SEBARAN FLORA DAN FAUNA Faktor faktor ya

SEBARAN FLORA DAN FAUNA

KELOMPOK 1
Adinda Oktaviani (01)
Albertus Ivan A (02)
Alivia Saskia P (03)
Gatut Bayu A (21)

SMA NEGERI 1 MADIUN
KELAS XI MIA 4
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna
Tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup. Berdasarkan
hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka
bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi
persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan
biotik.
1. Faktor Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola
persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti

daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang
gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh
karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari
jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal
bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap
persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain:
1) Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan
intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang
berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap
tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.
Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat
intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari,
ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan
lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran
matahari

menyebabkan

variasi


suhu

udara

di

muka

bumi.

Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan
tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan
hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu
dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki
tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang
tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas
merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan


organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu
yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup.
Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor
pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat,
dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora
seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi
lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup
di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air
yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh
langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis
tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis
tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang
tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup
yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan
beberapa jenis rumput gurun.

b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang
lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang
basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.
d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan
musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim
muson tropis, seperti pohon jati
3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat
memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini
menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air
di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme
akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan
membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber
daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi.
Bagi makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses

pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan.
Sebagaimana yang telah dipelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang
jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan- lapisan tanah dan menjadi persediaan
air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badanbadan air, seperti danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan
kerapatan makhluk hidup antar wilayah pada umumnya bergantung dari tinggirendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada
umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan
jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan
wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara
tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi.
Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik
yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan
vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di
wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan
saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat
tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya
mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi
tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan

(produsen) bagi hewan.

2. Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di
muka bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah
merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara
langsung berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi
parameter kesuburan tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur

hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanahtanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal
bagi pertumbuhan tanaman.
3. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah
ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien
thermometrik, di mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C
setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat
berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme
memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh
karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang
hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

4. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan
flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun
mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan
hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak
kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam
waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah
permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap
kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu
yang lama.

Persebaran flora dan fauna di Indonesia
Makhluk hidup yang terdapat di negara kita tercinta ini sungguh kaya dan beragam. Dari
Sabang sampai Maroke, kekayaan makhluk hidup baik flora maupun fauna terbentang
beragam.
1. Persebaran flora di Indonesia

Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah semua
tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu. Keanekaragaman flora

Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih tinggi dari flora yang ada di
Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim
sedang dan dingin.
 Persebaran flora di Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
1. Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga
macam, sebagai berikut.
o

Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.

o

Hutan hujan tropik.

o

Jenis Pemetia Pinnata (motea).

2. Flora di Daerah Peralihan

Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain
yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah
peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip
dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan
bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan

wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah
di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
3. Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga
macam, yaitu:
o

Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.

o

Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.


o

Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya
meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.



Persebaran flora menurut lingkungan geografi berdasarkan iklim dan keadaan
daerah di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri
tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan
dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh
setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada
tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah
pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh
dunia.
2. Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut

karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap
dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi
dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, dan Jawa.
3. Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak
menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah
pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu
ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah.

4. Hutan Musim
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya
terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim
kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan
ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai
Nusa Tenggara.
5. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohon-pohon yang lebat.
Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami
hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena
tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di
Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
6. Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia
disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa
Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering
setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah
yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
7. Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohonpohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang
panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di
dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi,
kuda, dan kambing.

2. Persebaran fauna di Indonesia

Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di
suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada
zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang
dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan
sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra,
Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua
Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulaupulau di sekitarnya pernah menjadi satu
dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di
sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang
tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
Berikut ini pembagian persebaran fauna di Indonesia:
1. Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan
keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak
demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung
dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari
sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal
dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan
sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah
peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.

Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:


Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar
dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar
seperti:
o tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
o banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
o kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
o orang hutanterdapat di Sumatra Utara dan Kalimantan,
o beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
o badak terdapat di Sumatra dan Jawa ,
o gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),
o siamang terdapat di Sumatra,
o kijang terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
o harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan
tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,
o kancil terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
o trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
o jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di
Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan
Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).



Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulaupulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya
kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur
mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut:
o

Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.

o Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
o Berbagai jenis serangga.
o Berbagai jenis ikan.
o Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum
laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.

o Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.


Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya
di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di
samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe
Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut:
o Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan
kuda.
o Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
o Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
o Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung
dewata, dan angsa.

2. Pembagian Fauna Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia
dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia
menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50.
Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak
setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan
melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan
siput. Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis
Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis
Weber.
3. Pembagian Fauna Menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan
garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul
dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna
Asia. Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena
kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman
lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua
wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.

Persebaran flora dan fauna di Dunia

1. Persebaran flora di Dunia

Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas dasar latar geografis dan
fisikologis atau dikenal dengan sebutan pendekatan ekolagi, Pendekatan ekologis memeliputi
distribusi tumbuhan dilhat dari pengaruh kondisi lingkungan, terutama iklim yang disebabkan
oleh perbedaan letak lintang ( astronomis ), dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut.
Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran bebagai jenis
tumbuhan. Sistem bioma menekankan pada dinamika komonitasyang hubungan dengan iklim
dan faktor lingkungan lainya. Selain memperhatikan sejarah evaluasi geologinya. Biombioma dipermukaan bumi dapat dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu:
1. Bioma Gurun
Daerah gurun dicirikan oleh curhan hujan yang sangat rendah, yaitu kurang dari 250
mm per tahun dan intensitas panas Matahari yang tinggi. Di daerah ini umumnya terdiri atas
batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang. Daerah gurun yang paling luas terpusat terluas
di daerah sekitar 20LU, yaitu mulai dari pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah.
Sepanjang daerah itu tedapat kompleks Gurun Sahara,Gurun Arab, dan Gurun gobi yang
luasnya mencapai 10 juta km.
Derah Gurun juga mempunyanyi ciri-ciriyang khusus,antara lain tingkat evaporasi
yang lebih tinggi dari pada curah hujan dan air tanah yang cenderung asing. Air tanah ini

menjadi asin karena larutan garam dalam tanah tidak dipindah. Baik mula pencucian maupun
oleh drainase.
Tumbuhan yang mampu hidup di gurunpada umumnya mempunyai daun yang kecil
seperti duri dan mepunyai akar yang panjang.dan mampu menyimpan air ditempat yang
dalam.Vegetasi yang dapat hidup didaerah gurun adalah Kaktus, semak-semak akasia, dan
pohon-pohon tamar ( kurma ).dan hewan yang tedapat didaerah gurun adalah belalang dan
sebagainya hewan sejenis pengaret, contohnya hamter dan gerbil.
2. Bioma hutan basah ( hutan hujan tropis )
Hutan basah terdapat di daerah troppika meliputi Amerika Selatan, Semenangjung
Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia bagian utara,indonesia, dan Malaysia.
Didaerah hutan basah ini terdapat berbagi macam jenis Tumbuhan. Berbagai tumbuhan ini
dapat hidup antara lain jenis tumbuhan,sepanjang tahun mendapat sinar Matahari yang cukup,
air yang cukup, curah hujan diatas 2.000 mm per tahun,dan keadaan alamnya memungkinkan
tumbuhan berbagai jenis tanaman.Adapun pohon-pohon memiliki tinggi 20-40 m, cbangcabang pohonan berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau. Hewan yang hidup di bioma hutan
trupis umumnya adalah hewan yang hidup di pohon dan berbagai jenis primata.Diantara
primata hujan tropis dalam jumlah yang besar adalah avenom,monyet dan gorila.
3. Bioma tundra
Tundra merupakan daerah kutup yang tidak di tumbuhi oleh perpohonan. Hanya
lumut yang dapat tumbuh di daerah tundra. Daerah tundra dapat di jumpaidi se keliling
lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antartik.Daerah ini mempunyai musim dingin
yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang sehingga bersuhu 23,5
LU/LS. Oleh karena itu, musim tumbuh tanaman sabgat pendek, yaitu 30 sampai 129 hari per
tahun.dan beberapa jenis tumbuhan khas yang hidup di daerah tundra antara lain rusa, kelinci
salju, rubah, dan hewan pengerat. Burung-burung yang terdapat didaerah itu antar lain elang,
bebek angsa, dan burung hantu.

