Politik Bhinneka Tunggal Ika
Politik Bhinneka Tunggal Ika Rowland Bismark Fernando Pasaribu 9/22/2013
! ! ! "# $ !
! ! !
% & '
# !
nation state devide et impera
! " #
$ #
% & #
concern common flatform
' (
% %
) ( %
" ,-- + *
% % .
) ,/ %
! " ) ' ' ) %
% %
# % 1 (
,
$ ' $
plural societies
% # # #
" '
# #
2 devide et impera
' % 3 " " %
inlanders
- &
%
/
4
5 " )
" .62- "
8
% 7 ! "
3 ) $
" 97: " "
" # " 97:
devide et impera common will
'
- % 7 %
# & #
# $
" .6 --- ,---
& # # ; #
7 %
7 # %
%
% %
common will
6 unitary economy
% ( % (
% #
% %
common social demand ) %
%
% %
% )
" %
& "
# ( 7 % 7 %
) % 0---
# % #
5 1 " ) #
7 %
2-- * " *
< $
%., %./
- %
% % *
" " ! " ! " " ! "
%.8 $ % ' $
$ $ % .8--%
$
- %0- )
=
- % 0- $ > ?
>the Eastern Seas? $ Indian Archipelago $ %
> *
Hindia ? >Hindia Timur? Daerah Jajahan Hindia? Insulinde?
>Tropisch Nederland $ " % +
)
4 .@/- 3 +
3 % # >
? >ras ras berkulit cokelat yang menghuni kepulauan *
Hindia ? $ ! ;
" # ; >Indonesia? >Indonesian? >Indonesians? # ;
> ? " #
@
) 1 " & # # ! A ? / > Indonesien order
B die Inseln des Malayischen Archipel ? .@@2%.@B2
.@@/ + & 4 # C ( ; #
% ' "
5 4 >Kepulauan Hindia?
.-
>Indonesia? = #
# " % % # <
'
1 D " $
,- .@6- # # >Hindia Timur
- Belanda ? ! ( ! .B-B
" "
- ' ( ' : ' ' !
" >dia menciptakan keteraturan, perdamaian, ..
dan kemakmuran, serta menyatukan segenap penduduk Hindia Belanda >
' " %0- *
5 : "
! .B.0 9 *
- !
( * ) ( 3 " .B.0
% %
- ! " & )
$
& F F
$ % %
.,
%
$ E
CC 2/ ,, %
% &
5 .B2B
nation state
( (
.0
E .B.0
5 ) .B-B ) .B..
: "
5 " %0- ) 0@ 7 .B0@ "
%
" % > ? % $
% : & % & 4 )
& )
.B/8%.B86 $
" " 8-G .B8/
# .--- H (
.2
# $ .B8/%.B88
- 3) & C $ " ) )
)
- %,- ) $ )
) # " CC 5 .D.B86E
"
./
' % ' %
.B88
.8
; :
" :
CC 5 .- .B/B
- ' ! "
%
" ! 0--- & 4 .2 .B86
% ! *
" & ' % ( &
' # ' %
# #
5 # E # # "
: % %
" world citizen % ( &
) )& &
" "
$ ' .BB@ ) #
.6
% $ $ 5 $$5 % ) "
>tidak ada dan tidak boleh ada? )
) 2 ) " '
% D
- #
&
common platform
# &
' (
$ ( (
public discourse "
"
.@
5 "
% %
# %# ' * ##
pertama
% ( +
( # ( & (
Kedua
( %
# ( E
& ) %
.B
% %
5
local genius
% C
% &
global village
# #
% * #
% : % &
E %
# # ' #
' % "
" % "
$ "
# E
0-
# #
# $ % % $ = '
$ = & $ =
$ " $ * )
# #
- ; %
# ' #
common platform
" E $
) %
% " %
" %
5 %
; (
" % $
" ; ( >Hubungan tidak menetralisir yang lain, tetapi
memelihara otentisitas yang lain, Yang lain sebagai sama sekali lain, tidak merupakan objek
0. yang menjadi milik kita. Sebaliknya, yang lain menarik diri ke dalam misterinya” ,
# %
; ( >di dalam perjumpaan yang tulus, yang lain menyentuh saya dan menyandera saya,
menyandera saya karena saya ditetapkan pada ketidakmungkinan untuk menolak rintihan
00 pihak lain” .
