MENGEMBANGKAN KECERDASAN GERAK KINESTETI docx
MENGEMBANGKAN KECERDASAN GERAK-KINESTETIK MELALUI
PERMAINAN TRADISIONAL GO BACK TO DOOR
Oleh :
Puspodari, M.Pd
Rahman Diputra, M.Pd
Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak dengan permainan
tradisional go back to door. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dalam tiga
siklus.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara,
dan kajian dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD, berjumlah 20 orang, terdiri dari 10 orang laki-laki
dan 10 orang perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
guru dan siswa. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, berdasarkan hasil kegiatan penelitian tindakan kelas
dalam pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan permainan
tradisional go back to door dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik gerak anak kelas II di SDN
Kandangan III Surabaya.
Kata kunci : Kecerdasan Gerak-Kinestetik dan permainan tradisional go back to door
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam budaya, suku, permainan tradisional dari
berbagai daerah yang berbeda-beda. Salah satu kultur budaya yang ada di masyarakat yang
menjadi aset bangsa untuk dilestarikan dalam mengatasi permasalahan globalisasi maka
dibutuhkan suatu pendidikan. Dari pendidikan formal maupun non formal.
Sekolah merupakan suatu unit sosial yang bertugas khusus untuk melaksanakan proses
pendidikan dan merupakan suatu jenis lingkungan pendidikan disamping lingkungan keluarga,
masyarakat dan alam. Jenjang pendidikan disekolah dimulai dari SD, SLTP, SLTA dan perguruan
tinggi. (Rusli Ibrahim, 2008:87).
Sekolah dasar merupakan suatu jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya
dalam mendukung pendidikan nasional sehingga mutu pendidikan nasional harus dimulai dengan
peningkatan mutu disekolah dasar.
Anak-anak disekolah dasar mereka sulit duduk diam. Jika diam di kelas dirasakan suatu
hal yang sangat menyiksa. Mereka sebentar-bentar melihat arloji yang dirasakan jalannya sangat
lambat. Sewaktu tanda waktu/bel dibunyikan, mereka berhambur keluar menuju tempat untuk
bermain. Anak-anak tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bermain jika memang ada.
Kesempatan anak untuk melatih potensi-potensi adalah waktu mereka bermain. Bermain
sebenarnya merupakan dorongan dari dalam diri anak atau disebut sebagai naluri. Semua naluri
harus diusahakan untuk disalurkan secara baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain bagi anak
merupakan kebutuhan hidupnya (Soemitro, 1992:1).
Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh
tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan menggunakan tangan
untuk mencipta atau mengubah sesuatu (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 50). Kecerdasan ini
meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan,
kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.
Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat bermain. Pada saat bermain itulah anak
berusaha melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi terjadi dalam wilayah-wilayah berikut: 1.
Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memanipulasi objek,
menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap; 2. Keterampilan lokomotor, seperti
berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan
merangkak; 3. Keterampilan nonlokomotor, seperti, membungkuk, menjangkau, memutar tubuh,
merentang, mengayun, berjongkok, duduk, berdiri; 4. Kemampuan mengontrol dan mengatur
tubuh seperti menunjukan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan,
kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah
(Catron & Allen, 1999).
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, permainan tradisional dapat
disajikan sebagai bahan pelajaran pendidikan jasmani, karena setiap permainan tersebut harus
terlebih dahulu dikaji nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tersebut seperti nilai
pendidikan, dalam permainan tradisional juga memiliki unsur-unsur seperti sportivitas,
kejujuran, kecermatan, kelincahan, ketepatan menentukan langkah serta kemampuan bekerja
sama dalam kelompok, mudah aturan permainannya, disamping jumlah pemain yang dapat
melibatkan seluruh siswa dikelas yang bersangkutan dan dalam permainan guru dapat
mengontrol siswanya karena adanya factor bahaya sehingga harus ada yang dapat
mempertanggung jawabkannya.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan kritis, keterampilan social, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral
dan pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional (BSNP, 2006:1).
Dari uraian diatas, maka hal tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian
yang berjudul Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Gerak pada Anak Kelas II di Sekolah
Dasar Melalui Permainan Tradisional Go Back To Door.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
Meningkatkan kecerdasan kinestetik gerak pada anak Sekolah dasar melalui permainan
tradisional Go Back To Door
TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kecerdasan
kinestetik gerak anak melalui permainan tradisional Go Back To Door di sekolah dasar.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat bagi perbaikan pembelajarn bai sekolah dasar itu sendiri.
1. Secara Teoritis
a) Anak dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik gerak dengan permainan
tradisional go back to door
b) Dapat dijadikan suatu alternative pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan
kinestetik gerak siswa sekolah dasar
c) Meningkatkan prestasi anak
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak
sekolah dasar diantaranya adalah :
a) Sebagai bahan masukan bagi guru Penjas dalam merencanakan, melaksanakan,
menempatkan
dan
mengevaluasi
pembelajaran
dalam
mengembangkan
kecerdasan kinestetik gerak
b) Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk memfasilitasi guru dalam
merumuskan konsep dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik gerak di masa
yang akan datang
c) Dapat menjadikan sekolah lebih maju dan berkembang dengan adanya
peningkatan guru dalam pembelajaran.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Kecerdasan Kinestetik Gerak
Kecerdasan kinestetik gerak berkaitan dengan kemampuan gerak seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan menggunakan tangan untuk
menciptaka atau mengubah sesuatu (Tadkiroatun Musfiroh, 2008:50).
Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima
rangsang, sentuhan, dan tekstur.
Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat bermain. Pada saat bermain itulah anak
berusaha melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi terjadi dalam wilayah-wilayah berikut: 1.
Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memanipulasi objek,
menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap; 2. Keterampilan lokomotor, seperti
berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan
merangkak; 3. Keterampilan nonlokomotor, seperti, membungkuk, menjangkau, memutar tubuh,
merentang, mengayun, berjongkok, duduk, berdiri; 4. Kemampuan mengontrol dan mengatur
tubuh seperti menunjukan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan,
kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah
(Catron & Allen, 1999).
Anak yang cerdas dalam gerak-kinestetik terlihat menonjol dalam kemampuan fisik
(terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya. Mereka cenderung suka
bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, mengetuk-ngetuk sesuatu, suka menirukan gerak
atau tingkah laku orang lain yang menarik perhatiannya, dan senang pada aktivitas yang
mengandalkan kekuatan gerak seperti memanjat, berlari, melompat, berguling. Selain itu, anak
yang cerdas dalam gerak-kinestetik suka menyentuh barang-barang.
Anak yang memiliki kecerdasan gerak-kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik.
Gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan. Mereka cepat menguasai tugastugas motoric halus seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung,
mengecat dan menulis. Secara artistic mereka mempunyai kemampuan menari dan menggerakan
tubuh mereka dengan luwes dan lentur. Mereka memerlukan kegiatan belajar yang bersifat
kinestetik dan dinamis. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak
dalam konteks pasif (duduk tenang di kelas) hendaklah dikurangi.
Menurut Gardner, nkecerdasan gerak kinestetik mempunyai lokasi di otak serebeum (otak
kecil), basal ganglia (otak keseimbangan) dan motor korteks. Kecerdasan ini memiliki wujud
relative bervariasi, bergantung pada komponen-komponen kekuatan dan fleksibilitas serta
dominan seperti tari dan olahraga.
PERMAINAN TRADISIONAL GO BACK TO DOOR
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku, ras, budaya, alam
yang indah serta memiliki bermacam cabang permainan tradisional. Permainan tradisional
merupakan simbolik dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam
fungsi atau pesan dibaliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan
permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan
menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Permainan Go Back To Door
seringkali disebut dengan permainan Hadang Rintang.
Lapangan dan peralatan
Bentuk: area permainan persegi panjang
Ukuran
: panjang 15m dan lebar 9 m diseuaikan dengan keadaan sekolah.
