KELAYAKAN MEDIA E-COMIC PADA SUBMATERI SISTEM ENDOKRIN KELAS XI SMA

KELAYAKAN MEDIA E-COMIC PADA SUBMATERI SISTEM
ENDOKRIN KELAS XI SMA

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh
GALUH RETNO PURNAMASARI
NIM F1071131002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

KELAYAKAN MEDIA E-COMIC PADA SUBMATERI SISTEM ENDOKRIN
KELAS XI SMA
Galuh Retno Purnamasari, Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, Eko Sri Wahyuni
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak
Email :[email protected]


Abstract
This research aims to determine the feasibility of e-comic on the submaterial Endocrine
System in XI grade of Senior High School. The methods used in this research was
descriptive research survey form. Research instrument used was sheet validation. The
eligibility of e-comic was measured through validity test by 6 validator consists of 3
person material expert validator and 3 media expert validator. The validity test of
material expert covering aspects of the format, content, and language with an average
of every aspect of 3.66; 3.66; and 4, while testing the validity of media expert covering
aspects of simplicity, alignment, balance, form, and color with an average of every
aspect of 4; 4; 3.66; 3.66; and 4. The e-comic validation result was obtained an average
validation value of material was 3.77 and an average validation value of media was 3,86.
It could be concluded that e-comic was feasibility to be used as learning media on the
submaterial Endocrine System in grade XI of Senior High School.
Keywords: feasibility, e-comic, submaterial, endocrine system.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan interaksi
antara guru dengan peserta didik dalam mencapai
tujuan pendidikan atau pengajaran. Guru
memiliki peranan penting dalam pembelajaran

seperti
membuat
desain
instruksional,
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
mengajarkan
atau
membelajarkan,
dan
mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak
pengajaran (Dimyati & Mudjiono, 2009). Setelah
proses belajar, peserta didik akan memperoleh
suatu hasil belajar. Dimyati & Mudjiono (2009)
juga menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
produk dari suatu interaksi kegiatan belajar dan
mengajar. Sehingga, proses pembelajaran
sebaiknya
dikemas
dalam
bentuk

pengkonstruksian dan bukan penerimaan
pengetahuan dari guru kepada peserta didik.
Selain kemampuan untuk mengkonstruksikan
pengetahuan, guru juga dituntut untuk membuat
pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif
dengan cara menumbuhkan semangat belajar
peserta didik sehingga mendorong peserta didik

untuk belajar secara optimal. Salah satu upaya
guru yang dapat dilakukan adalah menggunakan
media pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar (Yuliandari & Wahjudi, 2014).
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang
digunakan
untuk
memperjelas
materi
pembelajaran (Soramiranda dkk., 2016). Menurut
Daryanto (2016), media pembelajaran berperan
membawa informasi dari sumber (guru) ke

penerima (peserta didik). Penggunaan media
pembelajaran akan membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan berupa
materi pembelajaran (Mediawati, 2011). Selain
itu, menurut Arsyad (2015), dalam proses belajar
mengajar
media
pembelajaran
dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru,
memotivasi, dan merangsang kegiatan belajar,
bahkan membawa pengaruh psikologis yang
positif terhadap peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
bidang studi biologi di SMA Kemala
Bhayangkari diketahui bahwa media yang
digunakan guru adalah slide power point. Guru

belum mengembangkan jenis media pembelajaran
selain media power point dalam kegiatan belajar

mengajar. Oleh karena itu, perlunya variasi media
pembelajaran pada submateri sistem endokrin
diharapkan lebih meningkatkan ketertarikan dan
hasil belajar peserta didik, lebih dari itu peserta
didik juga memahami serta mampu menerapkan
pembelajaran yang didapatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dari studi literatur diketahui ada
beragam media, salah satu media pembelajaran
yang telah terbukti menarik bagi peserta didik
adalah komik.
Komik merupakan sejumlah gambar yang
dirangkai menjadi suatu cerita (Simanullang,
2011). Untaian cerita yang dikemas dalam bentuk
gambar dengan perpaduan teks lebih digemari
oleh anak-anak dan remaja sehingga mereka lebih
menyukai untuk membaca komik daripada bukubuku pelajaran. Untuk itu, komik memiliki
beberapa kelebihan yang menjadikannya dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang
menarik seperti menciptakan minat membaca,
menambah kosa kata, mempermudah menangkap