4. Padang Rumput
Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika samapai ke daerah
subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak
teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air.

Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput.
Daerah padang rumput yang relative basah, seperti yanf terdapat di Amerika Utara,
rumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses.
Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya
adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut :
>. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan
yang ada adalah rumput-rumput kerdil
>. Praire(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang
bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
>. Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri
dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
>. Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon
tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan
terhadap kelembaban rendah.
5. Hutan Gugur
Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadangkadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal
berikut .
>. Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya
musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan
menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
>. Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur
sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim
matipada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat
berkecambah menjelang musim panas.

Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di
hutan gugur, jarak antara pohon-pohonya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit,
yaitu antara 10-20 spesies.
6. Taiga
Taiga adalah huatan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang
terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutam pohon picia, alder (alnus), birch(betula),
dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies
pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara ( Siberia Utara, Rusia, Ameriaka
Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3
sampai 6 bulan.
2. Persebaran fauna di Dunia

Umumnya hewan terbesar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya
berbagai penghalang atau karena sejarah pada zaman dahulu. Umumnya yang menjadi

penhalang dan permisahan persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhbungan
dengan ke adaan bumi.faktor-faktor tersebut antara lain laut, gunung, sungai, padang pasir,
dan iklim.
Wilayah pesebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater ( 1858 ),
selanjutnya dikembangkan oleh Huxley ( 1868 ) dan oleh Wallace ( 1876 ). Menurut Alfret
Russel Wallace, persebaran fauna di dunia di kelompokan menjadi enam wilayah, yaitu
Neartik, Neotropik, Australis, Oriental, Paleartik, dan Etiopian.
a. Wilayah Neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan selurh daerah
Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika Utara bagian
tengah terdiri atas padang rumput, dan Amerika Utara bagian Utara terdiri atas Hutan Konifer
yang luas.
Lingkungan Greenland sangat menarik, terutama lingkungan fisiknya yang tertutup
salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan. Hewan yang terdapat di wilayah Neartik antara
lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara ( prairie dog ), kalkun,
burung biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).
b. Wilayah Neotropik
Wilayah ini meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian selatan dan
tengah. Diwilayah ini sebagian beriklim tropis dan di zonz selatan beriklim sedang.
Hewan yang terdapat di wilayah ini ntara lain : kukang, armadillo, alpaka, kelelawar
pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir
( yang berbeda dengan tapir Asia ) dan kera.
c. Wilayah Australis
Yang meliputi Australis, Selandia Baru, Irian, dan Malukuserta pulau-pulau
disekitarnya.
Hewan yang hidup di wilayah ini antara lain kangguru, trenggiling, koala, kasuari,
cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua,burung penghisap madu dan burung emu.

d. Wilayah Oriental

Wilayah Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang dekat,
diantaranya Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka, dan Filipina. Sebagian besar
wilayah ini beriklim tropis.
Hewan spesifik di wilayah ini antara lain hariamu, gajah, gibon, orang utan, dan
badak bercula satu.
e. Wilayah Paleartik
Wilayah Pleartik meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan beberapa daerah tertentu,
anatar lain Himalaya, Afganistan, Afrika Ingris dan Jepang
Hewan yang hidup antara lain bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub
f.Wilayah Etiopian
Wilayah Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan
Arab bagian selatan. Dibagian utara terdapat Gurun Sahara yang merupakan padang pasir
terluas di dunia.
Hewan-hewan yang terdapat diwilayah ini antara lain Gorila, simpanse, antelop,
burung unta, kuda nil, zebra, dan jerapah.

Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia dan upaya
pembudidayaannya dalam mendukung penyediaan bahan
pangan, obat-obatan dan industri kreatif
A. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan
Makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah beras yang diperoleh dari
tanaman padi (Oryza sativa). Namun, di beberapa daerah, makanan pokok penduduk adalah
jagung, singkong, ubi jalar, talas, atau sagu. Selain kaya akan tanaman penghasil bahan
makanan pokok, Indonesia juga kaya akan tanaman penghasil buah dan sayuran.
Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tanaman penghasil buah, contohnya sirsak (Annona
municata), jeruk Bali (Citrus maxima), rambutan (Nephelium lappaceum), duku (Lansium
domesticum), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mangostana), markisa
(Passiflora edulis), mangga (Mangifera indica), dan matoa (Pometia pinnata). Terdapat
sekitar 370 jenis tanaman penghasil sayuran, antara lain sawi, kangkung, katuk, kacang
panjang, buncis, bayam, terung, kol (kubis), seledri, dan bawang kucai (Allium fistulosum).
Ada sekitar 70 jenis tanaman berumbi, misalnya kunyit kuning, jahe, lengkuas, temulawak,
wortel, lobak, talas, singkong, ubi jalar, bawang, dan bawang putih. Indonesia juga kaya akan
tanaman penghasil rempah-rempah yang jumlahnya sekitar 55 jenis, antara lain merica (Piper
nigrum), cengkih (Eugenia aromatica), pala (Myristica fragrans), dan ketumbar
(Coriandrum sativum).

Sumber makanan juga berasal dari aneka ragam hewan darat, air tawar, dan air laut.
Contohnya sapi, kambing, kelinci, burung, ayam, kelinci, ikan bandeng, ikan lele, belut,
kepiting, kerang, udang, dan rajungan.

B. Keanekaragainan hayati sebagal sumber obat-obatan
Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya
merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut digunakan dalam
industri obat herbal lokal.
Berikut ini beberapa tanaman obat beserta kegunaannya.


Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati
kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes.



Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi.



Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officinalis), kulitnya mengandung alkaloid kina
(quinine) untuk obat malaria.

Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai obatobatan, antara lain sebagai berikut.


Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.



Ular, bagian daging dan lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatalgatal).

C. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut.


Bunga mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminum grandiflorum), cendana (Santalum
album), kenanga (Cananga odorata), dan kemuning (Murraya exotica) dimanfaatkan
untuk wewangian (parfum).



Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk
menghaluskan kulit.



Urang aring (Eclipta alba), mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya
(Aloe vera) digunakan untuk pelurnas dan penghitarn rambut.

D. Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang
Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain sebagai
berikut.


Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum), pisang hutan atau abaca
(Musa textilis), sisal (Agave sisalana), kenaf (Hibiscus cannabinus). dan jute
(Corchorus capsularis) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal menjadi kain atau bahan
pakaian.



Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah
Baliem (Papua) sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Sementara
untuk membuat pakaian wanita digunakan tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem
(Eleocharis dulcis).

Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai
berikut.


Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi.



Kulit beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk
membuat jaket.



Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu.



Bulu burung dapat digunakan untuk membuat aksesori pakaian.

E. Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan
Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu
dimanfaatkan untuk membuat jendela, pintu, tiang, dan alas atap. Beberapa tumbuhan yang
dimanfaatkan kayunya, antara lain jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), nangka
(Artocarpus

heterophyllus),

meranti

(Shorea

acuminata),

keruing

(Dipterocarpus

borneensis), rasamala (Altingia excelsa), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), dan bambu
(Dendrocalamus asper). Di Pulau Timor dan Alor, daun lontar (Borassus flabellifer) dan
gebang (Corypha utan) digunakan untuk membuat atap dan dinding rumah. Beberapa jenis
tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma tigillarium, dan Oncosperma horridum) juga
dimanfaatkan untuk membuat rumah di Sumatra dan Kalimantan. Di Pulau Timor, alangalang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan untuk membuat atap rumah.
F. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Aspek Budaya
Penduduk Indonesia yang menghuni kepulauan Nusantara memiliki keanekaragaman
suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 etnis dengan agama dan kepercayaan,
budaya serta adat-istiadat yang berbeda. Dalam menjalankan upacara ritual keagamaan dan
kepercayaannya,

penyelenggaraan

upacara

adat

dan

pesta

tradisional

seringkali

memanfaatkan beragam jenis tumbuhan dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan
kepercayaan, pesta tradisional, dan upacara adat diantaranya sebagai berikut:


Budaya nyekar atau ziarah kubur pada masyarak Indonesia biasanya
menggunakan bunga kenanga, mawar, melati dan kantil.



Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang
dianggap memiliki nilai magis untuk memandingkan jenazah seperti daun
kelapa, pisang, limau dan rempah-rempah.



Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung
atsiri yang berbau haru, antara lain melati, kenanga, cempaka, sirih, pandan
dan cendana. Tebu hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk
menghayutkan abu jenazah ke sungai.



Umat nasrani menggunakan pohon cemara untuk perayaan natal.

Upaya membudidayakan keanekaragaman hayati
1. Cagar Alam
Cagar

alam

adalah

membiarkan

ekosistem

dalam

suatu

wilayah

apa

adanya.

Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa izin
khusus. Cagar alam bertujuan untuk:
a. melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami
b. mempertahankan keanekaragaman gen

c. menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambunga
d. memelihara proses ekologi
Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2. Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka
dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin
khusus.
3. Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman
nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem,
melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya
alam hayati.
Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh
dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit Barisan
Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango
(Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger
(Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN
Bali Barat, TN Komodo (Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).
4. Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi
dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut Bunaken di
Sulawesi Utara.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan
hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
a. perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya,
perlindungan siklus udara dan air.
b. pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragam hayati
c. pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
5. Hutan Lindung
Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut berfungsi sebagai
resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.
6. Kebun Raya

Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai
tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya
Ppurwodadi (Jawa Timur)
Masyarakat awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan
punah. Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan
tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara alami atau
diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan dan kemudian
dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta untuk melestarikannya
dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran atau budi daya, misalnya
burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan anjing.
Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a.

tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar

b. tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c. sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak
membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
d. tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan
hewan jika termakan hewan tersebut
e. tidak membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena
dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.

Usaha konservasi flora dan fauna di Indonesia dan Dunia
Proses Pelestarian Ekosistem Flora dan Fauna ada 2 cara yaitu :
1. Pelestarian In Situ
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan
tersebut berada. Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa, hutan lindung, dan
taman nasional.
2. Pelestarian Ex Situ
Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu
dilakukan karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain itu,
pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan
maupun tumbuhan langka. Contoh pelestarian ex situ antara lain kebun botani, Taman Safari,
kebun binatang, dan penangkaran.


Usaha konservasi flora dan fauna di Indonesia

Cagar Alam
Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembngannya berlangsung secara alami.

1) Cagar alam gunung muntis(NTT)
Vegetasi yang dominan adalah eucalyptus potensi fauna yang unik yaitu kuskus.
2) Cagar alam raya pasi(Kalimantan barat)

Kawasan konservasi sejak tahun 1990 ini memiliki tumbuhan yang unik dan langka yaitu
rafflesia tuanmudae.

3) Cagar alam pulau waigeo(papua)
Fauna yang menempati sebagai habitatnya antara lain burung maleo waigeo, cendrawasih
merah, kakaktua jambul kuning, dan ular boa tanah. Sementara itu pohon yang banyak
dijumpai yaitu bringin yang hidup di sepanjang sungai.
Suaka Margasatwa
Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

1)

Suaka margasatwa cikepuh (sukabumi, jawa barat)

Satwa liar yang dilindungi adalah penyu hijau yang termasuk satwa langka dan saat ini
diambang kepunahan. Jenis satwa liar lainya adalah banteng, rusa, kancil, babi hutan, lutung,
burung merak, burung elang, dan ular kisi.

