PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASI
1
PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DI KELAS IV MI AL-IKHLAS SETUPATOK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar
dapat
didefinisikan
sbagai
sebagai
suatu
proses
mengorganisasi atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar
sehingga terjadi proses belajar anak. Implikasi definisi ini adalah, bahwa
peranan guru bukanlah mentransmisikan atau mendistribusikan pengetahuan
kepada anak semata, akan tetapi sebagai direktur belajar (director of leraning)
dari sejumlah peserta didik. Dengan direktur belajar, berarti bahwa guru
bukanlah orang yang serba unggul secara kognitif, afektif dan psikomotorik ia
adalah orang yang harus pandai membawa peserta didik menuju kondisi
belajar atau membawa peserta didik ke alam kesadaran akan perlunya belajar.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 46) mengemukakan
bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir. Septi Peni Wulandari (2007:2) yang
dikutip oleh Muhlas Bahtiar (2013) mengungkapkan bahwa jarimatika
(singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan
menggunakan jari tangan. Jarimatika juga merupakan sebuah cara sederhana
dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut
kaidah, dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang
konsep bilangan, lambang bilangan dan operasi hitung dasar kemudian
mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
Ahli pendidikan sependapat bahwa tidak ada satu metode mengajarpun
yang dipandang paling baik, karena baik tidaknya metode mengajar sangat
tergantung kepada tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta
1
2
didik, faislitas penunjang, kesanggupan individual dan lain-lain dan atas dasar
itu, maka kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan yang sederhana sampai yang kompleks. Atas dasar itu pula, maka
metode mengajar yang dipakai oleh guru ada yang didasarkan atas praktekpraktek empiris, pendapat ahli, petunjuk orang lain dan bahkan spekulasi saja.
(Danim, 2008:34)
Nana Sudjana (2009:3) mendifinisikan hasil belajar pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan
Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak
mengajar diakhiri dengan pross evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur,
bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang ada pada suatu bilangan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan Matematika adalah ilmu
tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang
mencakup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Matematika itu sendiri. faktor yang mempengaruhi hasil belajar Matematika
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan
siswa itu sendiri baik jasmani maupun rohani, sedangkan faktor eksternal
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor-faktor
tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar matematika. Karena dari faktorfaktor tersebut saling berkesinambungan.
MI Al-Ikhlas berada di Desa Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten
Cirebon yang bernaung dibawah Departemen Agama (DEPAG), sekolah MI
ini merupakan satu-satunya MI di Desa Setupatok. Seluruh siswa MI Al-
3
Ikhlas Setupatok berjumlah 385 yang terbagi menjadi 11 kelas, masingmasing kelas berjumlah 35 siswa. Siswa MI Al-Ikhlas Setupatok kelas IV
berjumlah 35 siswa. Kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran
Matematika itu susah dan membutuhkan pemahaman yang kuat. Pembelajaran
Matematika akan terasa jenuh apabila guru hanya menggunakan metode yang
tidak menunjang pada tujuan pembelajaran. Oleh karenaa itu penulis
beranggapan bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika. Setelah Guru menggunakan metode jarimatika seluruh siswa
dapat menghitung dengan baik. Sebelum Guru menggunakan metode
jarimatika ada 20 siswa yang belum bisa menghitung dengan baik. Dengan ini
penulis tertarik untuk meniliti masalah tersebut dengan judul “PENGARUH
METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DI KELAS IV MI AL-IKHLAS SETUPATOK”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dibutuhkan untuk mengklarifikasi tentang masalah
yang akan diselidiki. Penulis menyusun identifikasi masalah yang merujuk
pada latar belakang masalah, diantaranya yaitu:
1. Siswa merasa bingung untuk mengerti materi perkalian
2. Metode yang digunakan guru belum maksimal
3. Siswa belum bisa berhitung dengan baik
4. Siswa merasa belajar Matematika itu membosankan
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada metode jarimatika
dan hasil belajar Matematika.
1. Yang dimaksud metode jarimatika disini adalah menghitung operasi
perkalian.
2. Yang dimaksud hasil belajar Matematika adalah pada materi opersi
hitung.
4
3. Penelitian ini dilakukan di kelas IV yang berjumlah 35 orang MI AlIkhlas Setupatok.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas
Setupatok?
2. Bagaimana
penerapan
metode
jarimatika
dalam
pembelajaran
Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?
3. Apakah ada pengaruh hasil belajar Matematika dengan menggunakan
metode jarimatika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas
Setupatok
2. Untuk mengetahui penerapan metode jarimatika dalam pembelajaran
Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar Matematika dengan
menggunakan metode jarimatika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok
F. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Guru
a. Meningkatkan pengembangan efektifitas proses belajar mengajar
b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam
mendesain proses belajar mengajar
2. Siswa
a. Meningkatkan dan pengembangan pembelajaran Matematika
khususnya materi operasi hitung.
b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menghitung dengan baik.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika.