hal-hal atau rumusan yang abstrak pada peserta
didik, serta meningkatkan daya ingat (Novianti &
Syaichudin, 2010, Survia dkk., 2016).
Berdasarkan hasil penelitian Wahyuningsih
(2011), media pembelajaran komik dapat
menumbuhkan sikap positif peserta didik,
meningkatkan minat membaca, aktivitas, dan
hasil belajar peserta didik serta dapat menjadi
media pembelajaran alternatif. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Enawaty &
Sari (2010) bahwa pembelajaran menggunakan
komik membuat peserta didik senang dan
memberikan respon yang positif yaitu sebesar
95,83%. Novianti & Syaichudin (2010) juga
menyatakan bahwa media komik pembelajaran
mempunyai sifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami peserta didik.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat
ini perlu dilakukan pengembangan media komik
yang biasanya dalam bentuk cetak menjadi komik
digital atau biasa dikenal dengan istilah komik

elektronik atau e-comic yang dapat diakses kapan
saja dan dimana saja melalui komputer. Selain

fleksibilitas akses, e-comic dapat memberikan
suasana belajar yang berbeda menjadi lebih
menyenangkan dan menarik (Rahmawati, tanpa
tahun). Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh
Savitri dkk. (2016) menyatakan bahwa media ecomic bilingual pada submateri saluran dan
kelenjar pencernaan kelas XI SMA memberikan
respon positif dengan persentase sebesar 73,66%.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
Fakhrian (2013) menyatakan bahwa penggunaan
media e-comic efektif terhadap peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran TIK di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 12 Bandung. Dengan
demikian, e-comic berpotensi sebagai media yang
menarik karena menyajikan suatu rangkaian
cerita dalam gambar yang bersifat edukatif dan
lebih fleksibel dalam penggunaannya dengan
format elektronik.

Dalam silabus kurikulum 2013 mata
pelajaran Biologi, submateri sistem endokrin
merupakan
salah
satu
submateri
yang
membutuhkan
pemahaman
dan
hapalan,
kemampuan menganalisis, serta berkomunikasi.
Pada submateri ini peserta didik perlu memahami
dan mengingat berbagai karakteristik kelenjar
endokrin, sekresi hormon serta gangguan yang
terjadi pada sistem endokrin. Diharapkan melalui
penyajian materi tersebut dalam bentuk e-comic
akan membuat peserta didik lebih mudah
memahaminya. Adapun tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kelayakan media ecomic sebagai media pembelajaran pada

submateri sistem endokrin di kelas XI SMA.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian
deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survei yang digambarkan sebagai berikut:
Tahap Persiapan:
1) Melakukan survei SMA yang menggunakan
kurikulum 2013 di Kabupaten Kubu Raya;
2) Penentuan sampel SMA yang menggunakan
kurikulum 2013;

3) Mempersiapkan alat dan bahan (aplikasi ispring) yang digunakan untuk membuat media ecomic;
Tahap Pelaksanaan:
1) Pembuatan media e-comic dengan langkahlangkah sebagai berikut (dimodifikasi dari Ati
dkk., 2014):
a) menganalisis
kompetensi
inti
dan

kompetensi dasar materi sistem koordinasi
pada silabus Kurikulum 2013 untuk
sekolah menengah (SMA/MA);
b) menyusun storyboard;
c) proses penggambaran dalam bentuk
sketsa;
d) editing gambar meliputi pemberian teks
pada ballon, pewarnaan, pengaturan
margin;
e) proses konversi komik menjadi komik
digital atau e-comic dengan bentuk format
file .exe (dalam bentuk flash player versi
24) menggunakan aplikasi i-spring lalu di
burn dan diperbanyak dalam bentuk CD.
2) Validasi media e-comic terdiri atas 6 orang
validator diantaranya 3 orang validator ahli
materi dan 3 orang validator ahli madia. Uji
validitas ahli meteri meliputi aspek format, isi,
dan bahasa sedangkan uji validitas ahli media
meliputi aspek kesederhanaan, keterpaduan,

keseimbangan, bentuk, dan warna. Aspek
yang dinilai pada lembar validasi ahli media
dan materi mengacu dari aspek pengembangan
media pembelajaran yang ditulis oleh
Yamasari (2010).
3) Setelah di validasi media e-comic diperbaiki.
Tahap Akhir:
Menganalisis data yang diperoleh dari hasil
validasi. Analisis data mengacu pada
prosedur Khabibah dalam Yamasari (2010).
Analisis media e-comic dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
1) Analisis e-comic
Analisis e-comic dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut (Khabibah dalam Yamasari,
2010).
2) Membuat dan menganalisis tabel validasi.

