Persona Televisi Juli 2015 pdf

Edisi 3, Tahun 1
Juli 2015
rinaldo92aldo.wordpress.com
s.id/inikritikgue

Persona
Televisi

personatelevisi.id
rinaldo.92.aldo.169405
inikritikgue@gmail.com
@rinaldoaldo92
#JanganNontonTipiTanpaLogika

Etika dan Rating

E

tika, dimana-mana itu penting.
Begitu juga dalam dunia pertelevisian. apapun yang kita lakukan
haruslah mengikuti etika, baik etika yang sudah diatur dalam peraturan tertentu, atau tidak.


Baru-baru ini ada 2 skandal yang terjadi dalam pertelevisian Indonesia. Yang
pertama soal (dugaan) kecurangan hasil ajang penghargaan, dan yang kedua
soal anak yang ditilang polisi, muncul di
reality show kepolisian salah satu stasiun TV, kemudian dibully habis-habisan di
dunia maya, tanpa sensor sama sekali.
Kebanyakan pihak mulai lupa kalau ada
etika, karena ambisi-ambisi tertentu,
salah satunya bisnis. Semoga kita pun tidak ikut-ikutan tidak beretika karenanya. Salah satunya dengan memilih program yang beretika untuk seluruh keluarga.
Selamat membaca!
Jakarta, Juni 2015
Rinaldo Aldo

Untuk kritik, saran, pertanyaan dan
pemasangan iklan :
Silahkan e-mail saya di rinaldoaldo92@
gmail.com, dengan subjek : Kritik/Saran/
Pertanyaan/Pemasangan Iklan (spasi) maksud.
Untuk submit artikel :
Saya membuka kesempatan bagi para

pembaca untuk mensubmit artikel opininya
dalam newsletter ini, dalam 2 bagian, “Opininya Mana?” dan “Sentilan Fualing Greget”,
namun harus berhubungan dengan televisi.
Silahkan submit dengan 2 cara berikut :
1. Kunjungi blog saya disini. Temukan menu
“Submit Artikel dan Opini”, klik dan isi form
yang tersedia sesuai petunjuk yang ada.
2. Atau, silahkan kirim lewat e-mail di inikritikgue@gmail.com, baik lewat tulisan (format word, .doc atau .docx, jika ada gambar, lampirkan dalam dokumen tersebut)
maupun lewat gambar atau meme (format
png, khusus “Sentilan Fualing Greget”).
Semua artikel yang dibuat akan diedit tanpa mengubah substansial isi. Ingat! : tidak
berbau SARA, bullying (utamanya anak
dibawah umur) memitnah atau menyinggung orang lain.
Jangan lupa juga, untuk berikan saran atas tampilan newsletter ini di
s.id/newsletter.

1

Persona Televisi Juli 2015


Secupli

k, Jon

Sekolah?
Ide yang bagus sih, memang. Tapi,
karena namanya “sekolah”, rata-rata
pasti membayangkan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Selain itu,
ide ini sebetulnya kaku, dan tidak
terlalu penting, karena hanya akan
menjelaskan peraturan dengan
cara KPI. Apalagi jika pesertanya
masyarakat. Seharusnya KPI lebih
menyosialisasikan cara jadi pemirsa
yang cerdas, yang mampu menyeleksi program TV yang baik atau buruk. (Newsletter KPI Maret-April
2015).

Daftar Isi


Quote by @rinaldoaldo92
"Tidak lagi penting seelegan
apapun stasiun TV, yang penting mereka kreatif dan tetap
beretika.."
"Etika itu no 1, tak ada toleransi, bahkan oleh fans stasiun
TV yang terus menerus membela.."

Sambutan
Etika dan Rating

Redaksi
Daftar Isi
Secuplik, Jon
Ulasan Utama
Teknologi Yang Dicurangi (oleh Televisi?)

