DESKRIFTIF PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN pendi DAN

PAPER EKONOMI PEMBANGUNAN
DESKRIFTIF PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI NEGARA INDIA
Di susun untuk memenuhi ujian tengah semester mata kuliah ekonomi pembangunan

Dosen Pengampu :
Titov Chuk’s Mayvani, S.E., M.E.,
Disusun Oleh :
Anny Kharismawati
: 150231100066

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017

ABSTRAK
India merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Selatan. Adanya
reformasi yang dilakukan oleh negara ini pada tahun 1991 telah membawa dampak
yang sangat signifikan terhadap perkembangan negara, terutama perkembangan
ekonomi negara ini. Proses restruktualisasi dan liberalisasi yang diterapkan dalam

perekonomian membawa dampak yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan
negara ini setelah reformasi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui
perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara India saat ini dan
kebijakan apa yang harus dilakukan pemerintah India terhadap perekonomiannya,
sehingga dalam penyusunan penulisan ini, penulis menggunakan metode penulisan
deskriptif kuantitatif yang didukung dengan studi pustaka, jurnal, dan sumber-sumber
terkait perkembangan perekonomian negara India. Dengan begitu, perkembangan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara India saat ini dapat digambarkan
secara jelas dan memudahkan pemerintahan India dalam merumuskan kebijakan.
Kata Kunci : India, Pembangunan, Perekonomian, Pertumbuhan, Saat ini

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
India merupakan salah satu negara berkembang yang berada di kawasan Asia
Selatan atau sering di kenal dengan benua Asia Selatan karena wilayahnya yang
mendominasi di kawasan Asia Selatan. Negara dengan jumlah penduduk terbesar
setelah China yakni sebesar 1.311.050.527 jiwa (WorldBank, 2017) pada tahun 2015,
negara yang sejak berdirinya memiliki cita-cita untuk bisa melampaui pertumbuhan
ekonomi china. Sejak reformasi 25 tahun silam, India sering kali dijadikan objek

sasaran analisis perkembangan ekonominya. Reformasi yang dilakukan India pada
tahun 1991 telah fokuskan untuk bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan
pengentasan kemiskinan meskipun liberalisasi ekonomi di India telah terjadi sejak tahun
1970. Kegagalan liberalisasi ekonomi India dalam membangun pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi menjadikan India mengalami krisis neraca pembayaran akibat
program dana Moneter dari IMF, akan tetapi krisis itu tidak berlangsung lama, sehingga
cadangan ekonomi cepat membaik karena berakhirnya pengaruh sementara IMF dan
bank dunia. Dari kondisi inilah, reformasi ekonomi di India dilakukan (Panagariya
dalam (Gentimir & Razvan, 2015)).
Sejak awal tahun 1980-an, perkembangan pertumbuhan ekonomi telah dimulai,
rentang waktu antara tahun1950 sampai 1980 pertumbuhan ekonomi india berjalan
sangat lambat yakni 2-3 % per tahun berbanding terbalik dengan negara Asia lainnya
telah mencapai pertumbuhaan ekonomi sekitar 5-10%. Akan tetapi di tahun 1991
terdapat laporan bahwa perkembangan ekonomi india bergeser

mengarah pada

ketergantungan pada pasar yang lebih besar, peran swasta yang lebih dominan serta
peran pemerintah yang terstrukturisasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Selanjutnya keadaaan tersebut diikuti dengan adanya proses liberalisasi ekonomi secara

signifikan, termasuk di antaranya liberalisasi impor, pengurangan lisensialisasi
investasi, perusahaan negara yang diprivat, serta jumlah produk industri kecil yang
dikurangi. Sehingga, reformasi yang telah dirintis oleh India sejak tahun 1991 telah