3) Mencari rata-rata tiap kriteria dari ketiga
validator dengan rumus:
βˆ‘3

π‘‰β„Žπ‘–

𝐾𝑖 = β„Ž=13 ………………...…………….(1)
Keterangan :

= rata-rata kriteria ke-i
= skor hasil penilaian validator
ke-h untuk kriteria ke-i
i
= kriteria
h
= validator
Hasil yang diperoleh dimasukkan di kolom
rata-rata pada lembar validasi ecomic.
4) Mencari rata-rata aspek dengan rumus: 𝐴𝑖 =
Ki
Vhi

βˆ‘π‘›
𝑖=1 𝐾𝑖𝑗

……………………………….(2)
Keterangan :
Ai
= rata-rata aspek ke-i
Kij
= rata-rata untuk aspek ke-i
sampai kriteria ke-j
n
= banyaknya kriteria
i
= aspek
j
= kriteria
ij
= aspek ke-i dan kriteria ke-j
Hasil yang diperoleh dimasukkan di kolom
rata-rata tiap aspek pada lembar
validasi e-comic.
5) Mencari rata-rata total validasi aspek dengan
rumus:
𝑛

βˆ‘π‘›
𝑖=1 𝐴𝑖

RTVTK =

𝑛

……………………………..(3)

Keterangan :
RTVTK
= rata-rata total validitas
Ai
= rata-rata aspek ke-i
i
= aspek
Hasil yang diperoleh dituliskan pada baris
rata-rata total.
6) Mencocokkan rata-rata total dengan kriteria
kevalidan, yaitu:
3 ≀ RTVTK ≀ 4 digolongkan valid (layak untuk
digunakan)
2 ≀ RTVTK < 3 digolongkan cukup valid
(layak digunakan dengan
perbaikan)
1 ≀ RTVTK < 2 digolongkan tidak valid (tidak
layak digunakan)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Media e-comic dalam penelitian ini memuat
informasi tentang manfaat rambut jagung untuk
menurunkan kadar gula darah yang dikaitkan

Aspek
Format

Tabel 1. Analisis Validasi Ahli Materi Media E-comic
Kriteria
(Ki)
(Ai)
1. Media e-comic disusun secara sistematis
4
2. Kesesuaian gambar dan tulisan pada e- comic dengan
3,66
3,33
materi ajar.
1.
2.
3.

Isi
4.
5.
6.
1.
Bahasa

dengan submateri sistem endokrin. Hasil uji
kelayakan media e-comic sebagai media
pembelajaran pada submateri sistem endokrin
dilihat pada hasil validasi yang dilakukan oleh
ahli materi (Tabel 1) dan ahli media (Tabel 2).

2.

Kesesuaian media e-comic terhadap indikator dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kesesuaian antara alur cerita dengan materi yang
diajarkan dalam e-comic
Kemampuan
e-comic dalam mengakomodir
pendekatan saintifik sesuai kurikulum 2013.
Kemampuan e-comic dalam mengakomodir ranah
belajar.
Kemampuan e-comic untuk membantu guru dalam
menjelaskan submateri sistem endokrin
Kelengkapan informasi yang disajikan e-comic.
Kemudahan dalam memahami bahasa yang
digunakan
Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan salah pengertian

Keterangan
Valid

3,66
3,66
3,66

3,66

Valid

4

Valid

3,66
3,66
4
4
4
3,77

Keterangan: (Ki)
(Ai)
RTVTK

= Rata-rata tiap kriteria
= Rata-rata tiap aspek
= Rata-rata total validasi

Aspek
Kesederhanaan
Keterpaduan

Keseimbangan

1.
1.
1.
2.
3.

Bentuk

1.
2.

