NKRI DAN DEMOKRASI PANCASILA doc

NKRI DAN DEMOKRASI PANCASILA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sebagai sesorang warga negara yang cinta terhadap tanah air
semestinya kita mengetahui menengai NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) yang merupakan negara kepulauan yang dikenal dengan
Nusantara.
Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke. Letak wilayah NKRI berada di antara dua benua,
yaitu benua Asia dan benua Australia, serta dua samudra. yaitu samudra
Hindia dan samudra Pasifik.
Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Luas
wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km². Terdiri dari luas
daratan 2.027.087 km² dan perairan 3.166.163 km². Lebar wilayah adalah
1.888 kilometer sedangkan panjang wilayahnya adalah 5.110 kilometer.
Sedangkan secara astronomi Indonesia terletak kurang lebih pada 6º LU
dan 11º LS serta 94º BT dan 141º BT.
Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia
memiIiki iklim tropis dan rnemiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah NKRI
berjumlah 17.504 terdiri dari pulau besar dan kecil. Beberapa di antaranya,

yaitu 6000 pulau tidak berpenghuni.
Setengah dari jumlah penduduk Indonesia menempati pulau Jawa.
Pulau-pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan
luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan
luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km².
Pulau-pulau kecil, antara lain Pulau Nias, Pulau Siberut, Pulau
Bangka, Pulau Beiitung, Pulau Madura, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau
1

Flores, Pulau Ambon, clan Pules Halniahera. Perkembangan jumlah
provinsi Indonesia clan tahun ke tahun torus bertambah. Pada awal
kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah
terbentuk 33 provinsi. Tujuan perkernbangan jumlah provinsi Indonesia
clan tahun ke tahun torus bertambah. Pada awal kemerdekaan, Indonesia
terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah terbentuk 33 provinsi. Tujuan
perkernbangan jumlah provinsi dan kabupaten adalah untuk memudahkan
pelayanan kepada masyarakat.
2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari NKRI?
b. Apa definisi demokrasi dan demokrasi pancasila?

c. Bagaimana perkembangan sistem pemerintahan di NKRI menuju
demokrasi pancasila?
B. PEMBAHASAN
1. Definisi tentang NKRI, Demokrasi, dan Demokrasi Pancasila
a. Definisi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
NKRI adalah negara berdaulat yang mendapatkan pengakuan dari
dunia internasional dan menjadi anggota PBB. NKRI mempunyai
kedudukan dan kewajiban yang sama dengan negara-negara lain di dunia,
yaitu ikut serta memelihara dan menjaga perdamaian dunia karena di
kehidupan NKRI tidak dapat terlepas dari pengaruh kehidupan dunia
internasional (global). NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang
mengatur tentang kewajiban negara terhadap warganya dan hak serta
kewajiban negara terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan.
Kewajiban negara terhadap warganya pada dasarnya adalah memberikan
kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai dengan sistem
demokrasi yang dianutnya. Negara juga wajib melindungi hak asasi
warganya sebagai manusia secara individual (HAM) berdasarkan
2

ketentuan internasional, yang dibatasi oeh ketentuan agama, etika moral,

dan budaya yang berlaku di negara Indonesia dan oleh sistem kenegaraan
yang digunakan.1
Pada zaman modern adanya Negara lazimnya dibenarkan oleh
anggapan atau pandangan kemanusiaan. Ada banyak perbedaaan konsep
tentang kenegaraan yang dilandasi oleh pemikiran ideologis. Demikian
pula halnya dengan bangsa Indonesia. Ini dapat dilihat lewat alinea
pertama pembukaan UUD 1945 merumuskan bahwa adanya NKRI ialah
karena adanya kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga
penjajahan yang bertentangan dengan perikemanusian dan perikeadilan
harus dihapuskan. Dan alinea kedua pembukaan UUD 1945 bangsa
Indonesia beranggapan bahwa terjadinya Negara merupkan proses atau
rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan. Secara ringkas, proses
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia,
2. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan,
3.

Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.


Bangsa Indonesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan
teori kenegaraan tentang terjadimya Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai berikut :
a. Terjadinya NKRI merupakan suatu proses yang tidak sekedar
dimulai

dari

proklamasi.

Perjuanagan

kemerdekaan

pun

mempunyai peran khusus dalam pembentuakn ide-ide dasar yang
dicita-citakan.

1


Sumarsono, et. al, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2007), hlm. 9-10.