membawa perubahan pada ukuran skala

fungsi ekonomi India (Kristanto dalam

(Gentimir & Razvan, 2015)) dimana perubahan tersebut meliputi :
-

Dalam industri peran sektor publik yang lebih besar

-

Adanya discretionary kontrol pada ekspansi kapasitas dan industri investasi

-

Perdagangan dan asing yang lebih terkontrol


-

Akses investasi modal asing yang terbatas

-

Peraturan mengenai kepemilikan publik dan sektor keuangan

Oleh sebab itu, adanya reformasi di India pada tahun 1991 telah membawa dampak
yang besar terhadap perekonomiannya termasuk di dalamnya terdapat restruktualisa
ekonomi. Sehingga, membuat penulis untuk mendeskriptifkan keadaaan perkembangan
perekonomian di negara India saat ini.
Rumusan Masalah
Dari uraian penulisan di atas dapat diambil rumusan masalah yakni “ Bagaimana
kondisi perkembangan perekonomian yang ada di negara India saat ini serta kebijakan
yang diambil pemerintah India dalam perekonomian ?”
Manfaat
Dengan adanya penulisan ini, penulis dapat mengetahui perkembangan
perekonomian negara India sebagai negara berkembang setelah adanya reformasi serta

kebijakan-kebijakan

yang

diambil

oleh

pemerintah

India

dalam

mengelola

perekonomiannya serta mampu menambah informasi dan bahan kajian perkembangan
ekonomi suatu negara, khususnya negara berkembang.
Metode Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan

ditunjang dengan studi pustaka, litelatur, dan jurnal untuk mendukung penulisan ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi

merupakan suatu proses yang ditandai dengan

meningkatnya jumlah pendapatan perkapita yaitu melalui penigkatan produk domestik
bruto yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk pada satu
tahun tertentu. Dalam mendefinisikan mengenai pembangunan ekonomi terdapat empat
sifat penting yang harus dimiliki (Prishardoyo, 2008), yaitu meliputi
-

Proses perubahan yang terus – menerus

-

Usaha dalam peningkatan pendapatan perkapita


-

Berlangsungnya peningkatan pendapatan perkapita terjadi dalam jangka panjang

-

Segala bidang kelembagaan mengalami perubahan

Sedangkan menurut Todaro bahwa pembangunan ekonomi dapat dikatakan berhasil jika
menunjukkan tiga nilai pokok, yaitu
1. Adanya Basic Needs (kebutuhan pokok) yang mengalami perkembangan
2. Adanya Self-Estem (rasa harga diri) sebagai manusia yang mengalami peningkatan
3. Adanya Freedom from servitude ( kebebasan untuk memilih) yang mengalami
peningkatan sebagai hak asasi manusia.
Pembangunan ekonomi dikatakan

sebagai suatu proses perubahan sehingga dalam

proses tersebut terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh setiap masyarakat

yang berlangsung terus-menerus atau sustainable dan konsistensi dalam penerapannya
dengan mempertimbangan hubungan sebab – akibat keseluruhan aspek ekonomi dan
non ekonomi, sehingga perlu adanya indikator yang tepat untuk menggambarkan
kondisi kesejahteraan masyarakat dan juga perencanaan yang tepat dan strategis guna
menyelesaikan akar permasalahan yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi tidak serta-merta terjadi secara instan dan sengaja di suatu
wilayah atau negara. Dalam perkembangannya pembangunan ekonomi dapat diukur
melalui tiga aspek atau indikator, yaitu meliputi
-

Indikator Moneter

-

Indikator Non Moneter/( Sosial)