Tabel 2. Analisis Validasi Ahli Media E-comic
Kriteria
(Ki)
Animasi dalam e-comic sesuai dan mudah
4
dimengerti
Media e-comic disusun secara sistematis
4
Kesesuaian ukuran tokoh dan tulisan yang
3,66
ditampilkan dalam e-comic
Kesesuaian ukuran gambar dan tulisan yang
4
ditampilkan
Keseimbangan tata letak tulisan yang
3,33
digunakan dalam e-comic
Gambar jelas, rapi, dan tidak buram
3,66
Menggunakan ukuran dan jenis huruf yang 3,66

(Ai)

Keterangan

4

Valid

4

Valid

3,66

Valid

3,66

Valid

Aspek

Warna

Kriteria
(Ki)
mudah dibaca
3. Kemenarikan jenis e-comic
3,66
1. Warna yang digunakan bervariasi dan sesuai
4
dengan objeknya

(Ai)

Keterangan

4

Valid

3,86
Keterangan:

(Ki)
= Rata-rata tiap kriteria
(Ai)
= Rata-rata tiap aspek
RTVTK = Rata-rata total validasi
2) Aspek Isi
Pembahasan
Dari data diperoleh hasil uji kelayakan media
Nilai rata-rata validasi media e-comic
e-comic oleh validator ahli materi yang mencakup
pada aspek isi adalah 3,66 atau dinyatakan
3 aspek yaitu format, isi, dan bahasa, memberikan
valid. Aspek isi terdiri dari 6 kriteria yaitu
kesesuaian media e-comic terhadap indikator
nilai rata-rata yaitu 3,77 dari nilai maksimusm 4
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
dan tergolong valid (Tabel 1.). Hal ini
kesesuaian antara alur cerita dengan materi
menunjukkan bahwa media e-comic yang dibuat
yang diajarkan dalam e-comic, kemampuan edalam penelitian ini layak digunakan sebagai
comic dalam mengakomodir pendekatan
media pembelajaran pada submateri sistem
saintifik yang mencakup aspek mengamati,
endokrin. Berdasarkan aspek yang dinilai,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:
mengasiosiasi, dan mengkomunikasikan,
1) Aspek Format
kemampuan e-comic dalam mengakomodir
Nilai rata-rata validasi media e-comic
ranah belajar mencakup aspek kognitif,
pada aspek format adalah 3,66 atau tergolong
valid. Dengan kata lain media e-comic sudah
afektif, dan psikomotorik, kemampuan edisusun secara sistematis serta gambar dan
comic untuk dapat membantu guru dalam
tulisan pada e-comic sudah sesuai dengan
menjelaskan submateri sistem endokrin, dan
materi ajar. Bahkan, pada kriteria pertama,
kelengkapan informasi yang disajikan emedia e-comic mendapatkan nilai rata-rata
comic.
4,00 atau menyatakan bahwa susunan yang
Pada kriteria pertama didapatkan nilai
dibuat sudah sangat sistematis. Menurut
rata-rata yaitu 3,66 atau menyatakan bahwa
Purwanto & Yuliani (2013), materi dalam
media e-comic e-comic sudah sesuai terhadap
komik yang disajikan secara bertahap dan
indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin
disesuaikan dengan alur cerita membuat
dicapai. Hal ini karena materi yang dimuat
materi tersebut menjadi mudah dicerna dan
dalam media e-comic disusun dan disesuaikan
dipahami, sehingga komik mudah untuk
dengan indikator dan tujuan yang harus
dibaca dan memiliki daya tarik yang membuat
dicapai peserta didik sesuai dengan
peserta didik tertarik membaca.
kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus
Pada kriteria kedua, media e-comic
Kurikulum 2013. Pencantuman indikator dan
mendapatkan nilai rata-rata 3,33 atau
tujuan
pembelajaran
penting
karena
menyatakan bahwa gambar dan tulisan pada
keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi
media e-comic sudah sesuai dengan materi
oleh penggunaan media yang sesuai dengan
ajar. Sudjana & Rivai (1990) menjelaskan
tujuan tertentu (Lutfi dalam Wahyuningsih,
bahwa pada umumnya peserta didik lebih
2015).
menyukai setengah atau satu halaman penuh
Pada hasil validasi kriteria kedua, media
berisi gambar yang disertai petunjuk yang
e-comic mendapatkan nilai rata-rata 3,66 atau
jelas.
menyatakan bahwa media e-comic sudah

