PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS UNTUK SISWA KELAS VIII MTsS DURIAN KAWAN ACEH SELATAN Ahmad Nasriadi
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI
TEOREMA PYTHAGORAS UNTUK SISWA KELAS VIII
MTsS DURIAN KAWAN ACEH SELATAN
Ahmad Nasriadi1
Abstrak
Untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik materi yang diajarkan.
Pembelajaran yang menarik minat siswa dapat menimbulkan motivasi siswa sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan
pembelajaran kontekstual, pendekatan ini merupakan suatu konsep belajar yang mampu
membantu guru mengaitkan hubungan antara pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki
oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi teorema Pythagoras. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan
pembelajaran kontekstual pada materi teorema Pythagoras di MTsS Durian Kawan.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen atau eksperimen pura-pura. Sampel
Penelitian ini adalah semua siswa Kelas VIII MTsS Durian Kawan. Instrumen yang
digunakan berupa tes serta observasi guru dan observasi siswa sebagai alat pendukung
keakuratan penelitian. Selanjutnya, hipotesis penelitian ini adalah penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 25 point pada
materi teorema Pythagoras di kelas VIII MTsS Durian Kawan. Pengujian hipotesis
menggunakan statistik uji-t, pihak kiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung > t tabel
yaitu 8,25 > 1,71 yang berarti hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 25 point pada materi teorema Pythagoras.
Kata Kunci:: Penerapan Pembelajaran Kontekstual, Teorema Pythagoras, Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
______________
1
Ahmad Nasriadi, Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 61
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
PENDAHULUAN
Dalam
rangka
mencapai
tujuan
pembelajaran, saat ini mulai bermunculan
penemuan
atau
pembelajaran.
dilakukan
pengembangan
Penelitian
untuk
pembelajaran
yang
berhubungan
dengan
materi
teorema
Pythagoras tersebut masih belum memuaskan.
strategi
Jadi, salah satu cara untuk mengatasi
telah
banyak
masalah
menemukan
strategi
pembelajaran teorema pythagoras tersebut
tepat.
Masing-masing
adalah
yang
dialami
dengan
siswa
menerapkan
dalam
pendekatan
strategi memiliki ciri khas dan keunggulan.
pembelajaran kontekstual. Dalam kaitannya
Strategi pembelajaran yang saat ini sedang
dengan
berkembang adalah
pembelajaran
pendekatan kontekstual dapat terjadi pada saat
pendekatan
siswa mendapatkan kesempataan menemukan
dengan
strategi
menggunakan
pembelajaran kontekstual.
teorema
Pythagoras
penerapan
makna dari teorema Pythagoras melalui model
Pendekatan kontekstual merupakan
yang mereka rancang sendiri. Sehingga siswa
pendekatan yang dikembangkan dengan tujuan
akan lebih aktif, karena mereka mengalami
agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
sendiri
bermakna, tanpa harus mengubah kurikulum
Pythagoras tersebut, bukan transfer rumus
dan tatanan yang ada. Ketika siswa diajak
belaka dari guru kepada siswa.
bekerja dan mengalami langsung apa yang
penemuan
Jhonson
dari
(dalam
makna
teorema
Rahmah
Johar)
sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih
mengemukakan tujuh komponen pembelajaran
banyak indra daripada hanya mendengarkan
kontekstual. Berikut uraian ringkasnya.
orang lain/ guru menjelaskan, sehingga siswa
a. Kontruktivisme (Contructivism)
akan mudah memahami konsep suatu materi
dan
nantinya
menggunakan
diharapkan
daya
siswa
nalarnya
Konstruktivisme merupakan landasan
dapat
berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual,
untuk
yaitu bahwa pengetahuan manusia dibangun
menyelesaikan masalah-masalah yang ada
Selanjutnya, dalam pembelajaran di
secara
bertahap,
Pengetahuan
sedikit
bukanlah
demi
sedikit.
seperangkat
fakta,
sekolah salah satu cabang matematika yang
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil
diajarkan pada siswa kelas VIII MTsS Durian
dan di ingat. Manusia harus mengkonstruksi
Kawan
pengetahuan itu dan memberi makna melalui
adalah
geometri.
Ada
beberapa
teorema yang mendasar dalam ilmu geometri.
pengalaman
Salah satunya adalah Teorema Pythagoras.
pembelajaran harus dikemas menjadi ‘proses
Meskipun teorema Pythagoras telah diajarkan
mengkonstruksi’
dengan baik, namun dari hasil wawancara
pengetahuan’.
penulis terhadap guru MTsS Durian Kawan,
teorema Pythagoras, konstruktivis diantaranya
kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa
muncul ketika siswa membuat sendiri model
masih banyak siswa yang belum menguasi
Pythagoras,
nyata.
Dengan
bukan
Dalam
kemudian
dasar
ini,
‘menerima
kaitannya
menghitung
dengan
luas
materi teorema Pythagoras. Sehingga prestasi
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 62
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
persegi pada sisi-sisi segitiga siku-siku sampai
dengan siswa, antara guru dengan siswa,
menemukan teorema Pythagoras.
antara siswa dan orang lain yang didatangkan
b. Menemukan (Inquiry)
ke dalam kelas atau orang lain di luar kelas.
Menemukan
merupakan bagian inti
Sehingga aktivitas bertanya ditemukan ketika
dari pembelajaran kontekstual. Pengetahuan
siswa berdiskusi, ketika menemui kesulitan,
dan
ketika menemui kegiatan berbasis inquiry, dan
keterampilan
yang
diperoleh
siswa
diharapkan bukan hasil mengingat sejumlah
sebagainya.
fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
d.
