat pembaca, informasi, mendidik, ketertarian manusiwi (human interest). Dalam kategorisasi nilai berita terdapat enam nilai yaitu kebaruan, kedekatan, orang penting, konflik, informasi dan akibat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemenuhan fungsi dan nilai berita pada foto berita di koran Singgalang edisi 21 Januari 2017 sampai edisi 21 Februari 2017. Sedangkan batasan dari penelitian yang penulis buat adalah pemenuhan fungsi foto berita sebagai media cetak lokal pada koran Singgalang, dan pemenuhan nilai foto berita sebagai media cetak lokal pada koran Singgalang.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik “content analisis” (analisis isi) yang bersifat deskriptif. Metode kulitatif deskriptif dalam content analisis ini menyusun setiap prosedur secara sistematis yang merancang untuk mengkaji isi informasi yang didokumentasikan berupa tulisan-tulisan dan foto dalam majalah atau koran. Sumber data penelitian ini adalah koran Singgalang edisi 21 Januari 2017 sampai edisi 21 Februari 2017. Teknik pengumpulan data penelitian adalah unitasi dan pencataan. Teknik pengelolahan data yang peneliti gunakan dengan cara reduksi data, pengajian analisis, dan penafsiran.
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan fungsi foto berita pada Koran Singgalang, (2) Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan nilai foto berita pada Koran Singgalang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan fungsi foto berita yang dapat terpenuhi pada koran Singgalang adalah sebanyak 53%, dan nilai foto berita yang dapat terpenuhi pada koran Singgalang adalah sebanyak 61%.
KATA PENGANTAR
Puji syukurpenulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan skipsi ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis mohonkan semoga senangtiasa Allah SWT agar dilimpahkan untuk Nabi Muhammad SAW, yang merupakan figur terbaik dalam kehidupan.
Dalam penulisan karya ilmiah dengan judul Pemenuhan Fungsi dan
Nilai Berita pada Foto Berita di Koran Singgalang Edisi 21 Januari 2017
sampaiEdisi 21 Februari 2017tidak terlepas dari bantuanbaik moral maupun spiritual dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. Bapak Dekan dan bapak/ibu Wakil Dekan I.II.III Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, Bapak ketua dan Ibu Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) serta staf yang telah memberikan batuan prosedural semasa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Sheiful Yazan, M.Siselaku pembimbing I dan ibu Dr. Mulyanti Syas, M.Siselaku pemimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman sejak awal kuliah sampai tahap penulisan skripsi.
5. Pimpinan karyawan dan karyawati Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta pustaka UIN Imam Bonjol Padang yang telah membatu penulis dalam memfasilitasi buku – buku sejak penulis kuliah sampai tahap penulisan skripsi.
Penulis telah menyelesaikan skripsi ini dengan sepenuh kemampuan, namun penulis meyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membagun untuk kesempurnaan skripsi ini. Dengan kerendahan hati, penulis penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Padang, 15 Agustus 2016 Penulis
Jumiati Rahma Yani 1312010093
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fotografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Fhotos” yang artinya cahaya dan “Graphein” yang artinya gambar atau menggambar. Arti fotografi dalam bahasa Inggris (photography) adalah sebuah seni, ilmu pengetahuan dan praktik menciptakan gambar yang tahan lama dengan merekam cahaya atau radiasi elektromagnetik lain, baik secara kimia dengan menggunakan film
fotografi atau secara eletronik melalui sebuah sensor gambar. 1 Dalam kamus Bahasa Indonesia, arti fotografi adalah seni atau proses
penghasilan gambar dan cahaya pada film. Menurut Ansel Adams Fotografi lebih dari sekedar sebuah sarana ide komunikasi faktual. Fotografi adalah sebuah seni kreatif, dan fotografi sebagai media berekspresi dan komunikasi yang kuat, menawarkan berbagai persepsi, interpretasi dan eksekusi yang tak
terbatas. 2 Menurut Amir Hamzah Sulaeman fotografi berasal dari kata foto dan
grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti, foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis, jadi arti fotografi secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya.
1 Gani Rita, Rratri Rizki Kusumalestari. Jurnalistik Foto. (Bandung : PT Remaja Roskarya Bandung 2013), Hal 7.
2 http://kamusbahasaindonesia.org/fotografi. Diakses pada 12 Februari 2017.
Sebagai istilah umum, fotografi bearti istilah metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat
yang paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. 3 Secara garis besar dari definisi di atas, arti fotografi adalah suatu
proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi juga merupakan gambar, foto merupakan alat visual efektif yang dapat memvisualkan sesuatu lebih konkrit dan akurat, dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat lain dapat dilihat oleh orang jauh melalui foto setelah kejadian itu berlalu.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, fotografi adalah bagian dari seni rupa yang melalui proses pembuatan lukisan suatu objek dengan menggunakan media cahaya.
Fotografi mempunyai banyak cabang atau kekhususan, diantaranya 4 :
a. Fotografi alam
b. Fotografi jurnalistik
c. Fotografi seni
d. Fotografi studio
e. Fotografi udara
3 http://azteza.wordpress.com. di akses tanggal, 20 Januari 2017 pukul 17.12 4 Sontag susan, On Photografy, electronik book, 2005:15-18.
