BAHAYA LAHAR DAN LETUSAN SEKUNDER PASKA
BAHAYA LAHAR DAN LETUSAN SEKUNDER PASKA LETUSAN
GUNUNGAPI
Erupsi gunungapi selain menimbulkan bahaya primer seperti awan panas, guguran
lava, lontaran batu (pijar) dan hujan abu masih mempunyai bahaya sekunder yang harus
diperhatikan oleh masyarakat yaitu lahar dan letusan sekunder. Lahar adalah aliran material
vulkanik berupa batu, abu dan material lainnya yang bercampur dengan air hujan dan
kemudian bergerak mengikuti alur lembah atau sungai yang berhulu di puncak gunungapi.
Sedangkan letusan sekunder adalah letusan yang disebabkan endapan abu vulkanik
bertemperatur tinggi bersentuhan dengan air sehingga menimbulkan letusan.
Bahaya sekunder ini biasanya kurang mendapat perhatian serius oleh masyarakat
karena terjadi setelah erupsi berlangsung dan tidak dapat di prediksi kapan akan terjadi.
Padahal bahaya sekunder ini sama berbahaya nya dengan bahaya primer terutama bagi
masyarakat yang bermukim di dekat sungai yang berhulu di puncak gunungapi.
Lahar dan letusan sekunder sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Sehingga semakin
tinggi curah hujan yang terjadi di puncak gunungapi maka semakin tinggi pula kemungkinan
terjadinya lahar dan letusan sekunder. Hujan yang turun akan membawa material vulkanik
dari puncak gunungapi hingga ke hilir sungai tergantung curah hujan yang turun. Semakin
tinggi curah hujan yang turun dengan intensitas waktu yang lama maka akan semakin besar
pula volume lahar yang dibawa dari puncak gunungapi.
Hujan yang turun di puncak gunungapi selain menimbulkan lahar juga dapat
menimbulkan letusan sekunder. Letusan sekunder ini biasanya terjadi di hulu sungai dekat
dengan puncak gunungapi atau di sepanjang sungai yang memiliki endapan abu vulkanik
bertemperatur tinggi. Sehingga saat abu vulkanik ini bersentuhan dengan air hujan akan
menimbulkan suatu letupan dan sangat berbahaya bagi masyarakat sehingga disarankan
apabila turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi maka masyarakat dilarang mendekati
sungai yang berhulu di gunungapi.
Letusan sekunder ini juga dapat menyebabkan turunnya hujan abu di daerah sekitar
sungai karena saat letusan terjadi endapan abu vulkanik akan terlempar bersama dengan
munculnya uap akibat dari awan panas yang bersentuhan dengan air hujan kemudian abu
vulkanik tersebut terbawa oleh angin sehingga terlihat seperti hujan abu bagi masyarakat
sekitar.
Gambar 1. Letusan Sekunder Gunung Kelud
Gambar 2. Letusan sekunder Gunung Kelud
GUNUNGAPI
Erupsi gunungapi selain menimbulkan bahaya primer seperti awan panas, guguran
lava, lontaran batu (pijar) dan hujan abu masih mempunyai bahaya sekunder yang harus
diperhatikan oleh masyarakat yaitu lahar dan letusan sekunder. Lahar adalah aliran material
vulkanik berupa batu, abu dan material lainnya yang bercampur dengan air hujan dan
kemudian bergerak mengikuti alur lembah atau sungai yang berhulu di puncak gunungapi.
Sedangkan letusan sekunder adalah letusan yang disebabkan endapan abu vulkanik
bertemperatur tinggi bersentuhan dengan air sehingga menimbulkan letusan.
Bahaya sekunder ini biasanya kurang mendapat perhatian serius oleh masyarakat
karena terjadi setelah erupsi berlangsung dan tidak dapat di prediksi kapan akan terjadi.
Padahal bahaya sekunder ini sama berbahaya nya dengan bahaya primer terutama bagi
masyarakat yang bermukim di dekat sungai yang berhulu di puncak gunungapi.
Lahar dan letusan sekunder sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Sehingga semakin
tinggi curah hujan yang terjadi di puncak gunungapi maka semakin tinggi pula kemungkinan
terjadinya lahar dan letusan sekunder. Hujan yang turun akan membawa material vulkanik
dari puncak gunungapi hingga ke hilir sungai tergantung curah hujan yang turun. Semakin
tinggi curah hujan yang turun dengan intensitas waktu yang lama maka akan semakin besar
pula volume lahar yang dibawa dari puncak gunungapi.
Hujan yang turun di puncak gunungapi selain menimbulkan lahar juga dapat
menimbulkan letusan sekunder. Letusan sekunder ini biasanya terjadi di hulu sungai dekat
dengan puncak gunungapi atau di sepanjang sungai yang memiliki endapan abu vulkanik
bertemperatur tinggi. Sehingga saat abu vulkanik ini bersentuhan dengan air hujan akan
menimbulkan suatu letupan dan sangat berbahaya bagi masyarakat sehingga disarankan
apabila turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi maka masyarakat dilarang mendekati
sungai yang berhulu di gunungapi.
Letusan sekunder ini juga dapat menyebabkan turunnya hujan abu di daerah sekitar
sungai karena saat letusan terjadi endapan abu vulkanik akan terlempar bersama dengan
munculnya uap akibat dari awan panas yang bersentuhan dengan air hujan kemudian abu
vulkanik tersebut terbawa oleh angin sehingga terlihat seperti hujan abu bagi masyarakat
sekitar.
Gambar 1. Letusan Sekunder Gunung Kelud
Gambar 2. Letusan sekunder Gunung Kelud