PENGARUH KREATIVITAS IKLAN TERHADAP DAYA
PENGARUH KREATIVITAS IKLAN TERHADAP DAYA TARIK
KONSUMEN
Oleh : Inas Thahirah
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Kotler (dalam Suyanto, 2004), “Pemasaran adalah proses sosial
dan manajerial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk memperoleh
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk
serta nilai.” Perusahaan mendapatkan kembali yang dibutuhkannya untuk dapat
hidup terus yakni penghasilan dan sumber daya melalui proses pertukaran.
Perusahaan harus dapat memastikan bahwa misi perusahaan dan jalur
produknya (Product Lines) tetap relevan dengan pasar yang dituju. Oleh karena
itu, perusahaan yang tanggap akan selalu memeriksa kembali sasaran, strategi
dan taktiknya secara berkala untuk melihat dan mengukur sampai sejauh mana
realisasi dan kesempatan pasar yang paling baik.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
karena strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Oleh karena itu, dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya, karena pada
saat kondisi kritis justru usaha kecil yang mampu memberikan pertumbuhan
terhadap pendapatan masyarakat. Salah satu strategi pemasaran dilaksanakan
dengan memanfaatkan media iklan.
Periklanan dan promosi penjualan dapat memainkan peran sentral dalam
paduan promosi. Menurut Rustomiji (dalam Angipora, 1999), “Iklan adalah
promosi produksi atau pelayanan non-individu yang dilakukan oleh sponsor
(perusahaan atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasi.” Menurut
Swastha (dalam Angipora, 1999), “Periklanan adalah komunikasi non-individu,
dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga, non-lembaga, non-laba, serta individu-individu.” Berdasarkan kedua
pendapat tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa iklan merupakan suatu bentuk
komunikasi pemasaran dari produsen ke konsumen melalui berbagai media.
1
Periklanan mempunyai sifat non-personal dan merupakan suatu alat untuk
mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak langsung serta si
pemasang iklan harus membayar dengan tarif tertentu yang berlaku. Setiap iklan
dan kampanye iklan harus memiliki tujuan yang didefinisikan secara jelas.
Tujuan-tujuan periklanan harus lebih spesifik dibandingkan tujuan-tujuan
penjualan personal. Setiap iklan harus efektif, tidak hanya untuk satu pelanggan,
tetapi untuk ribuan bahkan jutaan pelanggan.
Iklan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: (1)Periklanan Pionir
(Pioneering Advertising), (2)Periklanan Kompetitif (Competitive Advertising),
(3)Periklanan Pengingat (Reminder Advertising), (4)Periklanan Institusional
(Institutional Advertising). Terdapat 3 (tiga) media yang digunakan untuk
mendukung kegiatan periklanan, yaitu: Media Cetak, adalah suatu media yang
statis dan mengutamakan pesan-pesan visual dalam melaksanakan fungsinya
sebagai media penyampaian informasi. Media kedua yang dapat digunakan untuk
mengiklankan berbagai produk yang dihasilkan dengan sasaran konsumen yang
lebih besar dan jangkauan yang lebih luas yaitu dengan menggunakan Media
Elektronik yang terdiri dari Televisi, Radio, Internet, Electronic Mail, dan
Theatrical Films. Media yang terakhir yaitu Media Luar Ruang (Outdoor),
merupakan media iklan yang berbentuk papan-papan yang di cat, terbuat dari
besi, kayu atau bambu yang dihias dan dipajang pada jalan-jalan atau pada
tempat-tempat terbuka.
Periklanan merupakan salah satu strategi yang paling penting dalam usaha
menjual produk atau jasa, karena periklanan dapat menambah, merangsang,
mempengaruhi bahkan mendorong konsumen untuk membeli suatu produk atau
jasa. Pesan dari iklan harus dapat disampaikan secara kreatif. Strategi merancang
pesan yang sukses dibutuhkan pengembangan strategi kreatif dan eksekusi
strategi kreatif. Menurut Torrance (1988), “Kreativitas adalah proses merasakan
dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah),
menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.” Dibutuhkan kreativitas dalam
pembuatan iklan dengan cara mencari hal-hal yang baru dan mencari inspirasi
tentang cara mengombinasikan produk dengan inspirasi yang dibuat dan akan
2
menjadi sebuah iklan yang menimbulkan pesan dinamis dan imajinatif, yang
dapat menarik perhatian yang kemudian mengambil hati masyarakat dan
akhirnya memilih untuk membeli produk atau jasa yang dijual.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
(1) Bagaimanakah pengaruh kreativitas gambar pada iklan terhadap daya tarik
konsumen?
