Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

(1)

KUESIONER

JUDUL : SELEBRITI ASING DAN POSITIONING PRODUK

(Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “Valentino Rossi” Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian

2. Baca dan jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. Kerahasiaan terjaga 3. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang anda anggap benar

4. Kotak kode disebelah kanan pertanyaan mohon jangan di isi 5. Terimakasih atas partisipasi anda

Peneliti

(Jalic Juniarwan Saragih)

I. VARIABEL X (Selebriti Asing “Valentino Rossi”) I.1 Gaya Penampilan

1. Menurut anda bagaimana gaya berpakaian Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

2. Bagaimanakan bahasa tubuh Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan?


(2)

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

3. Menurut Anda bagaimana mimik wajah (ekspresi wajah) Valentino Rossi saat menirukan ekspres gaya komeng dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

4. Menurut Anda bagaimanakah daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

I.2 Gaya Bahasa

5. Bagaimanakan menurut anda laval bahasa Indonesia dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan yang dibawakan oleh Valentino Rossi?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

6. Menurut anda, sudah sesuaikah pemilihan kata-kata “Yamaha Semakin Terdepan” dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan yang dibawakan oleh Valentino Rossi?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik


(3)

I.3 Prestasi

7. Menurut anda, apakah prestasi Valentino Rossi sebagai pembalab motor GP menarik untuk dijadikan ikon sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

8. Apakah Anda setuju bahwa prestasi yang dicapai Valentino Rossi mampu menarik perhatin khalayak dengan menjadikan dia ikon iklan sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

I.5 Karakter Selebriti

9. Menurut Anda, sudah sesuaikah karakter Valentino Rossi dalam membawakan iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan? 1. Sangat sesuai

2. Sesuai

3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai

II. VARIABEL Y (Positioning Produk)

II.1 Perhatian Konsumen Terhadap Produk

10. Apakah Anda percaya produk Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan sebagai merek motor terbaik dunia?

1. Sangat percaya 2. Percaya

3. Kurang percaya 4. Tidak percaya


(4)

11. Bagaimana menurut Anda keunggulan pada produk Yamaha motor GP yang mampu mempertahankan juara dunianya sebanyak 9 kali satu musim 2005 oleh Valentino Rossi?

1. Sangat baik 2. baik

3. Kurang baik 4. Tidak baik

12. Bagaiman menurut Anda harga sepeda motor Jupiter MX? 1. Sangat mahal

2. mahal

3. Cukup mahal 4. Tidak mahal

13. Menurut Anda apakah produk Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan versi Valentino Rosssi mampu menjadi sepeda motor terdepan Indonesia?

1. Sangat mampu 2. mampu

3. Kurang mampu 4. Tidak mampu

II.2 Ketertarikan Konsumen Terhadap Produk

14. Apakah Anda tertarik untuk mengetahui setiap produk Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan?

1. Sangat berminat 2. berminta

3. Kurang berminat 4. Tidak berminat

15. Menurut Anda menarikkah keunggulan produk Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan yang memliki kecepatan 135cc?

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

16. Apakah Anda tertarik dengan model fisik Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan yang ramping, simple dan gesit versi Valentino Rossi?


(5)

1. Sangat menarik 2. Menarik

3. Kurang menarik 4. Tidak menarik

17. Apakah Anda tertarik dengan tampilan warna sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan versi Valentino Rosssi?

1. Sangat tertarik 2. Tertarik

3. Kurang tertarik 4. Tidak tertarik

II.3 Hasrat Konsumen Terhadap Produk

Apakah Anda berminat memiliki sepeda motor Yamaha Jupiter MX Yamaha Indonesia Terdepan versi Valentino Rosssi?

1. Sangat berminat 2. berminta

3. Kurang berminat 4. Tidak berminat

Terimakasih atas kerjasamanya dan perhatiannya.


(6)

BIODATA I. Data Pribadi

Nama : Jalic Juniarwan Saragih

Tempat / Tanggal Lahir : P. Siantar, 25 Juni 1986 Jenis Kelamin : Pria

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Pembangunan USU Gg. Rejeki No. 08 Medan. II. Pendidikan

1. SDN 091423 Bah-butong

2. SLTP Darma Pertiwi Bah-butong 3. SMU Methodist P. Siantar 4. D-III PARIWISATA USU 5. Ilmu Komunikasi FISIP USU III. Nama Orang Tua

1. Ayah : P. Saragih 2. Ibu : S. Purba IV. Nama Saudara


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2006. 10 Model Penelitian dan Pengolahannya dengan SPSS. Wahana Komputer. Semarang.

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. 2004. Komunikasi Massa (Suatu

Pengantar. Simbiosa Pratama Media. Bandung.

Arikunto. Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bualeng. Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Airlangga University Press. Yogyakarta.

Dewi, Sutrisna. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Departemen

Pendidikan Nasional. Universitas Sumatera Utara. Fisip. Medan. Effendy, Onong Uchyana. 1992. Dinamika Komunikasi. Remadja Rosdakarya. Bandung.

Effendy, Onong Uchyana. 1986. Hubungan Komunikasi. Remadja Rosdakarya. Bandung.

Khasali. Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Kotler. 2000.Manajemen Pemasaran. Elex Media Copuntindo. Jakarta.

Kurniawati. Dewi. 2006. Diktat Periklanan. USU Press. Medan. Jefkins, Frrank,1996,Periklanan, Erlangga. Jakarta.

Lubis. Suwardi. 1997. Metodologi Penelitian Komunikasi.USU Press. Medan. Nawawi, H, Hadari. 1997. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nurudin, 2004. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada. Yogyakarta.

Rahmat, Djalaluddin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Media Pressindo. Yogyakarta.

Steers, Richard M. 1997.Efektifitas Organisasi.Erlangga. Jakarta.


(8)

Sumber Lain :

www.yamaha.com


(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara. 3.1.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketahui langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut : Abdul Hakim ( Ketua ); Dr.T.Mansoer (Wakil Ketua); Dr.Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir.R. S. Danunagoro, Drh.Sahar, Drg.Oh.Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr.Maas,J.Pohan, Drg.Barlan dan Spetan Pane Paruhum (Anggota).

Sebenarnya hasrat untuk mendirikan peguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia – II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda paa waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr.Pringadi dan Dr.T.Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr.Mohd.Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr.Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr.Ahmad Sofian, Ir.Danunagoro, dan sekretaris Mr.Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari : Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan fakultet. Sebagai hasil kerja sama dengan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran


(10)

di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr.Ir.Soekarno menjadi Universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU yang diperingati tiap tahun hingga 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU. Dengan persetujuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2002 diperingati Dies Natalis USU yang ke – 50.

Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua Fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), dan Fakultas Farmasi (2007).

Pada Tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Perubahan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Indonesia No.56 Tahun 2003 pada 11 November 2003 dan ditetapkan oleh presiden RI waktu itu yakni Ibu Megawati Soekarno Putri. Sebelumnya terlah berubah status UI,UGM,ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI(2004) dan UNAIR (2006).

Dalam perkembangannya, beberapa Fakultas di Lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang


(11)

berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan USU 3.1.2.1 Visi USU : University for Industry 3.1.2.2 Misi USU :

a. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat bermoral dengan kemampuan akademik dan / atau professional dan / atau vokasional untuk menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

b. Mengembangkan dan menyebarkuaskan ilmu pengetahuan dan seni terutama pada kerjasama berbasis industri, dan pengembangan aplikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. c. Mendukung pengembangan masyarakat sipil dan demokratis melalui Peran USU

sebagai suatu kekuatan moral yang otonom untuk mencapai kemampuan yang kuat dalam lingkungan kompetisi global melalui pengeNoaan secara profesional sumber daya manusia, memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran, dan memodernisasi cara pembelajaran 3.1.2.3 Tujuan USU :

a. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran.

b. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan Seni/budaya serta kemanusiaan.

c. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem Penjaminan mutu yang handal.

d. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demoktaris. e. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.

f. Memperkuat departemen dalan pengeNoaan disiplin silang antar departemen/ program studi.


(12)

g. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerja sama/ kemitraan dalam usaha-usaha ventura.

h. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli dan lain-lain. i. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus pada

pembelajaran sesuai kebutuhan ( demand-driven learning system). 3.1.3 Program Studi

Kategori Pilihan Program Studi a. Strata 1 ( S-1 )

Terdiri dari Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Ekonomi, Kedokteran Gigi, Sastra, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, Kehutanan, Psikologi, Ilmu Komputer dan Farmasi.

b. S-1 Ekstension

Terdiri dari Program Studi Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan / Perbankan, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia, Agronomi, Sosial Ekonomi Pertanian, Ilmu Hukum, Sastra Inggris, Bahasa Jepang, Ilmu Perpustakaan, Farmasi, Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.

c. Program Pascasarjana (S-2)

Terdiri dari Agronomi, Ilmu Tanah, Ilmu Hukum, PengeNoaan Alam dan Lingkungan, Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, Kimia, Magister Manajemen, Biomedik, Farmasi, Linguistik, Kenotariatan, Ilmu Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, Fisika, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Industri, Kesehatan Kerja / Masyarakat, Administrasi Kebijakan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri, Studi Pembangunan, Matematika, Ilmu Kedokteran Tropis, Biologi, Psikologi.

d. Diploma III (D-III)

Terdiri dari Program Studi Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan, Perpustakaan, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Pariwisata, Kimia Analisis, Statistik, Fisika Instrumen, Kimia Industri, Administrasi Perpajakan, Keperawatan dan Analisis Farmasi.


(13)

e. Diploma IV (D-IV)

Terdiri dari Program Studi Perawat Pendidik, Bidan Pendidik, Teknologi Kimia Industri, Teknologi Mekanik Industri, Teknologi Instrumentasi Pabrik, Teknik dan Manajemen Pabrik.

f. Program Doktor

Terdiri dari Ilmu Hukum, Ilmu Pertanian, Ilmu Kimia, Ilmu Kedokteran, Linguistik dan Perencanaan Wilayah Pedesaan.

g. Pendidikan Profesi

Terdiri dari Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu OBS dan Ginekologi, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Penyakit Paru, Ilmu Penyakit Jiwa / Psikiatri, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu THT, Ilmu Patologi Klinik, Ilmu Patologi Anatomi, Neurologi, Forensik Medis, Kardiologi, Radiologi, Ortopedi, Dokter, Akuntansi, Apoteker, Dokter Gigi dan NERS.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien (Azwar, 1998: 8). Semua hasil pengamatan di tuangkan dalam pembahasan. Hasil wawancara nantinya akan dianalisis dan dipilih jawaban yang paling mendekati dan berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Arikunto memberikan pengertian bahwa : Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian wilayah ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU. Arikunto memberikan pengertian bahwa: populasi adalah keseluruhan subjek penelitian wilayah ditarik kesimpulan populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU.

Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang masih aktif 2009/2010.


(14)

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian repsentatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataan (Bulaeng, 2004:156). Dalam menentukan sampel pertama-tama peneliti memilih Fakultas dan Departemen dengan metode Stratified Sampling sebagai berikut:

Tabel 3.1

Fakultas dan Departemen Fakultas Departemen Jumlah Sastra Sastra Inggris 281

MIPA Kimia 256

Teknik Elektro 475

TOTAL 1012

Sumber. BAA USU TA : 2009/2010

Selanjutnya untuk menentukan jumlah responden menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% yakni sebagai berikut :

1 ) ( 2  

d N

N

n N = Jumlah populasi n = Sampel

1 ) 1 , 0 ( 1012 1012 2  

n d = Presisi

12 , 11 1012  n 007 , 91  n

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 91 orang.

Dalam menyebarkan sampel penelitian menggunakan Proportional Random Sampling yaitu penggunaan teknik ini dengan mempertimbangkan bahwa adakalanya banyaknya subjek terdapat pada setiap strata/setiap wilayah tidak sama, oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata/setiap wilayah ditentukan seimbang /sebanding dengan wilayah masing-masing strata/wilayah (Arikunto, 2006:139) dengan rumus :

n = N

xn n1


(15)

n1 = Jumlah populasi N = Populasi

Tabel 3.2 Distribusi Sampel

Jurusan Jumlah Penarikan sampel Sampel

Sastra Inggris 281 orang 25,267

1012 25571 1012 91 281   x 25 orang

Kimia 256 orang 23,0197

1012 23296 1012 91 256   x 23orang

Elektro 475 orang 42,7125

1012 43225 1012 91 475   x 43 orang Total Populasi

1012orang 91orang

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang diigunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu terdapat kriteria-kriteria yang perlu dilakukan ataupun dibuat batasan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, guna mengejar waktu yang tersedia dan mencapai jumlah sampel ditetapkan. Adapun kriteria sampel yang dimaksudkan adalah mahasiswa Fakultas Tehnik Departemen Ilmu Elektro, Fakultas Sastra Departemen Sastra Inggris dan Fakultas MIPA Departemen Kimia Universitas Sumatera Utara yang masih aktif yang pernah menonton Tayangan Iklan Sepeda Motor Yamaha versi “Valentino Rossi” minimal 2 kali.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun proposal penelitian, peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu :

a. Literatur serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan melalui buku-buku, surat kabar, internet, dan sebagainya.

b. Penelitian Lapangan, yaitu pengumpulan data melalui kegiatan survey di lokasi penelitian, mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan kuesioner.