3

b. Proklamasi baru “menghantarkan bangsa Indonesia” sampai ke
pintu gerbang kemerdekaan. Adanya proklamasi tidak berarti
bahwa kita telah selesai bernegara.
c. Keadan bernegara yang dicita-citakan belum tercapai halnya
adanya pemerintahan, wilayah, dan bangsa yang melainkan harus
kita isi untuk menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil,
dan makmur,
d. Terjadinya Negara adalah kehendak seluruh bangsa bukanlah
sekedar keinginan golongan yang kaya dan yang pandai atau
golongan ekonomi lemah menentang golongan ekonomi kuat
seperti dalam teori kelas.
e. Religiositas yang tampak pada terjadinya negara menunjukkan
kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2
Unsur kelima inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi pokokpokok pikiran keempat yang terkandung didalam pembukaan UUD

1945, yaitu bahwa Indonesia bernegara berdasarkan ketuhanan
Yang

Maha

Esa.

Yang

pelaksanaannya

didasarkan

pada

kemanusiaan yang adil dan beradab.3
b. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani; demos dan kratos. Demos,
artinya, rakyat, kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi artinya,
pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang

peranan yang sangat menentukan. Istilah demokrasi pertama kali dipakai
oleh Yunani Kuno, khususnya di kota Athena, untuk menunjukkan sistem
pemerintahan yang berlaku disana. Kota-kota di daerah Yunani pada
waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah
2

Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 377-378.
3

Sumarsono, et. al, Pendidikan..., hlm. 12.

4

dikumpulkan oleh pemerintah dalam dalam suatu rapat untuk
bermusyawarah. Dalam rapat itu diambil keputusan bersama mengenai
garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan
segala permasalahan mengenai kemasyarakatan.4
Dengan demikian secara terminologis demokrasi mempunyai
pengertian arti antara lain:

Yoself A.schmer, mengatakan:
“demokrasi

merupakan

suatu

perencanaan

institusional

untuk

mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif atas
suara rakyat.”
Sidney Hook, menyatakan :
“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang di berikan secara bebas

dari rakyat dewasa.”5
Jenis-jenis Demokrasi:
1) Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan
dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini
dijalankan oleh rakyat melaui wakil rakyat yang dipilih melauli
pemilu. Rakyat memeilih wakilnya untuk membuat keputusan politik.
Aspirasi rakyat disalurkan melalui waklil-wakil rakyat yang duduk
dalam lembaga perwakilan rakyat.
4

Syarial Syarbaini, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014), hlm. 72.
5

Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan..., hlm. 381.

5


3) Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari
rakyat. Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung
dengan Demokrasi perwakilan.6
Bentuk-bentuk demokrasi:
1) Sistem presidensial : sistem ini menekan pentingnya pemilihan
presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan
mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan
eksekutif (kekuasaan menjalankan pemerintahan) sepenuhnya berada
di tangan prsiden. Oleh karena itu presiden adalah merupakan kepala
eksekutif (head of goferment) dan sekaligus menjadi kepala negara
(head of state). Presiden adalah penguasa dan sekaligus sebagai simbol
kepemimpinan negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana diterapkan
di negara Amerika dan negara Indonesia.
2) Sistem perlementer : sistem ini menerapkan model hubungan yang
menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif
(head of goverment) adalah berada di tangan seorang perdana menteri.
Adapun kepala negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu,
misalnya di negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang
presiden misalnya di India.7
c. Pengertian Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah jenis demokrasi yang sesuai dengan
nilai-nilai ideologi Pancasila dari sila pertama hingga kelima.8
Berikut adalah nilai-nilai Pancasila tersebut.
1. kedaulatan rakyat
6

Syarial syarbaini, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk..., hlm. 74.

7

Kaelen, dan achmad zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma,
2007), hlm. 60-61
8

Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, Cerdas, Kritis, Dan Aktif Bernegara
(Pendidikan Kewarganegaran untuk Perguruan Tinggi), (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 174.

