EFEKTIVITAS PENGELOLAAN WAKAF TUNAI DI BADAN WAKAF INDONESIA THE EFFECTIVENESS OF THE MANAGEMENT OF CASH WAQF IN INDONESIAN WAQF INSTITUTION W.Lestari1 dan R.Thantawi2

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN WAKAF TUNAI DI BADAN WAKAF INDONESIA THE EFFECTIVENESS OF THE MANAGEMENT OF CASH WAQF IN INDONESIAN WAQF INSTITUTION

W.Lestari 1 dan R.Thantawi 2

1 Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16720.

2 Program StudiEkonomi Islam Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16720.

ABSTRACT

This study was conducted to determine how the management of cash waqf in Indonesia Waqf Board and the effectiveness of the management of the cash waqf. The method used in this research is the Importance Performance Analysis (IPA). The research results obtained are managing cash waqf in Indonesia Waqf Board has been carried out effectively with a percentage of 54 percent, but traditionally, the management of cash waqf is only done for the sake of social infrastructures. While the management of such productive investment in the real sector or investment in the financial sector based on Islamic instruments have not been implemented.

Key words: Effectiveness, Management

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan wakaf tunai di Badan Wakaf Indonesia dan keefektifan dari pengelolaan wakaf tunai tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA). Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah pengelolaan wakaf tunai di Badan Wakaf Indonesia telah dilaksanakan secara efektif dengan persentase 54 persen namun secara tradisional, yaitu pengelolaan wakaf tunai hanya dilakukan untuk kepentingan sarana sosial. Sedangkan pengelolaan secara produktif seperti investasi pada sektor riil atau investasi pada sektor financial berdasarkan pada instrumen syariah belum dilaksanakan.

Kata kunci: Efektivitas, Pengelolaan.

Lestari, Wiji. 2016. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai Di Badan Wakaf Indonesia. Jurnal Syarikah 2 (1): 214-234.

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 215

untuk membiayai bangunan-bangunan dari

wakaf benda tidak bergerak, dapat Peradaban Islam yang menyebar

PENDAHULUAN

dikembangkan pula sebagai modal usaha semakin luas, menimbulkan adanya

bagi masyarakat yang membutuhkan, dan kebutuhan-kebutuhan

dalam bentuk investasi lainnya yang dapat peribadatan dan pendidikan yang turut

akan

sarana

mensejahterakan meningkat

membantu

pula. Kebutuhan sarana perekonomian dan kehidupan masyarakat. tersebut dapat diperoleh dari orang-orang

(Badan Wakaf Indonesia, 2014). yang memiliki lahan atau bangunan yang

Dalam Islam, harta tidak boleh beredar tidak digunakan oleh pemiliknya. Kegiatan

hanya diantara orang-orang kaya saja. pengalihan lahan tersebut dapat dikenal

Sesuai dengan firman Allah pada Al- qur’an sebagai

surat Al-Hasyr ayat 7 :

perkembangan

       .... perwakafan tersebut telah menjadi budaya

zaman,

kegiatan

masyarakat luas yang diterapkan hingga Artinya : “supaya harta itu jangan saat ini (Hidayanto, 2009: 15, Hermawan,

beredar di antara orang-orang Kaya saja di 2014: 151).

antara kamu”(QS. AL-hasyr : 7). Indonesia dengan mayoritas penduduk

Ayat tersebut merupakan motivasi bagi muslim, dalam

umat muslim untuk melaksanakan wakaf, dihasilkan dari kegiatan perwakafan yang

membangun masjid

baik wakaf benda mati maupun benda diberikan oleh orang-orang yang memiliki

bergerak. Dengan demikian, wakaf yang kelebihan harta. Demikian pula pada

terus dilaksanakan oleh masyarakat bentuk perwakafan lain, seperti wakaf

membuat harta wakaf terkumpul menjadi lahan atau tanah. Berdasarkan dari

sangat besar yang dapat dikelola dan Direktorat

diambil manfaatnya untuk kepentingan Kementerian Agama RI tanggal 14 Maret

Pemberdayaan

Wakaf

umat. Namun potensi wakaf tersebut 2014 total asset wakaf di Indonesia

sampai pada saat ini belum dikembangkan mencapai

dengan maksimal oleh pemerintah karena persegi. Namun, wakaf tanah tersebut

meter

kendala-kendala tertentu. Sehingga belum belum sepenuhnya dikelola dengan baik.

memberikan manfaat yang signifikan, baik Hal ini terlihat dengan hanya 288.429 ratus

secara perekonomian maupun dalam ribu meter saja yang telah tersertifikasi

membantu kehidupan masyarakat. atau telah terdata oleh pemerintah.

Selain wakaf tanah dan bangunan, di

MATERI DAN METODE

Indonesia juga memiliki bentuk wakaf lain Jenis penelitian yang digunakan dalam yang yaitu wakaf tunai. Wakaf tunai adalah

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. wakaf

Deskriptif kuantitatif merupakan metode menggunakan sejumlah uang tertentu atau

yang menjabarkan suatu penelitian secara sering disebut sebagai wakaf benda

realistis, obyektif, dan dapat diukur melalui bergerak. Perolehan wakaf tunai dapat

alat-alat analisis statistik (Sugiyono, 2012: diinvestasikan pada sektor-sektor riil atau

penelitian ini akan lembaga-lembaga

Dalam

mengenai efektivitas berprinsip syariah. Dengan demikian hasil

pengelolaan wakaf tunai yang terdapat di dari investasi tersebut dapat disalurkan

Badan Wakaf Indonesia, sehingga akan

216 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

diketahui tingkat keefektifan pengelolaan sumber data yang akurat guna membantu wakaf secara obyektif.

terlaksananya penelitian secara efisien. Dalam penelitian ini terdapat tiga

Sumber data yang dimaksud dalam hal ini variabel yang akan dianalisis, yaitu

terbagi menjadi dua bagian, yaitu: profesionalisme nazhir (X1), program

1. Sumber Primer

terlaksana secara optimal (X2), dan adanya Sumber primer adalah data yang dapat keuntungan investasi wakaf tunai (X3).

diperoleh secara langsung dari sumber Ketiga variabel tersebut akan dianalisis

yang bersangkutan. Dalam hal ini, melalui beberapa tahap untuk mengetahui

peneliti dapat memperoleh data secara tentang keefektivan pengelolaan wakaf

langsung dari tempat dilaksanakannya tunai di Badan Wakaf Indonesia.

dapat berupa Populasi adalah seluruh elemen, anggota

penelitian.

Data

kuesioner yang atau

wawancara dan

diberikan kepada pihak Badan Wakaf pengamatan peneliti (Juliandi, 2014: 51).