-

Indikator Gabungan


a. Indikator Moneter
Dalam mengukur pembangunan ekonomi melalui indikator moneter dapat dilihat
melalui sisi pendapatan nasional atau GNI suatu negara yang mengacu pada jumlah
pendapatan perkapita yang diterima oleh penduduk dalam satu tahun tertentu.
b. Indikator Non Moneter
Dalam mengukur pembangunan ekonomi melalui indikator non moneter dibagi
menjadi tiga indikator yakni indikator kemiskinan, indikator kesehatan dan pendidikan
serta indikator kualitas hidup dan kesejahteraan.
- Indikator Kemiskinan
Pembangunan ekonomi suatu negara dapat dikatakan berhasil jika dalam negara
tersebut kondisi kemiskinan telah berkurang. Bukan tanpa alasan mengangkat
kemiskinan sebagai tujuan utama tertentu, karena kondisi kemiskinan yang menurun
merupakan cerminan keberhasilan pembangunan yang dicita-citakan oleh setiap negara,
termasuk Indonesia (BPS, 2016).
- Indikator Kesehatan dan Pendidikan
Kesehatan dijadikan ukuran pembangunan ekonomi karena masyarakat yang
semakin sehat akan semakin mendukung dalam proses pembangunan ekonomi dalam
suatu negara dan tingkat produktivitas dari masyarakat tersebut juga akan semakin baik.
Keberhasilan dari indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH),
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kesakitan, Prevalensi Balita Kurang Gizi dan

Fasilitas kesehatan. Sedangkan, pendidikan dijadikan ukuran pembangunan ekonomi
dikarenakan pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang ada yang
dibutuhkan untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Keberhasilan dari
indikator pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Tingkat
Pendidikan, Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka
Partisipasi Murni (APM) dan Fasilitas Pendidikan (BPS, 2016).
- Indikator Kualitas Hidup dan Kesejahteraan
Banyak sekali untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi melalui
indikator kualitas hidup dan kesejahteraan seperti pendapatan, teknologi, perumahan,

transportasi, kesehatan, peluang, kedamaian, kenyamanan, pendidikan, kebahagiaan dan
lain-lain.
c. Indikator Gabungan
Pengukuran pembangunan ekonomi melalui indikator gabungan dapat dilihat
melalui Indeks Pembangunan Manusia. Semakin tinggi indeks pembangunan masusia
dalam suatu negara menunjukkan semakin tinggi pula pembangunan ekonomi yang
terwujud.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses berkesinambungan yang terjadi
dalam perekonomian dalam periode tertentu menuju ke arah yang lebih baik yang

ditandai dengan peningkatan kapasitas produksi yang tercermin dalam

bentuk

peningkatan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian (Lumbantoruan & Paidi,
2013). Dalam analisisnya, perubahan output nasional terjadi dalam periode jangka
pendek dengan begitu

perkembangann kesejahteraan dan kemajuan suatu

perekonomian dapat dilihat, sehingga pertumbuhan ekonomi dijadikan sebagai sebagai
indikator mengukur keberhasilan pembangunan perekonomian dalam suatu negara
(Ma’ruf & Latri, 2008). Jadi, suatu negara dapat dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi jika tingkat perkembangan kegiatan perekonomiannya lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya.
Menurut Adam Smith erat kaitannya dengan pertumbuhan output total dan
pertumbuhan penduduk. Pencapaian pertumbuhan output total dipengaruhi oleh 3
komponen (Arifianto & Imam, 2011), meliputi :
1. Sumber-sumber alam
Sumber alam disini yang dimaksud adalah ketersediaan tanah yang menjadi wadah
paling mendasar dalam proses kegiatan produksi yang dilakukan masyarakat.
Ketersediaan sumber daya alam menjadi batas maksimum dari pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Jadi, jika sumber daya alam belum secara maksimal dimanfaatkan, maka
jumlah modal dan penduduk akan dapat mendorong pertumbuhan output yang ada. Jika
penggunaan sumber daya alam yang ada sudah digunakan secara optimal maka
pertumbuhan output juga akan terhenti.

2. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah jumlah penduduk. Jumlah penduduk akan
melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan. Adam Smith
memandang bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya spesialisasi
dan pembagian kerja dari tenaga kerja itu sendiri.
3. Akumulasi Modal
Modal memiliki peranan yang penting dalam proses pembangunan ekonomi,
pembangunan ekonomi dapat cepat tercapai jika memiliki modal ang besar. Selain itu,
modal merupakan input yang sangat berpengaruh terhadap jumlah output, sehingga
jumlah dan pertumbuhan output sangat ditentukan oleh laju pertumbuhan persediaan
modal. Sedangkan, modal sendiri sangat dipengaruhi oleh jumlah tabungan masyarakat,
semakin banyak masyarakat menabung maka akan semakin banyak persediaan modal
yang dimiliki untuk pembangunan ekonomi. Akan tetapi, Smith memandang bahwa
hanya tuan tanah dan pengusaha saja yang mampu menabung, karena meraka itulah
sebagai kaum pemilik modal.

BAB III
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDIA
India merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di kawasan Asia
Selatan, negara yang memiliki garis pantai sepanjang 7.000 km ini setelah reformasi
yang dilakukannya

mengalami perubahan yang sangat mendasar dalam aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara , terutama dalam hal perkembangan ekonominya.
Akan tetapi, perkembangan ekonomi di India relatif menghadapi banyak rintangan
terutama kesulitan dalam mengahadapi dorongan politik dalam mempertahankan
reformasi (Samarjit & Chetan dkk, 2013). Reformasi yang terjadi pada tahun 1991 di
India membawa dampak pada kenaikan jumlah penduduk yang ada di negara tersebut
hingga menjadikan negara tersebut pada tahun 2015 menempati urutan kedua setelah
negara China jumlah penduduk terbanyak di dunia menurut World Population Prospect
yakni sebesar 1.311.050.527 jiwa. Adapun laju pertumbuhan penduduk India dari tahun
ke tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Laju Pertumbuhan Penduduk India Tahun 2009-2015 (%)
1.45
1.4

1.42

1.37

1.35

1.33

1.3

1.29

India
1.25

1.25

1.23

1.2

1.21

1.15
1.1
2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)
Berdasarkan data diatas yang didasarkan pada sensus jumlah penduduk dengan
menganggap bahwa pada saat sensus tingkat pertumbuhan di perkotaan dan pedesaaan
konstan (Datt & Martin, 2016) dapat diketahui bahwa walaupun jumlah penduduk total
negara India setiap tahun mengalami peningkatan,

akan tetapi jika melihat laju

kenaikan pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahunnya mengalami penurunan dan
tercatat pada data publikasi yang terbaru laju pertumbuhan penduduk India pada tahun
2015 sebesar 1,20929453 %. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah India setiap
tahunnya sedang melakukan kebijakan untuk menekan jumlah pertumbuhan penduduk.
Bukti adanya peran pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk di India yaitu
adanya proses sterilisasi yang dijalani oleh ibu-ibu di India, metode kontrasepsi dengan
sterilisasi banyak digunakan dan menjadi pilihan utama oleh negara berkembang karena
dianggap sangat aman dan sedikit dalam memakan korban, berdasarkan data dari PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) bahwa perempuan di India yang berusia 15 – 49 tahun
sebesar 65 % memilih mengggunakan sterilisasi sebagai metode kontrasepsi. Target
yang dilakukan pemerintah India untuk bisa menekan laju pertumbuhan penduduk
dilakukan dengan berbagai cara pemerintah India, termasuk diantaranya memberikan
iming-iming mobil kepada ibu – ibu yang ada India, sehingga mereka berbondongbondong untuk melakukan sterialisasi dan juga penekanan terhadap tenaga medis untuk
mencapai target tersebut. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya target yang ingin dicapai
pemerintah tidak dibarengi dengan proses penanganan yang baik sehingga kerap kali
menyebabkan korban (Sindo, 2014).

Salah satu dampak reformasi yang terjadi di India yaitu adanya restruktualisas
kebijakani industri yang ada disana, penghapusan dominasi dan kontrol pemerintah
pusat serta pencabutan kebijakan pembatasan impor terhadap teknologi guna untuk
menciptakan efisiensi dan kompetensi (Gentimir & Razvan, 2015). Adanya reformasi
tersebut mengarahkan perindustrian yang ada di India mengarah pada liberalisasi
industri,dimana pemerintah mengeluarkan program yang disebut dengan reformasi
kedua yang bertujuan untuk berkomitmen dalam mengenalkan ekonomi kompetitif
dalam perdagangan dan investasi asing. Adapun komitmen itu diwujudkan melalui
pengurangan

dominasi

pemerintah

dalam

mempengaruhi

keputusan

investasi

perusahaan, Sistem perizinan industri yang dipermudah , daerah yang semula tertutup
untuk swasta telah dibuka, sehingga dalam seketika India menjadi magnet bagi
perusahaan mancanegara untuk berinvestasi(Hambrock & Sebastian, n.d.).
Berikut ini data, pertumbuhan industri yang ada di India :
Perbandingan Pertumbuhan Industri India dan China Tahun 2010-2015
46.4
32.4

2010

46.4
32.5

2011

India

45.3
31.7

2012

China

44
30.8

2013

43.1
30

2014

40.9
29.7

2015

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)

Salah satu cita-cita berdirinya negara India di bidang ekonomi adalah pertumbuhan
ekonominya mampu melampaui Negara China. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa
walaupun kedua negara tersebut memiliki pertumbuhan industri yang cenderung
menurun, akan tetapi perkembangan industri yang ada di China lebih pesat daripada
India. Penurunan perkembangan industri di India dinilai disebabkan karena adanya
inflasi dan kenaikan harga yang mempengaruhi. Sehingga, hal ini cukup
menggemparkan dunia karena diprediksikan pada tahun 2050 India menjadi salah satu
negara sebagai penggerak ekonomi setelah China (Hanskristianr, 2011). Adapun industri
yang ada di India yang disediakan secara khusus oleh sektor publik terdapat 18 industri
yang meliputi industri besi dan baja, pabrik dan peralatan, telekomunikasi dan
peralatannya, mineral, minyak, pertambangan, jasa transportasi udara, distribusi dan
produksi listrik, pesaawatperang dan pertahanan, pembangkit energi atom dan kereta api
(Gentimir & Razvan, 2015).
Perkembangan ekonomi India tidak hanya terbatas pada perkembangan industri
saja, melainkan juga aktivitas ekspor-dan impor. Berikut ini grafik perkembangan
ekspor dan impor negara India :

Perbandingan Ekspor dan Impor India Tahun 2010-2015
Ekspor
27.5
22.6

2010

31.1
24.5

2011

31.2
24.5

2012

Impor
28.3
25.3

2013

25.9
22.9

2014

22.5
19.9

2015

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)
Kondisi industri India yang mengalami penurunan diperparah dengan kondisi eksporimpor India yang menunjukkan ketergantungan terhadap pihak lain, dari data di atas
ekspor yang dilakukan oleh India dalam beberapa tahun terakhir jumlah relatif lebih
sedikit daripada impor yang dilakukan. Dengan melihat keadaan ini dikhawatirkan jika
India tidak mampu meningkatkan kembali pertumbuhan industri dan reformasinya,
dengan demikin akan membuat negara ini menjadi negara pertama dari kelompok
anggota negara BRICH yang akan mengalami penurunan peringkat kreditnya yang pada
P e rt u m b u h a n G N I P e r K a p ita I n d ia Ta h u n 2 0 0 9 -2 0 1 5

akhirnya akan menimbulkan ketidakseimbangan dan pengangguran yang berlimpah
(Corbridge, 2009)
Untuk melihat seberapa besar tingkat pembangunann ekonomi di India dari