2)

Suaka margasatwa tanjung amolengo (Sulawesi tenggara)

Anoa merupakan satwa endemic Sulawesi yang telah menghuni pulau tersebut kurang lebih
60 juta tahun yang lalu, jenis satwa liar lainya yaitu biawak, piton, rusa, monyet hitam, babi
hutan, bajing, merpati putih, ayam hutan merah, belibis, raja udang merah dan raja udang
kecil.

3)

Suaka margasatwa tanjung peropa

Kawasan tersebut merupakan habitat satwa liar yang dilindungi antara lain anoa, burung
maleo, rangkong, rusa, bangau hitam, biawak, monyet hitam Sulawesi, kuskus.

Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekeasi alam dan dengan upaya pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, ekosistemnya.
1)

Taman nasional gunung leuser(TNGL)
Tumbuhan yang khas yaitu rafflesia dan daun payung serta yang unik yaitu ara, satwa

langka yang dilindungi yaitu orang utan, siamang, gajah Sumatra, badak Sumatra, harimau
Sumatra, kambing hutan, rusa sambar dan jucing hutan.
2)

Taman nasional batang gadis (TNBG)
Terletak di madina, Sumatra utara seluas 108.000, ditemukan juga rafflesia dan satwa

langka yaitu harimau, tapir, kancil, beruang madu, kijang, landak.
3)

Taman nasional ujung kulon
Satwa langka yang dilindungi selain badak jawa adalah banteng, macan tutul dan owa.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa telah diubah

statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat untuk Taman Nasional
dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian Jaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Taman nasional dan hutan lindung mempunyai fungsi sebagai:
• perlindungan sistem penyangga kehidupan.
• pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
• pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.

Di bawah ini tabel beberapa taman nasional, suaka alam, dan margasatwa di Indonesia.
1. PULAU SUMATRA
a. Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh & Sumatra Utara)
b. Taman Nasional Siberut (Sumatra Barat)
c. Taman Nasional Kerinci Seblat
d. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Riau)
e. Taman Nasional Berbak (Jambi)
f. Taman Nasional Bukit Duabelas (Jambi)
g. Taman Nasional Bukit Barisan (Bengkulu & Lampung)
h. Taman Nasional Way Kambas (Lampung)
2. PULAU JAWA
a. Taman Nasional Ujung Kulon (Banten)
b. Taman Nasional Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
c. Taman Nasional Gunung Halimun (Jawa Barat)
d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat)
e. Taman Nasional Laut Karimu Jawa (Jawa Tengah)
f. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur)
g. Taman Nasional Meru Betiri (Jawa Timur)
h. Taman Nasional Baluran (Jawa Timur)
i. Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur)
3. Bali dan Nusa Tenggara
a. Taman Nasional Bali Barat (Bali)
b. Taman Nasional Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)
c. Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur)
d. Taman Nasional Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)
4. KALIMANTAN
a. Taman Nasional Gunung Palung (Kalimantan Barat)
b. Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah)
c. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar & Kalteng)

d. Taman Nasional Betung Karihun (Kalimantan Barat)
e. Taman Nasional Kayan Mentarang (Kalimantan Timur)
f. Taman Nasional Kutai (Kalimantan Timur)

5. PULAU SULAWESI
a. Taman Nasional Laut Bunaken Manado Tua (Sulawesi Utara)
b.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara)
c.Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah)
d.Taman Nasional Laut Taka Bonerate (Sulawesi Selatan)
e.Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara)
f.Taman Nasional Laut Wakatobi (Sulawesi Tenggara)
6. MALUKU dan PAPUA
a. Taman Nasional Manusel (Maluku)
b. Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih (Papua)
c. Taman Nasional Wasur (Papua)
d. Taman Nasional Gunung Lorentz (Papua)