KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEA

KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEAS CIKUR INSTAN YANG
DIHASILKAN DENGAN VARIASI BERAS PUTIH DAN BERAS MERAH
Eris Septiani[1], Ely Astriyaningsih[1], Nimas Ayu Anggraeni[1], Ferdianto At taufiqi[1]
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
Jalan Kalimantan No.37 Jember Telp.(0331)330224,333147,336870,334267 Ext (1):171022,
Ext (2): 171021 (0331)321784,321785,321786 email: usdi@ftp.unej.ac.id
ABSTRAK
Beas cikur is one of five types of plants developed as a medicinal plant native
indonesia. Beas cikur is traditional beverage can dikategorikam health as a beverage. Lab
work is aimed to tell the difference in physical properties and organoleptik beas instant cikur
resulting from the white rice and red rice. The physical properties observed namely viscosity
and the nature of organoleptiknya covering taste, color, the scent and a whole. Results
showing that physically with a viscosity beas cikur instant use of white rice having viscous
higher. While for the nature of organoleptiknya beas instant cikur menggunakn white rice
preferred compared with beas cikur resulting from red rice.
Key Words : Beas Cikur, White Rice and Red Rice
I.

PENDAHULUAN
Cikur (Kaempferia galanga L.)

merupakan salah satu dari lima jenis
tumbuhan yang dikembangkan sebagai
tanaman obat asli Indonesia. Kencur
merupakan tanaman obat yang bernilai
ekonomis cukup tinggi sehingga banyak
dibudidayakan.
Bagian
rimpangnya
digunakan sebagai bahan baku industri
obat tradisional, bumbu dapur, bahan
makanan, maupun minuman penyegar
lainnya (Rostiana dkk., 2003). Beas
cikur adalah minuman tradisional yang
juga bisa di kategorikan sebagai minuman
kesehatan karena minuman ini tidak hanya
untuk menghilangkan rasa dahaga dengan
kesegarannya tapi mempunyai dampak
yang baik bagi kesehatan bagi orang yang
meminumnya.
Pembuatan Beas Cikur Instan

dilakukan dengan cara memperkecil
ukuran beras setelah itu dicampurkan
dengan filtrat kencur yang sudah

diperkecil
ukurannya.
Setelah
itu
dilakukan ekstraksi setelah itu filtratnya
dipanaskan dan ditambahakan gula, garam,
cengkeh
dan
kayu
manis.
Lalu
menghentikan pemanasan dan tahap
terakhir penghalusan.
Pada praktikum kali ini kami akan
membuat beas cikur dengan menggunakan
variasi beras putih dan beras merah yang

bertujuan
untuk
mengetahui
cara
pengolahan beas cikur instan dan juga
untuk mengetahui jenis beras terbaik
dalam pembuatan beas cikur instan.
Pembuatan beas cikur instan menggunakan
beras putih dan beras merah. Secara
keseluruhan untuk beas cikur yang dari
beras putih secara organoleptik paling
disukai.
II.

BAHAN DAN METODE
Praktikum ini dilakukan pada hari
Senin tanggal 30 Maret 2015. Pada
praktikum pembuatan beas cikur ini,

bahan-bahan yang digunakan adalah

kencur 1500 gram, beras putih 250 gram,
beras merah 250 gram, gula kristal putih
400 gram, 1 sendok teh garam, cengkeh,
kayu manis, 1500 ml air dan kuisioner.
Sedangkan alat-alat yang digunakan
diantaranya yaitu kompor, saringan,
baskom, beaker glass, wajan, pisau,
mortal, spatula, blender, pipet ukur,
sendok, neraca, tissue, label, kain lap,
parutan, panci, cup dan alat tulis.
Tahap awal yang dilakukan pada
praktikum pembuatan beas cikur instan
yaitu dengan mengupas dan mencuci
kencur yang menjadi bahan utama dalam
pembuatan beas cikur instan, selain itu
bagian yang busuk juga dibuang. Kencur
yang akan diparut haruslah kencur yang
dalam kondisi baik tanpa cacat agar tidak
merusak citarasa produk akhir beas cikur
instan yang diperoleh. Kencur kemudian

