KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI DAN TAX AVOID

VOLUME 11 NOMOR 3 NOPEMBER 2015

ISSN: 0216-9843

Jurnal
Bisnis dan Kewirausahaan
Halaman
Wayan Hesadijaya Utthavi
KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI DAN TAX AVOIDANCE PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

213 – 220

Ketut Vini Elfarosa, I Gede Iwan Suryadi, dan Ni Nyoman Ayu Oktarini Utami
SISTEM PENYELENGGARAAAN KLIRING DI KANTOR PERWAKILAN
BANK INDONESIA WILAYAH III BALI DAN NUSRA

221 – 230

Lily Marheni, AAA Mirah Kencanawati, dan Cok Gede Putra Yudistira
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA PERAWAT TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM
SANJIWANI GIANYAR BALI

231 – 240

Wayan Suryathi, I Made Widiantara, dan I Made Ardana Putra
MODEL PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PERUSAHAAN DALAM SMALL
BUSINESS NETWORKING MAHASISWA DENGAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL PENGANTAR BISNIS DI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

241 – 249

I Nyoman Subratha, I Nyoman Sutama, dan I Made Bagiada
STRATEGI KANIBALISASI UNTUK MEREDUKSI BIAYA PRODUKSI (STUDI
KASUS PADA PT BALI TROPICAL)

250 – 255

Ni Luh Putu Paramita Dewi, Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati, dan A.A.Gde
Mantra Suarjana

PERENCANAAN LABA DENGAN PENDEKATAN ANALISIS HUBUNGAN
BIAYA, VOLUME, DAN LABA (STUDI KASUS PADA PT MITRAGARMENT
BALIRAYA BADUNG)

256 – 267

Wiryawan Suputra Gumi dan I Nyoman Normal
EVALUASI TARIF JASA PENGOLAHAN EARTHENWARE BODI WARNA
DARMASABA (BWD) BERBASIS ELEMEN BIAYA TAHUN 2015

268 – 280

Luh Mei Wahyuni, I Made Sura Ambara Jaya, dan Naktika Sari Dewi
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA
MEMILIH LEMBAGA PENDIDIKAN PROFESI SATU TAHUN DI DENPASAR

281 – 291

Jurnal
Bisnis dan

Kewirausahaan

Vol.11

No.3

Halaman

Nopember

ISSN

213 – 291

2015

0216-9843

JURNAL BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Vol. 11, No.3, Nopember 2015

ISSN: 0216-9843
Dewan Editor:
I Made Marsa Arsana
Zainal Abdul Haris
Heri Setiawan
I Gede Santanu
I Ketut Sutama
I Wayan Nuka Lantara
I Wayan Suartana
Grahita Candrarin
Riyadi
I Nyoman Mandia
Dyah Hudiananingsih

Editor Pelaksana:
I Made Bagiada
Luh Mei Wahyuni

Tata Usaha:
Ni Putu Werdiani Utami


Alamat Editor dan Tata Usaha:
Redaksi Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Politeknik Negeri Bali, Kampus Bukit Jimbaran – Kuta Selatan,
Badung, Bali, Indonesia 80361
Phone: (0361) 705136, 701981 – Fax: (0361) 705136, 701128
Email: [email protected] Website: http://www.pnb.ac.id/jbk/
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan oleh Politeknik Negeri Bali,
terbit tiga kali dalam setahun pada bulan Maret, Juli, dan Nopember. Jurnal
Bisnis dan Kewirausahaan terbit pertama kali tahun 2001 dengan nama Jurnal
Sinergi: Bisnis dan Kewirausahaan. Sejalan dengan pembenahan dalam
pengelolaan jurnal yang kami lakukan, sejak edisi tahun 2005 Jurnal Bisnis
dan Kewirausahaan terbit dengan ISSN baru. Redaksi menerima naskah baik
dari dalam maupun dari luar Politeknik Negeri Bali. Kepastian penerimaan
atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Penulis yang
artikelnya dimuat akan mendapatkan imbalan berupa nomor bukti pemuatan
sebanyak satu eksemplar. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan
kecuali ada permintaan penulis.

