Ayo Mengenal Pasar Baru Jakarta 3
Seri Pengetahuan Arsitektur dan Perkotaan Untuk Pelajar
Ayo Mengenal
Pasar Baru Jakarta
oleh:
Cynthia Puspitasari
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Jakarta, 2015
1
Ayo Mengenal Pasar Baru Jakarta
disusun oleh:
Cynthia Puspitasari
Diterbitkan di Jakarta, Juli 2015
Diterbitkan oleh:
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Alamat: Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
Ilustrasi Sampul:
Sketsa Gerbang Selatan Pasar Baru Jakarta
oleh Cynthia Puspitasari
ISBN: 978-602-70634-3-3
2
KATA PENGANTAR
Perkembangan kota mendorong munculnya kawasankawasan baru di perkotaan, yang mengakibatkan perubahan
pada gaya hidup dan aktivitas masyarakat. Hal tersebut
sedikit banyak berimbas pada kawasan-kawasan tua yang
pada masa lalu pernah menjadi primadona bagi kehidupan
kota.
Kawasan
kota
lama
berangsur-angsur
mulai
ditinggalkan dan digantikan oleh kehadiran pusat-pusat gaya
hidup modern, seperti halnya shopping mall.
Salah satu kawasan kota lama yang ada di DKI Jakarta
adalah kawasan Pasar Baru. Pasar Baru yang pernah menjadi
salah satu ikon kota lama Jakarta ini terus mengalami
penurunan kualitas fisik hingga penurunan vitalitas kawasan.
Akibatnya, perkembangan kawasan yang berada di sekitarnya
pun seolah berjalan tanpa arah serta kurang adanya penataan
dan keterhubungan satu sama lain. Hal ini pula yang
mendorong semakin berkurangnya pengunjung yang datang
ke kawasan tersebut.
Buku ini ditulis untuk dapat memberikan pengetahuan
mengenai kawasan Pasar Baru Jakarta, baik itu berupa sejarah
perkembangan serta kegiatan-kegiatan wisata belanja, seni
dan budaya yang menjadi potensi kawasan tersebut. Melalui
3
potensi-potensi tersebut, diharapkan dapat menarik minat
wisatawan khususnya anak-anak untuk mengunjungi kawasan
Pasar Baru Jakarta tersebut. Sehingga, kelestarian kawasan
kota lama dan kegiatan yang ada di dalamnya tetap terjaga.
Jakarta, Juli 2015
Penyusun,
Cynthia Puspitasari
4
Hai, kami Arsa dan Arsi!
Selamat datang di buku Ayo Mengenal Pasar Baru
Jakarta . Kami akan menemani teman-teman untuk
berjalan-jalan menjelajahi Kawasan Pasar Baru dari
waktu ke waktu.
5
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul
1
Kata Pengantar
3
Daftar Isi
6
I
7
Pasar Baru dari Waktu ke Waktu
1 Pasar Baru Tempo Dulu
9
2 Pasar Baru Saat Ini
14
3 Pasar Baru di Masa Depan
16
II Bangunan-bangunan di Pasar Baru
20
1 Bangunan Cagar Budaya
22
2 Bangunan Bernilai Sejarah
25
III Kegiatan Menarik di Pasar Baru
28
1 Kegiatan Belanja
30
2 Kegiatan Seni dan Budaya
32
3 Kegiatan Kuliner
33
IV Pelestarian Pasar Baru Jakarta
35
Daftar Pustaka
42
6
Sumber Bacaan
42
Sumber Gambar
43
I
Pasar Baru
dari Waktu ke Waktu
Gambar 1
7
Hmm.. Seperti apa ya, perkembangan
kawasan Pasar Baru?
Yuk, kita lihat!
8
Kawasan perbelanjaan Pasar Baru dari waktu ke
waktu menyimpan banyak cerita dan perubahan.
Menjadi penting untuk mengulas keberadaanya di
masa lalu dan di masa sekarang untuk dapat
mengetahui prospeknya di masa yang akan datang.
Hal tersebut bertujuan agar kejayaan Pasar Baru
tidak berhenti dan terus berkelanjutan.
1. PASAR BARU TEMPO DULU
1820, Pasar Baru yang merupakan salah satu
pusat perbelanjaan tertua di Jakarta, dibangun
dengan nama Passer Baroe. Pada awalnya, Pasar Baru
berupa pasar sederhana yang mewadahi kegiatan
pedagang pribumi dalam menjual hasil pertaniannya
serta pedagang keliling Cina yang menjual barangbarang kelontong.
1877, para pedagang dari golongan etnis Cina
mulai
mendirikan
toko-toko
dan
akhirnya
berkembang menjadi jajaran bangunan pertokoan
dengan arsitektur yang menarik dan memiliki nilai
sejarah. Pada masa tersebut Pasar Baru merupakan
daerah perbelanjaan yang paling bergengsi bahkan
menjadi ikon kawasan elit pada abad ke-19. Tradisi
perayaan etnis Cina terlihat pada festival di Sungai
Ciliwung yang melintas di "Passer Baroe", yang
dipergunakan untuk lomba perahu, dalam rangka
pesta Peh Cun. Tradisi pesta Peh Cun digelar tanggal
5 bulan 5 penanggalan Cina, para pedagang di pasar
9
itu sejenak melupakan bisnisnya dan beramai-ramai
berkumpul di sepanjang Ciliwung untuk menyaksikan
penyelenggaraan Peh Cun.
1914, pemerintahan Inggris membangun gedung
kesenian yang mendorong Kawasan Pasar Baru
semakin hidup. Gedung kesenian tersebut masih
terbuat dari bahan bambu yang sederhana.
Kemudian pada masa pemerintahan Hindia Belanda
gedung kesenian dibongkar dan diganti dengan
material yang lebih permanen, yang kini menjadi
Gedung Kesenian Jakarta (Schouwburg). Pasar baru
dikelilingi bangunan-bangunan penting seperti
halnya gedung Departemen Keuangan, gedung
Kesenian dan kantor Pos, sehingga membuat tokotoko di Pasar Baru pada masa itu cepat berkembang
menjadi pusat perbelanjaan utama.
1920, terjadi proses Eropanisasi, dimana
bangunan-bangunan
Cina
yang
sudah
tua
dirobohkan dan diganti dengan bangunanbangunan bergaya Eropa. Pasar kemudian dibangun
dengan mengadopsi gaya pasar di Eropa berupa
deret pertokoan bergaya window shopping di
koridor jalan terbuka yang memanjakan pejalan kaki.
Pasar Baru kemudian berkembang menjadi pusat
fashion, yang salah satunya disebabkan oleh letaknya
10
yang strategis yang dekat dengan jalan Veteran
dimana banyak dihuni oleh orang Eropa.
1930, sejak Indonesia merdeka, Pasar Baru
menjadi pusat aktivitas ekonomi Jakarta. Berdasarkan
catatan sejarah, disebutkan bahwa pada tahun 1930an pemilik toko di sepanjang kawasan Pasar Baru
tidak lagi didominasi oleh para pedagang Cina,
namun sebagian dimiliki oleh kelompok etnik India
dan Jepang. Kala itu di Pasar Baru banyak dijual
barang-barang kebutuhan sehari-hari bangsa Eropa,
mulai dari sepatu, kain, pakaian, perabot rumah
tangga, obat-obatan, buku sampai peralatan
fotografi. Harga dan kualitasnya beraneka ragam dan
tidak kalah dari yang dijual di pertokoan sejenis yang
berada di Eropa. Pada bagian utara dari Pasar Baru
(sebelah gedung Metro sekarang) juga terdapat
pasar basah yang menjual aneka bahan makanan
sehari-hari seperti sayuran, ikan dan daging.
1970, Pada masa pemerintahan orde baru, Pasar
Baru masih merupakan tempat berbelanja paling
prestisius di Jakarta. Toko-toko yang tersebar
memperdagangkan berbagai perlengkapan fesyen
baik itu baju, sepatu, perhiasan, tekstil dan alat-alat
olah raga yang berkualitas dan sebagian barang
impor. Di sanalah warga kota Jakarta kelas
menengah ke atas banyak berbelanja pakaian dan
11
atribut fesyen lainnya. Konsep Mall pada saat itu
masih dalam arti yang sebenarnya dimana terdapat
penataan bangku-bangku untuk beristirahat dan
pepohonan. Berbeda dengan konsep mall saat ini
yang memindahkan deretan toko ke dalam ruang
tertutup dan mengandalkan alat pendingin ruangan.