5
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Metode
1. Pengertian Metode
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 46) mengemukakan
bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan
dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode
mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan
pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak tidak membosankan, tetapi
menarik perhatian anak didik. Tetapi
juga penggunaan metode yang
bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila
penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya
dan dengan kondisi psikologi anak didik. Oleh karena itu, disinilah
kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan imteraksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang
dimilki guru untuk bagaiman mempersiapkan program pengajaran dengan
baik dan sistematis.
Salah satu usaha guru yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaiman memahami keduudukan metode sebagai salah satu komponen
5
6
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Oleh
karena itu, metode yang digunaka guru sangatlah penting maka kedudukan
metode dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik;
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
peranan yang tdak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam
kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar
mengajar yang tidak mengunakan metode pengajaran. Dalam
penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaika kondisi
dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan
metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak
pemilihan
metode.
Dalam
perumusan
tujuan
guru
perlu
merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu
mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang
dipilih guna menunjang mencapai tujuan yang telah dirumuskan
tersebut.
Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode,
karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan
kelemahannya.
Penggunaan
satu
metode
lebih
cenderung
menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi
anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat
kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti
kegiatan
belajar
anak
didik.
Kondisi
ini
sangat
tidak
menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan
kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak
didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh
guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan bealjar
mengajar.
7
b. Metode sebagai strategi pengajaran;
Setiap peserta didik memiliki kemampuan daya serap terhadap
pelajaran berbeda-beda. Oleh karena itu, memerlukan strategi
pengajaran yang tepat. Metode lah salah satu jawabannya. Untuk
sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan
pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk
sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap
bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau
metode eksperimen. Selain itu menurut Roestiyah. N. K (1989:1)
yang dikutip oleh syaiful. B. J & Aswan Zain (2013: 74)
mengungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar seorang
guru harus memilki strategi agar anak dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknikteknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan
demikian metode mengajaradalah strategi pengajaran sebagai alat
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c.
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang aan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang akan memberi arah
ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa
membawa kegiata belajar mengajar menurut sekehendak hatinya
dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya
perbuatan yang sia-sia.
Tujuan kegiatan belajar tidak akan tercapai selama komponenkomponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah
komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai
tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan
mampu mencapai tujuan pengajaran.
8
B. Metode Jarimatika
Menurut Septi Wulandari yang dikutip oleh Muhlas Bahtiar (2013)
jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan
menggunakan jari tangan. Metode ini dikembangkan kembali oleh Septi Peni
Wulandani sekitar tahun 2004, beliau lahir dan dibesarkan di Salatiga, sebuah
kota kecil dikaki gunung Merbabu, pada tanggal 21 September 1974. Meski
hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika mampu
melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai
dengan ribuan (atau mungkin lebih?).
Jarimatika
adalah
sebuah
cara
sederhana
dan
menyenangkan
mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai
dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan,
lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara
berhitung dengan jari-jari tangan.Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri
dengan gembira. (Septi Peni Wulandani, 2007: 2).
Metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat
mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya
selalu tersedia bahkan saat ujian karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri.
Sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar
kepada anak-anak menurut kaidah-kaidah berikut :
1. Dimulai dengan memahami konsep bilangan, lambang
bilangan dan
operasi hitung dasar
2. Barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
3. Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
Setelah diuji cobakan, mulai dari anak usia dini (pra sekolah) hingga
mahasiswa, para orang tua, guru, Kepala Sekolah, dll. Ternyata responnya
positif, mereka mengatakan bahwa metodenya sangat mudah dan praktis, dan
9
menyarankan agar segera diberi nama dan dibukukan serta didaftarkan hak
ciptanya.
Walaupun berbagai macam metode berhitung dengan jari seperti; Jari
Hitung Cepat, Matematika Jari, Aritmatika Jari, Jarimatika, Sempoa Jari,
Kejar dll. Yang semuanya bertujuan untuk pengoperasian dari KaBaTaKu
(Kali Bagi Tambah Kurang), serta menghitungnya masih tetap menggunakan
memori otak (ada angka-angka yang disimpan di otak). sehingga jari
tangannya benar-benar menyerupai kalkulator, maka metode ini diberi nama
JARIMATIKA yang artinya Jari Pintar Berhitung atau Berhitung dengan Jari.
1.
Langkah-langkah Jarimatika
Kenalkan dulu pada anak tentang bilangan dan proses membilang
Contoh : * Ini satu bola (tunjukkan bola satu buah)
* Bagaimana dengan ini ? (Tunjukkan beberapa bola)
a. Kenalkan lambang bilangan
b. Mulailah kenalkan dengan proses menjumlah dan mengurang
c. Kenalkan lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika
d. Ajak anak untuk terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk
menghafal lambang tersebut
2.
Kelebihan dan Kelemahan Jarimatika
Kelebihan
a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung.
b. Hal ini akan membuat anak mudah melakukannya.
c. Dapat melatih menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan
10
d. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin
mereka
menganggapnya
lucu.
Yang
jelas,
mereka
akan
melakukannya dengan gembira.
e. Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan.
f. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, atau
terlupa dimana menyimpannya.