sesuai antara alur cerita dengan materi yang
diajarkan. Hal ini karena alur cerita dalam
media e-comic dibuat secara sistematis dan
sesederhana mungkin sehingga mudah
dipahami dan dapat membantu peserta didik
dalam pembelajaran. Menurut Waluyanto
(2005), komunikasi belajar akan berjalan
dengan maksimal jika pesan pembelajaran
disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik.
Pada kriteria ketiga, media e-comic
memilki nilai rata-rata 3,66 atau menyatakan
bahwa media e-comic memiliki kemampuan
dalam mengakomodir pendekatan saintifik
(mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasiosiasi,
dan
mengkomunikasikan)
sesuai
dengan
pendekatan belajar yang diharapkan pada
Kurikulum 2013. Melalui media e-comic,
peserta didik dapat mengamati kelenjarkelenjar endokrin. Selain itu, peserta didik
dapat mengajukan pertanyaan setelah atau saat
penggunaan media e-comic. Selanjutnya,
peserta didik dapat mengumpulkan informasi
mengenai jenis hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar endokrin. Untuk tahapan
mengasosiasi, guru dapat mengarahkan
peserta didik untuk menganalisis hubungan
dan kaitan antara organ yang berperan dalam
sistem endokrin serta gangguan yang terjadi
pada sistem endokrin. Sedangkan pada
tahapan mengkomunikasikan, guru dapat
meminta
peserta
didik
untuk
mempresentasikan
atau
memaparkan
pemikiran mereka mengenai informasi yang
mereka dapatkan setelah membaca e-comic.
Pada kriteria keempat, media e-comic
memperoleh nilai rata-rata 3,66 atau
menyatakan bahwa media e-comic memiliki
kemampuan dalam mengakomodir ketiga
ranah belajar (kognitif, afektif, dan
psikomotorik). Ranah kognitif berhubungan
dengan pengetahuan yang biasanya dinilai dari
hasil belajar peserta didik. Ranah kognitif ini
bisa didapatkan peserta didik dengan
mengolah materi dan informasi yang terdapat
dalam
e-comic.
Sebagaimana
yang

diungkapkan oleh Avriliyanti dkk. (2013),
pembelajaran
menggunakan
komik
memberikan suasana santai dan perasaan
senang kepada siswa sehingga berdampak
baik pada peningkatan kemampuan kognitif
siswa. Ranah afektif berhubungan dengan
sikap peserta didik. Ranah sikap yang
dimaksud pada e-comic adalah sikap peserta
didik untuk menerima dan memperhatikan
serta berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran yang menggunakan media ecomic. Sedangkan ranah psikomotorik
berhubungan dengan keterampilan peserta
didik. Ranah psikomotorik yang dimaksud
pada e-comic ini adalah pengetahuan tentang
rambut jagung diharapkan dapat menggali
keterampilan
peserta
didik
dalam
memanfaatkan rambut jagung baik sebagai
antidiabetes ataupun manfaat lainnya.
Pada kriteria kelima, diperoleh nilai ratarata 3,66 atau menyatakan bahwa media ecomic dapat membantu guru dalam
menjelaskan submateri sistem endokrin. Guru
dapat terbantu dengan tampilan e-comic yang
mampu menarik perhatian dan minat belajar
peserta didik. Hal ini sekaligus membuat
peserta didik lebih fokus dalam mendengarkan
penjelasan
guru.
Sebagaimana
yang
diungkapkan oleh Wahyuningsih (2011)
bahwa penggunaan komik dalam proses
pembelajaran dapat menjadi bentuk media
komunikasi visual yang mempunyai kekuatan
untuk menyampaikan informasi secara populer
dan mudah dimengerti. Selain itu, menurut
Smaldino (dalam Risandi dkk., 2015) bahwa
media visual yang menarik bisa meningkatkan
minat terhadap materi dalam sebuah mata
pelajaran.
Pada kriteria keenam, diperoleh nilai
rata-rata yaitu 4,00 atau menyatakan bahwa
informasi yang disajikan dalam media e-comic
lengkap, akurat, up to date, dan ringkas.
Dimana media e-comic ini berisikan submateri
sistem endokrin yang disusun secara lengkap
dan ringkas sehingga memudahkan peserta
didik untuk belajar menggunakan media e-