(16)

Kuesioner adalah alat pengumpul data dalam bentuk pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden (Nawawi, 1995:117).

3.5 Teknik Analisa Data

Analisis data adalah penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa.

a Analisa Tabel Tunggal

Analisa Tabel Tunggal merupakan analisa yang bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap variabel yang diteliti.

b. Analisa Tabel Silang

Analisa tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negative.

3.6 Uji Hipotesa

Untuk menganalisa data peneliti menggunakan aplikasi SPSS (Statical Product Service Solution) For Window 17.0” yang akan memberikan gambaran tentang korelasi dan uji hipotesa dan hasil analisis secara cepat.


(17)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan pengumpulan data, peneliti menempuh beberapa tahapan dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut adalah :

4.1.1 Tahapan Awal

Pada tahap awal, peneliti meminta surat izin penelitian ke bagian pendidikan FISIP USU untuk mengadakan penelitian ke mahasiswa Fakultas Tehnik jurusan Ilmu Elektro, Fakultas Sastra jurusan Sastra Inggris dan Fakultas MIPA jurusan Kimia yang masih aktif.

4.1.2 Tahapan Pengumpulan Data

Proses sebagai tahapan pengumpulan data penelitian terdiri dari kegiatan: a. Penyebaran kuesioner penelitian pada bulan september 2010

b. Penyebaran kuesioner diberikan kepada 91 responden. 4.1.3 Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data hasil jawaban responden di dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penomoran kuesioner, proses ini dengan memberikan Nomor 01-91 dalam kotak Nomor responden yang tersedia di atas kanan kuesioner dengan tulisan No. Id. Responden.

b. Editing yaitu pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan atau pembenahan dari jawaban responden yang meragukan untuk menghindari terjadinya kesalahan pengisian data.

c. Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan di kuisioner dalam bentuk angka.

d. Tabulasi data yaitu pada tahap ini data kuesioner penelitian dimasukkan ke dalam tabel frekuensi, persentase, dan selanjutnya di analisa kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjukkan keadaan umumnya.

e. Pengujian hipotesa yaitu merupakan pengujian statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hiotesa penelitian yang diajukan. Dalam penelitian ini digunakan rumus tata uji korelasi tata jenjang “Rank


(18)

Spearman” (rho/rs). Spearman Rho adalah metode untuk menganalisa data untuk melihat hubungan antara variable yang sebenarnya dengan skala ordinal. Untuk mengukur hubungan tinggi atau rendah hubungan antar variable menggunakan skala Guilford (Rakhmat 2004: 29) yaitu:

Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali ; lemah sekali 0,21 - 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti

0,41 - 0,70 : Hubungan yang cukup berarti 0,71 - 0,90 : Hubungan yang tinggi ; kuat

Lebih dari 0,90 : Hubungan sangat tinggi ; kuat sekali ; dapat diandalkan

4.1.4 Penyajian Data

Peneliti menyajikan data yang telah diperoleh baik yang diperoleh melalui observasi wawancara, kuesioner (angket). Prinsip dasar penyajian data peneliti adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami isinya. Di sini peneliti menggunakan cara penyajian data dengan menggunakan tabel, yakni: merupakan penyajian data yang paling banyak digunakan, karena lebih efisien dan cukup komunikatif.

4.2 Analisa Tabel tunggal 4.2.1 Analisa Deskriptif

Statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2004: 21). Berikut ini adalah penyajian analisis deksriptif dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0, berikut hasil pembahasannya.


(19)

4.2.2 Variabel Z (Karateristik)

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 66 72.5 72.5 72.5

Perempuan 25 27.5 27.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P01 dan FC 02

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, mayoritas responden yaitu sebesar 66 orang atau sebanyak 72.5% dengan tingkat validitas persentasi 72.5% di mana persentase kumulatifnya 72.5% adalah berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 25 orang atau sebanyak 27.5 % adalah berjenis perempuan.

Tabel 4.2 Fakultas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sastra 25 27.5 27.5 27.5

MIPA 23 25.3 25.3 52.7

Tehnik 43 47.3 47.3 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P02 dan FC 03

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, sebesar 25 orang atau sebanyak 27.5% dengan tingkat validitas persentasi 27.5% di mana persentase kumulatifnya 27.5% adalah dari Fakultas Sastra jurusan Sastra Inggris dan sebanyak 25 orang atau sebanyak 25.35 % adalah dari Fakultas MIPA dengan jurusan Kimia, dan sebanyak 43 orang atau 47.3% responden dari Fakultas Tehnik dengan jurusan Elektro.


(20)

Tabel 4.3 Angkatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2007 22 24.2 24.2 24.2

2008 31 34.1 34.1 58.2

2009 38 41.8 41.8 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P03 dan FC 04

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, Mayoritas responden yaitu sebesar 38 orang atau sebanyak 41.8% dengan tingkat validitas persentasi 41.8% di mana persentase kumulatifnya 100% adalah Angkatan 2009 dan sebanyak 31 orang atau sebanyak 34.1 % adalah adalah Angkatan 2008, dan sebanyak 22 orang atau 24.2% Angkatan 2007. 4.2.3 Variabel X (Selebriti Asing „Valentino Rossi‟)

Tabel 4.4

Gaya berpakaian Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Menarik 4 4.4 4.4 4.4

Kurang Menarik 9 9.9 9.9 14.3

Menarik 63 69.2 69.2 83.5

Sangat Menarik 15 16.5 16.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P04 dan FC 05

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, mayoritas responden yaitu sebesar 63 orang atau sebanyak 69.2% dengan tingkat validitas persentasi 69.2% di mana persentase kumulatifnya 83.5% menyatakan bahwa gaya berpakaian Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX menarik karena model pakaiannya berbeda dengan model pakaian yang kita lihat. Selanjutnya diterangkan sebanyak 4 responden atau 4.4% dengan tingkat validitas persentasi 4.4% di mana persentase kumulatifnya


(21)

4.4% menyatakan gaya berpakaian Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter MX tidak menarik, para responden mengatakan bahwa gaya berpakaian Valentino Rossi tidak menarik karena terlalu banyak aksesoris merk di baju Valentino Rossi.