Hot Topic
Tahu Televisi
Hak Anak dalam Televisi


1
1
2
2
3
5
7

Sentilan Fualing Greget
Warisan dan FTV

8

Opininya Mana?
Badminton VS Sinetron “Karnivora”

Bonus

Persona Televisi Juli 2015


2

9
11

Sebuah “skandal” baru terungkap di dunia
maya, dimana RCTI diduga melakukan kecurangan dalam ajang penghargaan Panasonic Gobel Awards (PGA) 2015, demi memenangkan
sinetron unggulan mereka, 7 Manusia Harimau.
Jalan ceritanya dimulai dari ajang pencarian
bakat (talent search) Rising Star Indonesia. Ajang
pencarian bakat ini menggunakan aplikasi pada
gawai (gadget) yang bisa diinstal, yang berguna
untuk menyeleksi peserta dalam ajang tersebut.
Jika sudah mencapai angka dukungan sekian
persen, maka layar didepan peserta akan terangkat. Opsi yang ditawarkan kepada pengguna
aplikasi ini adalah login (masuk) lewat sosial media, seperti Facebook, Twitter dan Google Plus.
Nah, (diduga) RCTI menggunakan jalur Twitter.
Akun Twitter pengguna yang login di aplikasi
tersebut (diduga) disalahgunakan untuk menaikkan perolehan suara yang akhirnya memenangkan sinetron 7 Manusia Harimau.
Tiba-tiba, muncul sintaks perintah untuk mendukung sinetron tersebut, padahal tidak ada

yang menulis sintaks (perintah) tersebut. Kebetulan pula, PGA tahun ini mendukung vote
lewat Twitter. Akhirnya ada yang membuat
bahasan di forum Kaskus, dan jadi headline.

B

iasanya, kita melihat berita hacker
(pembobol, pembuka akses secara ilegal) yang membobol website atau akun sosmed seseorang,
dan diisi dengan konten-konten yang tidak
diketahui pemiliknya. Namun, bagaimana
jika sang “hacker” tersebut adalah stasiun
TV? Akan lain ceritanya.

Ulasan Utama
Teknologi yang Dicurangi (oleh Televisi)?

Kok bisa ya? Seperti yang pernah saya bilang, kredibilitas ajang penghargaan haruslah dijunjung tinggi. Ketika sudah begini, siapa yang mau percaya lagi?
Ada yang mungkin menyalahkan pengguna Twitter yang login dengan aplikasi tersebut, dan tidak
memutuskan hubungan (revoke access) dengan
aplikasi itu. Mungkin ada benarnya, apalagi kalau

seandainya sebelum mereka mengizinkan akses
tersebut, mereka membaca tulisan diatasnya.
Sebetulnya, setiap aplikasi yang dibuat pihak
ketiga dan berhubungan dengan sosial media,
pastinya akan ada perizinan tertentu yang aplikasi itu minta, semisal data pribadi, izin untuk
tweet di akun tersebut dan lain sebagainya.

3

Persona Televisi Juli 2015

Sayangnya, memang sebagian besar pengguna sosial media jarang membaca hal tersebut. Maka, hal begini bisa terjadi sewaktu-waktu.
Sekarang, memang sosial media bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal. Bahkan vote pun juga bisa dilakukan di sosial media. Namun, bagaimanapun juga secanggih-canggihnya teknologi, adakalanya ada pihak-pihak jahat yang memanfaatkan hal tersebut untuk kepentingan pribadi, mungkin termasuk dengan hal ini.
Maka, jangan latah menggunakan sosial media. Penyelenggara ajang penghargaan harus
menyiapkan sistem yang baik untuk mencegah kasus-kasus semacam ini, semisal dengan
memperketat vote untuk 1 nominasi/orang, sementara pengguna sosial media haruslah tetap
waspada dan hati-hati ketika mengizinkan suatu aplikasi terkoneksi dengan sosial media.
NB : Pasti ada yang menuduh saya sebagai pendukung nominator lain yang kalah. Yang jelas, posisi saya disini independen. Saya tidak mendukung nominator manapun dalam ajang penghargaan
manapun, karena ini merupakan komitmen pribadi saya. Maka, bacalah lebih teliti dan jangan asal
bunyi. Sumber Gambar : Kaskus/IndXtreme


Persona Televisi Juli 2015

4

Baru Nyadar Seka- Surat Pembaca atau
Promosi?
rang?
Dalam salah satu rilis pers yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada
websitenya, menuliskan bahwa kualitas
program TV kita rendah. Nilainya 3,25/4,
dan menurut KPI itu rendah.