JURNAL BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

Vol. 11, No. 3, Nopember 2015
ISSN: 0216-9843

DAFTAR ISI
Wayan Hesadijaya Utthavi
KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI DAN TAX AVOIDANCE PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

213 – 220

Ketut Vini Elfarosa, I Gede Iwan Suryadi, dan Ni Nyoman Ayu Oktarini Utami
SISTEM PENYELENGGARAAAN KLIRING DI KANTOR PERWAKILAN
BANK INDONESIA WILAYAH III BALI DAN NUSRA

221 – 230

Lily Marheni, AAA Mirah Kencanawati, dan Cok Gede Putra Yudistira
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA PERAWAT TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM
SANJIWANI GIANYAR BALI


231 – 240

Wayan Suryathi, I Made Widiantara, dan I Made Ardana Putra
MODEL PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PERUSAHAAN DALAM SMALL
BUSINESS NETWORKING MAHASISWA DENGAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL PENGANTAR BISNIS DI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

241 – 249

I Nyoman Subratha, I Nyoman Sutama, dan I Made Bagiada
STRATEGI KANIBALISASI UNTUK MEREDUKSI BIAYA PRODUKSI (STUDI
KASUS PADA PT BALI TROPICAL)

250 – 255

Ni Luh Putu Paramita Dewi, Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati, dan A.A.Gde
Mantra Suarjana
PERENCANAAN LABA DENGAN PENDEKATAN ANALISIS HUBUNGAN
BIAYA, VOLUME, DAN LABA (STUDI KASUS PADA PT MITRAGARMENT

BALIRAYA BADUNG)

256 – 267

Wiryawan Suputra Gumi dan I Nyoman Normal
EVALUASI TARIF JASA PENGOLAHAN EARTHENWARE BODI WARNA
DARMASABA (BWD) BERBASIS ELEMEN BIAYA TAHUN 2015

268 – 280

Luh Mei Wahyuni, I Made Sura Ambara Jaya, dan Naktika Sari Dewi
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA
MEMILIH LEMBAGA PENDIDIKAN PROFESI SATU TAHUN DI DENPASAR

281 – 291

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 3 Nopember 2015

213


KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI DAN TAX AVOIDANCE
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Wayan Hesadijaya Utthavi
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali
Email: [email protected]
Abstrak: Peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak terus diupayakan oleh pemerintah
untuk pembangunan dan pembiayaan negara. Upaya peningkatan penerimaan pajak
berbenturan dengan salah satu sistem pemungutan pajak. Sistem pemungutan pajak self
assessment system memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar,
dan melaporkan jumlah kewajiban pajaknya sehingga wajib pajak dimungkinkan melakukan
penghindaran pajak untuk mengefisienkan jumlah pajak yang dibayar. Kebijakan
penghindaran pajak dapat dilakukan perusahaan ditentukan oleh keputusan pemegang saham.
Kondisi kepemilikan saham perusahaan di Indonesia cenderung terkonsentrasi sehingga
tercipta kepemilikan piramida yang menciptakan peluang untuk melakukan penghindaran
pajak untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham. Penelitian ini dimaksudkan untuk
menguji pengaruh struktur kepemilikan terkonsentrasi terhadap kebijakan penghindaran
pajak. Penelitian ini memakai seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2008 sampai dengan 2010. Penentuan sampel menggunakan kriteria purposive sampling
sehingga didapat sebanyak 160 pengamatan. Pengujian model regresi dilakukan dengan uji
asumsi klasik dan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan dengan persentase kepemilikan terkonsentrasi
tinggi cenderung melakukan tingkat penghindaran pajak yang lebih tinggi. Peningkatan
kepemilikan menyebabkan meningkatnya kemampuan pemegang saham mayoritas untuk
mengendalikan perusahaan yang berakibat pada usaha penghindaran pajak untuk
memaksimalkan keuntungan pemegang saham.
Kata kunci: kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan piramida, tax advoidance
Abstract: The increasing of state revenue from the tax sector continue to be pursued by the
government for the construction and financing of the State. The efforts to increase tax revenue
collide with one of the tax collection system. Self assessment system authorizes taxpayers to
calculate, pay, and report the amount of their tax liability so that the tax payer possible to do
the tax avoidance to minimize the amount of taxes paid. Tax avoidance policy can be
determined by the decision of the company’s shareholders. The conditions of shareholding
companies in Indonesia tend to be concentrated so it makes the pyramid ownership that
creates opportunities for tax advoidance in order to maximize shareholder profits. The
purpose of this research is to examine the effect of concentrated ownership structure policy to
tax avoidance. The research used all companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008
to 2010. The sampling technique used in this research is purposive sampling criteria in order
to obtain 160 observations. The regression model test is conducted by using the classic
assumption test and data analysis technique used is simple linear regression analysis.
This research proves that companies with a high percentage of concentrated ownership tend