Tabel 4.5

Bahasa Tubuh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Menarik 4 4.4 4.4 4.4

Kurang Menarik 9 9.9 9.9 14.3

Menarik 78 85.7 85.7 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P05 dan FC 06

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 78 orang (85%) responden menyatakan bahwa bahasa tubuh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha menarik karena Valentino Rossi agresif dalam saat membawa sepeda motornya, kemudian 4 orang responden menyatakan kurang menarik terhadap bahasa tubuh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha karena Valentino Rossi mempunyai badan yang tidak proporsional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahasa tubuh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha sangat menarik.

Tabel 4.6

Mimik wajah/ekspresi wajah Valentino Rossi saat menirukan ekspresi gaya komeng dalam iklan Yamaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Menarik 4 4.4 4.4 4.4

Kurang Menarik 9 9.9 9.9 14.3

Menarik 78 85.7 85.7 100.0

Total 91 100.0 100.0


(22)

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 78 orang (85.7%) responden menyatakan bahwa mimik wajah Valentino Rossi saat menirukan ekspresi gaya komeng dalam iklan Yamaha menarik karena kelihatan lucu, kemudian 4 orang responden menyatakan tidak menarik melihat mimik wajah Valentino Rossi dalam iklan Yamaha karena Valentino Rossi kelihatan konyol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan mimic wajah Valentino Rossi saat menirukan ekspresi gaya komeng dalam iklan Yamaha menarik.

Tabel 4.7

Daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Menarik 4 4.4 4.4 4.4

Kurang Menarik 11 12.1 12.1 16.5

Menarik 76 83.5 83.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P07 dan FC 08

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 76 orang (83.5%) responden menyatakan bahwa daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha menarik karena kelihatan tampan, kemudian 4 orang responden menyatakan tidak menarik melihat daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha karena Valentino Rossi menggunakan aksesoris wanita seperti anting. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha menarik.

Tabel 4.8

Lafal bahasa Indonesia Valentino Rossi dalam iklan Yamaha Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Menarik 4 4.4 4.4 4.4

Kurang Menarik 16 17.6 17.6 22.0

Menarik 52 57.1 57.1 79.1

Sangat Menarik 19 20.9 20.9 100.0


(23)

Sumber : P08 dan FC 09

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 19 orang (20.9%) responden menyatakan bahwa lafal bahasa Indonesia Valentino Rossi dalam iklan Yamaha menarik karena intonasinya jelas dan mudah dipahami, kemudian 4 orang responden menyatakan tidak menarik mendengar lafal bahasa indonesia Valentino Rossi dalam iklan Yamaha karena Valentino Rossi karena kata-katanya terlalu sedikit Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan lafal bahasa Indonesia Valentino Rossi dalam iklan Yamaha sangat menarik.

Tabel 4.9

Pemilihan kata-kata „Yamaha semakin terdepan‟ yang dibawakan Valentino Rossi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Sesuai 4 4.4 4.4 4.4

Sesuai 87 95.6 95.6 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P09 dan FC 10

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 87 orang (95.6%) responden menyatakan bahwa pemilihan kata-kata Yamaha semakin terdepan dalam iklan Yamaha menarik karena bahasanya sederhana dan mudah dipahami, kemudian 4 orang responden menyatakan tidak menarik melihat pemilihan kata-kata Yamaha semakin terdepan dalam iklan Yamaha karena Valentino Rossi karena kata-katanya kurang bisa dipahami. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa pemilihan kata-kata Yamaha semakin terdepan Valentino Rossi dalam iklan Yamaha sangat menarik.


(24)

Tabel 4.10

Prestasi Valentino Rossi sebagai pembalap motor GP menarik untuk disajikan sebagai ikon sepeda motor Yamaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Menarik 4 4.4 4.4 4.4

Menarik 77 84.6 84.6 89.0

Sangat Menarik 10 11.0 11.0 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P10 dan FC 11

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 87 orang (95.6%) responden menyatakan bahwa prestasi Valentino Rossi sebagai pembalap motor GP menarik untuk disajikan sebagai ikon sepeda motor Yamaha dalam iklan Yamaha menarik Valentino Rossi dianggap mampu sebagai ikon sepeda motor Yamaha, kemudian 4 orang responden menyatakan tidak menarik kalau Valentino Rossi disajikan sebagai ikon sepeda motor Yamaha terdepan dalam iklan Yamaha karena Valentino Rossi karena prestasinya sempat menurun di tahun 2007. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi Valentino Rossi sebagai pembalap motor GP menarik untuk disajikan sebagai ikon sepeda motor Yamaha dalam iklan Yamaha karena sangat menarik.

Tabel 4.11

Prestasi Valentino Rossi mampu menarik perhatian khalayak Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kurang Setuju 4 4.4 4.4 4.4

Setuju 87 95.6 95.6 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P11 dan FC 12

Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa, 87 orang (95.6%) responden menyatakan setuju bahwa prestasi Valentino Rossi mampu menarik perhatian khalayak, kemudian 4 orang (4.4%) responden menyatakan kurang setuju bahwa


(25)

prestasi Valentino Rossi mampu menarik perhatian khalayak karena menurut responden, prestasi Valentino Rossi sempat menurun pada tahun 2003 jadi, responden menganggap kurang setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi Valentino Rossi mampu menarik perhatian khalayak karena, prestasi cukup mengagumkan yang mana menjadi pembalap pertama yang paling banyak juara dalam satu musim (google).

Tabel 4.12

Sesuai tidaknya karakter Valentino Rossi dalam membawakan iklan Yamaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Sesuai 24 26.4 26.4 26.4

Sesuai 66 72.5 72.5 98.9

Sangat Sesuai 1 1.1 1.1 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P12 dan FC 13

Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, 1 orang (1.1%) responden menyatakan bahwa karakter Valentino Rossi dalam membawakan iklan Yamaha sangat sesuai karena Valentino Rossi mampu membawakan iklan Yamaha dengan baik, kemudian 4 orang responden menyatakan kurang sesuai melihat karakter Valentino Rossi dalam membawakan iklan Yamaha karena Valentino Rossi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa pemilihan kata-kata Yamaha semakin terdepan Valentino Rossi dalam iklan Yamaha sangat menarik.