Berdasarkan kekhususan atau jenis fotografi ini, terdapat sejumlah permaknaan, cara kerja, dan beraneka teknik penting dalam melahirkan sebuah karya fotografi yang semuanya memiliki efek komunikasi efektif.
Khusus untuk karya jurnalistik, fotografi berita di definisikan oleh Hanapi yaitu kegiatan fotografi yang bertujuan merekam jurnal peristiwa- peristiwa yang menyangkut manusia. selanjutnya Wilson Hick dalam bukunya Word and Picture memberi batasan fotografi berita sebagai media
komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. 5 Sedangkan Soelarko mendefinisikan foto berita sebagai foto berita
atau bisa juga disebut sebagai sebuah berita yang disajikan dalam bentuk foto. Sementara itu Oscar Motuloh, fotografer senior Biro Foto LKBN Antara Jakarta menyebut foto berita adalah medium sajian untuk menyampaikan baragam bukti visual atas suatu peristiwa pada suatu masyarakt seluas- luasnya, bahkan hingga kerak dibalik peristiwa tersebut, tentu dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. 6 Dilihat dari beberapa pengertian yang ada maka foto berita dapat di
artikan sebagai suatu sajian dalam bentuk foto tentang sebuah peristiwa yang terjadi, di mana peristiwa tersebut berkaitan dengan aspek kehidupan manusia dan disampaikan untuk kepentingan manusia itu sendiri. Kepentingan manusia dalam hal ini berupa kebutuhan akan informasi atau juga berita yang terjadi
diseluruh belahan bumi ini. 7
5 Hick wilson, word and picture, electronic book. 2002:hal 25. 6 Soelarko, RM. 1985. Pengantar Foto Jurnalistik, electronik book. Hal 12 7 http://azteza.wordpress.com/category/persepsi-foto/ di akses tanggal, 20 Januari 2017
pukul 16:50
Foto berita memiliki lima fungsi seperti yang dinyatakan oleh penulis Journalism in America, an introduction to the new media , Thomas Elliot Berry. Pertama, untuk mengomunikasikan berita (to communicate the news), foto sering memiliki arti yang sangat penting dalam penyampaian berita. Ia terkadang menyempurnakan suatu berita, di mana tanpa kehadiran foto, berita tersebut akan terasa hambar. Kedua, fungsi foto berita adalah menimbulkan minat (to generate interest). ketiga, foto berita berfungsi untuk menonjolkan dimensi lain dari sebuah objek pemotretan yang dipublikasikan (to give another dimension to a newsworthy figure). Keempat foto berita berfungsi untuk meningkatkan berita (sisi kualitas pemberitaan) tanpa mengurangi arti berita, dan terakhir, foto berita dimanfaatkan untuk keperluan tata
rias/perwajahan surat kabar dan majalah secara garis besar. 8 Foto-foto yang dimuat dalam surat kabar memang tidak selalu
menggambarkan suatu peristiwa atau berita (newsphoto), melainkan bisa juga bersifat ilustratif, yaitu bisa berdiri sendiri atau menyertai suatu artikel, termasuk di dalamnya adalah foto-foto yang bersifat ‘human interest’ (menarik perhatian dan membangkitkan kesan). Foto-foto yang dimuat dalam surat kabar itu secara ‘salah kaprah’ biasa disebut sebagai foto jurnalistik,
artinya foto yang dihasilkan oleh kerja jurnalis (wartawan) di lapangan. 9
Suatu foto memang tidak bisa melukiskan keterangan-keterangan verbal yang diperoleh wartawan di lapangan, dengan kemampuan visualisasi yang disuguhkan, sebuah foto bisa mengungkapkan pandangan mata yang
