STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH

(1)

commit to user

STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA

DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH

SKRIPSI

Oleh :

NENI SHARA YULIANITA D 0106077

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(2)

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Plitik

Universitas Sebelas Maret Surakarta


(3)

commit to user

Drs. H. Marsudi, MS NIP. 19550823 198303 1 001

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan Oleh Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari : Tanggal :

1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si

NIP. 19601009 198601 1 001 Ketua

2. Dra. Retno Suryawati, M.Si

NIP. 19600106 198702 2 001 Sekretaris

3. Drs. H. Marsudi, MS

NIP. 19550823 198303 1 001 Penguji

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret


(4)

Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 19530128 198103 1 001

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah yang ada pada mereka sendiri”

(Ar. Ra’du: 11)

“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karna itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah.”

(Q.S Al Insyirah : 6-8)

“Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.”


(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

à Bapak dan Ibu, yang senantiasa mengiringi dalam doa, kasih sayang dan terimakasih telah mengajarkan arti hidup.

à Kakangku ”Roni Eka Widyasmara” dan Adikku ”Tirta Rahma Dewi”, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

à Glorious Bima Sigmatara, terimakasih untuk kesabaran, pengertian dan kasih sayangnya.

à Sahabat dan teman-temanku tersayang.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial, Ilmu Administrasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Proses Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan penelitian ini. Ucapan

terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Bapak Drs. H. Marsudi, MS, selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademis yang telah

memberikan bimbingan akademik kepada penulis selama masa studi.

3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

4. Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi.

5. Bapak Drs. Sugiyanto, MM. selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.


(7)

commit to user

Kependidikan yang telah banyak memberi bantuan berupa data-data yang

dibutuhkan penulis.

7. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU. selaku Dekan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret.

8. Teman-teman mahasiswa Administrasi Negara angkatan 2006.

9. Seluruh pihak yang ikut memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i


(8)

HALAMAN PENGESAHAN... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK... xiii

ABSTRACT... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah 5 C. Tujuan Penelitian 6 D. Manfaat Penelitian 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

1. Pengertian Strategi ... 7

2. Pengertian Pengadaan 11 3. Pengertian Kepala sekolah 12 4. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah ... 14

5. Kerangka Pemikiran... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

1. Jenis Penelitian ... 30


(9)

commit to user

3. Sumber Data 31

4. Teknik Pengumpulan data 32

5. Teknik Penarikan Sampel 33

6. Validitas Data 34

7. Teknik Analisis Data 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta ... 37

1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi... 37

2. Visi, Misi dan Tujuan 39

3. Struktur Organisasi 41

4. Uraian Tugas 44

5. Tata Kerja 46

6. Susunan Kepegawaian 47

B. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta

dalam proses pengadaan kepala sekolah ... 50

a. Penarikan... 52

b. Seleksi 67

c. Penempatan 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 77


(10)

b. Saran 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Data Sekolah program SSN, SBI, Akselerasi, SKM, dan

Inklusi ... 2

Tabel 1.2 Jumlah peserta seleksi calon kepala sekolah tahun

2007 dan 2008... 4


(11)

commit to user

Tabel 4.2 : Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian... 48

Tabel 4.3 : Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan... 49

Tabel 4.4 : Jumlah pegawai berdasarkan golongan... 50

Tabel 4.5 : Kualifikasi umum dan kualifikasi khusus kepala sekolah ... 56

Tabel 4.6 : Daftar calon kepala sekolah berdasar status pendidikan... 59

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Konsep Penarikan ... 20

Gambar 2.2 : Model proses pemilihan kepala sekolah ... 24

Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir... 29

Gambar 3.1 : Skema Analisis Data Model Interaktif... 36

Gambar 4.1 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta ... 43


(12)

ABSTRAK

Neni Shara Yulianita, D0106077, STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 81 Halaman

Perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif saja, namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan visi dan mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait dengan sekolah. Oleh karena itu, diselenggarakan pengadaan kepala sekolah untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Dinas pendidikan, Pemuda dan Olahrga Kota Surakarta dalam proses pengadaan


(13)

commit to user berkompeten.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif; teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif dan untuk menguji validitas data digunakan trianggulasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Startegi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah dilaksanakan melalui 3 (tiga) proses, antara lain : proses penarikan, proses seleksi, dan proses penempatan. Dalam proses tersebut masih perlu peningkatan lagi baik dalam peningkatan standar administratif dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon kepala sekolah, sehingga tercipta calon-calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.

ABSTRACT

Neni Shara Yulianita, D0106077, STRATEGIC OF THE DEPARTMENT EDUCATION, YOUTH, AND SPORT AT THE CITY OF SURAKARTA IN PROCUREMENT OF THE HEADMASTER, Scription, Public Administration, Social and Politic Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, 2010, 81 pages.

The Paradigm change of the education management from the centralized one with the policy of School Based Management or (MBS), to forced the headmaster not just to become a finance and administrative manager but it also forced them to be a leader who able to create a vision and inspirate their staff and all of the people who linked with the school management. Therefore, there was a procurement of the headmaster to get a qualified candidates.

The aim of the research is ti find out, how’s the strategics of the Department eduacation, youth, and sport at the city of Surakarta in procurement of the headmaster to get the qualified candidates to be the next headmaster.

The methods used in this research were descriptive qualitative, then the observation, interview, and documentation methods were used to collect the data, also the purposive sampling were used to decide the sample. The last, but not least, interactive analize method and trianggulation data method is used to analize the data and to the test the validation of the data.

Based on the result of the research, it can be concluded that The strategics used by the Department of education, youth and sport at the city of Surakarta were held in 3


(14)

procurement of the headmaster still need more improvement, both in improving administrative standards and provide education and training for prospective principals, so as to create the candidates are qualified and competent.


(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan masyarakat, salah satunya yaitu pendidikan. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan perkembangan manusia yang selalu menuntut adanya perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

Pada masa kini, keberadaan dunia pendidikan di Indonesia terus berusaha memberikan sumbangsih dalam perkembangannya di segala bidang. Pendidikan bukan hanya sebagai suatu barang komoditi akan kebutuhan kemajuan individual melainkan sebagai salah satu tolok ukur dalam kemajuan suatu bangsa. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan kontribusi yang cukup besar, karena Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri, tidak terkecuali kewenangan untuk mengatur kebijakan tentang pendidikan di daerah, seperti di Kota Surakarta.

Di wilayah Kota Surakarta yang memiliki karakteristik sebagai trade center bagi daerah-daerah sekitar, meningkatkan kualitas pendidikan sangatlah penting guna menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surakarta menerapkan program-program sekolah, seperti Program Sekolah Standar Nasional (SSN), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah


(16)

Akselerasi, Sekolah Kategori Mandiri (SKM), dan Sekolah Inklusi, seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini :

TABEL 1.1

Data Sekolah Program SSN, SBI, Akselerasi, SKM, Inklusi Kota Surakarta

NO. PROGRAM SD SMP SMA SMK

1. Sekolah Standar

Nasional (SSN) - 17 -

-2. Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) 1 1 4 5

3. Sekolah Akselerasi 2 2 2

-4. Sekolah Kategori

Mandiri (SKM) - - 2

-5. Sekolah Inklusi - - 1

-(Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2008 )

Program-program diatas secara tidak langsung akan menuntut peran dan kualitas dari pemimpin sekolah, karena komponen kepala sekolah merupakan komponen terpenting. Kepala sekolah merupakan salah satu input sekolah yang memiliki tugas dan fungsi paling berpengaruh terhadap proses berlangsungnya sekolah. Pada saat ini masalah kekepalasekolahan, merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah didukung kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas.

Perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah


(17)

commit to user

(MBS) menuntut seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan visi dan mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait dengan sekolah.

Berkaitan dengan upaya mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, keberadaan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta sangat penting, karena Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta mempunyai kewenangan untuk merencanakan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya kepala sekolah yang berkualitas bagi tiap-tiap sekolah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sekolah yang ada di Kota Surakarta. Untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang tepat, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga telah menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah. Proses pengadaan kepala sekolah ini telah dilaksanakan dalam 2 periode terakhir yaitu tahun 2007 dan 2008, yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.2


(18)

No. Tahun Satuan Pendidikan Kebutuhan kepala sekolah (orang) Calon yang mendaftar (orang) Calon yang lolos (orang) Persentase 7=(6/ε6)*100%

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. 2007 TK 3 6 2 2,9

SD 17 41 19 27,1

SMP 3 32 4 5,7

SMA 0 0 0 0

SMK 1 12 2 2,9

2. 2008 TK 2 6 3 4,3

SD 25 36 26 37,1

SLB 2 4 2 2,9

SMP 3 47 6 8,5

SMA 2 14 4 5,7

SMK 1 16 2 2,9

Jumlah 35 123 43 100 %

(Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2007 dan 2008)

Tabel diatas menunjukkan jumlah peserta seleksi calon kepala sekolah yang dibutuhkan untuk mengisi formasi jabatan, yang mendaftar menjadi calon kepala sekolah dan yang lolos seleksi. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa kebutuhan kepala sekolah untuk satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) lebih banyak yaitu 27,1% di tahun 2007 dan 37,1 % di tahun 2008 dibandingkan dengan satuan pendidikan yang lain.

Peran sumber daya manusia dalam menentukan keberhasilan organisasi tidak dapat diabaikan begitu saja. Sumber daya manusia dapat bertahan karena memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan


(19)

commit to user

sumber daya-sumber daya lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perusahaan (Lado et. al., 1992). Seperti halnya yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam mendapatkan calon kepala sekolah harus direncanakan secara baik dan benar sesuai kebutuhan. yaitu melalui proses pengadaan kepala sekolah. Penyelenggaraan proses pengadaan kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta membutuhkan strategi atau cara yang tepat guna mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah, dimana kedepannya strategi tersebut dapat digunakan untuk memperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian Latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta


(20)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai strategi Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga (Dinas Dikpora) Kota Surakarta dalam proses pengadaan

kepala sekolah.

2. Sebagai syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Diperoleh Informasi dan gambaran mengenai strategi Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olahraga (Dinas Dikpora) Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala

sekolah guna memperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas.

2. Memberikan masukan dan sumbangan saran bagi Badan atau Dinas terkait sebagai

pertimbangan dalam menentukan strategi guna memperoleh pegawai negeri

khususnya Kepala Sekolah yang berkompeten, unggul dan profesional, serta

mampu menghadapi tuntutan global.

3. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan


(21)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “ stratego” , yaitu gabungan

dari kata stratos yang berarti tentara dan ego yang berarti pemimpin (Bryson, 2007

: 25). Strategi disini diartikan sebagai taktik atau cara bagi seorang pemimpin

perang dalam memobilisasi pasukannya untuk memenangkan peperangan.

Konotasi ini berlaku selama masa perang dan berkembang dalam manajemen

ketentaraan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 1092) strategi

memiliki beberapa arti yaitu siasat perang, ilmu siasat perang, tempat yang baik

menurut siasat perang atau dapat pula diartikan sebagai rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dari pengertian tersebut dapat

dikatakan bahwa strategi berkaitan erat dengan peperangan. Namun dewasa ini

istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi, dan ide-ide pokok

yang terdapat dalam pengertian semula yang di pertahankan, hanya saja lebih

diaplikasikan sesuai dengan jenis organisasi yang menerapkan.

Pengertian strategi juga dikemukakan oleh Kolonel CKU Drs. Anthon

Simbolon, M.Si dalam tulisannya di materi workshop penyusunan rencana

strategis dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Departemen Pertahanan pada tahun 2003 menyatakan bahwa startegi adalah cara

mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan


(22)

dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sasaran

adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam

rumusan yang spesifik, terukur dalam waktu yang lebih pendek dari tujuan,

kemudian dijabarkan didalam kebijakan. Kebijakan pada dasarnya merupakan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk

dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun

pelaksanaan program/ kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan

dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi, dan misi instansi pemerintah. Sedangkan

program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk

mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah

ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran

tertentu.

Strategi adalah semua keputusan untuk melakukan perubahan dan

mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan. Sehingga organisasi

mampu menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang

akan dihadapi. Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama adalah :

1) Goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunujukkan “apa” yang

diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya.

2) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan

kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan (Mudrajad

Kuncoro, 2006 : 12).

Strategi dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan,

atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang


(23)

commit to user

strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dan

lingkungannya. Strategi biasanya di kembangkan untuk mengatasi isu strategis,

strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok.

Dilihat dari sudut etimologi, strategi diartikan sebagai kiat, cara, atau

taktik. Oleh karena itu, menurut Hadari Nawawi (2005 : 147) strategi dalam

sebuah manajemen organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, atau taktik utama

yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

yang terarah pada tujuan strategis organisasi.

Frederica Ricceri dan James Guthrie dalam 3rd Workshop on

Usualizing, Measuring, and Managing Intangibles & Intellectual Capital (2007 :

7) mengemukakan :

“Strategication involves two concepts strategic formulation and implementation, these concepts are seen as being interactive and part of a continous process of innovation that occurs throughout the organization when emergent strategies and the workface, within or outside the current strategy .“

Dalam jurnal diatas dijelaskan bahwa strategi meliputi dua konsep yaitu

pembuatan startegi dan implementasi. Konsep-konsep tersebut merupakan proses

yang saling berhubungan dan berkelanjutan dalam inovasi dan penetapan, berupa

inovasi secara perlahan ataupun radikal yang muncul dalam sebuah organisasi

ketika sebuah strategi baru digunakan oleh semua pimpinan.

Setiap strategi menuntut adanya suatu implementasi, karena tanpa

adanya suatu implementasi, strategi menjadi tidak berarti. Impelemntasi strategi

berfokus pada aktivitas-aktivitas administratif yang merupakan suatu proses

tersendiri dari sering tidak dipandang sebagai bagian integral dari pengambilan


(24)

dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu. Implementasi suatu

strategi menuntut suatu kehati-hatian, karena menyangkut bagaimana

melaksanakan startegi tersebut. Apabila strategi tersebut merupakan hasil

keputusan strategis yang inkrimental maka implementasinya tidak menimbulkan

masalah yang terlalu banyak, tetapi kalau merupakan keputusan yang baru

ditetapkan, maka akan sulit pelaksanaannya. Untuk menjamin bahwa strategi akan

berhasil, diperlukan adanya kebijaksanaan yang berkaitan dengan pedoman

pelaksanaan, metode kerja, prosedur dan peraturan-peraturan, dan segala sesuatu

yang diperlukan untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi yang

bersangkutan dalam menyukseskan pencapaian sasaran organisasi.

Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi agar lebih

mudah dipahami oleh setiap individu dalam suatu instansi atau organisasi seperti

Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Kota Surakarta, sebagai sebuah instansi

pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.

