BANTUAN LUAR NEGERI TURKEY TERHADAP SOMA
BANTUAN LUAR NEGERI TURKEY TERHADAP SOMALIA:
EFEKTIVITAS HUBUNGAN DIPLOMATIK
Muhammad Faiz Iqbal – 145120400111035 – PKBLN – CHI5
Turkey termasuk negara donor bilateral (humanitarian assistance) terbesar
ketiga pada tahun 2013.1 Bantuan luar negeri Turkey tidak berasal dari pemerintah
saja, NGOs juga berperan dalam bantuan luar negeri terhadap negara recipient. Salah
satu contoh negara Somalia, dimana seorang aktivis Somalia berkata “Somali people
believe that Turkey is the most important partner of Somalia. No other country is
more important”.2 Dengan demikian, peran pemerintah dan NGOs memiliki reputasi
positif dan posisi kuat untuk memastikan efektivitas hubungan diplomatik bantuan
luar negeri Turkey terhadap negara recipient Somalia.
Bantuan luar negeri Turkey memiliki karakteristik lebih memfokuskan pada
bantuan luar negeri bilateral daripada bantuan luar negeri multilateral.3 Hal ini
disebabkan bantuan luar negeri bilateral lebih efektif dan lebih cepat dalam project
pengiriman bantuan, ditambah lagi bantuan luar negeri bilateral dapat meningkatkan
kepercayaan antara para pemimpin Somalia dengan aktor-aktor turkey (state maupun
non-state). Munculnya rasa saling percaya, transparansi, dan ketergantungan kedua
belah pihak bertujuan untuk menjaga efektivitas hubungan diplomatik bantuan
luar negeri Turkey terhadap negara recipient Somalia.
Pada bulan Mei 2008, Turkey bergabung dengan African Development Bank
(ADB) untuk memperkuat perdagangan bilateral antara negara Turkey dan negaranegara anggota ADB, seperti Somalia.4 Hal ini berdampak pada peningkatan
kapasitas perdagangan bilateral antara Turkey dengan negara-negara di Afrika,
dimana pada tahun 2003 kapasitas perdagangan Turkey mencapai 5,4 miliar dollar
dan pada tahun 2008 setelah bergabung dengan ADB, kapasitas perdagangan Turkey
1 K. Achilles, O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, Turkish Aid Agencies in Somalia: Risks
and Opportunities for Building Peace (Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy Center, 2015), hlm. 5.
2 Ibid., hlm. 1.
3 T. Murphy dan O. Sazak, Turkey’s Civillian Capacity in Post Conflict Reconstruction (Istanbul:
Istanbul Policy Center, 2012), hlm. 3.
4 The Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA), Turkish Development Assistance 2012
(Istanbul: TIKA, 2013), hlm. 132.
meningkat sampai 16 miliar dollar, meskipun terjadi krisis ekonomi pada tahun
2008.5 Dengan demikian, keanggotaan Turkey di ADB selain untuk memastikan dan
menjaga hubungan diplomatik juga bertujuan untuk menciptakan jaringan global
partnership (dengan bergabung di ADB) serta mencapai kepentingan ekonomi
(dengan perdagangan bilateral di ADB).
Turkey juga merupakan negara emerging donor yang masuk dalam rezim
global development assistance.6 Oleh sebab itu, Turkey memiliki program bantuan
luar negeri TIKA (Turkish Cooperation and Coordination Agency) yang telah
mengeluarkan banyak project bantuan luar negeri ke negara recipient, dengan jumlah
sebagai berikut:7
Figure 1. Total Turkish Official Overseas Aid (2005-2013, US$ Million)
Gambar tersebut menunjukkan bahwa bantuan luar negeri Turkey dari tahun 2005
sampai 2013 terus meningkat, terutama pada tahun 2013 dengan pencapaian point
3.307. Jumlah bantuan luar negeri Turkey yang terus meningkat membuktikan
5 A. Yukleyen dan M. Zulkarnian, “Turkey’s Foreign Policy in Somalia” dalam Journal of Caspian
Affairs, vol. 1, no. 2 (2015), hlm. 98.