Dalam penelitian ini, populasi yang

2. Sumber Sekunder

ditentukan adalah beberapa Lembaga Sumber sekunder adalah data yang Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang

diperoleh dari hasil olahan data primer. (LKS-PWU). Sampel adalah menentukan

Data sekunder berfungsi sebagai jumlah sampel yang akan diteliti dengan

pendukung dari data primer. Dalam hal menggunakan metode-metode tertentu.

ini penulis akan melakukan pengolahan Adapun dalam pendapat lain, sampel

data dari hasil wawancara dan diartikan sebagai bagian tertentu yang

kuesioner yang telah dilakukan secara telah dipilih untuk dianalisis dalam sebuah

tertulis dan secara langsung antara penelitian. Dengan demikian, dari kedua

penulis dan pihak Badan Wakaf pendapat tersebut, dalam penelitian ini

Indonesia. Selain itu, data sekunder dipilih Badan Wakaf Indonesia sebagai

dapat diperoleh dari studi pustaka, yaitu sampel. Teknik pemilihan responden

peneliti dapat memperbanyak referensi tersebut didasarkan pada metode random

melalui membaca literatur-literatur sampling (Umar, 2003: 248 dan Sugiyono,

yang bersangkutan dengan obyek 2012: 120).

penelitian (Sugiyono, 2009: 137). Random sampling adalah penentuan

Data merupakan faktor terpenting sampel dengan cara memilih responden

dalam melaksanakan sebuah penelitian. secara acak, karena populasi bersifat

teknik dalam homogen. Dengan demikian, untuk

Dengan

demikian,

pengumpulan data diperlukan guna untuk memperoleh data yang akan diteliti pada

memperoleh data yang akurat, relevan dan Badan

tepat pada sasaran, sehingga penelitian menentukan secara acak dari seluruh

akan dapat dilaksanakan sebagaimana yang karyawan yang terdapat di Badan Wakaf

telah direncanakan dan memperoleh hasil Indonesia yang bekerja dalam bidang

yang baik. Adapun teknik pengumpulan pengelolaan wakaf tunai (Juliandi dkk,

data dalam hal ini dapat dilakukan dengan 2014 : 53).

dan kuesioner Berdasarkan

ditentukan peneliti untuk dianalisis, maka Teknik analisis data yang akan dalam hal ini peneliti membutuhkan

digunakan dalam melakukan penelitian

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 217

akan dilaksanakan dalam beberapa tahap

: Koefisien korelasi antara x dan y r xy

1. Statistik Deskriptif

: Jumlah subyek

Statistik deskriptif adalah metode yang

X : Skor item

digunakan untuk menganalisis data

: Skor total

kuesioner yang telah diisi oleh para

: Jumlah skor items responden atau nazhir dengan mencari

∑X

: Jumlah skor total nilai rata-rata pada tabel, sehingga akan

∑Y

2 ∑X : Jumlah kuadrat skor item diperoleh hasil persentase dari masing-

2 ∑Y : Jumlah kuadrat skor total masing pertanyaan. Adapun rumus yang

3. Uji Reliabilitas

dapat digunakan dalam perhitungan ini

adalah proses adalah:

Uji

reliabilitas

pengukuran yang dilakukan terhadap suatu P = (f/n) X 100 %

ketepatan dari variabel yang telah Keterangan:

ditentukan, yaitu profesionalisme nazhir P

= Persentase (X1), program terlaksana secara optimal

F = Frekwensi dari jawaban yang (X2), dan keuntungan investasi wakaf tunai dipilih responden

(X3). Uji reliabilitas dilakukan dengan cara N

= Jumlah responden. berulang-ulang, jika hasil menunjukkan Adapun standar kriteria nilai yang

angka yang sama maka hal tersebut dapat ditentukan adalah:

dilakukannya uji Sangat Setuju

mencapai

tujuan

reliabilitas, yaitu untuk menjamin bahwa Setuju

ketiga variabel telah reliabel. Untuk Tidak Setuju

mengetahui ketepatan uji reliabititas Sangat Tidak Setuju = 1

tersebut, dapat digunakan rumus alpha

2. Uji Validitas sebagai berikut (Supranto, 2002: 60, dan Uji validitas adalah tindakan yang

Sugiyono, 2013: 178):

dilakukan untuk menguji secara bertahap hasil pengisian kuesioner yang telah diisi oleh para responden. Hal tersebut

dilakukan dengan tujuan untuk mengukur

Dimana :

ketepatan dan kecermatan hasil dari r 11 = Nilai reliabilitas jawaban yang telah diberikan responden

∑S i = Jumlah varians skor tiap tiap item melalui kuesioner, sehingga data yang

S t = Varians total

diperoleh peneliti akan sesuai dengan

= Jumlah item

diadakannya penelitian tersebut. Adapun Jika hasil kuesioner menunjukkan nilai rumus yang digunakan untuk mengetahui

alpha lebih dari 50% atau 0,5, maka alat ukur validitas adalah dengan korelasi

kuesioner dianggap reliabel. Sebaliknya product moment, yaitu (Umar, 2003: 120

jika hasil kurang dari 50% atau 0,5 maka dan Sugiyono, 2013: 172):

kuesioner

tersebut

tidak reliabel.

(Ferdinand, 2006: 196).

 xy    x   y 

4. Importance Performance Analysis (IPA)

   x   2  2 x     y    y  

2 2 Metode

Importance Performance

Analysis (IPA) pertama kali dikenalkan oleh

Martilla dan James pada tahun 1977, yaitu

218 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

berpengaruh terhadap menganalisa suatu penelitian dengan cara

suatu metode yang digunakan untuk

sangat

keefektifan pengelolaan wakaf di Badan membandingkan antara harapan dan

Wakaf Indonesia, namun pihak Badan kenyataan. Metode ini dapat mengolah data

Indonesia belum dapat secara matriks dengan cara mengambil

Wakaf

merealisasikan keefektifan tersebut nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian

sebagaimana yang diharapkan. Dengan responden

demikian, Badan Wakaf Indonesia pengelolaan wakaf tunai di Badan Wakaf

mengenai

keefektifan

memiliki tanggung jawab yang tinggi Indonesia. Adapun rumus yang dapat

untuk dapat mengoptimalkan indikator- diterapkan dalam menganalisis obyek

indikator yang terdapat pada kuadran penelitian melalui metode Importance

ini.

Performance Analysis (IPA) menurut

b. Kuadran B, pada kuadran ini terdapat Martilla dan James (Supranto, 2006)

penting kedua adalah:

indikator-indikator

setelah indikator yang terdapat pada Xi

kuadran A. Namun, Badan Wakaf Tki =

Indonesia harus dapat mempertahankan Yi

X 100 %

indikator-indikator Keterangan:

terlaksananya

tersebut, sehingga dapat menunjang Tki : Tingkat kesesuaian responden

terlaksananya indikator yang terletak Xi : Skor penilaian kinerja perusahaan

pada kuadran A.