Menurut Donelly dalam Salusu (2004 : 109), ada enam informasi yang tidak boleh

dilupakan dalam strategi, yaitu : (1) Apa, apa yang dilakukan; (2) Mengapa

demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam menentukan apa diatas;

(3) Siapa yang bertanggung jawab untuk atau mengoperasionalkan strategi; (4)

Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan strategi; (5)

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasionalisasi strategi tersebut; (6)

Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas,

dapat disimpulkan bahwa strategi dapat diartikan sebagai suatu cara yang


(25)

commit to user

proses pengadaan kepala sekolah agar diperoleh calon kepala sekolah yang

berkualitas dan berkompeten.

2. Pengadaan

Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama dari

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Dalam pengadaan sumber daya

manusia merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk

mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta efektif

tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin. (Hasibuan, 2006: 27).

Pengadaan SDM dimaksudkan untuk memperoleh jumlah dan jenis

tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna mencapai

tujuan organisasi. (Samsudin, 2006). Pengadaan SDM adalah proses pencarian

dan ‘pemikatan’ para calon karyawan (pelamar). (Handoko, 2000).

Pengadaan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. Apa artinya

harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian

pekerjaan (job description). Siapa artinya mencari orang-orang yang tepat untuk

menduduki jabatan berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification).

Pengadaan ini harus mendapat perhatian yang serius serta di dasarkan pada

analisis pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi

jabatan (job specification), persyaratan pekerjaan (job requirement), dan evaluasi

pekerjaan (job evaluation), pengayaan pekerjaan (job enrichment), perluasan

pekerjaan (job enlargement), dan penyederhanaan pekerjaan (work simplification).

(Hasibuan, 2006: 28).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan


(26)

sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu.

3. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”.

Kata “kepala” dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau

sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi

tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat

diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan

memberi pelajaran. (Wahjosumidjo, 2005:83) mengartikan bahwa:

“Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor

0296/U/1996, tanggal 1 Oktober 1996 tentang Penugasan Guru Pegawai Negeri

Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan Depdikbud, disempurnakan dengan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 162/U/2003 tentang Pedoman

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah menerangkan bahwa :

“Kepala Sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah dan masa jabatan Kepala Sekolah selama 4 (empat) tahun serta dapat diperpanjang kembali selama satu masa tugas berikutnya bagi kepala sekolah yang berprestasi sangat baik.”

Status Kepala Sekolah adalah guru dan tetap harus menjalankan tugas-tugas guru,

mengajar dalam kelas minimal 6 jam dalam satu minggu di samping menjalankan

tugas sebagai seorang manajer sekolah. Begitu juga ketika masa tugas tambahan

berakhir maka statusnya kembali menjadi guru murni dan kembali mengajar di


(27)

commit to user

Ruth dalam J. Ukko, J. Tenhunen and H. Rantanen dalam The impacts

of performance measurement on the quality of working life (Int. J. Business

Performance Management, Vol. 10, No. 1, 2008 : 89-90), mengemukakan :

“ …the main qualities of leadership are abilities for long-term strategic thinking, communication skills, integrity and ambition. In the popular language leadership usually refers to motivating and committing people – in a word, leading people.”

Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa kualitas utama dari pemimpin adalah

kecakapan untuk berpikir stratejik, keterampilan berkomunikasi, intregitas dan

keinginan. Dalam kepemimpinan biasanya ditujukan untuk memotivasi dan

menempatkan orang, dengan kata lain orang yang memimpin.

Sementara Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala

sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki

jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan sebagai

kepala sekolah dan mempunyai kemampuan untuk memimpin sumber daya yang

ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk

mencapai tujuan bersama.

4. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah

Proses Pengadaan jabatan kepala sekolah tidak dapat diisi oleh

sembarang orang tanpa adanya pertimbangan dan prosedur serta


(28)

oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam mendapatkan

calon kepala sekolah yang paling memenuhi kualifikasi untuk mengisi formasi

kepala sekolah di satuan pendidikan tertentu. Dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia melalui pendidikan formal, berbagai upaya telah dan terus

dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

pengembangan karir guru di lingkungan pendidikan dasar dan menengah. Dengan

demikian seorang guru akan dapat dipromosikan sebagai kepala sekolah setelah

melalui proses seleksi dan ketentuan lainnya.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 162/U/2003 dan Keputusan Walikota Surakarta tentang

pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah. Kepmendiknas dan Keputusan

Walikota tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah ini dilampirkan

mengenai Pedoman untuk memperoleh kepala sekolah yang meiputi : Kepala

Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah

Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pedoman ini secara eksplisit

mencantumkan syarat umum dan syarat khusus kepada calon kepala sekolah.

Persyaratan umum dan khusus yang ada dalam Kepmendiknas nomor 162/U/2003

dan Keputusan Walikota Surakarta tentang pedoman penugasn guru sebagai

kepala sekolah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/

Madrasah. Dengan adanya Pedoman ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta berharap arah pembinaan dan pengembangan untuk mendaptkan

calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten dapat lebih terarah.


(29)

commit to user

Kota Surakarta dalam memperoleh Kepala Sekolah yang bermutu dan berkualitas

sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan dilakukan melalui

berbagai proses, yaitu dari proses penarikan, seleksi, dan penempatan calon kepala

sekolah.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang merupakan instansi

yang berkaitan dengan proses pengadaan kepala sekolah, senantiasa memberikan

advice dan pendampingan dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan

kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Adapun proses-proses tersebut dijabarkan

sebagai berikut :

a. Penarikan

Penarikan adalah usaha mencari dan mempengaruhi pegawai, agar

mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan/

organisasi (Hasibuan, 2006 : 40). Menurut Edwin B. Fillppo dalam Hasibuan

“ Recruitment is the process of searching for prospective employees and stimulating them to apply for job in the organizational”. (Penarikan adalah proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi).

Agus Tulus (1994 : 60) berpendapat bahwa maksud dan tujuan

rekrutmen adalah untuk memperoleh suatu persediaan seluas mungkin dari

calon-calon pelamar, sehingga organisasi akan mempunyai kesempataan untuk

melakukan pilihan tenaga kerja bermutu yang diperlukan. Rekrutmen sendiri

dibedakan menjadi dua yaitu : rekrutmen umum dan rekrutmen khusus.

1) Rekrutmen umum dilakukan bila organisasi memerlukan sekelompok

orang tenaga kerja jenis tertentu, terutama karyawan pelaksana


(30)

2) Rekrutmen khusus dilakukan bila organisasi memerlukan

individu-individu dari jenis yang khusus, terutama bagi tenaga pimpinan

(eksekutif) atau ahli-ahli khusus.

Dari definisi penarikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

proses penarikan merupakan langkah awal dimana proses kegiatan untuk

menarik pegawai dalam hal ini kepala sekolah harus dilakukan secara proaktif

dalam rangka mendapatkan guru yang paling menjanjikan untuk menjadi calon

kepala sekolah.

Proses penarikan pegawai yang baik menurut Hasibuan (2006 :

41-46) adalah sebagai berikut :

1. Penentuan jumlah dan kualitas SDM yang diperlukan.

Penetapan Jumlah pegawai terdiri dari 2 jenis, yaitu :

a. Penetapan Pegawai dengan menggnakan metode Ilmiah, artinya

penetapan jumlah pegawai yang dibutuhkan hanya berdasarkan atas

perkiraan-perkiraan saja, bukan atas perhitungan cermat dari volume

pekerjaan dan standar prestai kerja.

b. Penetapan Pegawai dengan menggnakan metode nonIlmiah,

merupakan penetapan jumlah pegawai yang dibutuhkan benar-benar

sesuai atas perhitungan dan analisis beban kerja.

2. Penentuan dasar penarikan

Menentuan dasar penarikan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang

diuraikan secara rinci guna mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan,


(31)

commit to user dan berkedudukan sebagai tenaga fungsional.

3. Penentuan sumber-sumber penarikan

Penentuan Sumber Penarikan atau perekrutan calon pegawai berasal dari

sumber internal dan sumber eksternal organisasi.

a. Sumber internal, adalah pegawai yang akan mengisi lowongan kerja

diambil dalam organisasi atau perusahaan tersebut, dengan cara

memutasikan atau memindahkan pegawai yang memenuhi spesifikasi

pekerjaan.

b. Sumber Ekstrenal, adalah pegawai yang akan mengisi jabatan yang

lowong dilakukan penarikan atau perekrutan dari sumber-sumber

tenaga kerja di luar organisasi/ perusahaan, antara lain berasal dari :

1) Kantor penempatan tenaga kerja

2) lembaga-lembaga pendidikan

3) referensi karayawan atau rekanan

4) serikat-serikat buruh/ pegawai

5) pencangkokan dari perusahaan/ organisasi lain

6) nepotisme atau leasing

7) pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media massa,

dan,

4. Metode-metode Penarikan atau perekrutan

Metode penarikan atau perekrutan akan berpengaruh besar terhadap

banyaknya lamaran yang akan masuk kedalam perusahaan/ organisasi.

Metode penarikan atau perekrutan calon pegawai baru adalah dengan


(32)

a. Metode tertutup, adalah ketika proses penarikan atau perekrutan hanya

diinformasikan kepada pegawai atau orang-orang tertentu saja.

b. Metode terbuka, adalah ketika dalam proses penarikan atau perekrutan

tersebut diinformasikan kepada para pegawai secara luas dengan

memasang iklan di media massa.

5. Kendala-kendala penarikan atau perekrutan

Agar proses penarikan atau perekrutan berhasil dengan baik, maka setiap

organisasi/ perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber

dari organisasi, pelaksana penarikan atau perekrutan dan lingkungan

eksternal. Kendala-kendala yang dihadapi oleh setiap organisasi/

perusahaan tidaklah sama, tetapi umumnya kendala itu meliputi

kebijaksanaan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan

penarikan atau perekrutan, kondisi pegawai, solidaritas organisasi, dan

lingkungan eksternal.

Gambar 2.1 Konsep penarikan

Sumber : - Internal - Eksternal

Metode : -Terbuka -tertutup


(33)

commit to user Penarikan atau recruitment

Dasar :

- Job spesification

- Peraturan Pemerintah

Kendala : - Internal

- Ekstern Organisasi

Dari uraian diatas, peneliti akan mengkaji hal-hal apa saja yang

dilakukan oleh Dikpora (dalam hal ini sebagai instansi yang terkait dengan proses

penarikan kepala sekolah) dan berikut adalah cara atau metode yang digunakan

oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses penarikan/perekrutan, antara lain

:

a) Dasar penarikan calon kepala sekolah yang dilakukan oleh Dikpora harus

berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang diuraikan secara rinci guna

mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan, meliputi : usia minimal dan

maksimal, pangkat/golongan, masa kerja, pengalaman, dan berkedudukan

sebagai tenaga fungsional. Hal ini terdapat dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang

standar kepala sekolah/madrasah.

b) Penetapan Jumlah Pegawai yang dilakukan oleh Dinas Dikpora berdasarkan

pada perhitungan analisis beban kerja dan bukan hanya pada perkiraan saja.


(34)

internal organisasi sendiri, hal ini sangat penting untuk memberikan

kesempatan promosi bagi guru-guru yang ada.

d) Metode atau cara yang digunakan oleh Dinas Dikpora dalam proses

penarikan adalah metode tertutup. Jadi penarikan pegawai hanya ditujukan

untuk guru-guru yang ada dibawah naungan Dinas Dikpora Kota Surakarta.

e) Kendala-kendala Penarikan

Jika banyak hambatan yang menghalangi proses penarikan maka akan

mengakibatkan terkendalanya proses pelaksanaan memperoleh pegawai.

Dengan demikian proses tersebut akan berhasil bila program tersebut

terlebih dahulu diinformasikan dengan jelas dan konsisten serta mudah

dipahami oleh calon tersebut.

b. Seleksi (Selection)

Menurut James A. F Stoner dalam Hasibuan (2006 : 47),

berpendapat bahwa :

“ The selection process involved evaluating and closing among job candidates. Apllication form resumes, interview, and reference checks are commonly uses selection decress” .

(proses seleksi meliputi penilaian dan penetapan diantara calon-calon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, dan pengecekan referensi adalah yang biasa digunakan dalam penetapan keputusan seleksi)

Seleksi merupakan suatu proses pengambilan keputusan terhadap

individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain,

untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik


(35)

commit to user (Wahyusumidjo, 2005 : 351).

Pengertian seleksi menurut Alex Nitisemito (1991 : 44), adalah

kegiatan suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat

dan dalam jumlah yang tepat pula dari calon-calon yang dapat ditariknya.

Untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah yang tepat

pula, maka diperlukan suatu metode seleksi yang tepat pula. Tetapi sebenarnya

untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat sebenarnya tidak dapat

digantungkan pada metode seleksi saja, tapi juga bergantung pada ketepatan

dalam menganalisa jabatan.

Menurut Wahyusumidjo (2005 : 351), Seleksi adalah suatu proses

pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang

dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan

pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan

persyaratan jabatan yang diinginkan. Dari definisi tersebut dapat diketahui,

bahwa tujuan seleksi adalah guna mendapatkan :

a. pegawai yang qualified dan potensial.

b. pegawai yang jujur dan berdisiplin.

c. pegawai yang cakap dengan penempatannya yang tepat.

d. pegawai yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.

e. pegawai yang memenuhi persyaratan perUndang-Undangan

f. pegawai yang dapat bekerjasama secara vertical maupun

horizontal

g. pegawai yang dinamis dan kreatif.


(36)

i. pegawai yang loyal dan berdedikasi tinggi.

j. mengurangi tingkat absensi dan turnover pegawai.

Salah satu usaha agar proses seleksi dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, diperlukan standar kriteria seleksi yang didefinisikan lebih

sempurna dan spesifik. Standar seleksi, adalah satu degree atau level yang

menunjukkan derajat keunggulan yang menjadi syarat (excellence of

recruitment) untuk penugasan seseorang menjadi kepala sekolah. Standar

kriteria seleksi jabatan kepala sekolah, seharusnya ditentukan dari berbagai

facet yang mencakup aspek-aspek:

1. intelligence (tingkat kecakapan mental)

2. preparation

3. pengalaman

4. specialized skills

5. karakter pribadi (kecakapan bergaul); dan 6. kualitas latar belakang.

