CONTOH PROPOSAL DAN PENELITIAN GEOGRAFI

PROPOSAL PENELITIAN GEOGRAFI
“PENGARUH PEMANASAN GLOBAL TERHADAP
CUACA DAN IKLIM DENGAN INDIKASI DARI AWAN
DI ATAS PEMUKIMAN WARGA DI DESA PADASUKA
KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR”

Disusun oleh:

JANE TJOKRO HADI (XS-3/22)
NIKOLAS DALLE BIMO NATAWIRIA (XS-3/30)
SHEILA CHRYSILIA (XS-3/33)

TIM PENELITIAN GEOGRAFI 1
SEPULUH SOSIAL TIGA
SEKOLAH MENENGAH ATAS KATOLIK
SANTO ALBERTUS MALANG
2014/2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengaruh cuaca pada kehidupan sehari – hari hidup manusia sangatlah besar,
bahkan saking besarnya hidup kita seperti dikontrol oleh pergerakan cuaca serta iklim.
Kita pun mempunyai ketergantungan terhadap kondisi cuaca pada saat kita
beraktivitas. Bahkan kita mempunyai kontak perasaan dengan sesuatu bergantung
pada cuaca saat itu.
Kebanyakan cuaca dilihat dari objek indikasinya. Dan untuk penelitian kali
ini, objek nya adalah awan. Awan merupakan salah satu fenomena alam yang paling
menakjubkan. Awan itu sendiri merupakan kumpulan titik – titik air atau Kristal es
yang terdapat di udara, yang terjadi karena adanya kondensasi atau sublimasi dari uap
air yang terdapat dalam udara.
Manusia melaksanakan kegiatan sehari – hari berdasarkan cuaca, seperti
misalnya seorang pedagang berjualan berkeliling akan berjualan bila hanya cuacanya
cerah. Dari contoh tersebut kita bisa melihat bahwa cuaca sangat mempengaruhi
kehidupan manusia dari awal mereka lahir sampai meninggal pun akan sangat
tergantung pada cuaca.
Karena belakangan ini terdapat isu pemanasan global, maka cuaca sangatlah
susah untuk diprediksi. Dengan demikian kehidupan manusia menjadi sangat susah
untuk dijalankan. Karena itu, kami ingin membuat suatu penelitian mengenai
pengaruh pemanasan global terhadap cuaca dan iklim melalui indikasi awan.
Kondisi awan saat ini sangatlah memprihatinkan, karena awan – awan tersebut

sudah mulai mengandung gas – gas yang tidak mendukung kehidupan manusia kearah
yang lebih baik. Bahkan itu akan menghancurkan hidup manusia. Seperti misalnya,
hujan asam, itu akan membuat pencemaran lebih lanjut. Hujan asam terjadi karena
polusi udara yang berlebihan. Efeknya juga berbahaya bagi kehidupan manusia,
karena hujan tersebut membawa bahan kimia yang terhitung sebagai bahaya. Maka
dari itu penelitian ini akan membawa sebuah pengetahuan baru akan bagaimana
caranya mengetahui cuaca yang akan datang untuk menunjang kehidupan yang lebih
baik. Awan akan sangat berpengaruh bagi kehidupan kita, walaupun tidak kita sadari.

B. Identifikasi Masalah
Di masa sekarang ini, ada beberapa Negara yang mengalami perubahan iklim.
Hal itu disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global saat ini disebabkan oleh
lapisan ozon yang semakin tipis setiap hari nya. Hal itu juga disebabkan oleh polusi
udara yang berlebihan, serta pembalakan hutan yang tidak menggunakan sistem
tebang pilih. Akibat dari penguapan bahan kimia yang ada di sungai – sungai yang
tercemar. Mengakibatkan awan yang berpolutan tinggi dan mengakibatkan turunnya
hujan asam ke muka bumi. Ini diidentifikasikan sebagai penyebab pemanasan global
yang mempengaruhi kehidupan manusia di muka bumi.

C. Batasan Masalah

Untuk penelitian ini, batasan penelitian akan hanya di lakukan dalam hal
lokasi adalah Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Untuk batasan
ketinggian adalah 2000 meter diatas permukaan laut.

D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, kami merumuskan masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kita bisa mengetahui cuaca yang akan terjadi hanya dengan melihat
awan?
2. Adakah pengaruh awan dengan pemanasan global yang sedang terjadi?
3. Apa hubungan awan dengan cuaca dan iklim?
4. Pemanasan global disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon, jadi bagaimana kita
mencegah penipisan lapisan ozon?

E. Tujuan Penelitian
Kami mengadakan penelitian itu dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
cara kita untuk memprediksi cuaca yang akan datang dengan indikasi awan untuk
menunjuang kehidupan yang lebih baik karena awan sangat berpengaruh bagi cuaca
dan kehidupan kita walaupun kita tidak sadari.

F. Kegunaan Penelitan

Penelitian ini bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena, cuaca
ada pengaruhnya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga dengan
penelitian awan ini, masyarakat bisa memprediksi cuaca dengan baik dan pekerjaan
bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita.

BAB 2
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es di dalam udara yang terjadi karena
adanya kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Terbentuknya awan
dikarenakan kelembapan udara yang mengalami pendinginan hingga membeku atau
mencapai titik embun. Proses pendinginan terjadi karena kelembapan udara terdorong ke atas
sampai ke atmosfer.
Seiring dengan kenaikan ketinggian, tekanan udara pun berkurang. Kondisi ini
menyebabkan udara yang mengandung uap air menyebar dan mengalami pendinginan. Pada
saat mencapai titik embun, udara menyatu dengan uap air. Seluruh uap air yang terkondensasi
dalam udara tersebut membeku dan membentuk embun melalui pertikel-pertikel udara yang
sangat kecil.
Melalui proses yang disebut inti kondensasi, kemudian terbentuk butiran-butiran

awan. Awan terbentuk dan berukuran sesuai dengan kekuatan alam yang mendorong
kelembapan udara tersebut ke atas, serta sesuai dengan struktur temperature atmosfer.
Awan dikelompokkan menjadi beberapa jenis, bergantung pada bentuk dan
ketinggiannya.
 Menurut Bentuknya
1. Cumulus, yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bunar) dan
dasarnya horizontal.
2. Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit
secara merata.
3. Sirus, yaitu awan berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung.
 Menurut Ketinggiannya
1. Awan Tinggi (6000 – 9000 m)
a. Sirus, yaitu sejenis awan lembut dan mengandung Kristal-kristal es yang
berbentuk seperti bulu burung.
b. Sirostratus, yaitu awan putih merata yang menyerupai kerudung tipis atau tabir
c. Sirocumulus, yaitu awan yang muncul dalam bentuk bintik-bintik kcil atau riak
kecil, seperti sisik ikan yang terkadang menyerupai ekor kuda betina.

2. Awan Sedang (2.000m – 6.000m)

a. Altocumulus, yaitu awan yang membentuk serangkaian perahu rakit di langit. Oleh karena
itu, langit kadang disebut langit makarel (mackerel sky)
b. Altostratus, yaitu awan yang berlapis-lapis tebal yang dapat membuat matahari menjadi
tampak berair

3. Awan Rendah (9

bulan basah secara berturut-turut

Iklim B

7–9

bulan basah secara berturut-turut

Iklim C

5–6

bulan basah secara berturut-turut


Iklim D

3–4

bulan basah secara berturut-turut

Iklim E

3.300m dpl

Suhu

: