BAB 10 MELAPORKAN DAN MENGEVALUASI PENELITIAN - Bab 10 LAPORAN & EVALUASI OK BANGET
yang bentuknya bisa beragam. Bab ini akan difokuskn pada bagaimana
menulis dan mengarang sebuah laporan penelitian dan bagaimana
mengevaluasi kualitas laporan tersebut. Ia memberi penekanan pada
pentingnya pembaca, menyusunyna untuk kepentingan pembaca,
menuliskannya dengan cara ilmiah dan tidak diskriminatif, menggunakan
kriteria yang umum diterima dalam rangka menilai kualitas laporan
tersebut.Pada akhir bab ini, anda diharapkan akan mampu:
Mendefenisikan tujuan penulisan laporan penelitian
Mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam penulisannyaa demi kepentingan pembaca; Membedakan diantara berbagai tipe laporan dan proposal penelitian: disertasi atau tesis, artikel jurnal, makalah untuk konferensi/seminar, dan laporan berorientasi kebjakan dan sekolah
Mendeskripsikan struktur fisik dri laporan penelitian kuantitatif dan kuaitatif
Mengidentifikasi bahasa yaang secara khusus digunakan dalam laporan penelitian
Menggunakan strategi penulisan ilmiah untuk membantu para pembaca memahami penelitian anda
Membuat daftar kriteria untuk menilai laporan penelitian
Maria menyaajikan laporan akhir penelitiannyaa kepada panitia ujian dan penasehat akademisnyaa di program pasca sarjana. Ia menulis dua laporan yaang berbeda untuk masing-masing audience ini. Untuk panita ujian, ia memberi penekanan pada hasil, tidak begitu mementingkan metoda, dan menggars bawahi implikasi praktis. Untuk penasehat akademisnyaa, Maria memberi penekanan pada penelitiannyaa dan memberi perhatian ekstra pada pengumpulan dan anlisis data dalam rangka melahirkan jawaban yaang logis terhadap pertanyaaan- pertanyaaan penelitiannyaa. Menulis dengan fokus terhadap audience merupakan pusat pendekatan yaang dilakukan Maria, sebagaimana halnyaa penekanan yaang dia berikan bagi pengembangan sensitivitas terhadan para siswa dan para guru dalam penelitiannyaa. Pada akhirnyaa, dua-duanyaa panitai ujian dan penasehat akademisnyaa, akan menilai laporan penelitiannyaa. Ia perlu membicarakan dengan kedua beliau tersebut kriteria yaang digunakan untuk menilai kualitas penelitiannyaa.
Langkah-langkah dalam proses penelitian berakhir dengan disusunyaa laporan tertulis dari penelitian anda. Laporan penelitian adalah laporan tentang pelaksanaan investigasi dan eksplorasi suatu masalah, mengidentifikasi pertanyaaan yaang akan dijawab; tercakup data-data yaang dikumpulkan dan dianalisis serta diberi interpretasi oleh si peneliti. Ia disusun untuk beberapa audience yaang berbeda, dan bervariasi dalam hal panjang dan formatnyaa, dan berbeda untuk penelitian kuantitatif dan penelitian kulaitatif.
Siapa audience yang akan menerima laporan? Agar kelompok-kelompok dan individu-individu bisa memahami dan
secara potensial akan mengambil manfaat dari temuan-temuan penelitian, anda harus menulis laporan penelitian anda sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh audience yaang menjadi sasaran anda. Dengan demikian, aturan pokoknyaa adalah tulislah demi audience anda! Tak perlu dipertanyaaan lagi, untuk audience yaang bebeda diperlukan standar yaang berbeda pula, sebagaimana diperlihatkan oleh Tabel 10.1.
Aturan dan prosedur di fakultas dan universitas menetapkan kriteria yaang digunakan para dosen pembimbing dan panitia penguji. Para anggota penilai dan editor jurnal menggunakan kriteria yaang dicantumkan sekali setahun di dalam jurnal mereka dan sering dicantumkan juga di halaman web jurnal yaang bersangkutan. Kriteria- kriteria ini menetapkan, setidak-tidaknyaa secara umum, standar yaang mereka gunakan dalam menilai laporan penelitian yaang diserahkan untuk dipublikasikan, tipe-tipe penelitian yaang mereka ingin publikasikan, dan petunjuk bagi pengarang apabila mereka mengirimkan manuskrip. Pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan di sekolah dan seting-seting pendidikan lainnyaa mengevaluasi sesuatu laporan penelitian dalam hal kejelasan, kesederhanaan, dan kemanfaatan untuk praktek. Para penilai makalah untuk konferensi sering menggunakan petunjuk khusus dalam menilai proposal yaang diserahkan untuk dipresentasikan. Singkatnyaa, para peneliti perlu mempertimbangkan audience dari penelitian mereka dan menggunakan standar umum yaang tersedia dalam literatur standar-- standar khusus bagi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Maria perlu mempertimbangkan bagaimana ia akan menulis laporan penelitiannyaa untuk panitia ujian dan penasehat akademiknyaa. Mari lihat catatan Maria seperti diperlihatkan pada Diagram 10.1. Ia memasukkan ke dalam pertimbangannyaa minat dari masing-masing anggota tim penguji sehingga ia terpaksa memasukkan implikasi- implikasi praktis. Untuk penasehat akademiknyaa, ia mengetahui bahwa dosen penasehat akademikinyaa memiliki standar yaang tinggi, telah membimbing banyaak sekali tesis sebelumnyaa, dan barangkali telah memiliki format tertentu dalam pikirannyaa untuk laporan akhir tesisnyaa. Ia juga menciptakan daftar yaang harus dia kerjakan untuk sekadar mengingat dirinyaa sendiri untuk mencari informasi yaang dia perlukan sebelum dia melangkah ke fase selanjutnyaa.
