PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING SE

PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING
SEDERHANA BERBASIS ONTOLOGI PADA
APLIKASI WEB SEMANTIK

Usulan Penelitian Untuk
Tesis S2

Program Magister Ilmu Komputer
Fakultas MIPA

Diajukan Oleh:
Reginaldus Kristoforus Jawa Bendi
NIM : 07/259608/PPA/2252

Kepada
Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2009

Usulan Penelitian Tesis


PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING
SEDERHANA BERBASIS ONTOLOGI PADA
APLIKASI WEB SEMANTIK

Diajukan Oleh:
Reginaldus Kristoforus Jawa Bendi
NIM : 07/259608/PPA/2252
Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Dr. techn.Khabib Mustofa, S.Si., M.Kom

Yogyakarta, ……………. 2009

DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
BATASAN MASALAH

KEASLIAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODA PENELITIAN
JADWAAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA

1
5
6
7
8
8
9
12
14
15

PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING SEDERHANA

BERBASIS ONTOLOGI PADA APLIKASI WEB SEMANTIK
(USULAN TESIS)

A. LATAR BELAKANG
Informasi telah menjadi bagian terpenting dari berbagai aktivitas masyarakat
modern. Bagi kalangan bisnis saat ini, informasi adalah aset perusahaan yang
harus dikelola dan dimanfaatkan untuk mencapai keunggulan kompetitif
[MCL2004;OBR2005]. Perkembangan teknologi Internet dan Web yang demikian
pesat mengakibatkan sumber-sumber informasi menjadi semakin banyak dan
beragam. Bahkan saat ini Web telah menjadi suatu kebutuhan, baik itu digunakan
untuk melakukan transaksi bisnis, komunikasi, penyebaran informasi, maupun
pencarian informasi [ANT2003].
Kehadiran

mesin-mesin

pencari

(search


engines)

seperti

Google

(www.google.com), Yahoo (www.yahoo.com), Altavista (www.altavista.com) dan
sebagainya, memberikan kemudahan untuk mencari dan menemukan informasi di
Web. Namun seiring perkembangannya yang sangat pesat, saat ini terdapat
milyaran dokumen Web. Peningkatan volume informasi yang sangat besar ini
justru menambah kesulitan untuk menemukan, mengelola, mengakses dan
memelihara informasi yang dibutuhkan [DAV2003]. Setidaknya terdapat dua
penyebab utama timbulnya kesulitan tersebut.

1

Pertama, makna informasi yang terdapat dalam dokumen web (web content) ,
hanya dapat dipahami oleh manusia namun tidak dapat dipahami oleh mesin.
Akibatnya, mesin tidak mampu menginterpretasikan informasi apa yang
dibutuhkan atau dicari oleh manusia [ANT2003].

Kedua, mesin-mesin pencari saat ini merupakan mesin pencari berbasis kata
kunci (keyword-based search engine). Mesin-mesin ini mencari dokumen
berdasarkan kata (the spelling of the word) dan bukan berdasarkan makna (the
meaning of the word) [ANT2003]. Hal ini mengakibatkan dokumen-dokumen
yang tidak relevan pun disertakan sebagai hasil pencarian (search result). Dan
seringkali terjadi bahwa dokumen-dokumen yang relevan justru tidak terindeks
oleh mensin pencari. Sehingga campur tangan manusia untuk memilah informasiinformasi tersebut tetap dibutuhkan.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, dibutuhkan suatu mekanisme yang
memampukan komputer memahami makna informasi yang dicari. Dengan kata
lain, dibutuhkan suatu cara agar informasi dalam suatu dokumen Web dapat
dibaca dan dipahami oleh mesin (machine understandable). Web dengan
kemampuan demikian, seolah-olah memiliki kecerdasan buatan yang sanggup
memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan atau kebutuhan para
penggunanya.
Salah satu cara untuk menemukan informasi yang diinginkan adalah dengan
memanfaatkan sistem Question Answering (QA) [KAT2002; MOL2003;
MCG2004; LOP2005]. Sebuah sistem QA, menerima query dalam bentuk

2


pertanyaan dengan bahasa alami, mencari jawaban pada sekumpulan dokumen
atau pada sebuah domain basis pengetahuan, mengekstraknya dan kemudian
memformulasikan jawaban yang ringkas. Salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas sistem QA adalah dengan manipulasi konten (content manipulation
approach) yang dilakukan dengan menambahkan meta-information pada
dokumen web sehingga sistem QA tersebut dapat menemukan jawaban yang
sesuai [MCG2004].
Web semantik yang dipelopori oleh Tim Berners-Lee, merupakan suatu cara
untuk merepresentasikan web content dalam bentuk yang dapat dipahami dan
diproses

oleh

mesin

[ANT2003].