Surat pembaca Kompas Sabtu (6/6), tiba-tiba diramaikan oleh surat, yang menurut
saya cenderung mirip promosi. Coba perhatikan paragraf kedua dari surat itu. Promo
kan? Meskipun saya tahu, kalau memang
jadwal acara di Kompas memang belum
Sebentar, ini kenapa lembaga pemerintah ada NET.
kita baru menyadarinya sekarang? Percuma saja kita selama ini mengkritisi kualitas Mudah-mudahan NET. tidak kehabisan akal
program TV kita jika pemerintah sendiri sep- untuk mempromosikan dirinya. Termasuk

erti ini. Tak usah pakai survei segala.
dengan masuk ke koran. Kalau tidak, bakal
begini jadinya.

5

Persona Televisi Juli 2015

Pencuri Tertangkap Kamera
Ceritanya terjadi saat liputan langsung perayaan Waisak pada awal Juni di salah satu
Vihara di Jakarta. Seperti dalam gambar,
ada seseorang yang mencuri tas tersebut.
Tas ini rupanya dimiliki oleh kameraman stasiun TV bersangkutan, yang isinya adalah
peralatan untuk liputan langsung, alias inventaris stasiun TV itu.

Persaingan Rating atau MEA?

Entah kenapa, presiden kita, pak Jokowi tiba-tiba berbicara seperti itu. Persoalannya,
apa dia tahu tontonan para ibu-ibu rumah
tangga? Anak-anak biasanya mengikuti

ibunya. Maka, jangan heran kalau sinetron
jadi program kesukaan kebanyakan masyarakat.
Tak hanya imbauan saja sih pak, tapi aksi
nyata. Mana aksinya?

Number is a Number. .
Informasi ini jujur membuat saya sendiri kaget. Selama ini, rating menjadi objek
yang disalahkan karena membuat kualitas
program TV kita rendah, dan sulit bersaing
dengan program TV di luar negeri.
Perubahan ini membuat stasiun TV dengan segmentasi menengah keatas memiliki
“kekuatan” dalam performance rating, karena perhitungannya yang mendekati kualitas.

Persona Televisi Juli 2015

6

Bagian ini berisi pengetahuan umum seputar pertelevisian Indonesia, baik teknis atau non
teknis.
Yang punya ide, pertanyaan dan sumbang informasi apapun seputar pertelevisian, silahkan kirim e-mail ke inikritikgue@gmail.com.

TAHU TELE
VISI
#JanganNontonT
ipiTan
paLogika

Dalam Standar Program Siaran (SPS) yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada 2012
lalu, ada pasal yang sebetulnya sudah menjelaskan
betul bahwa ada hak anak dalam televisi, seperti
salah satunya yang ditunjukkan pada gambar diatas.
Kebetulan, dalam beberapa waktu terakhir, ada
“skandal” yang melibatkan salah satu stasiun TV
swasta. “Skandal” ini melibatkan program reality
show kepolisian yang pernah menampilkan anak
yang ditangkap polisi karena ... Anehnya, program
reality show kepolisian ini tidak menerapkan pasal
tersebut, terutama ayat ketiga, dimana wajah sang
anak tidak diblur/disamarkan. Akibatnya, sang anak
jadi bahan bully di dunia maya. Hal ini seharusnya
menjadi perhatian, utamanya untuk stasiun TV tersebut, mengingat mereka (seakan-akan) tidak memahami dampak yang nantinya dialami sang anak.
Kalau boleh mengakui, program televisi yang ramah
anak masih minim ada dalam televisi kita. Memang
ada, tapi itupun masih banyak didominasi acara kartun, yang terlanjur dicitrakan sebagai program anak,

padahal kontennya sendiri memang terkadang belum cocok dilihat anak-anak. Maka, program anakanak memang masih dibutuhkan masyarakat. Namun, isinya bukan hanya kartun, tapi isinya harus
mengajak anak-anak mencintai sesama makhluk
hidup dan menjaga rasa nasionalisme tertanam dalam hati mereka.
Televisi seharusnya menjunjung tinggi hak anak untuk mendapatkan program televisi yang layak dan
sesuai kebutuhan mereka. Tidak ada toleransi untuk
hal ini, mengingat jika program TV aman untuk anak,
maka akan aman juga untuk sekeluarga.
Download Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI di www.kpi.go.id

