PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLB UNTUK MENGETAHUI HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP CINTA MANIS, OGAN ILIR

SMP CINTA MANIS, OGAN ILIR SKRIPSI SARJANA S1

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

SATRI DWI NIM. 08 22 1015

Program Studi Tadris Matematika FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2014

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa pada kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. (2) hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. (3) apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dengan yang sudah menerapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Cinta Manis tahun pelajaran 2012/ 2013. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cara Purposive sample diambil sampel sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen yang dikenai Model Pembelajaran Kolb dan siswa kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol yang dikenai pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran kedua kelas sampel diberi tes akhir dengan menggunakan instrumen yang sama. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas data hasil tes dari kedua kelompok tersebut diperoleh bahwa data kedua sampel normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh t tes = 5,906 sedangkan nilai t tabel = 2,00. Oleh

karena itu t tes > t tabel maka Ho ditolak dan hipotesis diterima. Jadi rata- rata hasil evaluasi pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa aktivitas dan kemampuan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kolb terus mengalami peningkatan dan perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran juga terus membaik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Kolb sangat efektif daripada pembelajaran konvensional dan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

Kata kunci: Penerapan Model Pembelajaran Kolb, Metode

Konvensional, Hasil Belajar Siswa.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan kita, bahkan pendidikan itu sangat diperlukan bagi bangsa dan negara. Pendidikan itu bisa ditemui di mana saja, serta maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju

mundurnya pendidikan bangsa itu. Dan Allah SWT berfirman: Artinya: “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. (Al- Mujadalah: 11)

Oleh sebab itu, pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Karena bagaimana pun dengan adanya ilmu kita dapat memecahkan berbagai macam persoalan dalam hidup, tentunya dengan kesungguhan dan kemampuan yang

kita miliki. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ”. (QS. Al-Baqarah: 286)

Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa (Slameto, 2010 : 97). Di dalam proses belajar-mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pembelajar.

Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam upaya agar siswa belajar, sedangkan pemelajar adalah kegiatan siswa mempelajari materi ajar. Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan hanya dapat dicapai jika ada interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dikelas. Interaksi dilakukan untuk proses komunikasi yang aktif dan edukatif antara guru dengan peserta didik yang saling mengguntungkan kedua belah pihak agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dan hanya dengan proses pembelajaran yang aktif, tujuan pembelajaran dapat dicapai sehingga siswa mengalami perubahan perilaku dari proses kegiatan belajar. Sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : “Allah menganugerahkan al-hikmah (ilmu) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang barakallah

yang dapat mengambil pelajaran ”. (Al-Baqarah : 269)

Inti pendidikan adalah pembelajaran, dengan demikian pembelajaran juga merupakan sebuah sistem terbuka yang dipengaruhi oleh sesuatu yang ada di luar pembelajaran, seperti ideologi guru, kompetensi guru, kualifikasi personal siswa, kelengkapan sarana, kebijakan politik, dan teknologi informasi. Berdasarkan asumsi inilah, maka sistem dalam pembelajaran perlu di desain secara utuh dan komprehensif agar proses pembelajaran sesuai idealisme yaitu mampu memperdayakan potensi siswa sehingga menjadi manusia yang utuh baik dalam aspek Kognitif (Intelektual), Afektif (Kepribadian), Psikomotorik (keterampilan otot/mekanik) (Muchith, saekhan, 2007: 18).

Brunner menyatakan belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah (Slameto, 2010 : 11). Ini bearti alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Model pembelajaran Kolb ialah model belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, dengan mengembangkan observasi atau merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah. “ Kolb seorang ahli yang membagi tahap-tahap belajar menjadi 4, yaitu : a) Tahap Pengalaman kongkret, b) Tahap pengamatan aktif dan reflektif, c) tahap konseptualisasi dan, d) Tahap eksperimentasi aktif ” (Muchith, saekhan, 2007: 84).

Kita dapat melihat bahwa model pembelajaran kolb menggunakan bentuk lingkaran atau daur, dimungkinkan untuk melihat masing-masing elemen dalam lingkaran dengan mengacuh kepada beragam kemampuan individu. Sementara Dewey berbicara tentang integrasi tindakan dan pemikiran, model pembelajaran kolb menjadikan lingkaran sebagai materi dengan cara berbeda yang mengacuh kepada beragam kemampuan yang mencerminkan gaya belajar yang dibutuhkan bagi siswa.