Yi : Skor penilaian kepentingan pelanggan

pada kuadran ini Selain itu, dibutuhkan nilai rata-rata dari

c. Kuadran

C,

adanya beberapa harapan dan kenyataan untuk dapat

menunjukkan

dianggap tidak dianalisis dan dijadikan sebagai batas

indikator

yang

memberikan pengaruh secara signifikan kuadran dalam diagram IPA. Dengan

terhadap kefektifan pengelolaan wakaf demikian, untuk memperoleh nilai rata-

tunai di Badan Wakaf Indonesia. rata dari tersebut dapat menggunakan

Sehingga pihak nazhir Badan Wakaf rumus sebagai berikut:

Indonesia tidak perlu meningkatkan pelaksanaan program-program tersebut.

d. Kuadran D, pada kuadran ini terdapat X=

∑ Xi ∑ Yi

dan Y = n n

yang dianggap sangat tidak berpengaruh terhadap Keterangan:

indikator-indikator

keefektifan pengelolaan wakaf tunai di Xi = Indeks kenyataan atau rata-rata

Badan Wakaf Indonesia, sehingga pihak tingkat kenyataan indikator.

nazhir Badan Wakaf Indonesia dapat Yi = Indeks kepentingan atau rata-rata

mengalihkan kegiatan pelaksanaan tingkat kepentingan indikator

tersebut pada N = Jumlah responden

program-program

indikator lain yang dianggap lebih Dengan demikian, perolehan nilai rata-

dapat menunjang rata tersebut akan diakumulasikan ke

penting

dan

keefektifan pengelolaan wakaf tunai. dalam diagram katesius yang terdiri dalam

(Fanani, 2011: 191 dan Supranto, 2006). empat kuadran yaitu:

5. Analisis Efektivitas Pengelolaan Wakaf

a. Kuadran A, pada kuadran ini terdapat Tunai di Badan Wakaf Indonesia. faktor-faktor yang dianggap penting dan

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 219

Metode yang

digunakan

dalam

Tabel 1. Kriteria Nilai CSI

Indeks CSI

Parameter

Excellent Indonesia adalah Customer Satisfaction

pengelolaan wakaf tunai di Badan Wakaf

1 90,01-100%

Satisfied Index (CSI). Customer Satisfaction Index

2 70,01-90,00%

Average digunakan untuk mengetahui tingkat

3 50,01-70,00%

Unsatisfied keefektifan dari terlaksananya program-

4 25,01-50,00%

program yang telah direncanakan Badan

Very Wakaf Indonesia dalam mengelola wakaf

5 0-25,00%

Unsatisfied tunai. Adapun dalam mengukur tingkat

Sumber : Silaningsih, Endang. Gemina, Dwi. 2015

keefektifan tersebut dapat dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

beberapa pertimbangan melalui tahapan- tahapan yaitu (Syukri, 2014: 107, Andy,

A. Profil Badan Wakaf Indonesia 2006: 93):

Badan Wakaf Indonesia dibentuk

a. Menentukan tingkat Mean Importance berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Score (MIS) terhadap setiap variabel.

Tahun 2004 yang menjelaskan tentang

b. wakaf. Setelah itu, terbit Membuat Weight Factors (WF) pada Peraturan setiap variabel. Bobot ini merupakan

Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 nilai dari seluruh total MIS.

Tentang Keputusan Pelaksanaan Undang-

c. Menentukan Mean Statisfaction Score Undang Nomor 41 Tahun 2004 pada (MSS) pada setiap indikator yang

tanggal 15 Desember Tahun 2006. Barulah diperoleh dari rata-rata tingkat kinerja

kemudian pada tanggal 13 Juli 2007 dibagi dengan jumlah responden.

terbitlah Keputusan Presiden Nomor 75/M

d. Menentukan Weight Score (WS) dengan yang menyatakan tentang didirikannya cara mengalikan nilai WS dengan MSS.

Badan Wakaf Indonesia. Keputusan

e. Menentukan nilai Customer Satisfaction Presiden tersebut juga berlaku pada Index (CSI).

penentuan anggota Badan Wakaf Indonesia Adapun penilaian Customer Satisfaction

yang dapat diajukan oleh menteri agama. Index (CSI) dapat ditentukan melalui

periode selanjutnya, kriteria penilaian CSI sebagai berikut:

Namun,

pada

pengajuan calon anggota Badan Wakaf Indonesia dilakukan oleh panitia yang telah

dibentuk oleh Badan Wakaf Indonesia.

Keputusan Presiden tersebut, maka terpilihlah KH. Tholhah

Berdasarkan

Hasan sebagai ketua Badan Wakaf Indonesia periode pertama terhitung sejak tanggal 13 Juli 2007. Pada periode kedua, tanggal 9 Juni 2011 melalui Keputusan Presiden Nomor 111/M Tahun 2011 terpilih kembali KH. Thalhah Hasan sebagai ketua Badan Wakaf Indonesia. Sedangkan pada periode ketiga, melalui Peraturan Presiden Nomor 117/M Tahun 2014 terpilih Maftuh Basyuni sebagai ketua

220 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

a. Melakukan pembinaan terhadap nazhir jabatan anggota Badan Wakaf Indonesia

Badan Wakaf Indonesia. Adapun masa

dalam mengelola dan mengembangkan setiap periodenya adalah tiga tahun.

harta benda wakaf.

Namun setiap anggota dapat diangkat

b. Membuat pedoman pengelolaan dan selama dua periode melalui pemilihan yang

pengembangan harta benda wakaf. dilakukan oleh presiden.

pengelolaan dan Pusat Badan Wakaf Indonesia didirikan

c. Melakukan

pengembangan harta benda wakaf di Ibu Kota Jakarta, namun Badan Wakaf

berskala nasional dan internasional Indonesia dapat membentuk perwakilan-

serta harta benda wakaf yang terlantar. perwakilan Badan Wakaf Indonesia

d. Memberikan pertimbangan, persetujuan, disetiap daerah

atas perubahan dibutuhkan, dan memiliki wewenang untuk

sebagaimana yang

dan/atau

izin

peruntukan dan status harta benda mengangkat

keanggotaan perwakilan Badan Wakaf

e. Memberikan pertimbangan dan/atau Indonesia.

persetujuan atas penukaran harta benda Sebagai badan hukum yang independen

wakaf.

dan didukung penuh orientasinya oleh

f. Memberikan saran dan pertimbangan Undang-Undang dan pemerintah, Badan

kepada Pemerintah dalam penyusunan Wakaf Indonesia memiliki visi dan misi

di bidang perwakafan. tertentu dalam melaksanakan tugasnya,

melakukan penilaian, yaitu:

g. Menerima,

menerbitkan tanda bukti pendaftaran

1. Visi nazhir, dan mengangkat kembali nazhir Terwujudnya lembaga independen yang

yang telah habis masa baktinya. dipercaya

h. Badan Wakaf Indonesia dapat bertindak kemampuan

masyarakat,

mempunyai

memberhentikan atau mengganti nazhir mengembangkan perwakafan nasional dan

jika hal tersebut lebih baik. internasional.

i. Memberikan saran dan pertimbangan

2. Misi kepada Menteri Agama dalam menunjuk Menjadikan Badan Wakaf Indonesia

Lembaga Keuangan Syariah Penerima sebagai lembaga profesional yang mampu

Wakaf Uang (LKS-PWU). mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi

j. Menerima pendaftaran Akta Ikrar Wakaf harta benda wakaf untuk kepentingan

(AIW) benda bergerak selain uang dari ibadah dan pemberdayaan masyarakat.