Kelemahan
a. Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi matematika yang
bisa di selesaikan juga terbatas
b. Kalau kurang latihan agak lambat menghitung di bandingkan
sempoa
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran
tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. ( Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 2013: 38)
Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melkukan aktifitas tertentu. Walaupun pada
kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. (M. Sobry
Sutikno, 2008: 3)
Menurut Sujana (2013: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dalam (Nana Sujana, 2013:22)
membagi tiga macam hasil belajar yakni:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
11
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan oleh kurikulum. Sedangkan Gane membagi lima kategori hasil
belajar, yakni:
a. Informasi verbal
b. Keterampilan intelektual
c. Strategi kognitif sikap
d. Keterampilan motoris.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil
belajar dipengaruhi 2 hal atau faktor ini, yaitu:
a. Faktor internal (factor dalam diri)
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama
adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik,
kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara :
makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus
anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek
psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil
belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat,
motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri
kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai
motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap
demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
b. Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
12
1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya.
Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah
pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa
menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting,
mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah
terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi
belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar.
Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai
seorang pelajar.
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil
belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita
balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang
pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka tidak
memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang
monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil
belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan
keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi terhadap
prestasi
yang rendah,
kehidupannya
terlalu
difokuskan pada
pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari
itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika
tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum
memiliki konsep pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa
stress melihat tingkah kalian wahai para orang tua yang suka
bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
13
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang
hidup
dimasyarakat
akademik
mereka
akan
mempertahankan
gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi.
Masyarakat
juga,
dengan
segala
aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,
peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah
(secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan
yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil
belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasabiasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang
lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang
memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit
dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah
berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
D. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata matematika beraasl dari kata mathema dalam bahasa yunani
yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar, juga
Mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar ilmu matematika telah
banyak dikenal banyak orang pada masa pra sejarah. (Saepul. A, Dkk,
2008)
Matematika adalah terjemah dari mathematichs. Namun arti atau
definisi yang tepat dari matematik tidak dapat diterapkan secara eksak
(pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar
14
untuk dibuat, karena cabang matematika makin lama makin bertambah
dan makin bercampur satu sama lainnya.
Menurut james dan james (1976) yang dikutip oleh ruseffendi
dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang
banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang,yaitu aljabar, analisis dan
geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat,
sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh, ada pula
pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran
yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar,
geometri dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan
statistik.
Namun ada pula kelompok lain yang berpandangan bahwa ilmu
komputer da statistika nukan bagian dari matematika. Kelompok
matematikawan ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang
dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu,
matemayika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan
sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matematika,bukanlah urusannya.
Menurut pendapatnya matematika itu adalah ilmu struktur yang bersifat
deduktif atau aksionatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya.
2. Metode mengajar matematika
Apabila kita ingin mengajarkan sesuatu kepada anak/peserta didik
dengan baik dan berhasil pertama-tama yang harus diperhatikan adalah
metode atau cara pendekatan yang akan dilakukan sehingga sasaran yang
diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode
atau pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
15
tujuan. Dengan demikian jika pe getahuan tentang metode dapat dapat
mengkalsifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk mencapai tujuan
akan semakin efektif dan efisien.
Metode yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif
apabila menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau dengan kata
lain tujuan tercapai. Bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan
sesuatu makin efektif metode tersebut. Sedangkan metode mengajar
dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang
diharapkan menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya dan waktu
minimum atau semakin kecil tenaga, usaha, biaya dan waktu yang
dikeluarkan semakin efisien metode itu.
Metode atau cara atau pendekatan yang diharapkan dapat terlaksana
dengan baik, jika materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu.
Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara atau
pendekatan dalam pengajaran matematika sebelum menyusun strategi
belajar mengajar, dengan strategi belajar mengajar atau media pelajaran
sebagai pendukung materi pelahatan yang akan diajarkan.
E. Kerangka Berfikir
Menurut M. Sobry Sutikno (2008:83) mengungkapkan bahwa metode
secara harfiah berarti “ cara”. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah caracara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh murid dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang
guru harus bisa menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pelajaran. Oleh karena itu untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran
16
dengan baik maka seorang guru menggunakan metode. Metode merupakan
cara yang dilakukan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran guna
tercapainya sebuah tujuan pembelajaran.
Menurut Septi Wulandari dalam Muhlas Bahtiar (2013) Jarimatika
adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung
dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai dengan memahamkan
secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan
operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari
tangan.
Jarimatika merupakan cara berhitung cepat dengan menggunakan Jari
tangan yang dimulai dengan pemahaman lambang bilangan dan operasi hitung
dasar. Metode ini sangat efektif karena metode jarimatika melatih kecerdasan
otak dan kecepatan berhitung. Metode jarimatika juga bisa membuat pelajaran
matematika menjadi menyenangkan.
Menurut Sujana (2013: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami
pengalaman belajarnya.
Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan
belajar mengajar. Hasil belajar siswa bisa dilihat diakhir setelah diadakannya
kegiatan belajar mengajar. Dimana pada hasil belajar mengajar ini sebagai
acuan evaluasi pembelajaran siswa serta kemampuan apa saja yang telah
dikuasai oleh siswa.