Masyarakat
Siklus inquiry terdiri dari kegiatan mengamati,
bertanya,
menyelidiki,
menganalisis,
belajar
(Learning
Community)
Konsep
dan
‘masyarakat
belajar’
merumuskan teori (membuat kesimpulan),
menyarankan
baik secara individu maupun bersama-sama
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
dengan teman lainnya. Dalam kaitannya
Dalam kelas, guru disarankan melaksanakan
dengan teorema Pythagoras inquiry muncul
pembelajaran dalam kelompok belajar. Siswa
ketika siswa menemukan hubungan antara luas
dibagi dalam kelompok yang anggotanya
persegi pada hipotenusa dengan jumlah luas
heterogen. Sehingga yang pandai mengajari
persegi
yang
pada
sisi-sisi
siku-siku
yang
selanjutnya merupakan Teorema Pythagoras
c. Bertanya (Questioning)
Bertanya
strategi
utama
kontekstual.
pendekatan
Bertanya
lemah,
merupakan
yang
tahu
pembelajaran
memberi
tahu
segera
memberi
usulan
dan
seterusnya.
pembelajaran
dalam
hasil
temannya yang belum tahu, yang mempunyai
gagasan
(Questioning)
agar
e. Pemodelan (Modelling)
kegiatan
Pemodelan
dalam
pembelajaran
pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru
maksudnya keterampilan atau pengetahuan
untuk mendorong, membimbing, dan menilai
tertentu yang bisa ditiru. Modeling kaitannya
kemampuan berpikir siswa. Dalam kegiatan
dengan
pembelajaran,
guru memanfaatkan alat peraga atau benda-
kegiatan
bertanya
berguna
untuk:
teorema Pythagoras, muncul ketika
benda lain yang dijumpai dalam kehidupan
1) Menggali informasi, baik administratif
maupun akademis,
sehari-hari di sekitar lingkungan tempat belajar
misalnya ruang kelas sebagai balok, tempat
2) Mengecek pemahaman siswa,
kapur sebagai kubus, ubin lantai sebagai
3) Membangkitkan respon kepada siswa,
persegi
4) Mengetahui
menentukan panjang diagonal benda-benda
sejauh
mana
keingintahuan siswa,
5) Mengetahui
hal-hal
dapat
digunakan
untuk
tersebut, yang selanjutnya dapat ditulis dalam
yang
sudah
model untuk media pembelajaran matematika.
diketahui siswa,
f. Refleksi (Reflection)
Hampir pada semua aktifitas belajar,
“bertanya” dapat diterapkan: antara siswa
ISSN 2355-0074
yang
Refleksi adalah cara berpikir tentang
apa
yang
baru
dipelajari
atau
berpikir
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 63
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
kebelakang tentang apa-apa yang dilakukan.
c. Untuk mengetahui aktivitas siswa
Misalkan ketika pembelajaran berakhir, siswa
pada saat dilakukan pembelajaran
merenung
dengan
“kalau
begitu
cara
saya
pendekatan pembelajaran
menyelesaikan soal ini tidak tepat, dengan cara
kontekstual
yang baru jawaban saya lebih masuk akal”.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan
refleksi
pembelajaran
Sampel penelitian ini adalah siswa
adalah guru menyisakan waktu sejenak agar
kelas VIII MTsS Durian Kawan sebanyak 26
siswa melakukan refleksi dalam bentuk:
siswa. Jenis penelitian eksperimen yang
1) Pernyataan
dalam
langsung
tentang
penulis maksud adalah quasi eksperimen
dan
cara
dengan model one group pre-test - post-test
pengetahuan
memperolehnya pada hari itu.
2) Catatan atau jurnal di selembar
desain pre-test and post test group, observasi
kertas yang dikoleksi dalam suatu
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
portofolio.
eksperimen
3) Diskusi tentang pengetahuan yang
diperoleh pada hari itu.
dan
sesudah
eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen
µ 1 disebut pre-test, dan observasi sesudah
4) Kesan dan saran siswa mengenai
eksperimen µ 2 disebut post-test”.
pembelajaran hari itu.
g.
Suharsimi menyatakan: “di dalam
design.
Data dalam penelitian ini diperoleh
Penilaian yang sebenarnya (Authentic
dengan memberikan tes dalam bentuk pre-tes
dan
Assessment)
Asesmen adalah proses pengumpulan
pos-tes,
serta
dengan
melakukan
observasi terhadap kemampuan guru dalam
berbagai data yang bisa memberikan gambaran
mengelola
mengenai perkembangan belajar siswa. Karena
terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran
gambaran tentang kemajuan itu di perlukan di
berlangsung.
pembelajaran
dan
observasi
sepanjang proses pembelajaran, maka asesmen
Tahap analisis data merupakan tahap
tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran,
yang paling penting dalam suatu penelitian,
tetapi dilakukan terintegrasi dalam proses
karena pada tahap ini hasil penelitian dapat
pembelajaran.
dirumuskan. Setelah semua data terkumpul
Tujuan penelitian ini adalah:
maka untuk mendeskripsikan data penelitian
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar
matematika
siswa
melalui
pendekatan pembelajaran kontekstual
pada materi teorema pythagoras
b. Untuk mengetahui kemampuan guru
dalam
melalui
mengelola
penerapan
pembelajaran kontekstual
ISSN 2355-0074
dilakukan analisis sebagai berikut.
1. Analisis Data Hasil Belajar
Data yang diperoleh dari hasil tes
dianalisis
dengan
menggunakan
analisis
inferensial. Analisis ini dilakukan untuk
pembelajaran
mengetahui apakah ada peningkatan terhadap
pendekatan
hasil belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual. Analisis
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 64
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
ini dilakukan dengan membandingkan pre-tes
Untuk statistik uji-t di atas menggunakan taraf
dengan post-tes untuk melihat ada tidaknya
signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah
peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
tolak H 0 jika t < t (1-α) dan terima H0 dalam hal
Untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan, digunakan statistik uji-t. adapun
lainnya.
2. Data Observasi Aktivitas Siswa
Data hasil pengamatan aktivitas siswa
rumusan hipotesis yang akan diuji adalah
dianalisis dengan menggunakan persentase.
melalui uji pihak kiri sebagai berikut:
H0:
= 25 ;Penerapan pendekatan
pembelajaran
yang digunakan untuk melakukan setiap
aktivitas sesuai dengan waktu yang termuat
kontekstual
dapat
dalam RPP dengan batas toleransi 5%.
meningkatkan
hasil
3. Data
Kemampuan
belajar siswa sebesar
Pembelajaran
25 point pada materi
Data
tentang
Guru
Mengelola
kemampuan
guru
teorema Pythagoras di
mengelola pembelajaran dianalisa dengan
kelas
menggunakan statistik deskriptif dengan skor
VIII
MTsS
Durian Kawan.
Ha :
Aktivitas siswa dikatakan aktif jika waktu
< 25 ;
rata-rata. Adapun deskripsi skor rata-rata
Peningkatan hasil
tingkat kemampuan guru adalah:
belajar siswa kurang
4. 1,00 ≤ TKG < 1,50 tidak baik
dari 25 point dengan
5. 1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik
penerapan pendekatan
6. 2,50 ≤ TKG < 3,50 cukup baik
pembelajaran
7. 3,50 ≤ TKG < 4,50 baik
kontekstual
materi
pada
teorema
Pythagoras di kelas
VIII
MTsS
Durian
8. 4,50 ≤ TKG < 5,00 sangat baik.
Keterangan:
TKG = Tingkat Kemampuan
Guru.
Kemampuan guru dikatakan
Kawan.
efektif jika skor dari setiap
Peningkatan sebesar 25 point tersebut
aspek yang
di atas didasarkan pada selisih antara KKM
pada kategori baik atau sangat
dan rata-rata dari nilai pre-test yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian ini
dilaksanakan.
dinilai berada
baik.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Adapun rumus uji-t yang digunakan
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsS
adalah:
t=
Durian Kawan
pada tanggal 25 September
sampai dengan 01 Desember 2010. Penerapan
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 65
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
pendekatan pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran. Kemudian peneliti mengadakan
penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa
tanya jawab tentang pengkuadratan suatu
tahap,
bilangan dan pengertian segitiga siku-siku.
yaitu:
tahap
persiapan,
tahap
pelaksanaan kegiatan, dan tahap evaluasi hasil
Kemudian
belajar.
dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 6-7
1. Tahap Persiapan
Pada
peneliti membagikan siswa ke
serta membagikan LKS I, masalah yang
tahap
ini,
peneliti
diajukan dalam LKS I adalah masalah yang
mempersiapkan instrumen penelitian yang
berhubungan
terdiri dari perangkat pembelajaran, dan
teorema pythagoras dan menyatakannya dalam
instrumen
bentuk rumus. selanjutnya guru meminta siswa
pengumpulan
pembelajaran
yang
data.
Perangkat
dipersiapkan
dengan
penemuan
konsep
adalah
untuk bekerja kelompok dan menyelesaikan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
masalah menurut cara mereka masing-masing.
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan media
Kemudian
pembelajaran. Instrumen pengumpulan data
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
yang dipersiapkan adalah lembaran tes awal
dan membandingkan hasil kerja mereka
dan tes akhir, dan lembar observasi. Pada
dengan kelompok lain. Setelah itu diakhir
tahap ini peneliti juga melakukan observasi
pertemuan guru bersama siswa membuat
langsung ke sekolah untuk melihat situasi dan
rangkuman tentang konsep dalam menemukan
kondisi sekolah serta konsultasi dengan guru
teorema pythagoras dan menyatakannya dalam
bidang studi matematika tentang siswa yang
bentuk rumus.
akan diteliti.
siswa
diminta
untuk
b. Pertemuan Kedua
2. Tahap Pelaksanaan Proses
Pertemuan kedua dilaksanakan pada
Proses pembelajaran sebanyak tiga
hari Sabtu tanggal 27 November 2010. Proses
kali pertemuan, masing-masing pertemuan
pembelajaran pada pertemuan kedua ini
2x40 menit. Peneliti bertindak sebagai guru
berpedoman pada RPP II. Pada pertemuan ini
dalam proses pembelajaran.
guru membagikan LKS II, masalah yang
Uraian berikut menjelaskan tentang
proses
pembelajaran
selama
penelitian
berlangsung.
diajukan dalam LKS II adalah masalah yang
berhubungan dengan cara menentukan panjang
sisi segitiga siku-siku jika sisi yang lain
a. Pertemuan Pertama
diketahui. Kemudian guru meminta siswa
Pertemuan pertama dilaksanakan pada
untuk bekerja kelompok dan menyelesaikan
hari Rabu tanggal 24 November 2010.
masalah menurut cara mereka masing-masing.
Pertemuan pertama ini berpedoman pada RPP
selanjutnya
I. Sebelum memulai proses pembelajaran guru
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
menginformasikan
pendekatan
dan membandingkan hasil kerja mereka
langkah-
dengan kelompok lain. Setelah itu diakhir
langkah yang akan dilaksanakan dalam proses
pertemuan guru bersama siswa membuat
pembelajaran
ISSN 2355-0074
tentang
kontekstu
beserta
siswa
diminta
untuk
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 66
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
rangkuman tentang cara menentukan panjang
Berdasarkan hasil pengolahan dan
sisi segitiga siku-siku jika sisi yang lain
analisis data yang telah dilakukan, diperoleh
diketahui, serta memberikan tugas berupa PR
data nilai pre-test siswa ( =35,80), standar
kepada siswa.
deviasi (S2 = 538,78), dan simpangan baku (S
c. Pertemuan Ketiga
= 23, 21). Jika dilihat dari harga rata-rata yang
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada
diperoleh siswa tersebut, maka nilai rata-rata
hari senin tanggal 29 November 2010. Pada
siswa masih berada di bawah nilai kreteria
pertemuan
ketiga
ketuntasan minimal (KKM) di MTsS Durian
berpedoman
pada
ini
RPP
pembelajaran
III.
Pada
awal
Kawan yaitu 60. Jadi untuk mencapai KKM
pertemuan guru membahas PR yang dianggap
tersebut dibutuhkan peningkatan berdasarkan
sulit oleh siswa dan mengingatkan kembali
selisih nilai KKM dan rata-rata pre-test, yaitu
tentang jenis-jenis segitiga kepada siswa
sebesar 25 point. Namun demikian untuk lebih
melalui tanya jawab. Setelah itu membagikan
jelas perlu diadakan pengujian hipotesis
LKS III. Masalah yang dibahas dalam LKS III
dengan
adalah tentang menentukan jenis segitiga jika
student atau uji satu pihak.
diketahui panjang sisi-sisinya. Selanjutnya
Selanjutnya
menggunakan
statistik
dengan
distribusi
menggunakan
guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
statistik uji-t pada taraf signifikan (α = 0,05)
kelompok
dan derajat kebebasan dk = 25, diperoleh t hitung
masing-masing.