Fokus pada pengalaman baru siswa terhadap materi lingkaran. Sehingga siswa mudah memahami dan mempelajari materi lingkaran dengan pengalaman baru siswa. Mereka harus mampu melibatkan diri secara penuh terbuka, dan tanpa bias di dalam semua pengalaman baru. Mereka harus bisa Fokus pada pengalaman baru siswa terhadap materi lingkaran. Sehingga siswa mudah memahami dan mempelajari materi lingkaran dengan pengalaman baru siswa. Mereka harus mampu melibatkan diri secara penuh terbuka, dan tanpa bias di dalam semua pengalaman baru. Mereka harus bisa

Menurut yang peneliti ketahui bahwa selama ini di SMP Cinta Manis umumnya guru menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena metode tersebut lebih mudah dilakukan, tentu saja mengakibatkan siswa menjadi lebih cepat bosan dan jenuh sehingga hasil yang di capai siswa masih kurang menyakinkan atau memuaskan. Apalagi pelajaran matematika dianggap sebagai suatu pelajaran yang sulit bagi siswa, sehingga terkesan malas dan kurang berminat dalam pelajaran matematika tersebut. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan pembelajaran pengalaman berasaskan model kolb dalam pelajaran matematika. Pembelajaran model ini di pilih karena pembelajaran ini menekankan kepada pengalaman individu dalam memperoleh pengetahuan dalam belajar. Khususnya pada pokok bahasan bangun datar yang berkenaan tentang Lingkaran akan meningkat, sehingga apa yang menjadi tujuan kurikulum dapat tercapai.

Materi Lingkaran di SMP hanya dipelajari di kelas VIII semester II, namun siswa SMP telah memiliki dasar ilmu lingkaran di SD. Materi lingkaran yang didalamnya termasuk materi ukuran dan tidak hanya menuntut kemampuan siswa dalam berhitung saja, tetapi juga dibutuhkan kemampuan dalam memahami unsur-unsur lingkaran dan mencari keliling serta luas lingkaran. Kesulitan siswa dalam memahami unsur-unsur lingkaran dan mencari keliling serta luas lingkaran disajikan dalam bentuk bahasa Materi Lingkaran di SMP hanya dipelajari di kelas VIII semester II, namun siswa SMP telah memiliki dasar ilmu lingkaran di SD. Materi lingkaran yang didalamnya termasuk materi ukuran dan tidak hanya menuntut kemampuan siswa dalam berhitung saja, tetapi juga dibutuhkan kemampuan dalam memahami unsur-unsur lingkaran dan mencari keliling serta luas lingkaran. Kesulitan siswa dalam memahami unsur-unsur lingkaran dan mencari keliling serta luas lingkaran disajikan dalam bentuk bahasa

Dari beberapa uraian di atas, peneliti tertarik mengambil judul dalam

penelitian yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kolb Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di Kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir“.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tentang hasil belajar siswa pada kelas yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

2. Untuk mengetahui tentang hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara yang tidak diterapkan model pembelajaran kolb dengan yang sudah menerapkan model pembelajaran kolb dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa Sebagai pengalaman baru dan diharapkan dapat memotivasi siswa untuk memperkaya pengalaman dalam belajar.

2. Bagi guru Khusunya guru mata pelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta memberikan masukan dan informasi tentang model pembelajaran kolb sebagai alternatif.

3. Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.

4. Bagi peneliti Agar dapat berguna bagi peneliti sendiri untuk menambahkan khazanah keilmuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

Untuk membekali manusia dalam menjalankan tugasnya, Allah SWT telah membekali dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam firman-Nya :

Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Al- Qur’an surat Az-zumar : 9).

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran.

Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan

Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011:133). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

B. Model Pembelajaran Kolb

Pembelajaran adalah suatu proses yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi fasilitas, perlengkapan, material, dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran ini yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, spidol, penghapus, kapur, dan fotografi. Fasilitas dan perlengkapan, meliputi ruang kelas, audio visual, dan juga komputer. Prosedur, meliputi praktik, belajar, jadwal, dan metode penyampaian informasi (Oemar Hamalik, 2008:57).

Untuk memperjelas bahwa seseorang pendidik yang efektif dalam memberdayakan peserta didiknya dalam belajar adalah seorang motivator, pakar, dan sekaligus pelatih, serta tahu kapan ia harus membiarkan siswanya belajar sendiri. Ketika membahas suatu materi, peserta didik tersebut akan menjelaskan terlebih dahulu, misalnya, hubungannya dalam kehidupan Untuk memperjelas bahwa seseorang pendidik yang efektif dalam memberdayakan peserta didiknya dalam belajar adalah seorang motivator, pakar, dan sekaligus pelatih, serta tahu kapan ia harus membiarkan siswanya belajar sendiri. Ketika membahas suatu materi, peserta didik tersebut akan menjelaskan terlebih dahulu, misalnya, hubungannya dalam kehidupan

“Menurut David Kolb (dalam Nasution 2005:111), “ Model Pembelajaran Kolb ialah model belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan

menggunakan teori untuk memecahkan masalah”. Dari batasan pengertian model pembelajaran Kolb diatas, terdapat dua aspek/dimensi, yaitu: 1) Pengalaman konkret pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak lain; 2) eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif pada pihak lain”. Model Pembelajaran Kolb terimplisit dalam resource based learning (belajar berdasarkan sumber) yang mengajak siswa melakukan observasi untuk memecahkan masalah.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kolb adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan pengalaman baru siswa dengan melakukan pengamatan dan memikirkan pengamatannya dari berbagai segi sehingga dapat menciptakan konsep atau teori untuk digunakan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian akan diperoleh kebiasaan-kebiasaan, kecakapan, keterampilan, pengetahuan, sikap yaitu sebagai proses pengalaman baru siswa.

C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kolb

Menurut Nasution (2008:111) langkah-langkah model pembelajaran kolb berlangsung melalui 4 tahap yaitu :

a. Tahap Pengalaman Langsung Yang Konkret Belajar akan efektif jika desain dengan cara memberikan pengalaman secara optimal bagi peserta didik. Artinya, belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Pandangan ini sesuai dengan aliran filsafat realistis. Sebagai seorang siswa harus dapat melihat dan merasakan pengalamannya sendiri agar mereka dapat merumuskan konsep atau prinsip-prinsip.

Pada tahap ini siswa belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut, siswa hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Siswa juga belum dapat memahami mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap awal dalam proses belajar. Konsekuensinya, guru harus mampu menyediakan fasilitas atau kondisi yang memungkinkan siswa untuk mengelaborasikan segala pengalaman sehingga dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.

b. Tahap Observasi (Pengamatan) Aktif dan Reflektif Ada semboyan yang mengatakan, saya mendengar, saya lupa, saya melihat, saya ingat, saya melakukan, saya paham. Artinya proses b. Tahap Observasi (Pengamatan) Aktif dan Reflektif Ada semboyan yang mengatakan, saya mendengar, saya lupa, saya melihat, saya ingat, saya melakukan, saya paham. Artinya proses

c. Tahap Konseptualisasi (Merumuskan) Tahap ketiga ini, rangkaian atau lanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah siswa diberi kebebasan melakukan pengamatan, maka selanjutnya

untuk merumuskan (konseptualisasi) terhadap hasil pengamatannya. Artinya siswa berupaya membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep atau hukum prosedur tentang suatu yang menjadi objek perhatiannya. Berpikir induktif banyak dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun kejadian-kejadian yang diamati tampak berbeda- beda, namun memiliki komponen-komponen yang sama yang dapat dijadikan dasar aturan yang bersama.

d. Tahap Eksperimentasi Aktif

Tahap ini didasarkan atas asumsi bahwa hasil dari proses belajar harus bersifat produk yang nyata. Hasil pendidikan tidak hanya berupa kemampuan siswa untuk menjelaskan teori, tetapi bagaimana siswa mampu mengaplikasikan teori yang dipahami. Oleh sebab itu belajar harus mampu melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata. Belajar harus memberikan ruang kebebasan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep dilapangan. Ia tidak lagi mempertanyakan asal-usul teori atau suatu rumus, tetapi ia mampu menggunakan teori atau rumus- rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.

Tahap-tahap belajar demikian oleh kolb sebagai suatu siklus yang berkesinambungan dan berlangsung di luar kesadaran orang yang belajar. Secara teoritis tahap-tahap belajar tersebut memang dapat dipisahkan, namun dalam kenyataannya proses peralihan dari satu tahap ke tahap belajar diatas seringkali terjadi begitu saja dan tidak sulit untuk ditentukan kapan terjadinya.

D. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan dari sisi guru adalah kepuasan seorang guru karena pelajaran yang diberikan dapat di terima oleh siswanya sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 45).

Dalam kajiannya Kolb menegaskan bahwa belajar hakekatnya merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya melalui sebuah proses yang disebut dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri secara keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh siswa dapat menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik hanya dapat dicapai Setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh siswa dapat menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik hanya dapat dicapai

Hasil belajar matematika yaitu hasil belajar yang diperoleh dalam belajar matematika untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam memahami pelajaran dengan menggunakan tes yang disajikan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Nilai akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga akan merubah cara berpikir serta selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi.

E. Materi Ajar Lingkaran

Materi pembelajaran lingkaran kelas VIII merupakan materi yang mencakup 4 kompetensi dasar, yaitu Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran, Menghitung keliling dan luas lingkaran, Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah, dan Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga.

1. Pengertian Lingkaran

Lingkaran adalah garis lengkung yang kedua ujungnya saling bertemu dan semua titik terletak pada garis lengkung itu mempunyai jarak yang sama terhadap sebuah titik tertentu. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik Lingkaran adalah garis lengkung yang kedua ujungnya saling bertemu dan semua titik terletak pada garis lengkung itu mempunyai jarak yang sama terhadap sebuah titik tertentu. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik

Gambar bentuk lingkaran :

Gambar 2.1. Lingkaran

2. Unsur-unsur Lingkaran

a. Titik Pusat Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran.

Gambar 2.2. Titik Pusat Lingkaran

b. Jari-Jari (r) Jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran.

Gambar 2.3. Jari-jari Lingkaran

c. Diameter (d)

Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran dan melalui titik pusat.

Gambar 2.4. Diameter Lingkaran

d. Busur Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan tersebut.

e. Tali Busur Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui titik pusat.

f. Tembereng Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur.

g. Juring Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut.

h. Apotema

Apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur. Lihat gambar di bawah ini letak juring, tembereng, dan apotema.

Gambar 2.5. Tembereng, Juring, dan Apotema

Contoh-contoh benda yang berbentuk lingkaran

Gambar 2.6. (a) Jam Dinding, (b) Ban, dan (c) Koin.

3. Pendekatan Nilai Phi (π)

Nilai perbandingan

Bilangan phi tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk

pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan phi merupakan bilangan irasional yang berada antara 3,141 dan 3,142. Oleh karena itu, pecahan biasa maupun pecahan desimal. Bilangan phi merupakan bilangan irasional yang berada antara 3,141 dan 3,142. Oleh karena itu,

7 jika dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal menjadi 3,142857... dan dibulatkan sampai dua tempat desimal menjadi 3,14. Jadi, 22

Pecahan 22

7 adalah pecahan yang mendekati nil ai π, yaitu 3,14. Dengan demikian, pendekatan nilai phi dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa atau pecahan desimal dengan pembulatan sampai dua tempat desimal, yaitu :

a) 22 Dengan pecahan biasa, maka π =

b) Dengan pecahan desimal, maka π = 3,14 (pembulatan sampai dua tempat desimal).

4. Menghitung Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran adalah panjang lengkung atau busur

pembentuk lingkaran. Perbandingan Untuk sama

dengan π. Jika K adalah keliling lingkaran dan d adalah diameternya maka k/d = π.

Jadi, K = πd . Oleh karena d = 2r, maka K = π x 2r = 2πr.

Dengan demikian untuk mennghitung keliling sebuah lingkaran digunakan rumus :

K = πd

K = 2πr

atau

Dengan:

K = keliling lingkaran r = jari-jari

d = diameter π = 22/7 atau 3,14

Contoh : Diketahui sebuah lingkaran memiliki jari-jari 10 cm. Tentukanlah :

a. Panjang Diameter

b. Keliling Lingkaran Penyelesain :

a. Panjang diameter Diketahui : r = 10 cm, π = 3,14 Ditanya : d = ... ? Jawab :

d =2r = 2 x 10 = 20

Jadi, Panjang diameter adalah 20 cm.

b. Keliling Lingkaran Diketahui : r = 10 cm, π = 3,14

Ditanya : k = ... ? Jawab :

K = 2πr = 2 x 3,14 x 10 cm = 62,8 cm

Jadi, Keliling lingkaran adalah 62,8 cm.