Dengan

kata


lain,

web

semantik

mengindikasikan bahwa makna data (the meaning of data) pada web dapat
dipahami, baik oleh manusia maupun oleh komputer [PAS2004]. Agar dapat
diproses oleh mesin, dokumen web dianotasikan dengan meta-information
(metadata). Meta-information mendefinisikan informasi mengenai sebuah
dokumen web atau entitas-entitas dalam dokumen tersebut dalam suatu cara yang
dapat diproses oleh mesin [DAV2003; DAV2006]. Dengan demikian proses
pencarian informasi pada dokumen web yang semantis mampu memberikan hasil
yang diharapkan oleh pengguna.
Inti dari sebuah aplikasi web semantik adalah pemanfaatan ontologi untuk
merepresentasikan

basis


pengetahuan

dan

sumberdaya

web.

Ontologi

menghubungkan simbol-simbol yang dipahami manusia dengan bentuknya yang
dapat diproses oleh mesin, dengan demikian ontologi menjembatani kesenjangan

3

antara manusia dan mesin [DAV2003; BRE2007]. Dalam kaitannya dengan
pencarian informasi pada web, ontologi bermanfaat untuk meningkatkan akurasi
pencarian. Mesin pencari dapat mencari halaman yang merujuk pada konsep yang
tepat dalam sebuah ontologi. Mesin pencari dapat mengeksploitasi informasi
secara umum atau spesifik. Jika sebuah query gagal menemukan dokumen yang

relevan, mesin pencari dapat menyarankan pengguna untuk memberikan query
yang lebih umum. Jika terlalu banyak dokumen yang ditemukan, mesin pencari
dapat menyarankan query yang lebih spesifik [ANT2003].
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah pencarian informasi film.
Film merupakan produk seni dan budaya yang mempunyai peranan penting bagi
pengembangan budaya bangsa sebagai salah satu aspek peningkatan ketahanan
nasional [UND1992]. Secara ekonomis, film merupakan bagian dari industri
konten yang memberikan memberikan andil cukup besar dalam pembangunan
ekonomi nasional dalam bentuk pajak hiburan [KOM2008]. Selain sebagai media
hiburan, film dapat juga dijadikan sebagai media diseminasi pemikiran kritis,
media komunitas, media dokumentasi, media silaturahmi sosial dan budaya dan
bahkan sebagai bahan kajian ilmiah [TAS2007]. Karena itu, tersedianya informasi
film yang berkualitas dan mudah diakses tidak hanya bermanfaat bagi para
penikmat film semata, tetapi juga bagi berbagai kalangan di bidang budaya, seni,
industri maupun akademis. Informasi-informasi tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan dan mempelajari film sebagai baik produk budaya dan seni
maupun sebagai produk industri.

4


Situs-situs web yang berisi informasi film sangat beragam, diantaranya: The
Internet

Movie

Database

(www.rottentomatoes.com),

(www.imdb.com),

Cineplex21

Rotten

(www.21cineplex.com),

Tomatoes
dan


Yahoo

Movies (www.movies.yahoo.com). Setiap situs web menawarkan informasi film
yang sangat beragam dan banyak. Kondisi ini mengakibatkan proses pencarian
informasi tertentu yang berkaitan dengan film menjadi tidak mudah. Pemanfaatan
teknologi web semantik yang dikombinasikan dengan teknologi QA diharapkan
dapat mengatasi masalah tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang
menjadi fokus penelitian ini adalah:
1. bagaimana membangun sebuah ontologi sebagai basis pengetahuan untuk
informasi film,
2. bagaimana membangun sebuah sistem QA sederhana untuk memanipulasi
informasi pada ontologi yang telah dibangun, dan
3. bagaimana memanfaatkan ontologi dan sistem QA sederhana yang telah
dibangun tersebut dalam aplikasi pencarian berbasis web semantik.