indikator moneter dapat tercermin dari grafik di bawah ini :
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi di India dari sisi
moneter tergolong mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun peningkatan
tersebut dalam laju yang melambat. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi yang terjadi
memberikan kesempatan untuk India memenuhi tujuan pembangunan dan pengentasan
kemiskinan, terutama jika pemerintah melakukan peningkatan terhadap pembangunan
pelayanan kesehatan, infrastruktur, pendidikan dan lain sebagainya sebagai bentuk
dukungan pemerintah India dalam proses pembangunan ekonomi (Gibson, 2017)
Adapun pembangunan ekonomi dari sisi non mooneter dapat dilihat darii tingkat
pendidikan dan kesehatan. Berikut ini grafik mengenai tingkat pendidikan yang diukur
dari persentase angka melek huruf di India :
Grafik Perbandingan Persentase Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun ke Atas di India Tahun 2015
Male
80.94
Female
62.98

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)
Dari data di atas dapat diketahui kesenjangan terhadap tingkat angka melek huruf di
India antara laki-laki dan perempuan sangatlah tinggi. Anak laki-laki memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk bisa mendapatkan pendidikan dibandingkan anak
perempuan. Salah satu faktoryang menjadikan ketimpangan persentase angka melek

huruf di India karena faktor budaya. Anak perempuan di negara India cenderung
ditunangkan dengan calon suaminya dalam usia yang masih belia, sehingga mereka
harus rela melepas masa pendidikan untuk mengabdi dengan calon mertuanya
walaupun itu merupakan hal yang tidak mereka inginkan. Sedangkan, sang calon suami
dengan leluasa meningkatkan pendidikannya, dengan demikian menyebabkan
perempuan India perkembangan melek hurufnya rendah. Sehingga , dapat diketahui
bahwa pembangunan dari indikator non-moneter pendidikan yang diukur melalui angka
melek huruf belumlah tercapai.
Sedangkan dari indikator non moneter lainnya yakni melalui tingkat kesehatan
yang salah satunya dapat diukur melalui angka harapan hidup, berikut ini grafik angka
harapan hidup yang terjadi di India :
Grafik Angka Harapan Hidup India Tahun 2010-2015 (%)
Angka Harapan Hidup
68.01

2015
67.66

2014
67.29

2013
66.9

2012
66.51

2011
2010

66.1

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa, jumlah angka harapan hidup di India cukup
rendah, masih berada di level 68 %. Selain itu, peningkatannya mengalami

pertambahannya mengalami perlambatan dari tahun ke tahun. Dengan kata lain,
pembangunan dari sisi kesehatan masih berada di level yang belum maksimal walaupun
demikian proses pembangunan itu sedang berjalan. Sehingga, peran pemerintah India
untuk bisa meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga tujuan pembangunan dapat
tercapai (Kniivilä, 2004).
Human Development Index
Human Development Index

0.580

0.590

0.599

0.607

0.615

0.624

Selain
indikator di atas untuk mengukur pembangunan ekonomi dapat menggunakan indikator
gabungan yakni melalui Human Development Index (HDI) atau yang sering dikenal
dengan indikator pembangunan manusia. Berikut ini data HDI dari negara India :

Sumber : Human Development Report (data diolah)
Berdasarkan data HDI di atas bahwa peningkatan HDI di India tergolong masih
mengalami perlambatan, salah satu diantaranya dikarenakan budaya masyarakat yang
dipegang teguh dan masih digunakan sampai sekarang walaupun demikian terdapat
kenaikan rangking HDI yangg semula 135 menjadi 131 dari 188 negara di dunia dalam
jangka waktu tahun 2010-2015. Berdasarkan data Human Development Report
bahwasanya HDI India berada pada kelas medium atau sedang, kelas yang cukup
membanggakan melihat perlambatan perekonomian terjadi di India.

Adanya proses pembangunan ekonomi yang telah disebutkan di atas
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan Gross Domestic Produk atau pertumbuhan
ekonomi negara India sendiri, berikut ini grafik laju pertumbuhannya :

Sumber : Worldbank Indicators (data diolah)
Pada akhir tahun 2015 tercatat bahwa jumlah GDP atau ekonomi dari negara India
sebesar 2.095.398.349.095,54 U$ sedangkan pada tahun 2014 bahwa jumlah GDP
negara India sebesar 2.042.438.591.343,98 U$, jumlah GDP pada tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 52.959.757.752 U$ atau sebesar 0,32 %, walaupun
pertumbuhan ekonomi yang ada di India mengalami peningkatan, akan tetapi
peningkatan tersebut dalam bentuk perlambatan pertumbuhan. Sehingga untuk tetap
bisa membantu mempertahankan atau meningkatkan tingkat pertumbuhan perlu adanya
kebijakan yang harus dilakukan pemerintah India, diantaranya melalui terciptanya
penstabilan lingkungan makro ekonomi, baik dari sisi infrastruktur, pelayanan tbagi
masyarakat miski terkait pendidikan dan kesehatan, dengaa begitu akan menciptakan
iklim sistem pemerintahan dan keuangan inklusif yang baik serta tak lupa dari sisi
pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan. Ketidakberdayaan dalam
mempertahankan pertumbuhan akan menbuat pengentasan kemiskinan dan tujuan
pertumbuhan sulit tercapai (Agrawal, 2015).

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas sejak reformasi yang dilakukan oleh India pada
tahun 1991, India telah mengalami pasang surut perkembangan segala aspek kehidupan
bernegara. Salah satu aspek yang paling berpengaruh adalah dari sisi perkembangan
ekonominya yang ditandai dengan adanya restruktualisasi ekonomi untuk mendorong
pertumbuhan ekonominya. Restruktualisasi tersebut ditandai dengan adanya liberalisme

perdagangan yang sengaja dilakukan oleh pemerintah dan pengurangan dominasi
pemerintah dalam perekonomian. Dari beberapa indikator pembangunan yang
dijelaskan di atas, dari sisi indikator moneter yang diukur dari laju pertumbuhan GNI
perkapita menunjukkan trend yang positiv walaupun peningkatannya menunjukkan
perlambatan, sedangkan dari indikator non moneter, yang diukur dari sisi kesehatan dan
pendidikan. Dari sisi kesehatan, salah satunya dapat diukur dengan angka harapan
hidup, angka harapan hidup yang ada di India setiap tahunnya mengalami peningkatan,
walaupun peningkatannya juga mengalami perlambatan, sedangkan dari tingkat
pendidikan, salah satunya dapat diukur melalui tingkat angka melek huruf, di India
angka melek huruf yang ada d India menunjukkan ketimpangan yang sangat besar yang
terjadi antara laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki di India cendrerung memiliki
tingkat angka melek huruf lebih besar daripada perempuan, hal itu terjadi salah satunya
disebabkan faktor budaya. Dari sisi iindikator gabungan, pembangunan di India dapat
diukur melalui tingkat
Tingkat Human Development Index atau Indeks pembanguna manusia, HDI masyarakat
India menunjukkan berada di kelas medium, dengan tingkat HDI setiap tahun
mengalami peningkatan. Dari beberapa indikator tersebut, dapat dikatakan bahwa
pembangunan ynag ada di India menunjukan proses perkembangannya, walaupun
terdapat indikator yang belum bisa dipaparkan dan perbaikan lagi dari pemerintah,
sehingga mampu mewujudakan tujuan adanya pembangunan. Sedangkan, pertumbuhan
ekonomi yang ada di India menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun,
dengan demikian perlu adanya kebijakan oleh pemerintah dalam mempertahankan
pertumbuhannya sehingga sustainable development yang ada di India dapat tercapai.
SARAN
-