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf Badan Wakaf Indonesia memiliki tugas

(PPAIW).

dan wewenang dalam melaksanakan

Analisis Deskriptif Kuantitatif

kegiatannya yang berkaitan dengan harta Berdasarkan pada teknik pengumpulan benda wakaf. Adapun tugas dan wewenang

data yang telah ditentukan oleh peneliti, Badan Wakaf Indonesia dibentuk lebih

data dalam rinci yang tercantum dalam Peraturan

untuk

memperoleh

menganalisis penelitian ini, telah diajukan Badan Wakaf Indonesia Nomor 1 Tahun

kuesioner kepada beberapa nazhir yang 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

telah dipilih sebagai responden. Kuesioner Badan Wakaf Indonesia, yaitu:

tersebut diberikan kepada para nazhir yang terdapat di Badan Wakaf Indonesia atau para pengelola wakaf lainnya yang

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 221

memiliki profesi sebagai nazhir. Seperti perempuan. Badan Wakaf Indonesia lebih nazhir yang bertugas di berbagai lembaga

mengutamakan nazhir laki-laki karena keuangan syariah, dan para pengelola

lebih fleksibel untuk dapat bekerja, baik di yayasan tanah wakaf.

lingkungan area kantor maupun melakukan Pengajuan kuesioner ini dilakukan

pengembangan harta wakaf di luar area dengan tujuan untuk memperoleh data

kantor. Sedangkan nazhir perempuan lebih secara jelas dari para responden dari

dominan hanya untuk menyelesaikan berbagai aspek. Seperti jenis kelamin

pekerjaan yang berada di lingkungan responden, usia, pendidikan terakhir dan

kantor.

latar belakang pendidikan responden.

Demografi Usia Responden

kriteria usia wajib diisi oleh para responden meliputi

Selain itu, terdapat beberapa variabel yang

Batasan-batasan

responden dibagi menjadi empat kriteria, seluruh cakupan kegiatan nazhir sebagai

yaitu 18-23 tahun, 24-29 tahun, 30-40 pengelola wakaf, baik penghimpunan,

tahun, dan >40 tahun. Usia dari 30 pengelolaan, keuntungan investasi, sampai

responden tampak sangat variatif, yaitu 12 kepada penyaluran hasil yang diperoleh

responden berusia 18-23 tahun, 9 dari pengelolaan wakaf tersebut. Dengan

responden berusia 24-29 tahun, 4 demikian, peneliti akan mendapatkan hasil

responden berusia 30-40 tahun, dan 5 penelitian yang diperoleh dari jawaban

responden berusia >40 tahun. Dengan responden melalui kuesioner, sehingga

demikian, menunjukkan bahwa usia nazhir peneliti dapat membuat kesimpulan yang

di dominasi oleh batasan usia 18-23 tahun. akurat. Adapun jumlah kuesioner yang

tersebut akan telah

mempengaruhi tingkat keahlian yang berjumlah 30 kuesioner.

dimiliki oleh nazhir dalam mengelola

Analisis Data Demografi Responden

wakaf.

Selain

pengetahuan, dalam

Demografi Jenis Kelamin

mengelola wakaf juga dibutuhkan faktor Setelah seluruh kuesioner diisi oleh

lain seperti pengalaman, kemampuan para responden, maka dapat diketahui

dalam menyelesaikan sengketa wakaf, dan jumlah dari masing-masing jenis kelamin

keahlian lainnya. Faktor pengalaman responden,

secara mayoritas dimiliki oleh orang-orang perempuan. Dari 30 kuesioner yang telah

dengan batas usia diatas 18-23 tahun. terisi, 16 kuesioner diisi oleh responden

Sedangkan usia 18-23 tahun sebagaimana dengan jenis kelamin laki-laki, sedangkan

perolehan demografi usia nazhir di Badan

14 kuesioner diisi oleh responden Wakaf Indonesia, masih tergolong angkatan perempuan.

kerja baru.

Jumlah responden

atau

nazhir

Demografi Jabatan Responden

didominasi oleh laki-laki, yaitu dengan Secara khusus, responden yang persentase 55% atau sebanyak 16 orang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah responden. Pada dasarnya, jenis kelamin

seorang pengelola wakaf atau nazhir. laki-laki atau perempuan tidak menjadi

Namun pada umumnya adalah seseorang syarat utama untuk menjadi nazhir.

yang ahli dalam bidang keilmuan wakaf, Namun, sesuai dengan keadaan nazhir di

baik wakaf tanah, bangunan, maupun Badan Wakaf Indonesia, yaitu lebih di

wakaf uang. Dengan demikian, tidak dominasi oleh nazhir laki-laki daripada

menutup kemungkinan dari 30 responden

222 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

yang diambil oleh peneliti memiliki profesi responden. Sehingga kesimpulan yang yang berbeda dalam mengelola wakaf,

dapat diambil adalah pendidikan terakhir bahkan memungkinkan terjadi adanya

dengan strata 1 atau S1 yaitu sebanyak 15 rangkap jabatan yang dimiliki oleh

orang atau 50% dari 30 responden. Hasil seseorang yang sedang menjabat sebagai

dari kesimpulan pendidikan terakhir nazhir.

responden tersebut telah sesuai dengan Responden memiliki profesi yang

sumber daya yang dibutuhkan dalam sangat berbeda-beda, yaitu 21 responden

mengelola wakaf, karena pendidikan sebagai guru, 1 responden sebagai kepala

terakhir responden akan dihubungkan sekolah, 3 responden sebagai pimpinan

dengan keahlian yang dimiliki oleh pesantren, 2 responden sebagai staf

responden.

keuangan Pos Peduli Keadilan Ummat, 2

Demografi Latar Belakang Pendidikan

responden sebagai staf Badan Wakaf

Responden.