8 Gani. Ibid hal.60 9 Audy Mirza. 2006. Foto Jurnalistik, Metode Motret dan Megirim Foto Kemedia Massa.
Jakarta:Bumi Aksara. Hal 5 Jakarta:Bumi Aksara. Hal 5
Studi awal terhadap koran Singgalang, diketahui bahwa Singgalang sudah menggunakan foto berita sebagai salah satu gambar yang memperkuat informasi serta penambah keakuratan informasi berita dalam suatu media. Setiap foto mengandung nilai informasi, yang tidak sama. Misalnya, tentang peristiwa (foto menggambarkan bahwa peristiwa itu benar - benar terjadi) , konflik (Konflik selalu menarik untuk didengar, diketahui dan dilihat, walaupun untuk sebagian kadang-kadang ia menakutkan. Karena konflik selalu memiliki daya tarik, peristiwa yang mengandung konflik atau peristiwa berupa konflik, mengandung news value dan dapat jadi berita. Lebih dari itu, konflik pada suatu ketika tidak hanya sekadar menarik, tapi dapat mengandung kepentingan publik ), hiburan ( selain konflik hiburan sangat penting ada dalam sebuah karya foto berita, selain untuk daya tarik sebuah foto juga sebagai penambah pesan dan nilai yang terkandung dalam foto tersebut), foto juga memiliki nilai kedekatan dengan pembaca, dan foto juga Studi awal terhadap koran Singgalang, diketahui bahwa Singgalang sudah menggunakan foto berita sebagai salah satu gambar yang memperkuat informasi serta penambah keakuratan informasi berita dalam suatu media. Setiap foto mengandung nilai informasi, yang tidak sama. Misalnya, tentang peristiwa (foto menggambarkan bahwa peristiwa itu benar - benar terjadi) , konflik (Konflik selalu menarik untuk didengar, diketahui dan dilihat, walaupun untuk sebagian kadang-kadang ia menakutkan. Karena konflik selalu memiliki daya tarik, peristiwa yang mengandung konflik atau peristiwa berupa konflik, mengandung news value dan dapat jadi berita. Lebih dari itu, konflik pada suatu ketika tidak hanya sekadar menarik, tapi dapat mengandung kepentingan publik ), hiburan ( selain konflik hiburan sangat penting ada dalam sebuah karya foto berita, selain untuk daya tarik sebuah foto juga sebagai penambah pesan dan nilai yang terkandung dalam foto tersebut), foto juga memiliki nilai kedekatan dengan pembaca, dan foto juga
Dari penelitian awal penulis, terhadap koran harian umum Independen Singgalang, edisi Sabtu - Senin, 21 - 23 Januari 2017, ditemukan bahwa tidakalah termasuk foto Jurnalistik, karena foto berita dalam koran tersebut tidak terkandung nilai dan fungsi foto berita yang sebenarnya. Foto berita tersebut tidak dapat menciptakan daya tarik untuk pembaca, selain itu foto juga tidak menjelaskan peristiwa apa yang terjadi pada saat itu, dan foto yang diamuat dalam koran Singgalang belum memeperlihatkan fungsi dari Foto berita yaitu, sebagai penguat dan pelengkap berita dalam sebuah media cetak/surat kabar.
1. Foto berita edisi 21 Januari 2017 : B - 14
Foto: 1.1
10 Tati, utami, jurnal, Foto Jurnalistik. Nilai berita, 23 Januari 2017, 15:43.
Foto pertama, dimuat pada koran Singgalang Sabtu, 21 Januari 2017 halaman B-14. Foto ini mempunyai keterangan, “SOSIALISASI- anggota DPRD Apriado mendatangi warga untuk mensosialisasikan program
Indonesia Pintar, Indonesia Sehat dan Program keluarga Harapan.” 11 Foto berita sesungguhnya adalah faktor pendukung untuk melengkapi berita yang
ada pada koran, dari foto yang dimuat di atas, belum memenuhi seperti apa foto berita yang sebenarnya, foto tersebut tidak dapat menguatkan berita (menggambarkan peristiwa) dan tanda - tanda bahwa anggota DPRD mendatangi warga. Yang dapat diceritakan dalam foto tersebut hanya 2 orang yang sedang berbincang tanpa diketahui bahwa itu sedang melakukan sosialisasi.
2. Foto berita edisi 23 Januari 2017 : hal A-4
Foto: 1.2
11 Singgalang,21 Januari 2017, h B-14
Foto berita yang kedua di muat dalam Koran Singgalang pada tanggal
23 Januari 2017, halaman A-4, memiliki keterangan “MEGAH, Diawal tahun 2017, semangat kerja DPRD mulai terlihat. Hal itu sejalan dengan keberadaan kantor wakil rakyat yang sudah dilengkapi padar dan gerbang
yang megah”. 12 Sedangkan di dalam foto yang melengkapi berita tersebut tidak sesuai dengan keterangan foto. Foto yang dimuat dalam koran
Singgalang tersebut hanya menggambarkan bentuk gerbang dari kejauhan, dan tidak ada plank yang menyatakan bahwa gerbang tersebut adalah gerbang kantor wali rakyat.
3. Foto berita edisi 24 Januari 2017 : A-6
Foto: 1.3
12 Singgalang,23 Januari 2017.h.A-4
Foto ketiga ini dimuat pada koran Singgalang selasa, 24 januari 2017, halaman A-6 mempunyai keterangan, “BERLUBANG- Inilah salah satu Jembatan Utama di Kecamatan Koto XI Tarusan, Pessel, yang sebagian lantainya Berlubang dan tentu saja Membahayakan,” yang perlu diperhatikan dalam sebuah foto berita yaitu foto menggunakan caption agar khalayak bisa mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan foto tersebut, tidak hanya itu saja angel pengambilan gambar juga harus diperhatikan, agar gambar dapat memenuhi fungsi foto berita sebenarnya juga harus diperhatikan.
Dari beberapa foto diatas masih banyak yang belum memenuhi dan mendukung berita koran, sesuai yang dengan fungsi, nilai berita, dan isi pesan dalam berita. Sesuai dengan ketentuan fungsi dan nilai foto berita. Yang mana fungsi dari foto berita yaitu:
1. Menarik perhatian pembaca ( it captures the reader’s attention).
2. Menyatakan isinya (it tell the story).
3. Memberi mutu pada berita (it grades the news)
4. Membatu membuat berita lebih menarik (it helps make the news attractive) 13 .
Dari fungsi tersebut terdapat nilai nilai foto yang layak disebut sebagai foto berita. Nilai nilai foto berita tersebut adalah:
1. Foto tersebut mengandung nilai berita.
2. Foto tersebut juga memiliki nilai kedekatan dengan khalayak.
13 Alwi.Ibid. Hal.8
3. Foto juga menggunakan caption agar khalayak bisa mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan foto tersebut. 14
Oleh karena itu didasari analisis awal, penulis ingin membahas penelitian ini dengan rumusan masalah: Bagaimana Pemenuhan Fungsi dan
Nilai Berita pada Foto Berita di dalam Koran Singgalang Edisi 21 Januari 2017 Sampai Edisi 21 Februari 2017.