(2) Bagaimanakah pengaruh kreativitas bahasa pada iklan terhadap daya tarik
konsumen?
2. PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh Kreativitas Gambar pada Iklan Terhadap Daya Tarik
Konsumen
Menurut Effendi (dalam Angipora, 1999), “Kepenerimaan komunikan
akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan
keberhasilan suatu proses komunikasi.” Jadi, penetapan strategi pesan periklanan
merupakan suatu keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya
suatu iklan.
Promosi melalui iklan yang efektif sangat berperan besar dalam
pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share).
Menurut Roman, Maas, dan Nisenholtz (dalam Jaiz, tanpa tahun), “Menciptakan
iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan merupakan hasil kolaborasi
antara penulis naskah dengan pengarah seni atau antara agen dan klien.” Oleh
karena itu, pada tahap brainstorming (pencarian ide yang bebas) dalam semua
kelompok semua ide ditampung kemudian dinilai ulang.
Multimedia merupakan media periklanan yang sangat unik dan kuat
karena mengandung elemen penglihatan, suara, dan gerakan yang dapat
dikombinasikan dengan strategi kreatif untuk menghasilkan daya tarik dan
eksekusi iklan. Keputusan yang dibuat mengenai produk, penyaji, urutan aksi,
demonstrasi, dan lainnya harus sesuai dengan setting, karakter yang muncul dalam
3
tampilan multimedia dan sesuai dengan faktor lain sesuai dengan pencahayaan,
warna, gambar, dan simbol.
Ada beberapa cara kreatif dalam menyampaikan pesan iklan, yang pertama
yaitu dengan menggunakan animasi. Skenario yang akan dianimasikan digambar
oleh seniman atau diciptakan di komputer dalam bentuk kartun. Penggunaan
teknik animasi untuk iklan semakin meningkat karena perkembangan teknologi
grafis berbasiskan komputer semakin maju. Animasi kartun sangat popular jika
target pasarnya anak-anak. Animasi juga sering digunakan untuk menyampaikan
pesan yang sulit atau untuk menjangkau pasar khusus. Cara yang kedua yaitu
dengan menggunakan simbol personalitas. Cara itu menggunakan suatu karakter
sentral atau menggunakan seseorang atau tokoh yang menjadi simbol dari suatu
produk. Berikutnya adalah fantasi. Iklan fantasi sangat cocok pada media TV
karena penonton dapat turut berfantasi bersama tayangan iklan yang disaksikan.
Teknik humor juga seringkali digunakan untuk penyampaian pesan dalam iklan.
Iklan dengan tema humor seringkali menjadi iklan yang popular dan paling
diingat oleh audiens.
Pengaruh kreativitas desain atau gambar dalam sebuah iklan cukup
penting dalam meningkatkan daya tarik konsumen. Ada beberapa tujuan
dibuatnya iklan dengan desain atau gambar yang kreatif, yaitu: agar produk di
dalam iklan tersebut memiliki nilai jual yang lebih, agar iklan tersebut lebih
memiliki target segmentasi yang telah dimiliki oleh produk tersebut, agar produk
tersebut mudah dikenali melalui iklan menggunakan desain, effect, animasi dan
lain-lain yang telah memiliki pembeda. Ketika melihat sebuah iklan, konsumen
biasanya pertama kali melihat gambar dari iklan tersebut.
Menurut Suyanto (2004), “Iklan yang berpengaruh secara positif pada
perasaan dan emosi target, dapat sangat sukses untuk produk dan situasi tertentu.”
Gambar dapat mempengaruhi psikologis konsumen. Gambar yang menarik akan
lebih merangsang dan mendorong konsumen untuk mencoba produk dan
membelinya. Sebuah iklan yang penuh humor, efek video yang tidak biasa, atau
foto yang cerdik dapat menarik perhatian konsumen. Iklan yang kreatif tidak
harus rumit, namun cukup dengan memberikan nilai keindahan dan dapat
menjelaskan kelebihan produk kepada konsumen ketika pertama kali melihatnya.
4
Contohnya seperti iklan sampo rambut rontok, bintang iklan yang ada pada
gambar iklan tersebut menunjukkan kekuatan dan kelembutan rambutnya setelah
memakai sampo tersebut. Hal itu dapat mempengaruhi psikologis konsumen yang
memiliki masalah pada rambut rontok. Gambar iklan harus disesuaikan dengan
tujuan produk. Jika sasaran produk ditujukan untuk kalangan remaja, bintang
iklan yang digunakan seharusnya juga remaja. Gambar artis-artis terkenal juga
sering digunakan dalam sebuah iklan agar menjadi daya tarik tersendiri untuk
suatu produk, karena kebiasaan konsumen adalah menjadi trendsetter dengan cara
mengikuti public figure yang terkenal. Kebanyakan iklan selalu menggunakan
bintang iklan yang memiliki penampilan menarik sehingga menjadi daya tarik
tersendiri bagi para konsumen terutama wanita. Pengiklan atau agensi iklan
membayar dengan biaya yang besar kepada selebritis yang sesuai dengan pasar
sasaran dan berharap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap
produk yang diiklankan. Misalnya, sikap dan persepsi konsumen terhadap kualitas
menjadi lebih sempurna setelah mendapat dukungan dari selebritis.
2.2. Pengaruh Kreativitas Bahasa pada Iklan Terhadap Daya Tarik
Konsumen
Menurut Wibowo (2001), “Bahasa adalah system symbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang digunakan sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.”
Proses perumusan pesan memerlukan pemecahan tiga masalah, yaitu:
1. Apa yang akan dikatakan (isi pesan).
2. Bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan).
3. Bagaimana mengatakannya dengan tanda atau lambang (format pesan).
Menurut Rapp dan Collins (dalam Budiman, 2005), “Bahasa dalam iklan
dituntut
mampu
menggugah,
menarik,
mengidentifikasi,
menggalang
kebersamaan, dan mengombinasikan pesan dengan komparatif kepada khalayak.
Macam-macam struktur kata dalam iklan yaitu:
5
1. Menggugah.
Mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan
perhatian.
2. Informatif.
Kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif, dan tidak berlebihan.
Bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran atau pengenalan dan
pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada.
Iklan yang Informatif seringkali menginformasikan perubahan harga dan kemasan
produk, menjelaskan cara kerja produk, mengurangi ketakutan konsumen, dan
mengoreksi produk. Salah satu contoh iklan yang informatif yaitu iklan CocaCola. Iklan itu termasuk iklan informatif karena memberitahukan kepada
konsumen mengenai produk, kemasan serta harga yang terbaru, selain itu juga
mempromosikan kemudahan jika membeli produk yang baru tersebut.
3. Persuasif.
Rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, tentram, dan
menghibur. Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan
sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan produk dan jasa.
Mempersuasif konsumen untuk memilih merk tertentu, menganjurkan untuk
membeli, mengubah persepsi konsumen, membujuk untuk membeli sekarang.
Salah satu contoh iklan persuasif yaitu iklan Samsung Slim Fit TV. Iklan itu
merupakan iklan persuasive karena berusaha mempersuasif konsumen untuk
membeli TV merk Samsung dengan cara menginformasikan kualitas serta
kelebihan-kelebihan yang dimiliki Samsung, sehingga konsumen dapat mengubah
persepsinya mengenai TV merk lain dan menganggap Samsung lebih unggul.