Indonesia, dan 1 responden sebagai Latar belakang pendidikan dari 30 Customer Relation Management Pos Peduli

responden secara mayoritas di dominasi Keadilan Ummat. Dengan demikian, dari

oleh Ilmu Pengetahuan Agama, yaitu keseluruhan

dengan persentase 36% atau sebanyak 11 responden tersebut secara mayoritas di

responden. Adapun responden lainnya dominasi oleh guru, yaitu dengan

berasal dari latar pendidikan yang persentase 50% menjabat sebagai guru,

berbeda-beda yaitu 10 responden memiliki atau sebanyak 15 responden.

pendidikan Ilmu Profesi guru merupakan pekerjaan

latar

belakang

Pengetahuan Sosial atau dengan persentase yang dianggap tidak mengikat dan tidak

33%, 3 responden memiliki latar belakang menghabiskan waktu secara intensif,

pendidikan dari Ilmu Pengetahuan Alam sehingga 50% dari nazhir memilih profesi

atau dengan persentase 10%, dan 6 guru sebagai pekerjaan lain selain

responden terakhir memiliki latar belakang mengelola wakaf.

pendidikan selain dari Ilmu Pengetahuan

Demografi Pendidikan

Terakhir

Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu

Responden.

Pengetahuan Agama dengan persentase Berkaitan dengan jabatan yang dimiliki

oleh responden, pendidikan terakhir Latar belakang pendidikan responden merupakan salah satu faktor yang menjadi

akan mempengaruhi tingkat pengetahuan penentu posisi dalam sebuah jabatan.

nazhir, sehingga nazhir dapat mengelola Selain itu, faktor pendidikan merupakan

wakaf sesuai dengan yang dibutuhkan. penentu keilmuan yang dimiliki seseorang

Selain dari Ilmu Pengetahuan Agama untuk dapat diterapkan dalam dunia kerja,

sebagaimana perolehan tertinggi dari sehingga sumber daya manusia tersebut

demografi latar belakang pendidikan dapat bekerja secara efisien.

nazhir, nazhir juga membutuhkan keilmuan Tingkat pendidikan terakhir para

lain seperti Ilmu Pengetahuan Sosial responden berada pada tiga tingkatan yaitu

(manajemen, akuntansi, dan lain-lain), SMA/sederajat, S1, dan S2, dengan masing-

sehingga nazhir memiliki pengetahuan masig persentase pendidikan terakhir

yang sesuai dengan yang dibutuhkan dan SMA/sederajat sebanyak 13 responden, S1

dapat mengelola wakaf sesuai dengan sebanyak 15 responden, dan S2 sebanyak 2

prosedur.

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 223

Penilaian selanjutnya adalah melalui telah memenuhi kriteria dengan persentase tingkat kepentingan dan kenyataan

berdasarkan pada masing-masing variabel.

Kreativitas Nazhir

Adapun variabel yang telah ditentukan Responden terhadap tingginya tingkat dalam

kreativitas yang harus dimiliki oleh nazhir,

profesionalisme nazhir (X 1 ), program

yaitu sebanyak 12 responden diantaranya

setuju dengan keuntungan dari investasi dana wakaf tunai

terlaksana secara optimal (X 2 ), dan adanya

menyatakan

sangat

persentase 30%, adapun 18 responden yang diraih (X 3 ).

lainnya menyatakan setuju. Dengan

Profesionalisme Nazhir (X 1 )

demikian, tidak terdapat responden yang

Sifat Rosulullah SAW.

menyebutkan tidak setuju dan sangat tidak Harapan responden mengenai empat

setuju terhadap pernyataan tersebut. kriteria yang harus dipenuhi oleh nazhir

Harapan tersebut sesuai dengan kebutuhan seperti shiddiq, amanah, tabligh, dan

nazhir dalam mengelola wakaf, yaitu tidak fathanah untuk dapat mengelola wakaf

hanya membutuhkan kejujuran dan

kecerdasa, namun seorang nazhir juga menyatakan

secara efektif, yaitu 9 responden

harus mampu dalam mengembangkan persentase 30%, dan 21 responden

harta wakaf melalui program-program menyatakan setuju dengan persentase

yang kreatif dan inovatif. Sehingga harta 70%. Sehingga, tidak terdapat responden

wakaf akan tumbuh secara baik untuk yang menyatakan tidak setuju dan sangat

mensejahterakan umat.

tidak setuju.

responden mengenai Pentingnya shiddiq, amanah, tabligh,

Kenyataan

adanya kreativitas tinggi yang harus dan fathanah yang harus dipenuhi oleh

dimiliki oleh setiap nazhir, yaitu terdapat nazhir tersebut karena dana yang dikelola

14 responden dinyatakan memiliki nazhir (wakaf) merupakan dana titipan

kreativitas tinggi dengan persentase 46.66 umat yang harus digunakan untuk

%, adapun 16 responden lainnya dengan kesejahteraan umat kembali. Sehingga

persentase 53.33% dinyatakan tidak tidak akan dipilih menjadi nazhir apabila

memiliki kreativitas yang tinggi dalam tidak memiliki sifat jujur, pandai, dan sifat-

mengelola harta wakaf. Rendahnya tingkat sifat terpuji lainnya.

kreativitas yang dimiliki oleh nazhir akan Responden yang telah memenuhi

rendahnya tingkat empat kriteria nazhir yang dibutuhkan

menyebabkan

produktivitas harta wakaf yang dikelola yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan

oleh nazhir. Dengan demikian, harta wakaf fathanah. Sehingga nazhir yang telah

akan dikelola dengan metode yang sama mengelola

atau tidak terdapat pembaharuan terhadap dikategorikan telah memenuhi syarat

pogram yang dianggap tidak produktif, utama untuk menjadi seorang nazhir yang

sehingga manfaat dari harta wakaf akan mengelola wakaf sebagaimana yang

sulit diperoleh masyarakat. dibutuhkan. Hal tersebut berdasarkan pada

Pelatihan-Pelatihan Pengelolaan Wakaf persentase 40% atau sebanyak 12 Oleh Nazhir

responden yang menyatakan sangat Dari hasil penelitian didapati 22 memenuhi empat utama kriteria nazhir.

responden menyatakan sangat setuju Adapun 18 responden lainnya dinyatakan

terhadap

adanya

pelatihan-pelatihan

224 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

pengelolaan wakaf yang diberikan kepada kebutuhan nazhir, sehingga tidak sedikit nazhir dengan persentase sebesar 73.33%.

jumlah nazhir yang menyetujui adanya Adapun 8 responden lainnya memberikan

profesi lain yang dimiliki oleh nazhir. pernyataan setuju dengan persentase

Kenyataan responden terhadap profesi 26.67%. Dengan demikian, tidak terdapat

lain yang dimiliki oleh nazhir. Idealnya, responden yang menyebutkan tidak setuju

bagi seorang nazhir tidak diperkenankan dan sangat tidak setuju terhadap

memiliki profesi lain selain nazhir, karena pernyataan tersebut.