to do a higher level of tax advoidance. The increasing of ownership led to the increasing of
the ability of the majority shareholder to control the company which resulted in a tax
avoidance efforts to maximize shareholder profits.
Key Word: concentrated ownership, pyramid ownership, tax avoidance
PENDAHULUAN
Sektor pajak merupakan sumber pendapatan negera yang paling optimal sebagai media
pengaturan dan pembiayaan penyelenggaraan negara. Besarnya kontribusi pajak

214

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 3 Nopember 2015

dibandingkan dengan kontribusi non pajak sebagai sumber pendapatan negara disajikan di
bawah ini:
Tabel. 1
REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN NEGARA
(DALAM MILIAR RUPIAH)

Tahun
APBN

Penerimaan dalam Penerimaan Negara
Dari Pajak
negeri

2014
1.661.148,40
2013
1.497.521,40
2012
1.332.322,90
2011
1.205.345,70
2010
992.248,50
2009
847.096,60
2008
979.305,40
Sumber: www.fiskal.depkeu.go.id

1.310.218,90
1.148.364,70
980.518,10
873.873,90
723.306,70
619.922,20
658.700,80

%
79
77
74
72
73
73
67

Penerimaan Negara
Bukan Dari Pajak
350.929,50
349.156,70
351.804,80
331.471,80
268.941,90
227.174,40
320.604,60

%
21
23
26
28
27
27
33

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa penerimaan dalam negeri yang tertuang
dalam APBN pada tahun anggaran 2008 sampai dengan tahun 2014 diatas 73,5 persen
bersumber dari sektor pajak. Pemerintah terus melakukan evaluasi peraturan perpajakan dan
tata cara pelaksanaannya, serta meningkatkan kualitas pelayanan pajak untuk wajib pajak
sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Tindakan yang
umumnya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mencapai target penerimaan
sektor pajak adalah melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi.
Sistem perpajakan di Indonesia salah satunya menganut self assessment system yang
berarti sistem ini memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan
melaporkan jumlah kewajiban pajaknya dan fiscus (pemerintah) hanya mengawasi
pelaksanaannya (Mardiasmo,2011:7). Penerapan tax avoidance berbenturan dengan upaya
wajib pajak dalam memaksimalkan penerimaan negara. Tax avoidance adalah suatu bentuk
tindakan yang dilakukan wajib pajak untuk meminimalkan pajak yang dilakukan secara legal.
Artinya bahwa tindakan tersebut masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
perpajakan (Barr, 1977). Penelitian yang dilakukan Uppal (2005) ditemukan bahwa pada
negara-negara berkembang termasuk Indonesia banyak terjadi kasus penghindaran pajak.
Khurana dan Moser (2009) membuktikan bawah upaya manajemen dalam melakukan tax
avoidance adalah semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan.
Sistem Self assessment system memberi peluang wajib pajak untuk melakukan
penghindaran kewajiban perpajakan, kebijakan untuk melakukan pengindaran pajak dapat
dikaitkan dengan bagaimana struktur kepemilikan perusahaan, pemegang saham dengan
kepemilikan saham mayoritas sebagai pengendali mempunyai wewenang untuk
mempengaruhi kebijakan manajemen. Munculnya pemegang saham mayoritas sebagai
pengendali dan minoritas disebabkan kepemilikan saham di Indonesia cenderung
terkonsentrasi (La Porta et al., 2000). Salah satu dampak adanya pemegang saham mayoritas
mendorong pemegang saham mayoritas untuk melakukan tunneling. Kasus tunneling yang
dapat dilakukan pemegang saham seperti yang dikemukan La Porta et al (2000) adalah tidak
membagikan dividen, menjual aset atau sekuritas milik perusahaan kepada perusahaan lain
yang mereka miliki dengan harga di bawah harga pasar, dan menempatkan anggota keluarga
pada posisi penting namun tidak memenuhi kualifikasi.

Wayan Hesadijaya Utthavi: Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Tax Avoidance Perusahaan ................................ 215

Kepemilikan terkonsentrasi dikemukakan oleh Haruman (2008) memperhatikan
beberapa hal antara lain: (1) kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen
mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dibanding
sekedar mencapai tujuan perusahaan semata; (2) kepemilikan yang terkonsentrasi memberi
insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam
perusahaan; (3) identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan dan (4)
maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah cenderung untuk
mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan.
Struktur kepemilikan dalam penelitian ini menekankan pada adanya konsentrasi
kepemilikan saham. Ralf dan Chatelain (2011) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan
berhubungan dengan penghindaran pajak. Dalam negara-negara dengan sistem pajak yang
lemah dan tingkat korupsi yang tinggi, peningkatan perlindungan investor tidak menyebabkan
lebih banyak investasi ketika pengawasan swasta terlalu mahal bagi investor. Jika sistem
pajak efisien, pengawasan swasta akan menggantikan pemerintahan. Peningkatan hak-hak
investor akan mengurangi terjadinya konsentrasi kepemilikan dan meningkatkan jumlah
realisasi investasi. Konsentrasi kepemilikan terjadi di negara-negara dengan perlindungan
investor yang rendah. Perusahaan melindungi diri dengan memperbesar kepemilikan yang
berakibat pada usaha penghindaran pajak untuk memperoleh penghematan. Pada kepemilikan
langsung investor minoritas dapat mengetahui pemegang saham pengendali, sedangkan dalam
kepemilikan ultimat baru akan diketahui jika melakukan penelusuran ke lapisan kepemilikan
berikutnya
Kepemilikan terkonsentrasi dan tax avoidance merupakan hal yang menarik untuk
diteliti yang sebelumnya telah diteliti oleh beberapa penelitian sebelumnya. Annisa dan
Kurniasih (2012) meneliti terkait dengan kepemilikan institusional dengan tax avoidance,
hasil penelitiannya menunjukkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada tax
avoidance. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Chen et al., (2010). Chen et al., (2010)
meneliti tentang perilaku tax aggressive. Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku tax
aggressive pada perusahaan keluarga lebih rendah dibandingkan perusahaan nonkeluarga.
Sari dan Martani (2010) meneliti terkait dengan struktur kepemilikan keluarga dimana
hasilnya menunjukkan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga cenderung memiliki perilaku
pajak agresif daripada kepemilikan non keluarga yang penyebabnya adalah adanya faktor
eksternalitas dari budaya bisnis dan pemeriksaan pajak di Indonesia.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian dan semakin agresifnya upaya pemerintah dalam
peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak menjadikan penelitian terkait dengan
fenomena struktur kepemilikan terutama kepemilikan terkonsentrasi dan tax avoidance
menjadi sangat menarik untuk diteliti. Penelitian memiliki tujuan melakukan membuktikan
pengaruh kepemilikan terkonsentrasi pada tax avoidance. Manfaat penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pembuktian adanya dampak kepemilikan terkonsentrasi di Indonesia
terhadap adanya potensi penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tax Avoidance
Tax avoidance adalah usaha meringankan kewajiban pajak dengan tidak melanggar
undang-undang. Kim et al., (2011) mengemukakan dalam teori tradisional tax avoidance
dianggap sebagai aktivitas untuk mentransfer kesejahteraan dari negara kepada pemegang
saham, sehingga pemisahan kepemilikan dan kontrol menjadi hal yang penting. Pemilik
saham yang risk-neutral akan menerima manajer bertindak atas nama mereka untuk mencapai
profit maksimal, termasuk mengurangi kewajiban pajak selama keuntungan yang diharapkan
masih berada di atas biaya yang diperkirakan.
Pemisahan kepemilikan dan manajemen mengarahkan keputusan pajak perusahaan
mencerminkan kepentingan pribadi manajer. Pemisahan kepemilikan dan pengawasan ini