Wahyusumidjo (2005 : 354) berpendapat bahwa dalam proses

seleksi itu terdiri dari empat tahap, yaitu : tahap awal, tahap pra seleksi, tahap

seleksi dan tahap sesudah seleksi. Masing-masing secara singkat kegiatan

pokoknya adalah sebagai berikut

Gambar 2.2

Model proses Pemilihan Kepala sekolah (Wahyusumidjo, , 2005 : 354)

Tahap III Past Seleksi

Tahap II Seleksi

Tahap I Pra Seleksi


(37)

commit to user Calon yang diterima

keputusan Seleksi terhadap calon. Peraturan tentang tahap I Kebijaksanaan Seleksi dan prosedur

Kemampuan professional sebagai : - Pejabat Formal

- Manajer

- Pendidik

- Pemimpin

- Staf

- Peserta yang diterima

- Daftar peserta yang memenuhi syarat - Pengangkatan dan penempatan

Keterangan :

1. Tahap awal merupakan tahap dimana dilaksanakan suatu proses :

a. Identifikasi jabatan yang kosong

b. menentukan kriteria persyaratan calon untuk mengisi jabatan yang kosong

c. mengumumkan jabatan yang kosong kepada para calon

d. mengadakan perincian tugas dan tanggung jawab jabatan kepala sekolah

yang kososng yang perlu diketahui calon


(38)

berbahasa, memiliki hasil pelatihan di bidang luar biasa tentang siswa

f. mempersiapkan dokumen yang perlu diselesaikan oleh calon seperti :

- catatan tentang pendidikan dan pekerjaan

- penampilan dan keberhasilan masa lampau

- rekomendasi dan data-data yang mendukung

2. Tahap pra seleksi

Menentukan dan mengatur bagaimana kebijaksanaan atau

mekanisme seleksi dilaksanakan :

a. Memilih dan menentukan siapa yang memikirkan cara dan prosedur

untuk ditugaskan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tahap

awal

b. Ada jaminan bahwa kelompok staf atau satuan tugas yang akan

ditugaskan benar-benar mampu melakukan penafsiran dan pemikiran

data calon

c. Bagaimana mengkaitkan atau mengintegrasikan kualifikasi calon dengan

spesifikasi jabatan kepala sekolah yang akan diisi

d. Menyaring calon yang berkualitas unggul.

e. Memilih calon terpilih untuk ditetapkan

f. Mempersiapkan daftar calon yang memenuhi syarat.

3. Tahap seleksi


(39)

commit to user

pengintegrasian antara spesifikasi jabatan kepala sekolah yang harus diisi

dengan kualifikasi calon. Dalam tahap seleksi ini akhirnya harus diambil

keputusan untuk memilih calon terbaik.

4. Tahap setelah seleksi

Dalam proses ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Calon-calon yang tidak memenuhi persyaratan atau yang tidak diterima

b. Calon-calon yang diterima untuk diangkat menjadi kepala sekolah

c. Dibuat daftar nominasi calon, lengkap dengan dokumen serta proses

dikeluarkannya surat keputusan pengangkatan dan penempatan.

Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa seleksi

adalah cara memilih calon pegawai yang telah didapatkan sesuai dengan

kualifikasi yang dibutuhkan. Untuk memperoleh kualitas sumber daya manusia

yang sesuai dengan kebutuhan dalam proses seleksi perlu diperhatikan hal-hal

seperti : dasar, sistem, metode, kualifikasi dan prosedur seleksi yang akan

dilakukan.

c. Penempatan (Placement)

Setelah proses seleksi dilaksanakan secara menyeluruh barulah

proses pengangkatan dan penempatan ini dilaksanakan. Proses penempatan ini

sangat ditentukan oleh hasil yang dicapai dalam proses seleksi dimana proses

seleksi telah dipilih dan di tentukan calon-calon terbaik melalui melalui

berbagai cara tau pendekatan baik melalui pemeriksaan dokumen, tes dan

interview. Dari kedua teori tersebut, aplikasinya ke dalam seleksi calon-calon

kepala sekolah di Indonesia tentu saja disesuaikan dengan sistem nilai yang


(40)

undang-undang sistem pendidikan nasional, maupun ketentuan-ketentuan

teknis yang berlaku dalam mengatur pengangakatan seorang dalam jabatan

tertentu (Wahyusumidjo, 2005 : 365-366).

Dalam setiap kegiatan diperlukan tahapan yang harus dilalui dalam

pelaksanaannya. Tahapan tersebut merupakan urutan kronologis yang

dilaksanakan tahap demi tahap (step by step) tanpa meninggalkan prinsip dan

asas yang berlaku. Prosedur penempatan tenaga kerja merupakan urutan

kronologis untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat pada posisi yang tepat

pula. (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003: 167)

Menurut Hasibuan (2006 : 63) penempatan pegawai adalah tindak

lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima (lulus

seleksi) pada jabatan-jabatan atau pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkannya

dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. Dengan

demikian, calon pegawai itu akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada

jabatan yang bersangkutan.

Penempatan berpedoman pada prinsip “Penempatan orang-orang

yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang teat untuk

jabatan yang tepat” atau “ The right man in the right plece and the right man

behind the right job” . Prinsip penempatan yang tepat harus dilaksanakan

secara konsekuen supaya pegawai dapat bekerja sesuai dengan spesialisasinya

atau keahliannya masing-masing.

Penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan

jabatan yang akan dipegang berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan


(41)

commit to user tersebut. (Randall S. Schuler, 1997: 38).

Dengan demikian, prosedur penempatan calon kepala sekolah

merupakan tahapan yang harus ditempuh dalam menempatkan calon yang

tepat pada posisi yang tepat pula. Berdasarkan uraian diatas maka penulis lebih

menekankan pada proses atau cara penempatan calon kepala sekolah yang

akan dilakukan oleh Dinas Dikpora agar calon tersebut di tempatkan sesuai

dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

5. Kerangka Pemikiran

Adanya berbagai tuntutan mengenai peningkatan mutu pendidikan

yang juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari pemimpin sekolah

(kepala sekolah) membuat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota

Surakarta membutuhkan suatu strategi dalam menyelenggarakan proses pengadaan

kepala sekolah. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam proses

pengadaan kepala sekolah meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan, dimana

dalam strategi-strategi tersebut diharapkan akan menghasilkan calon-calon kepala

sekolah yang berkualitas dan berkompeten.

Penarikan atau Recruitment

Calon-Calon Kepala Sekolah yang berkualitas dan berkompeten Strategi Dikpora dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah


(42)

Penempatan atau Placement


(43)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu jenis penelitian yang berusaha untuk memberikan gambaran

mengenai berbagai hal yang ada menjadi bahan penelitian dengan cara menggali,

mendalami, menemukan fakta-fakta dan permasalahan-permasalahan yang

dihadapi untuk kemudian dipaparkan melalui penafsiran dan dianalisa

menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan pendekatan kualitatif berorientasi

pada orientasi teoritis, teori dibatasi pada pengertian bahwa suatu pernyataan

sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data

yang diuji. Teori juga mambantu menghubungkan dasar orientasinya dengan data

dan dapat dimanfaatkan dalam pengumpulan dan analisis data.

Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena

penulis ingin menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana strategi yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Suarkarta dalam

proses pengadaan kepala sekolah.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta yang terletak di Jalan Hasanudin No.112 Punggawan Banjarsari

Telp. (0271) 719873 Fax 727127 Surakarta 57132. Alasan pemilihan lokasi dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta adalah karena di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta merupakan


(44)

instansi atau lembaga pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam proses perencanaan kebutuhan pegawai khususnya kepala sekolah agar tewujud calon kepala sekolah yang berkualitas.

3. Sumber data

Data adalah suatu fakta atau keterangan dari obyek yang di teliti. Data

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang relevan dan menunjang

maksud dan tujuan dari penelitian yang terdiri atas :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

orang-orang yang berhubungan langsung dengan obyek penelitian (informan).

Informan ialah individu-individu tertentu yang dapat memberikan keterangan

dan data atau informasi untuk kepentingan penelitian. ”Dalam penelitian

kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya

sebagai individu yang memiliki informasinya” (H.B Sutopo, 2002: 50).