5. Menghitung Luas Lingkaran

Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh lengkung lingkaran. Luas lingkaran sama dengan π kali kuadrat jari-jarinya. Jika

jari-jari = r, maka rumus luas lingkaran adalah:

2 𝑳 = 𝝅𝒓 𝟐 atau L = ¼ πd

Dengan :

r = jari-jari L = luas lingkaran

d = diameter π = 22/7 atau 3,14

Contoh : Hitunglah luas lingkaran yang berjari-jari 8 cm! Penyelesaian : Diketahui : π = 3,14, r = 8,

Di tanya : L =...? L 2 = 𝜋𝑟

= 200,96cm 2 Jadi, luas lingkaran adalah 200,96 cm 2 .

F. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tri Puji Astuti dengan judul Penerapan model pembelajaran model Kolb di SMP Negeri 1 Payaraman (2010) , Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Payaraman pada penelitian ini masih ada lima siswa yang dikategorikan tidak tuntas. Secara klasikal dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar yang mencapai 80,49%, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 56,76 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 45. Persamaannya adalah sama- sama menggunakan model pembelajaran kolb dan yang membedakannya pada penelitian ini hanya menerapkan model pembelajaran kolb dan melihat hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran ini.

Riska dengan judul Pengaruh Pembelajaran model Kolb untuk Melatih Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII MTs Istiqamah (2008), Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran model kolb di kelas VIII MTs Paradigma ini dikategorikan sedang dengan rata-rata kemampuan yaitu 81,01. Indikator yang dominan muncul adalah kemampuan memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat sistematis dengan rata-rata yaitu 78,9. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kolb dalam proses belajar mengajar yang menjadi persamaannya adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kolb. Serta yang membedakan pada penelitian ini hanya melihat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran model kolb di kelas VIII MTs Istiqamah.

Dalam hal ini peneliti ingin mencoba menggunakan model pembelajaran kolb dengan pertimbangan mudah diterapkan dan siswa dapat diajak ke suasana belajar sesungguhnya bukan hanya suasana diajar, karena selain siswa di tuntut untuk bisa mengajar atau mentransfer apa yang ia pelajari kepada teman-temannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Sehubungan dengan masalah yang ingin di teliti maka peneliti menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidak akibat dan suatu yang dikenakan pada subyek selidik (Arikunto, 2006:273). Dengan kategori Randomized Control Group Only Design yang merupakan sebuah metode eksperimen yang dilakukan adanya kelas perbandingan dan juga tanpa tes awal. Dengan model ini peneliti ingin mengetahui efek dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mempengaruhi faktor lain (Arikunto, 2006:85).

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design . Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenal dengan variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kelompok kedua dikenal dengan pengukuran yang sama. Dengan demikian perbedaan yang ditimbulkan dianggap bersumber pada

Pada desain ini tidak terdapat pretest dan hanya ada posttest (T 1 dan T 2 ). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Posttest Experimen

T 2 (Suryabrata,2011:104)

Keterangan :

X = Treatment (Perlakuan yang diberikan) T 1 = Nilai Posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen (Variabel bebas atau pengaruh) T 2 = Nilai Posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas Kontrol (Variabel terikat atau terpengaruhi)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Agar tergambar jelas apa yang peneliti maksudkan, maka variabel dalam penelitian ini adalah :

Skema Variabel

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Model Pembelajaran Kolb Hasil Belajar

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

Tabel 3.1. Populasi Penelitian Siswa di SMP Cinta Manis

Kelas

Laki-Laki Perempuan

19 19 38 Sumber: Tata Usaha SMP Cinta Manis Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:130) ”. Pengambilan sampel penelitian untuk mewakili kelompok individu yang menjadi anggota populasi dari penelitian ini maka peneliti mengambil sampel dengan teknik purposive sample/sampel bertujuan. Sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas rata-rata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan. Tujuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa. Di sekolah ini kelas VIII terdapat empat kelas, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah diambil dua kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian Siswa di SMP Cinta Manis

Kelas

Jumlah

Laki-Laki Perempuan

VIII-1

38 13 25 VIII-3

38 22 16 Sumber: Tata Usaha SMP Cinta Manis Tahun Pelajaran 2012/2013

Sampel yang akan di teliti oleh peneliti adalah dua kelas, yaitu kelas yang pertama (kelas VIII-1) sebagai kelas eksperimen dan kelas yang kedua (kelas VIII-3) adalah kelas kontrol.