216

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 3 Nopember 2015

menunjukkan bahwa tax avoidance merupakan aktivitas yang penting, sehingga pemilik perlu
merancang insentif dan pengawasan yang tepat bagi manajemen agar manajer mengambil
keputusan pajak yang efektif dan efisien, yaitu ketika biaya yang harus dikeluarkan masih
lebih kecil daripada manfaat yang akan diterima. Aktivitas tax avoidance memunculkan
kesempatan bagi manajemen dalam melakukan aktivitas yang didesain untuk menutupi berita
buruk atau menyesatkan investor (Desai dan Dharmapala, 2006). Manajer dapat
membenarkan transaksi atas tax avoidance dengan mengklaim bahwa kompleksitas dan
ketidaktahuan menjadi hal yang penting dalam meminimalkan terdeteksinya aktivitas tax
avoidance oleh pemeriksa pajak.
Kepemilikan Terkonsentrasi
Struktur kepemilikan perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu struktur
kepemilikan tersebar dan struktur kepemilikan terkonsentrasi. Kepemilikan tersebar biasanya
terjadi di Amerika Serikat dan Inggris. Sebaliknya, struktur kepemilikan perusahaanperusahaan di negara-negara Asia Timur dan Eropa Timur terkonsentrasi pada pemilik
tertentu (La Porta et al., 1999; Claessens et al., 2000; serta Faccio dan Lang, 2002).
Struktur kepemilikan tersebar terjadi apabila outsider equity dimiliki oleh banyak
investor dan setiap investor memiliki nilai ekuitas yang relatif kecil. Akan tetapi, pada
struktur kepemilikan terkonsentrasi, sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil
individu atau kelompok, sehingga individu atau kelompok tersebut memiliki jumlah saham
relatif dominan dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Pemegang saham mayoritas
dapat meningkatkan kepemilikannya melalui struktur kepemilikan secara piramida,
kepemilikan silang dan melalui keterlibatan pemegang saham mayoritas dalam perusahaan.
Peningkatan kepemilikan meyebabkan meningkatnya kemampuan pemegang saham
mayoritas untuk mengendalikan perusahaan.
Struktur kepemilikan dalam penelitian ini menekankan pada adanya konsentrasi
kepemilikan saham. Ralf dan Chatelain (2011) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan
berhubungan dengan penghindaran pajak. Dalam negara-negara dengan sistem pajak yang
lemah dan tingkat korupsi yang tinggi, peningkatan perlindungan investor tidak menyebabkan
lebih banyak investasi ketika pengawasan swasta terlalu mahal bagi investor. Jika sistem
pajak efisien, pengawasan swasta akan menggantikan pemerintahan. Peningkatan hak-hak
investor akan mengurangi terjadinya konsentrasi kepemilikan dan meningkatkan jumlah
realisasi investasi. Konsentrasi kepemilikan terjadi di negara-negara dengan perlindungan
investor yang rendah. Perusahaan melindungi diri dengan memperbesar kepemilikan yang
berakibat pada usaha penghindaran pajak untuk memperoleh penghematan. Pada kepemilikan
langsung investor minoritas dapat mengetahui pemegang saham pengendali, sedangkan dalam
kepemilikan ultimat baru akan diketahui jika melakukan penelusuran ke lapisan kepemilikan
berikutnya. Berdasarkan kajian teori tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1: persentase konsentrasi kepemilikan berpengaruh pada tax avoidance
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan periode tahun 2008-2010 pada seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling. Adapun yang menjadi kreteria penentuan sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan pisah batas kepemilikan sebesar 30%, kepemilikan terkonsentrasi
dapat dikatakan jika salah satu pemegang saham memiliki perusahaan dengan tingkat
kepemilikan 30% keatas. Cara yang sama juga dilakukan oleh Demirag dan Serter
(2003) dilakukan pada perusahaan publik di Turki. Kondisi kepemilikan yang kurang
tersebar serupa dengan kondisi perusahaan publik di Indonesia (Sanjaya, 2010).
2) Perusahaan yang selama periode pengamatan membagikan dividen secara berturutturut. Penggunaan kreteria ini bertujuan untuk mengontrol hasil penelitian.