Seandainyaa anda adalah Maria dan perlu menulis sebuah laporan sebagai persyaaratan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan anda, bagaimana anda menuliskan ini semua? Bagaimana anda menulis sebuah laporan untuk panitia penguji? Buat daftar dua atau tiga strategi penulisan yaang akan anda gunakan! Kemudian kembali ke bahagian berikutnyaa dan baca tentang tipe-tipe laporan penelitian dan strukturnyaa secara menyaeluruh.
Apa tipe-tipe laporan penelitian?
Mahasiswa diwajibkan mempersiapkan disertasi atau tesisnyaa sebagai prasyaarat bagi program doktor atau masternyaa. Setelah menyaelesaikan disertasi atau tesisnyaa, ia perlu memampatkannyaa menjadi artikel jurnal untuk kemudian diterbitkan pada sebuah jurnal pendidikan. Atau ia boleh mempresentasikan dalam versi yaang singkat dari disertasi atau tesis itu pada konferensi tingkat daerah, nasional, regional atau pada individu-individu di seting sekolahnyaa. Setelah mendapatkan komentar dari audiencenyaa ini dan merevisinyaa atas dasar komentar-komentar itu tadi, ia menyaerahkan penelitiannyaa kepada jurnal untuk dipublikasikan atau menyaerahkan ke sekolahnyaa atau ke Dinas Pendidikan di daerahnyaa untuk diarsifkan.
Disertasi dan Tesis
Disertasi dan tesis adalah laoran penelitian doktor dan master yaang dipersipkan untuk diserahkan kepada dosen dan panitia penguji. Panjangnyaa disertasi atau tesis bervariasi, tergantung pada tradisi fakultas atau program pasca sarjana yaang bersangkutan. Para dosen pembimbing dan panitia penguji boleh jadi berbeda pendekatan, yaang bisa berpengaruh terhadap bentuk yaang diambil. Disertasi doktor panjangnyaa bervariasi mulai dari yaang terpendek 100 halaman sampai lebih dari 400 halaman. Disertasi ini, yaang yaang dipersiapkan oleh mahasiswa program pasca sarjana, biasanyaa lebih panjang dari tesis master. Tesis master panjangnyaa mulai dari 50 halaman sampai 100 halaman. Pada umumnyaa, penelitian kualitatif relatif lebih panjang dari penelitian kuantitatif. Para peneliti kualitatif sering kutipannyaa banyaak dan menyaajikan berbagai ragam perspektif terkait dengan tema yaang diteliti. Proses penyaiapan sebuah disertasi atau tesis mencakup perencanaan penelitian (misalnyaa penulisan proposal) dan menyaajikannyaa kepada dosen pembimbing dan panitia penguji (lihat lampiran D tentang strategi mempertahankan proposal penelitian). Setelah mendapat persetujuan untuk melaksanakan penelitian, si mahasiswa mengakhiri perkuliahannnyaa dan mempertahankan disertasi atau tesis di muka panitia pengunji.
Proposal Disertasi atau Tesis Proposal disertasi atau tesis adalah sebuah rencana untuk
melaksanakan penelitian, yaang diawali dan disusun sebelum penelitian dimulai. Di sini kita tidak berbicara tentang proposal untuk penelitian yaang dibiayaai pihak ketiga karena para pengarang lain telah membicarakannyaa secara gamblang (lihat Locke, Spirduso, & Silverman, 1999), dan hal ini berada diluar ruang lingkup buku ini. Walaupun demikian, sebelum membicarakan proposal penelitian, ada baiknyaa dibedakan antara proposal penelitian dan laporan penelitian.
Salah satu perbedaan yaang esensial antara keduanyaa adalah bahwa anda menyausun proposal sebelum melakukan penelitian. Dalam proposal, si peneliti menuliskan apa yaang akan terjadi; pada akhir penelitian, si peneliti menuliskan apa yaang sudah terjadi. Ini berarti bahwa proposal dituliskan dengan menggunakan bentuk kata kerja akan (dalam bahasa Inggeris will) untuk memperlihatkan kegiatan. Dalam ahir penelitian, kata kerja yaang menunjukkan bahwa kegiatan itu sudah selesai dilakukan (dalam bahasa Inggeris kata
was). Walaupun demikian, apabila proposal mencantumkan studi awal
(pilot studya), anda perlu mendeskripsikannyaa sebagai sesuatu yaang sudah terjadi.
Pembedaan yaang lain antara proposal dan laporan penelitian adalah dalam hal laporan hasil dan penelitian lanjutan. Dalam proposal, anda tentu tidak menyainggung-nyainggung hasil dan tidak pula menyaebut-nyaebut penelitian lanjutan. Dengan dmikian, proposal berhenti pada pembicaraan tentang metoda dan prosedur penelitian. Walaupun demikian, dalam laporan penelitian, anda memasukkan hasil penelitian dan penelitian lanjutan karena anda telah mengumpulkan dan menganalisis data.
Untuk menyausun sebuah disertasi atau tesis, pertama-tama anda harus menyausun proposal, yaang merupakan deskripsi dari perencanaan secara formal untuk mengkaji sebuah masalah penelitian. Prosesnyaa dimulai dari topik yaang akan diteliti sehingga para pembacanyaa memahami secara penuh kegiatan tersebut. Langkah berikutnyaa adalah mengorganisasikan dan memformat rencana tersebut dengan disesuaikan apakah penelitian tersebut penelitian kualitatif atau penelitian kuantitatif. Perencanaan awal ini berakhir setelah anda menyaajikannyaa di depan tim penguji.
Mengajukan usulan (proposal) penelitian merupakan langkah pertama dan utama dalam pelaksanaan penelitian pada program pasca sarjana. Ketrampilan yaang diperlukan dalam menulis sebuah proposal sama dengan ketrampilan yaang diperlukan untuk menulis proposal dengan sumber dana pribadi atau pihak ketiga dan sama pula untuk menulis rencana penelitian berskala kecil di lingungan seting sekolah atau seting-seting pendidikan yaang lainnyaa. Apakah pendidik melakukan penelitiannyaa sendiri atau mengevaluasi rencana penelitian orang lain, pengetahuan tentang proposal dan unsur-unsur yaang membentuknyaa penting adanyaa.