Dalan penelitian ini yang menjadi data primer adalah informasi

yang diperoleh dari narasumber di Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu :

Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Kepala Seksi Bidang

pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menengah, pengusul calon kepala

sekolah (kepala sekolah), dan peserta seleksi calon kepala sekolah.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumber aslinya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai

adalah sumber tertulis seperti buku, arsip, dokumen, jurnal, peraturan


(45)

commit to user berhubungan dengan masalah yang diteliti.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan data,

yang meliputi :

a. Wawancara (interview)

yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995 : 192). Dalam

penelitian ini digunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau disebut

sebagai wawancara mendalam, sehingga diperoleh informasi yang jelas.

Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui tentang

informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara

dilakukan dalam kondisi yang dianggap paling tepat guna mendapatkan

kejelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Strategi Dinas Pendidikan,

Pemuda dan olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala

sekolah.

b. Dokumentasi

yaitu dilakukan dengan mencatat dan mengambil sumber-sumber tertulis yang

ada, baik berupa dokumen atau arsip. Dokumen atau arsip merupakan bahan

tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. (H.B

Sutopo, 2002 : 54).Data yang diambil merupakan dokumen atau arsip dari

Dikpora yang berhubungan dengan penelitian Strategi Dinas Pendidikan,

Pemuda dan olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah

dan literatur sebagai pelengkap informasi dalam penelitian.


(46)

Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi

berperan pasif, dimana peneliti kehadirannya dalam melakukan observasi

tidaj diketahui oleh Subyek yang diamati. Peneliti hanya mendatangi lokasi,

tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat

pasif (H.B Sutopo, 2002 : 66).

5. Teknik Pengambilan Sampel

Guna mendapatkan informasi yang relevan dan akurat tentang semua

hal yang dibutuhkan peneliti, maka peneliti mempunyai kecenderungan untuk

bertanya pada informan yang dianggap mengetahui informasi dan

permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber

yang dapat dipercaya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Purposive Sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap

mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam untuk menjadi

sumber data yang mantap. (HB. Sutopo, 2002: 56). Dalam penelitian ini adapun

yang menjadi narasumber adalah :

- Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

- Kasi Bidang pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menengah

- Pengusul calon kepala sekolah (kepala sekolah), dan

- Peserta seleksi calon kepala sekolah.

6. Validitas Data

Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat


(47)

commit to user

mendapatkan validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding

terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2002 :128).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data,

dimana peneliti mengumpulkan data yang sama dari beberapa sumber data yang

berbeda.

7. Teknik Analisis Data

Dalam proses analisis terdapat tiga macam kegiatan yang terjadi secara

bersamaan dan menentukan hasil akhir. Analisis data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga

komponen analisis data yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menggolongkan, mengarahkan, membuang hal-hal yang tidak penting/ tidak

perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. (Miles dan Huberman,

1992 :16)

Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan riset yang di mulai

bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu

peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan

penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama


(48)

mengkode, memusatkan tema, membuat batas permasalahan dan menulis

memo. Proses reduksi ini berlangsung hingga penelitian berakhir.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

terhadap penelitian yang dilakukan. (Miles dan Huberman, 1992 :16)

Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan melihat apa

yang akan terjadi dan memungkinkan untuk mengajarkan suatu analisis

ataupun tindakan berdasarkan penelitian tersebut. Penyajian data yang lebih

baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Dari awal pengumpulan data, peneliti harus mengetahui tentang

arti data yang diperoleh dan mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin terjadi alur sebab akibat dan proposisi.

Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan

penelitian menjadi lebih kokoh dan dapat dipercaya. (H.B. Sutopo, 2002 : 93)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis, yaitu:

reduksi data, sajian data, serta penarikan simpulan/ verifikasi yang berjalan

bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu siklus yang

berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan

model analisis interaktif berikut ini :

Gambar 3.1


(49)

commit to user Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan

Sajian data


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA

1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.

a. Kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta

berlokasi di Jalan hasanudin no. 112 Surakarta, telp. (0271) 719873 Fax

727117. Adapun kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11

Tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi dan tata kerja

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. Secara struktural

kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta

adalah sebagai penyelenggara tugas dan fungsi di bidang kependidikan,

kepemudaan dan keolahragaan di Kota Surakarta yang dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas dan bertanggung jawab kepada Walikota.

b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota

Surakarta


(51)

commit to user

Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga (Dinas Dikpora) adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah

Daerah di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan,

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota

Surakarta mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah

daerah di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok diatas maka Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan Olahraga mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependidikan, kepemudaan

dan keolahragaan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan;

c. Pembinaan dan fasilitasi bidang kependidikan, kepemudaan dan

keolahragaan lingkup Pemerintah Kota Surakarta;

d. Pelaksanaan tugas bidang kependidikan, kepemudaan,

keolahragaan, sarana prasarana pendidikan dan olahraga;

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependidikan,

kepemudaan dan keolahragaan;

f. Pelaksanaan kesekretariatan dinas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.


(52)

Surakarta a. Visi :

Terwujudnya masyarakat Surakarta yang beriman dan

bertaqwa, cerdas, sehat, berprestasi dan berbudaya.

b. Misi :

a. Mewujudkan masyarakat Surakarta yang beriman dan bertaqwa dan

berakhlak mulia

b. Meningkatkan kualiatas sumber daya manusia yang cerdas, kreatif,

inovatif, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Mewujudkan masyarakat yang gemar olahraga, memiliki kesegaran

jasmani dan menghasilkan bibit olahragawan yang berprestasi.

d. Mewujudkan generasi muda yang tangguh, trampil dan produktif

e. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, berdaya

tahan, dan mampu memfilter budaya asing.

c. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh

Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta adalah :

a. Meningkatkan iman dan taqwa lewat pembiasaan, pengenalan agama

yang dianut, pelatihan pada waktu peringatan hari besar agama, serta

pembiasaan etika dalam pergaulan, sehingga secara bertahap terwujud

kehidupan yang agamis, penuh toleransi, dapat menghargai sesama

umat beragama dan berbudi pekerti dalam pergaulan.

b. meningkatkan sumber daya manusia agar mempunyai kecerdasan


(53)

commit to user

pengetahuan dan teknologi, lewat proses pembelajaran yang aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mampu menjuarai

lomba-lomba kretifitas, memiliki nilai akdemis tinggi, serta mampu

menciptakan teknologi tepat guna.

c. Meningkatkan kegembiraan berolahraga sesuai potensi

masing-masing lewat pembelajaran dan pelatihan olahraga sehingga terwujud

masyarakat yang gemar olahraga, mampu menguasai event-event

olahraga serta hidup sehat.

d. Meningkatkan semangat kompetitif yang sehat, baik dalam bidang

agama, keolahragaan dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari

maupun event lomba sehingga mampu melahirkan ulama,

cendekiawan, olahragawan maupun budayawan.

e. Menanamkan nilai-nilai budaya daerah Surakarta lewat proses

pembelajaran, pelatihan dan pembiasaan sehingga terwujud kehidupan

sosial yang tetap mencerminkan budaya adi luhung dan tidak mudah

terpengaruh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan budaya

Surakarta.

3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta, terdiri atas :

1. Sekretariat, terdiri atas :

a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;


(54)

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Bidang Pendidikan Dasar dan Anak Usia Dini, terdiri atas :

a. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini;

b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar SD dan Anak usia Dini.

3. Bidang Pendidikan Dasar SMP, terdiri atas :

a. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar SMP;

b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP.