Wayan Hesadijaya Utthavi: Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Tax Avoidance Perusahaan ................................ 217

Pembagian dividen akan memberikan dampak meminimalkan perbedaan hasil yang
disebabkan karena adanya pembagian dividen. Kepentingan untuk membagikan
dividen oleh pemegang saham cenderung menyebabkan perbedaan motif
pengindaran pajak.
Pengukuran tax avoidance dihitung dengan proksi Cash ETR (cash effective tax rate)
perusahaan memperhitungkan kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak Dyreng et al., (2010). Semakin besar Cash ETR mengindikasikan semakin
rendah tingkat penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Cash ETR digunakan sebagai
proksi karena dua alasan. Pertama, Cash ETR tidak terpengaruh oleh perubahan kontinjensi
pajak perusahaan. Jadi terlepas dari apakah perusahaan mencatat kontinjensi dalam laporan
keuangannya, pembayaran pajak kas yang lebih rendah terkait dengan posisi pajak agresif
akan tercermin dalam Cash ETR rendah. Kedua, ukuran Cash ETR dikurangi dengan manfaat
pajak yang terkait dengan opsi saham karyawan sehingga memberikan ukuran yang lebih baik
untuk beban pajak perusahaan daripada ukuran ETR tradisional (Badertscher et al., 2009).
Persentase kepemilikan terkonsentrasi diproksikan dari hak pengendalian pemegang saham
mayoritas. Hak pengendalian atau hak kontrol menunjukkan kemampuan pemegang saham
untuk mengendalikan kebijakan perusahaan. Hak pengendalian dihitung dengan
menjumlahkan persentase kepemilikan langsung dan persentase kepemilikan tidak langsung.
Hak pengendalian dalam penelitian ini ditunjukkan dengan metode pisah batas dengan
kepemilikan sebesar 30%, metode ini mengikuti yang dilakukan oleh Demirag dan Serter
(2003) karena kepemilikan perusahaan publik di Turki kurang tersebar, serupa dengan kondisi
perusahaan publik di Indonesia (Sanjaya, 2010).
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis data
penelitian. Sebelum model regresi layak untuk diujikan, maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov. Metode Durbin Watson (Dw Test) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi, sedangkan untuk menguji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Model
regresi linear sederhana ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut:
TAX = b0 + b1KT + e.......(1)
Keterangan:
TAX
= tax avoidance
b0
= Konstan
b1, b2
= Koefisien Regresi
e
= Variabel Pengganggu
KT
= Kepemilikan Terkonsentrasi

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Sampel yang didapat setelah ditentukan dengan menggunakan purposive sampling
diperoleh sebanyak 160 pengamatan perusahaan manufaktur selama periode 2008-2010.
Pemegang saham perusahaan yang menjadi sampel dapat dikategorikan sesuai dengan tabel
dibawah ini.