Garis-garis dapat dibuat dengan kapur, atau tali yang tidak membahayakan
pemain
hadang
Garis pembagi lapangan permainan menjadi 2 bagian memanjang disebut garis tengah.
Lapangan permainan ditandai dengan garis selebar 5 m
Peraturan permainan :
1) Sebelum permainan dimulai diadakan undian, yang kalah sebagai penjaga dan yang
menang sebagai penyerang.
2) Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki berada diatas garis,
sedangkan regu penyerang siap untuk masuk.
3) Permainan dimulai setelah ada tanda aba-aba atau peluit dari guru.
4) Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangkapan atau sentuhan
pihak penjaga.
5) Penjaga berusaha menyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi kedua kaki berpijak
di atas garis atau salah satu kaki berpijak diatas garis, sedangkan kaki yang satu
melayang.
6) Apabila kedua kaki dari garis samping lapangan dan pemain disentuh oleh penjaga maka
dinyatakan salah atau mati.
7) Setiap pemain yang telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan sampai dengan
garis belakang dan garis belakang sampai dengan garis depan lagi maka dilanjutkan
dengan tukar posisi yang tadinya menjadi penyerang berganti menjadi penjaga.
8) Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh selama permainan
berlangsung.
Permainan hadang atau go back to door ini sangat mudah untuk dimainkan dan mengandung
unsur-unsur yang positif bagi pelakunya. Unsur-unsur itu diantaranya adalah : ketangkasan,
kelincahan, kerjasama, daya tahan, reaksi yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani.
(Soemitro, 1992:173).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut study ilmiah yang dikembangkan oleh Prof. Howard permainan merupakan sarana
pengembangan mental yang memberikan rangsangan terhadap kecerdasan berupa tantangan,
pengulangan, kegiatan yang melibatkan beberapa panca indera sekaligus serta memberikan
umpan balik yang menurut kreativitas. Setiap orang memiliki kelebihan masng-masing.
Kelebihan tersebut bisa kita sebut bakat atau talenta. Setiap bakat atau talenta tersebut bisa
diasah dan dilatih agar lebih kuat. Dan salah satu cara terbaik adalah dengan permainan. Ada
puluhan, ratusan bahkan ribuan permainan didunia ini. Baik permainan tradisional maupun
modern. Keduanya memiliki manfaat yang berbeda-beda. Salah satunya dengan permainan go
bak sodor. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, subyek penelitian ini adalah anak
didik kelas II SDN Kandangan III Surabaya. Penelitian ini bersifat kolaborasi antara guru kelas
dan peneliti. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode
wawancara, dan kajian dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data
dianalisis dengan pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan reduksi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan penguasaan kecerdasan kinestetik
melalui permainan tradisional gobak sodor dalam satu kelas sebelum tindakan mencapai 40%
siklus I mencapai 53,33%, siklus II mencapai 68,14% dan siklus III mencapai 83,70%. Metode
ini mempunyai peran yang cukup penting dalam peningkatan kecerdasan kinestetik anak karena
dapat membantu meminimalkan permasalahan yang dihadapi pada saat pembelajaran.
KESIMPULAN
Kecerdasan kinestetik merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan. Dari kecerdasan
kinestetik, sumber daya manusia dapat terbentuk karena kecerdasan kinestetik merupakan
kecerdasan yang menggunakan pengendalian gerak tubuh yang dikoordinasikan dengan mata,
otot, dan otak, sehingga sangat penting untuk perkembangan anak. Dalam penelitian ini bahwa
melalui permainan tradisional gobak sodor dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak kelas
II SD Kandangan III Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek edisi revisi VI Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Kuntaraf, J. 2007 dalam 100 Permainan Kecerdasan Kinestetik. Jakarta: PT Gramedia
Mohammad Muhyi Faruq. 2007. 100 Permainan Kecerdasan Kinestettik, Jakarta: PT. Gramedia
Motolalu, B.E.F. dkk. Bermain dan Permainan. Jakarta: Universitas Terbuka
Moleong, J. Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
PERMAINAN TRADISIONAL GO BACK TO DOOR
Oleh :
Puspodari, M.Pd
Rahman Diputra, M.Pd
Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak dengan permainan
tradisional go back to door. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dalam tiga
siklus.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara,
dan kajian dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD, berjumlah 20 orang, terdiri dari 10 orang laki-laki
dan 10 orang perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
guru dan siswa. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, berdasarkan hasil kegiatan penelitian tindakan kelas
dalam pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan permainan
tradisional go back to door dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik gerak anak kelas II di SDN
Kandangan III Surabaya.