4. Bidang Pendidikan Menengah, terdiri atas :

a. Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah;

b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah.

5. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, terdiri atas :

a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SD dan Anak Usia

Dini;

b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SMP;

c. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah.

6. Bidang Pendidikan Non Formal, terdiri atas :

a. Seksi Pendidikan Masyarakat;

b. Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan.

7. Bidang Pemuda, terdiri atas :

a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda;

b. Seksi Perlindungan Pemuda dan Pemberdayaan Lembaga

Kepemudaan.


(55)

commit to user

a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Olahraga;

b. Seksi Pengembangan Ilmu Olahraga dan Lembaga Keolahragaan;

c. Seksi Sarana dan Prasarana dan Kemitraan.

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

10. Sekolah Menengah Kejuruan;

11. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas;


(56)

4. Uraian Tugas

Di dalam bagan organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga Kota Surakarta, bidang yang melaksanakan tugas merencanakan

kebutuhan pegawai (kepala sekolah), usulan pengangkatan, dan penempatan

melalui proses pengadaan kepala sekolah yaitu :

1. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas :

§ melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan

dasar SD, pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar SMP,


(57)

commit to user menengah.

§ pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Bidang pendidik dan tenaga kependidikan terdiri atas 3 (tiga) seksi, yaitu:

a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SD dan Anak Usia

Dini mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan

teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga

kependidikan dasar SD, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik

dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar milik pemerintah

kota, usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga

kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan

dasar milik, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan

pada pendidikan dasar, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan

perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan dasar, usulan

pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf internasional

selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang

pendidikan dasar SD.

b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SMP mempunyai

tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan dasar

SMP, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga

kependidikan untuk pendidikan dasar SMP, usulan pengangkatan dan

penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan


(58)

usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan

dasar SMP, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan

pendidik pada jenjang pendidikan dasar SMP, usulan pemberhentian

pendidik dan tenaga kependidikan selain karena alasan pelanggaran

perundang-undangan pada jenjang pendidikan dasar SMP.

c. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah mempunyai tugas

melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan Menengah,

meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan

untuk pendidikan menengah, usulan pengangkatan dan penempatan

pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada

jenjang pendidikan Menengah, usulan pemindahan pendidik dan tenaga

kependidikan pada pendidikan menengah, peningkatan kesejahteraan,

penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan

menengah, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan

selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang

pendidikan menengah

5. Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala

Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional wajib

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal

maupun horizontal baik dalam maupun antar satuan organisasi dalam

lingkungan Pemerintah Daerah serta instansi lain sesuai dengan tugas


(59)

commit to user

Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,

Kepala Seksi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan

memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas

bawahannya masing-masing. Setiap pimpinan satuan organisasi dalam

lingkungan Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan

bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan

tepat pada waktunya.

Apabila Kepala Dinas berhalangan dalam menjalankan tugasnya,

maka untuk menjalankan tugas Kepala Dinas, ditunjuk pejabat yang senior

dalam pangkat dan jabatan serta dipandang mampu sebagai pejabat pelaksana

tugas (Plt) Kepala Dinas.

6. Susunan Kepegawaian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta

Pegawai merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam organisasi dalam rangka mencapai

tujuan organisasi. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta didukung oleh 150 orang

pegawai.

Berikut ini klasifikasi pegawai di Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga Kota Surakarta di dasarkan pada :

a. Jumlah Pegawai per-Bagian

Tabel 4.1


(60)

No. Uraian Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. Kepala Dinas 1 0,7

2. Sekretariat 32 21,3

3. Bidang –bidang 68 45,3

4. UPTD 5 3,3

5. Sekolah Menengah Kejuruan 7 4,7

6. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas 10 6,7

7. Jabatan Fungsional 27 18

Jumlah 150 orang 100 %

Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2008

Dari tabel diatas, jumlah pegawai Dinas Dikpora Kota

Surakarta seluruhnya berjumlah 150 orang, yang terdiri dari Sekretariat,

Bidang-bidang, UPTD, SLTP & SLTA, Sekolah Menengah Kejuruan dan

Kelompok Jabatan Fungsional. dan keseluruhannya bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas. Jumlah paling banyak terdapat pada bidang-bidang

sebanyak 45,3% dari keseluruhan jumlah pegawai yang ada di Dinas

Dikpora Kota Surakarta. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari pegawai

tersebut menjadi staf sesuai dengan bidang tugas dan beban kerjanya

masing-masing.

b. Jumlah Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 4.2

Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian

No. Status Kepegawaian Jumlah (orang) Persentase (%)

1. PNS 145 96,7

2. Pegawai Honorer 5 3,3


(61)

commit to user

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai

Dinas Dikpora Kota Surakarta status kepegawaiannya yaitu Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang mencapai 96,7 % dari jumlah pegawai yang ada di

Dinas Dikpora Kota Surakarta.

c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3

Jumlah Pegawai Dinas Dikpora berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1. Pasca Sarjana 21 14

2. Sarjana 35 23,3

3. Sarjana Muda / D III 9 6

4. Diploma II 3 2

5. Diploma I / PGSMTP 2 1,4

6. Sekolah Menengah 59 39,3

7. Sekolah Menengah Pertama 15 10

8. Sekolah Dasar 6 4

9. Jumlah 150 orang 100 %

Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010

Berdasarkan tabel diatas, dari 150 orang pegawai Dinas

Penididikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta rata-rata berpendidikan

sekolah menengah yang berjumlah 39,3 %, diikuti dengan pegawai yang


(62)

d. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Kepangkatan Tabel 4.4

Jumlah Pegawai Dinas Dikpora Berdasarkan Pangkat

No. Golongan Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1. IV 19 12,7

2. III 81 54

3. II 44 29,3

4. I 3 2

5. Lainnya 3 2

Jumlah 150 orang 100 %

Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah golongan

pegawai yang ada Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu golongan III.

Umumnya mereka menduduki jabatan sebagai staf yang membantu dan


(63)

commit to user

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Strategi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan Kepala Sekolah.

Proses pengadaan kepala sekolah diselenggarakan guna

memperoleh calon kepala sekolah yang sesuai dengan persyaratan untuk

menduduki jabatan sebagai kepala sekolah di berbagai tingkat pendidikan,

mulai dari TK, SD/SLB, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Proses pengadaan

kepala sekolah di Surakarta dilakukan untuk mengisi jabatan kepala sekolah

yang sedang kosong karena adannya pensiun, promosi, mutasi, dan/atau

meninggal dunia.

Mengenai diselenggarakannya proses pengadaan kepala sekolah di

Surakarta, Bapak Sugiyanto selaku selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PTK) Dinas Dikpora Kota Surakarta, mengungkapkan bahwa :

“Proses pengadaan kepala sekolah itu sangat penting, digunakan untuk mengisi formasi kepala sekolah yang kosong, akibat adanya


(64)

dengan adanya proses pengadaan kepala sekolah ini dihasilkan calon kepala sekolah yang berkompeten.” (Wawancara, 7 Juli 2010).

Pelaksanaan proses pengadaan kepala sekolah oleh Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dilakukan oleh Bidang

Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sesuai dengan uraian tugasnya yaitu

melaksanakan pengembangan dan pembinaan pendidik dan tenaga

kependidikan, baik pendidikan dasar SD, pendidikan dasar SMP, dan

pendidikan menengah.