1980, pamor Pasar Baru mulai pudar dikarenakan
intervensi dari kepadatan kendaraan bermotor dan
polusi yang merusak suasana pertokoan yang
terbuka. Koridor jalan dipenuhi oleh kendaraan yang
parkir dan berlalu-lalang. Kenyamanan yang dimiliki
oleh pusat perbelanjaan yang sejuk dan teduh nyaris
punah. Hampir bersamaan dengan itu, di bagian
utara Pasar Baru bermunculan pusat-pusat
perbelanjaan baru seperti Metro, King Plaza dan
Harco yang berbentuk Mall tertutup yang sejuk
karena penggunaan AC. Sejak itu pula deretan tokotoko di Pasar Baru menjadi kalah menarik dan mulai
ditinggalkan. Walaupun pamor Pasar Baru sudah
menurun, sebagian warga kota masih ada yang
fanatik dan setia berbelanja ke Pasar Baru. Hal itu
disebabkan oleh adanya kepercayaan bahwa tempat
membeli
emas
dan
tekstil
yang
terbaik,
berpengalaman dan terpercaya adalah di Pasar Baru.
Pasar Baru masih menjadi sebuah ingatan yang tidak
mudah dilupakan bagi sebagian warga bahkan masih
12
memberikan identitas keberadaan kota lama dengan
wujud fisik yang tersisa dan memori kejayaannya.
Gambar 1.1 Pasar Baru dari Tahun 1900, 1935, 1949 dan 2001
Sumber: kelurahanpasarbaru.com, diakses 9 Pebruari 2012
1990, dalam rangka merangsang pertumbuhan
aktivitas yang kian menurun, pemerintah setempat
berupaya mereduksi fungsi kawasan dengan
penerapan konsep pedestrian mall. Konsep tersebut
ditetapkan dengan membatasi akses kendaraan
melalui Jalan Pasar Baru pada pukul 10 pagi hingga
pukul 10 malam.
2000, untuk mengingatkan kembali akan
kebesaran Pasar Baru sebagai salah satu tempat
berbelanja prestisius jaman kejayaan Hindia Belanda,
Pemerintah DKI Jakarta menetapkan Pasar Baru dan
kawasan sekitarnya sebagai kawasan belanja bertaraf
13
internasional melalui SK Gubernur No. 3048/2000
pada 18 Oktober 2000. Penetapan yang telah
diberlakukan lebih dari satu dekade tersebut tidak
membuahkan hasil maksimal, terbukti kualitas
kawasan yang terus mengalami penurunan. Kini sisasisa era kejayaan pusat fesyen tersebut masih dapat
dilihat dari spirit dan aktivitas perdagangan saat ini
yang didominasi oleh toko-toko tekstil, sepatu, tas
dan aksesoris fesyen lainnya serta penyelenggaraan
festival dan aktivitas seni dan budaya. Walaupun
upaya untuk menjadikan Pasar Baru sebagai tempat
wisata yang menggabungkan unsur ekonomi, seni
dan budaya sudah ada namun masih perlu banyak
dibenahi baik dari segi fisik maupun non fisik.
2. PASAR BARU SAAT INI
Koridor perbelanjaan Pasar Baru memiliki
panjang jalan 522 meter. Koridor Pasar Baru
merupakan bagian dari kelurahan Pasar Baru dan
termasuk dalam wilayah administratif kecamatan
Sawah Besar, kotamadya Jakarta Pusat. Secara
administratif luas wilayah kelurahan Pasar baru
adalah 188.95 Ha dengan batas Jalan Lautze Raya
pada sisi utara, Kali Ciliwung pada sisi timur, Kali Lio
dan Jalan Abdurahman Saleh pada sisi selatan serta
Jl. Layang Kereta Api pada sisi Barat.
14
Gambar 1.2 Pasar Baru Saat Ini
Kegiatan ekonomi pada kelurahan Pasar Baru
yang terletak di Jakarta Pusat cukup strategis karena
dekat dengan Taman Monas sebagai arena rekreasi
kota. Pasar Baru terdapat di antara kawasan
perdagangan dan jasa (kawasan perbelanjaan Pasar
Baru dan pertokoan Jl. KH. Samanhudi) serta kawasan
seni dan budaya (pertokoan dan bangunan
pariwisata Jl. DR. Sutomo dan Jl. Antara). Sedangkan
pada bagian timur dan baratnya merupakan kawasan
hunian dan bangunan umum.
Penggunaan lahan saat ini didominasi oleh fungsi
perdagangan seiring dengan beralihnya fungsi lahan
dari pemukiman menjadi perdagangan. Perubahan
kondisi tersebut belum dibarengi dengan penataan
ulang kawasan yang terpadu. Peruntukan dan
penggunaan lahan yang awalnya ditujukan untuk
15
pemukiman belum disesuaikan dengan fungsi
barunya sebagai penampung kegiatan perdagangan.
Pertemuan antara kedua fungsi ini juga masih terlihat
tumpang tindih dan tidak ada batasan yang jelas.
Kawasan ini dengan jelas mempertemukan dua
dominasi fungsi lahan yang berbeda, yakni fungsi
perdagangan
dengan
fasilitas
umum
dan
pemerintahan. Hingga saat ini penataan kedua fungsi
lahan tersebut masih berjalan masing-masing tidak
disesuaikan dengan daya dukung lahan secara
keseluruhan.
3. PASAR BARU DI MASA DEPAN
Dalam kaitannya dengan upaya merevitalisasi
kawasan Pasar Baru Jakarta, dukungan Pemerintah
DKI Jakarta telah dilakukan melalui RDTR Propinsi
DKI Jakarta tahun 2030 yang menentukan Pasar Baru
sebagai kawasan bersejarah dan menetapkan Pasar
Baru dan kawasan sekitarnya sebagai kawasan
belanja bertaraf internasional. Penunjukkan Pasar
Baru dan sekitarnya sebagai kawasan wisata belanja
bertaraf internasional sesuai dengan Keputusan
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 3048/2000 tertanggal 18 Oktober 2000
dengan berdasar pada pertimbangan:
16
1) Hal tersebut dapat meningkatkan citra wisata
Kota Jakarta yang sejajar dengan kota-kota besar
lainnya di dunia. Upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut antara
lain dengan peningkatan keamanan dan
ketertiban, penataan lokasi pada jalur kawasan
wisata unggulan di Jakarta agar tercipta suasana
aman, tertib, tentram, indah dan berseri.
2) Kawasan Pasar Baru merupakan kawasan
unggulan di Jakarta yang perlu dijadikan kawasan
wisata belanja bertaraf internasional.
Dalam artikel Pasar Baru Semrawut Semakin
Tidak Nyaman (Pos Kota, 29 Desember 2011), DPRD
DKI Jakarta mendesak pemerintah provinsi untuk
menata Pasar Baru, bukan hanya semata untuk
kenyamanan pengunjung maupun pelaku usaha
semata. Namun juga untuk citra Jakarta sebagai kota
jasa.
Berdasarkan
fenomena-fenomena
yang
melatarbelakangi permasalahan kawasan tersebut,
penulis memandang penting untuk melakukan
revitalisasi kawasan Pasar Baru Jakarta. Dimana untuk
mengembalikan kejayaan kawasan dan agar segala
aspek di dalamnya dapat berkesinambungan, upaya
yang dapat dicapai adalah dengan mengembalikan
Pasar Baru menjadi salah satu ikon Kota Jakarta dan
sepenuhnya menjadi
tujuan
wisata
belanja
17
internasional. Untuk mendukung tujuan tersebut,
bidang keunggulan yang ada dapat dimanfaatkan,
terutama bidang yang menjadi komoditi unggulan
Pasar Baru hingga saat ini, yakni industri fesyen.
18
Gambar 1.3 Petunjuk Jalan Pasar Baru
19
II
Bangunan-bangunan
Di Pasar Baru
Gambar 2
20
Teman-teman, apa saja ya
bangunan yang ada di
kawasan Pasar Baru?
21
1. BANGUNAN CAGAR BUDAYA
Sebagai salah satu bagian dari kota lama,
kawasan Pasar Baru (Passer Baroestraat) memiliki
sebaran bangunan yang memiliki sinifikansi sejarah
dan budaya kota lama. Bangunan-bangunan tersebut
berusia di atas 100 tahun dengan gaya arsitektur
Eropa maupun arsitektur Cina yang masih tercatat
dengan
jelas
dan
keberadaannya
masih
dipertahankan sebagaimana bentuk aslinya. Berikut
bangunan-bangunan bersejarah yang ada di sekitar
kawasan Pasar Baru dan dilindungi berdasarkan
Daftar Bangunan Cagar Budaya DKI Jakarta (lihat
Gambar 2.1):
1. Gedung
kesenian
Jakarta,
disebut
juga
Schouwburg, merupakan bangunan yang
dibangun pada pemerintahan Inggris pada tahun
1914, dengan gaya Art Deco. Gedung ini tidak
hanya menjadi gedung pertunjukan, tahun 1926
kongres pemuda pertama diadakan di gedung ini
kemudian pada jaman pendudukan Jepang
gedung ini pernah menjadi markas tentara,
kemudian pada tanggal 29 Agustus 1945
Presiden Soekarno meresmikan Komite Nasional
Indonesia (KNIP ) di gedung ini.