; ( " ) ( "
"
3 "
$
affirmative action. ; " affirmative action
>pengakuan pluralisme budaya yang menumbuhkan kepedulian untuk mengupayakan agar
kelompok kelompok minoritas terintegrasi ke dalam masyarakat dan masyarakat
mengakomodasi perbedaan kelompok minoritas agar kekhasan identitas mereka diakui ?' (
% %
) ( %
" ) plural societies
" devide et impera
common will
" ) .B0@ $ .B2/
% # +%,- ) $ ) "
" ) #
# #
' # ' %
- #
" "
& ' % ' #
common platform
" E $
Naupal, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
)C' 3 F ) ' I + 0-.0
Azra, Azyumardi. (2006) “Rejuvenasi Pancasila di Tengah Aus Globalisasi” dalam Try Soetrissno,
Reformasi dan Globalisasi: Menuju Indonesia Raya, Jakarta: yayasan Taman Pustaka.Brown, Colin. (2003). A Short History of Indonesia, The Unlikely Nation?, Sydney, Australia: Allen&
Unwin.Coppel, Charles. (2002). “Chinese-Indonesia as “Foreign Orientals” in the Netherland Indies”, dalam C.
Coppel (ed), Studying ethnic Chinese in Indonesia , Singapore: Humanities Press. (1896). Encyclopaedi van Nederlandsch-Indi , vol.1, ‘s Gravenhage: Martinus Nijhofft.
Furnivall, J.S. (1967). “Netherlands India: A Study of Plural Economy”, Cambridge at the University
Press.
________, (1956). Colonial Policy and Practice: A Comparative Study of Burma and Netherlands
India ”, Washington Square, New York: New York University Press.Geertz, Hildred. (1967). “Indonesian Culture and Communities”, dalam Ruth T. McVey, ed. Indonesia,
Southeast Asia Studies, , New Haven: Yale University, by arrangement with HRAF Press.George, Kahin. (1966). Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, New York: Cornel University
Press. Hoffman, Stanley. (2002) “Clash of Globalization”, dalam Foreign Affairs vol.81/4 , July/August 2002.Kemasang, A.R.T., (1985). How Dutch Collonialism Foreclosed a Domestic Bourgeoisie in Java: The
1740 Chinese Massacres Reappresed. Review, 1985. Kymlicka, Will. (2004). Etnicity, Nationalism and Minority Rights, ed. May. Modood and Squire. Lamster, J.C. (1942). J.B. Van Heutsz, Amsterdam: P.N. Van Kampen. Levinas, Emmanuel, (2000). Ethics and Infinity, Pittsburgh: Duquesne University Press.Nilson, R.E. (2009). The Idea of Indonesia, A History, Cambridge: Cambridge University Press. (terj.
Zia Anshar :sejarah Pemikiran dan Gagasan, Jakarta: Serambi, 2009.
Raharjo, Dawam. (1999). Masyarakat Madani: Agama, kelas menengah, dan Perubahan Sosial, Jakarta:
LP3ES.
Skinner, G. William (ed). (1959). “Local ethnic and National Loyalities in Village Indonesia: A
Symposium”, Yale University, Cultural Report Series, Southeast Asia Studies, 1959.Suryadinata, Leo. (1992). Pribumi Indonesia, the Chinese Minority and China, Singapura: Heinemann
Asia. Suryadinata, Leo. (1999). Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa, Jakarta: PT Pustaka.! F # plural society multicultural society peaceful coexistence
( % %
# % #
# % #
%
social disharmony Bhinneka Tunggal Ika
# ) $ " )
Bhinneka Tunggal Ika
" 5$ "
5$ %
! F
#
"
- : ## .BB8 * 0--0F2
5 $ ' ! " )
&
1 :
$ * # $ $ ‟
J + %
# %
) " 1 ( .B2@ * # 0--6F.8E 5 0--6F,, plural society
- # 0--6F.8
1 ( $ 0---F2/
& > ? &
/-- )
% $ 0---F2/ & %
% $ 0---F.8
# # Pertama # & #
4
4
- # + 4 ;
) '
- ) ;
4 ; ) *
;
- 4
4 # % # )
% ) $ ! " % ) "
%
5 )
& * # % #
K 3 $ # # # %
kedua #
# % # % #
%
5 ! ' .BB/
Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia
.BB/ /-- " %
.6 --- $
taken for granted
#
( ) ( )
# %
% ) #
%