Kata kunci : Kecerdasan Gerak-Kinestetik dan permainan tradisional go back to door
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam budaya, suku, permainan tradisional dari
berbagai daerah yang berbeda-beda. Salah satu kultur budaya yang ada di masyarakat yang
menjadi aset bangsa untuk dilestarikan dalam mengatasi permasalahan globalisasi maka
dibutuhkan suatu pendidikan. Dari pendidikan formal maupun non formal.
Sekolah merupakan suatu unit sosial yang bertugas khusus untuk melaksanakan proses
pendidikan dan merupakan suatu jenis lingkungan pendidikan disamping lingkungan keluarga,
masyarakat dan alam. Jenjang pendidikan disekolah dimulai dari SD, SLTP, SLTA dan perguruan
tinggi. (Rusli Ibrahim, 2008:87).
Sekolah dasar merupakan suatu jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya
dalam mendukung pendidikan nasional sehingga mutu pendidikan nasional harus dimulai dengan
peningkatan mutu disekolah dasar.
Anak-anak disekolah dasar mereka sulit duduk diam. Jika diam di kelas dirasakan suatu
hal yang sangat menyiksa. Mereka sebentar-bentar melihat arloji yang dirasakan jalannya sangat
lambat. Sewaktu tanda waktu/bel dibunyikan, mereka berhambur keluar menuju tempat untuk
bermain. Anak-anak tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bermain jika memang ada.
Kesempatan anak untuk melatih potensi-potensi adalah waktu mereka bermain. Bermain
sebenarnya merupakan dorongan dari dalam diri anak atau disebut sebagai naluri. Semua naluri
harus diusahakan untuk disalurkan secara baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain bagi anak
merupakan kebutuhan hidupnya (Soemitro, 1992:1).
Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh
tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan menggunakan tangan
untuk mencipta atau mengubah sesuatu (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 50). Kecerdasan ini
meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan,
kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.
Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat bermain. Pada saat bermain itulah anak
berusaha melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi terjadi dalam wilayah-wilayah berikut: 1.
Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memanipulasi objek,
menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap; 2. Keterampilan lokomotor, seperti
berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan
merangkak; 3. Keterampilan nonlokomotor, seperti, membungkuk, menjangkau, memutar tubuh,
merentang, mengayun, berjongkok, duduk, berdiri; 4. Kemampuan mengontrol dan mengatur
tubuh seperti menunjukan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan,
kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah
(Catron & Allen, 1999).
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, permainan tradisional dapat
disajikan sebagai bahan pelajaran pendidikan jasmani, karena setiap permainan tersebut harus
terlebih dahulu dikaji nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tersebut seperti nilai
pendidikan, dalam permainan tradisional juga memiliki unsur-unsur seperti sportivitas,
kejujuran, kecermatan, kelincahan, ketepatan menentukan langkah serta kemampuan bekerja
sama dalam kelompok, mudah aturan permainannya, disamping jumlah pemain yang dapat
melibatkan seluruh siswa dikelas yang bersangkutan dan dalam permainan guru dapat
mengontrol siswanya karena adanya factor bahaya sehingga harus ada yang dapat
mempertanggung jawabkannya.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan kritis, keterampilan social, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral
dan pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional (BSNP, 2006:1).