Menurut james dan james (1976) yang dikutip oleh ruseffendi dalam
kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke
dalam tiga bidang,yaitu aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian
yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin
bercampur.
17
Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai
bilangan. Matematika juga bisa disebut sebagai alat komunikasi serta mampu
memecahkan masalah.
Menurut Sugiyono (2016:66) paradigma penelitian terdiri atas satu
variabel independen dan dependen. Hal ini digambarkan sebagai berikut:
X
X = Metode Jarimatika
r
Y
Y = Hasil Belajar
= Pengaruh antar variabel
F. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2016:96) mengungkapkan bahwa penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan
diuji oleh penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang positif dan bermakna pada penerapan
metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI AlIkhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.
Ha
: Terdapat pengaruh yang positif dan bermakna pada penerapan
metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI AlIkhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa ada pengaruh yang
positif pada penerapan metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika
kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan
Mundu Kabupaten Cirebon.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada semester genap (II)
tahun pelajaran 2015/2016. Diawali dengan observasi pada bulan
november 2016.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2016:117)
Saya
akan menelitian di MI AL-Ikhlas Setupatok Kecamatan
Mundu Kabupaten Cirebon pada siswa kelas IV dengan populasi 35 siswa
yang terdiri dari 20 siswi dan 15 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin
memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena,keterbatasn
dana, tenaga dan waktu, maka peeliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi.untuk itu sampel
18
19
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
(Sugiyono, 2016:118).
Dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono, 2016:148).
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV atau jumlah
seluruh populasi.
C. Instrumen Penelitian
Pada prinspnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian. (Sugiyono,
2016:148).
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
memberi tanda (√) pada kolom berikut (Sugiyono, 2016:136):
Jawaban
No.
1.
2.
Pernyataan
SS
Guru menjelaskan materi pelajaran
dengan baik
Guru menunjukan hal-hal yang dapat
menarik minat belajar siswa
Guru
memberi
contoh
cara
3. menggunakan menghitung jarimatika
dengan baik
Guru memberi
kesempatan
kepada
4. siswa untuk memperagakan menghitung
jarimatika
5. Guru memberi tugas yang berkaitan
ST
RG
TS
ST
S
20
dengan menghitung metode jarimatika
Guru memperhatikan kesulitan belajar
6.
siswa
Guru membangun hubungan yang baik
7.
dengan siswa
Guru mengembangkan suasana yang
8.
menyenagkan
Guru memberi
kesempatan
kepada
9. siswa untu menyampaikan kendala yang
10.
dialami siswa
Guru melakukan instruksi dengan jelas
kepada siswa
Keterangan :
SS
= Sangat Setuju
diberi skor
5
ST
= Setuju
diberi skor
4
RG
= Ragu-ragu
diberi skor
3
TS
= Tidak Setuju
diberi skor
2
STS
= Sangat Tidak Setuju diberi skor
1
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bla dilihat dari setingnya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar,
diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memeberika data kepada
pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
tenik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakkan denan
interview (wawancara), kuisioner (angket) observasi (pengamatan) dan
gabungan ketiganya.
21
Berdasarkan peneleitian yang dilakukan peneliti menggunakan alat
pengumpulan data wawancara terstrktur. Menurut Sugiyono (2106:194)
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendauluan
untk enemukan permaasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecl. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti aau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh.
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data empiris
mengenai proses pembelajaran matematika di kelas IV. Jenis wawancara
yang yang digunakan adalah wawancara terstrumtur yaitu wawancara yang
memliki pertanyaan terikat dengan jawabannya.
Wawancara ditujukan kepada siswa kelas IV sebagai narasumber.
Wawancara dilakukan di ruang kelas dengan alat pengmpul data berupa daftar
pertanyaan yang disertai jawaban. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan telah disiapkan sebelumnya agar memperoleh data yang akurat dan
terfokus pada tujuan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian pengaruh metode
jarimatika terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Sudjana (2005:273), uji normalitas digunakan untuk
menentukan apakah sampel yang dipilih berdistribusi normal atau tidak,
dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
X2 = Harga Chi-kuadrat
0i = Tugas frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi diharapkan
2. Uji Homogenitas
22
Dalam menguji homogenitas peneliti menggunakan cara membagi
varian terbesar dengan kata lain peneliti menggunakan rumus sebagai
berikut:
VariansTerbesar
F= Varians Terkecil
Menurut Sudjana (2005:250) dari hasil penelitian nanti dibandingkan
antara F itu dengan F tabel, jika F itu kurang dari F tabel maka variansvarans adalah homogenitas dalam membandingkan F tabel harus
disesuaikan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Bahtiar, Muhlas. 28/03/2013. Metode Jarimatika. http://muhlasbahtiar.blogspot.com/
2013/03/metode-jarimatika.html. diundih pada tanggal 20/10/2016.