Tujuan dari sebuah proposal adalah untuk membantu si
peneliti mereka-reka semua aspek penelitian dan untuk mengantisipasi kalau-kalau ada masalah. Sebuah proposal juga merupakan dokumen tertulis yaang dapat dibaca oleh dosen pembimbing dan panitia penguji, memberikan kritikan demi membuat penelitian menjadi lebih baik. Rencana penelitian atau proposal menjadi dokumen agar penelitiannyaa bisa “dijual” –narasi tertulis yaang harus bisa meyaakinkan dosen pembimbing akan kebutuhan, penting, dan nilai dari penelitian yaang diusulkan itu. Proposal yaang didefenisikan dengan baik:
Memfasilitasi proses untuk mendapatkan izin meneliti pada situs atau seting pendidikan tertentu
Memberikan informasi kepada penjaga (gatekeeper) dan mereka-mereka yaang memiliki kewenangan memberi izin sehingga mereka membuat keputusan tentang dampak dari penelitian itu bagi situs tersebut
Memberikan kriteria dalam rangka menilai kualitas proyaek penelitian. Mereka-mereka yaang menilai dan mengkaji sebuah proyaek penelitian menggunakan kriteria ini. Memahami unsur- unsur yaang tepat dari sebuah proposal yaang baik memungkinkan para penilai mengkaji proyaek tersebut atas dasar unsur-unsur itu, dan menentukan, sekali proyaek itu selesai, apakah proyaek itu mencapai tujuannyaa.
Disertasi dan Tesis Kualitatif dan Kuantitatif
Diagram 10.2 memberikan ilustrasi tentang format proposal penelitian kuantitatif dan kualitatif, baik untuk disertasi mau pun untuk tesis. Topik-topik yaang dicakup pada kedua format itu terkait dengan gagasan-gagasan pokok yaang ingin diketahui oleh dosen pembimbing atau panitia penguji. Dalam format proposal penelitian kuantitatif, hampir semua rencana terkandung dalam tiga bahagian utama: “Pendahuluan”, “Tinjauan pustaka”, dan “Metoda”. Dalam format proposal penelitian kualitatif, terlihat adanyaa struktur yaang kurang baku. Dengan asumsi bahwa masalah penelitiannyaa akan muncul atau berkembang setelah penelitian berjalan, tambahan lagi penelitian tersebut akan didasarkan pada pandangan para partisipan, maka para peneliti kualitatif mendukung format proposal yaang feksibel dan terbuka. Bagaimanapun para peneliti kualitatif harus mengungkapkan informasi yaang cukup untuk meyaakinkan para pembacanyaa bahwa penelitian tersebut memang memiliki manfaat.
Menyaadari akan perlunyaa feksibilitas, para pengarang buku teks metodologi penelitian terkini mengusulkan beberapa format proposal penelitian kualitatif (misalnyaa Creswell, 2003; Marshall & Rossman, 1999) dalam rangka memberikan petunjuk kepada para mahasiswa. Walaupun demikian, rekomendasi mereka cukup feksibel untuk memungkinkan masalah penelitian muncul dan bergulir atas dasar apa-apa yaang diketahui oleh si peneliti dari para partisipan di lapangan. Sebagaimana terlihat dalam Diagram 10.2, format yaang menyaeluruh dari proposal penelitian kualitatif terdiri dari hanyaa dua bahagian utama: pendahuluan dan prosedur. Akan terlihat bahwa tinjuan pustaka, dalam proposal penelitian kualitatif, tidak merupakan bahagian yaang berdiri sendiri. Tinjauan pustaka tersebut digabungkan dengan pembicaraan tentang hasil yaang diharapkan dari penelitian dan diletakkan pada bahagian akhir, serta bersifat pilihan. Sebagaimana diutarakan pada Bab 2, tinjauan pustaka dalam penelitian kualitatif memperlihatkan perlunyaa masalah itu diteliti, dan tidak memberikan arahan terhadap pertanyaaan penelitian, sebagaimana layaaknyaa pada proposal penelitian kuantitatif. Dalam mempertahankan format seperti ini dihadapan anggota panitia penguji yaang tidak terbiasa dengan penelitian kualitatif, anda gunakan rasional seperti ini sebagai argumentasi kenapa tinjuan pustaka tidak merupakan bahagian yaang berdiri sendiri. Walaupun demikian, apabila dosen pembimbing atau penguji minta anda untuk mencantumkan tinjauan pustaka itu sebagai salah satu bahagian yaang beridri sendiri dalam proposal anda, agaknyaa akan bijaksanalah kalau anda memenuhi permintaan tersebut. Walaupun begitu, pada akhir tinjauan pustaka itu, anda nyaatakan bahwa tinjauan pustaka itu barulah bersifat tentattif dan akan dikembangkan lagi dan disempurnakan lagi setelah anda mendapatkan pandangan dari para partisipan. Posisi ini akan sejalan dengan penelitian kualitatif yaang baik.
Kembali lagi pada Diagram 10.2, proposal penelitian kualitatif mencakup bahagian “Prosedur”, yaang di dalamnyaa akan diutarakan karakteristik rancagan utama dari penelitian kualitatif serta informasi berkenaan dengan pengambilan sampel dan analisis data. Bahagian terakhir berkaitan dengan kajian awal tentang topik, apabila anda memang telah melakukannyaa. Kajian awal ini boleh jadi mencakup wawancara dengan beberapa orang individu atau observasi lapangan yaang anda lakukan dalam jangka waktu yaang relatif singkat. Keuntungan utama dari pendekatan seperti ini adalah untuk mengetes apakah anda dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari para partisipan dan kemudian melihat apakah rancangan menyaeluruh dari penelitian anda itu bisa dilakukan di lapangan sebelum mendapatkan izin dari dosen pmbimbing atau tim penguji.
