MELATIH ANAK UNTUK TERBIASA BERBICARA YA

Warna-Warni PAUD RA/TK
 Beranda

Blog Archive
2015 (12)
2014 (28)
2013 (15)
2012 (21)
2011 (14)
 ► Oktober (1)
 ► September (1)
 ▼ Juli (5)
 Buku Program Kerja PAUD
 Media Pengajaran
 Contoh makalah PTK
 SKH Semester I Kelompok A
 Langkah Pembuatan RPP untuk Kemampuan Seni di RA/...
 ► Juni (5)
 ► Mei (1)
 ► Februari (1)
o ► 2010 (13)

o ► 2009 (2)
o
o
o
o
o







Labels
o PAUD RA (1)

Mengenai Saya

wid surya
Lihat profil lengkapku


Pengikut

Contoh makalah PTK
Diposkan oleh wid surya ,
15
Juli
Penelitian diambil dari laporan guru-guru RA. Bahrul Ulum di Jl.Mangga Besar XIII - Jakarta
Pusat, walau secara sederhana dan mungkin jauh dari sempurna namun saya berharap makalah
ini semoga dapat menjadi acuan bagi guru-guru yang baru mempelajari PTK. :
MELATIH ANAK UNTUK TERBIASA BERBICARA YANG SOPAN MELALUI METODE
BERCERITA PADA KELOMPOK B

RA. BAHRUL ULUM

Disusun oleh
1. Erawati
2. Reina Prihantini
3. Yuyun


BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Undang undang no 2 thn 2003 tentang sikdinas bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
untuk mengembangkan secara optimal agar terbentuk prilaku dan kemampuan dasar sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.

Sebagaimana kita ketahui dalam dunia pendidikan salah satu pembelajaran yang
diberikan di RA adalah pembentukan karakter pada anak melalui pembentukan akhlak prilaku,
moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Ciri dan bentuk pembelajaran yang diberikan untuk anak tk sebaiknya
dikondisikan bagi anak untuk bisa mengekspresikan secara bebas
Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, pada dasarnya terjadi dan dihasilkan
karena adanya proses interaksi antara subjek belajar dengan sumber belajar.
Pada hakikatnya Proses interaksi yang baik adalah salah satu faktor terpenting untuk
mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk itu seorang guru harus mempunyai kompetensi
bahasa yang baik agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi yang interaktif antara guru

dan siswa.
Namun dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam memahami maksud atau inti
dari materi yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kosakata yang dimiliki
anak, keterlambatan anak pada kemampuan berbahasa, pengaruh keluarga dan lingkungan
sekitarnya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan anak dalam berbahasa sehingga ia mampu
berkomunikasi dengan baik diperlukan alat atau media yang mampu merangsang anak dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa. Proses belajar pada hakikatnya sejalan dengan proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima
pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen
proses komunikasi. Dalam hal ini, pesan dapat diartikan sebagai materi, sumber pesan dapat
diartikan sebagai buku, saluran/media misalnya, buku cerita, media film, alat peraga, media
audio visual, media audio. Penerima pesan dapat diartikan sebagai siswa ataupun guru.

Penggunaan media dalam belajar adalah tidak lain untuk mendukung proses penyampaian
pesan agar lebih tepat sasaran kepada penerima pesan. Penggunaan media yang seringkali
digunakan dalam proses belajar seperti; alat peraga, media film, media audio, media audio
visual, media grafis sederhana, slide, OHP, dll. Sumber belajar dapat diciptakan atau
memanfaatkan lingkungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa.
Salah satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan adalah buku cerita atau, majalah. Buku

cerita atau majalah menjadi salah satu media yang memberikan kesempatan pada guru dan siswa
untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Hasil yang bisa didapatkan anak berupa
penambahan kosakata baru dan informasi tentang isi cerita yang ada dalam buku cerita tersebut.
Oleh Karena itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi apakah kegiatan bercerita
mampu meningkatkan kemampuan berbahasa anak sehingga anak dapat terlatih berbicara yang
sopan pada lingkungannya. Dalam hal ini, peneliti bertujuan untuk memberikan suatu masukan
terhadap permasalah-permasalahan yang terjadi sesuai gambaran di atas.
B.

Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah disusun permasalahan
sebagai berikut : “ Bagaimana melatih anak untuk berbicara yang sopan ? ”

C.

Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan masalah
ini yaitu: Mengetahui bagaimana cara melatih anak untuk berbicara yang sopan .

D.


Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1.

Perbendaharaan kosa kata anak meningkat.

2.

Kemampuan berbahasa anak meningkat.

E.

3.

Keaktifan anak dalam berkomunikasi meningkat.

4.

Keberanian anak mengungkapkan kembali isi cerita meningkat


5.

Anak terbiasa untuk berbicara yang sopan

Cara Pemecahan Masalah
Penulis mengambil metode bercerita sebagai cara pemecahan masalah tersebut diatas. Metode
bercerita diharapkan mampu menjadi motivator anak terbiasa berbicara yang sopan dengan
lingkungan yang dihadapinya.

BAB II
LANDASAN TEORI

1.

Metode Bercerita
Metode digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan ataumateri

pelajaran kepada anak didik. Metode mengajar yang tidak tepat guna akanmenjadi penghalang
kelancaran jalannya suatu proses belajar mengajar sehinggabanyak waktu dan tenaga terbuang

sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkanoleh guru baru berhasil, jika mampu
dipergunakan untuk mencapai tujuan.Dr. Ahamad Tafsir memberikan pengertian metode adalah
Cara yang palingtepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.. Sedangkan menurut Sukanto Cerita
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya, ayah kepadaanakanaknya, guru bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat
kaitannya dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan cerita.

Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di Raudhatul
Athfal/Taman Kanak-kanak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak
terhadap pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia
kehidupan anak di Raudhatul Athfal/Taman Kanak kanak, maka mereka dapat memahami isi
cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat
menangkap isi cerita. Menurut Abudin Nata .Metode bercerita adalah suatu metode yang
mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari sifat alamiah manusia
untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap perasaan. Oleh karenanya dijadikan
sebagai salah satu teknik pendidikan. Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan
lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi
pengalaman bagi anak di Raudhatul Athfal/Taman Kanak-kanak yang bersifat unik dan menarik
yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode bercerita

adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan
cerita tersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar
mengajar, maka metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi anak didik.
2.

Tujuan dan Fungsi Metode Bercerita

a. Tujuan Metode Bercerita
Tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bercerita guru dapat
menanamkan nilai-nilai Islam pada anak didik, seperti menunjukan perbedaan perbuatan baik
dan buruk serta ganjaran dari setiap perbuatan. Melalui metode bercerita anak diharapkan dapat

membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Hapidin dan Wanda Guranti, tujuan metode bercerita adalah
sebagai berikut :
a. Melatih daya tangkap dan daya berpikir
b. Melatih daya konsentrasi
c. Membantu perkembangan fantasi

d. Menciptakan suasana menyenagkan di kelas.
Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing untuk mengembangkan kemampuan untuk
mendengarkan cerita dari guru, dengan jelas metode bercerita disajikan kepada anak didik
bertujuan agar mereka memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur.an dalam
kehidupan sehari-hari dan menambahkan rasa cinta anak-anak kepada Allah, Rosul dan AlQur.an.

b. Fungsi Metode Bercerita
Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan beberapa fungsi metode cerita :
a. Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik
b. Dapat mengembangkan imajinasi anak
c. Membangkitkan rasa ingin tahu
3.

Teknik-teknik Metode bercerita

Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya
dan memberikan tanggapan setelah guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika
dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuahan anak. Adapun teknik

penggunaan dari masing-masing bentuk metode bercerita tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:
1) Bercerita dengan alat peraga
2) Bercerita tanpa alat peraga
BAB III
PAPARAN HASIL

Menambah penbendaharaan kata anak didik melalui metode bercerita menjadi alternatif
guru untuk melatih anak terbiasa berbicara yang sopan pada lingkungannya. Guru pun
diharapkan mampu menjadi teladan dan motivator anak agar terbiasa menggunakan bahasa yang
baik. Dalam metode bercerita guru tetap memperhatikan aspek-aspek dalam memilih cerita:
a. Aspek religius
b. Aspek pedagogis/pendidikan
c. Aspek psikologis
Menurut penulis selain lingkungan sekolah, ada beberapa factor lagi yang ikut andil dalam
melatih anak terbiasa berbicara yang sopan yaitu :
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan masyarakat

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Dari uraian di depan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penbendaharaan kata sangat
diperlukan bagi anak dalam melatih berbicara yang sopan dengan lingkungannya. Terbiasa
berbicara dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
1. Memberi ketauladan dan motivasi anak untuk terus berupaya melakukan kebiasaan berbahasa
yang baik
2. Pihak sekolah dan keluarga bekerjasama untuk membiasakan anak berbicara yang sopan
3. Ciptakan suasana yang membuat anak dapat mengerti bahasa yang baik dan bahasa yang tidak
baik untuk anak

2. SARAN
Dari paparan di depan penulis hanya bisa memberi sedikit saran yaitu memotivasi anak untuk
belajar dan terbiasa membaca serta memberi pemahaman tentang berbahasa yang baik dan
berbicara yang sopan dengan lingkungan yang dihadapinya.

6 Response to "Contoh makalah PTK"
1.
agus says:
24 November 2011 10.56
ijin copy ya gan....
salam kenal

2.
Warna-warni PAUD RA/TK says:
17 Januari 2012 02.10
silahkan semoga berguna...

3.
brangkas handicraft says:
11 April 2013 22.05
izin copy ya.... thanks semoga mendapat berkah.amin
4.
lalu22baok says:
4 September 2013 09.01
mami, bunda, umi, ijin copy inggih

5.
Tk.Ahmad-Yani Binjai says:
18 Agustus 2014 15.14
tidak ada daftar pustakanya ya?

6.
kus zairi says:
31 Juli 2015 23.40
IZIN COPY BOZ..
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Designed by EZwpthemes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft