PERANAN MOTIVASI BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN DAARUL MUHAJIRIN KOTA BOGOR DALAM MEMPERDALAM ILMU AGAMA SEBAGAI PENERUS ‘ALIM ULAMA Nina Nuratiqoh

  JMP Online Vol 2, No. 8, 761-769. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PERANAN MOTIVASI BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN DAARUL MUHAJIRIN KOTA BOGOR DALAM MEMPERDALAM ILMU AGAMA SEBAGAI PENERUS ‘ALIM ULAMA 1) 2) 3) Nina Nuratiqoh , Gunawan Ikhtiono , H. Kholil Nawawi Universitas Ibn Khaldun Bogor

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 13 Agustus 2018 Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui Revisi pertama : 31 Agustus 2018 sistem pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren Diterima : 31 Agustus 2018 Daarul Muhajirin Kota Bogor, (2) mengetahui strategi dan Tersedia online : 31 Agustus 2018 upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi santri memeperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor, (3) untuk mengetahui

  Kata Kunci : Motivasi, Santri, Ulama faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi santri memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Email : ninanuratiqoh43@gmail.com Muhajirin Kota Bogor.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin adalah sistem pendidikan salafi (tradisioanal) yang menggunakan metode sorogan dan balaghan. Sistem pendidikan yang diberikan yaitu mananamkan nilai keagamaan dan juga membiasakan hidup bermoral serta didukung oleh materi-materi yang dapat membentuk kepribadian santri Faktor pendukung dalam meningkatkan motivasi santrinya yaitu keaktifan santri dalam pembelajaran, fasilitas belajar yang memadai dan adanya visi misi antar guru. Dan faktor penghambatnya yaitu kurang adanya kesadaran santri dan alokasi waktu pembelajarannya. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar santri di pondok pesantren Daarul Muhajirin adalah dengan menggunakan pendekatan personal kepada santri, agar guru mampu memahami karakter masing-masing santri, memberikan bimbingan berupa arahan, nasihat, motivasi dan dukungan sehingga motivasi belajarnya meningkat, serta guru melakukan musyawarah bersama dalam mengatur alokasi waktu terhadap kegiatan santri dipesantren agar lebih efisien.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Pondok pesantren merupakan sentral bagi segala aktifitas pendidikan islam yang semestinya mengantisispasi adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dengan memeberikan pemikiran baru yang lebih relevan sesuai dengan tuntuna zaman.

  Manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian serta selalu membiasakan diri dan bertanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatannya dikarenakan sebagian besar dari masyarakat pernah dan telah memperoleh bimbingan dan pelatihan dari kyai di pondok pesantren. Sedangkan mereka yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani adalah mereka yang pernah dan telah memperoleh bimbingan melalui lembaga pendidikan sekolah. Menurut Halim sebagaimana yang dikutip oleh Mangun Budiyanto dan Imam Machali mengemukakan “Pesantren dengan berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan kepadanya, sesungguhnya berujung pada tiga fungsi utama yang senantiasa diembannya, yaitu sebagai pusat pengaderan pemikir-pemikir agama (centre of exellence), sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia

  

(human resource) dan sebagai lembaga yang mempunyai kekuatan melakukan

pemberdayaan pada masyarakat (agent of development) (Mangun.2014).

  Merujuk pada keberadaan pesantren seperti diatas, maka dapat dikatakan bahwa pondok pesantren merupakan sentral bagi segala aktifitas pendidikan Islam, yang semestinya mampu mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dengan memberikan pemikiran dan upaya baru yang lebih relevan sesuai dengan tuntutan zaman. Selain untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang terjadi, diharapkan para santri yang menimba ilmu ulama) dengan bekal yang dimilikinya selama berada di pondok pesantren.

  Rumusan Masalah

  Berikut ini beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sistem pengajaran di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor? 2.

  Strategi dan upaya apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi santri memperdalam ilmu agama di pondok pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor?

  3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi santri dalam memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor?

  Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui sistem pengajaran di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota

  Bogor 2. Untuk mengetahui upaya dan strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi santri memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin

  Kota Bogor

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi santri dalam memperdalam ilmu agama di pondok pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor.