Artikel jurnal
Anda berkemungkinan mempersiapkan artikel jurnal untuk para pembaca penerbitan ilmiah dan untuk para editor atau individu-individu yaang mereview (menilai) sebuah laporan penelitian. Artikel jurnal adalah laporan penelitian yaang sudah dipoles dan dipersingkat yaang dikirimkan kepada editor dari sesuatu jurnal. Editor biasanyaa minta tolong pada dua atau tiga orang reviewer (penilai) untuk membaca laporan penelitian tersebut dan kemudian memberikan komentar mereka. Si editor selanjutnyaa membuat keputusan atas dasar komentar para reviewer itu tadi, salah satu diantara tiga kategori: diterima, direvisi dan dikirimkan kembali, atau ditolak. Biasanyaa, apabila para reviewer menerima sesuatu manuskrip dengan syaarat atas dasar antisipasi bahwa si penulis akan bisa merevisinyaa. Apabila sebuah artikel sudah diterima, si editor akan menerbitkannyaa pada penerbitan (nomer) berikutnyaa.
Sebuah artikel jurnal jauh lebih singkat dari sebuah tesis atau disertasi karena adanyaa pembatasan halaman dari editor atau penerbit dari jurnal tersebut. Meskipun demikian, artikel penelitian kualitatif jauh lebih panjang dari artikel penelitian kuantitatif, karena banyaaknyaa kutipan dan panjangnyaa diskusi berkenaan dengan deskripsi dan tema. Format dari artikel jurnal penelitian kuantatif dan kualitatif bervariasi dari satu jurnal ke jurnal lainnyaa.
Makalah dan proposal untuk konferensi
Salah satu norma yaang dianut dalam penelitian adalah bahwa para individu mempublikasikan laporan penelitian mereka sehingga informasinyaa dapat diakses oleh komunitas pendidikan. Salah satu caranyaa adalah menyaajikan makalah pada konferensi asosiasi profesional.
Makalah untuk konferensi adalah laporan yaang disajikan di
depan suatu audience pada tingkat daerah, regional, nasional atau bahkan internasional yaang biasanyaa disponsori oleh asosiasi profesional (misalnyaa AERA, American Association of Teacher Educators). Menyausun dan menyaajikan sebuah makalah konferensi dari hasil suatu penelitian membantu mempublikasikan penelitian tersebut, memberikan peluang bagi sebuah penelitin untuk diberikan resume oleh khaalayaak pembaca, atau membantu menyaebar luaskan karyaa si peneliti di lingkungan komunitas peneliti bidang pendidikan, dan mengembangkan pengetahuan diantara para peneliti yaang mengkaji topik yaang sama. Audience yaang berpartisipasi pada konferensi ini antara lain adalah para peneliti, praktisi, atau pembuat kebijakan. Para peneliti menyaiapkan makalah konferensi untuk para audience yaang menghadiri konferensi dan para individu yaang akan mereview dan menerima makalah tersebut untuk disajikan. Biasanyaa, panjang makalah konferensi itu hampir sama dengan artikel jurnal -- kira-kira 25 halaman termasuk tabel, diagrams dan lampiran.
Proposal konferensi adalah proposal singkat untuk dapat
menyaajikan laporan penelitian di sebuah konferensi. Biasanyaa proposal ini panjangnyaa kira-kira tiga halaman, dan para reviewer, mnggunakannyaa untuk menetapkan apakah mereka menerima hasil penelitian yaang diajukan itu untuk dapatatau tidak disajikan di konferensi. Sebuah proposal konferensi harus mengacu pada petunjuk yaang diberikan oleh asosiasi profesional.
Selama atau sesudah penelitian berakhir, proses penyaajian makalah konferensi sudah dimulai. Si peneliti mengirimkan proposalnyaa ke penyaelenggara konferensi, yaang telah mengedarkan “permintaan untuk proposal” beberapa bulan sebelum konferensi dilaksanakan. Permintaan ini mengundang para peneliti untuk mengirimkan proposal penelitian mereka untuk dapat disajikan pada konferensi tersebut. Untuk ini, para peneliti membuat proposal singkat tentang penelitian mereka dan mengirimkannyaa untuk direview (dinilai). Apabila proposal mereka diterima, si peneliti wajib mengikuti konferensi itu dan menyaajikan makalah sesuai dengan proposal yaang sudah disetujui. Untk itu, si peneliti menyaiapkan makalahnyaa, menyaajikannyaa di konferensi, dan membagi- bagikannyaa kepada peserta konferensi. Di konferensi tersebut, penyaelenggara konferensi sering mengelompokkan makalah-makalah yaang ada pada tiga atau empat kelompok setiap sesinyaa dan masing- masing penyaaji diberikan waktu sekitar 15 sampai 20 menit untuk menyaajikan hasil penelitiannyaa. Panitia pengelenggara juga mungkin melakukan konferensi itu dalam bentuk simposium, yaakni suatu format dalam penyaajian makalah penelitian. Format ini terdiri dari beberapa makalah penelitian dari orang-orang yaang berbeda yaang berbicara tentang tema yaang sama.