nazhir tidak akan dapat bekerja secara Kenyataan

efisien. Namun berdasarkan dengan data pelatihan-pelatihan pengelolaan wakaf

responden

terhadap

yang diperoleh yaitu 19 responden yang diberikan kepada nazhir, yaitu

dinyatakan sangat setuju dan memiliki sebanyak 23 responden menyatakan

profesi lain atau rangkap jabatan selain bahwa pelatihan-pelatihan nazhir telah

dari nazhir dengan persentase 63.33%, 5 terlaksana dengan persentase 46.67%.

responden dinyatakan memiliki profesi lain Adapun 7 responden lainnya menyatakan

dengan persentase 16.67%, dan 6 tidak terdapat pelaksanaan pelatihan-

responden lainnya menyatakan tidak pelatihan terhadap nazhir mengenai tata

memiliki profesi selain dari nazhir. Dengan cara pengelolaan wakaf yang efektif dengan

secara mayoritas nazhir persentase 23.33%. Pentingnya pelatihan

demikian,

pengelola wakaf yang ada pada saat ini pengelolaan

memiliki profesi lain selain nazhir. menambah wawasan dan kreativitas bagi

Sehingga menyebabkan nazhir tidak dapat nazhir, sehingga nazhir dapat memahami

bekerja secara proporsional, karena nazhir secara detail tentang tugas-tugas yang

tidak terfokus pada satu pekerjaan. harus dilakukan. Namun berdasarkan data

Pelaksanaan Program Secara Optimal

yang telah diperoleh, pelatihan-pelatihan

(X 2 )

pengelolaan wakaf dianggap kurang

Strategi-strategi fundraising oleh Badan

optimal, sehingga nazhir tidak memiliki

Wakaf Indonesia.

tingkat kreativitas yang tinggi dalam Harapan responden terhadap adanya mengembangkan harta wakaf.

strategi-strategi yang diimplementasikan

Profesi Lain Yang Dimiliki Nazhir

oleh Badan Wakaf Indonesia dalam Tingkat perbedaan harapan responden

melakukan fundraising, yaitu 11 responden mengenai profesi lain yang dimiliki oleh

memberikan pernyataan sangat setuju nazhir, yaitu 8 responden menyatakan

dengan persentase 36.67%, dan 19 sangat setuju dengan 26.67%, 17 responden lainnya menyatakan setuju

responden menyatakan setuju dengan dengan persentase 63.33%. Dengan persentase 56.67% dan 5 responden

demikian, tidak terdapat responden yang lainnya menyebutkan harapannya dengan

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak tidak setuju terhadap profesi lain yang

strategi-strategi dimiliki oleh nazhir. Berbedanya persepsi

setuju

terhadap

fundraising yang diimplementasikan oleh nazhir mengenai rangkap jabatan nazhir

Badan Wakaf Indonesia.

akan menimbulkan permasalahan baru,

responden terhadap yaitu profesi nazhir dianggap sebagai

Kenyataan

fundraising yang pekerjaan

strategi-strategi

diimplementasikan oleh Badan Wakaf memberikan insentif sesuai dengan

Indonesia, yaitu 4 responden memberikan

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 225

kenyataan sangat terlaksana dengan responden memberikan kenyataan tidak persentase 13.33%, dan 26 responden

terlaksana dengan persentase 86.67%, dan lainnya memberikan kenyataan terlaksana

1 responden menyatakan sangat tidak dengan persentase 86.67% terhadap

terlaksana terhadap adanya target dalam adanya pelaksanaan strategi fundraising

fundraising. Banyaknya tersebut. Adapun startegi fundraising yang

melakukan

responden yang menyatakan bahwa tidak diimplementasikan oleh Badan Wakaf

dalam melakukan Indonesia adalah dengan melakukan kerja

terdapat

target

fundraising didasarkan pada persepsi para sama dengan pihak-pihak tertentu untuk

nazhir yang beranggapan bahwa wakaf menghimpun dana wakaf. Seperti bekerja

merupakan bagian shadaqah yang tidak sama dengan Badan Amil Zakat Nasional,

berhukum wajib seperti zakat. Sehingga penyeluran melalui rekening nasabah Bank

dalam melakukan fundraising nazhir hanya Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan bank-

melaksanakan secara sukarela. Persepsi ini bank lainnya yang telah ditunjuk sebagai

sangat berbeda dengan tindakan yang Lembaga Penerima Wakaf Uang (LKS-

seharusnya dilakukan oleh nazhir, bahwa PWU).

fundraising semata-mata tidak hanya

Target Dalam Melakukan Fundraising.

dilakukan untuk menambah jumlah Harapan responden mengenai adanya

besaran wakaf, namun juga untuk target dalam melakukan fundraising, yaitu

menambah pengetahuan masyarakat dalam sebanyak 11 responden memberikan

mengenal keberadaan wakaf tunai. pernyataan

Pelayanan Donasi Wakaf Melalui

persentase 36.67%. Adapun 19 responden

Berbagai Fitur

responden mengenai persentase 63.33%. Dengan demikian,

lainnya menyatakan setuju dengan

Harapan

pelayanan donasi wakaf melalui berbagai tidak terdapat responden yang menyatakan

fitur (auto debet, bayar secara langsung, tidak setuju dan sangat tidak setuju

transfer via ATM, Internet banking), yaitu terhadap adanya target dalam melakukan

sebanyak 14 responden memberikan fundraising. Target fundraising tidak hanya

setuju dengan dibutuhkan untuk menambah jumlah

pernyataan

sangat

persentase 46.67%. Adapun 16 responden besaran wakaf, namun juga dapat

lainnya menyatakan setuju dengan diterapkan untuk menambah pengetahuan

persentase 53.33%. Dengan demikian, masyarakat mengenai keberadaan wakaf

tidak terdapat responden yang menyatakan tunai.

tidak setuju dan sangat tidak setuju masyarakat untuk melakukan wakaf tunai.

terhadap adanya pelayanan donasi wakaf Dengan demikian, seiring dengan luasnya

tersebut.

pengetahuan masyarakat tentang wakaf

responden terhadap tunai, maka akan meningkat pula

Kenyataan

pelayanan donasi wakaf melalui berbagai pertumbuhan perolehan wakaf tunai yang

fitur (auto debet, bayar secara langsung, dapat dikembangkan dalam berbagai

transfer via ATM, internet banking), yaitu program yang telah direncanakan.