5

C. BATASAN MASALAH
Mengingat adanya berbagai keterbatasan dan untuk menghindari kompleksitas
yang mungkin timbul selama penelitian berlangsung, diberikan batasanbatasan dalam penelitian ini, yakni:
1. Domain masalah dalam penelitian ini dibatasi pada informasi film.
2. Informasi film yang dimaksud adalah artibut-atribut yang terkait dengan
sebuah film, misalnya judul film, sudtradara, aktor, dan sebagainya
3. Informasi film yang digunakan bersumber pada Internet Movie Database
(www.imdb.com).
4. Model ontologi informasi film dibangun dengan menggunakan bahasa
OWL (Web Ontology Language) dan Protégé (ontology editor).
5. Sistem QA sederhana dibangun berbasis kalimat bahasa indonesia yang
terstruktur.
6. Klasifikasi kalimat pertanyaan dibatasi pada pertanyaan: Siapa, Kapan,
dan Dimana.
7. Aplikasi web semantik yang dikembang berupa aplikasi pencarian
menggunakan teknologi Java Server Pages (JSP) dan Jena framework.

6

D. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian-penelitian yang terkait dengan teknologi web semantik dan
teknologi QA telah banyak dilakukan. Untuk memastikan keaslian penelitian ini,
telah

dilakukan

serangkaian

penelusuran

terhadap

penelitian-penelitian

sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini. Penelusuran secara manual
dilakukan pada perpustakaan Magister Ilmu Komputer UGM dan perpustakaan S1
Ilmu Komputer UGM. Penelusuran secara online dilakukan melalui Google
(www.google.com),

Google

Scholar

(scholar.google.com),

CiteSeer

(citeseerx.ist.psu.edu) dan IEEE Computing Society (www.computer.org). Dari
hasil penelusuran ditemukan beberapa penelitian yang terkait dengan topik
penelitian ini (Tabel 1).
Tabel 1. Penelitian-penelitian yang terkait
Teknologi

Representasi
basis
pengetahuan

Domain

Bahasa alami yg
digunakan

No.

Referensi

1

LOP2005

Question Answering,
Semantic Web

Ontology

Resricted:
academic life

2

FRA2005

Question Answering,
Semantic Web

Ontology &
Database

Restricted: nobel Inggris,
prize winner

3

ATZ2004

Question Answering,
Semantic Web

Ontology

Restricted:
academic life

Italia, Denmark

4

LIT2003

Question Answering,
Semantic Web

Ontology

Restricted:
english news text

Inggris

5

KAT2002

Question Answering,
Semantic Web

Ontology

Open

Inggris

6

PER2004

Question Answering,
Semantic Web

Ontology

Open

Spanyol

7

LOP2006

Question Answering,
Semantic Web

Ontolgy &
free text

Open

Inggris

8

GUN2006

Question Answering

Free text

Restricted: World Inggris
english bible

Inggris

7

Tabel 1 (lanjutan). Penelitian-penelitian yang terkait
Representasi
basis
pengetahuan

Referensi

9

COO2000

Question Answering

Free text

Restricted:
financial news

Inggris

10

WIJ2006

Question Answering

Free text

Open

Indonesia

11

LAR2007

Question Answering

Free text

Open

Indonesia

12

MAH2008 Question Answering

Free text

Open

Indonesia

Penelitian

Teknologi

yang

akan

diusulkan,

Domain

Bahasa alami yg
digunakan

No.

menggunakan

ontologi

untuk

merepresentasikan basis pengetahuan dari sistem QA berbahasa Indonesia pada
sebuah domain yang terbatas (informasi film). Dengan membandingkan
penelitian-penelitian sebelumnya dan penelitian yang akan diusulkan, dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan.
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah
dikemukakan pada rumusan masalah, yakni membangun sebuah aplikasi
pencarian informasi film berbasis web semantik yang memanfaatkan teknik QA
sederhana untuk menemukan informasi pada ontologi sebagai basis pengetahuan
dari domain informasi film tersebut.
F. MANFAAT PENELITIAN
Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagi perkembangan ilmu, khususnya di bidang teknologi web semantik dan
teknologi QA, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris

8

mengenai bagaimana membangun dan mengembangkan sistem QA sederhana
dan ontologi untuk sebuah domain tertentu, dan bagaimana membangun
sebuah aplikasi pencarian berbasis web semantik.
2. Bagi para pengembang web dan pengembang sistem, penelitian ini diharapkan
memberikan wawasan tentang pemanfaatan teknologi web semantik dan
teknologi QA untuk mengembangkan sebuah sistem berbasis web.
3. Bagi para peneliti di bidang web semantik dan teknologi QA, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian lanjutan yang lebih kompleks.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah sistem QA, menerima query dalam bentuk pertanyaan dengan bahasa
alami, mencari jawaban pada sekumpulan dokumen atau pada sebuah domain
basis pengetahuan, mengekstraknya dan kemudian memformulasikan jawaban
yang ringkas [MOL2003]. Umumnya sistem QA terdiri atas tiga modul utama,
yakni question processing, document retrieval dan answer processing.
Kebanyakan

sistem

QA

mengelompokan

pertanyaan

berdasarkan

jenis

pertanyaannya [COO2000; MOL2003; PER2004; GUN2006; WIJ2006]. Jika
jenis pertanyaan dapat ditentukan maka jenis jawabannya dapat ditentukan pula.
Dimisalkan, jenis pertanyaannya adalah ”Siapa…” , maka jawaban yang
diinginkan adalah orang atau organisasi. Jika pertanyaannya “Kapan…” jawaban
yang diinginkan adalah waktu atau tanggal.

9

Web dengan milyaran informasi yang sangat beragam dan tak terstruktur
dipandang sebagai sumber informasi yang bernilai [MOL2003]. Walaupun saat ini
tersedia banyak mesin pencari, namun mereka tidak mampu memberikan
informasi yang spesifik yang diinginkan pengguna [MOL2003; PER2004].
Pemanfaatan teknologi QA pada web bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut.
Teknologi QA diharapkan dapat menjadi antarmuka yang lebih intuitif untuk
memformulasikan pertanyaan dan memberikan jawaban dalam bahasa alami
daripada mengembalikan sekumpulan dokumen web yang terurut berdasarkan
ranking [MOL2003; MCG2004; LOP2005].
Seperti yang telah dijelaskan sepintas pada subbagian D, penelitian-pelitian
yang terkait dengan sistem QA pada web semantik telah banyak dilakukan. Katz
[KAT2002] menyebutkan bahwa terdapat peluang sinerjik antara teknologi bahasa
alami dan web semantik, yakni sebuah sistem QA yang mampu memberikan
informasi yang relevan dari sebuah basis pengetahuan berbasis ontologi dalam
menanggapi query yang berikan oleh pengguna dalam bahasa alami.
Ide ini diwujudkan dengan mengadopsi triple-based data model (misalnya
RDF) sebagai basis pengetahuan pada sistem QA [KAT2002; LOP2005;
LOP2006; LIT2003]. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat
kemungkinan untuk merepresentasikan sebuah query berbasis bahasa alami ke
dalam bentuk triple, yang dalam hal ini berbentuk subyek, predikat dan obyek dari
sebuah kalimat. Sementara pemodelan data dalam web semantik dengan

10

menggunakan RDF (Resource Description Framework) juga menyatakan sebuah
statement dalam bentuk triple: resources, properties, value.
Beberapa penelitian lain melakukannya dengan cara pengenalan Named
Entities (NE) dan relasi antar entitas dalam bahasa alami [FRA2005; PER2004].
Metoda ini diadopsi dari teknologi Information Extraction. NE mengacu pada
sebuah konsep atau instance dalam ontologi.
Kecenderungan penelitian-penelitan QA yang dilakukan saat ini mengarah
pada open domain QA yang berbasis pada sejumlah besar dokumen pada web.
Berbeda dengan kecenderungan tersebut, beberapa penelitian berfokus pada
restricted domain [LOP2005; FRA2004; ATZ2004]. Pemilihan restricted domain
didasarkan pada beberapa alasan, antara lain, pertama, eksploitasi informasi pada
dokumen web sering dihadapkan pada masalah reliabilitas informasi tersebut.
Dapat saja terjadi bahwa informasi yang diberikan telah kadaluwarsa atau bahkan
sepenuhnya salah. Kedua, pemanfaatan pengetahuan formal pada restricted
domain dapat meningkatkan keakuratan sistem QA, karena baik pertanyaan
maupun jawabannya dianalisis berdasarkan basis pengetahuan tersebut. Ketiga,
sangat dimungkinkan bahwa sebuah institusi memiliki dan mengelola basis
pengetahuan yang sifatnya terbatas dan hanya dipergunakan dalam lingkup
institusi tersebut.
Dalam sebuah essay, McGuinness [MCG2004] menyebutkan bahwa
penggunaan teknologi web semantik dapat meningkatkan kinerja sebuah sistem
QA. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memanipulasi konten (basis