Sampel Petunjuk Penyusunan Proposal
Untuk memberikan ilustrasi tentang pembuatan proposal untuk makalah konferensi, akan kita coba mengkaji “ call for Proposal” (permintaan proposal) dari AERA yaang setiap tahun tercantum dalam jurnal “Educational Research”. Format dari makalah yaang akan disajikan di konferensi AERA pada tahun-tahun terakhir mengalami perubahan menjadi bentuk penyaajian yaang lebih inovatif, seperti interactive paper
sessions (sesi-sesi penyaajian makalah secara interaktif), performances
(diselingin oleh pertunjukan), and town meetings (pertemuan-perteman yaang disponsori oleh pejabat atau wali kota). Bentuk yaang paling umum dalam penyaajian hasil penelitian tunggal, disebut sesi makalah, mengharuskan si peneliti mengirimkan makalahnyaa atas dasar batas waktu tertentu. Si peneliti perlu membuat keringkasan penelitiannyaa yaang antara lain mencakup:
Tujuan penelitian
Perspektif atau kerangka teoritis
Metoda, teknik, atau modes of inquiry (metoda penelitian)
Sumber-sumber data atau bukti
Hasil dan/atau konklusi/sudut pandang
Pentingnyaa penelitian dari sisi kependidikan dan sisi keilmiahannyaa (AERA, 1999, halaman 33)
Anda kirimkan keringkasan ini kepada koordinator program AERA sesuai dengan divisi dari topik yaang relevan. Untuk menentukan kepada divisi mana harus dikirimkan bahan tersebut anda perlu menghubungi kantor pusat AERA . Dua atau tiga orang reviewer yaang tidak mengenal identitas anda akan membaca dan menilai proposal anda. Proses penilaian (review) bisa memakan waktu dua atau tiga bulan; saat itulah anda akan diberitahu oleh program koordinator apakah proposl anda diterima atau ditolak.
Laporan untuk pembuat kebijakan atau praktisi
Tipe terakhir dari laporan penelitian adalah laporan yaang ditujukan pada praktisi yaakni orang-orang yaang memikul tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Idividu-indvidu ini boleh jadi pembuat kebijakan di tingkat daerah dan nasinal atau para pejabat persekolahan, seperti pengawas, kepala sekolah, kepala bahagian kurikulum, dan para guru. Laporan penelitian yaang disajikan kepada individu-individu ini bisa mengikuti petunjuk berikut Lihat Mufo, 1986):
Waktu merupakan hal paling penting:Topik penelitian perlu tepat waktu dan memberikan saran-saran yaang bersifat praktis.
Identifikasi, dalam penelitian anda itu, saran-saran yaang ditemui dalam bahagian “Implikasi” dan bagi hal ini dengan para praktisi. Laporkan hasil-hasil yang sepsifk dari penelitian anda. Anda mungkin perlu membuat keringkasan dari hasil penelitian anda dengan menggarsbawahi temuan-temuan kunci. Anda barangkali tidak perlu menggunakan istilah-istilah statistik dalam bahasanyaa penelitian kuantitatif atau dalam berbagai ragam perpspektif dari penelitian kualitatif. Fokuskan pada hasil tes-tes statisitiknyaa untuk penelitian kuantitatif atau pada perspektif kualitatif yaang paling sering muncul dalam data base penelitian anda untuk penelitian kualitatif. Sajikan hasil-hasilnya secara jelas dan bersahaja. Ini bermakna bahwa laporan anda harus singkat, garis bawahi temuan- temuan penting, dan masukkan abstrak yaang memberikan gambaran umum dari hasil penelitian. Grafik atau tabel yaang dramatis bisa secara bersama memperlihatkan hasil secara keseluruhan. Masukkan keringkasan eksekutif yang panjangnya satu
halaman pada awal laporan penelitian. Keringkasan ini bukan
perbincangan tentang penelitian atau metoda penelitian akan tetapi lebih pada temuan-temuan kunci dan implikasinyaa bagi praktek. Anda mungkin perlu menggarisbawahi masalah yaang diteliti, pertanyaaan yaang diajukan, pengumpulan data, dan hasil-hasil pokok serta implikasinyaa bagi praktek. Dapatkan pengesahan dari individu-individu kunci untuk
menyajikan penelitian anda.Anda harus mendapatkan izin dari
para pemimpin (yaang rekait) untuk menyaajikan dan menyaebar luaskan penelitian anda. “Berbagilah” dengan mereka keringkasan eksekutif ini sebelum penyaajian dan penyaebarluasan laporan tersebut. Mari kita lihat situasi Maria. Ia perlu menyaajikan penelitiannyaa kepada komite sekolah. Sesuai dengan saran-saran di atas, tuliskan langkah-langkah yaang harus diikuti oleh Maria:
Dengan catatan bahwa ia telah memiliki izin untuk meyaajikan peneltiannyaa
Ikut sertakan keringkasan eksekutif
Laporkan hasil-hasil spesifik secara jelas dan bersahaja
Bawa hasil-hasil tersebut kepada komite pada saat yaang tepat
Bagaimana Memformat Laporan Penelitian
Sebuah penelitian dengan struktur yaang jelas mudah difahami dan mudah dibaca, walaupun materinyaa mungkin rumit. Pengarang yaang secara nasional dikenal luas tentang masalah tulis menulis Natalie Goldberg (2000), menekankan pentingnyaa pemahaman berkenaan dengan struktur fisik dari sebuah penulisan. Struktur fsik dari sebuah
laporan penelitian adalah cara menyausun topik-topik yaang membentuk
sebuah kerangka bagi sebuah laporan penelitian. Coba bayaangkan sebuah artikel jurnal yaang telah anda baca terakhir ini. Apakah sukar untuk memahaminyaa? Apakah anda bisa membacanyaa secara cepat, atau perlu kerja keras untuk memahaminyaa?
Perhatikanlah truktur fsik dari laporan-laporan penelitian
Kemampuan mengidentifikasi struktur yaang mendasari penulisan sebuah laporan penelitian akan membantu anda menulis laporan penelitian begitupun memahaminyaa. Ini tidak selamanyaa gampang, akan tetapi empat tekhnik berikut bisa membantu:
1. Pendekatan yaang paling mudah adalah melihat tingkat-tingkat pelapisan judul yaang berbeda yaang diugunakan dalam sebuah laporan penelitian. Judul-judul ini semacam “penunjuk jalan” yaang digunakan seorang pengarang untuk mengkomunikasikan hal-hal penting dalam penelitiannyaa. Walaupun beberapa judul lebih merupakan petunjuk bagi materi ketimbang judul-judul lainnyaa, akan tetapi dengan memperhatikannyaa secara saksama, kita akan terbantu dalam mengidentifikasi struktur dari sebuah penelitian.