Dalam menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah guna

mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten, Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga mempunyai beberapa strategi untuk

mencapai tujuan tersebut. Strategi atau upaya yang dilakukan oleh Dinas

Dikpora Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah, antara lain:

a. Penarikan

Dalam rangka pelaksanaan proses pengadaan kepala sekolah,

langkah awal yang dilakukan oleh Dinas Dikpora adalah melakukan

penarikan atau perekrutan, dimana dalam perekrutan ini Dinas Dikpora

Kota Surakarta menggunakan sistem tertutup, yaitu dengan mengirimkan

surat edaran ke tiap-tiap sekolah yang ada di wilayah Kota Surakarta.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu JP. Latynina selaku Kasi Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah adalah sebagai berikut :

“…Awalnya dari proses pengadaan ini yaitu Dinas Dikpora mengirimkan surat edaran ke masing-masing sekolah tentang adanya formasi kepala sekolah yang kosong.” (Wawancara, 2 Juli 2010).


(1)

commit to user

Jawa Tengah dalam proses seleksi calon kepala sekolah. Hal ini dilakukan agar proses seleksi berjalan dengan transparan dan akuntabel.

Setelah diadakannya pengumuman bagi calon yang dianggap layak maka calon kepala sekolah akan mengikuti tahap selanjutnya yaitu proses penempatan.

c. Penempatan (Placement)

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah yaitu pengangkatan dan penempatan bagi calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi. Proses penempatan bagi calon kepala sekolah yang layak tidak bisa langsung begitu saja ditempatkan. Harus ada prosedur yang harus dilakukan oleh Dinas Dikpora dalam menempatkan calon kepala sekolah menjadi kepala sekolah. Mereka harus menunggu adannya lowongan (baik itu karena promosi, mutasi, pensiun, dan/atau meninggal dunia). Dalam waktu menunggu tersebut calon kepala sekolah tidak merasa khawatir kalau nantinya tidak ditempatkan, karena mereka secara tidak langsung sudah menjadi calon yang dijanjikan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta untuk ditempatkan, meskipun masih harus menunggu. Pernyataan ini dibenarkan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengatakan :

“Kalau proses penempatan harus menunggu formasi kepala sekolah yang kosong (mutasi, pensiun, promosi, dan/atau meninggal dunia), baru nanti bisa ditempatkan. Penempatan tersebut juga sesuai hasil ranking yang diperoleh dalam proses seleksi. Jadi, yang mendapatkan ranking teratas ya akan ditempatkan terlebih dahulu, sesuai dengan aturan yang berlaku.” (Wawancara, 7 Juli 2010).


(2)

commit to user

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Poernama Irianto selaku calon kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta :

“Dalam proses menunggu untuk ditempatkan saya tidak perlu merasa was-was kalau nantinya tidak akan ditempatkan sebagai kepala sekolah. Kalau sampai saat ini saya belum ditempatkan ya mungkin belum ada yang kosong, dan penempatan itu kan sesuai dengan urutan rangking dari hasil seleksi, yang brupa tes-tes selama 2 (dua) hari itu.” (Wawancara, 17 Juli 2010).

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Yusmar Setyobudi selaku calon Kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta :

“…Ya tinggal nunggu waktu yang tepat saja, karena yang ditempatkan terlebih dahulu kan yang rangking hasil seleski teratas dulu, baru yang lainnya akan menyusul.” (Wawancara, 12 Juli 2010).

Dari keterangan diatas diketahui bahwa proses penempatan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Semua hasil dari calon yang dianggap layak dalam proses seleksi oleh Dikpora dikirim ke Badan pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) untuk diproses, hasil pertimbangan dari Baperjakat kemudian diusulkan oleh Walikota untuk menetapkan Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah bagi calon-calon kepala sekolah yang lolos dalam proses seleksi yang telah dilaksanakan. Sebelum hasil calon kepala sekolah yang lolos seleksi dikirim ke Tim Baperjakat untuk selanjutnya di serahkan ke Walikota kota Surakarta, Dinas Dikpora telah mengusulkan calon yang dianggap layak dalam seleksi ditempatkan di sekolah-sekolah yang membutuhkan calon kepala sekolah yang tepat.


(3)

commit to user

Meskipun sudah ditetapkan Keputusan pengangkatan oleh Walikota Surakarta, sebagian calon kepala sekolah masih harus tetap menunggu adanya lowongan yang kosong dan dalam menempatkan calon kepala sekolah diurutkan berdasarkan ranking dari hasil seleksi.

Dari uraian diatas, proses penempatan kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta beradasar pada rangking hasil seleksi calon kepala sekolah. Sehingga penempatan calon kepala sekolah urut sesuai dengan hasil yang diperoleh. Bagi calon kepala sekolah SD jangka waktu penempatan yaitu 1 tahun, sedangkan untuk Sekolah menengah yaitu 2-3 tahun.

Dari keseluruhan proses pengadaan kepala sekolah yang meliputi proses penarikan, seleksi, dan penempatan mempunyai cara tersendiri untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta.


(4)

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disajikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil penelitian dan analisis data mengenai “Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah.”

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian tentang Strategi yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah dilaksanakan melalui beberapa proses, yaitu proses penarikan, seleksi, dan penempatan.

a. Proses pertama yaitu penarikan calon kepala sekolah.

Dinas Dikpora Kota Surakarta mengedarkan surat pemberitahuan tentang adanya formasi jabatan kepala sekolah yang kosong, serta persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah. Dalam proses penarikan ini, Dinas Dikpora bekerjasama dengan pihak sekolah agar mengirimkan salah satu guru yang dianggap tepat dan guru yang diusulkan biasannya menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolah tersebut.

b. Proses kedua yaitu seleksi calon kepala sekolah.

Sistem seleksi calon kepala sekolah yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu melalui sistem skor yang diperoleh dari tes tertulis, penulisan karya ilmiah dan wawancara. Dalam proses seleksi ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta bekerjasama dengan pihak Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah. Hal ini


(5)

commit to user

dimaksudkan agar proses seleksi yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta transparan dan akuntabel.

c. Proses yang ketiga yaitu penempatan calon kepala sekolah.

Proses penempatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta berdasarkan rangking dari hasil proses seleksi calon kepala sekolah. Calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi akan mendapatkan surat keputusan dari Walikota Surakarta dan hasil tes tersebut berlaku 2-3 tahun.

Dari keseluruhan proses diatas, yang meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan telah dilaksanakan dengan baik oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta. Setiap proses yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta terdapat strategi atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari kepala sekolah

B. Saran

Dari hasil penelitian, dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi Dinas Dikpora Kota Surakarta, sebagai berikut :

1. Dalam menetapkan standar kualifikasi bagi calon kepala sekolah, Dinas Dikpora Kota Surakarta sampai saat ini masih menyamakan dengan standar kualifikasi yang ada dalam peraturan yang digunakan sebagai acuan guna mendapatkan kepala sekolah yang tepat. Maka dari itu, Dinas Dikpora Kota Surakarta dapat menaikkan standar minimal pendidikan terakhir bagi calon kepala sekolah. Misalnya di satuan pendidikan sekolah menengah minimal pendidikan terakhir yang harus dimiliki oleh calon kepala sekolah yaitu S2/S3. Hal ini disarankan mengingat besarnya tanggung jawab yang nantinya akan


(6)

commit to user

diterima calon kepala sekolah ditingkat satuan pendidikan menengah ini. 2. Proses penantian penempatan bagi calon kepala sekolah yang telah lolos

seleksi, sebaiknya diisi oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para calon kepala sekolah tersebut. Sehingga pada saat penempatan, calon kepala sekolah tersebut sudah terbekali dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dimana nantinya akan berguna saat menjadi kepala sekolah.