Seorang penulis iklan harus mengetahui aturan-aturan bahasa, seperti tata
bahasa, kaidah-kaidahnya, idiom-idiomnya, serta nuansa atau konotasi sebuah
kata dalam menyampaikan gagasan pikiran bahasa iklan. Gaya berbahasa dan
jenis kata dalam iklan yang dibuat untuk surat kabar tentu berbeda dengan iklan
yang ditayangkan di radio atau televisi, karena surat kabar lebih mementingkan
mata dan dapat diamati oleh orang dengan waktu yang lama, sementara radio
lebih mementingkan telinga dan televisi lebih mementingkan mata dan telinga.
Gaya dan jenis bahasa yang digunakan harus sesuai dengan target audience.
6
Seorang copywriter seharusnya mengetahui dengan siapa dia berbicara,
bagaimana kebiasaan perilaku mereka, dan di mana mereka berada.
Penggunaan bahasa dalam iklan terkadang dipandang menarik, jika
bersifat main-main atau menurut Hakim (2005), “bersifat lanturan.” Lanturan
berbeda dengan kata melantur yang artinya ngawur atau tidak sesuai dengan topik
yang dibahas, namun lanturan adalah sengaja melantur atau melantur dengan
tujuan, lanturan yang dibuat tersebut harus selalu dijaga relevannya. Hal yang
paling dekat dengan lanturan adalah plesetan. Orang tertawa ketika mendengar
plesetan karena relevansinya. Relevansi dalam konteks ini adalah kata asli yang
dibuat plesetan. Salah satu iklan yang menggunakan lanturan yaitu Permen Mintz
yang berbunyi “Ini pensil, ini permen mintz, daripada gigit pensil mending gigit
mintz, jelek iklannya? Biarin, yang penting mintz. Permen enak, permen enak,
permen enak.” Iklan tersebut memang tidak informatif, tidak jelas, dan tidak
persuasif. Rangkaian kalimat yang digunakan justru cenderung egois dan tidak
menumbuhkan rasa ingin membeli produk tersebut, namun iklan Permen Mintz
cukup menghibur dengan bahasa iklan yang lumayan ngawur, sehingga membuat
konsumen senang mendengarnya.
Kata-kata yang tertuang di dalam pesan iklan harus mudah diingat dan
menarik perhatian. Pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi sebuah iklan. Kreativitas dalam pembuatan kata-kata dalam iklan juga
tidak kalah penting. Kalimat yang digunakan tidak harus panjang dan bertele-tele,
tetapi singkat, padat, dan jelas. Sebaiknya menggunakan sedikit kata, namun sarat
dengan makna. Selain singkat dan padat, pesan iklan harus sederhana. Artinya,
diksi yang digunakan harus dapat dengan mudah dicerna oleh audiens. Contohnya
yaitu iklan produk makanan Better yang berbunyi “Better emang Better.” Katakata yang digunakan singkat tetapi bermakna. Iklan tersebut menunjukkan bahwa
produk makanan Better adalah produk makanan ringan yang lebih baik.
Pemilihan kata yang unik dan aneh biasanya akan mudah melekat di
ingatan konsumen. Contohnya saja iklan produk Snickers yang berbunyi “Mulai
lapar…mulai lapar…mulai lapar… Mulai lapar? Ambil Snickers…” Iklan itu
cukup melekat di benak konsumen, karena pemilihan kata-kata unik dan aneh
yang dapat membuat konsumen penasaran akan produk Sncikers
dan ingin
7
mencobanya. Akhir-akhir ini iklan Snickers menjadi trend pembicaraan
masyarakat karena keunikannya tersebut.
3. SIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas gambar dan bahasa yang digunakan dalam iklan dapat mempengaruhi
daya tarik konsumen. Gambar iklan yang kreatif yaitu gambar iklan yang unik dan
aneh sehingga dapat mempengaruhi psikologis konsumen. Bahasa iklan yang
kreatif yaitu yang mengandung lanturan, unik, aneh, dan simple tapi bermakna.
4. DAFTAR RUJUKAN
Angipora, Marius P. 1999. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.
Yogyakarta: Andi Offset.
Jaiz. Tanpa tahun. Strategi Iklan: Teori Pesan dan Kreativitas. (Online),
(http://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/strategi-iklan-teori-pesankreatifitas/), diakses 15 November 2015
Hakim, Budiman. 2005. Dasar-Dasar Kreatif Periklanan. Yogyakarta: Galang
Press.
8
KONSUMEN
Oleh : Inas Thahirah
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Kotler (dalam Suyanto, 2004), “Pemasaran adalah proses sosial
dan manajerial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk memperoleh
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk
serta nilai.” Perusahaan mendapatkan kembali yang dibutuhkannya untuk dapat
hidup terus yakni penghasilan dan sumber daya melalui proses pertukaran.
Perusahaan harus dapat memastikan bahwa misi perusahaan dan jalur
produknya (Product Lines) tetap relevan dengan pasar yang dituju. Oleh karena
itu, perusahaan yang tanggap akan selalu memeriksa kembali sasaran, strategi
dan taktiknya secara berkala untuk melihat dan mengukur sampai sejauh mana
realisasi dan kesempatan pasar yang paling baik.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
karena strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Oleh karena itu, dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya, karena pada
saat kondisi kritis justru usaha kecil yang mampu memberikan pertumbuhan
terhadap pendapatan masyarakat. Salah satu strategi pemasaran dilaksanakan
dengan memanfaatkan media iklan.
Periklanan dan promosi penjualan dapat memainkan peran sentral dalam
paduan promosi. Menurut Rustomiji (dalam Angipora, 1999), “Iklan adalah
promosi produksi atau pelayanan non-individu yang dilakukan oleh sponsor
(perusahaan atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasi.” Menurut
Swastha (dalam Angipora, 1999), “Periklanan adalah komunikasi non-individu,
dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga, non-lembaga, non-laba, serta individu-individu.” Berdasarkan kedua
pendapat tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa iklan merupakan suatu bentuk
komunikasi pemasaran dari produsen ke konsumen melalui berbagai media.
1
Periklanan mempunyai sifat non-personal dan merupakan suatu alat untuk
mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak langsung serta si
pemasang iklan harus membayar dengan tarif tertentu yang berlaku. Setiap iklan
dan kampanye iklan harus memiliki tujuan yang didefinisikan secara jelas.
Tujuan-tujuan periklanan harus lebih spesifik dibandingkan tujuan-tujuan
penjualan personal. Setiap iklan harus efektif, tidak hanya untuk satu pelanggan,
tetapi untuk ribuan bahkan jutaan pelanggan.
Iklan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: (1)Periklanan Pionir
(Pioneering Advertising), (2)Periklanan Kompetitif (Competitive Advertising),
(3)Periklanan Pengingat (Reminder Advertising), (4)Periklanan Institusional
(Institutional Advertising). Terdapat 3 (tiga) media yang digunakan untuk
mendukung kegiatan periklanan, yaitu: Media Cetak, adalah suatu media yang
statis dan mengutamakan pesan-pesan visual dalam melaksanakan fungsinya
sebagai media penyampaian informasi. Media kedua yang dapat digunakan untuk
mengiklankan berbagai produk yang dihasilkan dengan sasaran konsumen yang
lebih besar dan jangkauan yang lebih luas yaitu dengan menggunakan Media
Elektronik yang terdiri dari Televisi, Radio, Internet, Electronic Mail, dan
Theatrical Films. Media yang terakhir yaitu Media Luar Ruang (Outdoor),
merupakan media iklan yang berbentuk papan-papan yang di cat, terbuat dari
besi, kayu atau bambu yang dihias dan dipajang pada jalan-jalan atau pada
tempat-tempat terbuka.
Periklanan merupakan salah satu strategi yang paling penting dalam usaha
menjual produk atau jasa, karena periklanan dapat menambah, merangsang,
mempengaruhi bahkan mendorong konsumen untuk membeli suatu produk atau
jasa. Pesan dari iklan harus dapat disampaikan secara kreatif. Strategi merancang
pesan yang sukses dibutuhkan pengembangan strategi kreatif dan eksekusi
strategi kreatif. Menurut Torrance (1988), “Kreativitas adalah proses merasakan
dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah),
menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.” Dibutuhkan kreativitas dalam
pembuatan iklan dengan cara mencari hal-hal yang baru dan mencari inspirasi
tentang cara mengombinasikan produk dengan inspirasi yang dibuat dan akan
2
menjadi sebuah iklan yang menimbulkan pesan dinamis dan imajinatif, yang
dapat menarik perhatian yang kemudian mengambil hati masyarakat dan
akhirnya memilih untuk membeli produk atau jasa yang dijual.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
(1) Bagaimanakah pengaruh kreativitas gambar pada iklan terhadap daya tarik
konsumen?