2. Cari enam langkah dalam proses penelitian yaang sudah dibicarakan terdahulu. Semua laporan, apakah kuantitatif ataupun kualitatif, harus mengandung masalah penelitian, tinjauan pustaka, tujuan dan pertanyaaan penelitian atau hipotesis , pengumpulan, analisis dan interpretasi data serta format laporan.
3. Cari pertanyaaan penelitian (atau hipotesis) dan jawaban yaang dikembangkan peneliti untuk pertanyaaan penelitian (atau hipotesis) tersebut. Untuk setiap pertanyaaan yaang diajukan, si peneliti harus memperlihatkan jawabannyaa. Mulai dari bahagian pendahuluan dan kemudian perhatkan bahagian akhir laporan (misalnyaa “Hasil” atau “Pembahasan” untuk melihat bagaimana si peneliti menjawab pertanyaaan dimaksud.
4. Akhirnyaa, kenalilah struktur dari laporan-laporan yaang berbeda— terutama sekali pendekatan-pendekatan yaang terkait dengan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Rancanglah struktur laporan penelitian kuantitatif yang tepat
Struktur dari laporan penelitian kuantitatif diperlihatkan pada Diagram 10.3. Topik-topik dalam tayaangan (diagram) ini seharusnyaa tidak asing lagi karena masing-masingnyaa merefeksikan apa-apa yaang sudah dibicarakan pada bahagian terdahulu.
Batang tubuh dari laoran tersebut terdiri dari lima bahagian utama. Kelimanyaa sama dengan lima bahagian yaang pada umumnyaa ditemui pada laporan-laporan penelitian kuantitatif yaang sudah dipublikasikan. Mengetahui struktur ini akan membantu anda membaca laporan penelitian dan memahami di mana sesuatu informasi dapat diperoleh. Untuk artikel-artikel jurnal, bahagian-bahagian permulaan dan bahagian-bahagian akhir terbatas karena adanyaa pembatasan halaman.
Rancanglah struktur penelitian kualitatif yang tepat
Untuk disertasi, tesis dan artikel jurnal dengan paradigma kualitatif, strukturnyaa cukup bervariasi. Struktur baku yaang terdiri dari lima bahagian seperti diperlihatkan oleh Diagram 10.3 boleh jadi tidak tepat untuk sesuatu penelitian kualitatif. Untk sebuah laporan kualitatif seperti disertasi atau tesis, para pengarang boleh jadi mencantumkan enam sampai delapan bab. Contoh, Miller (1992) melakukan penelitian studi kasus berparadigma kualitatif etnografis tentang pengalaman- pengalaman tahun pertama seorang presiden. Beliau membagi laporannyaa atas sebelas bab:
Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Jalan menuju ke istana president Bab 3. Kejutan-kejutan dan tantangan-tantangan awal Bab 4 Membangun hubungan-hubungan Bab 5 Peran-peranan yaang dimainkan presiden Bab 6 Mengembangkan visi dan kepemimpinan Bab 7 Menginisiasi perubahan Bab 8 Konstituent eksternal Bab 9 Perjuangan dan kesulitan yaang menghadang Bab 10 Peranan yaang dimainkan isteri Bab 11 Keringkasan, kesimpulan, dan implikasi Struktur yaang terdiri dari sesebelas bab ini memberikan penekanan pada tema-tema yaang muncul selama penelitian. Dalam struktur tersebut tidak tercantum tinjauan kepustakaan sebagai bab yaang berdiri sendiri ataupun merupakan prosedur khusus dalam penelitian.
Anda bisa melihat adanyaa struktur yaang feksibel dalam disertasi Miller begitupun di dalam artikel jurnal dan makalah konferensi. Sebagaimana diketahui, di dalam penelitian kualitatif terdapat perspektif yaang beragam dari partisipan, begitu juga adanyaa variasi dalam hal bagaimana para peniliti melaporkan hasil penelitian mereka. Beberap bentuk dari laporan penelitian kualitatif memberikan penekanan pada deskripsi, sementara bentuk-bentuk lainnyaa memfokuskan pada tema- tema atau interpretasi pribadi tentang temuan-temuan dari sisi si peneliti. Format yaang feksibel ini tentu saja menyaebabkan susahnyaa membaca laporan penelitian kualitatif bagi mereka yaang masih baru terhadap pendekatan ini. Walaupun struktur laporan akan terus muncul, akan tetapi pengetahuan tentang beberapa variasi utama akan membantu anda mulai melihat fokus dari si penulis ketika mereka melaporkan hasil penelitian mereka.
Pertimbangkan bentuk-bentuk alternatif berikut dalam penulisan laporan penelitian kualitatif: Pendekatan ilmiah sama dengan penelitian kuantitatf di mana semua atau kebanyaakan dari lima bahagian: “Pendahuluan”,
“Tinjauan kepustakaan”, “Metoda”, “Hasil”, “Pembahasan” musti ada. Pendekatan bercerita bisa mengambil beberapa bentuk. Penulis menggunakan kelengkapan-kelengkapan sastra (seperti metafora, analogi, alur cerita, klimaks) dan persuasif, penulisan kreatif dalam menyaajikan penelitiannyaa. Pendekatan tematik mencakup pembicaraann ekstensif tentang tema-tema utama yaang muncul dari analisis data base kualitatif.
