Bahan Penyuluhan Jamur Kuping Budidaya

BUDIDAYA JAMUR KUPING
Disampaikan pada
Penyuluhan Petani Jamur Kuping
MEKARSARI
Pandansaren, Harjobinangun, Pakem – Sleman
24 Juni 2014

Aspek Produksi
• Bibit
• Mutu bibit menentukan jumlah dan mutu jamur
kuping yg dihasilkan
• Nilai EKB menunjukkan banyaknya media yang
dapat dikonversi menjadi tubuh buah
• Nilai EKB yang tinggi menunjukkan produktivitas
jamur yang tinggi. Sebaliknya, nilai EKB rendah
menunjukkan produktivitas jamur yang rendah.

• Baglog jamur kuping yang memiliki EKB 30
persen, artinya dalam satu baglog yang
berbobot satu kg hanya dihasilkan jamur
kuping sebanyak 300 gram.

• Bibit jamur yang bermutu tinggi adalah bibit
yang memiliki pertumbuhan miselium minimal
75 persen dan EKB lebih dari 30 persen.

Beberapa ciri bibit jamur yang bermutu baik
• Pertumbuhan miseliumnya merata, padat, dan stabil.
Baglog yang bagus akan terlihat regenerasi miselium
jamurnya tumbuh merata di seluruh lingkar baglog

• Miseliumnya tidak terkontaminasi.
• Baglog yang terkontaminasi dicirikan dengan perubahan
warna pada substrat menjadi coklat kehitaman, hijau, atau
warna lain sesuai jenis kontaminannya
• Baglog yang terkontaminasi, pertumbuhan miseliumnya
terhambat, seperti berhenti, dan tumbuhnya tidak merata.
• Miselium tidak sepenuhnya menutupi seluruh bagian baglog,
sehingga terkesan masih ada bercak

• Tidak memilih baglog yang sudah putih penuh, tetapi terlihat
agak keriput walaupun belum dibuka penutup kapasnya,

karena kemungkinan baglog tersebut sudah lama putih, tetapi
belum dibuka-buka.
• Sebabnya, baglog yang tidak segera dibuka jika sudah putih
penuh (disarankan baglog dibuka saat miselium sudah
tumbuh 80 persen), miselium jamur akan menghisap nutrisi
yang ada dalam baglog, karena miselium akan tetap
merambat walau baglog sudah putih penuh.
• Akibatnya, nantinya jamur yang dipanen akan berkurang
karena nutrisinya termakan oleh miseliumnya sendiri saat
masih belum dibuka.

Faktor keasaman (pH)
• Faktor keasaman (pH) media juga perlu
menjadi pertimbangan dalam memilih bibit
jamur dalam baglog.
• Kadar keasaman media yang optimal selama
pertumbuhan jamur kuping akan menentukan
kuantitas dan kualitas jamur yang dihasilkan
• pH optimmal berada pada kisaran 5 hingga
5,4.


• Pengukuran pH media jamur, misalnya yang
murah menggunakan kertas lakmus atau pH
meter digital

Aspek Manajemen
• Pertumbuhan dan proses reproduksi jamur
kuping sangat dipengaruhi oleh lingkungan
tumbuh
• Kondisi lingkungan tumbuh yang optimal
berbeda untuk tiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan jamur kuping.
• beberapa faktor lingkungan tumbuh, yaitu: (1)
suhu, (2) kelembaban udara, (3) sirkulasi udara,
dan (4) intensitas cahaya.

• Suhu
• Kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium berbeda dengan
kisaran suhu untuk pembentukan tubuh buah.
• Kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan miselium jamur

kuping adalah 20 hingga 34 derajat celcius, sedangkan untuk
tahap pembentukan tubuh buah adalah 24 hingga 27 derajat
celcius.
• Dengan termometer akan bisa dipastikan suhu ruang
kumbung, kita bisa mengatur ventilasi ruang kumbung hingga
tercapai suhu ruang yang ideal.

Kelembaban Udara
• Kelembaban optimal untuk pertumbuhan jamur kuping adalah
antara 80 hingga 90 persen
• Kelembaban ideal ini bisa dipertahankan dengan cara
melakukan pengabutan secara berkala
• Untuk produksi skala kecil, pengabutan dilakukan dengan
sprayer (hand sprayer atau knapsack sprayer).
• Frekuensi pengabutan dilakukan sesuai dengan kondisi iklim
daerah setempat, namun minimal dilakukan dua kali sehari.
• Jika cuaca panas disertai suhu udara tinggi dan kelembaban
rendah, pengabutan hendaknya dilakukan sebanyak dua
sampai empat kali sehari.
• Pengabutan bisa dilakukan sampai lima kali sehari jika suhu

udara sangat panas dan terdapat angin kencang.