7 " : "
D ( " " " & # 0--@
( & *
Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism .B@,
% imagined communities
imagined communities
) %
% 0--0 $
> ? > ? # historical being %
# % %
5 ) side effect #
# #
# $ # % #
% %
social disharmony
% "
) #
human dignity
" 5 $ '
multicultural society Bhinneka Tunggal Ika
& # 0--@
multicultural nation state
%
monocultural nation
- state
$ .6 & .B2/ CC .B2/
$ ) .B2B CC ) .B/- : %
# $ multicultural society
plural society
) 0--/FB@ '
peaceful coexistence
( & 0--8F./2 ) 0--/ (
#
Bhinneka Tunggal Ika
% "
7 '
% %
" ) %
"
$ = ' 3 " '
% % *&' )
- " % #
) %
$
better off
)
7
founding fathers
%
Bhinneka Tunggal Ika
5 $ 0---F. 2/ CC .B2/ %
Bhinneka Tunggal Ika
,8& CC .B2/ Lambang Negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika**. )
- 0--/FL ( ) historical being Bhinneka Tunggal Ika #
although in pieces yet one "
5 $ # #
5 $ '
5
- ' $ " )
3 F
Rwāneka dhātu winuwus wara Buddha Wiśwa, bhinnêki rakwa ring apan kěna parwanosěn, mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, bhinnêka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa .,BF / .
$ " 4 ) " '
5 M $ ) "
' % $
Bhineka Tunggal ika tan Hana Dharma Mangrwa
0--BF/-2%/-/ )
0--@F.,/ .B@/ "
Bhinneka Tunggal Ika
$ ' >mitreka satata?
> ? %
& : )
3 >bhinneka
tunggal ika tan hana darma mangrua ? >"
? 3 % # # $ ' %.2
0--- + C "
> ? % 5 &
- : ## 0---
0---FL F +
Ketika kita menyaksikan panorama Indonesia saat ini, rasanya kita sedang menyusun suatu sinopsis masa lalu yang tanpa batas, seperti kalau kita melihat benda benda peninggalan sejarah (artefak) dari bermacam macam lapisan dalam situs arkeologis yang lama mengeram, yang dijajarkan di atas sebuah meja sehingga sekali pandang bisa kita lihat kilasan sejarah manusia sepanjang ribuan tahun. Semua arus kultural yang sepanjang tiga milennia, mengalir berurutan, memasuki Nusantara dari India, dari Cina, dari Timur Tengah, dari Eropa – terwakili di tempat tempat tertentu: di Bali yang Hindu, di permukiman Cina di Jakarta, Semarang atau Surabaya, di pusat pusat Muslim di Aceh, Makasar atau Dataran Tinggi Padang; di daerah daerah Minahasa
dan Ambon yang Calvinis, atau daerah daerah Flores dan Timor yang Katolik.
0---FL # + + ; F
Rentang struktur sosialnya juga lebar, dan merangkum: sistem sistem kekuasaan Melayu Polynesia di pedalaman Kalimantan atau Sulawesi, desa desa tradisional di dataran rendah di sepanjang sungai Jawa Tengah dan Jawa Timur; desa desa nelayan dan penyelundupan yang berorientasi pasar di pantai pantai Kalimantan dan Sulawesi; ibu ibu kota provinsi yang kumuh dan kota kota kecil di Jawa dan pulau pulau seberang; dan kota kota metropolitan yang besar, terasing, dan setengah modern seperti Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Keanekaragaman bentuk perekonomian sistem sistem stratifikasi, atau aturan kekerabatan juga melimpah ruah.
& %
Bhinneka Tunggal Ika united and unifed diversities uniformed diversities
5
political will Bhinneka Tunggal Ika
$ #
% '
" % $
) %
" %
% ' "
# '
# " #
" 7 ;
7
monokulturalisme local cultural genius %
%
defense mechanism early warning system
% )
> ? #
%
7 "
% %
C
Bhinneka Tunggal Ika "
% "
) 0-..F/-
Bhinneka Tunggal Ika
5$ Bhinneka Tunggal Ika "
5$ Bhinneka Tunggal Ika "
5$ % Bhinneka
Tunggal Ika # % tangibles > " ? intangibles > " ? Bhinneka Tunggal Ika
#
Bhinneka Tunggal Ika
" # #
truth claim
$
Bhinneka Tunggal Ika imagined community %
# ( ( )
)
% %
$ > ? > ?