Ruseffendi. Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta:PT. Rineka
Cipta.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sutikno, M. Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DI KELAS IV MI AL-IKHLAS SETUPATOK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar
dapat
didefinisikan
sbagai
sebagai
suatu
proses
mengorganisasi atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar
sehingga terjadi proses belajar anak. Implikasi definisi ini adalah, bahwa
peranan guru bukanlah mentransmisikan atau mendistribusikan pengetahuan
kepada anak semata, akan tetapi sebagai direktur belajar (director of leraning)
dari sejumlah peserta didik. Dengan direktur belajar, berarti bahwa guru
bukanlah orang yang serba unggul secara kognitif, afektif dan psikomotorik ia
adalah orang yang harus pandai membawa peserta didik menuju kondisi
belajar atau membawa peserta didik ke alam kesadaran akan perlunya belajar.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 46) mengemukakan
bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir. Septi Peni Wulandari (2007:2) yang
dikutip oleh Muhlas Bahtiar (2013) mengungkapkan bahwa jarimatika
(singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan
menggunakan jari tangan. Jarimatika juga merupakan sebuah cara sederhana
dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut
kaidah, dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang
konsep bilangan, lambang bilangan dan operasi hitung dasar kemudian
mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
Ahli pendidikan sependapat bahwa tidak ada satu metode mengajarpun
yang dipandang paling baik, karena baik tidaknya metode mengajar sangat
tergantung kepada tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta
1
2
didik, faislitas penunjang, kesanggupan individual dan lain-lain dan atas dasar
itu, maka kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan yang sederhana sampai yang kompleks. Atas dasar itu pula, maka
metode mengajar yang dipakai oleh guru ada yang didasarkan atas praktekpraktek empiris, pendapat ahli, petunjuk orang lain dan bahkan spekulasi saja.
(Danim, 2008:34)
Nana Sudjana (2009:3) mendifinisikan hasil belajar pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan
Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak
mengajar diakhiri dengan pross evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur,
bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang ada pada suatu bilangan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan Matematika adalah ilmu
tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang
mencakup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Matematika itu sendiri. faktor yang mempengaruhi hasil belajar Matematika
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan
siswa itu sendiri baik jasmani maupun rohani, sedangkan faktor eksternal
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor-faktor
tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar matematika. Karena dari faktorfaktor tersebut saling berkesinambungan.
MI Al-Ikhlas berada di Desa Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten
Cirebon yang bernaung dibawah Departemen Agama (DEPAG), sekolah MI
ini merupakan satu-satunya MI di Desa Setupatok. Seluruh siswa MI Al-
3
Ikhlas Setupatok berjumlah 385 yang terbagi menjadi 11 kelas, masingmasing kelas berjumlah 35 siswa. Siswa MI Al-Ikhlas Setupatok kelas IV
berjumlah 35 siswa. Kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran
Matematika itu susah dan membutuhkan pemahaman yang kuat. Pembelajaran
Matematika akan terasa jenuh apabila guru hanya menggunakan metode yang
tidak menunjang pada tujuan pembelajaran. Oleh karenaa itu penulis
beranggapan bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika. Setelah Guru menggunakan metode jarimatika seluruh siswa
dapat menghitung dengan baik. Sebelum Guru menggunakan metode
jarimatika ada 20 siswa yang belum bisa menghitung dengan baik. Dengan ini
penulis tertarik untuk meniliti masalah tersebut dengan judul “PENGARUH
METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DI KELAS IV MI AL-IKHLAS SETUPATOK”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dibutuhkan untuk mengklarifikasi tentang masalah
yang akan diselidiki. Penulis menyusun identifikasi masalah yang merujuk
pada latar belakang masalah, diantaranya yaitu:
1. Siswa merasa bingung untuk mengerti materi perkalian
2. Metode yang digunakan guru belum maksimal
3. Siswa belum bisa berhitung dengan baik
4. Siswa merasa belajar Matematika itu membosankan
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada metode jarimatika
dan hasil belajar Matematika.
1. Yang dimaksud metode jarimatika disini adalah menghitung operasi
perkalian.
2. Yang dimaksud hasil belajar Matematika adalah pada materi opersi
hitung.
4
3. Penelitian ini dilakukan di kelas IV yang berjumlah 35 orang MI AlIkhlas Setupatok.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas
Setupatok?
2. Bagaimana
penerapan
metode
jarimatika
dalam
pembelajaran
Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?
3. Apakah ada pengaruh hasil belajar Matematika dengan menggunakan
metode jarimatika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas
Setupatok
2. Untuk mengetahui penerapan metode jarimatika dalam pembelajaran
Matematika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar Matematika dengan
menggunakan metode jarimatika di kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok
F. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Guru
a. Meningkatkan pengembangan efektifitas proses belajar mengajar
b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam
mendesain proses belajar mengajar
2. Siswa
a. Meningkatkan dan pengembangan pembelajaran Matematika
khususnya materi operasi hitung.
b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menghitung dengan baik.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika.