E. ProsedurPenelitian

Prosedur penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan maka dilakukan persiapan yang meliputi:

a. Pemilihan sampel penelitian

b. Pembuatan dari pengembangan instrument

c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kuis dan latihan yang mengacuh pada pembelajaran kolb,

b) Mempersiapkan bahan ajar yang berbasis kolb (untuk kelas eksperimen),

c) Mempersiapkan bahan ajar yang berbasis konvensional (untuk kelas kontrol).

d. Validasi instrument Validasi dilakukan oleh beberapa orang yang dianggap ahli dan mempunyai pengalaman mengajar dalam pendidikan matematika.

Melaksanakan uji coba kepada siswa diluar sampel penelitian tetapi sudah mendapatkan materi yang diujikan. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan sekaligus memperoleh gambaran apakah instrumen yang digunakan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Di samping itu juga bertujuan untuk melihat reliabilitas dan validitas butir soal serta daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilakukan dengan cara menggumpulkan hasil belajar berupa latihan (siswa pada LKS), tugas, dan tes yang diberikan pada pertemuan terakhir.

3. Tahap Akhir

Setelah semua proses pembelajaran selesai, selanjutnya peneliti mengolah data untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang telah diperoleh sesuai teknik analisis yang digunakan. Data tersebut diperoleh dari hasil kedua sampel. Setelah menganalisis data dilanjutkan menyusun laporan hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu untuk kelompok (Arikunto, 2006:150) ”.

Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kolb. Tes ini dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada akhir pembelajaran (posttest) dengan bentuk soal uraian (essay) yang terdiri dari 5 soal yang materinya mencakup sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan tes “T”. Analisis data tes hasil untuk setiap hasil belajar siswa dapat di hitung dengan aturan sebagai berikut :

S=

X 100 (Purwanto, 2010:112)

𝑁 Keterangan :

S = Skor yang diharapkan R = Jumlah skor dari item N = Skor maksimum

Tabel 3.3. Kategori Hasil Belajar

Nilai Rata-Rata

Kategori Skor

86-100

Sangat baik

Kurang cukup

0-40

Kurang

Untuk menganalis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji t untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak Untuk menganalis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji t untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis normal atau tidak, karena uji-t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:

1) R=X maks –X min

Ketengan : R = Range (daerah jangkauan data)

X maks = Data terbesar

X min = Data terkecil

2) K = 1 + 3,3 log n

Keterangan : K = Banyaknya kelas N = Banyaknya data (frekuensi) 3,3 = Bilangan konstanta

3) P=

K Keterangan : P = Panjang kelas (interval kelas) R = Range (daerah jangkauan data)

K = Banyak kelas (Sudjana, 2005: 45 –47).

4) Mencari Distribusi Frekuensi

Keterangan : x = Rata-rata

i = Tanda kelas interval x

i = Frekuensi yang berhubungan dengan tanda kelas interval f (Sudjana, 2005:67).

5) Mencari Modus

Mo = Bb + p

Keterangan : Mo = Modus Bb = Batas bawah kelas interval yang mengandung modus

b 1 = Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan

frekuensi sebelumnya

b 2 = Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan

frekuensi sesudahnya p = Panjang kelas interval

(Sudjana 2005:77).

6) Mencari Simpangan Baku

n ( n  1 ) Keterangan : S 2 = Simpangan baku / standar deviasi

n = Banyak data

f 1 = Frekuensi sesuai dengan tanda kelas interval

x i = Tanda kelas interval

(Sudjana, 2005: 95).

7) Menguji Kenormalan Data dengan Koefisien Kemiringan, yaitu:

x  Mo

SK =

Keterangan : SK = Koefisien kemiringan

Mo = Modus S = Simpangan baku

x = Rata-rata

(Sudjana, 2005: 109). Untuk menganalisis normalitas data dengan taraf signifikan 5% (α =0,05) dan data terdistribusi normal apabila harga SK terletak antara -1 dan +1. Sehingga data tersebut dapat dikatakan terdistribusi normal.

(Priyatno, 2009:189)

2. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari keadaan yang homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas digunakan uji F yaitu :

F= = 2 (Sudjana, 2005:250)

Dan tolak H o jika F ≥ F α(n1-1,n2-1)

Dengan F α(n1-1,n2-1) didapat dari distribusi F dengan peluang α(0,05), sedangkan derajat kebebasan n 1 -1 dan n 2 -1 masing-masing sesuai dengan pembilang dan penyebut.