diparut menggunakan parutan halus,
pemarutan dilakukan dengan penambahan
air. Setelah diparut, kencur kemudian
disaring untuk memisahkan antara filtrat
dengan ampasnya. Filtrat yang dihasilkan
selanjutnya diendapkan dengan beras yang
sudah dihaluskan selama 30 menit untuk
memisahkan filtrat dengan endapan. Filtrat
hasil
pengendapan
dipanaskan
menggunakan api kecil hingga mendidih
sambil terus diaduk. Saat filtrat mendidih,
gula kristal, garam, cengkeh dan kayu
manis dimasukkan sambil dilakukan
pengadukan agar filtrat dan bahan
tambahannya bercampur sempurna. Filtrat
kemudian akan mendidih dan berbusa.
Kemudian cengkeh dan kayu manis
diangkat terlebih dahulu agar tidak

mengganggu proses kristalisasi yang akan
dilakukan. Saat busa mulai turun dan filtrat
mengkristal,
api
dimatikan
dan
pengadukan dilakukan dengan cepat secara
terus menerus. Setelah menjadi tepung

seluruhnya, langkah selanjutnya adalah
pengayakan untuk mendapatkan instan
beas cikur dengan ukuran yang seragam.
Gambar 1. menunjukkan diagram alir
proses pembuatan beas cikur instan.
Beras

Kencur

Pencucian


Pengupasa
n

Penirisan

Pengecilan Ukuran

Penyangraian

Pemerasan

Pengecilan Ukuran

Filtrat

Pencampuran
Ekstraksi

Endapan
atau

Ampas

Filtrat
Pemanasan dengan
penambahan gula, garam,
cengkeh dan kayu manis

Hentikan pemanasan apabila
telah berbentuk kristal

Penghalusan

Gambar 1. SkemaKerja Pembuatan Beas
Cikur Instan.
Beas Cikur instan yang sudah jadi
selanjutnya
diukur
rendemen
dan
viskositas dengan menggunakan kecepatan


Ampas

alir. Dimana semakin lama waktu untuk
mengalir membuktikan bahwa hasil
produk lebih kental. Beas Cikur instan
diseduh terlebih dahulu lalu di masukkan
pipet ukur dengan ukuran yang sama.
Untuk
mengetahui
tingkat
kesukaan terhadap Beas Cikur Instan yang
dihasilkan,
maka
dilakukanlah
uji
kesukaan secara organoleptik dengan
menggunakan kuisioner. Panelis diminta
untuk menilai tingkat kesukaan mereka
terhadap beas cikur instan dari beras putih

dan beras merah. Parameter yang dinilai
adalah
rasa,
aroma,
warna
dan
keseluruhan. Panelis harus mengisi nilai
disetiap parameter tersebut pada kuisioner
yang telah disediakan, semakin tinggi nilai
yang diberikan maka semakin besar
tingkat kesukaannya.

sulit
mengalir
dikatakan
memliki
viskositas yang tinggi. Viskositas ini dapat
dipengaruhi oleh adanya kandungan
amilosa pada beras. Beras merah memiliki
kadar amilosa lebih tinggi yaitu lebih dari

27% sedangkan beras putih memiliki kadar
amilosa lebih kecil yaitu 7,7-9,3% (Anhar,
2013 dan Aliawati, 2003). Menurut Juliano
(1994) nilai warna dan kilap nasi
mempunyai korelasi positif dengan kadar
amilosa. Beras dengan kandungan amilosa
yang tinggi cenderung menyerap air lebih
banyak, sehingga menyebabkan viskositas
tinggi.
Rasa
Dari
praktikum
yang
telah
dilakukan didaptkan penilaian rasa
menggunakan uji organoleptik dapat
dilihat pada gambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Skoring
Dari kegiatan praktikum yang
dilaksanakan
dan
hasil
pengujian
organoleptik yang dilakukan dengan
menggunakan 14 orang panelis serta
pengujian fisik viskositas maka didapatkan
data sebagai berikut.
Viskositas
Berdasrkan hasil praktikum dengan
uji fisik viskositas pada beas cikur instan
didapatkan data pada beas cikur
menggunakan beras putih memiliki lama
aliran 13,15 detik sedangkan pada beras
merah memiliki lama aliran 11,76 detik.
Dari data tersebut didapatkan bahwa
viskositas beas cikur menggunakan beras
putih lebih tinggi dari pada beras merah.
Hal ini sesuai dengan literatur bahwa suatu
jenis cairan yang muda mengalir dapat
dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang

Rata-Rata

III.