(26)

4.2.4 Variabel Y (Potitioning Produk)

Tabel 4.13

Yamaha sebagai merek motor terbaik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Percaya 15 16.5 16.5 16.5

Percaya 75 82.4 82.4 98.9

Sangat Percaya 1 1.1 1.1 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P13 dan FC 14

Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa, 15 orang (16.5%) responden menyatakan kurang percaya bahwa Yamaha sebagai merk motor terbaik karena prestasinya terlanjur menurun yaitu pada tahun 2007 dan menyebabkan khalayak kurang percaya, kemudian 1 orang (1.1%) responden menyatakan sangat percaya, dan 75 orang (82.4%) responden menyatakan percaya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden percaya bahwa Yamaha sebagai merk motor terbaik karena bodynya keren tidak perlu dimodifikasi dan termasuk salah satu sepeda motor yang memiliki cc tinggi untuk kelas bebek dari semua merk sepeda motor.

Tabel 4.14

Keunggulan produk Yamaha mampu mempertahanan juara dunia Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kurang Baik 11 12.1 12.1 12.1

Baik 80 87.9 87.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P14 dan FC 15

Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa dari 91 orang responden, 80 orang (87.9%) responden menyatakan keunggulan produk Yamaha mampu mempertahankan juara dunia baik karena Valentino Rossi mampu memenangkan setiap perlombaan sepeda motor di tingkat internasional. Kemudian 11 orang(12.1%) responden


(27)

menyatakan keunggulan produk Yamaha kurang baik karena Valentino Rossi tidak mampu lagi mempertahankan gelar juaranya mulai tahun 2007 sampai 2010.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa pemilihan kata-kata Yamaha semakin terdepan Valentino Rossi dalam iklan Yamaha sangat menari.

Tabel 4.15

Bagaimanakah menurut anda harga sepeda motor Yamaha Jupiter MX Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Mahal 8 8.8 8.8 8.8

Cukup Mahal 25 27.5 27.5 36.3

Mahal 29 31.9 31.9 68.1

Sangat Mahal 29 31.9 31.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P15 dan FC 16

Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa dari 91 orang responden, 29 orang (31.9%) responden menyatakan bahwa harga sepeda motor Yamaha Jupiter MX sangat mahal karena sebagian mahasiswa berasal dari kalangan menengah ke bawah menganggap harga 15 juta sangat mahal dan dibandingkan dengan harga sepeda motor versi bebek yang lain harganya lebih murah. Kemudian 8 orang (8.8%) responden menyatakan tidak mahal karena responden berasal dari kalangan mampu dan responden mampu membeli sepeda motor secara kredit dengan cicilan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa harga sepeda motor Yamaha Jupiter MX sangat mahal.


(28)

Tabel 4.16

Produk Yamaha Jupiter MX mampu menjadi sepeda motor terdepan di Indonesia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Mampu 11 12.1 12.1 12.1

Mampu 80 87.9 87.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P16 dan FC 17

Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa dari 91 orang responden, 80 orang (87.9%) responden menyatakan produk Yamaha Jupiter MX mampu menjadi sepeda motor terdepan di Indonesia karena mampu bersaing dengan sepeda motor lain seperti dalam kecepatan dan memiliki bodi yang bagus. Kemudian 11 orang(12.1%) responden menyatakan produk Yamaha Jupiter MX kurang mampu menjadi sepeda motor terdepan di Indonesia karena memiliki saingan dengan sepeda motor lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa produk Yamaha Jupiter MX mampu menjadi sepeda motor terdepan di Indonesia.

Tabel 4.17

Minat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Berminat 52 57.1 57.1 57.1

Berminat 39 42.9 42.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P17 dan FC 18

Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa dari 91 orang responden, 39 orang (42.9%) responden menyatakan berminat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX karena ingin mengetahui spesifikasi produk tersebut. Kemudian 52


(29)

orang(57.1%) responden menyatakan kurang berminat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX karena lebih memilih merk lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang berminat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX.

Tabel 4.18

Keunggulan produk Yamaha Jupiter MX

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Menarik 23 25.3 25.3 25.3

Menarik 68 74.7 74.7 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P18 dan FC 19

Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa dari 91 orang responden 68 orang (74.7%) responden menyatakan menarik untuk mengetahui keunggulan produk dari Yamaha Jupiter MX untuk membandingkan keunggulan dengan merk sepeda motor lain. Kemudian 23 orang(25.3%) responden menyatakan kurang menarik untuk mengetahui keunggulan produk dari Yamaha Jupiter MX karena responden kurang berminat dengan sepeda motor Jupiter mx.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan berminat untuk mengetahui keunggulan dari produk dari Yamaha Jupiter MX.

Tabel 4.19

Model Fisik Jupiter MX

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Tertarik 1 1.1 1.1 1.1

Tertarik 90 98.9 98.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P19 dan FC 20

Tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden, 90 orang (98.9%) menyatakan tertarik dengan model fisik Jupiter Mx, kemudian 1 orang (1.1%)


(30)

menyatakan kurang tertarik dengan model fisik Jupiter mx karena, body depan sepeda motor Jupiter MX besar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tertarik dengan model Jupiter Mx karena, mirip seperti sepeda motor pembalap.

Tabel 4.20

Tampilan warna sepeda motor Yamaha Jupiter MX

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang Tertarik 2 2.2 2.2 2.2

Tertarik 89 97.8 97.8 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P20 dan FC 21

Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa dari 91 responden, 89 orang (97.8%) menyatakan tertarik dengan tampilan warna sepeda motor Jupiter MX, kemudian 2 orang (2.2%) menyatakan kurang tertarik dengan tampilan warna sepeda motor Jupiter mx karena, kurang kombinasi warna dibandingkan sepeda motor merk lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tertarik dengan tampilan warna sepeda motor Yamaha Jupiter MX, karena sepda motor Jupiter mx memiliki banyak warna.

Tabel 4.21

Minat untuk memiliki sepeda motor Yamaha Jupiter MX Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kurang Berminat 22 24.2 24.2 24.2

Berminat 67 73.6 73.6 97.8

Sangat Berminat 2 2.2 2.2 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sumber : P21 dan FC 22

Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa dari 91 orang responden, 67 orang (73.6%) responden menyatakan berminat untuk memiliki sepeda motor Yamaha Jupiter mx, kemudian 22 orang (24.2%) responden menyatakan kurang berminat


(31)

untuk memiliki sepeda motor Yamaha mx karena, dari segi harga sepeda motor Jupiter mx mahal dibanding merk sepeda motor merk lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berminat untuk memiliki sepeda motor Yamaha Jupiter mx karena, memiliki body seperti sepeda motor pembalap dan memiliki cc (carbon coupling) yang tinggi.

