PERILAKU ADAB mufassir DAN BIADAB

Mengamati perilaku manusia dan kategori mana perilaku yang beradab dan mana perilaku yg
biadab:
a.Perilaku yang beradab : Sebagian besar warga sekitar adalah warga yang saling
menghormati meskipun berbeda-beda agama,warga saling tolong-menolong,bahumembahu ketika ada warga yg membutuhkan,menjunjung tinggi nilai solidaritas
dalam beragama dan menjunjung tinggi agama dan bersikap ramah tamah.
b.Perilaku yang biadab : Sebagian kecil warga,khususnya pemuda didaerah sekitar
mempunyai kebiasaan meminum-minuman keras hingga tak sadarkan diri sampai
memalak warga yg lewat didepannya hingga membuat onar dikampung,selain itu
judi masih ada juga disini tidak hanya orang tua tetapi pemuda juga,suka berkata
kotor,suka membantah perkataan orang tua,kurangnya sopan santun dan sering
mencari masalah hingga menyebabkan perkelahian bahkan tindak asusila,masih
percayanya warga terhadap hal-hal klenik adalah perbuatan biadab yg sangat sulit
dihalangkan dari warga.
Faktor-faktor yg menyebabkan orang berperilaku biadab dan beradab:
1.Lingkungan keluarga sangat berpengaruh bagi pendidikan moral yg utama
2.Lingkungan warga sekitar sosial,apakah pergaulan menjadikan baik atau buruk
3.Pengarahan dari keluarga sangat penting
4.Iman dan agama paling menentukan orang dapat menjadi baik jika iman dan
agamanya.
5.Kesempatan
6.Kekerasan

7.Pergaulan.
1. Manusia Sebagai Makhluk Beradab
Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan
akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau
kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat
tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan
dan berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan,
kehormatan, budi bahasa dan etiket. Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya
yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu
pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga

digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni
rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
1. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
3. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber
kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan

santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan
telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek
kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun
perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang.
Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi
atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan peluang untuk
mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat bangsa dapat
diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan
menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab
dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang
bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat
maupun norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab.
Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa
memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran.
Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan
hanya bisa menjadi budak hawa nafsu. Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk

menjadi manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri
bukan lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak
ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang
lebih hina dari masyarakat jahiliyah. Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang
banyak, wawasan yang luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur
kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual,

keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis.
Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini
adalah adanya globalisasi.

1. Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi
informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi

untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa
dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang
canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola
pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan
perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan,
kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang
ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara
lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk
didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal
ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang
beroperasi tanp mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar
yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat
keuntungan, serta manajemen yang rasional.

Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal
ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya.
Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi,
komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya
perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik
kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

1. Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan
teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita.
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang
perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini,
kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan
televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang
berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia. Misalnya saja kesenian

tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini
tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang
merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesanpesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh
lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil
dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak
dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada
konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan
perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya
kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata
lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih
suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu
bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering
kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda

di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari
(kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu
daerah.

1. Wujud dan Perkembangan Peradaban
Tiga Periodisasi Peradaban (Alvin Tofler) yaitu gelombang perubahan dari meramu (food
gathering) menjadi budaya cocok tanam (peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi
menetap, peradaban industri, peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru
dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris). Mengalami perkembangan
pesat yang disebut evolusi hijau (green revolution). Pada masa ini terjadi perkembangan
teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul, pemupukan, pembasmian hama dan
mekanisasi)
Pada masa ini terjadi perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai
alat dan pesawat 1769 James Watt – mesin uapnya, Thomas Alpha Edison –lampu pijarnya.
Kondisi tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industry yang
menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) : Korea Selatan,
Taiwan, Singapore, Hongkong.
1. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,

mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri). Perkembangan IPTEK
industri sangat berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik . Kemajuan media
elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat di seluruh dunia.
Perkembangan microchip membawa teknologi dunia. Kehidupan budaya memasuki era
revolusi komunikasi, revolusi informasi.
2. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi
dengan komputer atau alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level “the age
high mass consumption”, Komputer, internet, satelit . Hal yang menarik dikenal Budaya
kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi tuntutan dalam rangka membuat
program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai informasi, menyimpan
maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.

Wujud dari peradaban dapat berupa :
1. Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2.

Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
benar atau salah, baik atau buruk.

3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi

pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan
santun.

4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup
kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

1. Problematika Peradaban
1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi
sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih
ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai”
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap
bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
1. Proses yang meningkatkan nilai tambah
2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak

teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat
buruk dalam kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam
bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi
yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan
negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia
Contoh sikap beradab antara lain
- Mentaati ajaran agama yang dianut.
- Mentaati peraturan pemerintah.- Menghormati orang tua.
- Mengormati guru.
- menghargai hak pribadi (privacy) orang lain.
- Menghargai pendapat orang lain.

- Menghormati norma yang hidup dimasyarakat.
- Menjaga lingkungan, dsb.


Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
a. Lemahnya Aqidah
Aqidah ketauhidan umat islam Indonesia saat ini semakin menurun. Ini terbukti dari
kepercayaan masyarakat terhadap iklan – iklan ramalan yang sudah menjamur di televisi.
Dengan ini maka dapat berakibat hilangnya keimanan terhadap Allah SWT, sehingga tidak ada
lagi rasa takut didalam diri masyarakat untuk berprilaku.

b. Lemahnya Akhlak
Menurut hasil survey yang dilakukan sebuah lembaga di tahun 2008, diperoleh data
sekitar 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seks bebas (berzina) sebelum nikah.
Dengan indikator ini, membuktikan betapa mirisnya masa depan anak bangsa kita yang telah
melanggar norma yang berlaku di masyarakat.

c. Lemahnya Tarbiyah
Lemahnya pemantauan, pendidikan dan perawatan dalam sikap amar ma’ruf nahi
mungkar membuat kita akan sering lupa/khilaf, maka harus ada orang yang selalu mentarbiyah
baik diri kita, keluarga kita maupun pada masyarakat dan hendaknya dilaksanakan secara
kontinyu agar selalu terjaga sifat dan sikap kita dan selalu meningkat keimanan kita kepada
Allah swt.

d. Lemahnya Tsaqofah / Pengetahuan
Dapat kita temui masalah tertinggalnya IPTEK di sebagian kota di Indonesia. Hal ini
didasari karena pemudanya yang kurang tanggap dengan hal tersbut. Marilah kita lihat keadaan
sekitar kita, saat ini pemuda Indonesia banyak yang menghabiskan waktunya untuk berhurahura, main, dan banyak hal negatife lainnya. Jika kita melihat tayangan televisi saat ini, banyak
acara musik di pagi maupun malam hari yang menayangkan konser musik live dimana para
penontonnya biasanya seusia SMP dan SMA. Maka tidakkah mereka harus bersekolah? Kapan
waktu mereka untuk belajar?

e. Kelemahan Dakwah
Dakwah merupakan kegiatan/usaha untuk mengajak yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar, hal ini sangat penting untuk perbaikan. Tapi kenyataanya, hanya sedikit sekali
orang yang bergelut dalam hal dakwah ini. Orang itu takut diejek, ketinggalan, kuno, malu bila
berdakwah, padahal balasannya maka dunia dan seisinya akan menjadi milik kita.

f. Kelemahan Tandziman / Pengorganisasian
Indonesia banyak sekali lembaga-lembaga yang menamakan dirinya organisasi islam
yang bertujuan untuk meninggikan agama islam dan menegakkan syareat islam namun dalam
perjalanannya organisasi-oganisasi tersebut saling menyalahkan dan menjatuhkan dengan
fikroh-fikroh yang mereka yakini dan inilah yang merupakan dhoifun tandziman lemahnya
pengorganisasian tidak adanya sikap untuk bersatu dengan berpegang teguh Al-qur’an dan Assunah
Inilah sebagian yang bisa digambarkan tentang kondisi umat islam di Indonesia saat ini
yang merupakan penduduknya mayoritas islam walaupun tidak semuanya lemah dan masih
ada anak-anak bangsa ini yang terbaik namun itu hanyalah sedikit sekali jumlahnya. Maka perlu
dijaga dan dipelihara akhlaknya agar bisa memperbaiki bangsa ini.

Bagaimana agar Indonesia beradab
Prof. Dr. Irwan Abdullah mewakili Lemhanas sebagai keynote speaker dalam simposium Road to
Global Harmony mengatakan bahwa tiga kata kunci agar tercapai sebuah bangsa yang beradab adalah
kebebasan, kesetaraan dan toleransi.
Inilah beberapa faktor yang harus diperbaiki bangsa kita. Seluruh masyarakat Indonesia, mulai
dari yang tinggal di ibukota hingga di pelosok daerah, harus mendapatkan kebebasan yang sebenar –
benarnya. Harus mendapatkan perlindungan HAM ( Hak Asasi Manusia ) yang semestinya. Lalu,
masyarakat Indonesia berhak mendapatkan kesetaraan yang sama. Tidak melihat etnis, agama, dan yang
lainnya. Juga yang harus ditanamkan yaitu, nilai toleransi antar sesama umat manusia. Tanpa ada nya
toleransi, tidak akan ada terciptanya kehidupan yang harmonis.
Yang dapat kita lakukan saat ini yaitu, mencintai budaya kita, meyakini bahwa Indonesia adalah
tanah air kita yang harus kita perjuangkan. Sadar akan penjajahan yang mulai digencarkan kembali ke
negara kita melalui bidang sosial, budaya, ekonomi dan lainnya, dan berusaha untuk melindungi negara
kita. Dan juga kita sebagai mahluk yang beragama, sudah sepatutnya kita memperdalam agama dan
merealisasi kan nya dalam kehidupan kita saat ini. Sehingga kita dapat merubah negeri kita ini sebagai
negeri yang beradab.

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.
Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakantindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya
seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation),
sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant).
Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering
disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya
seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Faktor Penyebab Terjadi Perilaku Menyimpang
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan
yang dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan
rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang
individu (faktor objektif), yaitu :


Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.
Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam
kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan
itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang
tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa
mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga.



Proses belajar yang menyimpang.
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau
melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku
menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat
kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin
berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.



Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan
perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan
seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri,
maka terjadilah perilaku menyimpang.



Ikatan sosial yang berlainan.
Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu
mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan
mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.



Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.
Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan
(perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari subkebudayaan yang menyimpang