Sering pendekatan ini menggunakan kutipan yaang banyaak dan kayaa detil guna mendukung tema-tema yaang ada. Pendekatan deskriptif memadukan deskripsi yaang detil tentang orang dan tempat dalam bernarasi. Laporan penelitian tipe ini bisa jadi bercerita tentang “hari yaang istimewa dalam kehidupan” seseorang individu. Pendekatan teoritis adalah pendekatan di mana si penulis mulai dengan teori (misalnyaa studi kasus yaang beorientasi teori), atau diakhiri dengan teori (misalnyaa teori grounded atau alas), atau modifikasi teori yaang sudah ada atas dasar pandangan para partisipan. Eksperimental atau pendekatan performatif boleh jadi mencakup laporan penelitian kualitatif berbentuk puisi, cerita fiksi, drama, atau kisah-kisah yaang sangat pribadi, yaang disebut auto-
etnograf (lihat Denzin, 1997, atau Richardson, 2000). Contoh,
dari pada mengacu pada laporan penelitian yaang sudah baku, peneliti kualitatif mengembangkan sebuah sandiwara yaang mengungkapkan materi yaang rumit, bersitus banyaak, dan bernuansa emosional ketimbang mengacu pada cara penulisan yaang sudah baku (Richardson, 2000, halaman 934). Walaupun laporan penelitian kualitatif menyaimpang dari pendekatan teoritis ilmiah yaang tradisional, menjadi pendekatan yaang lebih bersifat eksperimental, ada baiknyaa kita melihat kedua pendekatan struktural yaang masing-masing disebut pendekatan ilmiah dan pendekatan bercerita. Diagram 10.4 dan Diagram 10.5 menyaajikan kedua pendekatan ini. Seperti yaang anda lihat, kedua format itu berbeda dalam hal topik-topik utama yaang dicantumkan dan dalam hal judul yaang digunakan untuk mengacu pada topik, Keduanyaa berbeda dari struktur laporan penelitian kuantitatif.
Dalam struktur kualitatif ilmiah si peneliti mencantumkan pendahuluan, prosedur, temuan, dan pembahasan. Walaupun demikian, laporan kualitatif ilmiah berbeda dari format laporan penelitian kuantitatif yaang sudah baku. Dalam pendekatan kualitatif ilmiah, anda menyaebutkan
prosedur bukan metoda, dan temuan bukan hasil. Tambahan lagi,
Diagram 10.4 memperlihatkan bahwa formatnyaa juga mencantumkan rasional dari penelitian kualitatif, suatu deskripsi tentang situs dan individu-individu, dan analisis tema. Anda temui pendekatan struktural ini dalam rancangan kualitatif seperti studi kasus dan penelitian gounded
theory (teori alas).
Diagram 10.5 memperlihatkan format yaang kurang kentara nuansa kualitatifnyaa, struktur bercerita. Struktur bercerita yang
berparadigma kualitatif adalah pendekatan dalam penulisan laporan
penelitian kualitatif yaang feksibel. Makna dari penelitian dipaparkan melalui deskripsi, refeksi si penulis tentang makna yaang terkandung dalam data, pemahaman yaang lebih luas tentang fenomena, dan pendirian si penulis tentang topik. Diagram 10.5 mulai dengan sebuah deskripsi atau sketsa tentang individu dan mengantarkan prosedur kepada parohan pertama penelitian. Ia berakhir dengan makna dari fenomena, dan menyaajikannyaa dalam kerangka pemahaman yaang lebih luas, membandingkannyaa dengan penelitian-pnelitian lain yaang sudah dipubikasikan, dan pengalaman-pengalaman penulis sendiri. Anda temui format ini dalam rancangan penelitian kualitatif seperti penelitian- penelitian etnografis dan naratif.
Beberapa catatan penting tentang struktur laporan penelitian
Setelah membicarakan struktur dari berbagai format laporan penlitian, sayaa ingin kembali pada pembicaraan tentang struktur laporan penelitian apapun bentuk penelitiannyaa. Sayaa kira sebuah laporan penelitian ibarat jalan kereta api dua lajur. Satu lajur mewakili materi atau substansi penelitian. Dalam setiap penelitian, si penulis laporan mengacu pada topik dan hasil-hasil penelitian membentangkan topik ini. Lajur kedua, lajur penelitian. Lajur ini terdiri dari langkah-langkah dalam proses penelitian dan prosedur-prosedur spesifik dalam setiap langkah. Sadar akan adanyaa kedua lajur ini, lajur penelitian dan lajur substansi penelitian memungkinkan sayaa memahami proses penelitian yaang tercermin dari laporan-laporan penelitian yaang sudah dipublikasikan, mampu menentukan temuan-temuan apa yaang harus sayaa identifikasi, dan mampu mengevaluasi apakah penelitian itu cukup mantap.
Ketika sayaa mengkaji struktur dari laporan penelitian:
Sayaa menggunakan analogi dari jalan kereta api dua jalur menuju ke arah yaang sama guna membantu sayaa memvisualisasikan struktur dari laporan penelitian.
Sayaa amati laporan penelitian secara cermat dan sayaa perhatkan judul-judulnyaa secara saksama untuk melihat strukturnyaa. Judul- judul tersebut ibarat rambu-rambu lalu lintas guna membantu sayaa memahami sebuah laporan penelitian.
Menyaadari bahwa para peneliti melaporkan semua penelitian tentang pendidikan dengan mengikuti enam langkah, sayaa cari satu per satu: masalah penelitian, pertanyaaan penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi.
Ketika membaca sebuah laporan penelitian, sayaa memberikan penekanan pada dua hal: hasil atau temuan-temuan penelitian dan prosedur penelitian sehingga sayaa secara kritis bisa mengevaluasi penelitian tersebut. Tidak semua laporan penelitian merupakan contoh yaang sempurna. Para editor jurnal membuat pilihan-pilihan tentang apa yaang akan dipublikasikan. Kadang-kadang mereka mempublikasikan sebuah artikel karena masalah penelitiannyaa dari sisi waktu tepat, atau isu itu belum pernah diteliti dengan menggunakan prosedur yaang mantap. Dalam kasus-kasus lain, metodanyaa mantap, dan menyaebabkan editornyaa menerimanyaa untuk dipublikasikan. Bagi sayaa bukan masalah besar apabila penulisnyaa hanyaa menyainggung minimal satu dari enam langkah. Sebagai seorang peneliti yaang karirnyaa masih bertumbuh, anda perlu memahami kedua lajur yaang dikemukan terdahulu: lajur penelitian dan lajur substansi untuk bisa memahami secara utuh struktur dari laporan penelitian.