Kemudian
mempresentasikan hasil diskusi mereka dan
>t
kelompok lain menanggapinya. Di akhir
yang
pertemuan guru bersama siswa membuat
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
rangkuman menentukan jenis segitiga jika
hasil belajar siswa sebesar 25 point pada
diketahui panjang sisi-sisinya.
materi teorema Pythagoras di kelas VIII MTsS
tabel,
maka H0 diterima, sehingga hipotesis
berbunyi
“Penerapan
pendekatan
Durian Kawan” diterima kebenarannya.
3. Tes Hasil Belajar
Tahap evaluasi hasil belajar dilakukan
2.
Analisis
Hasil
Pengamatan
setelah mengajarkan kontekstual pada materi
Kemampuan
teorema pythagoras selama 3 kali pertemuan
Pembelajaran
pada siswa kelas VII MTsS Durian kawan.
Guru yang mengelola pembelajaran
Guru
Mengelola
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
dengan
berupa pos-tes yang terdiri 4 soal essay. Post-
pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini
test ini dilaksanakan padatanggal hari Rabu,
adalah penulis sendiri dan yang menjadi
tanggal 01 Desember 2010. Setelah siswa
pengamat adalah Ibu Arwanisyah, BA. salah
selesai mengerjakan soal, guru membahas
seorang
soal-soal post-test.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
B. Analisis
Hasil
Penelitian
Pembahasan
1. Analisis Hasil Belajar Siswa
ISSN 2355-0074
dan
menggunakan
guru
MTsS
pendekatan
Durian
Kawan.
oleh pengamat seperti yang disajikan dalam
Tabel 4.3 Terlihat bahwa kemampuan guru
dalam
mengelola
pembelajaran
dengan
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 67
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
pemecahan masalalah pada soal-soal latihan
kontekstual pada setiap pertemuan adalah baik
yang
yaitu pada RPP I (4,07), RPP II (4,07) dan
kontekstual
RPP III (4,15). Karena dalam setiap aspek
siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan
yang diamati rata-ratanya adalah berkisar dari
bahwa pembelajaran dengan menggunakan
4 sampai 5, berarti pembelajaran yang
pendekatan pembelajaran kontekstual dalam
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
menyelesaikan masalah pada materi teorema
pembelajaran kontekstual tersebut telah sesuai
pythagoras dapat mengaktifkan siswa sehingga
dengan apa yang diharapkan.
siswa bisa
3.
berkarakteristik
pembelajaran
paling mendominasi
memecahkan
mandiri
Siswa selama Pembelajaran dengan
dilanjutkan dengan diskusi kelas.
Menggunakan
SIMPULAN DAN SARAN
hasil
kelompok
dan
Berdasarkan analisis data pada bab
Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan
diskusi
masalah secara
Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas
Pendekatan
melalui
aktivitas
pengamatan
sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan
aktivitas siswa selama pembelajaran yang
sebagai berikut :
dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu
1. Pendekatan pembelajaran kontekstual
Faizin A.Ma, diketahui bahwa aktivitas siswa
dapat
selama pembelajaran adalah efektif. Hal ini
matematika siswa kelas VIII MTsS Durian
sesuai dengan persentase waktu ideal yang
Kawan dalam materi teorema Pythagoras.
ditetapkan pada setiap aspek pengamatan
meningkatkan
2. Kemampuan
guru
hasil
dalam
belajar
proses
aktivitas siswa yang berada dalam batas
pembelajaran
toleransi 5%. Pada setiap aspek pengamatan
pendekatan pembelajaran kontekstual
aktivitas siswa terlihat kategori menyelesaikan
dapat dikategorikan baik
masalah/menemukan
masalah
di
LKS
cara
atau
pembelajaran kontekstual
penyelesaian
lembar
tugas
dan menyajikan
temuan, menanggapi jawaban kelompok/siswa
lain,
dan
keaktifan
dalam
dengan
menggunakan
3. Aktivitas siswa selama proses kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual
termasuk kategori baik.
mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dalam
diskusi kelompok atau diskusi kelas, serta
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 68
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
Daftar Pustaka
Agustina dwi Saputri, “Penerapan Pembelajaran Matematika Kontekstual pada Materi
Teorema
Phytagoras untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas
Siswa
Mts
Al
Asror
Semarang”,(online), diakses dari http://digilib.unnes.ac.id
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: Reneka
Cipta, 2006.
Basarul Mukmin, Abd., Pendekatan Contextual Learning dalam Pembelajaran Pemurnian Air pada
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Banda Aceh:
Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry,
2008.
Lasmi, Outline Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika, Banda Aceh:
Tarbiyah, 2008.
Fakultas
Martinis Yamin dan Bansu I Ansari, Taktik Mengenbangkan Kemampuan Individual
Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Siswa,
Masykur, Moch., dan Abdullah Halim Fattani, Matematical Intelegensi, Cara Cerdas Melatih Otak
dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
Muhammad Faisal, et.al., Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Raniry, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2009.
IAIN
Mukhlis, Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di
Kelas
SMP Negeri Pailangga. Tesis Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2005.
ArVII
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2007.
Nurhidayati, Penerapan Pendekatan Problem Posing pada Pokok Bahasan Teorema
Banda aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2007.
Pythagoras,
Poerwadarminta,W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Rahmah Johar, et. al.., Bahan Ajar Starategi Belajar Mengajar, Banda Aceh:
Pendidikan UNSYIAH, 2006.
Fakultas dan Ilmu
Syamsul Junaidi dan Eko Siswono, Matematika SMP untuk Kelas VIII, Jakarta: Esis,
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1998.
2004.
Wahyudin Djumanta, Mari Memahami Konsep Matematika untuk Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2005.