2. Museum Filateli, disebut juga De Groote
Postweg, Bangunan ini dirancang tahun 1913
dengan gaya Art Deco. Kemudian dikembangkan
seiring perkembangan kantor pos di Batavia.
Pada tahun 1995, setelah layanan pos
22
dipindahkan ke gedung baru, maka Gedung
Kantor Pos ini kemudian dikenal sebagai Gedung
(Kantor) Filateli.
3. Museum Fotografi (Kantor Antara), sebelumnya
dikenal dengan gedung Antara, yang merupakan
kantor jurnalis pada masa kemerdekaan.
Bangunan yang memiliki arsitektur bergaya Art
Deco ini sekarang dijadikan Museum Fotografi
yang memuat berbagai foto tua dan foto yang
berhubungan dengan dunia jurnalistik.
4. Batik Sutra Putih, sebelumnya adalah Apotik
Kimia Farma dan dikenal dengan nama Apotheek.
Bangunan ini memiliki gaya arsitektur dan
ornamen khas Art Deco. Hingga saat ini rangkarangka bangunan masih dipertahankan, namun
beberapa material seperti kaca telah mengalami
perubahan.
5. Toko Kompak, merupakan bangunan bekas
kediaman Majoor Tio Tek Ho. Bangunan ini masih
dipertahankan bentuk aslinya dan telah berusia
lebih dari 200 tahun. Bangunan dengan gaya
arsitektur Cina dengan sedikit pengaruh Art Deco
ini didominasi oleh kayu berukiran dan kental
dengan ornamen arsitektur Cina. Pada masa
jayanya sempat dijadikan sebagai tempat
menjual peralatan rumah tangga namun kini
menjual tas.
23
6. Gereja Ayam, dahulu bernama Haantjes Kerk,
diresmikan pada tahun 1915. Pada tahun 1953
namanya dirubah dinamakan Gereja Pniel.
Bangunan yang mempunyai dua buah menara
pada tampak depannya ini bergaya neo-romanik
dengan unsur-unsur neo-barok.
7. Sekolah Santa Ursula, disebut juga Ursulint Zuster
School, sekolah ini didirikan pada tahun 1859
oleh para suster Ursulin di Indonesia. Sekolah
yang memiliki gaya arsitektur Art Deco ini, masih
mempertahankan bentuk aslinya.
1. Gedung Kesenian
4. Batik Sutra
2. Museum Filateli
5. Toko Kompak
3. Museum Fotografi
6. Gereja Ayam
7. Santa Ursula
Putih
Gambar 2.1 Bangunan Cagar Budaya pada Koridor Pasat Baru
Dari tujuh bangunan di atas dua di antaranya berada
pada koridor jalan Pasar Baru. Perubahan pada
bangunan tersebut tidak diperkenankan, namun
pemeliharaan dan perbaikan merupakan hal yang
harus diupayakan mengingat kondisinya saat ini
yang minim pemeliharaan.
24
2. BANGUNAN BERNILAI SEJARAH
Pada koridor jalan Pasar Baru, terdapat beberapa
bangunan yang dinilai layak dipertahankan dan
dijadikan ikon heritage pada koridor jalan Pasar Baru,
karena bentuk dan langgamnya masih dianggap
mewakili sejarah kota lama kawasan. Bangunan
tersebut merupakan beberapa bangunan yang
masuk ke dalam kelompok berpotensi historis yang
masih memiliki signifikansi sejarah dan budaya untuk
dipreservasi, antara lain (lihat Gambar 2.2):
a. Garuda, merupakan toko alat olah raga dengan
bangunan historis yang telah mengalami
perubahan pada fasad. Rangka dan atap
bangunan pelana adalah elemen bersignifikansi
sejarah bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
b. Tekstil Sogo, merupakan toko tekstil dengan
bangunan berpotensi historis, dimana atap dan
fasad pada lantai 2 (plafon dan lubang angin)
memiliki ornamen bercirikan Art Deco yang
masih dapat dikenali.
c. Jean Machine, merupakan toko pakaian dengan
bangunan berpotensi historis, dimana atap dan
fasad pada lantai 2 (railing dan bukaan) memiliki
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
d. Sumber Baru, merupakan toko tas dengan
bangunan berpotensi historis, dimana fasad pada
lantai 2 (artikulasi garis dan bidang) memiliki
25
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
e. Dasa Permai, merupakan toko pakaian dengan
pengolahan bangunan secara eklektik, dimana
fasad pada lantai 2 memiliki ornamen tempelan
yang meniru gaya Art Deco.
f. Elite Fashion, merupakan toko pakaian dengan
pengolahan bangunan secara eklektik, dimana
fasad pada lantai 2 memiliki ornamen tempelan
yang meniru gaya Art Deco.
g. Tamar Tamim Tekstil, merupakan toko tekstil
dengan bangunan berpotensi historis, dimana
atap dan fasad pada lantai 2 (lubang angin dan
bukaan) memiliki ornamen bercirikan Art Deco
yang masih dapat dikenali.
h. Gedung kosong (eks Nyonya Meneer), adalah
bangunan bekas toko jamu yang memiliki
muatan memori sejarah dan budaya masa
lampau. Toko ini terkenal di masa lalu sebagai
penyedia berbagai obat dan jamu tradisional.
Wujud fisik bangunannya memperlihatkan gaya
arsitektur Art Deco yang jelas dari bentuk, fasad
(ornamen lubang angin dan bukaan) serta bentuk
atap.
i. Vini Vidi Vici, merupakan toko alat olah raga
dengan bangunan berpotensi historis, dimana
atap dan fasad pada lantai 2 (bukaan) memiliki
26
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
j. Batik Sutra Kencana, merupakan toko tekstil
dengan bangunan berpotensi historis, dimana
elemen atap dan fasad (bukaan) pada lantai 2
memiliki ornamen bercirikan arsitektur Cina yang
masih dapat dikenali.
k. Lee Ie Sang, merupakan toko perabot dengan
bangunan berpotensi historis, dimana fasad pada
lantai 2 (artikulasi garis dan bidang) memiliki
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
a. Garuda
b. Textile Sogo
e. Dasa Permai
h. Eks Ny. Meneer
i. Vini Vidi Vici
j. Batik Sutra Kencana k. Lee Ie Sang
g. Tamar Tamim
Gambar 2.2 Bangunan Bernilai Sejarah pada Koridor Pasat Baru
27
III
Kegiatan Menarik
Di Pasar Baru
Gambar 3
28
Apa saja ya,
kegiatan yang dapat dilakukan
di Pasar Baru?
29
Pada kawasan Pasar Baru terdapat kumpulan
kegiatan baik itu perdagangan dan seni budaya.
Kegiatan-kegiatan tersebut beragam macamnya dan
muncul karena adanya dorongan dari berbagai
komunitas yang ada di kawasan yang bersangkutan.
Kegiatan pada kawasan dikelompokan berdasarkan
bidang-bidang unggulan yang ada dan dimasukkan ke
dalam penggolongan kegiatan belanja, seni dan
budaya serta kuliner.
1. KEGIATAN BELANJA
Kegiatan belanja yang merupakan bagian dari
aktivitas perdagangan terlihat dari adanya komunitas
pedagang atribut fesyen yang mendominasi kawasan
Pasar Baru sudah menjadi komoditi utama yang
mampu terus menghidupkan Pasar Baru. Sisa-sisa era
kejayaan pusat fesyen masih dapat dilihat dari spirit
dan aktivitas perdagangan yang dominan di bidang
fesyen sebagai kunci utama pendukung ekonomi
kawasan. Jenis barang yang diperjualbelikan di Pasar
Baru sangat spesifik dan didominasi oleh barangbarang berbau fesyen seperti kain, baju, tas sepatu dan
sebagainya.
30
Gambar 3.1 Kegiatan Belanja Fesyen di Kawasan Pasar Baru
Selain keberadaan Pasar Baru sebagai kawasan
belanja dan bersejarah, kawasan ini masih menyimpan
keunggulan lainnya, seperti obyek hiburan dan fasilitas
akomodasi, hotel dan penginapan, restoran hingga
pedagang kaki lima. Dukungan aktivitas pedagang kaki
lima (perdagangan informal) di sekitar kawasan banyak
bergerak di bidang fesyen, aksesoris dan kuliner.
Aktivitas perdagangan informal yang tidak diwadahi ini
menjadi kegiatan ekonomi yang cukup hidup melihat
dari banyaknya antusiasme pengunjung yang tertarik
berbelanja pada pedagang kaki lima dan kios-kios
lainnya. Kondisi yang ada saat ini menunjukkan bahwa
perdagangan
informal
tidak
diperhitungkan
keberadaannya oleh pemerintah setempat dan
cenderung tersebar secara liar dan ilegal.