6

Hal ini berdasarkan pada bunyi pembukaan UUD 1945 alinea IV,
yaitu “.. yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berdaulatan rakyat ...”.
kedaulatan rakyat dalam esensi demokrasi. Rakyat merupakan subjek
demokrasi. Rakyat memiliki hak ikut serta secara efektuif dalam
proses pemerintahan.
2. Repulik
Hal ini didasarkan pada pembukaan UUD 1945 alinea IV yang
berbunyi “.. yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia ..” Republik berarti Republica atau negara untuk
kepentingan umum.
3. Negara berdasarkan atas hukum
Hal ini didasarkan pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “ ...
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehiduapan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial ...”. Negara hukum Indonesia menganut hukum
dalam arti luas dan material.
4. Pemerintahan yang konstitusional
Berdasarkan pada kalimat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “...
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia...”, Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia 1945 adalah konstitusi negara.
5. Sistem perwakilan

7

Berdasarkan pada sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.9
d. Perkembangan Sistem Pemerintahan di NKRI menuju
Demokrasi Pancasila
a) Periode 1945-1959
1. Masa ini disebut demokrasi parlementer, karena kedudukan
parlemen sangat kuat dan pada gilirannya menguat pula
kedudukan partai politik.
2. Perdebadatan antar partai politik sering terjadi pula dengan
kebijakan pemerintah bahkan sering berakhir dengan tidak
kesepakatan.
3. Hal ini mendorong presiden Soekarno untuk mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 juli 1959, untuk kembali pada UUD 1945.
b) Periode 1959-1965
Masa

ini

disebut

demokrasi

terpimpin

karena

demokrasi

dikendalikan pesiden uyang mengakibatkan kamunikasi tersumbat.
c) Periode 1965-1998
Masa ini disebut demokasi retorika karena baru gagasan untuk
mengadakan koreksi total terhadap demokrasi terpimpin dan
melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
UUD 1945 dan pancasila secara murni dan konsekuen. Namun
belum sampai pada tataran praktis, karena dalam kenyataannya
sama seperti yang dilakukan sebelumnya terpimpn kembali dengan
metode lain bahkan terjadi kembali penyumbatan komunikasi
politik.10
9
10

Ibid., hlm. 179

Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan..., hlm. 382.

8

d) Periode 1999-sekarang
Masa demokrasi pancasila era Reformasi dengan berakar pada
kekuata multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan
kekuatan antar lembaga negara, antara ekasekutif, legislatif, dan
yudiaktif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol,
sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi
demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat maka praktek
demokrasi tatkala pemilu memang demikian, namun dalam
pelaksanaannya

setelah

pemilu

banyak

kebijakan

tidak

mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah
pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam
DPR. Dengan lain perkataan model demokrasi era reformasi
dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan sosoial bagi seluruh
rakyat Indonesia (walfare state).11
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan suatu
negara yang berdaulat penuh berlandaskan pancasila dan UUD 1945
yang ingin mewujudkan suatu keadan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan citacitanya.
Sistem pemerintahan di Indonesia adalah demokrasi, secara umum
demokrasi adalah suatu sistem kenegaraan yang dimana sisitem
pemerintahan sebuah negara berupa untuk mewujudkan kedaulatan
rakyat atas negara serta memiliki hak yang setara dalam mengambil
keputusan untuk mengubah hidup mereka. Bisa dikatakan, dalam
demokrasi yang menjadi nomor satu dalam suatu negara adalah rakyat.

11

Kaelen dan Achmad Zubaidi, pendidikan kewarganegaraaan..., hlm. 64.

9

Demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah demokrasi
Pancasila. Dan pengertia demokrasi pancasila adalah demokrasi yang
pelaksanaannya atas asas musyawarah mufakat untuk kepentingan
bersama (seluruh rakyat) yang bursumber pada kepribadian dan juga
falsafah hidup Indonesia.
Sistem perkembangan pemerintahan di NKRI menuju demokrasi
pancasila yaitu yang pertama Periode 1945-1959 (Demokrasi
parlementer), kemudian yang ke-dua Periode 1959-1965 (Demokrasi
terpimpin), ketiga Periode 1965-1998 (Demokasi retorika), selanjutnya
yaitu Periode 1999-sekarang, masa demokrasi pancasila era Reformasi
ini dengan berakar pada kekuata multi partai yang berusaha
mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara
ekasekutif, legislatif, dan yudiaktif.

10

DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono. et. al. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Alfabeta
Herdiawanto, Heri. dan Jumanta Hamdayama. 2010. Cerdas, Kritis, Dan Aktif
Bernegara (Pendidikan Kewarganegaran untuk Perguruan Tinggi). Jakarta:
Erlangga
Syarbaini, Syaril. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Bogor: Ghalia Indonesia

11