17 responden memberikan kenyataan Kenyataan responden terhadap target

sangat terlaksana dengan persentase dalam melakukan fundraising, yaitu 3

56.67%, dan 13 responden lainnya responden

memberikan kenyataan terlaksana dengan terlaksana dengan persentase 10 %, 26

memberikan

kenyataan

persentase 43.33%. Dengan demikian,

226 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

tidak terdapat responden yang menyatakan lainnya menyatakan bahwa administrasi tidak terlaksana dan sangat tidak

atau pencatatan dana wakaf diterapkan terlaksana terhadap adanya pelayanan

dengan persentase 60%. Dengan demikian, donasi wakaf melalui fitur-fitur tersebut.

secara keseluruhan dapat disimpulkan Berdasarkan pada hasil kuesioner yang

wakaf telah diperoleh, program ini dinyatakan telah

bahwa

administrasi

dilaksanakan. Secara rata-rata seluruh terlaksana secara maksimal. Penyaluran

nazhir telah melaksanakan pencatatan dana wakaf melalui media elektronik ini

terhadap penerimaan dana wakaf, sehingga telah dilaksanakan oleh beberapa bank

hal tersebut dapat memudahkan nazhir yang menerima wakaf uang dengan cara

dalam membuat laporan yang akan tertentu, seperti menyediakan fasilitas

diberikan kepada nazhir maupun pihak lain rekening, fasilitas online, dan memberikan

yang terkait. Namun belum diketahui penawaran kepada setiap nasabah yang

mengenai ketransparanan pencatatan dana melakukan transaksi via ATM untuk dapat

wakaf tersebut.

mewakafkan uangnya sebesar Rp. 1000.

Investasi Dana Wakaf Tunai Administrasi Dana Wakaf

responden mengenai Harapan

Harapan

dilaksanaknnya investasi dana wakaf tunai diterapkannya administrasi dana wakaf,

responden

terhadap

pada sektor-sektor keuangan sesuai yaitu 15 responden memberikan kenyataan

dengan instrumen syariah, yaitu sebanyak sangat setuju dengan persentase 50%, dan

11 responden memberikan pernyataan

15 responden lainnya memberikan sangat setuju dengan persentase 36.67%. kenyataan setuju dengan persentase 50%.

Adapun 19 responden lainnya menyatakan Dengan

setuju dengan persentase 63.33%. Dengan responden yang menyatakan tidak setuju

demikian, tidak terdapat responden yang dan sangat tidak setuju terhadap

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak diterapkannya administrasi dana wakaf

setuju terhadap diterapkannya investasi tersebut. Kegiatan administrasi dana wakaf

dana wakaf tunai pada sektor-sektor merupakan tugas pertama yang harus

keuangan tersebut.

responden terhadap penyetoran

dilakukan oleh nazhir setelah terdapat

Kenyataan

dilaksanakannya investasi dana wakaf pencatatan keuangan dana wakaf dapat

tunai pada sektor-sektor keuangan sesuai diketahui secara jelas baik oleh wakif

dengan instrumen syariah, yaitu 3 maupun untuk kepentingan publik. Dengan

responden memberikan kenyataan bahwa demikian, peran ini juga merupakan salah

program tersebut sangat terlaksana dengan satu fungsi dibutuhkannya seorang nazhir

persentase 10%, dan 27 responden lainnya yang tidak hanya mahir dalam bidang

memberikan kenyataan tidak terlaksana keagamaan dan yang lainnya, tapi juga

dengan persentase 90%. Dengan demikian, dalam bidang akuntansi.

investasi dana wakaf tunai pada sektor- Kenyataan

sektor keuangan belum dilaksanakan diterapkannya administrasi dana wakaf,

responden

mengenai

sebagaimana yang telah diharapkan. yaitu sebanyak 12 responden memberikan

Investasi Dana Wakaf Tunai Pada

pernyataan bahwa administrasi pada dana

Sektor-Sektor Riil.

wakaf tunai sangat diterapkan dengan

responden mengenai persentase 40%. Adapun 18 responden

Harapan

dilaksanakannya investasi dana wakaf

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 227

tunai pada sektor-sektor riil, yaitu terlaksana dan sangat tidak terlaksana sebanyak 18 responden memberikan

terhadap penyaluran dana wakaf tunai pernyataan

pada sektor-sektor sosial. persentase 60%. Adapun 12 responden

Penggantian Program Kurang Produktif

lainnya menyatakan setuju dengan Harapan responden mengenai adanya persentase 40%. Dengan demikian, tidak

program yang kurang terdapat responden yang menyatakan tidak

penggantian

produktif, yaitu sebanyak 10 responden setuju dan sangat tidak setuju terhadap

memberikan pernyataan sangat setuju diterapkannya investasi dana wakaf tunai

dengan persentase 33.33%. Adapun 20 pada sektor-sektor riil tersebut.

responden lainnya menyatakan setuju Kenyataan

dengan persentase 66.67%. Dengan dilaksanakannya investasi dana wakaf

responden

terhadap

demikian, tidak terdapat responden yang tunai pada sektor-sektor riil, yaitu 27

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak responden memberikan kenyataan tidak

setuju terhadap penggantian program yang terlaksana dengan persentase 90%, dan 3

kurang produktif tersebut. responden lainnya memberikan kenyataan

responden terhadap sangat tidak terlaksana dengan persentase

Kenyataan

penggantian program kurang produktif, 10%. Dengan demikian, investasi dana

yaitu 5 responden memberikan kenyataan wakaf tunai pada sektor-sektor riil belum

bahwa program tersebut telah terlaksana dilaksanakan sebagaimana yang telah

dengan persentase 16.67%, 13 responden diharapkan.

memberikan kenyataan tidak terlaksana

Penyaluran Dana Wakaf Tunai Pada

dengan persentase 43.33%. Dan 12

Sektor-Sektor Sosial.

lainnya menyatakan Harapan

responden

penggantian program kurang produktif dilaksanakannya penyaluran dana wakaf

responden

mengenai

sangat tidak terlaksana dengan persentase tunai pada sektor-sektor sosial, yaitu

sebanyak 18 responden memberikan

Adanya Keuntungan Investasi Dana

pernyataan sangat

setuju

dengan

Wakaf Tunai (X 3 )

persentase 60%. Adapun 12 responden

Keuntungan Investasi Dana Wakaf

lainnya menyatakan setuju dengan

Tunai

responden mengenai terdapat responden yang menyatakan tidak

persentase 40%. Dengan demikian, tidak

Harapan

keuntungan investasi dana wakaf tunai, setuju dan sangat tidak setuju terhadap

yaitu sebanyak 18 responden memberikan penyaluran dana wakaf tunai pada sektor-

setuju dengan sektor sosial tersebut.

pernyataan

sangat

10 responden Kenyataan

persentase

menyatakan setuju dengan persentase penyaluran dana wakaf tunai pada sektor-

responden

terhadap

33.33%, dan 2 responden lainnya

setuju dengan memberikan kenyataan bahwa program

sektor sosial, yaitu 21 responden

tersebut sangat

Kenyataan responden terhadap adanya persentase 70%, dan 9 responden lainnya

terlaksana

dengan

keuntungan investasi dana wakaf tunai, memberikan kenyataan terlaksana dengan

yaitu 18 responden memberikan kenyataan persentase 30%. Dengan demikian, tidak

bahwa keuntungan investasi dana wakaf terdapat responden yang menyatakan tidak

tunai sangat terealisasi dengan persentase

228 Lestari, W. et., al. Efektivitas Pengelolaan Wakaf Tunai

60%, 10 responden memberikan kenyataan yang menyatakan tidak setuju dan sangat terealisasi dengan persentase 33.33%. Dan

tidak setuju.