3. Uji Hipotesis

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis Uji-t. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka statistik t digunakan adalah: Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis Uji-t. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka statistik t digunakan adalah:

(Sudjana, 2005:239) Keterangan : t = t hitung

1 = Varians siswa kelompok eksperimen

2 = Varians siswa kelompok kontrol n 1 = Sampel siswa kelompok eksperimen n 2 = Sampel siswa kelompok kontrol

X 1 = Nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen

X 2 = Nilai rata-rata siswa kelompok kontrol

2 S = Nilai varians gabungan

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Terima

H 0 jika t h ≤ t t dan tolak Ho jika t h > t t, dimana t t didapat dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan α = 5% (α = 0.05) dan dengan dk = n 1 +n 2 -2 sehingga dapat dilihat sebagai berikut:

Jika t hitung  t tabel , maka Ho diterima. Jika t hitung  t tabel , maka Ho ditolak. Jika t hitung  t tabel maka signifikan. Dengan demikian dapat

disimpulkan ada pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa dan sebaliknya jika t hitung  t tabel maka, tidak signifikan.

(Priyatno, 2009:77)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian

Judul dalam penelitian ini yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kolb Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Cinta Manis, Ogan Ilir“. Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti membawa surat pengantar dari Dinas Pendidikkan ke pihak sekolah yang diterima oleh waka kurbikulum. Setelah di beri izin untuk penelitian, peneliti dianjurkan terlebih dahulu menemui guru bidang studi matematika kelas VIII.

Penelitian ini merupakan penelitian yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2013 sampai dengan 02 Maret 2013 pada siswa kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen (kelas yang menggunakan penerapan model pembelajaran Kolb) dan VIII-3 sebagai kelas kontrol (kelas yang tidak menggunakan penerapan model pembelajaran Kolb) di SMP Cinta Manis tahun ajaran 2012/2013.

Selanjutnya peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk dapat melakukan penelitian di kelas VIII SMP Cinta Manis Ogan Ilir. Kemudian peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika atau yang bersangkutan guna mengetahui jadwal mulai penelitian. Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan atau 8 x 40 Selanjutnya peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk dapat melakukan penelitian di kelas VIII SMP Cinta Manis Ogan Ilir. Kemudian peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika atau yang bersangkutan guna mengetahui jadwal mulai penelitian. Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan atau 8 x 40

Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti menentukan materi, menyusun rencana pembelajaran, lembar kerja siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, serta menyusun lembar tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pokok bahasan yang dipilih adalah lingkaran.

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen

Hari,

Pertemuan Kegiatan Pembelajaran

Tanggal

Peneliti memberikan materi lingkaran dengan

Rabu,

menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian

1 20 Februari

lingkaran dengan menggunakan model

2013 pembelajaran kolb.

Peneliti memberikan materi lingkaran dengan

Sabtu,

menemukan nilai phi dan menentukan rumus

2 23 Februari

keliling lingkaran dengan menggunakan

2013 model pembelajaran kolb.

materi tentang

3 27 Februari menentukan

luas

lingkaran dengan

menggunakan model pembelajaran kolb.

Sabtu,

4 02 Maret

Peneliti memberikan soal posttest pada siswa

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas kontrol

Hari,

Pertemuan Kegiatan Pembelajaran

Tanggal

Peneliti memberikan materi lingkaran

Senin,

dengan menentukan unsur-unsur dan

1 18 Februari bagian-bagian

lingkaran dengan

menggunakan

model pembelajaran

konvensional. Peneliti memberikan materi lingkaran

Rabu,

untuk menemukan nilai phi dan

2 20 Februari menentukan rumus keliling lingkaran

dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Senin,

Peneliti memberikan materi lingkaran tentang menentukan rumus luas lingkaran

Peneliti memberikan soal posttest pada

4 27 Februari siswa 2013

Secara keseluruhan dalam setiap pertemuan langkah-langkah pembelajaran hampir sama, yang berbeda hanya kegiatan pembelajaran saja ada yang menerapkan model pembelajaran kolb pada kelas eksperimen dan tidak menerapkan model pembelajaran kolb pada kelas kontrol. Berikut adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam setiap pertemuan.

2. Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kolb Kelas Eksperimen

Pembelajaran Lingkaran melalui penerapan model pembelajaran Kolb dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama hari rabu tanggal 20 Februari 2013, pertemuan kedua hari sabtu tanggal 23 Februari 2013, pertemuan ketiga hari rabu tanggal 27 Februari 2013, pertemuan keempat hari sabtu tanggal 02 Maret 2013. Dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap. Pembelajaran ini diterapkan di kelas VIII-1 SMP Cinta Manis Tahun pelajaran 2012/2013, dengan sampel peneliti berjumlah 38 siswa.