5
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Metode
1. Pengertian Metode
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 46) mengemukakan
bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan
dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode
mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan
pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak tidak membosankan, tetapi
menarik perhatian anak didik. Tetapi
juga penggunaan metode yang
bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila
penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya
dan dengan kondisi psikologi anak didik. Oleh karena itu, disinilah
kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan imteraksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang
dimilki guru untuk bagaiman mempersiapkan program pengajaran dengan
baik dan sistematis.
Salah satu usaha guru yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaiman memahami keduudukan metode sebagai salah satu komponen
5
6
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Oleh
karena itu, metode yang digunaka guru sangatlah penting maka kedudukan
metode dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik;
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
peranan yang tdak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam
kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar
mengajar yang tidak mengunakan metode pengajaran. Dalam
penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaika kondisi
dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan
metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak
pemilihan
metode.
Dalam
perumusan
tujuan
guru
perlu
merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu
mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang
dipilih guna menunjang mencapai tujuan yang telah dirumuskan
tersebut.
Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode,
karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan
kelemahannya.
Penggunaan
satu
metode
lebih
cenderung
menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi
anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat
kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti
kegiatan
belajar
anak
didik.
Kondisi
ini
sangat
tidak
menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan
kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak
didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh
guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan bealjar
mengajar.
7
b. Metode sebagai strategi pengajaran;
Setiap peserta didik memiliki kemampuan daya serap terhadap
pelajaran berbeda-beda. Oleh karena itu, memerlukan strategi
pengajaran yang tepat. Metode lah salah satu jawabannya. Untuk
sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan
pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk
sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap
bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau
metode eksperimen. Selain itu menurut Roestiyah. N. K (1989:1)
yang dikutip oleh syaiful. B. J & Aswan Zain (2013: 74)
mengungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar seorang
guru harus memilki strategi agar anak dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknikteknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan
demikian metode mengajaradalah strategi pengajaran sebagai alat
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c.
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang aan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang akan memberi arah
ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa
membawa kegiata belajar mengajar menurut sekehendak hatinya
dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya
perbuatan yang sia-sia.
Tujuan kegiatan belajar tidak akan tercapai selama komponenkomponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah
komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai
tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan
mampu mencapai tujuan pengajaran.
8
B. Metode Jarimatika
Menurut Septi Wulandari yang dikutip oleh Muhlas Bahtiar (2013)
jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan
menggunakan jari tangan. Metode ini dikembangkan kembali oleh Septi Peni
Wulandani sekitar tahun 2004, beliau lahir dan dibesarkan di Salatiga, sebuah
kota kecil dikaki gunung Merbabu, pada tanggal 21 September 1974. Meski
hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika mampu
melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai
dengan ribuan (atau mungkin lebih?).
Jarimatika
adalah
sebuah
cara
sederhana
dan
menyenangkan
mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai
dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan,
lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara
berhitung dengan jari-jari tangan.Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri
dengan gembira. (Septi Peni Wulandani, 2007: 2).
Metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat
mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya
selalu tersedia bahkan saat ujian karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri.
Sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar
kepada anak-anak menurut kaidah-kaidah berikut :
1. Dimulai dengan memahami konsep bilangan, lambang
bilangan dan
operasi hitung dasar
2. Barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
3. Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
Setelah diuji cobakan, mulai dari anak usia dini (pra sekolah) hingga
mahasiswa, para orang tua, guru, Kepala Sekolah, dll. Ternyata responnya
positif, mereka mengatakan bahwa metodenya sangat mudah dan praktis, dan
9
menyarankan agar segera diberi nama dan dibukukan serta didaftarkan hak
ciptanya.
Walaupun berbagai macam metode berhitung dengan jari seperti; Jari
Hitung Cepat, Matematika Jari, Aritmatika Jari, Jarimatika, Sempoa Jari,
Kejar dll. Yang semuanya bertujuan untuk pengoperasian dari KaBaTaKu
(Kali Bagi Tambah Kurang), serta menghitungnya masih tetap menggunakan
memori otak (ada angka-angka yang disimpan di otak). sehingga jari
tangannya benar-benar menyerupai kalkulator, maka metode ini diberi nama
JARIMATIKA yang artinya Jari Pintar Berhitung atau Berhitung dengan Jari.
1.
Langkah-langkah Jarimatika
Kenalkan dulu pada anak tentang bilangan dan proses membilang
Contoh : * Ini satu bola (tunjukkan bola satu buah)
* Bagaimana dengan ini ? (Tunjukkan beberapa bola)
a. Kenalkan lambang bilangan
b. Mulailah kenalkan dengan proses menjumlah dan mengurang
c. Kenalkan lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika
d. Ajak anak untuk terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk
menghafal lambang tersebut
2.
Kelebihan dan Kelemahan Jarimatika
Kelebihan
a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung.
b. Hal ini akan membuat anak mudah melakukannya.
c. Dapat melatih menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan
10
d. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin
mereka
menganggapnya
lucu.
Yang
jelas,
mereka
akan
melakukannya dengan gembira.
e. Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan.
f. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, atau
terlupa dimana menyimpannya.