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 69
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI
TEOREMA PYTHAGORAS UNTUK SISWA KELAS VIII
MTsS DURIAN KAWAN ACEH SELATAN
Ahmad Nasriadi1
Abstrak
Untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik materi yang diajarkan.
Pembelajaran yang menarik minat siswa dapat menimbulkan motivasi siswa sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan
pembelajaran kontekstual, pendekatan ini merupakan suatu konsep belajar yang mampu
membantu guru mengaitkan hubungan antara pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki
oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi teorema Pythagoras. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan
pembelajaran kontekstual pada materi teorema Pythagoras di MTsS Durian Kawan.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen atau eksperimen pura-pura. Sampel
Penelitian ini adalah semua siswa Kelas VIII MTsS Durian Kawan. Instrumen yang
digunakan berupa tes serta observasi guru dan observasi siswa sebagai alat pendukung
keakuratan penelitian. Selanjutnya, hipotesis penelitian ini adalah penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 25 point pada
materi teorema Pythagoras di kelas VIII MTsS Durian Kawan. Pengujian hipotesis
menggunakan statistik uji-t, pihak kiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung > t tabel
yaitu 8,25 > 1,71 yang berarti hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 25 point pada materi teorema Pythagoras.
Kata Kunci:: Penerapan Pembelajaran Kontekstual, Teorema Pythagoras, Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
______________
1
Ahmad Nasriadi, Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 61
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
PENDAHULUAN
Dalam
rangka
mencapai
tujuan
pembelajaran, saat ini mulai bermunculan
penemuan
atau
pembelajaran.
dilakukan
pengembangan
Penelitian
untuk
pembelajaran
yang
berhubungan
dengan
materi
teorema
Pythagoras tersebut masih belum memuaskan.
strategi
Jadi, salah satu cara untuk mengatasi
telah
banyak
masalah
menemukan
strategi
pembelajaran teorema pythagoras tersebut
tepat.
Masing-masing
adalah
yang
dialami
dengan
siswa
menerapkan
dalam
pendekatan
strategi memiliki ciri khas dan keunggulan.
pembelajaran kontekstual. Dalam kaitannya
Strategi pembelajaran yang saat ini sedang
dengan
berkembang adalah
pembelajaran
pendekatan kontekstual dapat terjadi pada saat
pendekatan
siswa mendapatkan kesempataan menemukan
dengan
strategi
menggunakan
pembelajaran kontekstual.
teorema
Pythagoras
penerapan
makna dari teorema Pythagoras melalui model
Pendekatan kontekstual merupakan
yang mereka rancang sendiri. Sehingga siswa
pendekatan yang dikembangkan dengan tujuan
akan lebih aktif, karena mereka mengalami
agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
sendiri
bermakna, tanpa harus mengubah kurikulum
Pythagoras tersebut, bukan transfer rumus
dan tatanan yang ada. Ketika siswa diajak
belaka dari guru kepada siswa.
bekerja dan mengalami langsung apa yang
penemuan
Jhonson
dari
(dalam
makna
teorema
Rahmah
Johar)
sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih
mengemukakan tujuh komponen pembelajaran
banyak indra daripada hanya mendengarkan
kontekstual. Berikut uraian ringkasnya.
orang lain/ guru menjelaskan, sehingga siswa
a. Kontruktivisme (Contructivism)
akan mudah memahami konsep suatu materi
dan
nantinya
menggunakan
diharapkan
daya
siswa
nalarnya
Konstruktivisme merupakan landasan
dapat
berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual,
untuk
yaitu bahwa pengetahuan manusia dibangun
menyelesaikan masalah-masalah yang ada
Selanjutnya, dalam pembelajaran di
secara
bertahap,
Pengetahuan
sedikit
bukanlah
demi
sedikit.
seperangkat
fakta,
sekolah salah satu cabang matematika yang
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil
diajarkan pada siswa kelas VIII MTsS Durian
dan di ingat. Manusia harus mengkonstruksi
Kawan
pengetahuan itu dan memberi makna melalui
adalah
geometri.
Ada
beberapa
teorema yang mendasar dalam ilmu geometri.
pengalaman
Salah satunya adalah Teorema Pythagoras.
pembelajaran harus dikemas menjadi ‘proses
Meskipun teorema Pythagoras telah diajarkan
mengkonstruksi’
dengan baik, namun dari hasil wawancara
pengetahuan’.
penulis terhadap guru MTsS Durian Kawan,
teorema Pythagoras, konstruktivis diantaranya
kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa
muncul ketika siswa membuat sendiri model
masih banyak siswa yang belum menguasi
Pythagoras,
nyata.
Dengan
bukan
Dalam
kemudian
dasar
ini,
‘menerima
kaitannya
menghitung
dengan
luas
materi teorema Pythagoras. Sehingga prestasi
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 62
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
persegi pada sisi-sisi segitiga siku-siku sampai
dengan siswa, antara guru dengan siswa,
menemukan teorema Pythagoras.
antara siswa dan orang lain yang didatangkan
b. Menemukan (Inquiry)
ke dalam kelas atau orang lain di luar kelas.
Menemukan
merupakan bagian inti
Sehingga aktivitas bertanya ditemukan ketika
dari pembelajaran kontekstual. Pengetahuan
siswa berdiskusi, ketika menemui kesulitan,
dan
ketika menemui kegiatan berbasis inquiry, dan
keterampilan
yang
diperoleh
siswa
diharapkan bukan hasil mengingat sejumlah
sebagainya.
fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
d.