11

pengetahuan), memanipulasi query atau memanipulasi jawaban. Pada umumnya
sistem QA pada web, mengekstrak jawaban dari sekumpulan dokumen yang tidak
terstruktur. Pada restricted domain, penggunaan basis pengetahuan yang
terstruktur sangat dimungkinkan karena ukuran basis pengetahuannya yang
cenderung lebih kecil dan stabil [FRA2004] dibandingkan dengan basis
pengetahuan pada open domain. Dengan basis pengetahuan yang terstruktur
(misalnya ontologi), sistem dapat menurunkan lebih banyak makna dan dapat
memanfaatkan domain dan range pada slot untuk mengecek konsistensi informasi
[MCG2004].
Sejauh ini terdapat sejumlah penelitian mengenai sistem QA yang
menggunakan bahasa Indonesia [WIJ2006; LAR2007; MAH2008]. Sebagai
bahasa kenegaraan yang resmi bahasa Indonesia digunakan oleh lebih dari seratus
juta orang. Berdasarkan fakta tersebut, penggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa alami dalam sebuah sistem QA patut dipertimbangkan.
H. METODA PENELITIAN
Metoda yang digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah waterfall
model atau Classic Life Cycle model. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan
yang sistematik dan sekuensial dalam mengembangkan sistem. Model ini
membagi pengembangan sistem dalam lima tahap, yakni: tahap analisis, tahap
desain, tahap pengkodean, tahap pengujian, dan tahap pemeliharaan [PRE2001;
MCL2004]. Sementara [WHI2004] menyebutnya sebagai strategi pengembangan
model-driven. Strategi ini terbagi atas delapan fase pengembangan, yakni: fase

12

definisi lingkup, fase analisis masalah, fase analisis persyaratan, fase desain logis,
fase analisis keputusan, fase desain dan integrasi fisik, fase konstruksi dan
pengujian, dan terakhir adalah fase instalasi dan delivery.
Berdasarkan uraian di atas, tahapan-tahapan penelitian ini terbagi atas:
a. Tahap Definisi Lingkup Sistem
Pada tahapan ini, seluruh masalah, kesempatan dan arahan yang mendasari
pengembangan sistem ini didefinisikan. Termasuk di dalammya adalah
mendefinisikan batasan sistem dan strategi pengembangan yang digunakan.
b. Tahap Analisis Persyaratan
Pada tahapan ini, seluruh informasi yang terkait dengan pengembangan sistem
dikumpulkan dan dianalisis. Informasi-informasi tersebut merupakan dasar
untuk menetapkan persyaratan bisnis dari sistem yang akan dikembangkan.
Penemuan fakta dilakukan dengan cara studi literatur dan site visit.
c. Tahap Analisis
Pada tahapan ini, sistem dimodelkan secara logis berdasarkan persyaratanpersyaratan bisnis yang telah ditentukan.
d. Tahap Desain
Pada tahapan ini persyaratan-persyaratan bisnis yang telah dimodelkan dalam
tahap analisis ditransformasikan dalam spesifikasi desain fisik yang akan
menjadi dasar konstruksi sistem.
e. Tahap Konstruksi dan Pengujian

13

Pada tahapan ini, sistem dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman
dan tools yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu akan dilakukan pengujian
terhadap komponen-komponen sistem.
I.

JADWAL PENELITIAN
Mengingat adanya keterbatasan waktu, kegiatan penelitian ini terbagi atas

beberapa tahap yang dilakukan secara terjadwal. Secara umum jadwal yang
diusulkan sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No
1
2
3
4
5
6

Kegiatan

1

Bulan ke2
3
4
5

6

Definisi Lingkup Sistem
Analisis Persyaratan
Analisis
Desain
Konstruksi dan Pengujian
Penyusunan Laporan Penelitian

14

J. DAFTAR PUSTAKA
[ANT2003]

Antoniou, G., dan F. van Harmelen. (2003). A Semantic Web
Primer. MIT Press.

[ATZ2004]

Atzeni, P., dkk. (2004). Ontology-based Question Answering In A
Federation of University Site: The MOSES Case Study. Natural
Language Processing and Information Systems. LNCS 3136.
Springer-Berlin.

[BRE2007]

Breitman, K. K., M. A. Casanova, dan W. Truszkowski. (2007).
Semantic Web: Concepts, Technologies and Applications. Springer.