6 S. Kardas, Turkey’s Development Assistance Policy: How to Make Sense of the New Guy on the
Block (Washington: The German Marshall Fund of the United State, 2013), hlm. 1.
7 O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, Turkey and Somalia: Making Aid Work for Peace
(Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy Center, 2015) hlm. 3.
adanya efektivitas bantuan luar negeri Turkey sebagai negara emerging donor
terhadap negara-negara recipient.
Pemerintah Turkey mengklaim bahwa bantuan luar negeri yang diberikan
terhadap negara recipient tidak berdasarkan kepentingan politik. Seperti yang
dikatakan elite-elite Turkey (Turkish officials) “Our principle is not to interfere with
the domestic policies of certain aid recipients” dan juga klaim bahwa pemerintah
turkey tidak mengharuskan maupun memaksa negara recipient melakukan
demokratisasi untuk mendapatkan bantuan luar negeri.8 Hal ini merupakan salah
satu daya tarik bantuan luar negeri Turkey dalam
meningkatkan
efektivitas
hubungan diplomatik disetiap project pengiriman bantuan luar negeri.
Berikut adalah sepuluh negara yang menerima bantuan luar negeri turkey
(Development Assistance):9
Figure 2. Ten Largest Recipients of Turkish Development Assistance 2013 (US$ Million)
Somalia merupakan negara penerima bantuan luar negeri Turkey terbesar nomer
empat setelah Syria, Egypt, dan Kyrgyzstan. Turkey menjadi negara emerging donor
karena tergabung dalam keanggotaan G20 dan juga termasuk negara dengan
8 R. Bayer dan F. Keyman, “Turkey: An Emerging Hub of Globalization and Internationalist
Humanitarian Actor?” dalam Globalizations, vol. 9, no. 1 (2012), hlm. 84.
9 K. Achilles, O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, op.cit., hlm. 6.
perekonomian terbesar nomer 18 di dunia,10 namun seperti halnya beberapa negara
pendonor lainnya (Indonesia, dll), Turkey masih tergolong negara pendonor yang
menerima bantuan luar negeri.11
Turkey secara perlahan mulai membuka diri di ranah internasional dan aktif
dalam pembuatan kebijakan luar negeri sejak kepemimpinan presiden Turgut Ozal
(1989 - 1993).12 Tujuan utama presiden Tungut Ozal ialah menciptakan dan
memperbaiki hubungan bilateral Turkey dengan negara-negara seperti Somalia,
sehingga Turkey memiliki peran yang kuat di ranah internasional dalam menciptakan
interdependesi maupun hubungan kerjasama ekonomi.13
Perhatian kebijakan luar negeri Turkey ke Afrika dimulai pada tahun 1998,
yang dikenal dengan sebutan “Opening up to African Plan”.14 Bantuan luar negeri
Turkey lebih ditekankan bantuan asistensi pada wilayah Afrika Timur, terutama di
negara Somalia.15 Sedangkan pada tahun 2005, bantuan luar negeri Turkey lebih
dikenal dengan sebutan “Year of Africa”.16 Perhatian kebijakan luar negeri Turkey
inilah yang menjadi alasan Turkey termasuk dalam salah satu negara pendonor
terbesar di Somalia, terutama bantuan luar negeri dalam bentuk asistensi.
Somalia menjadi wilayah yang rentan konflik sejak jatuhnya rezim Siad Barre
pada tahun 1991.17 Berikut adalah sepuluh negara yang memberikan bantuan luar
negeri terhadap Somalia:18
10 A. Davutoglu, “Principles of Turkish Foreign Policy and Regional Political Structuring” dalam
TEPAV-ILPI Turkey Policy Brief Series, vol. 1, no. 3 (2002), hlm. 108.
11 J. Harte, “Turkey Shocks Africa” dalam World Policy Journal, vol. 29, no. 27. (2012), hlm. 152.
12 J. Hausmann, Turkey as a Donor Country and Potential Partner in Tringular Cooperation (Bonn:
German Development Institute, 2014), hlm. 5.
13 C. Hasimi, “Turkey’s Humanitarian Diplomacy and Development Cooperation” dalam Insight
Turkey, vol. 16, no. 1 (2014), hlm. 130.