5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Beras

Beras Merah

Gambar 2. Pengukuran rasa dengan uji
organoleptik.
Didapatkan hasil beas cikur yang memiliki
rasa yang paling di sukai oleh panelis yaitu
beas cikur yang menggunakan beras putih.
Menurut Juliano (1994), rasa manis yang
ada dipengaruhi oleh kandungan gula
reduksi yang terkandung dalam beras.
Kandungan karbohidrat beras putih lebih
tinggi dibandingkan dengan kandungan
karbohidrat pada beras merah yaitu 78,9 gr
untuk beras putih dan 75,7 gr untuk beras
merah (Nio, 1992). Sehingga dapat
diketahui beas cikur yang menggunakan

5
4.5

Rata-Rata

4

Dari
praktikum
yang
telah
dilakukan didapatkan penilaian warna
menggunakan uji organoleptik dapat
dilihat pada gambar 4.

Rata-Rata

beras putih memiliki rasa yang lebih manis
jika dibandingkan dengan beas cikur yang
menggunakan beras merah.
Aroma
Dari
praktikum
yang
telah
dilakukan didapatkan penilaian aroma
menggunakan uji organoleptik dapat
dilihat pada gambar 3.

5
4
3
2
1
0

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Beras

Beras Merah

Gambar 3. Pengukuran aroma dengan uji
organoleptik.
Didapatkan hasil pengujian bahwa aroma
yang paling disukai yaitu pada beas cikur
dengan bahan beras. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh daya simpan beras merah
dan beras putih yang berbeda. Sehingga
dapat mempengaruhi aroma dari beas cikur
yang
dihasilkan.
Rostiana
(2003),
menyatakan penyimpanan berpengaruh
terhadap
kenampakan,
kelekatan,
kepipihan, rasa, dan aroma beras yang
diperoleh. Kerusakan ini terutama
disebabkan ketengikan yang terjadi pada
kandungan
lemak
beras
sehingga
menimbulkan bau apek. Bau apek dari
beras giling yang telah lama disimpan
disebabkan
oleh
senyawa-senyawa
karbonil yang bersifat tengik, yaitu
senyawa-senyawa hasil oksidasi lemak
dengan oksigen dari udara (Astawan,
2004).
Warna

Gambar 4. Pengukuran warna dengan uji
organoleptik.
Pada pengamatan warna ini para panelis
lebih menyukai warna beas cikur yang
menggunakan beras putih karena memiliki
warna yang lebih terang jika dibandingkan
beas cikur dengan bahan beras merah yang
memiliki warna yang lebih gelap. Warna
beas cikur pada beras merah cenderung
lebih gelap dibandingkan dengan beas
cikur yang menggunakan beras putih, hal
ini disebabkan karena adanya pigmen
merah (antosianin) pada beras merah
sehingga warna beas cikur cenderung lebih
gelap (Reddy et al. 1995). Beras merah
mengandung warna pigmen merah pada
lapisan perikarp hingga lapisan luar
endosperm beras (Tang and Wang, 2001).
Keseluruhan
Dari
praktikum
yang
telah
dilakukan secara keseluruhan penilaian
menggunakan uji organoleptik dapat
dilihat pada gambar 5.

Rata-Rata

5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Tabel 2. Perhitungan Total Cost dan Price
Portion (profit 50%)
Beras

Beras Merah

Gambar 5. Penilaian keseluruhan dengan
uji organoleptik
Dari data yang telah dijelaskan diatas
dapat diketahui pada gambar 5 secara
keseluruhan panelis menyukai beas cikur
yang terbuat dari beras putih. Hal ini
dikarenakan beas cikur yang menggunakan
beras putih memiliki warna yang lebih
terang, rasa lebih manis dan aroma yang
paling baik, selain itu beas cikur yang
menggunakan beras putih memiliki
viskositas lebih tinggi dari pada beas cikur
yang menggunakan beras merah sehingga
para panelis lebih menyukai beas cikur
dengan menggunakan beras putih.

Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa harga dari beas cikur instan adalah
Rp 3184,00 per porsi dengan keuntungan
50%. Perhitungan ini sebanyak 8 porsi.
3. BEP (Break Event Point)
Break Even Point (BEP) dapat
diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya
tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian. Dengan kata lain,
pada keadaan itu keuntungan atau kerugian
sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi

2. Pricing
Pricing
adalah
salah
satu
komponen utama rencana pemasaran dan
rencana bisnis. Pricing merupakan strategi
harga yang berguna untuk membedakan
produk satu dengan yang lain (Uva, Wenfei L, 2001). Beas cikur instan harus
dihitung harganya. Hasil perhitungan
harga beas cikur dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1. Perhitungan Pricing Beas Cikur
Instan

bila

perusahaan

dalam

operasinya

menggunakan biaya tetap, dan volume
penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel. Apabila
penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan
sebaliknya akan memperoleh keuntungan,
bila penjualan melebihi biaya variabel dan
biaya tetap yang harus di keluarkan.
a.

Variabel Cost
Variabel cost merupakan jenis biaya

yang

selalu

perubahan

berubah

volume

sesuai

dengan

penjualan,

dimana

perubahannya

tercermin

dalam

biaya

variabel total. Dalam pengertian ini biaya
variabel

dapat

dihitung

berdasarkan

persentase tertentu dari penjualan, atau
variabel cost per unit dikalikan dengan
penjualan dalam unit.
b. Fixed Cost
Fixed cost merupakan jenis biaya
yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh

volume

penjualan

melainkan

dihubungkan dengan waktu (function of
time) sehingga jenis biaya ini akan konstan
selama periode tertentu.
Ada dua jenis BEP, yaitu BEP unit
dan BEP rupiah. rumus dari BEP unit
FC
= P−VC , dan rumus BEP rupiah adalah

Dan untuk Variable Cost dari Beas
cikur instan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4. Variable Cost dari Beas Cikur
Instan

FC
= 1− VC . FC merupakan Fix Cost, P
S
adalah harga produk (Price), VC adalah
Variable

Cost

dan

S

adalah

total

Dari data pada tabel diatas, kita
dapat menghitung BEP unit dan BEP

pendapatan. Fix Cost dari beas cikur instan

rupiah.

dapat dilihat pada tabel berukut ini :

BEP Unit

Tabel 3. Fix Cost Beas Cikur Instan

FC
= P−VC
620.000
= 2123−1599
= 1183,2 unit

Artinya, beas cikur instan akan
mencapai titik impas (break even point)
apabila

berhasil

menjual

1184

kemasan beas cikur instan 25 gram.
BEP=

¿ cost
variabel cost
1− harga per unit

unit

BEP=

620.000
2123
1−
3184

BEP=Rp1.860 .744,3
Artinya usaha beas cikur instan
akan mencapai titik impas (break even
point)

apabila

total

penjualan

nya

mencapai Rp. 1.860 .744,3 ,−¿

IV.

KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum
dan
pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
a. Berdasarkan hasil uji fisik dan sensori
panelis lebih menyukai beas cikur
instan dengan jenis beras putih.
b. Perbedaan jenis beras berpengaruh
terhadap sifat organoleptik beas cikur
instan yang dihasilkan.
c. Harga beas cikur instan adalah
Rp. 2.123,00
d. BEP Unit dari beas cikur instan adalah
1183,2 unit dan BEP rupiahnya adalah
Rp. 1.860.744,3,DAFTAR PUSTAKA
Aliawati, Gusnimar. 2003. Teknik Analisis
Kadar Amilosa Dalam Beras. Bogor:
Balai Penelitian Tanaman Padi.
Anhar, Azwir. 2013. Explorasi dan Mutu
Beras Genotip Padi Merah di
Kabupaten
Pasaman
Barat
Sumatera Barat. Lampung: FMIPA
Universitas Lampung.
Astawan, M. 2004. Beras Merah Tangkal
Kanker
dan
Diabetes.http://library.monx007.com
/health/beras_merah_tangkal_kanker
_dan_diabetes/1.
Diakses
pada

tanggal 4 Maret 2012.Juliano, B.O.
1994. Rice in human nutrition. The
International RiceResearch Institute
and
Food
and
Agriculture
Organization of The United Nations.
Rome.
Damardjati, D. S., dan E.Y. Purwani.,
1995. Padi Buku 3. Penyunting Edi
Soenarjo, D.S. dan Mahyudin Syam.
Pusat
Penelitian
dan
PengembanganTanaman
Pangan
Bogor.
Nio, O.K. 1992. Daftar Analisa Bahan
Makanan. Jakarta: UI-Press.
Reddy, V.S., S. Dash, and A.R. Reddy.
1995. Anthocyanin pathway in rice
(Oryza sativa L.): identification of a
mutant showing dominant inhibition
of anthocyanins in leaf and
accumulation of proanthocyanidins
in pericarp.
Rostiana, O., S. M. Rosita, H. Wawan,
Supriadi, dan A. Siti, 2003, Status
Pemuliaan
Tanaman
Kencur.
Perkembangan Teknologi TRO, 15,
2, 25-38.
Tang, S and Z. Wang. 2001. Breeding for
superior quality aromatic rice
varieties in China. p.35-44, in
specialty rices of the world:
breeding,
production,
and
marketing. R.C. Chaudury, D.V.
Tran, R. Duffy (eds.). Food Agric
Org. Rome. Italy-Sci Publ Inc.
Enfield. NH. USA.
Uva, Wen-fei L. 2001. Smart Pricing
trategies. Ithaca: Department of
Applied
Economics
and
Management, Cornell University

HASIL PERHITUNGAN RATA-RATA PARAMETER BEAS CIKUR INSTAN
a. Rasa Beas Cikur Instan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama
Niken R
Ulfatu L
Nely S
Eka W
Yuli D
Riri N
Daniar W
Gustiviani
Risma
Kiky C
Dyah A
Kiki W
Alif A
Wahyu S
Total
Rata-rata

Kode
463
579
4
1
4
1
4
5
3
5
5
3
4
3
3
3
4
3
4
2
3
4
5
4
5
3
5
2
4
2
57
41
4
2,9

b. Aroma Beas Cikur Instan
No
1
2
3
4
5

Nama
Niken R
Ulfatu L
Nely S
Eka W
Yuli D

Kode
463
579
5
1
5
2
4
2
2
4
5
3

6
7
8
9
10
11
12
13
14

Riri N
Daniar W
Gustiviani
Risma
Kiky C
Dyah A
Kiki W
Alif A
Wahyu S
Total
Rata-rata

4
4
3
3
4
3
5
5
4
56
4

3
2
2
1
2
4
4
3
3
36
2,6

c. Warna Beas Cikur Instan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama
Niken R
Ulfatu L
Nely S
Eka W
Yuli D
Riri N
Daniar W
Gustiviani
Risma
Kiky C
Dyah A
Kiki W
Alif A
Wahyu S
Total
Rata-rata

Kode
463
579
5
1
5
2
5
3
2
5
5
5
3
4
4
2
4
3
4
2
4
3
5
3
5
3
5
2
3
2
59
40
4,2
2,9

d. Keseluruhan Beas Cikur Instan
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama
Niken R
Ulfatu L
Nely S
Eka W
Yuli D
Riri N
Daniar W

Kode
463
579
5
1
5
3
5
4
2
5
5
2
5
3
4
2

8
9
10
11
12
13
14

Gustiviani
Risma
Kiky C
Dyah A
Kiki W
Alif A
Wahyu S
Total
Rata-rata

4
3
4
5
5
5
4
61
4,4

3
1
3
4
3
4
3
41
2,9

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Viskositas

13,49+12,84 +13,14
=13,15 detik
3
11,55 +11,53+12,21
Rata−Rata B . Merah=
=11,76 detik
3
Rasa
4+ 4+ 4+3+5+ 3+3+ 4+ 4+3+5+5+ 5+4
Rata−Rata B . Putih=
=4
14
1+1+5+5+3+ 3+3+3+2+ 4+ 4+3+ 2+ 2
Rata−Rata B . Merah=
=2,9
14
Rata−Rata B . Putih=

Aroma
Rata−Rata B . Putih=

5+5+ 4+ 2+ 5+4 +4 +3+3+ 4+3+5+ 5+4
=4
14

Rata−Rata B . Merah=

1+2+2+ 4+3+3+ 2+ 2+ 1+ 2+ 4+ 4+ 3+3
=2,6
14

Warna
Rata−Rata B . Putih=

5+5+ 5+2+5+3+ 4+ 4+ 4+ 4+5+5+ 5+ 3
=4,2
14

Rata−Rata B . Merah=

1+2+3+5+ 5+4 +2+3+2+3+3+3+ 2+ 2
=2,9
14

Keseluruhan
Rata−Rata B . Putih=

5+5+ 5+2+5+5+ 4+ 4+3+ 4+5+5+ 5+4
=4,4
14

Rata−Rata B . Merah=

1+3+ 4+5+ 2+ 3+2+3+1+3+ 4+3+ 4+3
=2,9
14

HASIL PERHITUNGAN PRICING DAN BEP
1. Pricing Beas Cikur Instan
Perhitungan Investment Cost dan Maintenance Cost Beas Cikur Instan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Price
Weight/Pack
Price/Pack
(gram)
Rp. 2500,00
500
Rp. 3000,00
250
Rp. 2800,00
250
Rp. 3500,00
250
Rp. 1300,00
250
Rp. 37500,00
250
Rp. 1000,00
250
Rp. 5000,00
19000
Rp. 12500,00
250
Rp. 69100,00

Bahan
Kencur
Beras Putih
Gula Pasir
Gula Jawa
Garam
Cengkeh
Kayu Manis
Air
Plastik
TOTAL

Perhitungan Total Cost dan Price Portion (profit 50%)
Total Cost
Rp. 16986,00

Portion

TC/Portion

8

Rp. 2123,00

Price Portion
(profit 50%)
Rp. 3184,00

Price/gram

Price/recipe

Rp. 5,00
Rp. 12,00
Rp. 11,00
Rp. 14,00
Rp. 5,2,00
Rp. 150,00
Rp. 4,00
Rp. 0,26,00
Rp. 50,00

Rp. 2500,00
Rp. 3000,00
Rp. 2800,00
Rp. 1400,00
Rp. 20,8,00
Rp. 600,00
Rp. 16,00
Rp. 400,00
Rp. 6250,00
Rp.16986,00

2. Break Event Point (BEP) Beas Cikur Instan
BEP dihitung selama 1 tahun dengan 50 hari produksi
a. Fix Cost Beas Cikur Instan

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Description

Capacity of
Production
(day)

Panci
Pisau
Kompor
Teflon
Blender
Baskom
Parutan
Saringan
Sendok
Gelas
Plastik Ukur
Total Fix Cost

Price (Rp)

50
50
50
50
50
50
50
50
50

10.000
2.500
250.000
225.000
119.000
4.000
3.000
2.000
1.500

50

3.000
620.000

b. Variable Cost Beas Cikur Instan

No

Description

Price
(Rp)

1 Bahan
16986,00
2 LPG Gas Refills 15.000,00
3 Transportation
8.000,00
Total Variable Cost
BEP Unit

FC
= P−VC
620.000
= 2123−1599

Capacity of
Production
(cup/day)
25
25
25

Price/
Production
Rp. 679,00
Rp. 600,00
Rp. 320,00
Rp. 1599,00

= 1183,2 unit
Artinya, beas cikur instan akan mencapai titik impas (break even point) apabila
berhasil menjual 1184 unit kemasan beas cikur instan 25 gram.
BEP=

¿ cost
variabel cost
1− harga per unit

BEP=

620.000
2123
1− 3184

BEP=Rp1.860 .744,3
Artinya usaha beas cikur instan akan mencapai titik impas (break even point) apabila
total penjualan nya mencapai Rp. 1.860 .744,3 ,−¿

LAMPIRAN FOTO
BAHAN

Beras

Beras Merah

Kencur
PENCAMPURAN

PROSES PEMANASAN
(KRISTALISASI)

PENGHALUSAN