(2) Bagaimanakah pengaruh kreativitas bahasa pada iklan terhadap daya tarik
konsumen?
2. PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh Kreativitas Gambar pada Iklan Terhadap Daya Tarik
Konsumen
Menurut Effendi (dalam Angipora, 1999), “Kepenerimaan komunikan
akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan
keberhasilan suatu proses komunikasi.” Jadi, penetapan strategi pesan periklanan
merupakan suatu keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya
suatu iklan.
Promosi melalui iklan yang efektif sangat berperan besar dalam
pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share).
Menurut Roman, Maas, dan Nisenholtz (dalam Jaiz, tanpa tahun), “Menciptakan
iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan merupakan hasil kolaborasi
antara penulis naskah dengan pengarah seni atau antara agen dan klien.” Oleh
karena itu, pada tahap brainstorming (pencarian ide yang bebas) dalam semua
kelompok semua ide ditampung kemudian dinilai ulang.
Multimedia merupakan media periklanan yang sangat unik dan kuat
karena mengandung elemen penglihatan, suara, dan gerakan yang dapat
dikombinasikan dengan strategi kreatif untuk menghasilkan daya tarik dan
eksekusi iklan. Keputusan yang dibuat mengenai produk, penyaji, urutan aksi,
demonstrasi, dan lainnya harus sesuai dengan setting, karakter yang muncul dalam
3
tampilan multimedia dan sesuai dengan faktor lain sesuai dengan pencahayaan,
warna, gambar, dan simbol.
Ada beberapa cara kreatif dalam menyampaikan pesan iklan, yang pertama
yaitu dengan menggunakan animasi. Skenario yang akan dianimasikan digambar
oleh seniman atau diciptakan di komputer dalam bentuk kartun. Penggunaan
teknik animasi untuk iklan semakin meningkat karena perkembangan teknologi
grafis berbasiskan komputer semakin maju. Animasi kartun sangat popular jika
target pasarnya anak-anak. Animasi juga sering digunakan untuk menyampaikan
pesan yang sulit atau untuk menjangkau pasar khusus. Cara yang kedua yaitu
dengan menggunakan simbol personalitas. Cara itu menggunakan suatu karakter
sentral atau menggunakan seseorang atau tokoh yang menjadi simbol dari suatu
produk. Berikutnya adalah fantasi. Iklan fantasi sangat cocok pada media TV
karena penonton dapat turut berfantasi bersama tayangan iklan yang disaksikan.
Teknik humor juga seringkali digunakan untuk penyampaian pesan dalam iklan.
Iklan dengan tema humor seringkali menjadi iklan yang popular dan paling
diingat oleh audiens.
Pengaruh kreativitas desain atau gambar dalam sebuah iklan cukup
penting dalam meningkatkan daya tarik konsumen. Ada beberapa tujuan
dibuatnya iklan dengan desain atau gambar yang kreatif, yaitu: agar produk di
dalam iklan tersebut memiliki nilai jual yang lebih, agar iklan tersebut lebih
memiliki target segmentasi yang telah dimiliki oleh produk tersebut, agar produk
tersebut mudah dikenali melalui iklan menggunakan desain, effect, animasi dan
lain-lain yang telah memiliki pembeda. Ketika melihat sebuah iklan, konsumen
biasanya pertama kali melihat gambar dari iklan tersebut.
Menurut Suyanto (2004), “Iklan yang berpengaruh secara positif pada
perasaan dan emosi target, dapat sangat sukses untuk produk dan situasi tertentu.”