Kelemahan
a. Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi matematika yang
bisa di selesaikan juga terbatas
b. Kalau kurang latihan agak lambat menghitung di bandingkan
sempoa
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran
tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. ( Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 2013: 38)
Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melkukan aktifitas tertentu. Walaupun pada
kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. (M. Sobry
Sutikno, 2008: 3)
Menurut Sujana (2013: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dalam (Nana Sujana, 2013:22)
membagi tiga macam hasil belajar yakni:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
11
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan oleh kurikulum. Sedangkan Gane membagi lima kategori hasil
belajar, yakni:
a. Informasi verbal
b. Keterampilan intelektual
c. Strategi kognitif sikap
d. Keterampilan motoris.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil
belajar dipengaruhi 2 hal atau faktor ini, yaitu:
a. Faktor internal (factor dalam diri)
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama
adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik,
kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara :
makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus
anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek
psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil
belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat,
motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri
kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai
motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap
demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
b. Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
12
1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya.
Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah
pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa
menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting,
mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah
terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi
belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar.
Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai
seorang pelajar.
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil
belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita
balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang
pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka tidak
memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang
monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil
belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan
keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi terhadap
prestasi
yang rendah,
kehidupannya
terlalu
difokuskan pada
pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari
itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika
tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa tahun lamanya, belum
memiliki konsep pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa
stress melihat tingkah kalian wahai para orang tua yang suka
bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
13
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang
hidup
dimasyarakat
akademik
mereka
akan
mempertahankan
gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi.
Masyarakat
juga,
dengan
segala
aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,
peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah
(secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan
yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil
belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasabiasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang
lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang
memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit
dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah
berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
D. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata matematika beraasl dari kata mathema dalam bahasa yunani
yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar, juga
Mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar ilmu matematika telah
banyak dikenal banyak orang pada masa pra sejarah. (Saepul. A, Dkk,
2008)
Matematika adalah terjemah dari mathematichs. Namun arti atau
definisi yang tepat dari matematik tidak dapat diterapkan secara eksak
(pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar
14
untuk dibuat, karena cabang matematika makin lama makin bertambah
dan makin bercampur satu sama lainnya.
Menurut james dan james (1976) yang dikutip oleh ruseffendi
dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang
banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang,yaitu aljabar, analisis dan
geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat,
sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh, ada pula
pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran
yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar,
geometri dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan
statistik.
Namun ada pula kelompok lain yang berpandangan bahwa ilmu
komputer da statistika nukan bagian dari matematika. Kelompok
matematikawan ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang
dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu,
matemayika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan
sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matematika,bukanlah urusannya.
Menurut pendapatnya matematika itu adalah ilmu struktur yang bersifat
deduktif atau aksionatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya.
2. Metode mengajar matematika
Apabila kita ingin mengajarkan sesuatu kepada anak/peserta didik
dengan baik dan berhasil pertama-tama yang harus diperhatikan adalah
metode atau cara pendekatan yang akan dilakukan sehingga sasaran yang
diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode
atau pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
15
tujuan. Dengan demikian jika pe getahuan tentang metode dapat dapat
mengkalsifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk mencapai tujuan
akan semakin efektif dan efisien.
Metode yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif
apabila menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau dengan kata
lain tujuan tercapai. Bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan
sesuatu makin efektif metode tersebut. Sedangkan metode mengajar
dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang
diharapkan menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya dan waktu
minimum atau semakin kecil tenaga, usaha, biaya dan waktu yang
dikeluarkan semakin efisien metode itu.
Metode atau cara atau pendekatan yang diharapkan dapat terlaksana
dengan baik, jika materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu.
Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara atau
pendekatan dalam pengajaran matematika sebelum menyusun strategi
belajar mengajar, dengan strategi belajar mengajar atau media pelajaran
sebagai pendukung materi pelahatan yang akan diajarkan.
E. Kerangka Berfikir
Menurut M. Sobry Sutikno (2008:83) mengungkapkan bahwa metode
secara harfiah berarti “ cara”. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah caracara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh murid dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang
guru harus bisa menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pelajaran. Oleh karena itu untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran
16
dengan baik maka seorang guru menggunakan metode. Metode merupakan
cara yang dilakukan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran guna
tercapainya sebuah tujuan pembelajaran.
Menurut Septi Wulandari dalam Muhlas Bahtiar (2013) Jarimatika
adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung
dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai dengan memahamkan
secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan
operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari
tangan.
Jarimatika merupakan cara berhitung cepat dengan menggunakan Jari
tangan yang dimulai dengan pemahaman lambang bilangan dan operasi hitung
dasar. Metode ini sangat efektif karena metode jarimatika melatih kecerdasan
otak dan kecepatan berhitung. Metode jarimatika juga bisa membuat pelajaran
matematika menjadi menyenangkan.
Menurut Sujana (2013: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami
pengalaman belajarnya.
Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan
belajar mengajar. Hasil belajar siswa bisa dilihat diakhir setelah diadakannya
kegiatan belajar mengajar. Dimana pada hasil belajar mengajar ini sebagai
acuan evaluasi pembelajaran siswa serta kemampuan apa saja yang telah
dikuasai oleh siswa.