  KAJIAN TEORI Pengertian Ulama

  Sakinah Mengemukakan bahwa kata “ ulama dalam bahasa Arab adalah jamak atau bentuk plural dari kata ‘alima yang berarti tahu, mengerti, paham, pandai dan sejenisnya (Sakinah.2016). Ulama menduduki tempat yang sangat penting dalam Islam dan dalam kehidupan kaum muslimin. Dalam banyak hal, mereka dipandang menempati kedudukan dan otoritas keagamaan setelah Nabi Muhammad sendiri. Pentingnya ulama dalam masyarakat Islam terletak pada kenyataan bahwa mereka dipandang sebagai penafsir-penafsir legitimate dari sumber-sumber asli ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan Hadis.

  Sebagai pewaris Nabi, ulama mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan yang strategis dalam menyampaikan pesan-pesan moral kepada umatnya karena kedudukannya yang mulia ini, umat mengagungkan dan menokohkan mereka. Pendapat senada dikemukakan oleh Sakinah, bah wa “kedudukan ulama selain sebagai pewaris nabi, mereka adalah sebagai motivator, dinamisator, ilmuwan yang mendorong umat melakukan perbaikan, perubahan, pengembangan dan pembangunan, baik dalam hal keduniawian maupun ke ukhrawian. Segala ucapan dan tindak tanduk ulama menjadi panutan masyarakatnya. Sakinah.2016).

  Pengertian Santri

  Santri adalah peserta didik yang taat dalam melaksanakan perintah agama serta mendiami suatu tempat untuk menimba ilmu agama dibawah bimbingan ustad dan pendidikan agama Islam dibawah asuhan ustadz dan ustadzah serta dibawah kepemimpinan seorang kyai. Di pondok pesantren, santri dituntut untuk bisa aktif dan berani, seperti bertanya pada ustad atau ustadzah, mendapat giliran untuk ceramah dan tes/ujian penghafalan beberapa ayat Al-Quran, hadist-hadist serta doa-doa di depan kelas. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kegiatan santri di dalam kelas.

  Santri terdiri dari dua macam, yaitu santri mukim dan santri kalong (Mansur Hidayat.2016). Santri mukim yakni murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan menetap di pesantren, biasanya menjadi kelompok tersendiri dan sudah memikul tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari, sepeti halnya mengajar santri-santri muda tentang kitab-kitab tingkatan rendah dan menengah. Sedangkan santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa sekelilingnya, yang biasanya mereka tidak tinggal di pesantren kecuali kalau waktu-waktu belajar (sekolah dan mengaji) saja, mereka bolak-balik (nglaju) dari rumah (Annisatun Faizza.2014).

  Karakteristik santri merupakan latar belakang sosial ekonomi serta atribut yang inheren dalam diri santri yang meliuputi pertama umur, kedua pendidikan formal, ketiga pekerjaan orang tua, keempat pelatihan keterampilan bisnis sebelum masuk pesantren, kelima motivasi santri dalam belajardan keenam lama tinggal dipesantren (Annisatun Faizza.2014)

  Motivasi

  Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan, menimbulkan atau suatu dorongan yang ditandai dengan adanya reaksi untuk mencapai tujuan.

  1. Macam-Macam Motivasi Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.” Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional (Eveline Siregar dan Hartini.2014)

  2. Fungsi Motivasi Menurut Zakiyah Daradjat, sebagai suatu proses, motivasi memiliki fungsi, antara lain : a.

  Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga b.

  Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

  c.

  Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.

  Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan fungsi motivasi antara lain: a.

  Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari suatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek.

  b.

  Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.

  c.

  Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar. Dengan tekun anak didik belajar. Dengan penuh konsentrasi anak didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui/dimengerti itu cepat tercapai. Segala sesuau yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar. (Syaiful Bahri Djamarah.2008)

  METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Subjek Penelitian

  Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juni 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017. Tempat penelitian yang peneliti lakukan adalah di di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin yang berlamat di Jl. Pemda Villa Bogor Indah III No. 80 Rt 02/02 Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Subjek dalam penelitian ini adalah para guru yang ada di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor.

  Teknik Pengumpulan Data

  Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan Data yaitu : 1. Metode Observasi dengan mengamati dan mencatat secara sistemaik fenomena- fenomena yang terjadi di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin.

2. Metode Interview (wawancara) dilakukan kepada para pengurus, pengajar serta para santri yang berada di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor.