31
Gambar 3.2 Kegiatan Perdagangan Informal di Pasar Baru
Sumber: seputarpasarbaru.wordpress.com, diakses 13 Pebruari 2012
2. KEGIATAN SENI DAN BUDAYA
Kegiatan seni dan budaya, adalah salah satu
kegiatan yang memberikan ciri khas pada kawasan
dimana adanya sebaran pertokoan etnik dan budaya,
komunitas penjual peralatan lenong betawi, kios-kios
pengrajin seni lukis, yang tersebar di beberapa wilayah
Pasar Baru. Kegiatan tersebut mendorong sering
diadakannya festival seni dan budaya pada Tahun Baru,
Festival Passer Baroe (pada 22 Juni, berupa lomba tarik
perahu, lomba hias perahu, gebuk bantal di atas kali,
panjat pinang di atas kali, lomba menghias toko, dan
lomba modifikasi roti buaya, pameran lukisan dan jual
beli alat lenong yang cukup terkenal di antara
komunitasnya.
32
Gambar 3.3 Seni dan Budaya Pasar Baru
Sumber: beritajakarta.com, diakses 1 Desember 2011
3. KEGIATAN KULINER
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
kuliner juga tersebar di kawasan ini. Terdapatnya
restoran legendaris pada kawasan seperti Bakmi Gang
Kelinci, Bakmi Aboen dan dukungan SMKN 27 pada
bagian selatan yang memiliki kompetensi keahlian
jasaboga, dan patiseri, turut mendorong munculnya
restoran dan kios-kios makanan lain tersebar di sekitar
persimpangan jalan Pasar baru dan jalan Kelinci.
33
Gambar 3.4 Kuliner di Pasar Baru
Sumber: warungjakarta.blog.com, diakses 1 Desember 2011
34
IV
Pelestarian
Pasar Baru Jakarta
Gambar 4
35
Apa yang dapat dilakukan
agar kawasan Pasar Baru
tetap terpelihara dengan baik?
36
Pengembangan kawasan kota yang bersejarah
pada hakekatnya memerlukan suatu proses rekam
jejak terkait keberadaannya di masa lalu. Kondisi
serupa terjadi pada kawasan kota lama, Pasar Baru
Jakarta. Kejayaan masa lalu yang dimiliki oleh
kawasan Pasar Baru, baik itu berupa artefak sejarah
fisik maupun non fisik, menjadi salah satu hal
penting yang perlu dilestarikan.
Artefak
sejarah
meliputi
bangunan
dan
lingkungan yang memiliki signifikansi nilai sejarah
dan budaya. Keterbatasan jumlah artefak fisik yang
masih berdiri pada kawasan Pasar Baru saat ini,
kemudian menjadikan faktor sejarah nonfisik menjadi
sangat penting. Pendekatan pembangunan kawasan
tua yang dilakukan pada akhirnya tidak hanya
melalui pelestarian produk sejarah secara fisik,
namun juga penggalian produk nonfisik seperti
memori sejarah dan citra masa lalu. Memori sejarah
kawasan Pasar Baru yang kaya akan kegiatan
ekonomi, seni dan budaya menjadikan citra kawasan
tersebut sebagai ikon pusat fesyen pada jaman
kolonial.
Hal
tersebutlah
yang
menjadikan
keberadaan Pasar Baru di masa lalu memiliki nilai
yang sangat penting bagi kota Jakarta.
37
Kegiatan-kegiatan lain dalam bentuk aktivitas
komunitas berkembang dengan sangat baik di Pasar
Baru. Kegiatan-kegiatan yang berupa industri kreatif
di bidang seni dan budaya tersebut tersebar di
sekitar kawasan dan memberi warna yang cukup
khas, seperti halnya pertokoan lenong betawi
dengan
pertunjukan
kegiatan-kegiatan
lenongnya.
tersebut
Perkembangan
diperkaya
dengan
keberadaan bangunan dan lingkungan di sekitar
koridor komersial Pasar Baru yang memiliki fungsi,
struktur dan morfologi yang menarik. Sebut saja
Gedung Kesenian Jakarta, Museum Fotografi dan
sebagainya, Jalan Pasar Baru dan Jalan Kelinci yang
memiliki sejarah unik bagi kota, sungai Ciliwung
pada
bagian
selatan
kawasan
yang
sangat
menunjang bagi kegiatan festival seni dan budaya,
serta titik-titik transportasi umum yang strategis dan
memberikan banyak kemudahan dalam pencapaian
kawasan.
Agar keberadaan kawasan Pasar Baru dapat
terpelihara di masa yang akan datang, diperlukan
adanya suatu pengembangan yang terarah. Pasar
baru
harus
dikembangkan
dengan
menjawab
tuntutan dari kota Jakarta, yang berupaya ingin
38
menjadikan Pasar Baru sebagai kawasan wisata
belanja bertaraf internasional. Untuk itu, diperlukan
suatu nilai jual yang dapat menjembatani antara
kejayaan sejarah Pasar Baru di masa lalu dan
tuntutan di masa depan. Nilai jual yang dimaksud di
sini adalah suatu komoditi yang khas dan mampu
mendukung tujuan wisata belanja tersebut. Fesyen
yang
perkembangannya
sangat
cepat
dapat
menghubungkan kesuksesan di masa lalu dan
perkembangan di masa depan. Fesyen yang bersifat
dinamis dan variatif juga mampu mempertemukan
kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kota yang
berbeda-beda. Berdasarkan alasan tersebutlah fesyen
dapat dimanfaatkan sebagai nilai jual dan tema
dalam penataan koridor komersial Pasar Baru dan
menjadi katalisator bagi pengembangan kawasan
budaya di sekitarnya.
Fesyen sebagai kegiatan utama dapat menjadi
induk bagi kegiatan-kegiatan budaya lainnya seperti
musik, kriya seni dan budaya, desain (fesyen),
literatur, seni media, film dan gastronomi. Ketujuh
industri kreatif tersebut dapat diwadahi dan
dikembangkan pada kawasan Pasar Baru karena
secara eksisting memang memungkinkan. Sehingga
perkembangan kegiatan industri kreatif yang terpadu
39
pada kawasan Pasar Baru tersebut dapat mendukung
terciptanya wisata kreatif kota yang mendatangkan
keuntungan ekonomi dan mendorong keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi kota.
40
Sampai jumpa,
teman-teman!
Ayo kita ke Pasar Baru!
41
Daftar Pustaka
SUMBER BACAAN
Hightower et al. (2009). Energy Corridor: Livable Centers Plan, Energy Corridor, City
of Houston, Texas.
Jacobs, Allan. (1993). Great Streets. MIT Press, Cambridge, Massachusetts.
Katz, Peter. (1994). The New Urbanism - Toward an Architecture of Community.
Portland
Rubenstein, Harvey. M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscapes and Urban Spaces.
John Wiley & Son Inc., New York.
Tesis
Puspitasari, Cynthia (2013). Penataan Koridor Komersial sebagai Katalisator
Pengembangan Kawasan Budaya: Pasar Baru Jakarta sebagai Fashion Street.
Tesis Magister Rancang Kota, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Peraturan Perundang-undangan
Rencana Detail Tata Ruang Jakarta Pusat Tahun 2010-2030, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, 2010
Rencana Wilayah Ruang Kota DKI Jakarta Tahun 2010-2030, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, 2010
Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 3048/2000 tentang Penunjukan Pasar
Baru dan Sekitarnya menjadi Kawasan Wisata Belanja Bertaraf Internasional,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2000
Artikel
Pasar Baru Semrawut Semakin Tidak Nyaman, Pos Kota, 17 Desember 2011.
Website
http://kelurahanpasarbaru.com, diakses 13 Pebruari 2012.
http://tatakota-jakartaku.net, diakses 13 Pebruari 2012.
42
SUMBER GAMBAR
Cover batas
Sketsa Gerbang Selatan Pasar Baru Jakarta
oleh Cynthia Puspitasari
Gambar 1
Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.1 Alam Semesta
Gambar 1.1 Pasar Baru dari Tahun 1900, 1935, 1949 dan 2001
http://kelurahanpasarbaru.com, diakses 9 Pebruari 2012
Gambar 1.2 Pasar Baru Saat Ini
Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.3 Petunjuk Jalan Pasar Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 2
Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.1 Bangunan Cagar Budaya pada Koridor Pasat Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.2 Bangunan Bernilai Sejarah pada Koridor Pasat Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.1 Kegiatan Belanja Fesyen di Kawasan Pasar Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.2 Kegiatan Perdagangan Informal di Pasar Baru
http://seputarpasarbaru.wordpress.com, diakses 13 Pebruari 2012
Gambar 3.3 Seni dan Budaya Pasar Baru
http://beritajakarta.com, diakses 1 Desember 2011
Gambar 3.4 Kuliner di Pasar Baru
http://warungjakarta.blog.com, diakses 1 Desember 2011
Gambar 4
Dokumentasi Pribadi
43
Ayo Mengenal
Pasar Baru Jakarta
oleh:
Cynthia Puspitasari
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Jakarta, 2015
1
Ayo Mengenal Pasar Baru Jakarta
disusun oleh:
Cynthia Puspitasari
Diterbitkan di Jakarta, Juli 2015
Diterbitkan oleh:
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Alamat: Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
Ilustrasi Sampul:
Sketsa Gerbang Selatan Pasar Baru Jakarta
oleh Cynthia Puspitasari
ISBN: 978-602-70634-3-3
2
KATA PENGANTAR
Perkembangan kota mendorong munculnya kawasankawasan baru di perkotaan, yang mengakibatkan perubahan
pada gaya hidup dan aktivitas masyarakat. Hal tersebut
sedikit banyak berimbas pada kawasan-kawasan tua yang
pada masa lalu pernah menjadi primadona bagi kehidupan
kota.