Alasan penulis meneliti koran Singgalang edisi 21 Januari 2017 sampai 21 Februari 2017 bahwa, foto koran Singgalang menarik untuk diteliti, dan koran Singgalang adalah koran tertua yang ada di Sumatra Barat yang idealnya sudah memenuhi penerapan fungsi dan nilai berita. Selain itu dari pengamatan awal penulis jika penulis meneliti edisi 21 Januari 2017 sampai
21 Februari 2017, terdapat banyak isu – isu menarik yang penting bagi penulis seperti: pilkada, penistaan agama, budaya, dan lainya, sehingga koran Singgalang juga perlu menguatkan penjelasan peristiwa tersebut melalui foto berita, dan akan memudahkan penulis untuk mengamati dan meneliti langsung serta mengumpulkan data. Maka dari itu penulis juga bisa menetapkan batasan masalah dan rumusan masalah yang akan penulis teliti.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan masalah Foto berita sangat dibutukan dalam media cetak, selain untuk daya tarik media atau identitas media, foto berita juga dijadikan sebagai penambah nilai berita yang terkandung di dalam surat kabar. Tapi banyak
14 Tati utami, jurnal. Foto Jurnalistik. Nilai berita, 23 Januari 2017, 15:43.
surat kabar tidak memperhatikan bagaimana foto berita yang sebenarnya, foto berita yang sesuai dengan fungsi dan nilai.
Oleh sebab itu penulis ingin membahas masalah foto berita ini dengan membahas kontradiksi yang ada dalam pemenuhan fungsi dan nilai yang ada dalam foto berita. Akhirnya yang menjadi pertanyaan mendasar bagi seorang penulis yaitu:
“Bagaimana pemenuhan fungsi dan nilai yang ada dalam foto berita sehingga bisa dijadikan sebagai sumber informasi?”
2. Batasan Masalah Agar penelian ini tidak terlalu melebar kemana mana. Untuk lebih mempersingkat dan menjuruskannya maka penulis akan membatasi ke dalam beberapa pernyataan berikut:
a. Bagaimana pemenuhan fungsi foto berita sebagai media informasi pada koran Singgalang?
b. Bagaimana pemenuhan nilai foto berita sebagai media informasi pada koran Singgalang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan fungsi foto berita sebagai menjadi media informasi.
b. Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan nilai foto berita sebagai menjadi media informasi.
2. Kegunaan Penelitian 2. Kegunaan Penelitian
b. Secara Praktis Penelitian ini bisa berguna untuk pembaca baik untuk semua kalangan yang mencintai foto berita dan sebagai penambah pengetahuan tentang foto berita sebagai media informasi.
D. Penjelasan Judul
Untuk dapat mudah dimengerti dan untuk tidak terhadi kesalah pahaman tentang judul proposal ini, maka penulis menganggap perlu adanya penjelasan judul, sebagai berikut: Pemenuhan
: Proses, cara, dan perbuatan untuk memenuhi sesuatu
yang ingin dilengkapi.
Fungsi : Kegunaan suatu hal untuk mencapai apa yang
dinginkan.
Nilai : Harga, keyakinan dan rujukan untuk menentukan
sebuah pilihan yang kualitas.
Foto Berita : Foto berita adalah foto yang menggandung unsur-
unsur berita di dalamnya.
Media Cetak : Sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis.
E. Sistematika Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka penulis menggunakan sistematika penulisan proposal sebagai berikut :
Bab I
: Pendahuluan yang berisikan. Penjelasan tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, penjelasan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
: Landasan teoritis yang terdiri dari pertama, pengertian jurnalistik dan foto berita , foto berita sembagai media informasi, fungsi dan nilai - nilai yang terkandung dalam foto berita yg di muat di koran Singgalang.
Bab III : Metedologi penelitian pemenuhan fungsi dan nilai foto berita sebagai media informasi. Bab IV : Hasil penelitian yang berisikan hasil dari penelitian tentang analisis nilai nilai foto berita yg dimuat dalam koran Singgalang sebagai media informasi.
Bab V : Penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
BAB II ACUAN TEORITIK
A. Jurnalistik
1. Pengertian Jurnalistik
Secara Umum, Pengertian Jurnalistik adalah proses, teknik dan ilmu pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan publikasi berita. Jurnalistik berasal dari kata journal yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau diartikan dengan surat kabar.
Kata journal berasal dari bahasa Latin dari kata Diurnalis, yang berarti orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Jadi Secara Etimologis (asal usul kata/istilah kata), jurnalistik adalah laporan tentang peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan istilah "berita" (news). Sedangkan secara singkat jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan peristiwa setiap hari.
Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan jurnalistik, berikut definisi dari para ahli yang dirangkum oleh Kasman dalam bukunya bahwa
jurnalistik adalah : 1
a. F.Fraser Bond dalam bukunya An Introduction to Jurnalism menyatakan: “Jurnalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and moment on the news reach the public ”. Jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati.