Dalam mengatasi ledakan penduduk yang ada di India memang perlu dilakukan,
akan tetapi tidak seharusnya pemerintah India memaksakan kehendak untuk
secara instant dapat mengatasi laju pertumbuhan penduduk. Adanya program
sterilisasi yang dicanangkan seharusnya didukuung dengan penanganan yang
baik dan pengawasan oleh pemerintah sendiri, sehingga resiko kematian ibu-ibu
yang ada di India kecil akibat kecelakaan kerja. Salah satu

strategi

pembangunan yang dapat dilakukan oleh pemerintah India untuk bisa menekan
laju pertumbuhan penduduk yaitu melalui peraturan mengenai pernikahan yang
hanya bisa dilakukan oleh penduduk India jika telah memasuki usia minimal 25
tahun. Hal itu dapat dilakukan mengurangi masa reproduksi perempuan sehingga
peningkatan jumlah penduduk tidak terlalu besar, tanpa harus memaksakan
mereka mengikuti sterilisasi yang setiap saat mampu mengancam nyawa
mereka.
-

Dalam bidang pendidikan, pemerintah India harus mampu menghilangkan
jurang pemisah antara laki-laki dan perempuan dari sisi pendidikannya, sehingga
kesetaraan hak kesempatan memperoleh pendidikan tidak hanya hanya dimiliki
oleh kaum adam saja, karena hal yang seperti ini mampu menghambat terjadi
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang ada di India. Salah satu strategi
pembangunan yang dapat dilakukan oleh pemerintah India yaitu dengan
mendirikan sekolah perempuan di setiap daerah bagian dari negara, sehingga
diharapkan ketimpangan buta huruf dapat berangsur-angsur teratasi.

DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, P., 2015. Reducing Poverty in India: The Role of Economic Growth. IEG
Working Paper, (349), pp.1–30.
Arifianto, W. dan I.S., 2011. PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP
DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA. , pp.1–16.
BPS, 2016. Indikator Kesejahteraan Rakyat (Welfare Indicators), diakses pada tanggal
15 April 2017, pukul 14.00 wib

Corbridge, S., 2009. The Political Economy of Development in India Since
Independence. Handbook of South Asian Politics, pp.1–29.
Das, Samarjit, C.G. dan P.E.R., 2013. Remoteness and Unbalanced Growth :
Understanding Divergence Across Indian Districts. , pp.1–33.
Datt, G. dan M.R. dan R.M., 2016. Growth , Urbanization , and Poverty Reduction in
India. World Bank Group, pp.1–48.
Gentimir, I. & Gentimir, R.-A., 2015. International competitiveness , growth and socioeconomic development in India. , 20(15), pp.252–258.
Gibson, J. and G.D. and R.M. and M.Ra., 2017. For India ’ s Rural Poor , Growing
Towns Matter More than Growing Cities. World bank, pp.1–33.
Hambrock, jana dan S.H.-S., Industrialisation in India. , pp.1–13.
Hanskristianr, 2011. Industri Negara India. diakses pada tanggal 16 April 2017, pukul
15.30 Wib
Human Development Report. 2017. Human Development Index, diakses pada tanggal
16 April 20017, pukul 13.40 Wib
Kniivilä, M., 2004. Industrial development and economic growth : Implications for
poverty reduction and income inequality. Industrial development and economic
growth, pp.295–332.
Lumbantoruan, E.P. dan P.H., 2013. ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI-PROVINSI DI
INDONESIA (METODE KOINTEGRASI). Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2(2),
pp.14–27.
Ma’ruf, A. dan L.W., 2008. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA : Determinan
dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 9(1), pp.44–55.
Prishardoyo, B., 2008. ANALISIS TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
POTENSI EKONOMI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB) KABUPATEN PATI TAHUN 2000-2005. JEJAK (Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan), 1(1), pp.1–82.
Sindo, K., 2014. Program KB Berujung Maut Ibu-Ibu Muda India Jadi Tumbal
Kebijakan Kontrol Pertumbuhan Penduduk. Available at:
https://nasional.sindonews.com/read/924163/149/ibu-ibu-muda-india-jadi-tumbal-

kebijakan-kontrol-pertumbuhan-penduduk-1415944206.
WorldBank. 2017. Indicator Economic, diakses pada tanggal 15 April 2017, pukul
13.15 Wib.