Kawasan
kota
lama
berangsur-angsur
mulai
ditinggalkan dan digantikan oleh kehadiran pusat-pusat gaya
hidup modern, seperti halnya shopping mall.
Salah satu kawasan kota lama yang ada di DKI Jakarta
adalah kawasan Pasar Baru. Pasar Baru yang pernah menjadi
salah satu ikon kota lama Jakarta ini terus mengalami
penurunan kualitas fisik hingga penurunan vitalitas kawasan.
Akibatnya, perkembangan kawasan yang berada di sekitarnya
pun seolah berjalan tanpa arah serta kurang adanya penataan
dan keterhubungan satu sama lain. Hal ini pula yang
mendorong semakin berkurangnya pengunjung yang datang
ke kawasan tersebut.
Buku ini ditulis untuk dapat memberikan pengetahuan
mengenai kawasan Pasar Baru Jakarta, baik itu berupa sejarah
perkembangan serta kegiatan-kegiatan wisata belanja, seni
dan budaya yang menjadi potensi kawasan tersebut. Melalui
3
potensi-potensi tersebut, diharapkan dapat menarik minat
wisatawan khususnya anak-anak untuk mengunjungi kawasan
Pasar Baru Jakarta tersebut. Sehingga, kelestarian kawasan
kota lama dan kegiatan yang ada di dalamnya tetap terjaga.
Jakarta, Juli 2015
Penyusun,
Cynthia Puspitasari
4
Hai, kami Arsa dan Arsi!
Selamat datang di buku Ayo Mengenal Pasar Baru
Jakarta . Kami akan menemani teman-teman untuk
berjalan-jalan menjelajahi Kawasan Pasar Baru dari
waktu ke waktu.
5
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul
1
Kata Pengantar
3
Daftar Isi
6
I
7
Pasar Baru dari Waktu ke Waktu
1 Pasar Baru Tempo Dulu
9
2 Pasar Baru Saat Ini
14
3 Pasar Baru di Masa Depan
16
II Bangunan-bangunan di Pasar Baru
20
1 Bangunan Cagar Budaya
22
2 Bangunan Bernilai Sejarah
25
III Kegiatan Menarik di Pasar Baru
28
1 Kegiatan Belanja
30
2 Kegiatan Seni dan Budaya
32
3 Kegiatan Kuliner
33
IV Pelestarian Pasar Baru Jakarta
35
Daftar Pustaka
42
6
Sumber Bacaan
42
Sumber Gambar
43
I
Pasar Baru
dari Waktu ke Waktu
Gambar 1
7
Hmm.. Seperti apa ya, perkembangan
kawasan Pasar Baru?
Yuk, kita lihat!
8
Kawasan perbelanjaan Pasar Baru dari waktu ke
waktu menyimpan banyak cerita dan perubahan.
Menjadi penting untuk mengulas keberadaanya di
masa lalu dan di masa sekarang untuk dapat
mengetahui prospeknya di masa yang akan datang.
Hal tersebut bertujuan agar kejayaan Pasar Baru
tidak berhenti dan terus berkelanjutan.
1. PASAR BARU TEMPO DULU
1820, Pasar Baru yang merupakan salah satu
pusat perbelanjaan tertua di Jakarta, dibangun
dengan nama Passer Baroe. Pada awalnya, Pasar Baru
berupa pasar sederhana yang mewadahi kegiatan
pedagang pribumi dalam menjual hasil pertaniannya
serta pedagang keliling Cina yang menjual barangbarang kelontong.
1877, para pedagang dari golongan etnis Cina
mulai
mendirikan
toko-toko
dan
akhirnya
berkembang menjadi jajaran bangunan pertokoan
dengan arsitektur yang menarik dan memiliki nilai
sejarah. Pada masa tersebut Pasar Baru merupakan
daerah perbelanjaan yang paling bergengsi bahkan
menjadi ikon kawasan elit pada abad ke-19. Tradisi
perayaan etnis Cina terlihat pada festival di Sungai
Ciliwung yang melintas di "Passer Baroe", yang
dipergunakan untuk lomba perahu, dalam rangka
pesta Peh Cun. Tradisi pesta Peh Cun digelar tanggal
5 bulan 5 penanggalan Cina, para pedagang di pasar
9
itu sejenak melupakan bisnisnya dan beramai-ramai
berkumpul di sepanjang Ciliwung untuk menyaksikan
penyelenggaraan Peh Cun.
1914, pemerintahan Inggris membangun gedung
kesenian yang mendorong Kawasan Pasar Baru
semakin hidup. Gedung kesenian tersebut masih
terbuat dari bahan bambu yang sederhana.
Kemudian pada masa pemerintahan Hindia Belanda
gedung kesenian dibongkar dan diganti dengan
material yang lebih permanen, yang kini menjadi
Gedung Kesenian Jakarta (Schouwburg). Pasar baru
dikelilingi bangunan-bangunan penting seperti
halnya gedung Departemen Keuangan, gedung
Kesenian dan kantor Pos, sehingga membuat tokotoko di Pasar Baru pada masa itu cepat berkembang
menjadi pusat perbelanjaan utama.
1920, terjadi proses Eropanisasi, dimana
bangunan-bangunan
Cina
yang
sudah
tua
dirobohkan dan diganti dengan bangunanbangunan bergaya Eropa. Pasar kemudian dibangun
dengan mengadopsi gaya pasar di Eropa berupa
deret pertokoan bergaya window shopping di
koridor jalan terbuka yang memanjakan pejalan kaki.
Pasar Baru kemudian berkembang menjadi pusat
fashion, yang salah satunya disebabkan oleh letaknya
10
yang strategis yang dekat dengan jalan Veteran
dimana banyak dihuni oleh orang Eropa.
1930, sejak Indonesia merdeka, Pasar Baru
menjadi pusat aktivitas ekonomi Jakarta. Berdasarkan
catatan sejarah, disebutkan bahwa pada tahun 1930an pemilik toko di sepanjang kawasan Pasar Baru
tidak lagi didominasi oleh para pedagang Cina,
namun sebagian dimiliki oleh kelompok etnik India
dan Jepang. Kala itu di Pasar Baru banyak dijual
barang-barang kebutuhan sehari-hari bangsa Eropa,
mulai dari sepatu, kain, pakaian, perabot rumah
tangga, obat-obatan, buku sampai peralatan
fotografi. Harga dan kualitasnya beraneka ragam dan
tidak kalah dari yang dijual di pertokoan sejenis yang
berada di Eropa. Pada bagian utara dari Pasar Baru
(sebelah gedung Metro sekarang) juga terdapat
pasar basah yang menjual aneka bahan makanan
sehari-hari seperti sayuran, ikan dan daging.
1970, Pada masa pemerintahan orde baru, Pasar
Baru masih merupakan tempat berbelanja paling
prestisius di Jakarta. Toko-toko yang tersebar
memperdagangkan berbagai perlengkapan fesyen
baik itu baju, sepatu, perhiasan, tekstil dan alat-alat
olah raga yang berkualitas dan sebagian barang
impor. Di sanalah warga kota Jakarta kelas
menengah ke atas banyak berbelanja pakaian dan
11
atribut fesyen lainnya. Konsep Mall pada saat itu
masih dalam arti yang sebenarnya dimana terdapat
penataan bangku-bangku untuk beristirahat dan
pepohonan. Berbeda dengan konsep mall saat ini
yang memindahkan deretan toko ke dalam ruang
tertutup dan mengandalkan alat pendingin ruangan.
1980, pamor Pasar Baru mulai pudar dikarenakan
intervensi dari kepadatan kendaraan bermotor dan
polusi yang merusak suasana pertokoan yang
terbuka. Koridor jalan dipenuhi oleh kendaraan yang
parkir dan berlalu-lalang. Kenyamanan yang dimiliki
oleh pusat perbelanjaan yang sejuk dan teduh nyaris
punah. Hampir bersamaan dengan itu, di bagian
utara Pasar Baru bermunculan pusat-pusat
perbelanjaan baru seperti Metro, King Plaza dan
Harco yang berbentuk Mall tertutup yang sejuk
karena penggunaan AC. Sejak itu pula deretan tokotoko di Pasar Baru menjadi kalah menarik dan mulai
ditinggalkan. Walaupun pamor Pasar Baru sudah
menurun, sebagian warga kota masih ada yang
fanatik dan setia berbelanja ke Pasar Baru. Hal itu
disebabkan oleh adanya kepercayaan bahwa tempat
membeli
emas
dan
tekstil
yang
terbaik,
berpengalaman dan terpercaya adalah di Pasar Baru.
Pasar Baru masih menjadi sebuah ingatan yang tidak
mudah dilupakan bagi sebagian warga bahkan masih
12
memberikan identitas keberadaan kota lama dengan
wujud fisik yang tersisa dan memori kejayaannya.
Gambar 1.1 Pasar Baru dari Tahun 1900, 1935, 1949 dan 2001
Sumber: kelurahanpasarbaru.com, diakses 9 Pebruari 2012
1990, dalam rangka merangsang pertumbuhan
aktivitas yang kian menurun, pemerintah setempat
berupaya mereduksi fungsi kawasan dengan
penerapan konsep pedestrian mall. Konsep tersebut
ditetapkan dengan membatasi akses kendaraan
melalui Jalan Pasar Baru pada pukul 10 pagi hingga
pukul 10 malam.
2000, untuk mengingatkan kembali akan
kebesaran Pasar Baru sebagai salah satu tempat
berbelanja prestisius jaman kejayaan Hindia Belanda,
Pemerintah DKI Jakarta menetapkan Pasar Baru dan
kawasan sekitarnya sebagai kawasan belanja bertaraf
13
internasional melalui SK Gubernur No. 3048/2000
pada 18 Oktober 2000. Penetapan yang telah
diberlakukan lebih dari satu dekade tersebut tidak
membuahkan hasil maksimal, terbukti kualitas
kawasan yang terus mengalami penurunan. Kini sisasisa era kejayaan pusat fesyen tersebut masih dapat
dilihat dari spirit dan aktivitas perdagangan saat ini
yang didominasi oleh toko-toko tekstil, sepatu, tas
dan aksesoris fesyen lainnya serta penyelenggaraan
festival dan aktivitas seni dan budaya. Walaupun
upaya untuk menjadikan Pasar Baru sebagai tempat
wisata yang menggabungkan unsur ekonomi, seni
dan budaya sudah ada namun masih perlu banyak
dibenahi baik dari segi fisik maupun non fisik.
2. PASAR BARU SAAT INI
Koridor perbelanjaan Pasar Baru memiliki
panjang jalan 522 meter. Koridor Pasar Baru
merupakan bagian dari kelurahan Pasar Baru dan
termasuk dalam wilayah administratif kecamatan
Sawah Besar, kotamadya Jakarta Pusat. Secara
administratif luas wilayah kelurahan Pasar baru
adalah 188.95 Ha dengan batas Jalan Lautze Raya
pada sisi utara, Kali Ciliwung pada sisi timur, Kali Lio
dan Jalan Abdurahman Saleh pada sisi selatan serta
Jl. Layang Kereta Api pada sisi Barat.
14
Gambar 1.2 Pasar Baru Saat Ini
Kegiatan ekonomi pada kelurahan Pasar Baru
yang terletak di Jakarta Pusat cukup strategis karena
dekat dengan Taman Monas sebagai arena rekreasi
kota. Pasar Baru terdapat di antara kawasan
perdagangan dan jasa (kawasan perbelanjaan Pasar
Baru dan pertokoan Jl. KH. Samanhudi) serta kawasan
seni dan budaya (pertokoan dan bangunan
pariwisata Jl. DR. Sutomo dan Jl. Antara). Sedangkan
pada bagian timur dan baratnya merupakan kawasan
hunian dan bangunan umum.
Penggunaan lahan saat ini didominasi oleh fungsi
perdagangan seiring dengan beralihnya fungsi lahan
dari pemukiman menjadi perdagangan. Perubahan
kondisi tersebut belum dibarengi dengan penataan
ulang kawasan yang terpadu. Peruntukan dan
penggunaan lahan yang awalnya ditujukan untuk
15
pemukiman belum disesuaikan dengan fungsi
barunya sebagai penampung kegiatan perdagangan.
Pertemuan antara kedua fungsi ini juga masih terlihat
tumpang tindih dan tidak ada batasan yang jelas.
Kawasan ini dengan jelas mempertemukan dua
dominasi fungsi lahan yang berbeda, yakni fungsi
perdagangan
dengan
fasilitas
umum
dan
pemerintahan. Hingga saat ini penataan kedua fungsi
lahan tersebut masih berjalan masing-masing tidak
disesuaikan dengan daya dukung lahan secara
keseluruhan.
3. PASAR BARU DI MASA DEPAN
Dalam kaitannya dengan upaya merevitalisasi
kawasan Pasar Baru Jakarta, dukungan Pemerintah
DKI Jakarta telah dilakukan melalui RDTR Propinsi
DKI Jakarta tahun 2030 yang menentukan Pasar Baru
sebagai kawasan bersejarah dan menetapkan Pasar
Baru dan kawasan sekitarnya sebagai kawasan
belanja bertaraf internasional. Penunjukkan Pasar
Baru dan sekitarnya sebagai kawasan wisata belanja
bertaraf internasional sesuai dengan Keputusan
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 3048/2000 tertanggal 18 Oktober 2000
dengan berdasar pada pertimbangan:
16
1) Hal tersebut dapat meningkatkan citra wisata
Kota Jakarta yang sejajar dengan kota-kota besar
lainnya di dunia. Upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut antara
lain dengan peningkatan keamanan dan
ketertiban, penataan lokasi pada jalur kawasan
wisata unggulan di Jakarta agar tercipta suasana
aman, tertib, tentram, indah dan berseri.
2) Kawasan Pasar Baru merupakan kawasan
unggulan di Jakarta yang perlu dijadikan kawasan
wisata belanja bertaraf internasional.
Dalam artikel Pasar Baru Semrawut Semakin
Tidak Nyaman (Pos Kota, 29 Desember 2011), DPRD
DKI Jakarta mendesak pemerintah provinsi untuk
menata Pasar Baru, bukan hanya semata untuk
kenyamanan pengunjung maupun pelaku usaha
semata. Namun juga untuk citra Jakarta sebagai kota
jasa.
Berdasarkan
fenomena-fenomena
yang
melatarbelakangi permasalahan kawasan tersebut,
penulis memandang penting untuk melakukan
revitalisasi kawasan Pasar Baru Jakarta. Dimana untuk
mengembalikan kejayaan kawasan dan agar segala
aspek di dalamnya dapat berkesinambungan, upaya
yang dapat dicapai adalah dengan mengembalikan
Pasar Baru menjadi salah satu ikon Kota Jakarta dan
sepenuhnya menjadi
tujuan
wisata
belanja
17
internasional. Untuk mendukung tujuan tersebut,
bidang keunggulan yang ada dapat dimanfaatkan,
terutama bidang yang menjadi komoditi unggulan
Pasar Baru hingga saat ini, yakni industri fesyen.
18
Gambar 1.3 Petunjuk Jalan Pasar Baru
19
II
Bangunan-bangunan
Di Pasar Baru
Gambar 2
20
Teman-teman, apa saja ya
bangunan yang ada di
kawasan Pasar Baru?
21
1. BANGUNAN CAGAR BUDAYA
Sebagai salah satu bagian dari kota lama,
kawasan Pasar Baru (Passer Baroestraat) memiliki
sebaran bangunan yang memiliki sinifikansi sejarah
dan budaya kota lama. Bangunan-bangunan tersebut
berusia di atas 100 tahun dengan gaya arsitektur
Eropa maupun arsitektur Cina yang masih tercatat
dengan
jelas
dan
keberadaannya
masih
dipertahankan sebagaimana bentuk aslinya. Berikut
bangunan-bangunan bersejarah yang ada di sekitar
kawasan Pasar Baru dan dilindungi berdasarkan
Daftar Bangunan Cagar Budaya DKI Jakarta (lihat
Gambar 2.1):
1. Gedung
kesenian
Jakarta,
disebut
juga
Schouwburg, merupakan bangunan yang
dibangun pada pemerintahan Inggris pada tahun
1914, dengan gaya Art Deco. Gedung ini tidak
hanya menjadi gedung pertunjukan, tahun 1926
kongres pemuda pertama diadakan di gedung ini
kemudian pada jaman pendudukan Jepang
gedung ini pernah menjadi markas tentara,
kemudian pada tanggal 29 Agustus 1945
Presiden Soekarno meresmikan Komite Nasional
Indonesia (KNIP ) di gedung ini.