1 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press, 2005, hlm. 01 1 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press, 2005, hlm. 01
c. M. Ridwan menyatakan jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpul, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan-terbitan berkala lainnya. Selain bersifat keterampilan praktis, jurnalistik merupakan seni.
d. Menurut Onong U. Effendi jurnalistik adalah teknik mengelolah berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskan kepada khalayak. Pada mulanya jurnaistik hanya mengelolah hal-hal yang sifatnya informatife saja.
e. Menurut Adinegroho jurnalistik adalah semacam kepandaian karang- mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sedangkan menurut Summanang, mengutarakan lebih singkat lagi, jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan.
f. Roland E. Wolseley menyatakan dalam Understanding Magazines (1969:3), jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, f. Roland E. Wolseley menyatakan dalam Understanding Magazines (1969:3), jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati,
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka bisa diambil kesimpulan bahwa jurnalistik adalah suatu kepandaian dalam memproduksi sebuah bahan pemberitaan baik itu gambar, ide, peristiwa yang terjadi dan hal – hal yang bersifat informative.
2. Bentuk - Bentuk Jurnalistik 2
Untuk mengetahui lebih lanjut, jurnalistik mempunyai bentuk – bentuk jurnalistik yaitu:
a. Jurnalisme Warga Negara Salah satu fenomena aktual yang berkaitan dengan aktivitas blog yang sering disebut dengan citizen journalism (jurnalisme warga negara). Sebuah aktivitas yang muncul karena keniscayaan munculnya internet. Dari pihak yang kontra memandang bahwa citizen journalism belum bisa masuk dalam ranah journalism. Sebab, jurnalisme mensyaratkan banyak hal seperti yang terjadi pada dunia kewartawanan selama ini. Jika mengikuti pengertian Jurnalisme dalam arti klasik, citizen journalism tentu saja bukan jurnalisme. Tapi hanya sebuah aktivitas seperti layaknya seseorang menulis buku harian,
hanya medianya saja menggunakan internet. 3
dalam Kehidupan Manusia http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4315/f1b.htm, Diakses pada tanggal 23 januari 2017 pukul 15.55
2 Mulyadi Saputra, Peran
3 Yanuar Abdullah, Dasar-dasar Kewartaan, (Padang: Angkasa Raya, 1992), hlm. 16
Definisi jurnalisme yang dikemukakan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, jurnalisme adalah “The Work of Profession of Producing” Wriying that may be all right for a newspaper . Menurut kriteria kamus itu, aktivitas yang dilakukan dalam blog tidak termasuk dalam ranah jurnalisme. Namun citizen journalism sebuah genre yang sudah menggejala pada masyarakat digital saat ini. Jika kita sepakat bahwa jurnalisme itu adalah menginformasikan kejadian kepada masyarakat, maka citizen journalism masuk dalam ranah jurnalisme.
Citizen journalism (jurnalisme warga Negara) sering juga disebut dengan participatory journalism, netizen, open source journalism, grassroot journalism . Baik citizen journalism maupun civic journalism menjadikan masyarakat sebagai bahan utamanya. Dalam civic journalism masyarakat didudukan sebagai objek, sementara dalam citizen journalism masyarakat didudukan sebagai objek sekaligus subjek. Bentuk-bentuk Citizen JournalismD.
Lasica, membagi media untuk citizen journalism dalam beberapa bentuk, yaitu: 4
1) Partisipasi audiens.
2) Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.
3) Partisipasi di berita situs.
4) Tulisan ringan seperti dalam milis, dan e-mail.
4 Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik:Teori dan Praktek, Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2009. Hal 34
5) Situs pemancar pribadi (video situs pemancar) Steve Outing, mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism:
1) Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik.
2) Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis.
3) Kolaborasi antara jurnalis professional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas.
4) Bloghouse warga. Blog-blog gratisan yang dikenal misalnya, wordpress, blogger, atau multiply.
5) Newsroom citizen transparency blogs. Blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi.
6) Stan alone citizen journalism, yang tidak melalui proses editing.
7) Gabungan stand alone citizen journalism website dan edisi cetak.
8) Hybrid: pro citizen journalism.
9) Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga dalam satu atap.
10) Model wiki. Dalam wiki pembaca adalah juga seorang editor.
b. Jurnalisme Presisi Jurnalisme presisi adalah aplikasi ilmu sosial dalam dunia
jurnalistik. 5 Dengan kata lain, jurnalisme presisi adalah kegiatan
5 Sumadiria, AS Haris. 2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.h 23-24 5 Sumadiria, AS Haris. 2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.h 23-24
Jurnalisme presisi asal-usulnya dikemukakan oleh Philip Mayer pada tahun 1969-1970 ketika ia menjadi dosen tamu di Russel Sage Foundation, New York. Dalam musim dingin tahun 1971, Everertte E. Dennis dari Kansas State University mengajar “The New Journalism” di University of Oregon. Dia mengatakan tentang apa yang telah dikerjakannya di Detroit. Ia menyebutnya sebagai embrio jurnalisme baru (new journalism). Ia kemudian menyebutnya dengan nama “jurnalisme presisi”.Hal penting dalam jurnalisme presisi adalah berkaitan dengan data, yaitu:
1) Koleksi data. Data tentu saja harus dicari dan bukan ditunggu.