Menurut james dan james (1976) yang dikutip oleh ruseffendi dalam
kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke
dalam tiga bidang,yaitu aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian
yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin
bercampur.
17
Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai
bilangan. Matematika juga bisa disebut sebagai alat komunikasi serta mampu
memecahkan masalah.
Menurut Sugiyono (2016:66) paradigma penelitian terdiri atas satu
variabel independen dan dependen. Hal ini digambarkan sebagai berikut:
X
X = Metode Jarimatika
r
Y
Y = Hasil Belajar
= Pengaruh antar variabel
F. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2016:96) mengungkapkan bahwa penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan
diuji oleh penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang positif dan bermakna pada penerapan
metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI AlIkhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.
Ha
: Terdapat pengaruh yang positif dan bermakna pada penerapan
metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika kelas IV MI AlIkhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa ada pengaruh yang
positif pada penerapan metode jarimatika terhadap hasil belajar matematika
kelas IV MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan
Mundu Kabupaten Cirebon.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada semester genap (II)
tahun pelajaran 2015/2016. Diawali dengan observasi pada bulan
november 2016.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2016:117)
Saya
akan menelitian di MI AL-Ikhlas Setupatok Kecamatan
Mundu Kabupaten Cirebon pada siswa kelas IV dengan populasi 35 siswa
yang terdiri dari 20 siswi dan 15 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin
memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena,keterbatasn
dana, tenaga dan waktu, maka peeliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi.untuk itu sampel
18
19
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
(Sugiyono, 2016:118).
Dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono, 2016:148).
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV atau jumlah
seluruh populasi.
C. Instrumen Penelitian
Pada prinspnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian. (Sugiyono,
2016:148).
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
memberi tanda (√) pada kolom berikut (Sugiyono, 2016:136):
Jawaban
No.
1.
2.
Pernyataan
SS
Guru menjelaskan materi pelajaran
dengan baik
Guru menunjukan hal-hal yang dapat
menarik minat belajar siswa
Guru
memberi
contoh
cara
3. menggunakan menghitung jarimatika
dengan baik
Guru memberi
kesempatan
kepada
4. siswa untuk memperagakan menghitung
jarimatika
5. Guru memberi tugas yang berkaitan
ST
RG
TS
ST
S
20
dengan menghitung metode jarimatika
Guru memperhatikan kesulitan belajar
6.
siswa
Guru membangun hubungan yang baik
7.
dengan siswa
Guru mengembangkan suasana yang
8.
menyenagkan
Guru memberi
kesempatan
kepada
9. siswa untu menyampaikan kendala yang
10.
dialami siswa
Guru melakukan instruksi dengan jelas
kepada siswa
Keterangan :
SS
= Sangat Setuju
diberi skor
5
ST
= Setuju
diberi skor
4
RG
= Ragu-ragu
diberi skor
3
TS
= Tidak Setuju
diberi skor
2
STS
= Sangat Tidak Setuju diberi skor
1
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bla dilihat dari setingnya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar,
diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memeberika data kepada
pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
tenik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakkan denan
interview (wawancara), kuisioner (angket) observasi (pengamatan) dan
gabungan ketiganya.
21
Berdasarkan peneleitian yang dilakukan peneliti menggunakan alat
pengumpulan data wawancara terstrktur. Menurut Sugiyono (2106:194)
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendauluan
untk enemukan permaasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecl. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti aau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh.
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data empiris
mengenai proses pembelajaran matematika di kelas IV. Jenis wawancara
yang yang digunakan adalah wawancara terstrumtur yaitu wawancara yang
memliki pertanyaan terikat dengan jawabannya.
Wawancara ditujukan kepada siswa kelas IV sebagai narasumber.
Wawancara dilakukan di ruang kelas dengan alat pengmpul data berupa daftar
pertanyaan yang disertai jawaban. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan telah disiapkan sebelumnya agar memperoleh data yang akurat dan
terfokus pada tujuan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian pengaruh metode
jarimatika terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Sudjana (2005:273), uji normalitas digunakan untuk
menentukan apakah sampel yang dipilih berdistribusi normal atau tidak,
dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
X2 = Harga Chi-kuadrat
0i = Tugas frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi diharapkan
2. Uji Homogenitas
22
Dalam menguji homogenitas peneliti menggunakan cara membagi
varian terbesar dengan kata lain peneliti menggunakan rumus sebagai
berikut:
VariansTerbesar
F= Varians Terkecil
Menurut Sudjana (2005:250) dari hasil penelitian nanti dibandingkan
antara F itu dengan F tabel, jika F itu kurang dari F tabel maka variansvarans adalah homogenitas dalam membandingkan F tabel harus
disesuaikan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Bahtiar, Muhlas. 28/03/2013. Metode Jarimatika. http://muhlasbahtiar.blogspot.com/
2013/03/metode-jarimatika.html. diundih pada tanggal 20/10/2016.
Ruseffendi. Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta:PT. Rineka
Cipta.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sutikno, M. Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.