Dari uraian diatas, maka hal tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian
yang berjudul Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Gerak pada Anak Kelas II di Sekolah
Dasar Melalui Permainan Tradisional Go Back To Door.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
Meningkatkan kecerdasan kinestetik gerak pada anak Sekolah dasar melalui permainan
tradisional Go Back To Door
TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kecerdasan
kinestetik gerak anak melalui permainan tradisional Go Back To Door di sekolah dasar.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat bagi perbaikan pembelajarn bai sekolah dasar itu sendiri.
1. Secara Teoritis
a) Anak dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik gerak dengan permainan
tradisional go back to door
b) Dapat dijadikan suatu alternative pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan
kinestetik gerak siswa sekolah dasar
c) Meningkatkan prestasi anak
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak
sekolah dasar diantaranya adalah :
a) Sebagai bahan masukan bagi guru Penjas dalam merencanakan, melaksanakan,
menempatkan
dan
mengevaluasi
pembelajaran
dalam
mengembangkan
kecerdasan kinestetik gerak
b) Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk memfasilitasi guru dalam
merumuskan konsep dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik gerak di masa
yang akan datang
c) Dapat menjadikan sekolah lebih maju dan berkembang dengan adanya
peningkatan guru dalam pembelajaran.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Kecerdasan Kinestetik Gerak
Kecerdasan kinestetik gerak berkaitan dengan kemampuan gerak seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan menggunakan tangan untuk
menciptaka atau mengubah sesuatu (Tadkiroatun Musfiroh, 2008:50).
Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan menerima
rangsang, sentuhan, dan tekstur.
Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat bermain. Pada saat bermain itulah anak
berusaha melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi terjadi dalam wilayah-wilayah berikut: 1.
Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memanipulasi objek,
menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap; 2. Keterampilan lokomotor, seperti
berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan
merangkak; 3. Keterampilan nonlokomotor, seperti, membungkuk, menjangkau, memutar tubuh,
merentang, mengayun, berjongkok, duduk, berdiri; 4. Kemampuan mengontrol dan mengatur
tubuh seperti menunjukan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan,
kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah
(Catron & Allen, 1999).
Anak yang cerdas dalam gerak-kinestetik terlihat menonjol dalam kemampuan fisik
(terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya. Mereka cenderung suka
bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, mengetuk-ngetuk sesuatu, suka menirukan gerak
atau tingkah laku orang lain yang menarik perhatiannya, dan senang pada aktivitas yang
mengandalkan kekuatan gerak seperti memanjat, berlari, melompat, berguling. Selain itu, anak
yang cerdas dalam gerak-kinestetik suka menyentuh barang-barang.
Anak yang memiliki kecerdasan gerak-kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik.
Gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan. Mereka cepat menguasai tugastugas motoric halus seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung,
mengecat dan menulis. Secara artistic mereka mempunyai kemampuan menari dan menggerakan
tubuh mereka dengan luwes dan lentur. Mereka memerlukan kegiatan belajar yang bersifat
kinestetik dan dinamis. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak
dalam konteks pasif (duduk tenang di kelas) hendaklah dikurangi.
Menurut Gardner, nkecerdasan gerak kinestetik mempunyai lokasi di otak serebeum (otak
kecil), basal ganglia (otak keseimbangan) dan motor korteks. Kecerdasan ini memiliki wujud
relative bervariasi, bergantung pada komponen-komponen kekuatan dan fleksibilitas serta
dominan seperti tari dan olahraga.
PERMAINAN TRADISIONAL GO BACK TO DOOR
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku, ras, budaya, alam
yang indah serta memiliki bermacam cabang permainan tradisional. Permainan tradisional
merupakan simbolik dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam
fungsi atau pesan dibaliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan
permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan
menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Permainan Go Back To Door
seringkali disebut dengan permainan Hadang Rintang.
Lapangan dan peralatan
Bentuk: area permainan persegi panjang
Ukuran
: panjang 15m dan lebar 9 m diseuaikan dengan keadaan sekolah.