Pada tahap pertama, peneliti melakukan observasi ke sekolah kemudian peneliti melakukan konsultasi dengan bapak Deny Yuanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika tentang maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian. Hasil observasi dan diskusi tersebut diperoleh bahwa kelas VIII-1 adalah kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diteliti dengan jumlah sampel sebanyak 38 siswa. Kemudian sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat perangkat pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, LKS, soal tes, dan kunci jawaban. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga siswa diberi latihan soal dengan bentuk esai, dan pada pertemuan terakhir siswa diberi soal tes (posttest) berjumlah 5 soal dengan bentuk esai, di mana pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga berlangsung 2 x 40 menit dan pada pertemuan keempat berlangsung 2 x 40 menit.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Februari 2013 pada jam pembelajaran 7-8, tepatnya pada pukul 10.40 -

12.40 WIB. Pada kegiatan awal atau pendahuluan, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa semua hadir berjumlah 38 siswa. Setelah peneliti mengabsen siswa kemudian peneliti menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yaitu mengenai materi mengenai apa itu lingkaran.

Berdasarkan pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, pembelajaran dibagi dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Masing- masing tahap direncanakan dengan alokasi waktu pendahuluan 10 menit, kegiatan inti 60 menit dan penutup

10 menit (RPP terlampir).

1) Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan Pada tahap pendahuluan (pertemuan pertama) diawali dengan salam untuk seluruh siswa yang telah duduk kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa kelas VIII-1. Peneliti memotivasi siswa dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, mengabsensi siswa dan menyampaikan maksud untuk mengadakan penelitian tersebut.

b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan tidak pada tempat duduk siswa masing-masing b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan tidak pada tempat duduk siswa masing-masing

a) Pada Tahap Pengalaman Langsung, Peneliti menunjukkan beberapa contoh gambar lingkaran dan menunjuk siswa sebagai pengalaman langsung untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lingkaran tersebut. Sehingga siswa dapat menjelaskan apa itu bentuk lingkaran dan apa saja unsur-unsur dari lingkaran tersebut.

Gambar 4.1.

Peneliti Menunjukkan Bentuk Lingkaran

b) Pada Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif, Peneliti juga menunjukkan beberapa model lingkaran untuk menanyakan apa saja unsur-unsur pada lingkaran tersebut, peneliti bersama siswa membahas unsur-unsur seperti titik pusat, jari-jari, garis tengah, tali busur, busur, juring, tembereng, dan apotema. Di mulai dengan memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk melakukan pengamatan guna mencari jawaban dan memikirkan kejadian atau peristiwa yang dialaminya secara aktif. Kemudian peneliti menyuruh siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengerjakan LKS agar siswa dapat mengetahui unsur-unsur dari lingkaran.

Gambar 4.2. Siswa Sedang Melakukan Pengamatan

c) Pada Tahap Konseptualisasi, Pada tahap ini guru menyuruh siswa merumuskan apa saja unsur- unsur pada lingkaran misalnya seperti titik pusat, jari-jari, garis tengah, tali busur, busur, juring, tembereng, dan apotema kedalam pemecahan masalah. Dengan melakukan perumusan lebih dalam lagi akan lebih memudahkan siswa memahami bentuk unsur-unsur c) Pada Tahap Konseptualisasi, Pada tahap ini guru menyuruh siswa merumuskan apa saja unsur- unsur pada lingkaran misalnya seperti titik pusat, jari-jari, garis tengah, tali busur, busur, juring, tembereng, dan apotema kedalam pemecahan masalah. Dengan melakukan perumusan lebih dalam lagi akan lebih memudahkan siswa memahami bentuk unsur-unsur

Gambar 4.3.

Siswa Merumuskan Unsur-unsur Lingkaran Lebih Dalam Lagi

d) Pada Tahap Eksperimentasi Aktif, Pada tahap ini guru menyuruh siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya secara perwakilan sesuai dengan pengerjaannya secara aktif. Dengan sistem penyelesaian ini supaya teman-teman yang lain bisa lebih memahami dan mengerti dari apa yang dijelaskan temannya di papan tulis. Sehingga jika mengalami kekeliruan dapat ditanyakan secara langsung.

Gambar 4.4.

Siswa Sedang Melakukan Penyelesaian Soal ke Depan Kelas