218

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 3 Nopember 2015

Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tipe Pemegang Saham Pengendali

No.
1
2
3
4
5

Pemegang Saham Pengendali
Jumlah Observasi
Pemerintah
33
Perusahaan dengan kepemilikan luas
42
Keluarga/Individu
74
Institusi keuangan dengan kepemilikan luas
8
Lain-lain
3
160
Jumlah
Distribusi perusahaan sampel berdasarkan jenis industri tersebar dalam kelompok
manufaktur, lembaga keuangan, properti, pertambangan, perbankan, sekuritas, sektor lain, dan
pertanian. Statistik deskriptif menunjukkan bahwa 101 pengamatan merupakan perusahaan
yang kepemilikannya terkonsentrasi dalam struktur piramida, sedangkan sisanya 59
pengamatan merupakan perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan langsung. Persentase
kepemilikan perusahaan rata-rata sebesar 62,95 persen.
Pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov menunjukkan tingkat
signifikansi 0,073 > 0,05, hal tersebut menunjukan data telah terdistribusi normal. Pengujian
autokorelasi menunjukkan hasil nilai Durbin-Watson sebesar 1,762. Hal tersebut
menunjukkan model regresi tidak terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada perioda
t dengan kesalahan pengganggu pada perioda t-1 karena nilai tersebut terletak diantara dU
(1.754) dan 4-dU (2,246). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser yang
menunjukkan seluruh variabel bebas tidak berpengaruh pada nilai absolut residual.
Berdasarkan pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi dalam penelitian
ini telah lolos pengujian asumsi klasik.
Hasil uji determinasi menunjukkan nilai adjusted R2 adalah 0,022. Nilai tersebut
berarti bahwa varian dari variabel kepemilikan terkonsentrasi, mampu menjelaskan varian
variabel tax avoidance sebesar 2,2 persen, sedangkan sisanya sebesar 97,8 persen dijelaskan
oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan hasil uji t terhadap pengujian hipotesis diperoleh
nilai signifikansi t sebesar 0,034. Hal ini berarti kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh
negatif secara statistis pada cash ETR pada tingkat signifikansi 0,05. Cash ETR merupakan
proksi dari tax avoidance yang diukur dari kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
dengan laba sebelum pajak. Tingkat tax avoidance yang semakin tinggi ditunjukkan dengan
cash ETR yang semakin rendah. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan terkonsentrasi
memiliki pengaruh negatif pada tax avoidance yang berarti bahwa semakin tinggi persentase
kepemilikan terkonsentrasi semakin rendah cash ETR. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ralf dan Chatelain (2011). Ralf dan Chatelain (2011)
membuktikan pada pada negara yang perlindungan investornya rendah dan tingkat korupsinya
tinggi maka struktur kepemilikan akan cenderung terkonsentrasi dan tingkat penghindaran
pajak juga tinggi. Jika sistem pajak efisien, pengawasan swasta akan menggantikan
pemerintah. Peningkatan hak-hak investor akan mengurangi terjadinya konsentrasi
kepemilikan dan meningkatkan jumlah realisasi investasi. Konsentrasi kepemilikan terjadi di
negara-negara dengan perlindungan investor yang rendah. Perusahaan melindungi diri dengan
memperbesar kepemilikan yang berakibat pada usaha penghindaran pajak untuk memperoleh
penghematan di sektor pajak.
.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kepemilikan terkonsentrasi dan tax
avoidance. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengujian hipotesis maka dapat
disimpulkan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh negatif pada cash ETR. Cash
ETR yang rendah menunjukkan tingkat tax avoidance yang tinggi sehingga makin besar

Wayan Hesadijaya Utthavi: Kepemilikan Terkonsentrasi Dan Tax Avoidance Perusahaan ................................ 219