7

Persona Televisi Juli 2015

n
a
s
i
r
Wa
dan

ftv

Sejak kehadiran FTV Rahasia Ilahi di TPI (dilayar tulisannya MNCTV), sejak itulah sinetron dan FTV kita
melirik cerita religi yang menjual kisah-kisah perseteruan dalam rumah tangga, yang berujung kepada azab
yang ditimpakan. Azab ini biasanya bisa menyelamatkan atau malah membuat tokoh utamanya harus
meninggal tanpa mendapat kesempatan untuk
bertaubat.
Pola ini terus berulang sampai saat ini. Hanya ada modifikasi sedikit.

Keluarga
Bisa miskin, bisa kaya
Jika miskin, biasanya dimunculkan keinginan
untuk jadi kaya. Ada ambisi, sampai lupa akal.
Ia berusaha untuk menjalankan apapun,
yang penting kaya. Bahkan ia bisa durhaka
dengan orang tuanya.
Jika kaya, karena ia merasa dapat segalanya,
ia berusaha menjalankan ambisi, bahkan
sampai merugikan orang lain.

Mulai Muncul
Kejatuhan
Tak ada yang abadi..

Perlahan-lahan, keresahan itu tak
terbantahkan lagi. Semua daya upaya
untuk menyadarkan tokoh utama
sudah dilakukan, namun tokoh utama
itu sudah terlalu tersesat dalam dosa
yang nyata.

Setelah Ambisi
Terwujud
Namanya juga manusia,
terkadang ada alpa..
Tokoh utama biasanya akan bersenang-senang, melakukan maksiat, dan malah lebih
berambisi lagi.
Tokoh disekitarnya sudah resah dengan
kelakuan tokoh utama. Muncul figur-figur
tertentu yang mencoba mengingatkan, namun
tokoh utama biasanya melawan. Sementara
istri/suami atau orang tuanya yang protagonis
biasanya terus berdoa kepada Tuhan agar
tokoh utama segera sadar.

Azab atau Kesadaran
Ujungnya, tiba-tiba tokoh utama
sadar, karena sebuah peristiwa
mengagetkan, semisal orangtua
tokoh utama meninggal karena
kesalahan tokoh utama.
Jika sampai akhir cerita, si tokoh utama tidak
sadar-sadar juga, biasanya akan ditimpakan
“azab” yang mengagetkan, semisal ada gempa
besar yang menghancurkan tokoh utama., atau
tokoh utama mengalami kecelakaan, dan
disaat-saat terakhir ia meminta maaf, kemudian akhirnya ia meninggal. Ia tak sempat bertaubat.

Itu baru 1. Masih banyak kisah-kisah FTV yang ngakunya religi, namun isinya jauh dari menarik sebuah
hikmah tanpa menakut-nakuti, dan tidak ada sisi menariknya sama sekali, kecuali backsound yang tegang.
:D
Oh ya, bacanya dari kotak kiri ke kanan.
@rinaldoaldo92
personatelevisi.id
rinaldo.92.aldo.169405
rinaldo92aldo.wordpress.com
#JanganNontonTipiTanpaLogika
#IniKritikGueAwards

Persona Televisi Juli 2015

8

Sentilan Fualing Greget
Punya sentilan yang lebih greget?
Kirimkan dalam 2 versi :
lampirkan
1. Word (.doc atau .docx, jika ada gambar
dalam dokumen tersebut), atau
2. Meme atau komik (.jpg atau .png)
lewat menu
kirimkan ke inikritikgue@gmail.com atau
“Submit Artikel dan blog” di blog saya.

B A D M IN T O N

Opininya
Mana?

R

VS sinetron

“karnivora”
Editorial by : Rinaldo Aldo | @rinaldoaldo92 | rinaldo.92.aldo.169405
Note : Saya sebetulnya pernah bahas ini di akun Facebook saya. Namun
saya akan coba kupas lebih dalam. Alamat akun Facebook saya ada di
tulisan “Editorial by”, paling kanan. Silahkan dibuka sendiri.

ating program pertandingan langsung
badminton (bulu tangkis) rupanya masih bisa dikalahkan oleh talent search
dangdut, atau sinetron “karnivora”
(istilah untuk sinetron yang berisi hewan-hewan, biasanya siluman hewan yang wujudnya manusia, dan hewan tersebut biasanya
memakan daging (karnivora), semacam serigala, harimau, hingga kucing). Bahkan, kalau dihead to headkan, ratingnya masih kalah
dibandingkan pertandingan sepakbola, baik
dari Indonesia ataupun luar negeri, semacam
BPL atau Piala Dunia. Kenapa hal ini terjadi?

Tapi, kebanggaan itu bertolakbelakang dengan kemarahan beberapa pihak di dunia
maya yang tidak bisa menyaksikan kemenangan para pebulutangkis Indonesia dalam beberapa kompetisi internasional, karena tidak ada stasiun TV Indonesia (FTA - free to
air, siaran ditangkap dengan antena) yang
menayangkannya. Mau tak mau mereka harus melihat lewat streaming, atau memakai
layanan pay TV (TV berlangganan, semacam Indovision, Big TV, Transvision, dsb).

Adakalanya, nasionalisme sedikit tersingkirkan dari adu rating semacam ini. Namun,
Dalam suatu kesempatan, salah satu legen- apakah tidak ada kepedulian orang penting
da badminton Indonesia, Susi Susanti pernah stasiun TV (direksi, programming, dsb) untuk
berbicara kalau perkembangan badminton In- mengangkat sedikit rasa nasionalismenya?
donesia sekarang ini tidak seperti dulu. Persaingan pemain badminton asal Indonesia kini Pertanyaannya, apakah bangsa kita hanya akan
hanya bisa mengandalkan nama-nama yang jadi bangsa pengonsumsi sepakbola, tanpa
sudah terkenal, dan jumlah nomor (ganda pu- menghasilkan karya apapun untuk mempertra, ganda putri, ganda campuran, dsb) yang baikinya? Fansnya sih boleh banyak, tapi kekita menangkan pun menurun, “Jika dulu bisa banyakan mereka hanya bisa berdebat kusir,
menang 4, kini hanya menang 2.” Mungkin tanpa ujung yang menyelesaikan. Bahkan, ujunkarena itulah media massa, termasuk tele- gnya malah membuat keributan. Makin rusuh.
visi sudah terlalu malas memberitakannya.
Sepakbola memang menjadi sesuatu yang
Maka, jumlah pertandingan badminton yang “seksi”. Buat mafia sepakbola, buat pemerintah,
tayang di TV pun tinggal sedikit. Kini hanya buat fans, buat para pemain dan keluarganya,
sedikit stasiun TV yang mau menayangkan dan buat programming stasiun TV. Saking “sekpertandingan badminton. Itupun hasilnya tak sinya”, setiap hari stasiun TV membahas tenterlalu baik. Sisanya, semua memperebutkan tang kisruh Kemenpora VS PSSI. Banyak juga
hak siar pertandingan sepakbola yang nilain- pembahasan seputar kisruh tersebut, namun
ya bisa mencapai milyaran rupiah. Akhirnya, selamanya akan terus buntu. Hanya bisa bertemuncul stigma kalau sepakbola bisa meng- ori-teori, tapi tak bisa menyelesaikan masalah.
hasilkan rating, karena banyak pemirsa yang
menonton (bukan menyukai) pertandingan
tersebut, yang ujung-ujungnya bisa mencapai
9
Persona Televisi Juli 2015
target sales yang ditetapkan. Rasanya bangga kalau dapat bonus, karena rating naik.