comic ini. Selain itu media e-comic juga
berisikan informasi mengenai pemanfaatan
rambut jagung. Informasi tersebut merupakan
informasi terbaru dan akurat. Informasi yang
terdapat dalam e-comic merupakan pesanpesan yang disampaikan untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Susilana & Riyana,
2009).
3) Aspek Bahasa
Nilai rata-rata validasi media e-comic
pada aspek bahasa adalah 4,00 atau
dinyatakan valid. Aspek bahasa terdiri dari 2
kriteria yaitu kemudahan dalam memahami
bahasa yang digunakan dan kalimat yang
digunakan tidak menimbulkan penafsiran
ganda dan salah pengertian. Pada kriteria
pertama, diperoleh nilai rata-rata yaitu 4,00
atau menyatakan bahwa media e-comic
memiliki bahasa yang mudah dipahami.
Menurut Yunus dkk. (2012), komik dapat
menarik perhatian peserta didik karena
kalimat yang digunakan lebih sederhana,
menyenangkan, dan sesuai dengan bahasa
yang digunakan oleh anak muda. Sementara
pada kriteria kedua, diperoleh nilai rata-rata
yaitu 4,00 atau menyatakan bahwa kalimat
yang digunakan dalam media e-comic tidak
menimbulkan penafsiran ganda dan salah
pengertian. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sanjaya (2008) bahwa untuk mempermudah
peserta didik belajar, bahan pelajaran
sebaiknya disajikan dengan cara tidak banyak
menggunakan kalimat majemuk, bahasa yang
komunikatif, dan mudah ditangkap maknanya.
Selanjutnya Media e-comic yang diukur
kelayakannya oleh validator ahli media yang
terdiri dari 5 aspek yaitu kesederhanaan,
keterpaduan, keseimbangan, bentuk, dan warna.
Dari kelima aspek dan 9 kriteria didapatkan nilai
rata-rata yaitu 3,86 sehingga tergolong valid. Hal
ini menunjukkan bahwa media e-comic sudah
layak digunakan sebagai media pembelajaran
pada submateri sistem endokrin. Berdasarkan
aspek yang dinilai, diperoleh nilai rata-rata
sebagai berikut:
1) Aspek Kesederhanaan

Nilai rata-rata untuk aspek kesederhanaan
adalah 4,00 atau menyatakan bahwa animasi
dalam media e-comic sudah sesuai dan mudah
untuk mengerti. Hal ini disebabkan elemenelemen yang mendukung visualisasi media ini
saling terkait dan menyatu sebagai suatu
bentuk menyeluruh yang dapat dikenal
sehingga membantu pemahaman pesan dan
informasi yang dikandungnya (Arsyad, 2015).
2) Aspek Keterpaduan
Nilai rata-rata untuk aspek keterpaduan
adalah 4,00 atau dinyatakan valid. Dengan
kata lain, media e-comic telah disusun secara
sistematis dan disesuaikan dengan alur dan
urutan materi pada bahan ajar yang menjadi
rujukan isi. Menurut Waluyanto (2005),
proses komunikasi antara pebelajar (peserta
didik)
dan
sumber
belajar
(media
pembelajaran) akan berjalan dengan maksimal
jika pesan pembelajaran disampaikan secara
jelas, runtut, dan menarik.
3) Aspek Keseimbangan
Aspek keseimbangan terdiri dari 3
kriteria yaitu kesesuaian ukuran tokoh dan
tulisan yang ditampilkan, kesesuaian ukuran
gambar dan tulisan yang ditampilkan, dan
keseimbangan tata letak tulisan yang
digunakan dalam e-comic. Dari ketiga kriteria
didapatkan nilai rata-rata aspek keseimbangan
yaitu 3,66 dan tergolong valid.
Pada kriteria pertama, nilai rata-rata yang
diperoleh yaitu 3,66 atau menyatakan ukuran
tokoh dan tulisan yang ditampilkan dalam ecomic sudah sesuai. Pada kriteria kedua, nilai
rata-rata yang diperoleh yaitu 4,00 atau
menyatakan ukuran gambar dan tulisan yang
ditampilkan sudah sesuai. Menurut McCloud
(dalam Savitri,2016), kombinasi antara
kalimat dan gambar yang sesuai memiliki
kemampuan untuk menyampaikan informasi
dari pembuatnya.
Pada kriteria ketiga, nilai rata-rata yang
diperoleh yaitu 3,33 atau menyatakan tata
letak tulisan yang digunakan dalam e-comic
sudah seimbang. Di dalam e-comic ini,
sebagian besar tata letak tulisan sudah diatur

dengan baik sehingga peserta didik dapat
mengetahui urutan dari alur cerita dan
memahami informasi yang disajikan dengan
mudah.
4) Aspek Bentuk
Aspek bentuk terdiri dari 3 kriteria yaitu
gambar jelas, rapi, dan tidak buram,
menggunakan ukuran dan jenis huruf yang
mudah dibaca, dan kemenarikan jenis e-comic.
Dari ketiga kriteria didapatkan nilai rata-rata
aspek bentuk yaitu 3,66 dan tergolong valid.
Pada kriteria pertama, memiliki nilai rata-rata
sebesar 3,66 atau menyatakan gambar sudah
jelas, rapi, dan tidak buram. Menurut
Wahyuningsih (2011), gambar membantu
memperjelas uraian materi sehingga peserta
didik lebih cepat paham dan dapat
mengingatnya dengan baik. Seperti yang
diungkapkan oleh Yang (dalam Avrilliyati
dkk., 2013) bahwa kualitas gambar komik
yang jelas dan tidak buram dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada
kriteria kedua, memperoleh nilai rata-rata
sebesar 3,66 atau menyatakan ukuran dan
jenis huruf media e-comic mudah untuk
dibaca. Menurut Arsyad (2015), agar peserta
didik mudah menangkap pesan dari suatu
media maka kata-kata harus memakai huruf
yang sederhana dengan gaya huruf yang
mudah terbaca.
Pada kriteria ketiga, memperoleh nilai
rata-rata sebesar 3,33 atau menyatakan media
e-comicsudah menarik. Suatu media haruslah
disusun semenarik mungkin tujuannya agar
meningkatkan ketertarikan peserta didik
terhadap materi yang diajarkan. Sebagaimana
pendapat
Mumtahanah
(2014)
bahwa
penggunaan media pembelajaran yang
menarik dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan
perhatian peserta
didik
sehingga peserta didik dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan guru.
5) Aspek Warna
Nilai rata-rata aspek ini sama dengan
nilai rata-rata kriterianya yaitu 4,00 dan
tergolong valid atau menyatakan warna yang

digunakan dalam media e-comic bervariasi
dan sesuai dengan objek. Media e-comic
manyajikan warna yang bervariasi dan sesuai
dengan objek sehingga warna yang harmonis
pada tiap halaman, kekontrasan warna pada
tokoh dan latar pada gambar sudah sesuai dan
dapat dibedakan. Warna yang jelas diharapkan
dapat memperjelas tampilan gambar sehingga
membantu siswa dalam memahami materi.
Hal ini didukung oleh pendapat Novitasary
dkk. (2014) bahwa warna yang bervariasi
dalam media visual dapat membantu pembaca
untuk memahami pesan yang disampaikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
media e-comic sebagai media pembelajaran
dinyatakan layak untuk diterapkan dalam
pembelajaran submateri sistem endokrin kelas XI
SMA. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata
total validasi ahli materi yang memperoleh nilai
3,77 dan untuk validasi ahli media e-comic
memperoleh nilai 3,86. Mengacu pada kriteria
yang dikemukakan oleh Khabibah (dalam
Yamasari, 2010), maka rata-rata total validasi ahli
materi dan media dinyatakan valid sehingga ecomic pada submateri sistem endokrin kelas XI
SMA dengan menghadirkan informasi penelitian
mengenai pengaruh ekstrak rambut jagung (Zea
mays ) terhadap kadar gula darah layak digunakan
sebagai salah satu variasi media pembelajaran
pada submateri sistem endokrin.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
E-comic dari pengujian ekstrak rambut jagung
(Zea mays) terhadap kadar gula darah mencit
layak digunakan sebagai satu di antara media
yang menunjang pembelajaran pada submateri
sistem endokrin kelas XI SMA dengan nilai ratarata validasi materi 3,77 kriteria valid dan nilai
rata-rata validasi media 3,86 kriteria valid.
Saran
Diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai
pemanfaatan media e-comic ini terhadap respon,
motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik

dengan menggunakan perangkat komputer oleh
peserta didik secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Ati, R. S., Trisoni, R., & Kurnia, L. 2014.
Pengembangan Media Komik Matematika
Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi
Bangun Datar. Jurnal Pendidikan MIPA.1
(1): 1-3.
Avrilliyanti, H., Budiawanti, S., & Jamzuri. 2013.
Penerapan
Media
Komik
untuk
Pembelajaran Fisika Model Kooperatif
dengan Metode Diskusi pada Siswa SMP
Negeri 5 Surakarta Kelas VII Tahun Ajaran
2011/2012 Materi Gerak. Jurnal Pendidikan
Fisika. 1 (1): 156-163.
Daryanto.
2016.
Media
Pembelajaran:
Peranannya
Sangat
Penting
dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran Edisi ke-2
Revisi. Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Enawaty, E & Sari, H. 2010. Pengaruh
Penggunaan Media Komik terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Pontianak pada Materi Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit. Jurnal Pendidikan Matetatika
dan IPA. 1 ( 1): 24-36.
Fakhrian, B. 2013. Efektivitas Penggunaan Media
E-Comic terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi:
Kuasi
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP
Negeri 12 Bandung. Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Mediawati, E. 2011. Pembelajaran Akuntansi
Keuangan melalui Media Komik untuk
Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal
Penelitian Pendidikan. 12 (1): 68-76.
Mumtahanah, N. (2014). Penggunaan Media
Visual dalam Pembelajaran PAI. Al Hikmah
Jurnal Studi Keislaman. 4 (1): 91-104.