2. Museum Filateli, disebut juga De Groote
Postweg, Bangunan ini dirancang tahun 1913
dengan gaya Art Deco. Kemudian dikembangkan
seiring perkembangan kantor pos di Batavia.
Pada tahun 1995, setelah layanan pos
22
dipindahkan ke gedung baru, maka Gedung
Kantor Pos ini kemudian dikenal sebagai Gedung
(Kantor) Filateli.
3. Museum Fotografi (Kantor Antara), sebelumnya
dikenal dengan gedung Antara, yang merupakan
kantor jurnalis pada masa kemerdekaan.
Bangunan yang memiliki arsitektur bergaya Art
Deco ini sekarang dijadikan Museum Fotografi
yang memuat berbagai foto tua dan foto yang
berhubungan dengan dunia jurnalistik.
4. Batik Sutra Putih, sebelumnya adalah Apotik
Kimia Farma dan dikenal dengan nama Apotheek.
Bangunan ini memiliki gaya arsitektur dan
ornamen khas Art Deco. Hingga saat ini rangkarangka bangunan masih dipertahankan, namun
beberapa material seperti kaca telah mengalami
perubahan.
5. Toko Kompak, merupakan bangunan bekas
kediaman Majoor Tio Tek Ho. Bangunan ini masih
dipertahankan bentuk aslinya dan telah berusia
lebih dari 200 tahun. Bangunan dengan gaya
arsitektur Cina dengan sedikit pengaruh Art Deco
ini didominasi oleh kayu berukiran dan kental
dengan ornamen arsitektur Cina. Pada masa
jayanya sempat dijadikan sebagai tempat
menjual peralatan rumah tangga namun kini
menjual tas.
23
6. Gereja Ayam, dahulu bernama Haantjes Kerk,
diresmikan pada tahun 1915. Pada tahun 1953
namanya dirubah dinamakan Gereja Pniel.
Bangunan yang mempunyai dua buah menara
pada tampak depannya ini bergaya neo-romanik
dengan unsur-unsur neo-barok.
7. Sekolah Santa Ursula, disebut juga Ursulint Zuster
School, sekolah ini didirikan pada tahun 1859
oleh para suster Ursulin di Indonesia. Sekolah
yang memiliki gaya arsitektur Art Deco ini, masih
mempertahankan bentuk aslinya.
1. Gedung Kesenian
4. Batik Sutra
2. Museum Filateli
5. Toko Kompak
3. Museum Fotografi
6. Gereja Ayam
7. Santa Ursula
Putih
Gambar 2.1 Bangunan Cagar Budaya pada Koridor Pasat Baru
Dari tujuh bangunan di atas dua di antaranya berada
pada koridor jalan Pasar Baru. Perubahan pada
bangunan tersebut tidak diperkenankan, namun
pemeliharaan dan perbaikan merupakan hal yang
harus diupayakan mengingat kondisinya saat ini
yang minim pemeliharaan.
24
2. BANGUNAN BERNILAI SEJARAH
Pada koridor jalan Pasar Baru, terdapat beberapa
bangunan yang dinilai layak dipertahankan dan
dijadikan ikon heritage pada koridor jalan Pasar Baru,
karena bentuk dan langgamnya masih dianggap
mewakili sejarah kota lama kawasan. Bangunan
tersebut merupakan beberapa bangunan yang
masuk ke dalam kelompok berpotensi historis yang
masih memiliki signifikansi sejarah dan budaya untuk
dipreservasi, antara lain (lihat Gambar 2.2):
a. Garuda, merupakan toko alat olah raga dengan
bangunan historis yang telah mengalami
perubahan pada fasad. Rangka dan atap
bangunan pelana adalah elemen bersignifikansi
sejarah bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
b. Tekstil Sogo, merupakan toko tekstil dengan
bangunan berpotensi historis, dimana atap dan
fasad pada lantai 2 (plafon dan lubang angin)
memiliki ornamen bercirikan Art Deco yang
masih dapat dikenali.
c. Jean Machine, merupakan toko pakaian dengan
bangunan berpotensi historis, dimana atap dan
fasad pada lantai 2 (railing dan bukaan) memiliki
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
d. Sumber Baru, merupakan toko tas dengan
bangunan berpotensi historis, dimana fasad pada
lantai 2 (artikulasi garis dan bidang) memiliki
25
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
e. Dasa Permai, merupakan toko pakaian dengan
pengolahan bangunan secara eklektik, dimana
fasad pada lantai 2 memiliki ornamen tempelan
yang meniru gaya Art Deco.
f. Elite Fashion, merupakan toko pakaian dengan
pengolahan bangunan secara eklektik, dimana
fasad pada lantai 2 memiliki ornamen tempelan
yang meniru gaya Art Deco.
g. Tamar Tamim Tekstil, merupakan toko tekstil
dengan bangunan berpotensi historis, dimana
atap dan fasad pada lantai 2 (lubang angin dan
bukaan) memiliki ornamen bercirikan Art Deco
yang masih dapat dikenali.
h. Gedung kosong (eks Nyonya Meneer), adalah
bangunan bekas toko jamu yang memiliki
muatan memori sejarah dan budaya masa
lampau. Toko ini terkenal di masa lalu sebagai
penyedia berbagai obat dan jamu tradisional.
Wujud fisik bangunannya memperlihatkan gaya
arsitektur Art Deco yang jelas dari bentuk, fasad
(ornamen lubang angin dan bukaan) serta bentuk
atap.
i. Vini Vidi Vici, merupakan toko alat olah raga
dengan bangunan berpotensi historis, dimana
atap dan fasad pada lantai 2 (bukaan) memiliki
26
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
j. Batik Sutra Kencana, merupakan toko tekstil
dengan bangunan berpotensi historis, dimana
elemen atap dan fasad (bukaan) pada lantai 2
memiliki ornamen bercirikan arsitektur Cina yang
masih dapat dikenali.
k. Lee Ie Sang, merupakan toko perabot dengan
bangunan berpotensi historis, dimana fasad pada
lantai 2 (artikulasi garis dan bidang) memiliki
ornamen bercirikan Art Deco yang masih dapat
dikenali.
a. Garuda
b. Textile Sogo
e. Dasa Permai
h. Eks Ny. Meneer
i. Vini Vidi Vici
j. Batik Sutra Kencana k. Lee Ie Sang
g. Tamar Tamim
Gambar 2.2 Bangunan Bernilai Sejarah pada Koridor Pasat Baru
27
III
Kegiatan Menarik
Di Pasar Baru
Gambar 3
28
Apa saja ya,
kegiatan yang dapat dilakukan
di Pasar Baru?
29
Pada kawasan Pasar Baru terdapat kumpulan
kegiatan baik itu perdagangan dan seni budaya.
Kegiatan-kegiatan tersebut beragam macamnya dan
muncul karena adanya dorongan dari berbagai
komunitas yang ada di kawasan yang bersangkutan.
Kegiatan pada kawasan dikelompokan berdasarkan
bidang-bidang unggulan yang ada dan dimasukkan ke
dalam penggolongan kegiatan belanja, seni dan
budaya serta kuliner.
1. KEGIATAN BELANJA
Kegiatan belanja yang merupakan bagian dari
aktivitas perdagangan terlihat dari adanya komunitas
pedagang atribut fesyen yang mendominasi kawasan
Pasar Baru sudah menjadi komoditi utama yang
mampu terus menghidupkan Pasar Baru. Sisa-sisa era
kejayaan pusat fesyen masih dapat dilihat dari spirit
dan aktivitas perdagangan yang dominan di bidang
fesyen sebagai kunci utama pendukung ekonomi
kawasan. Jenis barang yang diperjualbelikan di Pasar
Baru sangat spesifik dan didominasi oleh barangbarang berbau fesyen seperti kain, baju, tas sepatu dan
sebagainya.
30
Gambar 3.1 Kegiatan Belanja Fesyen di Kawasan Pasar Baru
Selain keberadaan Pasar Baru sebagai kawasan
belanja dan bersejarah, kawasan ini masih menyimpan
keunggulan lainnya, seperti obyek hiburan dan fasilitas
akomodasi, hotel dan penginapan, restoran hingga
pedagang kaki lima. Dukungan aktivitas pedagang kaki
lima (perdagangan informal) di sekitar kawasan banyak
bergerak di bidang fesyen, aksesoris dan kuliner.
Aktivitas perdagangan informal yang tidak diwadahi ini
menjadi kegiatan ekonomi yang cukup hidup melihat
dari banyaknya antusiasme pengunjung yang tertarik
berbelanja pada pedagang kaki lima dan kios-kios
lainnya. Kondisi yang ada saat ini menunjukkan bahwa
perdagangan
informal
tidak
diperhitungkan
keberadaannya oleh pemerintah setempat dan
cenderung tersebar secara liar dan ilegal.
