PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN DAN PROF

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN DAN
PROFESI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata kuliah filsafat administrasi dan manajemen

Dosen Pengampu
Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I

Oleh:
Muhammad Hilmi
Risda Uswatun Hasanah
Qonita Adila Safariyanti

NIM : 1601260887
NIM : 1601260879
NIM : 1601260877

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN

2017

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt.karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Peran dan Tanggung Jawab ilmuan dan Profesi Administrasi pendidikan
ini dengan baik walaupun ada kekurangan didalamnya. Dan penulis berterima
kasih pula kepada sumber-sumber yang telah membantu penulis.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan, mengenai Peran dan Tanggung Jawab ilmuan dan Profesi
Administrasi pendidikan. Penulis menyadari dalam makalah ini masih ada
kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik, dan saran untuk
perbaikan makalah yang penulis buat ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.

Sebelumnya penulis minta ma’af apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan, penulis memohon kritik dan saran agar menjadi masukan
penulis dimasa depan.
Banjarmasin, 16 Oktober 2017

Penulis

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu administrasi merupakan ilmu yang membicarakan mengenai berbagai
usaha manusia dalam rangka meningkatkan efesiensi dan afekktivitas serta
produktifitas kerja, aktivitas di dalam suatu organisasi, unit kerja maupun
kelompok-kelompok tertentu, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan”.
Usaha-usaha yang dimaksud terutama diarahkan untuk mendayagunakan sumber
daya manusia di samping sumber daya lainnya agar dapat mencapai hasil kerja
secara optimal.
Lembaga pendidikan formal, baik sekolah, madrasah maupun perguruan

tinggi merupakan suatu pola kerja sama antar manusia yang saling melibatkan diri
dalam suatu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegaiatan administrasi sebagaimana
yang disebut. Pendidikan sebagai salah satu proses interaksi manusia tidak
terlepas dari jangkauan wawasan kerja administrasi ini. Pendidikan yang
dikatagorikan sukses apabila setiap jaringan kerjanya telah berjalan sesuai dengan
rencana, dan mencapai sasaran dan tujuan yang sepadan dengan kadar atau secara
filosofis sejalan dengan apa yang dicita-citakan dalam pendidikan.
Dengan dasar-dasar pemikiran di atas penulis menganggap penting
menyusun makalah dengan tema “Peranan Administrasi dan Tanggung jawab
adminisrasi Pendidikan” dalam rangka untuk memberikan andil yang besar dalam
menjawab segala tantangan dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Peran Administrasi Pendidikan
2. Tanggung Jawab Administrasi Pendidikan

2

3. BAB II
4. PEMBAHASAN

A. Peran Administrasi Pendidikan
5.
Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan pendidikan. Sedangkan administrasi
sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan
pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi
Sekolah Dasar, Lanjutan, Perguruan Tinggi dan sebagainya, diantaranya
kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi dan sebagainya. Didalam
administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya adanya
sekelompok manusia sedikitnya dua orang, adanya tujuan yang hendak di
capai bersama, adanya tugas atau fungsi yang harus dilaksanakan, dan
adanya perlengkapan dan peralatan.
6.
Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan
manajemen pendidikan yang sangat diperlukan untuk menjamin supaya
seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal. Administrasi
pendidikan memiliki peran yaitu sebagai perencanaan (Planning) ialah
aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang
tertuju pada tercapainya maksud maksud dan tujuan pendidikan1,
pengorganisasian (Organizing) ialah aktivitas-aktivitas menyusun dan

membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha
dalam

mencapai

maksud-maksud

dan

tujuan-tujuan

pendidikan2,

pengoordinasian (Coordinating) ialah aktivitas membawa orang-orang,
materialm pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan ke dalam
hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan3,
pembiayaan (Budgeting), penilaian (Evaluating) ialah suatu proses yang

1 M. Ngalim Purwanto, ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN, Bandung, 1995, PT REMAJA
ROSDAKARYA, h.16


2 Ibid, h. 17
3 Ibid, h. 18

1

hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur
organisasi4.
7.