2) Simpan. Jurnalis bisa membuka data-data lama di dalam file.
3) Mendapatkan kembali data. Alat-alat dalam jurnalisme presisi
4) Dapat menolong kita untuk mendapatkannya kembali data yang sudah kita koleksi dan simpan.
5) Analisis. Maksudnya adalah jurnalis presisi akan melakukan pengolahan data, dibandingkan, disamakan, dikurangi, ditambah untuk membuat kesimpulan sebuah berita.
6) Reduksi data. Mengurangi data yang dianggapnya tidak begitu relevan.
7) Mengomunikasikan. Artinya, data-data yang sudah diolah tersebut kemudian ditulis dan dibuat berita di media.
c. Jurnalisme Kuning 6 Jurnalisme kuning adalah jurnalisme pemburukan makna, ini
disebabkan karena orientasi pembuatannya lebih menekankan pada berita-berita sensasional daripada substansi isinya. Tujuannya untuk meningkatkan penjualan ia sering dituduh sebagai jurnalisme yang tidak professional dan tidak beretika. Ciri khas jurnalisme kuning adalah pemberitaannya yang bombastis, sensasional, dan pembuatan judul utama yang menarik perhatian publik. Untuk menarik perhatian pembaca, judul-judul yang dibuat ditulis secara besar-besar dengan warna yang mencolok dan tak jarang disertai dengan gambar yang sadis.
Jika ditinjau dalam sejarah, istilah jurnalisme kuning muncul pada tahun 1800-an. Jurnalisme kuning muncul ditandai dengan “pertempuran headline” antara dua Koran besar di New York. Diantaranya milik Joseph Pulitzer (New York World), dan William Randolph Hearst (New York Journal). Istilah jurnalisme kuning sendiri
diberikan oleh The New York Press pada awal tahun 1897. 7 The New York Press tidak menyebutkan Koran yang dimiliki Pulitzer dan
Hearts sebagai jurnalisme kuning akan tetapi hanya menyebutkan kuning karena warnanya kuning.
Ada juga yang menyebutnya jurnalisme kuning karena harganya murah meriah, dalam istilah jurnalisme disebut dengan
6 Sumadiria, AS Haris. 2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.hal. 24
7 http://www.komisiinformasi.go.id 7 http://www.komisiinformasi.go.id
d. Jurnalisme “Lher” Jurnalisme lher sering juga disebut dengan jurnalisme sensasional, karena gambar dan berita atau grafis yang disuguhkan dilandasi untuk mencari sensasi semata. Karena untuk mencari sensasi apapun akan dilakukan untuk mewujudkannya. Ada juga yang menyebutnya dengan jurnalisme pornografi. Berita atau gambar dapat dikategorikan pornografi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah:
1) Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan yang membangkitka nafsu birahi.
2) Bahan yang dibuat dengan sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi. Sesuatu yang menyangkut pornografi selama ini sering identik dengan ekspoitasi seks wanita disertai komentar yang berselera rendah.Jurnalisme lher memang ditentang bayak orang, tetapi kemunculannya telah ikut mempengaruhi jurnalisme di Indonesia. berkaitan dengan itu setidak-tidaknya bisa diberikan beberapa catatan sebagai berikut:
a). Jurnalisme lher muncul sebagai representasi jurnalisme masyarakat kelas bawah.
b). Jurnalisme lher bisa jadi juga menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintah yang otoriter. c). Jurnalisme lher nyata menjadi pilihan media massa yang lebih mementingkan bisnis dari pada idealisme. d). Jurnalisme lher bisa jadi muncul di tengah euphoria kebebasan media massa . e). Jurnalisme lher telah nyata merusak generasi muda di masa depan. f). Tabloid, majalah dan koran yang menampilkan jurnalisme lher di Indonesia dijual sangat bebas.
e. Jurnalisme Perdamaian dan Perang Jurnalisme perdamaian dengan jurnalisme perang ibarat dua
mata uang. 8 Ia selalu berjalan bersama, tetapi keduanya tidak bisa disatukan. Ketika membahas jurnalisme perdamaian, pembahasan
tidak bisa lepas dari jurnalisme perang, begitu juga sebaliknya. Jurnalisme perdamaian hidup dan berkembang karena keberadaan jurnalisme perang. Jurnalisme perang ibarat bahan mentah yang menjadi negasi munculnya jurnalisme perdamaian.
Jurnalisme perang selalu menjadi kritikan jurnalisme perdamaian. Karenanya, jurnalisme perang, di mata jurnalisme perdamaian harus dihilangkan. Alasannya adalah mengancam
8 Ibid . h. 50 8 Ibid . h. 50
Nama lain dari jurnalisme damai antara lain: jurnalisme baru, jurnalisme pasca-realis, jurnalisme solusi, jurnalisme yang menguatkan, jurnalisme analisis konflik, jurnalisme perubahan, jurnalisme holistic, jurnalisme dengan kerangka besar, jurnalisme sebagai mediator, jurnalisme untuk masyarakat terbuka, jurnalisme pembangunan, jurnalisme analisis, jurnalisme reflektif, dan jurnalisme konstruktif.