Masyarakat
Siklus inquiry terdiri dari kegiatan mengamati,
bertanya,
menyelidiki,
menganalisis,
belajar
(Learning
Community)
Konsep
dan
‘masyarakat
belajar’
merumuskan teori (membuat kesimpulan),
menyarankan
baik secara individu maupun bersama-sama
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
dengan teman lainnya. Dalam kaitannya
Dalam kelas, guru disarankan melaksanakan
dengan teorema Pythagoras inquiry muncul
pembelajaran dalam kelompok belajar. Siswa
ketika siswa menemukan hubungan antara luas
dibagi dalam kelompok yang anggotanya
persegi pada hipotenusa dengan jumlah luas
heterogen. Sehingga yang pandai mengajari
persegi
yang
pada
sisi-sisi
siku-siku
yang
selanjutnya merupakan Teorema Pythagoras
c. Bertanya (Questioning)
Bertanya
strategi
utama
kontekstual.
pendekatan
Bertanya
lemah,
merupakan
yang
tahu
pembelajaran
memberi
tahu
segera
memberi
usulan
dan
seterusnya.
pembelajaran
dalam
hasil
temannya yang belum tahu, yang mempunyai
gagasan
(Questioning)
agar
e. Pemodelan (Modelling)
kegiatan
Pemodelan
dalam
pembelajaran
pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru
maksudnya keterampilan atau pengetahuan
untuk mendorong, membimbing, dan menilai
tertentu yang bisa ditiru. Modeling kaitannya
kemampuan berpikir siswa. Dalam kegiatan
dengan
pembelajaran,
guru memanfaatkan alat peraga atau benda-
kegiatan
bertanya
berguna
untuk:
teorema Pythagoras, muncul ketika
benda lain yang dijumpai dalam kehidupan
1) Menggali informasi, baik administratif
maupun akademis,
sehari-hari di sekitar lingkungan tempat belajar
misalnya ruang kelas sebagai balok, tempat
2) Mengecek pemahaman siswa,
kapur sebagai kubus, ubin lantai sebagai
3) Membangkitkan respon kepada siswa,
persegi
4) Mengetahui
menentukan panjang diagonal benda-benda
sejauh
mana
keingintahuan siswa,
5) Mengetahui
hal-hal
dapat
digunakan
untuk
tersebut, yang selanjutnya dapat ditulis dalam
yang
sudah
model untuk media pembelajaran matematika.
diketahui siswa,
f. Refleksi (Reflection)
Hampir pada semua aktifitas belajar,
“bertanya” dapat diterapkan: antara siswa
ISSN 2355-0074
yang
Refleksi adalah cara berpikir tentang
apa
yang
baru
dipelajari
atau
berpikir
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 63
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
kebelakang tentang apa-apa yang dilakukan.
c. Untuk mengetahui aktivitas siswa
Misalkan ketika pembelajaran berakhir, siswa
pada saat dilakukan pembelajaran
merenung
dengan
“kalau
begitu
cara
saya
pendekatan pembelajaran
menyelesaikan soal ini tidak tepat, dengan cara
kontekstual
yang baru jawaban saya lebih masuk akal”.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan
refleksi
pembelajaran
Sampel penelitian ini adalah siswa
adalah guru menyisakan waktu sejenak agar
kelas VIII MTsS Durian Kawan sebanyak 26
siswa melakukan refleksi dalam bentuk:
siswa. Jenis penelitian eksperimen yang
1) Pernyataan
dalam
langsung
tentang
penulis maksud adalah quasi eksperimen
dan
cara
dengan model one group pre-test - post-test
pengetahuan
memperolehnya pada hari itu.
2) Catatan atau jurnal di selembar
desain pre-test and post test group, observasi
kertas yang dikoleksi dalam suatu
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
portofolio.
eksperimen
3) Diskusi tentang pengetahuan yang
diperoleh pada hari itu.
dan
sesudah
eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen
µ 1 disebut pre-test, dan observasi sesudah
4) Kesan dan saran siswa mengenai
eksperimen µ 2 disebut post-test”.
pembelajaran hari itu.
g.
Suharsimi menyatakan: “di dalam
design.
Data dalam penelitian ini diperoleh
Penilaian yang sebenarnya (Authentic
dengan memberikan tes dalam bentuk pre-tes
dan
Assessment)
Asesmen adalah proses pengumpulan
pos-tes,
serta
dengan
melakukan
observasi terhadap kemampuan guru dalam
berbagai data yang bisa memberikan gambaran
mengelola
mengenai perkembangan belajar siswa. Karena
terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran
gambaran tentang kemajuan itu di perlukan di
berlangsung.
pembelajaran
dan
observasi
sepanjang proses pembelajaran, maka asesmen
Tahap analisis data merupakan tahap
tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran,
yang paling penting dalam suatu penelitian,
tetapi dilakukan terintegrasi dalam proses
karena pada tahap ini hasil penelitian dapat
pembelajaran.
dirumuskan. Setelah semua data terkumpul
Tujuan penelitian ini adalah:
maka untuk mendeskripsikan data penelitian
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar
matematika
siswa
melalui
pendekatan pembelajaran kontekstual
pada materi teorema pythagoras
b. Untuk mengetahui kemampuan guru
dalam
melalui
mengelola
penerapan
pembelajaran kontekstual
ISSN 2355-0074
dilakukan analisis sebagai berikut.
1. Analisis Data Hasil Belajar
Data yang diperoleh dari hasil tes
dianalisis
dengan
menggunakan
analisis
inferensial. Analisis ini dilakukan untuk
pembelajaran
mengetahui apakah ada peningkatan terhadap
pendekatan
hasil belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual. Analisis
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 64
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
ini dilakukan dengan membandingkan pre-tes
Untuk statistik uji-t di atas menggunakan taraf
dengan post-tes untuk melihat ada tidaknya
signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah
peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
tolak H 0 jika t < t (1-α) dan terima H0 dalam hal
Untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan, digunakan statistik uji-t. adapun
lainnya.
2. Data Observasi Aktivitas Siswa
Data hasil pengamatan aktivitas siswa
rumusan hipotesis yang akan diuji adalah
dianalisis dengan menggunakan persentase.
melalui uji pihak kiri sebagai berikut:
H0:
= 25 ;Penerapan pendekatan
pembelajaran
yang digunakan untuk melakukan setiap
aktivitas sesuai dengan waktu yang termuat
kontekstual
dapat
dalam RPP dengan batas toleransi 5%.
meningkatkan
hasil
3. Data
Kemampuan
belajar siswa sebesar
Pembelajaran
25 point pada materi
Data
tentang
Guru
Mengelola
kemampuan
guru
teorema Pythagoras di
mengelola pembelajaran dianalisa dengan
kelas
menggunakan statistik deskriptif dengan skor
VIII
MTsS
Durian Kawan.
Ha :
Aktivitas siswa dikatakan aktif jika waktu
< 25 ;
rata-rata. Adapun deskripsi skor rata-rata
Peningkatan hasil
tingkat kemampuan guru adalah:
belajar siswa kurang
4. 1,00 ≤ TKG < 1,50 tidak baik
dari 25 point dengan
5. 1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik
penerapan pendekatan
6. 2,50 ≤ TKG < 3,50 cukup baik
pembelajaran
7. 3,50 ≤ TKG < 4,50 baik
kontekstual
materi
pada
teorema
Pythagoras di kelas
VIII
MTsS
Durian
8. 4,50 ≤ TKG < 5,00 sangat baik.
Keterangan:
TKG = Tingkat Kemampuan
Guru.
Kemampuan guru dikatakan
Kawan.
efektif jika skor dari setiap
Peningkatan sebesar 25 point tersebut
aspek yang
di atas didasarkan pada selisih antara KKM
pada kategori baik atau sangat
dan rata-rata dari nilai pre-test yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian ini
dilaksanakan.
dinilai berada
baik.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Adapun rumus uji-t yang digunakan
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsS
adalah:
t=
Durian Kawan
pada tanggal 25 September
sampai dengan 01 Desember 2010. Penerapan
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 65
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
pendekatan pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran. Kemudian peneliti mengadakan
penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa
tanya jawab tentang pengkuadratan suatu
tahap,
bilangan dan pengertian segitiga siku-siku.
yaitu:
tahap
persiapan,
tahap
pelaksanaan kegiatan, dan tahap evaluasi hasil
Kemudian
belajar.
dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 6-7
1. Tahap Persiapan
Pada
peneliti membagikan siswa ke
serta membagikan LKS I, masalah yang
tahap
ini,
peneliti
diajukan dalam LKS I adalah masalah yang
mempersiapkan instrumen penelitian yang
berhubungan
terdiri dari perangkat pembelajaran, dan
teorema pythagoras dan menyatakannya dalam
instrumen
bentuk rumus. selanjutnya guru meminta siswa
pengumpulan
pembelajaran
yang
data.
Perangkat
dipersiapkan
dengan
penemuan
konsep
adalah
untuk bekerja kelompok dan menyelesaikan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
masalah menurut cara mereka masing-masing.
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan media
Kemudian
pembelajaran. Instrumen pengumpulan data
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
yang dipersiapkan adalah lembaran tes awal
dan membandingkan hasil kerja mereka
dan tes akhir, dan lembar observasi. Pada
dengan kelompok lain. Setelah itu diakhir
tahap ini peneliti juga melakukan observasi
pertemuan guru bersama siswa membuat
langsung ke sekolah untuk melihat situasi dan
rangkuman tentang konsep dalam menemukan
kondisi sekolah serta konsultasi dengan guru
teorema pythagoras dan menyatakannya dalam
bidang studi matematika tentang siswa yang
bentuk rumus.
akan diteliti.
siswa
diminta
untuk
b. Pertemuan Kedua
2. Tahap Pelaksanaan Proses
Pertemuan kedua dilaksanakan pada
Proses pembelajaran sebanyak tiga
hari Sabtu tanggal 27 November 2010. Proses
kali pertemuan, masing-masing pertemuan
pembelajaran pada pertemuan kedua ini
2x40 menit. Peneliti bertindak sebagai guru
berpedoman pada RPP II. Pada pertemuan ini
dalam proses pembelajaran.
guru membagikan LKS II, masalah yang
Uraian berikut menjelaskan tentang
proses
pembelajaran
selama
penelitian
berlangsung.
diajukan dalam LKS II adalah masalah yang
berhubungan dengan cara menentukan panjang
sisi segitiga siku-siku jika sisi yang lain
a. Pertemuan Pertama
diketahui. Kemudian guru meminta siswa
Pertemuan pertama dilaksanakan pada
untuk bekerja kelompok dan menyelesaikan
hari Rabu tanggal 24 November 2010.
masalah menurut cara mereka masing-masing.
Pertemuan pertama ini berpedoman pada RPP
selanjutnya
I. Sebelum memulai proses pembelajaran guru
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
menginformasikan
pendekatan
dan membandingkan hasil kerja mereka
langkah-
dengan kelompok lain. Setelah itu diakhir
langkah yang akan dilaksanakan dalam proses
pertemuan guru bersama siswa membuat
pembelajaran
ISSN 2355-0074
tentang
kontekstu
beserta
siswa
diminta
untuk
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 66
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
rangkuman tentang cara menentukan panjang
Berdasarkan hasil pengolahan dan
sisi segitiga siku-siku jika sisi yang lain
analisis data yang telah dilakukan, diperoleh
diketahui, serta memberikan tugas berupa PR
data nilai pre-test siswa ( =35,80), standar
kepada siswa.
deviasi (S2 = 538,78), dan simpangan baku (S
c. Pertemuan Ketiga
= 23, 21). Jika dilihat dari harga rata-rata yang
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada
diperoleh siswa tersebut, maka nilai rata-rata
hari senin tanggal 29 November 2010. Pada
siswa masih berada di bawah nilai kreteria
pertemuan
ketiga
ketuntasan minimal (KKM) di MTsS Durian
berpedoman
pada
ini
RPP
pembelajaran
III.
Pada
awal
Kawan yaitu 60. Jadi untuk mencapai KKM
pertemuan guru membahas PR yang dianggap
tersebut dibutuhkan peningkatan berdasarkan
sulit oleh siswa dan mengingatkan kembali
selisih nilai KKM dan rata-rata pre-test, yaitu
tentang jenis-jenis segitiga kepada siswa
sebesar 25 point. Namun demikian untuk lebih
melalui tanya jawab. Setelah itu membagikan
jelas perlu diadakan pengujian hipotesis
LKS III. Masalah yang dibahas dalam LKS III
dengan
adalah tentang menentukan jenis segitiga jika
student atau uji satu pihak.
diketahui panjang sisi-sisinya. Selanjutnya
Selanjutnya
menggunakan
statistik
dengan
distribusi
menggunakan
guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
statistik uji-t pada taraf signifikan (α = 0,05)
kelompok
dan derajat kebebasan dk = 25, diperoleh t hitung
masing-masing.
Kemudian
mempresentasikan hasil diskusi mereka dan
>t
kelompok lain menanggapinya. Di akhir
yang
pertemuan guru bersama siswa membuat
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
rangkuman menentukan jenis segitiga jika
hasil belajar siswa sebesar 25 point pada
diketahui panjang sisi-sisinya.
materi teorema Pythagoras di kelas VIII MTsS
tabel,
maka H0 diterima, sehingga hipotesis
berbunyi
“Penerapan
pendekatan
Durian Kawan” diterima kebenarannya.
3. Tes Hasil Belajar
Tahap evaluasi hasil belajar dilakukan
2.
Analisis
Hasil
Pengamatan
setelah mengajarkan kontekstual pada materi
Kemampuan
teorema pythagoras selama 3 kali pertemuan
Pembelajaran
pada siswa kelas VII MTsS Durian kawan.
Guru yang mengelola pembelajaran
Guru
Mengelola
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
dengan
berupa pos-tes yang terdiri 4 soal essay. Post-
pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini
test ini dilaksanakan padatanggal hari Rabu,
adalah penulis sendiri dan yang menjadi
tanggal 01 Desember 2010. Setelah siswa
pengamat adalah Ibu Arwanisyah, BA. salah
selesai mengerjakan soal, guru membahas
seorang
soal-soal post-test.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
B. Analisis
Hasil
Penelitian
Pembahasan
1. Analisis Hasil Belajar Siswa
ISSN 2355-0074
dan
menggunakan
guru
MTsS
pendekatan
Durian
Kawan.
oleh pengamat seperti yang disajikan dalam
Tabel 4.3 Terlihat bahwa kemampuan guru
dalam
mengelola
pembelajaran
dengan
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 67
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
pemecahan masalalah pada soal-soal latihan
kontekstual pada setiap pertemuan adalah baik
yang
yaitu pada RPP I (4,07), RPP II (4,07) dan
kontekstual
RPP III (4,15). Karena dalam setiap aspek
siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan
yang diamati rata-ratanya adalah berkisar dari
bahwa pembelajaran dengan menggunakan
4 sampai 5, berarti pembelajaran yang
pendekatan pembelajaran kontekstual dalam
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
menyelesaikan masalah pada materi teorema
pembelajaran kontekstual tersebut telah sesuai
pythagoras dapat mengaktifkan siswa sehingga
dengan apa yang diharapkan.
siswa bisa
3.
berkarakteristik
pembelajaran
paling mendominasi
memecahkan
mandiri
Siswa selama Pembelajaran dengan
dilanjutkan dengan diskusi kelas.
Menggunakan
SIMPULAN DAN SARAN
hasil
kelompok
dan
Berdasarkan analisis data pada bab
Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan
diskusi
masalah secara
Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas
Pendekatan
melalui
aktivitas
pengamatan
sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan
aktivitas siswa selama pembelajaran yang
sebagai berikut :
dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu
1. Pendekatan pembelajaran kontekstual
Faizin A.Ma, diketahui bahwa aktivitas siswa
dapat
selama pembelajaran adalah efektif. Hal ini
matematika siswa kelas VIII MTsS Durian
sesuai dengan persentase waktu ideal yang
Kawan dalam materi teorema Pythagoras.
ditetapkan pada setiap aspek pengamatan
meningkatkan
2. Kemampuan
guru
hasil
dalam
belajar
proses
aktivitas siswa yang berada dalam batas
pembelajaran
toleransi 5%. Pada setiap aspek pengamatan
pendekatan pembelajaran kontekstual
aktivitas siswa terlihat kategori menyelesaikan
dapat dikategorikan baik
masalah/menemukan
masalah
di
LKS
cara
atau
pembelajaran kontekstual
penyelesaian
lembar
tugas
dan menyajikan
temuan, menanggapi jawaban kelompok/siswa
lain,
dan
keaktifan
dalam
dengan
menggunakan
3. Aktivitas siswa selama proses kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual
termasuk kategori baik.
mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dalam
diskusi kelompok atau diskusi kelas, serta
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 68
Ahmad Nasriadi, Penerapan Pembelajaran Kontekstual…
Daftar Pustaka
Agustina dwi Saputri, “Penerapan Pembelajaran Matematika Kontekstual pada Materi
Teorema
Phytagoras untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas
Siswa
Mts
Al
Asror
Semarang”,(online), diakses dari http://digilib.unnes.ac.id
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: Reneka
Cipta, 2006.
Basarul Mukmin, Abd., Pendekatan Contextual Learning dalam Pembelajaran Pemurnian Air pada
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Banda Aceh:
Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry,
2008.
Lasmi, Outline Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika, Banda Aceh:
Tarbiyah, 2008.
Fakultas
Martinis Yamin dan Bansu I Ansari, Taktik Mengenbangkan Kemampuan Individual
Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Siswa,
Masykur, Moch., dan Abdullah Halim Fattani, Matematical Intelegensi, Cara Cerdas Melatih Otak
dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
Muhammad Faisal, et.al., Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Raniry, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2009.
IAIN
Mukhlis, Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di
Kelas
SMP Negeri Pailangga. Tesis Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2005.
ArVII
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2007.
Nurhidayati, Penerapan Pendekatan Problem Posing pada Pokok Bahasan Teorema
Banda aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2007.
Pythagoras,
Poerwadarminta,W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Rahmah Johar, et. al.., Bahan Ajar Starategi Belajar Mengajar, Banda Aceh:
Pendidikan UNSYIAH, 2006.
Fakultas dan Ilmu
Syamsul Junaidi dan Eko Siswono, Matematika SMP untuk Kelas VIII, Jakarta: Esis,
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1998.
2004.
Wahyudin Djumanta, Mari Memahami Konsep Matematika untuk Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2005.
ISSN 2355-0074
Volume 2. Nomor 1. April 2015 | 69