31
Gambar 3.2 Kegiatan Perdagangan Informal di Pasar Baru
Sumber: seputarpasarbaru.wordpress.com, diakses 13 Pebruari 2012
2. KEGIATAN SENI DAN BUDAYA
Kegiatan seni dan budaya, adalah salah satu
kegiatan yang memberikan ciri khas pada kawasan
dimana adanya sebaran pertokoan etnik dan budaya,
komunitas penjual peralatan lenong betawi, kios-kios
pengrajin seni lukis, yang tersebar di beberapa wilayah
Pasar Baru. Kegiatan tersebut mendorong sering
diadakannya festival seni dan budaya pada Tahun Baru,
Festival Passer Baroe (pada 22 Juni, berupa lomba tarik
perahu, lomba hias perahu, gebuk bantal di atas kali,
panjat pinang di atas kali, lomba menghias toko, dan
lomba modifikasi roti buaya, pameran lukisan dan jual
beli alat lenong yang cukup terkenal di antara
komunitasnya.
32
Gambar 3.3 Seni dan Budaya Pasar Baru
Sumber: beritajakarta.com, diakses 1 Desember 2011
3. KEGIATAN KULINER
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
kuliner juga tersebar di kawasan ini. Terdapatnya
restoran legendaris pada kawasan seperti Bakmi Gang
Kelinci, Bakmi Aboen dan dukungan SMKN 27 pada
bagian selatan yang memiliki kompetensi keahlian
jasaboga, dan patiseri, turut mendorong munculnya
restoran dan kios-kios makanan lain tersebar di sekitar
persimpangan jalan Pasar baru dan jalan Kelinci.
33
Gambar 3.4 Kuliner di Pasar Baru
Sumber: warungjakarta.blog.com, diakses 1 Desember 2011
34
IV
Pelestarian
Pasar Baru Jakarta
Gambar 4
35
Apa yang dapat dilakukan
agar kawasan Pasar Baru
tetap terpelihara dengan baik?
36
Pengembangan kawasan kota yang bersejarah
pada hakekatnya memerlukan suatu proses rekam
jejak terkait keberadaannya di masa lalu. Kondisi
serupa terjadi pada kawasan kota lama, Pasar Baru
Jakarta. Kejayaan masa lalu yang dimiliki oleh
kawasan Pasar Baru, baik itu berupa artefak sejarah
fisik maupun non fisik, menjadi salah satu hal
penting yang perlu dilestarikan.
Artefak
sejarah
meliputi
bangunan
dan
lingkungan yang memiliki signifikansi nilai sejarah
dan budaya. Keterbatasan jumlah artefak fisik yang
masih berdiri pada kawasan Pasar Baru saat ini,
kemudian menjadikan faktor sejarah nonfisik menjadi
sangat penting. Pendekatan pembangunan kawasan
tua yang dilakukan pada akhirnya tidak hanya
melalui pelestarian produk sejarah secara fisik,
namun juga penggalian produk nonfisik seperti
memori sejarah dan citra masa lalu. Memori sejarah
kawasan Pasar Baru yang kaya akan kegiatan
ekonomi, seni dan budaya menjadikan citra kawasan
tersebut sebagai ikon pusat fesyen pada jaman
kolonial.
Hal
tersebutlah
yang
menjadikan
keberadaan Pasar Baru di masa lalu memiliki nilai
yang sangat penting bagi kota Jakarta.
37
Kegiatan-kegiatan lain dalam bentuk aktivitas
komunitas berkembang dengan sangat baik di Pasar
Baru. Kegiatan-kegiatan yang berupa industri kreatif
di bidang seni dan budaya tersebut tersebar di
sekitar kawasan dan memberi warna yang cukup
khas, seperti halnya pertokoan lenong betawi
dengan
pertunjukan
kegiatan-kegiatan
lenongnya.
tersebut
Perkembangan
diperkaya
dengan
keberadaan bangunan dan lingkungan di sekitar
koridor komersial Pasar Baru yang memiliki fungsi,
struktur dan morfologi yang menarik. Sebut saja
Gedung Kesenian Jakarta, Museum Fotografi dan
sebagainya, Jalan Pasar Baru dan Jalan Kelinci yang
memiliki sejarah unik bagi kota, sungai Ciliwung
pada
bagian
selatan
kawasan
yang
sangat
menunjang bagi kegiatan festival seni dan budaya,
serta titik-titik transportasi umum yang strategis dan
memberikan banyak kemudahan dalam pencapaian
kawasan.
Agar keberadaan kawasan Pasar Baru dapat
terpelihara di masa yang akan datang, diperlukan
adanya suatu pengembangan yang terarah. Pasar
baru
harus
dikembangkan
dengan
menjawab
tuntutan dari kota Jakarta, yang berupaya ingin
38
menjadikan Pasar Baru sebagai kawasan wisata
belanja bertaraf internasional. Untuk itu, diperlukan
suatu nilai jual yang dapat menjembatani antara
kejayaan sejarah Pasar Baru di masa lalu dan
tuntutan di masa depan. Nilai jual yang dimaksud di
sini adalah suatu komoditi yang khas dan mampu
mendukung tujuan wisata belanja tersebut. Fesyen
yang
perkembangannya
sangat
cepat
dapat
menghubungkan kesuksesan di masa lalu dan
perkembangan di masa depan. Fesyen yang bersifat
dinamis dan variatif juga mampu mempertemukan
kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kota yang
berbeda-beda. Berdasarkan alasan tersebutlah fesyen
dapat dimanfaatkan sebagai nilai jual dan tema
dalam penataan koridor komersial Pasar Baru dan
menjadi katalisator bagi pengembangan kawasan
budaya di sekitarnya.
Fesyen sebagai kegiatan utama dapat menjadi
induk bagi kegiatan-kegiatan budaya lainnya seperti
musik, kriya seni dan budaya, desain (fesyen),
literatur, seni media, film dan gastronomi. Ketujuh
industri kreatif tersebut dapat diwadahi dan
dikembangkan pada kawasan Pasar Baru karena
secara eksisting memang memungkinkan. Sehingga
perkembangan kegiatan industri kreatif yang terpadu
39
pada kawasan Pasar Baru tersebut dapat mendukung
terciptanya wisata kreatif kota yang mendatangkan
keuntungan ekonomi dan mendorong keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi kota.
40
Sampai jumpa,
teman-teman!
Ayo kita ke Pasar Baru!
41
Daftar Pustaka
SUMBER BACAAN
Hightower et al. (2009). Energy Corridor: Livable Centers Plan, Energy Corridor, City
of Houston, Texas.
Jacobs, Allan. (1993). Great Streets. MIT Press, Cambridge, Massachusetts.
Katz, Peter. (1994). The New Urbanism - Toward an Architecture of Community.
Portland
Rubenstein, Harvey. M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscapes and Urban Spaces.
John Wiley & Son Inc., New York.
Tesis
Puspitasari, Cynthia (2013). Penataan Koridor Komersial sebagai Katalisator
Pengembangan Kawasan Budaya: Pasar Baru Jakarta sebagai Fashion Street.
Tesis Magister Rancang Kota, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Peraturan Perundang-undangan
Rencana Detail Tata Ruang Jakarta Pusat Tahun 2010-2030, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, 2010
Rencana Wilayah Ruang Kota DKI Jakarta Tahun 2010-2030, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, 2010
Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 3048/2000 tentang Penunjukan Pasar
Baru dan Sekitarnya menjadi Kawasan Wisata Belanja Bertaraf Internasional,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2000
Artikel
Pasar Baru Semrawut Semakin Tidak Nyaman, Pos Kota, 17 Desember 2011.
Website
http://kelurahanpasarbaru.com, diakses 13 Pebruari 2012.
http://tatakota-jakartaku.net, diakses 13 Pebruari 2012.
42
SUMBER GAMBAR
Cover batas
Sketsa Gerbang Selatan Pasar Baru Jakarta
oleh Cynthia Puspitasari
Gambar 1
Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.1 Alam Semesta
Gambar 1.1 Pasar Baru dari Tahun 1900, 1935, 1949 dan 2001
http://kelurahanpasarbaru.com, diakses 9 Pebruari 2012
Gambar 1.2 Pasar Baru Saat Ini
Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.3 Petunjuk Jalan Pasar Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 2
Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.1 Bangunan Cagar Budaya pada Koridor Pasat Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.2 Bangunan Bernilai Sejarah pada Koridor Pasat Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.1 Kegiatan Belanja Fesyen di Kawasan Pasar Baru
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.2 Kegiatan Perdagangan Informal di Pasar Baru
http://seputarpasarbaru.wordpress.com, diakses 13 Pebruari 2012
Gambar 3.3 Seni dan Budaya Pasar Baru
http://beritajakarta.com, diakses 1 Desember 2011
Gambar 3.4 Kuliner di Pasar Baru
http://warungjakarta.blog.com, diakses 1 Desember 2011
Gambar 4
Dokumentasi Pribadi
43