Bagaimana Menulis Laporan Penelitian supaya Sensitif dan
Ilmiah?Disamping memahami struktur dari laporan penelitian, para peneliti harus mempraktekkan cara-cara penulisan yaang baik ketika menyausun sebuah laporan penelitian. Yang harus dilakukan adalah:
Sensitif terhadap individu-individu dan jangan mendiskriminasikan mereka dalam tulisan anda;
Gunakan istilah-istilah penelitian yaang tepat;
Gunakan cara pandang yaang sesuai dengan pendekatan kuantitatif atau kualitatif;
Seimbangkan antara aspek penelitian dan aspek isi atau substansi;
Bangun interkoneksi antar masing-masing bahagian penelitian;
Gunakan fasilitas komputer;
Rumuskan judul dan abstrak yaang padat
Gunakan bahasa yang tidak diskriminatif
Sebuah laporan penelitian perlu sensitif terhadap dan menghargai orang dan tempat. Laporan penelitian yaang diserahkan kepada panitia penguji disertasi atau tesis, ke pada jurnal atau konferensi akan ditolak apabila anda tidak sensitif terhadap individu-individu atau kelompok- kelompok budayaa.
APA (The American Psyachological Association) menghimpun informasi dan menyausun petunjuk tentang penggunaan bahasa (dalam hal ini bahasa Inggeris) yaang nondiskriminatif untuk laporan penelitian (APA, 2001). Petunjuk tersebut menyaatakan bahwa dengan penggunaan bahasa yaang nondiskriminatif bermakna menghindari sikap-sikap yaang merendahkan, termasuk asumsi-asumsi yaang bias dan ungkapan- ungkapan yaang bernuansa bias dalam hal jender, orientasi seksual, ras atau etnik, cacat, atau umur. Salah satu saran yaang bermmanfaat, yaang dikembangkan oleh Maggio (1991), adalah mengetes laporan penelitian tertulis anda dari sisi penggunaan bahasa yaang nondiskriminatif dengan jalan:
Mengganti kelompok anda menjadi kelompok orang yaang sedang dibicarakan
Membayaangkan seolah-olah anda anggota dari kelompok tersebut
Merevisi bahasa anda seandainyaa anda merasa eksklusif (terasingkan) atau terlukai
Pendekatan lain adalah menyaempatkan diri mempelajari contoh- contoh dari penggunaan konstruksi-konsruksi bahasa yaang nondiskriminatif. Rasakan apakah konstruksi-konstruksi tersebut bernuansa inklusif dan sensitif, Anda bisa juga menguji tiga butir petunjuk dalam rangka meredusir bias dalam penggunaan bahasa seperti disarankan oleh APA Style Manual (APA, 2001):
1. Deskripsikan individu-individu pada tingkat kehhususan yang tepat. Ini artinyaa bahwa anda perlu menggunakan istilah-istilah
khusus untuk orang-orang yaang benar-benar akurat, jelas, bebas dari bias. Contoh: Hendaklah spesifk (khusus)
Jelek : man atau woman Lebih baik : men atau women Jelek : lewat 62 tahun Lebih baik : berumur antara 63 – 70 tahun
2. Hendaklah sensitif memberikan label pada individu-individu atau
kemlompok-kelompok. Ini artinyaa memanggil orang dengan
nama yaang disenanginyaa dan hargai kesenangan orang untuk mengubah nama setiap saat. Para penulis jangan sekali-kali menggunakan kelompok mereka sendiri sebagai ukuran untuk menilai orang-orang lain. Contoh:
Jelek : the gays Lebih baik : gay men Gunakan kata “orang-orang” kemudian diikuti oleh ungkapan
Gunakan bentuk-bentuk ajektiva
deskriptif Jelek : schizophrenics Lebh baik : orang-orang yaang didiagnosa sebagai penderita schizophrenics
Jelek : husband dan wife Lebih baik : man dan woman 3. Akui dan hargai partisipasi orang-orang di dalam penelitian.
Gunakan standar budayaa paralel ketimbang memberikan label
Anda perlu secara khusus mengidentifikasi para partisipan atas dasar bahasa yaang mereka gunakan. Contoh: Gunakan istilah yaang bersifat impersonal
Jelek : subjek Lebih baik : partisipan Jelek : informan Lebh baik : partisipan Gunakan kata sifat yaang non-stereotipe dan tidak bias
Jelek : dokter perempuan Lebih baik : dokter Jelek : perempuan yaang Lebih baik : partisipan yaang tidak tidak agresif agresif
Jelek : Orang-orang Indian Lebih baik : Cherokee Amerika Gunakan kata “orang-orang” baru kecacatan mereka
Gunakan identitas budayaa secara khusus
Jelek : mentally ill person Lebih baik : person with
mental illness
Gunakan istilah-istilah ilmiah dalam penelitian anda
Seperti disarankan oleh petunjuk penggunaan bahasa yaang nondiskriminatif, beberapa istilah tertentu lebih disenangi ketimbang istilah-istilah lainnyaa untuk mengacu pada partsipan di dalam penelitian. Demikian juga, dalam bidang penelitian, beberapa istilah tertentu perlu digunakan untuk memperlihatkan pemahaman anda tentang penelitian. Orang-orang lain akan menilai penelitian anda atas dasar penggunaan secara tepat istilah-istilah baku dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Contoh, menyaebutkan sampel “random” (acak) ketimbang sampel ‘purposeful” (bertujuan) dalam penelitian kualitatif menandakan kurangnyaa pemahaman terhadap perbedaan mendasar antara kedua pendekatan penelitian. Apabila anda membaca sebuah laporan penelitian, anda akan menilai tingkat pemahaman si penulis tentang penelitian melalui pilihan kata-kata yaang dia gunakan. Daftar istilah yaang ditemui pada akhir buku teks ini dan istilah-istilah kunci (kata-kata yaang dicetak tebal) pada setiap bab merupakan kata-kata yaang bermanfaat untuk digunakn dalam laporan penelitian anda.