2 responden lainnya menyatakan sangat Kenyataan responden terhadap adanya tidak terealisasi dengan persentase 6.67%.

program

memproduktifkan kembali

Pendistribusian Keuntungan Investasi

keuntungan investasi kepada sektor

Kepada Sektor Sosial

keuangan, yaitu 11 responden memberikan Harapan

kenyataan tidak terlaksana dengan pendistribusian keuntungan investasi

responden

mengenai

persentase 36.67%, dan 19 responden kepada sektor sosial (yayasan atau

lainnya memberikan kenyataan sangat pesantren), yaitu sebanyak 16 responden

tidak terlaksana dengan persentase memberikan pernyataan sangat setuju

63.33%. Dengan demikian, pada program dengan persentase 53.33%, dan 14 ini dapat disimpulkan belum terlaksana

responden lainnya menyatakan setuju sebagaimana seperti yang telah diharapkan dengan persentase 46.67%. Dengan

oleh nazhir.

demikian, pada program pendistribusian

Harapan Mengenai Ketransparanan

keuntungan investasi ini tidak terdapat

Pengelolaan Wakaf

responden yang menyatakan tidak setuju

responden mengenai dan sangat tidak setuju.

Harapan

ketransparanan pengelolaan wakaf, yaitu Kenyataan responden terhadap adanya

sebanyak 20 responden memberikan pendistribusian keuntungan investasi

setuju dengan kepada sektor sosial (yayasan atau

pernyataan

sangat

persentase 66.67%, dan 10 responden pesantren),

lainnya menyatakan setuju dengan memberikan kenyataan program tersebut

yaitu

25 responden

persentase 33.33%. Dengan demikian, sangat terlaksana dengan persentase

tidak terdapat responden yang menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju memberikan kenyataan terlaksana dengan

83.33%, dan 5 responden lainnya

terhadap ketransparanan pengelolaan persentase 16.67%. Dengan demikian,

wakaf tersebut.

tidak terdapat

Kenyataan responden terhadap adanya memberikan kenyataan tidak terlaksana

responden

yang

ketransparanan pengelolaan wakaf, yaitu dan sangat tidak terlaksana pada program

10 responden memberikan kenyataan tidak pendistribusian tersebut.

terlaksana dengan persentase 33.33%, dan

Memproduktifkan Kembali Keuntungan

20 responden lainnya memberikan

Investasi Kepada Sektor Financial

kenyataan sangat tidak terlaksana dengan Harapan

persentase 66.67%. Dengan demikian, pada memproduktifkan kembali keuntungan

responden

mengenai

tahap ini dapat disimpulkan belum investasi kepada sektor keuangan, yaitu

terlaksana sebagaimana seperti yang telah sebanyak 14 responden memberikan

diharapkan oleh nazhir.

pernyataan sangat

setuju

dengan

Ketransparanan Pengelolaan Wakaf

persentase 46.67%, dan 16 responden

Dapat Menambah Jumlah Wakaf Secara

lainnya menyatakan setuju

dengan

Terus-menerus

persentase 53.33%. Dengan demikian, pada

responden mengenai program

Harapan

ketransparanan pengelolaan wakaf dapat keuntungan investasi kepada sektor

memproduktifkan

kembali

menimbulkan kepercayaan bagi wakif dan keuangan ini tidak terdapat responden

menambah jumlah besaran wakaf secara

Jurnal Syarikah ISSN 2442-4420 Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 229

terus-menerus, yaitu

sebanyak

18 Pertumbuhan Wakaf Di Badan Wakaf

responden memberikan pernyataan sangat

Indonesia

setuju dengan persentase 60%, dan 12

responden mengenai responden lainnya menyatakan setuju

Harapan

ketransparanan pengelolaan wakaf dapat dengan persentase 40%. Dengan demikian,

menimbulkan pertumbuhan wakaf di tidak terdapat responden yang menyatakan

Indonesia semakin tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Badan

Wakaf

meningkat, yaitu sebanyak 19 responden Kenyataan

memberikan pernyataan sangat setuju ketransparanan pengelolaan wakaf dapat

responden

terhadap

dengan persentase 63.33%, dan 11 menimbulkan kepercayaan bagi wakif dan

responden lainnya menyatakan setuju menambah jumlah besaran wakaf secara

dengan persentase 36.67%. Dengan terus-menerus,

demikian, tidak terdapat responden yang memberikan kenyataan bahwa harapan

yaitu

2 responden

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak tersebut

responden terhadap memberikan kenyataan terlaksana dengan

17 responden

Kenyataan

ketransparanan pengelolaan wakaf dapat persentase 56.67%, dan 11 responden

memotivasi masyarakat untuk berwakaf, terakhir memberikan kenyataan tidak

yaitu 9 responden memberikan kenyataan terlaksana dengan persentase 36.67%.

sangat terlaksana dengan persentase 30%,

Ketransparanan Sebagai Motivasi Untuk

19 responden memberikan kenyataan

Berwakaf

terlaksana dengan persentase 63.33%, dan Harapan

2 responden terakhir memberikan ketransparanan pengelolaan wakaf dapat

responden

mengenai

kenyataan tidak terlaksana dengan memotivasi masyarakat untuk berwakaf,

persentase 6.67%.

yaitu sebanyak 19 responden memberikan

Analisis Data

pernyataan sangat

digunakan untuk persentase 63.33 %, dan 11 responden

mengukur suatu instrumen penelitian lainnya

menyatakan setuju dengan dengan melihat koefisien cronbach’s alpha. persentase 36.67 %. Dengan demikian,

Dari hasil perhitungan melalui SPSS versi tidak terdapat responden yang menyatakan

22. Dari hasil pengujian tersebut, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

menunjukkan bahwa semua instrumen Kenyataan

tersebut dikatakan reliabel karena nilai ketransparanan pengelolaan wakaf dapat

responden

terhadap

koefisien cronbach alpha lebih besar dari memotivasi masyarakat untuk berwakaf,

0,5 yaitu sebesar 0,981.