• Dengan memasang hygrometer, akan bisa
diketahui dengan tepat tingkat kelembaban
ruang kumbung setiap saat
• Dengan sprayer akan bisa dilakukan tindakan
pengabutan secara lebih baik

Sirkulasi Udara

• Kumbung yang memiliki sirkulasi udara kurang baik akan
menyebabkan pertumbuhan jamur kuping kurang optimal.
• Tingginya kadar CO2 bisa mengakibatkan pembentukan primordia
(pin head) terganggu dan tubuh buah yang terbentuk tidak
sempurna (malformation).
• Kadar CO2 yang tinggi secara sederhana bisa diketahui bila ketika
berada di dalam kumbung terasa sesak dan sulit bernafas.
• Untuk mengatasi keadaan itu, kumbung harus dilengkapi dengan
ventilasi udara yang baik
• Sirkulasi udara dapat diatur dengan membuka jendela kumbung

secara berkala setiap satu hingga dua jam setiap hari.

Contoh jendela kumbung yang bisa dibuka-tutup

Intensitas Cahaya
• Pada dasarnya proses budidaya jamur kuping tidak
memerlukan intensitas cahaya yang tinggi, sehingga
tidak diperlukan penyinaran secara langsung
• Cahaya hanya diperlukan pada saat pembentukan
primordia dan proses pembesaran tubuh buah
• Cahaya berfungsi sebagai pendorong pembentukan
primordial jamur (pin head) dan perkembangan badan
buah saja
• Oleh karena itu, pembuatan rak jamur diusahakan
jangan terkena langsung sinar matahari

Pemeliharaan
• Sanitasi Kumbung dan Baglog
• Sanitasi kumbung dan baglog penting dilakukan sebagai
salah satu cara untuk menghindari kontaminasi baglog oleh

jamur lain
• Sanitasi juga merupakan salah satu bentuk kegiatan
pencegahan terhadap gangguan hama.
• Pembersihan kumbung dilakukan setiap hari dengan cara
menyapu dan membuang kotoran yang ada di dalam
kumbung
• Sementara itu, kegiatan membersihkan baglog dilakukan
setiap kali selesai pemanenan

Baglog yang tidak dibersihkan memicu kontaminasi ke baglog lainnya

Pengendalian Organisme Pengganggu
• Organisme pengganggu pada jamur kuping berupa gulma,
hama, dan penyakit
• Gulma yang dimaksud adalah keberadaan jamur lain yang
tidak diharapkan tumbuh di media jamur kuping.
• Gulma ini muncul bisa karena proses sterilisasi media atau
bibit yang kurang sempurna dan sanitasi baglog yang buruk.
• Karena itu pengamatan pada baglog harus sering dilakukan.
• Jika ada jamur lain harus segera diambil menggunakan pinset.

Namun jika miseliumnya sudah menyebar, baglod harus
segera dipisahkan dari ruang penumbuhan agar tidak
menyebar ke baglog lain.

• Hama merupakan hewan pengganggu yang bisa merusak jamur
kuping atau media tumbuh jamur.
• Hama pada jamur kuping bisa berupa: cacing, tikus, rayap, lalat,
dan tungau.
• Pengendalian cacing dilakukan secara manual ketika terlihat gejala
serangan cacing.
• Untuk hama tikus, bisa diatasi dengan cara menangkap dan
menutup lobang tempat tikus masuk, serta melakukan sanitasi
kumbung dengan baik. Jika cara manual ini tidak berhasil, bisa
diberikan rodentisida atau pestisida khusus untuk tikus.
• Pengendalian rayap juga bisa dilakukan secara manual, namun jika
tidak berhasil, bisa diberikan insektisida khusus rayap, seperti
Cypermetrin, Fenvarelate, atau Chlooropyrifos.
• Keberadaan lalat harus dihindari dengan cara melakukan sanitasi
kumbung.
• Sementara itu, untuk mengatasi serangan tungau, perlu dilakukan

pengendalian secara kimia dengan menggunakan akarisida.

• Penyakit pada jamur bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya virus, bakteri,
fungi, dan kapang.
• Kontaminan ini bisa menyebabkan kerusakan
pada tubuh buah atau media tumbuh jamur.
Jamur yang terserang menjadi busuk, berlendir,
berubah warna, dan memiliki bintik-bintik noda.
• Selain mengurangi kuantitas juga bisa
menyebabkan gagal panen.

Baglog yang terkontaminasi