Sementara itu, disisi lain, program TV sekarang
pun isinya jauh dari rasa nasionalisme. Ketika
infotemen (infotainment) hanya bisa mengungkap kekayaan para selebritis (hedon, “memuja-muja” kekayaan) yang menurut beberapa
pihak “karbitan” itu, sementara disisi lain sinetron kita hanya menjual mimpi-mimpi dan jalan
cerita yang tidak realistis, bahkan cenderung
diluar logika, serta program berita yang semakin kesini semakin “menyeramkan”, lebih menyeramkan dari uji nyali sekalipun, maka
sulit rasanya untuk melihat anak-anak bangsa
kita bangga dengan bangsanya sendiri. Mereka
mungkin hanya bangga dengan pemain sinetron yang mereka sukai dan puja-puja (ngakak).
Maka, cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme kita adalah dengan menayangkan
pertandingan olahraga, selain sepakbola, tentu. Banyak cabang olahraga lainnya yang
mungkin tak banyak diketahui orang, semisal sepak takraw atau senam ketangkasan
(bukan senam semacam SKJ - ngakak).
Mudah-mudahan, kedepannya orang penting
stasiun TV bisa memikirkan soal hal ini. Tapi
ingat, beli hak siar pertandingan olahraganya
bukan hanya dalam 1 package pertandingan
semacam SEA Games. Ini sama (atau bahkan) lebih penting daripada angka-angka rating.

Mau seperti dia?
Caranya mudah.
Cukup tulis opini anda, dalam format
word (.docx atau .doc), lalu kirimkan ke
inikritikgue@gmail.com, atau klik “Submit
Artikel dan Opini” di menu navigasi blog
saya. Isi form yang tersedia.
Semua artikel yang anda masukkan akan
dimoderasi dan akan diedit, tanpa mengubah substansial isinya.

Harus ter-

kait penyiaran!
Persona Televisi Juli 2015

10

MAU BERIKLAN DISINI?
HUBUNGI SAYA DI INIKRITIKGUE@GMAIL.COM

By : Rinaldo Aldo
@rinaldoaldo92

Menghadirkan hasil survei “Jadi Pemirsa Cerdas”..

Infografis
Survei Jadi Pemirsa Cerdas

Survei ini diadakan mulai tanggal 29 April 2015 sampai
tanggal 1 Juni 2015, dengan suara 65 responden, yang saya
minta untuk mengerjakan survei online di SurveyMonkey.com,
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 6 (enam) buah. Semoga
hasil ini bermanfaat buat pihak yang membutuhkan. Terima
kasih.

s.id/inikritikgue

1. Setujukah anda jika para pengkritik program TV dikatakan
sebagai haters?

2. Menurut anda, apa itu pemirsa cerdas?

Bingung/Tidak Tahu

30

Lain-Lain

Tidak Setuju
25

Masa Bodoh

Setuju
20

Selalu Kritis

15

Paham

10
5
0

3. Menurut anda, siapakah pemilik frekuensi yang ditumpangi stasiun TV?
Lain-Lain

4. Jika menemukan kejanggalan pada program TV, apa yang akan anda lakukan?

0

5

10

15

20

25

30

35

Masa Bodoh

Pemerintah

Lapor KPI

Stasiun TV

Artikel Blog/Sosmed

Publik

5. Apakah anda yakin, bahwa yang disajikan televisi itu 100% real,
bukan rekayasa atau gimmick?
50

40

30

6. Manakah diantara pilihan berikut yang terbaik?

Bingung/Tidak Tahu
Tidak Yakin
Yakin

20

Musik : Musisi Idola tapi kebanyakan gimmick
10

0

Berita aktual : pencitraan pemilik dan propaganda sesat
Pencarian Bakat Konsep Bagus : Jualan Drama sisi pribadi peserta
Komedi Menghibur : Gimmick + Goyangan
Talkshow Inspiratif : hanya orang tak mampu + tangisan

CATATAN : Survei ini tidak dibuat untuk mewakili pendapat keseluruhan masyarakat Indonesia. Hasil ini hanyalah sebagai bahan evaluasi untuk semua pihak, dan dapat
disebarluaskan dimana saja, asalkan tetap menyertakan sumbernya. Terima kasih.

BONUS : INFOGRAFIS SURVEI “JADI PEMIRSA CERDAS”
DOWNLOAD 4-IN-1 PACK HASIL FINALNYA DISINI.