14 M. Ozkan, Turkey’s Involvement in Somalia: Assesment of a State-Building in Progress (Istanbul:
SETA, 2014), hlm. 17.
15 M. Wasuge, Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much with Little (Mogadishu: The
Heritage Institute for Policy Studies. 2016), hlm. 4.
16 T. Murphy dan A. Woods, Turkey’s International Development Framework Case Study: Somalia
(Istanbul: Istanbul Policy Center, 2014), hlm. 3.
17 K. Achilles, O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, op.cit., hlm. 10.
18 Ibid., hlm. 12.
Figure 3. Reported Top Ten Donors of Total Official Develoment Assistance (ODA) [2011 – 2012, US$ Million]
Source: Organization for Economic Development and Cooperation, Aid Statistics: Recipients at a Glance dalam
www.oecd.org/countries/somalia/recipientcharts.htm
Turkey merupakan negara pendonor terbesar nomer empat terhadap Somalia setelah
United States (USA), European Union (EU), dan United Kingdom (UK). Terdapat
lima kunci objektif atau sasaran kebijakan luar negeri Turkey terhadap Somalia
yakni mengakhiri sanksi isolasi internasional negara Somalia, menyediakan bantuan
humanitarian kepada negara Somalia, membangun kembali infrastruktur dan
mendukung project pembangunan negara Somalia, membantu mengembalikan
keamanan negara Somalia, dan mempromosi political consensus serta membantu
perkembangan negara Somalia.19 Kelima sasaran kebijakan tersebut merupakan
tujuan bersama antara negara Turkey dengan negara Somalia dan juga target dari
kebijakan tersebut ialah wilayah Somalia. Oleh sebab itu, penting bagi negara
Somalia untuk menjaga hubungan diplomatik dengan negara Turkey, meskipun ada
beberapa kepentingan pemerintah Turkey dalam memberikan bantuan luar
negerinya di wilayah Somalia.
19 P. Akpinar, “Turkey’s Peacebuilding in Somalia: The Limits of Humanitarian Diplomacy” dalam
Turkish Studies, vol. 14, no. 4 (2014), hlm. 740.
Turkey mengklaim bahwa bantuan luar negeri versi Turkey berbeda dengan
bantuan luar negeri versi barat. Seperti halnya yang dikatakan seorang elite Turkey
“West is waiting for Somalia to be stable to invest in, but Turkey is investing in
stability”.20 Negara Turkey lebih menekankan dan memprioritaskan pada bantuan
luar negeri dalam bidang pembangunan fisik seperti infrastruktur karena tanpa adanya
pembangunan fisik, pembangunan negara tidak akan ada.21
Pada kunjungan kedua presiden Turki Receb Tayyib Endorgan ke kota
Mogadishu, Somalia pada Januari 2015, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud
memberikan tanggapan official terhadap bantuan luar negeri Turkey:
“Turkey has shown the way in developing a holistic, on-the-ground
partnership with Somalia that has supported us in growing according to a
nationally-led and owned agenda… Turkey did not hold back, waiting for
stability before it invested, instead, it invested to achieve it. Where other
international partners chose to plan their interventions from elsewhere,
Turkey put its people on the ground in Somalia to maximise the efficient use of
their human and planning resources in support of their financial resources.
Turkish aid workers delivered their aid directly to the beneficiaries, to
maximise impact”.22
Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Presiden Somalia Hassan Sheikh
Mohamud tetap menjaga hubungan baik dan apresiasi terhadap presiden Turki Receb
Tayyib Endorgan. Dengan kata lain, pemerintah Somalia masih menjaga hubungan
diplomatiknya dengan pemerintah Turkey.
Dapat disimpulkan bahwa mekanisme atau strategi Turkey sebagai negara emerging
donor sudah efektif atau berhasil dalam membentuk posisi diplomatik dengan
negara recipient Somalia di ranah internasional. Hal ini dapat dibuktikan dari
hubungan kedua negara yang saling mensupport dalam menghindari konflik atau
ketegangan yang dapat merugikan kedua belah. Dengan demikian, bantuan luar
negeri merupakan salah satu strategi yang efektif dalam membentuk posisi
20 K. Menkhaus, “Governance Without Government in Somalia: Spoilers, State Building, and the
Politics of Coping” dalam International Security, vol. 31, no. 3 (2006), hlm. 93.