Garis-garis dapat dibuat dengan kapur, atau tali yang tidak membahayakan
pemain
hadang
Garis pembagi lapangan permainan menjadi 2 bagian memanjang disebut garis tengah.
Lapangan permainan ditandai dengan garis selebar 5 m
Peraturan permainan :
1) Sebelum permainan dimulai diadakan undian, yang kalah sebagai penjaga dan yang
menang sebagai penyerang.
2) Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki berada diatas garis,
sedangkan regu penyerang siap untuk masuk.
3) Permainan dimulai setelah ada tanda aba-aba atau peluit dari guru.
4) Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangkapan atau sentuhan
pihak penjaga.
5) Penjaga berusaha menyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi kedua kaki berpijak
di atas garis atau salah satu kaki berpijak diatas garis, sedangkan kaki yang satu
melayang.
6) Apabila kedua kaki dari garis samping lapangan dan pemain disentuh oleh penjaga maka
dinyatakan salah atau mati.
7) Setiap pemain yang telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan sampai dengan
garis belakang dan garis belakang sampai dengan garis depan lagi maka dilanjutkan
dengan tukar posisi yang tadinya menjadi penyerang berganti menjadi penjaga.
8) Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh selama permainan
berlangsung.
Permainan hadang atau go back to door ini sangat mudah untuk dimainkan dan mengandung
unsur-unsur yang positif bagi pelakunya. Unsur-unsur itu diantaranya adalah : ketangkasan,
kelincahan, kerjasama, daya tahan, reaksi yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani.
(Soemitro, 1992:173).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut study ilmiah yang dikembangkan oleh Prof. Howard permainan merupakan sarana
pengembangan mental yang memberikan rangsangan terhadap kecerdasan berupa tantangan,
pengulangan, kegiatan yang melibatkan beberapa panca indera sekaligus serta memberikan
umpan balik yang menurut kreativitas. Setiap orang memiliki kelebihan masng-masing.
Kelebihan tersebut bisa kita sebut bakat atau talenta. Setiap bakat atau talenta tersebut bisa
diasah dan dilatih agar lebih kuat. Dan salah satu cara terbaik adalah dengan permainan. Ada
puluhan, ratusan bahkan ribuan permainan didunia ini. Baik permainan tradisional maupun
modern. Keduanya memiliki manfaat yang berbeda-beda. Salah satunya dengan permainan go
bak sodor. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, subyek penelitian ini adalah anak
didik kelas II SDN Kandangan III Surabaya. Penelitian ini bersifat kolaborasi antara guru kelas
dan peneliti. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode
wawancara, dan kajian dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data
dianalisis dengan pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan reduksi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan penguasaan kecerdasan kinestetik
melalui permainan tradisional gobak sodor dalam satu kelas sebelum tindakan mencapai 40%
siklus I mencapai 53,33%, siklus II mencapai 68,14% dan siklus III mencapai 83,70%. Metode
ini mempunyai peran yang cukup penting dalam peningkatan kecerdasan kinestetik anak karena
dapat membantu meminimalkan permasalahan yang dihadapi pada saat pembelajaran.
KESIMPULAN
Kecerdasan kinestetik merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan. Dari kecerdasan
kinestetik, sumber daya manusia dapat terbentuk karena kecerdasan kinestetik merupakan
kecerdasan yang menggunakan pengendalian gerak tubuh yang dikoordinasikan dengan mata,
otot, dan otak, sehingga sangat penting untuk perkembangan anak. Dalam penelitian ini bahwa
melalui permainan tradisional gobak sodor dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak kelas
II SD Kandangan III Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek edisi revisi VI Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Kuntaraf, J. 2007 dalam 100 Permainan Kecerdasan Kinestetik. Jakarta: PT Gramedia
Mohammad Muhyi Faruq. 2007. 100 Permainan Kecerdasan Kinestettik, Jakarta: PT. Gramedia
Motolalu, B.E.F. dkk. Bermain dan Permainan. Jakarta: Universitas Terbuka
Moleong, J. Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya