BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 Salatiga

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Era globalisasi sudah semakin terasa pengaruhnya didalam kehidupan, persaingan sudah semakin bebas terbuka. Tahun 2015 pasar bebas ASEAN atau MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sudah dimulai, persaingan terjadi di berbagai sektor ,industri, pertanian, perbankan, kesehatan dan lain sebagainya. Hal yang paling besar pengaruhnya adalah SDM (Sumber Daya Manusia), persaingan yang terjadi bukan hanya lokal, namun nasional bahkan internasional. Oleh karena itulah faktor pendidikan sangatlah penting untuk menyiapkan SDM yang bermutu dan berdaya saing global.

  Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan merupakan faktor penentu mutu sumber daya manusia. SMK adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan mutu lulusannya dengan ketrampilan atau skill yang siap kerja dan mampu bertahan dalam era global. Sedangkan SMA adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan mutu lulusannya dengan kecerdasan pengetahuan untuk dipersiapkan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Konsep manajemen mutu berbasis sekolah bertujuan mensosialisasikan konsep dasar lima pilar manajemen mutu terpadu dalam TQM. Memperoleh masukan agar konsep manajemen dapat diimplementasikan di lingkungan pendidikan.Menambah wawasan pengetahuan sekolah dalam meningkatkan kualitas mutu peserta didik.Memotivasi stakeholder sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah, kesadaran masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan. Kesadaran peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab dari pihak sekolah dan masyarakat.Wawasan mengenai mutu pendidikan di sekolah dirumuskan dengan target mutu yang ingin dicapai sesuai misi sekolah masing-masing (Sallis Edward; 2010:23). Hal ini berarti peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara sekolah ,masyarakat dan pemerintah.

  Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat (Depdiknas, 2002:7). Dalam pengertian mutu mengandung makna derajat (tingkat keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang

  

tangible atau intangible.Mutu yang tangible artinya dapat

  diamati dan dilihat dalam bentuk kualitas suatu benda atau dalam bentuk kegiatan dan perilaku.Mutu yang intagible adalah suatu kualitas yang tidak dapat secara langsung dilihat atau diamati, tetapi dapat dirasakan dan dialami, misalnya suasana disiplin, keakraban, kebersamaan, kebersihan dan sebagainya (Suryosubroto, 2004:210).

  Pendidikan akan menghasilkan lulusan yang bermutu, maka harus dikelola dengan proses pembelajaran yang bermutu pula, konsep pembelajaran tentunya harus berbeda.Perbedaan tersebut mencakup pada kemampuan akademik dan bakat kemampuan (skill).Keahlian yang dapat dimunculkan sejak bangku SMA menjadi kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

  Manajemen sekolah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang berdaya, kurang mandiri, pasif dan inisiatif untuk berkembangpun terpasung menunggu kebijakan. Sehingga membutuhkan sebuah manajemen dalam meningkatkan kualitas yang dimiliki sekolah tersebut. MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) pada dasarnya adalah bagian dari MBS (Manajemen berbasis sekolah). Fokus dari MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) terletak pada upaya peningkatan kualitas mutu sekolah yang diukur dari inputnya, prosesnya dan outputnya Input sekolah (peserta didik baru) diukur dari kualitas ujian (proses seleksi) terhadap calon peserta didik baru. Sedangkan proses diukur dari kepemimpinan kepala sekolah, perencanaan kurikulum, pemberdayaan guru, peningkatan kualitas sarana dan prasarana,kelengkapan media pembelajaran, dan sebagainya. Sedangkan outputnya terletak pada kualitas lulusan yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya atau bisa ditentukan dari hasil ujian nasional. Upaya peningkatan mutu sekolah itu tentunya telah diusahakan oleh semua sekolah yang ada di Indonesia. Dengan bekal kreatifitas kepala sekolah dalam membentuk budaya organisasi dan peningkatan mutu manajerial di lembaganya (Depdiknas,2002:3-4).

  Kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan menerapkan Total Quality Management (TQM).TQM pertama kali dikemukakan dan dikembangkan oleh EdwardDeming, Paine, dkk tahun 1982 (Daniel Kambey, 2004:34-45; Suryosubroto, 2004:198).TQM dalam pendidikan adalah filosofi perbaikan terus-menerus di mana lembaga untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan saat ini dan di masa mendatang.TQM Merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk,jasa, manusia, proses dan lingkungan. Namun pendekatan TQM hanya dapat dicapaidengan memperhatikan karakteristiknya, yaitu : 1) fokus pada pelanggan baik internal maupun eksternal, 2) memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas, 3) menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, 4) memiliki komitmen jangka panjang, 5) membutuhkan kerja-sama tim (team work), 6) memperbaiki proses secara berkesinambungan, 7) menyelenggarakan pendidikan dan latihan, 8) memberikan kebebasan yang terkendali, 9) memiliki kesatuan tujuan, dan 10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

  Strategi untuk meningkatkan mutu dengan menggunakan TQM pada mutu peserta didik merupakan sebuah rangkaian sistem.Sistem perbaikan membutuhkan sebuah evaluasi. Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Evaluasi program merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah dan dapat

  Pelaksanaan mutu pendidikan sekolah perlu dilakukan sebuah evaluasi.Evaluasi program diperlukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program terhadap hasil programnya. Evaluasi program dalam mengetahui komponen yang terkait dalam pelaksnaan mutu pendidikan dengan hasil belajar peserta didik. MMT merupakan kesatuan teori manajemen yang memasukkan komponen dan parameter terkait dalam sebuah pendidikan.

  Hasil belajar menjadi salah satu kesuksesan pencapaian prestasi peserta didik yang dapat diukur secara nominal. Selain itu laporan hasil belajar menjadi salah satu item persyaratan untuk melanjutkan jenjang pendidikan di universitas. Hasil belajar dengan nominal nilai yang tinggi menjadi indikator bahwa peserta didik mampu menguasi materi pembelajaran. Hasil ujian menjadi parameter penguasaan materi pembelajaran oleh peserta didik. Laporan hasil belajar peserta didik dipergunakan menjadi salah satu syarat melanjutkan ke universitas. Secara otomatis nilai nominal tinggi memberikan peluang besar peserta didik dalam melanjutkan ke universitas negeri favorit dan terbaik.

  Implementasi yang telah dijalankan pada sekolah SMP Islam Al-Azhar dan SMP IT Nurul Islam Tengaran yang dilakukan oleh Rina Priani (2014).Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan TQM di SMP tersebut merespon keinginan pelanggan pendidikan yakni terdiri dari siswa, orang tua, pejabat pendidikan, pengusaha, dunia kerja/dunia pendidikan, guru dan karyawan di sekolah..Pelayanan yang terbaik menciptakan kepuasan personil yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didalamnya termasuk siswa dan guru sebagai pengajar serta hasil belajar siswa.

  Penelitian mengenai penerapan Total Quality

  

Management pada program studi MPI Fakultas Tarbiyah dan

  Keguruan UIN Alauddin belum maksimal. Terdapat 70,19 responden mengatakan bahwa penerapan TQM berada pada tingkat biasa-biasa saja, terdapat 0,90% responden mengatakan baik dan terdapat 1,85% responden yang mengatakan penerapan TQM sudah sangat baik dan perlu dilanjutkan.

  Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Hanafiah, dkk adalah masalah pertama adalah sikap mental para pengelola pendidikan, baik yang memimpin maupun yang dipimpin. Yang dipimpin bergerak karena perintah atasan, bukan karena rasa tanggung jawab.Yang memimpin sebaliknya, tidak memberi kepercayaan, tidak memberi kebebasan berinisiatif, mendelegasikan wewenang.Gaya kepemimpinan yang tidak mendukung dikarenakan tidak menunjukkan pengakuan dan penghargaan terhadap keberhasilan kerja stafnya.Hal ini menyebabkan staf bekerja tanpa motivasi.Masalah keempat adalah kurangnya rasa memiliki pada para pelaksana pendidikan. Saat ini kondisi mutu SMA Negeri 2 Salatiga perlu ditingkatkan demi menghasilkan kualitas peserta didik yang memiliki kemampuan, integritas, keahlian, profesional yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya ,serta menjadi sekolah pilihan masyarakat.Dalam peningkatan kualitas secara terpadu. Hal ini didasarkan pada input peserta didik di SMA Negeri 2 Salatiga dalam kategori sedang dan peserta didik secara umum belum menunjukkan eksistensi dan keahliannya, sehingga menjadi tanggungjawab sekolah dalam mendukung perkembangannya.

  Pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di lingkungan SMA Negeri 2 Salatiga telah berlangsung selama sepuluh tahun. Dampak dari pelaksanaan ini belum nampak hasilnya secara signifikan hal tersebut didukung dengan data bahwa di kota Salatiga terdapat tiga sekolah negeri, yakni SMA Negeri 1, 2 dan 3. Pada posisi saat ini SMA Negeri 2 Salatiga berada pada posisi ketiga dari segi akademis dan dari non akademis belum begitu memperlihatkan keberhasilan yang bagus.

  Manajemen sumber daya dalam pengelolaan peserta didik kesamaan sesuai dengan tuntunan kurikulum nasional. Kurikulum KTSP 2006 yang didukung dengan sarana prasarana yang cukup memadahi serta pendidik dan tenaga kependidikan yang jumlahnya sesuai stadart. Hasil nilai akademik masih rendah, hal ini didukung dengan rendahnya jumlah alumni yang melanjutkan studi di universitas negeri dan swasta favorit. Tujuan utama dari sebuah pendidikan di sekolah menengah atas adalah memberikan bekal kepada para peserta didiknya dalam melanjutkan pendidikan di tingkat lanjut. Dengan demikian tujuan pendidikan di sekolah menengah atas terwujud melalui banyaknya lulusan yang melanjutkan studi. Tujuan yang diinginkan adalah tercapainya sumber daya manusia yang memiliki daya saing global. Agar Sekolah menjadi permasalahan mengapa terjadi demikian, artinya Sekolah yang menurut usia yang cukup matang, didukung dengan sarana yang cukup, tenaga pendidikan dalam jumlah yang memenuhi syarat, demikian juga secara kualifikasi dan juga faktor penunjang lain yang sangat cukup memadai, upaya mensejajarkan diri dengan Sekolah lain sangat perlu agar sekolah menjadi pilihan masyarakat.

  Berdasarkan pada hasil implementasi tersebut maka guna meningkatkan hasil belajar peserta didik diperlukan sebuah evaluasi. Evaluasi implementasi MMT di lingkungan SMA Negeri 2 Salatiga diperlukan sebagai strategi perbaikan atau bagian dari proses continous improvement. Program evaluasi merupakan bagian dari implementasi MMT dalam prosedur PDCA (Plan-Do-Check-Action). Hasil evaluasi berupa penilaian dari tingkat ketercapaian implementasi program atau target yang diperoleh dalam waktu tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkanpada latar belakang permasalahan diatas maka penyusunan penilitian ini memiliki rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana pelaksanaan program MMT (Manajemen

  Mutu Terpadu) dalam peningkatan hasil belajar di

  SMA Negeri 2 Salatiga? 2. Bagaimana hasil evaluasi program MMT (Manajemen

  Mutu Terpadu) dalam peningkatan hasil belajar di

  SMA Negeri 2 Salatiga?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian evaluasi program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam peningkatan hasil belajar di SMA Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut:

  1.Mengevaluasi pelaksanaan program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam peningkatan hasil belajardi SMA Negeri 2 Salatiga.

  2.Mengetahui hasil evaluasi program MMT Manajemen Mutu Terpadu) dalam peningkatan hasil belajar di SMA Negeri 2 Salatiga.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini ada 2 macam, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Bentuk atau wujud dari evaluasi adalah menghasilkan sebuah rekomendasi yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan . Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis a.

  Memperluas wawasan mengenai strategi dalam meningkatkan manajemen terpadu mutu pendidikan sekolah melalui teori-teori manajemen pendidikan berbasis sekolah.

  b.

  Penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran atau ide untuk mengembangkan teori-teori mengenai manajemen peningkatan kualitas peserta didik.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai manajemen MMT (Manajemen Mutu Terpadu) pada lingkungan sekolah.

  b.

  Bagi pihak Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai pedoman dalam memberikan dukungan yang tepat bagi pelaksanaan tugas dalam menjalankan MMT (Manajemen Mutu Terpadu) guna meningkatkan mutu pendidikan.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB Melalui Model Quantum Teaching

0 7 97

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Komik Interaktif Berbasis Discovery Learning untuk Pembelajaran Materi Pecahan Siswa Kelas V Sekolah Dasar

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga

0 0 17

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR “Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing SMA Kristen 2 Salatiga”

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 9