# historical being %
5 #
# # % #
%
social disharmony Bhinneka Tunggal Ika
) $ 1$ C ( & & 0--0 Imagined Communities Komunitas komunitas Terbayang .
= F $ . & # N 0--@ Pengembangan Warga Negara Multikultural Implikasinya
terhadap Kompetensi Kewarganegaraan ) C F
& & 0--8 >
5 F # ' ? Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan
Modernitas F
0--0 ' $ ' $ %$
& 0--0
Imagined Communities Komunitas komunitas Terbayang . = F $ .
- & 0--- * )
F ' $ 0---
Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik Filsafat Kebudayaan. ! F
1 0--0 ' $ 0--0 Kewargaan Multikultur: Teori Liberal mengenai Hak hak Minoritas 3 &#
3 ' : F & ; # ' ! F ; ,3)
- # 4 0--6 Politik Multikulturalisme F Menggugat Realitas Kebangsaan > # ' *
: ' ) ? = F $
$ 0--- Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik
Filsafat Kebudayaan. ! F +
5 0--6 Sistem Sosial Indonesia ! F + # ) 0--@ > ' ' F # $ ? Alumni 9 . 5 0 ' %& 0--@ .0@%./.
) 0--/ Sukubangsa dan Hubungan Antar Sukubangsa ! F = $ $ ) & 0-.. > ) $
? Prosiding Kongres Pancasila III “Harapan, Peluang, Tantangan
Pembudayaan Nilai nilai Pancasila” ' C ( & ) + C ( ' = ,. ' < . ! 0-..
) ' 0--B Kakawin Sutasoma F " 4 '
# % % " ##
# # ' & :
: # # ( # # # #
# L
N " #
# M & " ( M 4 # " # #
# ## #
& # L # # # # #
- 4
O # N #
# N (
# #
# # "
# # #
# # ## " # ## # # # "
# ) # #
# # ) # " # " # 3 #
# ## # #
#
"
$ # "
CC .B2/ CC 5 6 0-.0 $ # ) CC $) % " >melaknat
tindakan anarkis yang mereproduksi tragedi eksistensial manusia dalam konflik agama ?
$ # $ 0---F .//%./8 )
# # CC $) >perseteruan dan/atau
benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung
dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan
disintegrasi sosial, sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan
nasional ? CC $) . $ ## % D %
% / CC $) ) #
! # .B/-%
' 4 ; #
) $ .B88 # #
3 #
# CC 5 00 .BBB ; 0--0F , 5 CC $) #
$ # = #
: ) "
.BB@ ! 0--. $
//2 " $ 0--. )
$ 3 .BB@ " " & =
>Darussalam? .BB@ Kedua % ! "
- $
$ ) ) ' ) 0--.
0--2 5 ) :
! & " :
8 1 0-.. ) ! & "
: " : ! & :
" ) " ! & ) Kedua
) $ " ! &
) " "
! & ( ) & 9 $ )
0-.. 5 " ! & @ 1 0-..
- $ $ ! "
$ " & " " 5 $
- &
% 9 ( 5 " 0-..
" # #
! #
> ? $ # #
5
5
- $ ' ' ' )
Kakawin Sutasoma .,B / ' F Rwāneka dhātu winuwus wara Buddha Wiśwa, bhinnêki rakwa ring apan kěna parwanosěn, mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, bhinnêka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa
F $ ) " ' ) ! ) "
% 0--BF /-2%/-/
! " > % ? %
%
% %
%
Kakawin Sutasoma
%) " ) * ' =
$ ) 0@ 7 .B0@ >
? ) 0--BF , ) (
# 5 $ '
# #
# M $ M
& #
$ %7 & !P
- & *
# ' 1 # ' L .
$ (
- .B@-F ,%2
( % #% # C
%
- >dilupakan? )
% .B@-F ./0
# * # $ vis à vis (
$ %
.B@-F ./6%./@ %
$
status quo
& #
$ # ) "
5
4 F ' "
4 %
' #
% ) 5 )
4 % &
> ? ? ? 0--@F
5 " 4
- %
5 %
% #
' ) & '
takhassus
" %
0--@F " # #
%Q G %&G # .60 " > & ? '
" &
# &
% % & %&G # >ayat perjanjian
primordial ?
>$ " & " %5 "
# ? $ " % %
" %
' " % 0-..F / %
% &
82
kalimat un sawa’ >pentingnya tali kasih sayang antar umat agama ?
$ >
" %' 88 % " >dan sekiranya
mereka mengikuti ajaran Taurat dan Injil serta segala yang diturunkan dari Tuhan kepada
mereka, niscaya mereka akan menikmati kesenangan dari setiap penjuru ? )% C
" # 0-..F 6%B $ %
' #
' > ?
,
( >multikulturalisme? > (
2
? "
( (
( F ( ( # ( ( (
" (
$ ( #
( % %
# $ # #
$ ( =
% $
- 0---F,%2 (
# $ /
& % &
( = M & ) "
>diversitas budaya dapat dirayakan dengan syarat orang memiliki kebebasan seluas luasnya
untuk memilih praktek kebudayaan tertentu ? ) 0--6F.B, 1
; 0--/
8 Le Monde >model multikulturalisme Inggris dilanda
krisis ? $ ! & +
7 ) ! ( & >jangan memakai ancaman nyata terorisme sebagai justifikasi
untuk mengerdilkan pencapaian Inggris di bidang relasi antar ras selama lebih dari seperempat
abad ini ? ) & )0--6F .B/ '
' 1 % 7 #
diffused $
& C $ & .B6-% ' 3 ) #
& $ " % 5 0--6F 22
F ) .B0@
) C $ & #
# 4 $ '
# $ 0--,F08 $ "
xenophobia
) $ "
% ) :
politics of recognition '
6
# ( ) " # = .BB0F 0/%/.
$ #
% %
% %
# % ( (
# ( "
(
# $
$ # CC .B2/ 0@3 " >setiap orang berhak memeluk
agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali ? $ #- & >bentuk *
penguasaan terhadap seseorang atau kelompok tertentu dengan menggunakan kekuatan
kepemimpinan intelektual dan moral secara konsensus ?% &
- .BBBF 0-
#
- $
5 "
#
4 >Deklarasi Malino untuk Poso? 0- 0--. " F
>Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang mewakili masyarakat Muslim dan
Kristiani Poso serta kelompok kelompok yang ada, setelah mengalami dan menyadari bahwa konflik dan perselisihan yang berlangsung selama tiga tahun terakhir ini di Kabupaten Poso dan Kabupaten Morowali, telah membawa penderitaan dan
kesengsaraan yang berkepanjangan bagi rakyat, maka dengan hati yang lapang serta jiwa terbuka, sepakat:
1. Menghentikan semua bentuk konflik dan perselisihan.
2. Menaati semua bentuk dan upaya penegakan hukum dan mendukung pemberian sanksi hukum bagi siapa saja yang melanggar.
3. Meminta aparat negara bertindak tegas dan adil untuk menjaga keamanan.
4. ....”5 0--2
- & ) %
" ?konflik Poso
yang muncul di permukaan lebih dilihat dari aspek SARA (suku, agama, ras dan antar
kelompok). Akan tetapi bila diperhatikan secara cermat, konflik Poso lebih didasarkan pada
kesenjangan politik pemerintahan dan kesenjangan sosial ekonomi ? ) 0--2) > # ?
>mengorbankan? % E
% $
# >subordinat? >subaltern? + .BBBF 0- @
: $ #
! & ' &
! & " !
& ) (
8 ( ! & $
) $ "
$ $
% #
- )
# >hegemoni? >dominasi?
- .BBBF0- )
#
) "
#
" % ! &
$ # CC .B2/
0B " >negara menjamin kemerdekaan tiap tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu ? # # CC $)" F >Tanggung jawab negara memberikan pelindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi melalui upaya penciptaan suasana yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera baik lahir maupun batin sebagai wujud hak setiap orang atas pelindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda serta hak atas rasa aman dan pelindungan dari ancaman ketakutan. Bebas dari rasa takut
merupakan jaminan terhadap hak hidup secara aman, damai, adil, dan sejahtera ?
) # "
! F >Berbeda agama tetapi tetap satu bangsa. Berbeda kepercayaan tetapi tetap satu
bangsa ?
$ F
$ ! % ) " >manusia adalah kebebasan ? *
)
B
.B28F2 ) >tidak?