Novianti, R. D. & Syaichudin, M. 2010.
Pengembangan Media Komik Pembelajaran
Matematika
untuk
Meningkatkan
Pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab
Pecahan pada Siswa Kelas V SDN
Ngembung. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10
(1): 74-85.
Novitasary, R. R, Haryono, T., & Ambarwati, R.
2014. Kelayakan Teoretis Media Komik
Materi Filum Arthropoda untuk Kelas X
SMA. BioEdu. 3 (1): 411-415.
Purwanto, D. 2013. Pengembangan Media Komik
IPA Terpadu Tema Pencemaran Air sebagai
Media Pembelajaran untuk Siswa SMP
Kelas VII. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa.
1 (1):71-76.
Rachmawati, D. A. Tanpa Tahun. Pengembangan
Media Pembelajaran Komik Biologi pada
Materi Sistem Pencernaan. (Online).
(http://jurnalonline.um.a...DC225DE5D0AD8B43FB40D
.doc, 1 Oktober 2016).
Risandi, R., Panjaitan, R. G. P.,& Titin. 2015.
Respon Siswa SMA Negeri Pontianak
terhadap Lembar Kerja Siswa Berbasis
Multimedia Sub Materi Invertebrata. Skripsi.
Fakultas FKIP Universitas Tanjungpura.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran:
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Savitri, E., Panjaitan, R. G. P., & Titin. 2016.
Pengembangan Media E-Comic Bilingual
Sub Materi Saluran dan Kelenjar
Pencernaan.
Unnes Science Education
Journal. 5 (6) : 1372-1381.
Simanullang S. & Manalu, D. R. 2011.
Perancangan Aplikasi Editor Grafis Comic
Pagemaker Berbasis Visual. VISI. 19 (3):
666-688.
Soramiranda, N., Ningsih, K., & Panjaitan, R. G.
P. 2016. Efektivitas Penggunaan Media
Powerpoint disertai Kartu Bergambar
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup di Kelas VII
SMPN 2 Ketapang. Jurnal Lentera Sains. 6
(2): 77-83.

Sudjana, N. & Rivai, A. 1990. Media
Pengajaran.
Bandung:
Sinar
Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Survia, Panjaitan, R. G. P., & Titin. 2016.
Pembuatan Media E-Komik pada Sub Materi
Zat Aditif. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran. 5 (7): 1-11.
Susilana, R. & Riyana, C. 2009. Media
Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV
Wacana Prima.
Wahyuningsih, A. N. 2011. Pengembangan
Media Komik Bergambar Materi Sistem
Saraf
untuk
Pembelajaran
yang
Menggunakan Strategi PQ4R. Jurnal
Pendidikan Progesif. 1 (2): 102-110.
Wahyuningsih, Jamaluddin, & Karnan. 2015.
Penerapan Pembelajaran Biologi Berbasis
Macromedia Flash dan Implikasinya

terhadap Keterampilan Metakognitif dan
Penguasaan Konsep Siswa Kelas VIII SMPN
6 Mataram. Jurnal Pijar MIPA. 10 (1): 4752.
Waluyanto, H. D. 2005. Komik sebagai Media
Komunikasi
Visual
Pembelajaran.
NIRMANA. 7 (1): 45-55.
Yamasari, Y. 2010. Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
yang Berkualitas. Seminar Nasional Pasca
Sarjana X ITS. 4 Agustus 2010. Surabaya.
Yuliandari, S. & Wahjudi, E. 2014.
Pengembangan
Media
Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif pada Mata
Pelajaran
Ekonomi
Materi
Jurnal
Penyesuaian Perusahaan Jasa. Jurnal
Pendidikan Akuntansi. 2 (2): 1-9.
Yunus, M. M., Salehi, H., & Embi, M. A. 2012.
Effect of Using Digital Comics to Improve
ESL Writing. Research Journal of Applied
Sciences, Engineering and Technology. 4
(18): 3462-3469.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25