21 H. A. Warsame, “Role of International Aid and Open Trade Policies in Rebuilding the Somali State”
dalam Bildhaan: An International Journal of Somali Studies, vol. 11, no. 10. (2011), hlm. 53.
22 A. Davutoglu, “Turkey’s Humanitarian Diplomacy: Objectives, Challenges, and Prospects” dalam
The Journal of Nationalism and Ethnicity, vol.32 (2013), hlm. 865.
hubungan diplomatik dalam dunia internasional. yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes
DAFTAR PUSTAKA
Akpinar, P. (2014). ”Turkey’s Peacebuilding in Somalia: The Limits of Humanitarian
Diplomacy” dalam Turkish Studies, vol. 14, no. 4.
Archilles, K., Sazak, O., Wheeler, T., dan Woods, Auveen E. (2015). Turkish Aid
Agencies in Somalia: Risks and Opportunities for Building Peace. Istanbul:
Safeworld and Istanbul Policy Center.
Bayer, R. dan Keymen, F. (2012). “Turkey: An Emerging Hub of Globalization and
Internationalist Humanitarian Actor?” dalam Globalizations, vol. 9, no. 1.
Davutoglu, A. (2002). “Principles of Turkish Foreign Policy and Regional Political
Structuring” dalam TEPAV-ILPI Turkey Policy Brief Series, vol. 1, no. 3.
Davutoglu, A. (2013). “Turkey’s Humanitarian Diplomacy: Objectives, Challenges,
and Prospects” dalam The Journal of Nationalism and Ethniceity, vol. 32.
Harte, J. (2012). “Turkey Shocks Africa” dalam World Policy Journal, vol. 29, no.
27.
Hasimi, C. (2014). “Turkey’s Humanitarian Diplomacy and Development
Cooperation” dalam Insight Turkey, vol. 16, no. 1.
Hausmann, J. (2014). Turkey as a Donor Country and Potential Partner in Tringular
Cooperation. Bonn: German Development Institute.
Kardas, S. (2013). Turkey’s Development Assistance Policy: How to Make Sense of
the New Guy on the Block. Washington: The German Marshall Fund of the
United State.
Menkhaus, K. (2006). “Governance Without Government in Somalia: Spoilers, State
Building, and the Politics of Coping” dalam International Security, vol. 31,
no. 3.
Murphy, T. dan Sazak, O. (2012). Turkey’s Civillian Capacity in Post Conflict
Reconstruction. Istanbul: Istanbul Policy Center.
Murphy, T. dan Woods, A. (2014). Turkey’s International Development Framework
Case Study: Somalia. Istanbul: Istanbul Policy Center.
Organization for Economic Development and Cooperation (2012). Aid Statistics:
Recipients
at
a
Glance
dalam
www.oecd.org/countries/somalia/recipientcharts.htm. Diakses pada tanggal 20
Oktober 2016 pukul 18:00 WIB.
Ozkan, M. (2014). Turkey’s Involvement in Somalia: Assesment of a State-Building in
Progress. Istanbul: SETA
Sazak, O., Wheeler, T., dan Woods, Auveen E. (2015). Turkey and Somalia: Making
Aid Work for Peace. Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy Center.
The Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) (2013). Turkish
Development Assistance 2012. Istanbul: TIKA.
The Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) (2014). Turkish
Development Assistance 2013. Istanbul: TIKA.
Warsame, H. A. (2011). “Role of International Iad and Open Trade Policies in
Rebuilding the Somali State” dalam Bildhaan: An International Journal of
Somali Studies, vol. 11, no. 10.
Wasuge, M. (2016). Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much with
Little. Mogadishu: The Heritage Institute for Policy Studies.
Yukleyen, A. dan Zulkarnian, M. (2015). “Turkey’s Foreign Policy in Somalia” dalam
Journal of Caspian Affairs, vol. 1, no. 2.