[COO2000]

Cooper, R. J., dan S. M. Ruger (2000). A Simple Question
Answering System. Proceedings of the 9th Text REtrieval
Conference.

[DAV2003]

Davies, J., D. Fensel., dan F. van Harmelen. (2003). Towards The
Semantic Web Ontology-driven Knowledge Management. John
Wiley & Sons.

[DAV2006]

Davies, J., R. Studer, dan P. Warren. (2006). Semantic Web
Technologies Trends and Research in Ontology-based Systems.
John Wiley & Sons.

[FRA2005]

Frank, A., dkk. (2005). Querying Structured Knowledge Sources.
Proceedings of AAAI-05 and Workshop on Question Answering in
Restricted Domains.

[GUN2006]

Gunawan dan G. Lovina (2006). Question Answering System dan
Penerapannya pada Alkitab. Jurnal Informatika. Vol 7(1).

[KAT2002]

Katz, B., J. Lin dan D. Quan. (2002). Natural Language
Annotations for the Semantic Web. Proceedings of the
International Conferences on Ontology, Databases, and
Applications of Semantics.

[KOM2008]

-------. (2008). Masyarakat Perfilman Berharap Kontribusi dari
Pajak Hiburan. Diakses di: www.kompas.com. Tanggal: 4/12/2008.

[LAR2007]

Larasati, S.D. dan R. Manurung. (2007). Towards a Semantic Analysis of
Bahasa Indonesia for Question Answering. Proceedings of the 10th
Conference of the Pacific Association for Computational Linguistics
(PACLING 2007).

[LIT2003]

Litkowski, K. C., (2003). Question Answering Using XML-Tagged
Documents. Proceedings of the 11th TREC.

[LOP2005]

Lopez, V., M. Pasin, dan E. Motta. (2005). AquaLog: An
Ontology-Portable Question Answering for the Semantic Web.
Proceedings of the 2nd European Semantic Web Conference.

15

[LOP2006]

Lopez, V., E. Motta, dan V. Uren (2006). PowerAqua: Fishing the
Semantic Web. Proceedings of European Semantic Web
Conference 2006.

[MAH2008]

Mahendra, R., S. D. Larasati dan R. Manurung. (2008). Extending
an Indonesian Semantic Analysis-based Question Answering
System with Based Linguistic and World Knowledge Axioms. The
22nd Pacific Asia Conferences on Language Information and
Computation (PACLIC22).

[MCG2004]

McGuinness, D. L. (2004). Question Answering on the Semantic
Web. IEEE Inteligent Systems .Vol 19(1).

[MCL2004] McLeod, R., dan G. P. Schell. (2004). Management Information
System 9th edition. Prentice Hall.
[MOL2003]

Moldovan, D. dan M. Surdeanu. (2003). On The Role of
Information Retrieval dan Information Extraction in Question
Answering Systems. Information Extraction in the Web Era. LNAI
2700. Springer-Verlag.

[OBR2005]

O’Brien, J. A. (2005). Introduction to Information Systems 12th
edition. McGraw-Hill.

[PAS2004]

Passin, T. B. (2004). Explorer’s Guide to the Semantic Web.
Manning Publication

[PĔR2004]

Perez-Coutino, M., dkk. (2004). Toward A Document Model for
Question Answering Systems. Advances in Web Intelligence.
LNCS 3034. Springer-Verlag.

[PRE2001]

Pressman, R. R., (2001), Software Engineering: A Practitioner’s
Approach, 5th Edition, McGraw-Hill.

[TAS2007]

Taslim, T. (2007). Memberdayakan Sinema di Indonesia. Diakses
di: http://milisi.org/forum/viewtopic.php?id=6 04/11/08 Tanggal:
4/12/2008

[UND1992]

---------. (1992). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 1992 Tentang Perfilman. Diakses di: http://www.
mastel.or.id/files/regulasi/UU_No._8_Tahun_1992_tentang_Perfil
man.pdf. Tanggal: 4/12/ 2008

[WHI2004]

Whitten, J. L., L. D. Bentley dan K. C. Dittman (2004), Systems
Analysis and Design Methods, Terjemahan, Penerbit Andi.

[WIJ2006]

Wijono, S.H., I. Budi, L. Fitria dan M. Adriani. (2006). Finding
Answers to Indonesian Questions from English Documents.
Working Notes of the Workshop in Cross-Language Evaluation
Forum (CLEF 2006).

16