kepemilikan terkonsentrasi yang ditunjukan semakin besar kepemilikan pemegang saham
pengendali makin tinggi tax avoidance yang dilakukan perusahaan.
Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini yang kemudian oleh peneliti
dijadikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai perbaikan perbaikan penelitian,. Adapun
saran yang diajukan adalah sebagai berikut.
1) Penelitian ini hanya menghasilkan koefisien determinasi sebesar 2,2% yang
disebabkan oleh hanya satu varibel yang diajukan untuk mewakili struktur
kepemilikan yang hanya dilihat dari kepemilikan terkonsentrasi, dapat jika dilihat dari
karakteristik kepemilikan seperti kepemilikan keluarga, pemerintah dan instusional.
2) Kecilnya koefisien determinasi dapat juga dipengaruhi oleh variabel lain yang
mungkin berpengaruh pada keputusan penghindaran pajak dengan tax avoidance.
Salah satunya adalah karakteristik manajemen yang juga mempunyai pengaruh
langsung terhadap keputusan yang diambil oleh perusahaan.
3) Penelitian ini mengukur terjadinya tax avoidance hanya cara cash ETR. Penelitian
selanjutnya dapat menggunakan proksi tax avoidance yang lain sehingga dapat
mengkonfirmasi kembali hasil pengujian terhadap tax avoidance yang lebih
konsisten.

DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N. A. dan L. Kurniasih. 2012. Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume 8/No. 2: 95-189.
Badertscher, Brad; Katz, Sharon P.; Rego, Sonya P. 2009. The Impact of Private Equity
Ownership on Corporate Tax Avoidance, Harvard Business School Working Paper, 10004.
Barr, N.A., James, S.R., & Prest, A.R. (1977). Self-Assessment for Income Tax. London,
Heinemann
Chen, S., X. Chen, Q. Cheng, dan T. Shevlin. 2010. Are Family Firms More Tax Aggressive
than Nonfamily Firms? Working Paper, University of Washington
Claesens, S, D. Simeon, H.P.L Larry. 2000. The Separation of Ownership and Control in East
Asia. Journal of Financial Economics. 81-112.
Claesens, S, D. Simeon, H.P.L Larry. 2002. Expropriation of Minority Shareholder in East
Asia. The Journal of Financial.
Demirag, I. Dan Serter, M. 2003. Ownership Patterns and Control in Turkish Listed
Companies. Corporate Governance, 11 (1): 40-51.
Desai, M. A. dan D. Dharmapala. 2006. Corporate Tax Avoidance and High Powered
Incentives. Journal of Financial Economics, 79, 145-179.
Dyreng, S. D., M. Hanlon, and E. L. Maydew. 2010. The Effect of Executives on Corporate
Tax Avoidance. The Accounting Review. Vol. 85, No. 4: 1163-1189.
Faccio, M. dan Lang, L. H. P. 2002. The Ultimate Ownership of Western European
Corporations. Journal of Financial Economics 65: 365-395.
Fan, J. P. H dan Wong, T. J. 2002. Corporate Ownership Structure and The Informative of
Accounting Earnings in East Asia. Journal of Accounting and Economics 33: 401- 425.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP
Undip.
Hanlon, Michelle, Shane Heitzman. (2010). A review of tax research. Journal of Accounting
and Economics.50 (2010). 127-178.
Haruman, T. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai
Perusahaan Survey pada Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Efek Indonesia. Makalah
disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

220

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 3 Nopember 2015

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei (1999). Corporate Ownership
Around the World. Journal of Finance. Vol. 54, No. 2: 471-517.
La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei; dan Vishny, Robert (2000).
Agency Problems and Dividend Policies Around the World. Journal of Finance. Vol.
55: 1-33.
La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei; dan Vishny, Robert (2002).
Investor Protection and Corporate Valuation. Journal of Finance. Vol. 57, No. 3: 3-27.
Khurana, I. K. dan W. J. Moser. 2009. Institutional Ownership and Tax Aggressiveness.
www.ssrn.com.
Sanjaya, I. P. S. 2010. Efek Entrenchment dan Alignment pada Manajemen Laba. Disertasi.
Program Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Siregar, B. 2008. Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan
Ultimat. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.
Uppal J.S. 2005. Kasus Penghindaran Pajak di Indonesia. Economic Review Journal. 201.
Zhuang, J., E. David, W. David, M.A.C. Virginita. 2000. Corporate Governace and Finance in
East Asia- A Study of Indonesia, Republic of Korea, Malaysia, Philippines and
Thailand. Asia Development Bank. Manila.