EFEKTIVITAS HUBUNGAN DIPLOMATIK
Muhammad Faiz Iqbal – 145120400111035 – PKBLN – CHI5
Turkey termasuk negara donor bilateral (humanitarian assistance) terbesar
ketiga pada tahun 2013.1 Bantuan luar negeri Turkey tidak berasal dari pemerintah
saja, NGOs juga berperan dalam bantuan luar negeri terhadap negara recipient. Salah
satu contoh negara Somalia, dimana seorang aktivis Somalia berkata “Somali people
believe that Turkey is the most important partner of Somalia. No other country is
more important”.2 Dengan demikian, peran pemerintah dan NGOs memiliki reputasi
positif dan posisi kuat untuk memastikan efektivitas hubungan diplomatik bantuan
luar negeri Turkey terhadap negara recipient Somalia.
Bantuan luar negeri Turkey memiliki karakteristik lebih memfokuskan pada
bantuan luar negeri bilateral daripada bantuan luar negeri multilateral.3 Hal ini
disebabkan bantuan luar negeri bilateral lebih efektif dan lebih cepat dalam project
pengiriman bantuan, ditambah lagi bantuan luar negeri bilateral dapat meningkatkan
kepercayaan antara para pemimpin Somalia dengan aktor-aktor turkey (state maupun
non-state). Munculnya rasa saling percaya, transparansi, dan ketergantungan kedua
belah pihak bertujuan untuk menjaga efektivitas hubungan diplomatik bantuan
luar negeri Turkey terhadap negara recipient Somalia.
Pada bulan Mei 2008, Turkey bergabung dengan African Development Bank
(ADB) untuk memperkuat perdagangan bilateral antara negara Turkey dan negaranegara anggota ADB, seperti Somalia.4 Hal ini berdampak pada peningkatan
kapasitas perdagangan bilateral antara Turkey dengan negara-negara di Afrika,
dimana pada tahun 2003 kapasitas perdagangan Turkey mencapai 5,4 miliar dollar
dan pada tahun 2008 setelah bergabung dengan ADB, kapasitas perdagangan Turkey
1 K. Achilles, O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, Turkish Aid Agencies in Somalia: Risks
and Opportunities for Building Peace (Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy Center, 2015), hlm. 5.
2 Ibid., hlm. 1.
3 T. Murphy dan O. Sazak, Turkey’s Civillian Capacity in Post Conflict Reconstruction (Istanbul:
Istanbul Policy Center, 2012), hlm. 3.
4 The Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA), Turkish Development Assistance 2012
(Istanbul: TIKA, 2013), hlm. 132.
meningkat sampai 16 miliar dollar, meskipun terjadi krisis ekonomi pada tahun
2008.5 Dengan demikian, keanggotaan Turkey di ADB selain untuk memastikan dan
menjaga hubungan diplomatik juga bertujuan untuk menciptakan jaringan global
partnership (dengan bergabung di ADB) serta mencapai kepentingan ekonomi
(dengan perdagangan bilateral di ADB).
Turkey juga merupakan negara emerging donor yang masuk dalam rezim
global development assistance.6 Oleh sebab itu, Turkey memiliki program bantuan
luar negeri TIKA (Turkish Cooperation and Coordination Agency) yang telah
mengeluarkan banyak project bantuan luar negeri ke negara recipient, dengan jumlah
sebagai berikut:7
Figure 1. Total Turkish Official Overseas Aid (2005-2013, US$ Million)
Gambar tersebut menunjukkan bahwa bantuan luar negeri Turkey dari tahun 2005
sampai 2013 terus meningkat, terutama pada tahun 2013 dengan pencapaian point
3.307. Jumlah bantuan luar negeri Turkey yang terus meningkat membuktikan
5 A. Yukleyen dan M. Zulkarnian, “Turkey’s Foreign Policy in Somalia” dalam Journal of Caspian
Affairs, vol. 1, no. 2 (2015), hlm. 98.
6 S. Kardas, Turkey’s Development Assistance Policy: How to Make Sense of the New Guy on the
Block (Washington: The German Marshall Fund of the United State, 2013), hlm. 1.
7 O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, Turkey and Somalia: Making Aid Work for Peace
(Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy Center, 2015) hlm. 3.
adanya efektivitas bantuan luar negeri Turkey sebagai negara emerging donor
terhadap negara-negara recipient.
Pemerintah Turkey mengklaim bahwa bantuan luar negeri yang diberikan
terhadap negara recipient tidak berdasarkan kepentingan politik. Seperti yang
dikatakan elite-elite Turkey (Turkish officials) “Our principle is not to interfere with
the domestic policies of certain aid recipients” dan juga klaim bahwa pemerintah
turkey tidak mengharuskan maupun memaksa negara recipient melakukan
demokratisasi untuk mendapatkan bantuan luar negeri.8 Hal ini merupakan salah
satu daya tarik bantuan luar negeri Turkey dalam
meningkatkan
efektivitas
hubungan diplomatik disetiap project pengiriman bantuan luar negeri.
Berikut adalah sepuluh negara yang menerima bantuan luar negeri turkey
(Development Assistance):9
Figure 2. Ten Largest Recipients of Turkish Development Assistance 2013 (US$ Million)
Somalia merupakan negara penerima bantuan luar negeri Turkey terbesar nomer
empat setelah Syria, Egypt, dan Kyrgyzstan. Turkey menjadi negara emerging donor
karena tergabung dalam keanggotaan G20 dan juga termasuk negara dengan
8 R. Bayer dan F. Keyman, “Turkey: An Emerging Hub of Globalization and Internationalist
Humanitarian Actor?” dalam Globalizations, vol. 9, no. 1 (2012), hlm. 84.
9 K. Achilles, O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, op.cit., hlm. 6.
perekonomian terbesar nomer 18 di dunia,10 namun seperti halnya beberapa negara
pendonor lainnya (Indonesia, dll), Turkey masih tergolong negara pendonor yang
menerima bantuan luar negeri.11
Turkey secara perlahan mulai membuka diri di ranah internasional dan aktif
dalam pembuatan kebijakan luar negeri sejak kepemimpinan presiden Turgut Ozal
(1989 - 1993).12 Tujuan utama presiden Tungut Ozal ialah menciptakan dan
memperbaiki hubungan bilateral Turkey dengan negara-negara seperti Somalia,
sehingga Turkey memiliki peran yang kuat di ranah internasional dalam menciptakan
interdependesi maupun hubungan kerjasama ekonomi.13
Perhatian kebijakan luar negeri Turkey ke Afrika dimulai pada tahun 1998,
yang dikenal dengan sebutan “Opening up to African Plan”.14 Bantuan luar negeri
Turkey lebih ditekankan bantuan asistensi pada wilayah Afrika Timur, terutama di
negara Somalia.15 Sedangkan pada tahun 2005, bantuan luar negeri Turkey lebih
dikenal dengan sebutan “Year of Africa”.16 Perhatian kebijakan luar negeri Turkey
inilah yang menjadi alasan Turkey termasuk dalam salah satu negara pendonor
terbesar di Somalia, terutama bantuan luar negeri dalam bentuk asistensi.
Somalia menjadi wilayah yang rentan konflik sejak jatuhnya rezim Siad Barre
pada tahun 1991.17 Berikut adalah sepuluh negara yang memberikan bantuan luar
negeri terhadap Somalia:18
10 A. Davutoglu, “Principles of Turkish Foreign Policy and Regional Political Structuring” dalam
TEPAV-ILPI Turkey Policy Brief Series, vol. 1, no. 3 (2002), hlm. 108.
11 J. Harte, “Turkey Shocks Africa” dalam World Policy Journal, vol. 29, no. 27. (2012), hlm. 152.
12 J. Hausmann, Turkey as a Donor Country and Potential Partner in Tringular Cooperation (Bonn:
German Development Institute, 2014), hlm. 5.
13 C. Hasimi, “Turkey’s Humanitarian Diplomacy and Development Cooperation” dalam Insight
Turkey, vol. 16, no. 1 (2014), hlm. 130.
14 M. Ozkan, Turkey’s Involvement in Somalia: Assesment of a State-Building in Progress (Istanbul:
SETA, 2014), hlm. 17.
15 M. Wasuge, Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much with Little (Mogadishu: The
Heritage Institute for Policy Studies. 2016), hlm. 4.
16 T. Murphy dan A. Woods, Turkey’s International Development Framework Case Study: Somalia
(Istanbul: Istanbul Policy Center, 2014), hlm. 3.
17 K. Achilles, O. Sazak, T. Wheeler, dan Auveen E. Woods, op.cit., hlm. 10.
18 Ibid., hlm. 12.
Figure 3. Reported Top Ten Donors of Total Official Develoment Assistance (ODA) [2011 – 2012, US$ Million]
Source: Organization for Economic Development and Cooperation, Aid Statistics: Recipients at a Glance dalam
www.oecd.org/countries/somalia/recipientcharts.htm
Turkey merupakan negara pendonor terbesar nomer empat terhadap Somalia setelah
United States (USA), European Union (EU), dan United Kingdom (UK). Terdapat
lima kunci objektif atau sasaran kebijakan luar negeri Turkey terhadap Somalia
yakni mengakhiri sanksi isolasi internasional negara Somalia, menyediakan bantuan
humanitarian kepada negara Somalia, membangun kembali infrastruktur dan
mendukung project pembangunan negara Somalia, membantu mengembalikan
keamanan negara Somalia, dan mempromosi political consensus serta membantu
perkembangan negara Somalia.19 Kelima sasaran kebijakan tersebut merupakan
tujuan bersama antara negara Turkey dengan negara Somalia dan juga target dari
kebijakan tersebut ialah wilayah Somalia. Oleh sebab itu, penting bagi negara
Somalia untuk menjaga hubungan diplomatik dengan negara Turkey, meskipun ada
beberapa kepentingan pemerintah Turkey dalam memberikan bantuan luar
negerinya di wilayah Somalia.
19 P. Akpinar, “Turkey’s Peacebuilding in Somalia: The Limits of Humanitarian Diplomacy” dalam
Turkish Studies, vol. 14, no. 4 (2014), hlm. 740.
Turkey mengklaim bahwa bantuan luar negeri versi Turkey berbeda dengan
bantuan luar negeri versi barat. Seperti halnya yang dikatakan seorang elite Turkey
“West is waiting for Somalia to be stable to invest in, but Turkey is investing in
stability”.20 Negara Turkey lebih menekankan dan memprioritaskan pada bantuan
luar negeri dalam bidang pembangunan fisik seperti infrastruktur karena tanpa adanya
pembangunan fisik, pembangunan negara tidak akan ada.21
Pada kunjungan kedua presiden Turki Receb Tayyib Endorgan ke kota
Mogadishu, Somalia pada Januari 2015, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud
memberikan tanggapan official terhadap bantuan luar negeri Turkey:
“Turkey has shown the way in developing a holistic, on-the-ground
partnership with Somalia that has supported us in growing according to a
nationally-led and owned agenda… Turkey did not hold back, waiting for
stability before it invested, instead, it invested to achieve it. Where other
international partners chose to plan their interventions from elsewhere,
Turkey put its people on the ground in Somalia to maximise the efficient use of
their human and planning resources in support of their financial resources.
Turkish aid workers delivered their aid directly to the beneficiaries, to
maximise impact”.22
Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Presiden Somalia Hassan Sheikh
Mohamud tetap menjaga hubungan baik dan apresiasi terhadap presiden Turki Receb
Tayyib Endorgan. Dengan kata lain, pemerintah Somalia masih menjaga hubungan
diplomatiknya dengan pemerintah Turkey.
Dapat disimpulkan bahwa mekanisme atau strategi Turkey sebagai negara emerging
donor sudah efektif atau berhasil dalam membentuk posisi diplomatik dengan
negara recipient Somalia di ranah internasional. Hal ini dapat dibuktikan dari
hubungan kedua negara yang saling mensupport dalam menghindari konflik atau
ketegangan yang dapat merugikan kedua belah. Dengan demikian, bantuan luar
negeri merupakan salah satu strategi yang efektif dalam membentuk posisi
20 K. Menkhaus, “Governance Without Government in Somalia: Spoilers, State Building, and the
Politics of Coping” dalam International Security, vol. 31, no. 3 (2006), hlm. 93.
21 H. A. Warsame, “Role of International Aid and Open Trade Policies in Rebuilding the Somali State”
dalam Bildhaan: An International Journal of Somali Studies, vol. 11, no. 10. (2011), hlm. 53.
22 A. Davutoglu, “Turkey’s Humanitarian Diplomacy: Objectives, Challenges, and Prospects” dalam
The Journal of Nationalism and Ethnicity, vol.32 (2013), hlm. 865.
hubungan diplomatik dalam dunia internasional. yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes yes Yes yes yes yes yes yes yes yes
yes yes yes yes
DAFTAR PUSTAKA
Akpinar, P. (2014). ”Turkey’s Peacebuilding in Somalia: The Limits of Humanitarian
Diplomacy” dalam Turkish Studies, vol. 14, no. 4.
Archilles, K., Sazak, O., Wheeler, T., dan Woods, Auveen E. (2015). Turkish Aid
Agencies in Somalia: Risks and Opportunities for Building Peace. Istanbul:
Safeworld and Istanbul Policy Center.
Bayer, R. dan Keymen, F. (2012). “Turkey: An Emerging Hub of Globalization and
Internationalist Humanitarian Actor?” dalam Globalizations, vol. 9, no. 1.
Davutoglu, A. (2002). “Principles of Turkish Foreign Policy and Regional Political
Structuring” dalam TEPAV-ILPI Turkey Policy Brief Series, vol. 1, no. 3.
Davutoglu, A. (2013). “Turkey’s Humanitarian Diplomacy: Objectives, Challenges,
and Prospects” dalam The Journal of Nationalism and Ethniceity, vol. 32.
Harte, J. (2012). “Turkey Shocks Africa” dalam World Policy Journal, vol. 29, no.
27.
Hasimi, C. (2014). “Turkey’s Humanitarian Diplomacy and Development
Cooperation” dalam Insight Turkey, vol. 16, no. 1.
Hausmann, J. (2014). Turkey as a Donor Country and Potential Partner in Tringular
Cooperation. Bonn: German Development Institute.
Kardas, S. (2013). Turkey’s Development Assistance Policy: How to Make Sense of
the New Guy on the Block. Washington: The German Marshall Fund of the
United State.
Menkhaus, K. (2006). “Governance Without Government in Somalia: Spoilers, State
Building, and the Politics of Coping” dalam International Security, vol. 31,
no. 3.
Murphy, T. dan Sazak, O. (2012). Turkey’s Civillian Capacity in Post Conflict
Reconstruction. Istanbul: Istanbul Policy Center.
Murphy, T. dan Woods, A. (2014). Turkey’s International Development Framework
Case Study: Somalia. Istanbul: Istanbul Policy Center.
Organization for Economic Development and Cooperation (2012). Aid Statistics:
Recipients
at
a
Glance
dalam
www.oecd.org/countries/somalia/recipientcharts.htm. Diakses pada tanggal 20
Oktober 2016 pukul 18:00 WIB.
Ozkan, M. (2014). Turkey’s Involvement in Somalia: Assesment of a State-Building in
Progress. Istanbul: SETA
Sazak, O., Wheeler, T., dan Woods, Auveen E. (2015). Turkey and Somalia: Making
Aid Work for Peace. Istanbul: Safeworld and Istanbul Policy Center.
The Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) (2013). Turkish
Development Assistance 2012. Istanbul: TIKA.
The Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) (2014). Turkish
Development Assistance 2013. Istanbul: TIKA.
Warsame, H. A. (2011). “Role of International Iad and Open Trade Policies in
Rebuilding the Somali State” dalam Bildhaan: An International Journal of
Somali Studies, vol. 11, no. 10.
Wasuge, M. (2016). Turkey’s Assistance Model in Somalia: Achieving Much with
Little. Mogadishu: The Heritage Institute for Policy Studies.
Yukleyen, A. dan Zulkarnian, M. (2015). “Turkey’s Foreign Policy in Somalia” dalam
Journal of Caspian Affairs, vol. 1, no. 2.