$
anxiety
) fear $
" $ 5 ) " %
# )
mauvaise foi bad faith
' " >sifat saya
begitu, apa boleh buat ? .BBBF B8%B@ $
# F
'
" C
' 3 ; ( #
' " the Other ' 0---F ,0-%
,/, ; ( > ? '
7 Autrui Other
7 7 >eksterioritas? >transendensi? 7
7
7
l’Etranger
7 >Wajah?
4 .BBBF 0@@%0B-
; ( " "
)
7 "
7
.-
" 7 ; ( .B6BF 26 $ "
# $
% % $
% >dilupakan? # =
# % " $
$ )
"
the Other "
='3 "
" #
!
" #
5 # F
: $ # $
# #
Pertama
) "
#
Kedua
# (
$ "
" ' ! N
# )
# #
Masykur Wahid Program Studi Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia SUMBER: Prosiding Seminar Internasional Multikultural & Globalisasi 2012 Bertens, K. (1999). Filsafat Barat XX, Prancis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bleicher, Josef. (1980). Contemporary Hermeneutics: Hermeneutics as Method, Philosophy and
Critique . London: Routledge & Kegan Paul Ltd.Derrida, Jacques. (1974). Of Grammatology. Maryland: John Hopkins University Press.
Djauhari, Mohammad Tidjani (a). (2008). Menebar Islam Meretas Aral Dakwah,Jakarta: Taj Publishing.
_________________________ (b). (2008). Masa Depan Pendidikan Pesantren Agenda yang Belum
Terselesaikan, Jakarta: Taj Publishing.
Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat). (1999). "Krisis Perlindungan Hak Asasi Manusia di
Indonesia," dalam Hak Asasi Manusia Triwulan Kedua 1998.Gramsci, Antonio. (1999). Selections from the Prison Notebooks. Quentin Hoare and Geoffrey Nowell
Smith (ed. & trans.). London: Elecbook.Habermas, Jürgen. (1988). On Logic of the Social Sciences. Shierry Weber Nicholsen and Jerry A. Stark
(trans.). Cambridge: Polity Press.Hardiman, F. Budi. (2003). “Pengantar: Belajar dari Politik Multikukturlisme”, dalam Kewargaan
Multikultural . Edlina Hafmini Eddin (penerj.) Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Kymlicka, Will. (2002). Kewargaan Multikultural. Edlina Hafmini Edin (penerj.). Jakarta: LP3ES.Levinas, Emmanuel. (1979). Totality and Infinity: An Essay on Exteriority. Alphonso Lingis (trans.).
London: Martinus Nijhoff Publishers. Moran, Dermot. (2000). Introduction to Phenomenology. New York: Routledge.
Noorsalim, Marsudi, M. Nurkhoiron, Ridwan Al-Makassary (ed.) (2007). Hak Minoritas,
Multikulturalisme dan Dilema Negara Bangsa . Jakarta: The Interseksi Foundation.Parekh, Bhikhu. (2000). Rethingking Multiculturalism, Cultural Diversity and Political Theory. London:
MacMillan Press Ltd. Sartre, Jean-Paul. (1946). “Existentialism is a Humanism”. In Existentialisme from Dostoyevsky to Sartre . Walter Kaufman (trans.). <http://www.marxists.org/reference/archive/sartre/works/exist/sartre.htm>Sen, Amartya. (2007). Kekerasan dan Ilusi tentang Identitas. Arif Susanto (penerj.). Tangerang: Marjin
Kiri. KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan). (2001). Laporan.
_______. ( 2011). “Negara Tak Kunjung Terusik”. Laporan Hak Asasi Manusia Peristiwa Penyerangan
Jama’ah Ahmadiyah Cikeusik . 6 Februari.
Kuper, Adam & Jessica Kuper. (2000). Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Buku Satu: Accelerator-Lyotard.
Terj. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Liddle, William R. (2002). “Agama Rentan Jadi Sumber Konflik Politik”, diunduh pada tanggal 12 Juni
2012.Munawar-Rachman, Budhy. (2011). “Basis Teologi Persaudaraan antar-Agama” dalam Kolom. Edisi
007, Agustus, hlm. 1-10.Setyani, Turita Indah. (2009). “Bhineka Tunggal Ika sebagai Pembentuk Jati Diri Bangsa” dalam
Makalah . Konferensi Nasional dan Pembentukan Organisasi Profesi Pengajar Bahasa, Sastra, Budaya,
dan Seni Daerah se-Indonesia. Yogyakarta. 8-9 Agustus.Susanto, Hari. (2004). “Konflik Poso, Tak Kunjung Sudah”, diunduh 10 September 2013 Tantular, Mpu. (2009). Kakawin Sutasoma. Dwi Woro Retno Mastuti dan Hastho Bramantyo (penerj.). UU Nomor 07 Tahun 2012 tentang PKS (Penanganan Konflik Sosial).