Jurnalisme damai tidak pernah lepas dari Johan Galtung, seorang professor studi perdamaian dan juga direktur TRANSCEND Peace andDevelopment Network. Ia yang pertama kali
memperkenalkan istilah jurnalisme damai pada tahun 1970-an. 9
f. Jurnalisme Kepiting Jurnalisme kepiting adalah jurnalisme yang pernah dipopulerkan oleh wartawan senior Rosihan Anwar. Jurnalisme kepiting adalah istilah yang dipakai Rosihan untuk melihat sepak terjang Jakob Oetama (JO) dengan Kompas-nya. Jakob piawai dengan how to play, bahwa sikapnya sebagai wartawan selalu berhati-hati. Jadi, jurnalisme kepiting lebih menunjuk kepada kebijakan yang dijalankan oleh J.O.
9 Patmono SK, Teknik Jurnalistik; Tuntunan Praktis Untuk Jadi Wartawan, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia: 1996). Hal.45
Pembaca kompas diajak berputar-putar dulu ketika membaca berita atau opini kompas, itulah strategi kompas untuk menyiasati kekuasaan hegemonik orde baru, agar bisa bertahan hidup. J.O. pernah mengatakan bahwa kompas memang cenderung mengambil sikap hati- hati pada masa orde baru, karena pada dasarnya ia percaya kemerdekaan pers yang sekarang diraih harus melalui tahap-tahap tertentu.
Jurnalisme kepiting adalah jurnalisme yang juga mementingkan “jalan tengah” (jalan aman) dalam Menanggapi persoalan. Ia tidak mencoba masuk ke dalam diskusi yang lebih dalam jika punya dampak yang buruk bagi lembaga dan karier jurnalistik dirinya. Dalam menanggapi kasus yang punya resiko politik yang sangat tinggi, ia mencoba mendudukan persoalan dengan sangat hati-hati. Ia tetap berpegang pada kenyataan bahwa bagaimanapun juga pers tidak akan lepas dari sistem politik.
Oleh karena itu, ketika mengkritik kemapanan yang berkaitan erat dengan politik ia cenderung menyamarkan, tapi sebaliknya jika tidak berkaitan dengan politik, ia cenderung bicara blak-blakan (apa adanya), apalagi “angin politik” lebih menguntungkan. Namun demikian langkah Jakob dengan jurnalisme kepitingnya ini telah menjadikan Kompas sebagai Koran yang disegani di Indonesia.
g. Jurnalistik Foto Jurnalistik foto, adalah kegiatan jurnalistik yang dilakukan melalui fotografi. Foto jurnalistik merupakan foto yang mengandung nilai berita, fungsinya adalah untuk melengkapi teks berita dalam
media cetak mau pun media online. 10 Momen tertentu, foto jurnalistik hadir sebagai berita tersendiri
sehingga disebut foto berita dengan disertai keterangan foto (caption). Foto jurnalistik dibuat oleh seorang pewarta foto atau biasa disebut photo journalist.
Foto berita biasanya ditampilkan pada halaman utama sebuah surat kabar dengan tujuan menarik minat pembaca. Seperti halnya karakteristik berita, foto jurnalistik atau foto berita pun memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Selain itu, foto jurnalistik yang bertujuan untuk melengkapi teks berita tentunya harus relevan dengan isi berita yang dilengkapinya.
Dari banyaknya bentuk - bentuk jurnalistik di atas maka penulis mengfokuskan penelitian penulis pada jenis jurnalistik yang ke tujuh yaitu, foto jurnalistik, yang mana foto jurnalistik tersebut merupakan foto yang mengandung nilai berita baik itu di media cetak maupun media elektronik.
10 Alwi, Audy Mirza. Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa . (Jakarta: Bumi Aksara 2006). Hal 8
B. Media Cetak
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a
source) 11 dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Syaiful Bahri Djamarah. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
2. Menurut National Education Asociation (NEA). Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
3. Menurut Briggs. Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
4. Asociation of Education Comunication Technology (AECT). Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
11 Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Hal 14.
Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi: 12
1. Media Visual Media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
2. Media Audio Media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.
3. Media Audio Visual Media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap
format media, disebut Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.
12 https://carapedia.com/ Pengertian_Definisi_Media_info2046.html
Dari definisi di atas media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak baik menggunakan televisi, radio, atau surat kabar. Media massa mempunyai jenis, sebagai berikut:
1. Media Cetak yaitu suratkabar/koran, majalah, buku, newsletter.
2. Media Elektronik yaitu televisi, radio, video, dan film.
3. Media Online yaitu Syber Media, Media Internet, Media Berbasis Internet. Dari pengamatan penulis, maka penulis akan menganalisis salah satu jenis dari media massa yaitu media cetak (surat kabar/koran). Media cetak yaitu media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian. Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan- pesan visual.