Dalam tataran teknis implementasi, kebijakan yang inovatif

dalam bidang pendidikan, pada akhirnya akan sangat ditentukan oleh
kompetensi praktisi pendidikan dalam melaksanakan program/kebijkan
tersebut. Dengan demikian, dalam dunia pendidikan/sekolah, inovasi dan
sikap serta kinerja inovatif dari pendidik sangat diperlukan dan
menentukan

bagi


keberhasilan

adopsi

dan

implementasi

inovasi

pendidikan.
8.

Perubahan yang terjadi didalam tataran struktur tidak akan

cukup untuk menjadikan proses pendidikan di sekolah berubah dan
inivatif, apabila tidak terjadi perubahan dalam sikap sumber daya
pendidikan didalamnya, dan dalam konteks teknis, tanpa perubahan sikap
guru atas perubahan dan inovasi.
9.

Dengan demikian perubahan sikap dari SDM Pendidik,
norma, kolegilitas amat diperlukan agar organisasi sekolah dapat benarbenar berorientasi pada perubahan dan kondusif bagi inovasi pendidikan.
10.
Guru mempunyai peran yang menentukan dalam tataran
teknis pendidikan yaitu pembelajaran. Perkembangan yang terjadi di era
global dewasa ini sudah tentu perlu diantisipasi melalui kinerja inovatif
dalam menciptakan proses pembelajaran dikelas.5
11.
Dalam upaya untuk mendorong makin tumbuhnya inovasi
di kalangan guru, terdapat beberapa langkah/tahapan yang amat penting
untuk dikondisikan dalam suatu orgnisasi sekolah, adapun tahapantahapan tersebut6:
 Guru sebagai Pembelajar (Leaner). Dalam tahapan ini guru
didorong

untuk

meningkatkan

kemampuan


belajar

sebagai

pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan penggunaan teknologi
modern dalam proses pembelajaran. Kondisi ini akan mendorong
perbaikan dalam pemahaman tentang bagaiman menggunakannya
4 Ibid, h. 19
5 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, 2010, Bandung, Refika Aditama, h.317
6 Ibid, h.320.

2

dalam konteks peningkatan kualitas pembelajaran. Situasi demikian
diharapkan nantinya akan mendorong sikap keterbukaan.
 Guru sebagai Pengadopsi (Adopter).belajar pada dasarnya akan
mendorong pada perubahan, dengan perubahan timbul kesiapan
berubah dan terbuka terhadap perubahan, sehingga bersedia dan siap
melakukan adopsi atau sesuatu hal baru, baik dalam bentuk ide
maupun


teknologi

serta

mengimplementasikannya

dalam

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaannya sebagai
pendidik, serta dapat mengambil pelajaran dari hal baru tersebut.
 Guru sebagai Pengembang (Developer). Pengadopsian hal baru
yang datang dari luar individu guru tersebut ysng kemudian
diimplementasikan dalam kegiatan kerja jelask akan memberi
banyak

pelajaran

dari


berbagai

masalah

yang

dihadapinya

dalampengimplementasian terebut, sehingga guru akan terdorong
untuk mengembangkannya melalui langkah kombinasi, ataupun
penyederhanaan dan perluasanyang semua itu menunjukkan
meningkatnya kemampuan untuk mengembangkan hal baru agar
selalu bersifat kontekstual dengan kebutuhan.
 Guru sebagai Pencipta (Creator). Posisi ini merupakan posisi yang
paling penting untuk dimiliki oleh guru, dimana pengalaman dalam
hal-hal tersebut diatas mengendap sehingga tumbuh perspektif baru
sehingga tumbuh kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru dalam
meperbaiki pelaksanaan kerja sebagai pendidik dan pengajar
disekolah.
12.