Gambar dapat mempengaruhi psikologis konsumen. Gambar yang menarik akan
lebih merangsang dan mendorong konsumen untuk mencoba produk dan
membelinya. Sebuah iklan yang penuh humor, efek video yang tidak biasa, atau
foto yang cerdik dapat menarik perhatian konsumen. Iklan yang kreatif tidak
harus rumit, namun cukup dengan memberikan nilai keindahan dan dapat
menjelaskan kelebihan produk kepada konsumen ketika pertama kali melihatnya.
4
Contohnya seperti iklan sampo rambut rontok, bintang iklan yang ada pada
gambar iklan tersebut menunjukkan kekuatan dan kelembutan rambutnya setelah
memakai sampo tersebut. Hal itu dapat mempengaruhi psikologis konsumen yang
memiliki masalah pada rambut rontok. Gambar iklan harus disesuaikan dengan
tujuan produk. Jika sasaran produk ditujukan untuk kalangan remaja, bintang
iklan yang digunakan seharusnya juga remaja. Gambar artis-artis terkenal juga
sering digunakan dalam sebuah iklan agar menjadi daya tarik tersendiri untuk
suatu produk, karena kebiasaan konsumen adalah menjadi trendsetter dengan cara
mengikuti public figure yang terkenal. Kebanyakan iklan selalu menggunakan
bintang iklan yang memiliki penampilan menarik sehingga menjadi daya tarik
tersendiri bagi para konsumen terutama wanita. Pengiklan atau agensi iklan
membayar dengan biaya yang besar kepada selebritis yang sesuai dengan pasar
sasaran dan berharap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap
produk yang diiklankan. Misalnya, sikap dan persepsi konsumen terhadap kualitas
menjadi lebih sempurna setelah mendapat dukungan dari selebritis.
2.2. Pengaruh Kreativitas Bahasa pada Iklan Terhadap Daya Tarik
Konsumen
Menurut Wibowo (2001), “Bahasa adalah system symbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang digunakan sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.”
Proses perumusan pesan memerlukan pemecahan tiga masalah, yaitu:
1. Apa yang akan dikatakan (isi pesan).
2. Bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan).
3. Bagaimana mengatakannya dengan tanda atau lambang (format pesan).
Menurut Rapp dan Collins (dalam Budiman, 2005), “Bahasa dalam iklan
dituntut
mampu
menggugah,
menarik,
mengidentifikasi,
menggalang
kebersamaan, dan mengombinasikan pesan dengan komparatif kepada khalayak.
Macam-macam struktur kata dalam iklan yaitu:
5
1. Menggugah.
Mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan
perhatian.
2. Informatif.
Kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif, dan tidak berlebihan.
Bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran atau pengenalan dan
pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada.
Iklan yang Informatif seringkali menginformasikan perubahan harga dan kemasan
produk, menjelaskan cara kerja produk, mengurangi ketakutan konsumen, dan
mengoreksi produk. Salah satu contoh iklan yang informatif yaitu iklan CocaCola. Iklan itu termasuk iklan informatif karena memberitahukan kepada
konsumen mengenai produk, kemasan serta harga yang terbaru, selain itu juga
mempromosikan kemudahan jika membeli produk yang baru tersebut.
3. Persuasif.
Rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, tentram, dan
menghibur. Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan
sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan produk dan jasa.
Mempersuasif konsumen untuk memilih merk tertentu, menganjurkan untuk
membeli, mengubah persepsi konsumen, membujuk untuk membeli sekarang.
Salah satu contoh iklan persuasif yaitu iklan Samsung Slim Fit TV. Iklan itu
merupakan iklan persuasive karena berusaha mempersuasif konsumen untuk
membeli TV merk Samsung dengan cara menginformasikan kualitas serta
kelebihan-kelebihan yang dimiliki Samsung, sehingga konsumen dapat mengubah
persepsinya mengenai TV merk lain dan menganggap Samsung lebih unggul.
Seorang penulis iklan harus mengetahui aturan-aturan bahasa, seperti tata
bahasa, kaidah-kaidahnya, idiom-idiomnya, serta nuansa atau konotasi sebuah
kata dalam menyampaikan gagasan pikiran bahasa iklan. Gaya berbahasa dan
jenis kata dalam iklan yang dibuat untuk surat kabar tentu berbeda dengan iklan
yang ditayangkan di radio atau televisi, karena surat kabar lebih mementingkan
mata dan dapat diamati oleh orang dengan waktu yang lama, sementara radio
lebih mementingkan telinga dan televisi lebih mementingkan mata dan telinga.
Gaya dan jenis bahasa yang digunakan harus sesuai dengan target audience.
6
Seorang copywriter seharusnya mengetahui dengan siapa dia berbicara,
bagaimana kebiasaan perilaku mereka, dan di mana mereka berada.
Penggunaan bahasa dalam iklan terkadang dipandang menarik, jika
bersifat main-main atau menurut Hakim (2005), “bersifat lanturan.” Lanturan
berbeda dengan kata melantur yang artinya ngawur atau tidak sesuai dengan topik
yang dibahas, namun lanturan adalah sengaja melantur atau melantur dengan
tujuan, lanturan yang dibuat tersebut harus selalu dijaga relevannya. Hal yang
paling dekat dengan lanturan adalah plesetan. Orang tertawa ketika mendengar
plesetan karena relevansinya. Relevansi dalam konteks ini adalah kata asli yang
dibuat plesetan. Salah satu iklan yang menggunakan lanturan yaitu Permen Mintz
yang berbunyi “Ini pensil, ini permen mintz, daripada gigit pensil mending gigit
mintz, jelek iklannya? Biarin, yang penting mintz. Permen enak, permen enak,
permen enak.” Iklan tersebut memang tidak informatif, tidak jelas, dan tidak
persuasif. Rangkaian kalimat yang digunakan justru cenderung egois dan tidak
menumbuhkan rasa ingin membeli produk tersebut, namun iklan Permen Mintz
cukup menghibur dengan bahasa iklan yang lumayan ngawur, sehingga membuat
konsumen senang mendengarnya.
Kata-kata yang tertuang di dalam pesan iklan harus mudah diingat dan
menarik perhatian. Pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca
tentang isi sebuah iklan. Kreativitas dalam pembuatan kata-kata dalam iklan juga
tidak kalah penting. Kalimat yang digunakan tidak harus panjang dan bertele-tele,
tetapi singkat, padat, dan jelas. Sebaiknya menggunakan sedikit kata, namun sarat
dengan makna. Selain singkat dan padat, pesan iklan harus sederhana. Artinya,
diksi yang digunakan harus dapat dengan mudah dicerna oleh audiens. Contohnya
yaitu iklan produk makanan Better yang berbunyi “Better emang Better.” Katakata yang digunakan singkat tetapi bermakna. Iklan tersebut menunjukkan bahwa
produk makanan Better adalah produk makanan ringan yang lebih baik.
Pemilihan kata yang unik dan aneh biasanya akan mudah melekat di
ingatan konsumen. Contohnya saja iklan produk Snickers yang berbunyi “Mulai
lapar…mulai lapar…mulai lapar… Mulai lapar? Ambil Snickers…” Iklan itu
cukup melekat di benak konsumen, karena pemilihan kata-kata unik dan aneh
yang dapat membuat konsumen penasaran akan produk Sncikers
dan ingin
7
mencobanya. Akhir-akhir ini iklan Snickers menjadi trend pembicaraan
masyarakat karena keunikannya tersebut.
3. SIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas gambar dan bahasa yang digunakan dalam iklan dapat mempengaruhi
daya tarik konsumen. Gambar iklan yang kreatif yaitu gambar iklan yang unik dan
aneh sehingga dapat mempengaruhi psikologis konsumen. Bahasa iklan yang
kreatif yaitu yang mengandung lanturan, unik, aneh, dan simple tapi bermakna.
4. DAFTAR RUJUKAN
Angipora, Marius P. 1999. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.
Yogyakarta: Andi Offset.
Jaiz. Tanpa tahun. Strategi Iklan: Teori Pesan dan Kreativitas. (Online),
(http://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/strategi-iklan-teori-pesankreatifitas/), diakses 15 November 2015
Hakim, Budiman. 2005. Dasar-Dasar Kreatif Periklanan. Yogyakarta: Galang
Press.
8