Viva News. (2011). “Gereja di Temanggung Dirusak Massa”, diunduh pada tanggal 20 September 2013,
" # "
# # #
" $ # $
" $ " # C
" )
C "
) "
# # # 1 # & 1 # # =&5+ ;& 5 1 #
#
!
& = krisis
" 0--@
ekonomi global
4 : .. ) 0--. = $
krisis dunia pendidikan
& #
policy makers %
" %
profit, skill #
% # %
# # "
" "
# % # # per capita . " the silent crisis
$ #
) $
$
Everything are business as usual
) " soul
persona
) '
# #
( # $ '
3 " % 3 # #
" " (
% %
- (
" # # % diritti
umani
# (
logika global, " #
For those who askswhere the true life is " take care of what is born”. … You can only put your
, hope in what is inappear ' % fixed, %
# %
< > % ?
glokalisasi
$ # #
" &
& % $ "
lokalisme global
% globalisme lokal ( # >kolonisasi masyarakat global? " ; " 5 %
3 & :
9
virus dunia maya
% 5 " ( (
- "
%
incommensurable
'
2 #
1 '
" "
%
reason d’etre
& $
# '
" %
'
5 F % trafficking
/ multinational discussion $ global interdependency
% C multinational discussion
) )
6 citizens of the world,
"
5 $
human interactions % profit
> >members of a heterogenous nation? R
%
6
? #
$ % %
)
8
" " ignorance is a virtual guarantee of bad behavior $ #
ignorantia
7
7 "
% ( >sesama manusia?
"
gender
#
$ %
) " #
# # %# '
#
sharing
- "
% "
- genuine concern
$ % #
stereotype
& % "
B
# % bernalar
content
pedagogi. Pedagogi "
% ) # #
) " %
bertanya Bertanya
% "
" )
) bertanya menjawab
bertanya
- )
) % & A G opinione
comune metode dialektika pertanyaan jawaban .-
7 " ) " )
# " & ) " & )
&
dialektika bertanya
"
menjawab .. All are equal in the face of the argument
.0
>membebaskan jiwa semua orang dari pengetahuan yang salah? & "
) %
) # % > S?
>Manusia, siapakah engkauM? ' ! " "
" " # #
% # =
%
yes people, %
) (
( liberal arts # %
% % # %
#
.,
( # C
a culture of accountability,
" " %
#
7 #
# "
= " $ "
" "
utility
" "
# %
< )
% deliberasi
Eudaimonía
%
(arête .2 %
" ! '
$
7 # #
%
) # # 4 " ) ' # % 3 &
& &# % &
3 & &# & %
# : ! $ %
" ' % %
" %
$ #
% # #
$
./
% # " # %
) ) #
% # %# $
$ %
( " $
% $ # %
(
.8
% %
% ' sejarah yang lain
bahasa yang lain
$
$ #
) %
- %
- ' >
.6
? Welt haben und Sprache haben) %
" $
% "
% % :
% "
.@
) " "
5 " %
%
.B
& #
' $
" # % $ "
$ %
%
0- cultivating humanity) C "
5 &
" "
5 "
' 5 "
Pertama > 0.
? $ $
# $
% ; % #
#
Kedua, >kecakapan untuk melihat dirinya bukan melulu segabai warga Negara dari wilayah
atau kelompok lokal tertentu, melainkan juga, dan terutama nian, sebagai mahluk insan yang
terikat dengan semua mahluk insan lainnya melalui tambatan pengakuan dan keprihatinan
00 sebagai warga negara R? *
% %
Ketiga #. #
$ #
) #
%
0,
" #
# # #
a tool of economic growth quality of life
&
- "
" the humanities and the arts are
02 being cut away
# # ketrampilan
( $ $
mata batin
7
mata batin :
) " "
% "
We may become powerfull by
knowledge, but we attain fullness by sympathy… but we find that this education of sympathy