Pengertian media cetak bagi masyarakat masih dipahami secara sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Padahal jika diurai maknanya secara
mendalam, media cetak tidak terbatas pada dua jenis media itu saja. 13 Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah
media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang di
13 www.anneahira.com_files/ Pengertian Media Cetak Dan Jenisnya. Di akses tanggal 21/01/2017, pukul 07:08 WIB 13 www.anneahira.com_files/ Pengertian Media Cetak Dan Jenisnya. Di akses tanggal 21/01/2017, pukul 07:08 WIB
Media cetak ini merupakan saluran informasi bagi masyarakat, di samping media elekronik dan media digital. Di tengah dinamika masyarakat yang demikian pesat, media cetak sudah di anggap tertinggal di antara dua pesaingnya yakni media elektronik dan media digital. Meski demikian bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan informasi yang di muatnya.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang di gunakan sebagai media penyampaian informasi. Dan informasi adalah ini dari informasi yang disampaikan melalui media.
Jadi, media cetak adalah sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak yang disampaikan secara tertulis.
C. Foto Jurnalistik
Foto jurnalistik diposisikan sebagai produk dari jurnalis foto, yakni kegiatan jurnalistik yang dilakukan melalui fotografi. Foto jurnalistik merupakan foto yang mengandung nilai berita, fungsinya adalah untuk
melengkapi teks berita dalam media cetak mau pun media online. 14 Dalam momen tertentu, foto jurnalistik hadir sebagai berita
tersendiri sehingga disebut foto berita dengan disertai keterangan foto
14 Wijaya, Taufan. 2011. Foto Jurnalistik Dalam Dimensi Utuh. Klaten : CV. Sahabat. Hal 67
(caption). Foto jurnalistik dibuat oleh seorang pewarta foto atau biasa disebut photojournalist.
Foto berita biasanya ditampilkan pada halaman utama sebuah surat kabar dengan tujuan menarik minat pembaca. Seperti halnya karakteristik berita, foto jurnalistik atau foto berita pun memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Selain itu, foto berita yang bertujuan untuk melengkapi teks berita tentunya harus relevan dengan isi berita yang dilengkapinya.
Fotografer juga memiliki kode etik, misalnya etika foto jurnalistik (Photojournalism ethics) versi jprof.com, antara lain tidak boleh ada rekayasa
atau berbohong (Pictures don’t lie) dan jangan mengubah gambar. 15 Jurnalis foto juga harus peka terhadap situasi dan orang-orang yang
sedang bersedih, situasi kematian, mempermalukan seseorang, mencemarkan nama kelompok, seksualitas, serta merugikan harkat, martabat, derajat, nama baik serta perasaan susila seseorang.
Secara umum, jurnalistik foto harus mematuhi kode etik jurnalistik, seperti menghormati hak masyarakat untuk memperolah informasi yang benar, menempuh tata cara yang etis, tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila, tidak menerima suap, dan tidak menyalahgunakan profesi, serta segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.
15 Gani, Ibid,h. 24
Foto jurnalistik dituntut untuk memuat informasi atau pesan. Pesan dalam foto jurnalistik bisa sekedar bagian penting dari sebuah peristiwa yang berlangsung singkat, bisa juga sengaja diciptaka fotografer dari cerita dibaliak
sebuah peristiwa. 16 Esensi pesan menjadi hal yang seolah mutlak lekat dalam praktik foto jurnalistik. Karena secara sederhana dapat di pahami bahwasanya
foto jurnalistik adalah foto yang bersifat informatif dan menarik bagi pembaca.
Seiring berjalanya waktu setelah foto mengisi setiap halaman pada surat kabar, kehadiran foto jurnalistik pun mendapat perhatian banyak pakar Ilmu Komunikasi. Selain karena foto membekukan suatu peristiwa, bahkan merekam peristiwa yang hanya bedurasi yang hanya sekejap, sifatnya yang statis juga membuat foto dapat di lihat berulang ulang, tidak seperti video yang sifatnya lebih dinamis atau sepintas lalu, yang ada akirnya sebuah foto
dapat menamilkan gambar lebih ditail dari suatu peristiwa. 17 Oleh karenanya dapat lebih mudah dicerna berbagai kalangan yang dapat menimbulkan efek
spikologis secara langsung tehadap pembaca surat kabar.
1. Jenis-Jenis Foto Jurnalistik, sebagai berikut: 18
a. Spot news foto, foto yang diambil secara spontan, insidential, tanpa perencanaan, seperti foto bencana dan kecelakaan
b. General news foto, foto kejadian terencana, seperti foto pertandingan olahraga, peresmian, konser, dll.
16 Alwi.Ibid, h.19. 17 Gani.Op.cit, h.3 18 Patmono SK, 2007.Teknik Jurnalistik: Tuntunan Praktis untuk menjadi Wartawan, hlm.
60-70 60-70
d. Essay foto, kumpulan foto yang dapat “bercerita”.
e. Singe Picture, foto tunggal yang melengkapi sebuah artikel/berita.
f. Photo Story /foto Esay, lebih dari satu foto yang “bercerita”, misalnya tentang kehidupan anak jalanan.
g. People in The News foto, foto tentang orang/tokoh dalam suatu berita, misalnya foto presiden dalam sebuah acara.
h. Daily Life foto, foto tentang kehidupan sehari-hari yang mengandung ketertarikan manusiawai (human interest), misalnya foto tukang sol sepatu, foto pengemis renta, dan lainya.
i. Potrait, foto yang menampilkan wajah orang secara close up –mirip pas foto KTP atau foto profile di Facebook. j. Sport Poto, foto peristiwa olahraga. k. Science and Technology foto –foto peristiwa yang ada kaitannya