  3. Metode Dokumentasi dengan mencari dokumen-dokumen yang ada dipesantren serta pengambilan gambar bukti proses penelitian dan kondisi obyektif dari obyek penelitian.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis analisis data deskriptif. Proses analisis data penelitian ini mengandung tiga komponen, yaitu : 1.

  Reduksi Data Penyajian Data (Display Data) 3. Menarik Kesimpulan

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sistem Pengajaran di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor

  Pondok pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam yang mempunyai sistem pendidikan salafiyah (tradisional) memiliki ciri pondok pesantren tradisional pada umumnya. Di pondok pesantren Daarul Muhajirin ciri yang dominannya dapat dilihat dari pengkajian kitab-kitab kuning. Dalam kesehariannya, para santri yang sedang menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin tentu banyak dipengaruhi oleh perangai para pendidik (Kyai). Dalam praktik atau amaliyahnya, para pendidik selalu memberikan teladan kepada para santrinya, keteladanan yang diberikan dilakukan dengan cara memberikan suri tauladan seperti melaksanakan shalat tepat waktu, shalat berjamaah dan berperilaku yang santun kepada para santrinya.

  Selain keteladanan, pemberian nasihat selalu diberikan kepada para santri. Nasihat-nasihat yang diberikan tentunya merupakan nasihat yang positif dan memotivasi para santri agar selalu berperilaku sesuai dengan Al-

  Qur’an dan Al-Hadits. Selain itu juga, pemberian punishment (hukuman) dilakukan demi menjaga dan meningkatkan kepribadian para santri. Punishment (hukuman) yang diberikan tentunya yang sesuai atau berada dalam koridor pendidikan, pemberian hukuman tersebut dilakukan agar para santri kembali kepada perangai yang baik dan memberikan efek jera agar tidak mengulangi kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan.

  Sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin yaitu menggunakan kurikulum tradisional. Di dalam kurikulum tradisional tidak hanya terdapat metode balaghan dan sorogan saja, tetapi terdapat juga metode ceramah, dan hafalan. Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin ini menggunakan dua sistem, yang pertama sistem balaghan yaitu sistem pendidikan dimana santri sebagai penerima saja dan kyai atau pengajar sebagai penyampai isi materi dari kitab yang di kaji. Setelah pengajian selesai, kyai atau pengajarnya mempersilahkan santri- santrinya secara bergantian untuk menjelaskan isi kitab yang di sampaikan kiyainya tadi.

  Sedangkan yang kedua adalah sistem sorogan yaitu sistem pendidikan dimana santri yang lebih aktif dalam pengajian, santri membacakan kitab yang di kaji, mengartikan dan memaknai isi dari sebuah kitab yang di kaji, dan kyai atau seorang pengajarnya bertugas mendengarkan apa yang di sampaikan oleh santrinya dan mengoreksi bacaan dan juga arti dari apa yang santri ucapkan.

  Kurikulum yang ada di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin adalah rangcangan yang dibuat oleh Pondok Pesantren Daarul Muhajirin sendiri, tidak berpatokan pada kurikulum dari Departemen Agama. Penggunaan media dan metode pembelajarannya di pondok pesantren Daarul Muhajirin kurang baik. Media pembelajarannya hanya menggunakan kitab-kitab saja, tidak ada media apapun sebagai pendukung kelancaran proses belajar mengajar. Metode yang digunakan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. Sedangkan sarana dan prasarana sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran, sudah pertama, di setiap selesai pengajian setiap harinya, kedua, di setiap akhir minggu pengajian, ketiga, disetiap akhir bulan pengajian, dan keempat, dilaksanakan setiap akhir tahun hijriah. Evaluasinya seperti: ujian lisan, hafalan kitab-kitab, hafalan juz’amma, dan hafalan do’a-do’a.

  

Upaya yang Dilakukan Ustadz dan Ustadzah dalam Menumbuhkan Motivasi

Santri

  Berdasarkan hasil observasi peneliti di pondok pesantren Daarul Muhajirin ini, guru-guru (ustadz dan ustadzah) membimbing santri dengan individu atau pendekatan personal. Pendekatan individu atau pendekatan personal dimaksudkan agar guru mengenal dan memahami karakter masing-masing santrinya.

  Pemahaman karakter tersebut membutuhkan tenaga ganda, yaitu tenaga akal dan tenaga hati (qalbu). Guru membimbing santri dengan tujuan yang sama, yakni untuk memahami karakter masing-masing santri, mulai dari sikap, sifat, bakat, minat dan kemampuan santri secara individual. Dalam menumbuhkan motivasi kepada para santri, terlebih dahulu para guru atau ustadz yang ada di lingkungan pondok pesantren Daarul Muhajirin senantiasa menanamkan niat awal untuk belajar di pondok pesantren Daarul Muhajirin. Selain itu, cara yang dilakukan adalah dengan cara memberikan pencerahan tentang kewajiban menuntut ilmu, terutama tentang ilmu agama. Setelah semua itu dilakukan, kegiatan yang dilakukan adalah dengan memberikan semangat dan mengayomi para santri untuk membiasakan dengan peraturan-peraturan yang ada di pondok pesantren Daarul Muhajirin.

  Pendekatan personal dalam membimbing santri ini dilakukan oleh guru dengan cara memberi arahan dan nasihat secara individual. Arahan dan nasihat yang diberikan oleh guru kepada santri adalah bentuk perhatian guru pada santrinya. Dengan arahan dan nasihat, maka santri akan lebih tertib dan disiplin. Dan dampak yang terjadi setelah pemberian bimbingan pada santri adalah santri lebih terbuka pada guru dalam hal apapun, santri mau bertanya pada guru ketika ada kesulitan dan santri lebih semangat dalam belajar. Sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan akan lebih mudah dicapai dan direalisasikan dalam proses belajar mengajar.

  Dengan adanya upaya ini, mulai dari pemberian arahan, nasihat, dorongan dan musyawarah itu semua merupakan bentuk dan bukti yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren dalam meningkatkan motivasi belajar para santri dalam menimba ilmu agama di pondok pesantren Daarul Muhajirin Kota Bogor.

  

Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Ustadz dan Ustadzah dalam

Meningkatkan Motivasi Santri dalam Menimba Ilmu Agama

  Dengan adanya upaya yang dilakukan ustadz/ustadzah di pondok pesantren Daarul Muhajirin kota Bogor dalam menumbuhkan motivasi belajar santri dalam menimba ilmu agama, tentunya ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam mencapai pelaksanaan tersebut. Adapaun faktor-faktor tersebut diantaranya: 1.

  Faktor Pendukung a.

  Keaktifan santri dalam pembelajaran atau adanya minat dari santri.

  b.

  Fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai Adanya visi misi yang sama antar ustadz/ustadzah dalam mencapai tujuan 2. Faktor Penghambat a.

  Kurang adanya kesadaran santri b.

  Alokasi waktu yang dimana santri harus membagi waktu mengikuti pembelajaran di pondok pesantren Daarul Muhajirin dengan kegiatan lainnya.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa dalam penelitian ini. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Daarul Muhajirin adalah sistem pendidikan salafi (tradisioanal). Sedangkan kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang di rancang oleh pondok Pesantren Daarul Muhajirin itu sendiri yaitu menggunakan kurikulum dengan metode sorogan dan

  

balaghan. Sistem pendidikan yang diberikan yaitu mananamkan nilai keagamaan dan

  juga membiasakan hidup bermoral serta didukung oleh materi-materi yang dapat membentuk kepribadian santri seperti, pembelajaran Ahklaq, Fiqih, Tasawuf serta ilmu lain yang berkaitan dengan ahklaq, dan tazkiyah.

  Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar santri di pondok pesantren Daarul Muhajirin yaitu dengan menggunakan pendekatan personal agar santri merasa diperhatikan dan guru mampu memahami karakter masing-masing santri. Yang kedua adalah melalui bimbingan yang diberikan guru berupa arahan, nasihat, motivasi dan dukungan agar santri mau melakukan perubahan kearah yang lebih baik sehingga motivasi belajarnya meningkat. Dan yang ketiga adalah guru melakukan musyawarah bersama untuk kelancaran membimbing santri demi terlaksananya pembelajaran yang efektif dan motivasi santri meningkat.

  Adapun faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam meningkatkan motivasi santri dalam menimba ilmu agama adalah faktor pendukung, diantaranya keaktifan santri dalam pembelajaran, fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai dan adanya visi misi yang sama antar guru. Dan faktor penghambat diantaranya kurang adanya kesadaran santri dan alokasi waktu pembelajaran.

  Saran 1.