Tahapan-tahapan tersebut tidak mesti bersifat hiarkis, sebab

bisa saja dalam waktu bersamaan seorang guru berada pada lebih dari satu
posisi. Namun semua itu perlu didasarkan pada proses pembelajaran yang
berkesinambungan, yang penting dalam mendorong prose tersebut adalah
menciptakan kondisi, iklim dan budaya sekolah yyang kondusif bagi
terjadinya tahapan-tahapan tersebut (Manajemen Inivasi), sehingga potensi
kreatif dengan gradasi kadar yang bervariasi dapat terus berkembang dan
makin meningkat menuju guru kreatif dan sekolah inovatif.
3

13.

Guru harus melalui pendidikan pra jabatan (pre service

education), dan setelah menjadi guru melakukan pemeliharaan jabatan
(maintance and revair). Tugas supervisor untuk memperbaiki kesempatan
belajar bagi keuntungan murid, dengan peran guru yang amat penting,
tugas supervisor yang utama adalah pengembangan staf. Perencanaan
kegiata pengembangan staf adalah metode utama perbaikan pengajaran
bagi supervisor7.
14.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia
hendaknya pandai meneliti, menari, dan menentukan syarat-syarat mana
sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahya sehingga tujuan-tujuan
pendidikan disekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai.8
15.
Contoh-contoh pertanyaan berikut kiranya dapat memberi
gambaran kepada kita, betapa banyak kondisi atau syarat yang perlu
diteliti dan diusahakan perbaikannya oleh setiap kepala sekolah sebagai
supervisi.
-

Bagaimana

keadaan

-

kemungkinan memperbaikinya?
Bagaimana cara mengajar guru-guru? Sesuai dengan kurikulum yang
berlaku? Adakah

-

gedung

usaha

sekolah?

mereka

untuk

Bagaimana

selalu

usaha/adakah

memperbaiki

dan

mencobakan metode-metode mengajar yang lebih baik?
Bagaimana hasil pembelajaran dan pendidikan anak-anak? Terlihatkah
adanya kemajuan/perbaikan dari tiap catur wulan dan dari tahun ke tahun?
16.

Pertanyaan-pertanyaan

tersebut

menunjukkan

betapa

banyak dan berat tugas serta tanggung jawab kepala sekolah jika ia benarbenar hendak menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sebaikbaiknya.
B. Tanggung Jawab Administrasi Pendidikan
17.

Tanggung jawab para administrasi pendidikan dan unsur

pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal mengajar atau
memajukan dunia pendidikan di sekolah ditempatnya bertugas, tetapi juga
7 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontenporer, 2009, Bandung, ALFABETA, h.242
8 M. Ngalim Purwanto, ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN, Bandung, 1995, PT REMAJA
ROSDAKARYA, h. 115

4

bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masingmasing untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di
wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di daerah tergantung kinerja
para dewan guru, pengawas sekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya
yang disertai keikhlasan hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
18.
Bila diperhatikan secara lebih jauh, tugas dan tanggung
jawab yang mestinya dilaksanakan oleh guru yang telah dijelaskan pada
firman Allah di atas intinya adalah mengajak manusia melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Menurut M. Ja’far bahwa
“Tugas dan tanggung jawab guru menurut agama Islam dapat
diidentifikasikan sebagai tugas yang harus dilakukan oleh ulama, yaitu
menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar”.9
19.
Administrasi pendidikan memiliki tanggung jawab besar
terhadap pelaksanaan proses pendidikan. Diantara tanggung jawab
administrasi pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Planing atau Perencanaan.
20.

Perencanaan

merupakan

kegiatan

awal

yang

harus

dilakukan dan juga merupakan persiapan dalam kegiatan administrasi, dan
dianggap syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga baik
perorangan maupun kelompok. Rancangan yang disusun dalam konteks
pendidikan meliputi:
a. Perumusan tujuan yang hendak dicapai
b. Penentuan bidang atau fungsi unit sebagai bagian-bagian yang akan
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
c. Menetapkan jangka waktu yang diperlukan
d. Menetapkan metode atau cara mencapai tujuan
e. Menetapkan alat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efesiensi
pencapaian tujuan
f. Merumuskan rencana evaluasi atau penilaian untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan
g. Menetapkan jumlah dan sumber dana yang diperlukan.
21.
9 M. Ja’far, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1992), hal. 272

5

22.
2. Tanggung Jawab Organizing atau Pengorganisasian
23.

Pengorganisasian

adalah

aktivitas

penyusunan,

pembentukan hubungan kerja antara orang-orang atau organ-organ
sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan atau penyusunan bagian-bagian yang terpisah sehingga terjadi
suatu kesatuan dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam
langkah pengorganisasian ini, ada dua hal pokok yang menjadi perhatian:
a. Penciptaan mekanisme atau tata kerja, seirama dengan pola struktur
organisasi yang dibuat-ditetapkan.
b. Penentuan dan pendistribusian kerja yaitu, penyebaran dan pembagian
tugas/ pekerjaan sekaligus pelaksanaan-pelaksanaan beserta kewenangan
dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing anggota/
staf pengurus organisasi.
3. Tanggung Jawab Penggerakan atau Actuation.
24.

Aktuasi

artinya

menggerakkan

orang-orang

dalam

organisasi agar mau bekerja dengan penuh kesadaran secara bersama-sama
mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Tanggung Jawab Controlling atau Pengawasan.
25.

Pengawasan merupakan kegiatan-kegiatan dan tindakan-

tindakan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat
atau yang sedang dilaksanakan. Bagian supervisi, bahwa setiap
pelaksanaan

daripada

program

pendidikan

memerlukan

adanya

pengawasan atau supervisi.
26.
Selanjutnya ditambahkan tanggung jawab administrasi
pendidikan adalah pengarahan, koordinasi, dan evaluasi. Pengarahan
maksudnya member bimbingan dan petunjuk yang diberikan sebelum
kegiatan pelaksanaan dilakukan, untuk memelihara, menjaga dan
mengajukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional agar setiap kegiatan yang dilakukan nanti
tidak terlepas dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.

6

27.

Koordinasi adalah mengsingkronkan dan meluruskan

semua kegiatan unit dapertemen/ satuan organisasi menuju tercapainya
tujuan/ hasil akhir yang sama, koordinasi menyangkut semua orang,
kelompok unit organisasi dan semua kegiatan dalam setiap organisasi
dimana orang bekerjasama. Tanpa koordinasi terjadi pemborosan uang,
tenaga dan waktu yang sangat banyak. Evaluasi adalah untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya suatu program. Jadi, evaluasi sebagai fungsi
administrasi pendidikan, pendidikan adalah aktifitas-aktifitas untuk
menentukan sampai dimana hasil dan tujuan-tujuan pendidikan itu telah
tercapai.

28.

7

29.
30. PENUTUP
A. Kesimpulan
31. Dari materi diatas kita bisa tarik kesimpulan bahwa:
1. Unsur-unsur administrasi pendidikan memiliki peran yaitu sebagai
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengoordinasian
(Coordinating), pembiayaan (Budgeting), penilaian (Evaluating).
2. Tanggung jawab Administrasi pendidikan diuraikan dalam tanggung jawab
perencanaan,

tanggung

jawab

pengorganisasian,

penggerakan, dan tanggung jawab pengawasan.

8

tanggung

jawab

32.
DAFTAR PUSTAKA

33.
34.
35.
36. Ja’far M., Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1992)
37. Purwanto, M. Ngalim, ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN, Bandung,
1995, PT
38.
REMAJA ROSDAKARYA
39. Suharsaputra Uhar, Administrasi Pendidikan, 2010, Bandung, Refika Aditama, h.317
40. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontenporer, 2009, Bandung, ALFABETA,
h.242
41.

42.
43.

9