  Kepada Kyai Harus lebih meningkatkan dalam memberikan arahan, nasihat, motivasi dan dukungan agara santri mau melakukan perubahan kearah yang lebig baik lagi, serta memeberikan pelaturan yang lebih tegas dan bijaksana sehingga santri dapat lebih mentaatinya untuk menghindari santri mengulangi kesalahannya.

  2. Bagi Guru Selain memberikan mengayomi, guru harus lebih intensif dan rutin mengawasi aktivitas keseharian santri agar guru dapat lebih memahami karakter berbagai santrinya masing-masing dan kebutuhan rohani dan jasmaninya.

  3. Bagi Santri Santri harus lebih membentengi dirinya dengan iman dan taqwa supaya terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan, serta dapat lebih mematuhi pelaturan yang ada dipesantren.

DAFTAR PUSTAKA

  Achidsti, Sayfa Aulia. 2014. Eksistensi Kiai Dalam Masyarakat, Ibda: Jurnal Kebudayaan Islam, Volume 12, Nomor 2, 2014. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Budiyanto, Mangun dan Imam Machali. 2014. Pembentukan Karakter Mandiri

  Melalui Pendidikan Agriculture Di Pondok Peantren Islamic Studies Center Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul Yogyakarta, Jurnal Pendidikan

  Karakter, Tahun IV, Nomor 2, Juni 2014. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Fadhilah, Amir. 2011. Struktur dan Pola Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren di Jawa, Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Volume 8, Nomor 1, 2011.

  Faizza, Anisatun. 2014. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah, Jurnal Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Hidayat, Mansur. 2016. Model Komunikasi Kyai dengan Santri di Pesantren, Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 6, Januari 2016. Mas’ud Ahmad Syah 2014. Sistem Pendidikan Pesantren Salafiyah Di Tengah

  Modernisasi, Skripsi : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam

  Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2014 (Tidak diterbitkan) Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya. Muhakamurrohman, Ahmad. 2014. Pesantren : Santri, Kiai, dan Tradisi, Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 12, No. 2, Juli - Desember 2014. Nasution, M. Yasir. 2014. Peran Strategis Ulama dalam Pengembangan Ekonomi Syariah, Human Falah: Volume 1. No. 1 Januari-Juni 2014. Nata, Abuddin. 2012. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nuryanto. 2013. Eksistensi Pendidikan Pondok Pesantren Terhadap Perubahan

  Akhlak Santri, Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013.

  Putra, Okrisal Eka. 2016. Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia, Jurnal Tarjib, Volume 13, Nomor 1, 2016. Sakinah. 2016.

  Peran Strategis Ulama Dalam Sosialisasi Bank Syari’ah, Jurnal

  Iqtishadia, Vol. 3, Nomor 1, 2016 Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia.

  Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R & D, Bandung : Alfabeta. Suri, Nursukma. 2004. Ulama dan Institusi Pendidikan Islam (Knowledge and Power), Jurnal USU Repository, Universitas Sumatra Utara.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

UJI AKTIVITAS EKSTRAK KOMBINASI BATANG DAN DAUN SURUHAN (Piperumia pellucida L.H.B Kunth) SEBAGAI ANTI DIABETES PADA TIKUS PUTIH Frangki Atihuta

0 0 12

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA DI KELAS VII SMPN 2 LUBUK BATU JAYA TAHUN PELAJARAN 20162017 Nifitri Siregar SMPN 2 Lubuk Batu Jaya

0 1 11

ANALISIS PEMANFAATAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yayah Umayah

1 9 10

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI IPA DALAM MATERI IN TERAKSI MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN DI SMPN 2 LUBUK BATU JAYA Lis Suryati SMPN 2 Lubuk Batu Jaya

0 1 13

PENGARUH INTELEGENSI DAN NEED OF ACHIEVEMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA Mira Sekar Arumi

0 0 13

IMPLEMANTASI PROGRAM PENILAIAN STATUS GIZI SISWA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA Semuel Kuriake Balubun SMA Negeri 3 Tual

0 0 9

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPA DALAM TEMA 8 KELAS 4 SD Faisal Miftakhul Islam

0 1 16

PENERAPAN PERMAINAN BONEKA MAGNET DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK TUNA GRAHITA DI KELAS B TK NEGERI PEMBINA 3 KUALA TUNGKAL Siti Aisyah TK Negeri Pembina 3 Kuala Tungkal

0 0 13

PENGARUH METODE TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK Marsya Naqiya Azzahra

0 2 9