4.3 Analisa Tabel Silang

Analisa tabel silang pada bagian ini, akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel . Analisa tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negative. Namun, analisis tabel ini bukan dijadikan penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.

Tabel 4.22

Hubungan antara Prestasi Valentino Rossi dan Hasrat konsumen terhadap produk

% of Total

Hasrat konsumen terhadap produk

Total Kurang Berminat Berminat Sangat Berminat

Prestasi Valentino Rossi

Kurang Setuju 4.4% 4.4%

Setuju 24.2% 69.2% 2.2% 95.6%

Total 24.2% 73.6% 2.2% 100.0%

Sumber : P11/21 dan FC 12/22

Tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara prestasi Valentino Rossi dengan hasrat konsumen terhadap produk. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada 95.6% menyatakan setuju akan prestasi Valentino Rossi sebagai ikon sepeda motor Yamaha dan 69.2% diantara menyatakan berminat untuk memiliki sepeda motor Yamaha.


(32)

Tabel 4.23

Hubungan antara prestasi Valentin Rossi dan Yamaha sebagai motor terbaik

% of Total

Yamaha sebagai motor terbaik

Total Kurang Percaya Percaya Sangat Percaya

prestasi Valentino Rossi

Kurang Menarik 4.4% 4.4%

Menarik 12.1% 71.4% 1.1% 84.6%

Sangat Menarik 11.0% 11.0%

Total 16.5% 82.4% 1.1% 100.0%

Sumber : P10/13 dan FC 11/14

Tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara prestasi Valentino Rossi dengan Yamaha sebagai motor terbaik. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada 84.6% menyatakan menarik akan prestasi Valentino Rossi sebagai ikon sepeda motor Yamaha dan 71.4% diantaranya menyatakan percaya bahwa sepeda motor Yamaha adalah sepada motor terbaik.

Tabel 4.24

Hubungan antara mimik wajah/ekspresi wajah Valentino Rossi dan minat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX

% of Total

minat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX

Total Kurang Berminat Berminat

mimik

wajah/ekspresi wajah Valentino Rossi

Tidak Menarik 4.4% 4.4%

Kurang Menarik 9.9% 9.9%

Menarik 42.9% 42.9% 85.7%

Total 57.1% 42.9% 100.0%

Sumber : P06/17 dan FC 07/18

Tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara mimik wajah/ekspresi wajah Valentino Rossi dengan minat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada 42.9% menyatakan menarik akan ekspresi


(33)

wajah Valentino Rossi saat menirukan ekspresi gaya komeng dala iklan Yamaha dan 42.9% berminat minat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX.

Tabel 4.25

Sumber : P11/18dan FC 12/19

Tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara prestasi Valentino Rossi dengan keunggulan produk Yamaha Jupiter MX. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada 25.3% menyatakan setuju akan prestasi Valentino Rossi mampu menarik perhatian dan 70.3% menyatakan menarik akan keunggulan produk Yamaha Jupiter MX.

Hubungan antara prestasi Valentino Rossi dan keunggulan produk Yamaha Jupiter MX

keunggulan produk Yamaha Jupiter MX

Total Kurang Menarik Menarik

prestasi Valentino Rossi

Kurang Setuju Count 0 4 4

% of Total .0% 4.4% 4.4%

Setuju Count 23 64 87

% of Total 25.3% 70.3% 95.6%

Total Count 23 68 91


(34)

4.4 Pengujian Hipotesis

Table 4.26

Hasil uji korelasi Spearman dengan menggunakan piranti lunak SPSS 17.0 Correlations

VAR – X VAR – Y Spearman's rho VAR – X Correlation Coefficient 1.000 .367**

Sig. (2-tailed) . .000

N 91 91

VAR0 - Y Correlation Coefficient .367** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 91 91

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi output

Besarnya koefisien korelasi tata jenjang (rs) adalah 0,367 dari ouput di atas dapat diketahui besarnya probalitas adalah 0.000 lebih kecil dari 0,05 (Ha ditolak dan Ho diterima) dimana diketahui adapun perumusan hipotesis adalah sebagai berikut : Ha : Tidak terdapat hubungan antara komunikasi antar Efektifitas Selebriti Asing

“Valentino Rossi” terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan

Ho : Terdapat hubungan antara Selebriti Asing “Valentino Rossi” terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan Dan dua tanda bintang (0, 367**) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada alfa 0,01.

Berdasarkan skala Guliford, dengan hasil rs = 0,367 berada pada skala 0,20-0,40 yang menunjukkan adanya hubungan rendah tapi pasti Efektifitas Selebriti Asing “Valentino Rossi” Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan.

Untuk mengetahui besarnya kekuatan pengaruh antara variabel X (Selebriti Asing “Valentino Rossi”) terhadap kekuatan pengaruh variabel Y Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan, digunakan rumus :


(35)

Kp = (rs 2) x 100% Kp = (0,367 2) x 100% Kp = 0.134689 x 100% Kp = 13.4689%

Kp = 13%

Maka kekuatan pengaruh Selebriti Asing “Valentino Rossi” terhadap pengetahuan pendidikan remaja putri adalah sebesar 13%. Hal ini berarti bahwa 13% Positioning Produk Yamaha Indonesia dipengaruhi oleh Selebriti Asing “Valentino Rossi”, selebihnya yaitu 87% lainya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

Dalam penelitian ini, Efektifitas Selebritis Asing “ Valentino Rossi “ terhadap Positionig Produk Yamaha Indonesia termasuk dalam iklan standar. Sesuai dengan tujuan iklan standar adalah merangsang minat dan motif para konsumen. Dalam iklan standar terdapat iklan testimonial. Iklan testimonial adalah sebagai sarana informasi dari produsen kepada konsumen, periklanan merupakan salah satu pilar penting untuk mencapai tujuan pemasaran, baik untuk menggerakkan konsumen untuk membeli atau untuk membentuk citra merek dalam ingatan konsumen. Iklan testimonial identik dengan tokoh terkenal, baik itu artis, tokoh masyarakat, olahragawan, atau yang lainnya. Semuanya dicap sebagai ” public figur ” karena sudah dikenal masyarakat. Bahwa ikaln Valentinon Rossi di Yamaha bertujuan untuk menarik perhatian target audience.

Dan dapat disimpulkan juga bahwa selebriti asing valentino Rossi dan postioning produk merupakan kegiatan pemasaran produk Yamahayang berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli dan setia kepada produk yang ditawarkan oleh produsen Yamaha.

Setelah analisis data dilakukan yang meliputi analisis deskriptif dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengukuran tingkat hubungan di antara dua variabel yang linier menggunkan rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order

Correlation Coefficient) oleh Spearman yang menunjukkan hubungan antara variabel

X dan Variebel Y yang tidak diketahui sebaran datanya, uji korelasi Spearman ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0.


(36)

Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil rs = 0,367 yang berarti hipotesis diterima karena rs > 0. Berdasarkan skala Guilford, dengan hasil rs = 0,367berada pada skala 0,21 – 0,40 yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup rendah tapi pasti antara Selebriti Asing “Valentino Rossi” dengan Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh Selebriti Asing “Valentino Rossi” terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan digunakan rumus Kp = (rs 2) x 100%, dan diperoleh hasil 13%. Maka besarnya pengaruh Selebriti Asing “Valentino Rossi” dengan Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan adalah sebesar 13%.

Hal ini dikuatkan dengan hasil kuisioner responden yang menyatakan bahwa Selebriti Asing berpengaruh dengan Positioning Produk Yamaha Indonesia. Dan tidak semua dari hasil kuisioner ini responden menyatakan bahwa Selebriti Asing memiliki pengaruh terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia.

Hasil dari beberapa uji di atas merupakan akhir dari keseluruhan analisis data. Setelah nilai-nilai diperoleh maka dibuat beberapa kesimpulan pada bab V.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada analisa dan pembahasan pada hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil dari uji hipotesa pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Efektifitas Selebriti Asing “Valentino Rossi” dengan Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan. Berdasarkan skala Guilford, dengan hasil rs = 0,367 berada pada skala 0,20 – 0,40 yang menunjukkan adanya hubungan yang rendah tapi pasti antara Efektifitas Selebriti Asing “Valentino Rossi” dengan Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan.

b. Bahwa produk Yamaha Jupiter mx memiliki posisi produk yang cukup baik di masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel 13 yaitu produk Yamaha Jupiter mx mampu menjadi sepeda motor terdepan di Indonesia yang menunjukkan bahwa 91 responden menyatakan produk Yamaha Jupiter mx mampu menjadi sepeda motor terdepan di Indonesia.

c. Bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan ”Valentino Rossi” terhadap positioning sepeda motor Yamaha Jupiter MX. Hal ini ditunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, di mana Ho adalah tidak terdapat hubungan antara

kefektifitas Selebriti Asing “Valentino Rossi” terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia dan Ha adalah terdapat hubungan antara Efektifitas Selebriti

Asing “Valentino Rossi” terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia. Besarnya pengaruh Efektifitas Selebriti Asing “Valentino Rossi” dengan Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan adalah sebesar 13%.


(38)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka penelitian mengajukan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan supaya produk Yamaha membuat iklan yang lebih inovatif dengan menampilkan figur yang lain tidak hanya Valentino Rossi dan Komeng

2. Agar supaya perusahaan Yamaha lebih memperhatikan harga jupiter mx tidak jauh dibandingkan dengan harga sepeda motor bebek merk lain. Dengan demikian konsumen mendapatkan sepeda motor yang unggul dibandingkan sepeda motor merk lain.

Dan peneliti juga ada memberikan saran bahwa Produsen Yamaha hendaknya tidak hanya menggunakan selebriti asing dalam positioning produk namun ada baiknya produsen Yamaha menggunakan public figure dalam negeri.


(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yan memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disorot menurut Nawawi Hadari ( Nawawi, 1993:40). Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Komunikasi, Teori Komunikasi Pemasaran, Positioning dan Iklan.

2.1.1 Komunikasi

Istilah komuniakasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin: Communication dan bersumber dari kata communis yang berati sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna Menurut Carl I Hovland komunikasi adalah berkenaan dengan prlaku orang lain. Tujuan untuk memperlajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi kepada seseorang. Seseorang akan dapat mengubah sikap, prilaku, pendapat orang lain apabila komuikasinya itu komunikatif. Komunikasi bukan saja penyampaian informasi melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap Publik (public attitude).

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.

Hovland, Janis dan kelley mengatakan bahwa, “communication is the process

by which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of

other individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi adalah proses individu


(40)

orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal. (dalam Arni, 2007: 2)

Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained and

altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi

adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud dari signal tersebut, tetapi kalau tidak, mungkin dia tidak dapat memahami maksudnya. (dalam Arni, 2007: 2-3)

Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi inipun, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahan yang terpisah satu sama lain, tetapi berhubungan. (dalam Arni, 2007: 3-4)

William J. Seller (1988) memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi yang sangat sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. (dalam Arni, 2007: 4-5). Menurut dr. Arni Muhammad (1989), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.


(41)

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti pemasaran adalah pertukaran

(Exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep adalah pertukaran yaitu bahwa

seluruh aktivitas yang dilakukkan satu individu dengan individu lain merupakan pertukaran.tidak ada individu yang mendapatkan sesuatu tanpa memberikan sesuatu baik langsung atau pun tidak langsung alasan terjadinya pertukaran adalah kebutuhan.

Kotler (2000:12) mengajukan 5 kondisi yang harus terpenuhi agar pertukaran dapat terjadi yaitu:

a. Terdapat sedikitnya dua pihak

b. Masing-masing pihak memilliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lain. c. Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan melakukan penyerahan. d. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran

e. Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat.

Sutisna dalam bukunya Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (2000) menyatakan, komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen pemasaran mengenai perbedaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran (Promotion Mix) yaitu : iklan (advertising), penjualan tatap muka ( personal selling), promosi penjualan (sales

promotion), hubungan masyarakat dan publistik (public relations and publicity) serta

pemasaran langsung ( direct marketing). (Kotler:2000)

Pemasaran (Inggris: marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001)

Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan


(42)

menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dsb) kepada mereka.

Meskipun telah mengetahui informasi (well informed), belum tentu konsumen akan memilih atau membeli kembali produk perusahaan (karena belum bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis, adanya barang pengganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat memenuhi kebutuhan, dsb.). Produsen dapat membujuk dan mengingatkan selalu mereka agar bersedia membeli maupun memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi dengan berkomunikasi kepada konsumen. Karena kegiatan promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.

Agar komunikasi pemasaran efektif, perlu dipertimbangkan: a. Penetapan tujuan dan respons komunikasi

b. Penentuan sasaran komunikasi (target audiens) c. Rancangan pesan dan media komunikasi d. Pengembangan promotional mix

e. Penyusunan anggaran

Evaluasi dan pengendalian komunikasi. (Lamb, Hair, McDaniel, 2001) 2.1.3 Positioning

Philip Kotler dalam Kartajaya (2004 : 30) mengatakan positioning adalah upaya untuk mendesain produk dan merk kita agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak pelanggan. Menurut David A. Aaker dan J. GaryShansby dalam bukunya ”Positioning Your Product” (1982) strategi positioning dapat diterapkan melalui:

A. Penonjolan Karateristik Produk

Dimana pengiklan memilih satu di antara sekian unsur produk yang dapat ditonjolkan. Karateristik suatu produk dapat dibagi menurut kriteria:

a. Karakter Fisik

Penonjolan karakter ini meliputi sifat-sifat fisik suatu produk, seperti suhu, warna, ketebalan, jarak dan sejenisnya.


(43)

b. Karakter Fisik Semu

Karakter ini meliputi sifat-sifat yang bertalian dengan rasa,selera, simbol-simbol dan sebagainya.

c. Keuntungan Konsumen

Keuntungan ini mengacu kepada keuntungan yang dapat dinikmati oleh calon pembeli, misalnya tidak berbaya bagi kulit, aman bagi anak-anak, dan lain sebagainya.

B. Penonjolan Harga dan Mutu

Konsumen sering kali mempersepsikan harga sama dengan mutu. Harga yang tinggi diimbangi dengan mutu yang baik pula. Sementara itu barang-barang yang harganya rendah sering kalidipersepsikan tidak bermutu. Tentunya tidak selamaya benar, sebab seringkali produk yang murah memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk yang tinggi harganya. Dalam konsep positioning produk yang harganya tinggi perlu diimbangi dengan adanya bagian riset dan pengembangan untuk meningkatkan mutu produk. Tanpa ini, posisi yang telah dicapai akan mudah digeser oleh pesaing.

C. Penonjolan Penggunaannya

Yaitu dengan cara mengaitkan dengan cara penggunaan produk . Bisa saaj suatu produk memiliki suatu fungsi yang sama dengan produk pesaingnya, namun penonjolan penggunaan yang berbeda dapat meningkatkan keunggulan produk tersebut dengan pesaingnya.

D. Positioning menurut Pemakaiannya

Strategi yang digunakan yaitu dengan penggunaan model, terutama artis terkenal sebagai bintang iklan ataupun perwakilan produknya. Artis ini diharapkan dapat menigkatkan produk tersebut dibandingkan produk sejenisnya, sekaligus untuk memudahkan daya ingat konsumen produk tersebut.

E. Positioning menurut Kelas Produk

Biasanya strategi ini digunakan produk tertentu yang ”terjepit” dengan strategi dengan mengaitkan produk tersebut dengan kelas produk yang bersangkutan. Cara yang umum dilakukan dengan menempatkan produknya sebagai alternatif dari produk saingannya.


(44)

Penggunaan simbol-simbol budaya dimaksudkan untuk menciptakan citra yang berbeda dimata pembeli terhadap produk para pesaing. Strategi ini mengupayakan strategi identifikasi atas sejumlah simbol yang memiliki arti penting bagi calon pembeli, namun tidak digunakan oleh para pesaing.

G. Positioning langsung Terhadap Pesaing

Panggunaan pesaing sebagai acuan positioning sering juga disebut sebagai periklanan kreatif. Cara ini tidak selamanya berjalan mulus, dikarenakan orang-orang kreatif dalam dunia periklanan sering terjebak untuk saling menyerang dan membalik badannya menumpang pada pesaing yang tengah memposisikan dirinya. Positioning disebut juga penempatan model baru dalam dunia periklanan. Kalau kita sudah menentukan positioning maka kita bisa memakai landasan untuk menyusun positioning, yaitu:

a. Identifikasi target segmen yang relevan

Identifikasi dengan baik perilaku target sehingga positioning kita benar-benar cocok dengan apa yang dipersepsikan pelanggan.

b. Menentukan ”frame of reference” pelanggan

Setelah menidentifikasi target pasar, maka langkah selajutnya adalah menentukan frame of reference yang jelas. Kita boleh mengetahui dengan baik target pasar, tetapi positioning yang kita tampilkan harus dengan jelas menunjukkan siapa kita sebenarnya.

c. Merumuskan ”point of differentiation”

Setelah menentukan siapa yang akan membeli, kemudian tahap selanjutnya adalah mengapa konsumen harus memilih produk kita dibandingkan prodeuk lain. Positioning yang disusun harus dengan jelas menunjukkan perbedaan produk kita dibandingkan yang lain.

d. Menetapkan keunggulan kompetitif produk

Menurut Jack Trout (1998) dalam bukunya Trout on Strategy, salah satu inti dari positioning adalah persepsi. Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah berkomunikator.

Strategi positioning sesungguhnya adalah strategi komunikasi. Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang dari sudut pandang penerima dibangu dalam penghargaan yang rendah. Jika berhasil dalam periklanan, kemungkinan akan berhasil


(45)

dalm bisnis yang membutuhkan media massa. Positioning merupakan konsep yang mengubah keaslian iklan, konsep yang sederhana yang membuat orang menghadapi kesulitan dalam memahami kekuatannya. Positioning dimulai dengan sebuah produk, barang,jasa, perusahaan atau orang.

Tetapi positioning bukanlah sesuatu yang dilakukan terhadap produk. Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran calon konsumen yaitu menempatkan produk itu pada pikiran calon konsumen. Positioning melibatkan perubahan tetapi perubahan terhadap nama, tagline, harga dan kemasan bukan terhadap produk itu secara keseluruhan (Trout, 1998 : 3). Positioning menjadi penentu eksistensi merk, produk dan perusahaan dibenak pelanggan.

Penentuan posisi (positioning) sebuah produk adalah bagaimana sebuah produk dapat dirumuskan secara berbeda oleh konsumen atas atribut-atribut yang dianggapnya penting, relatif dibandingkan dengan produk pesaing. Ini dikutip dari rumusannya Kotler (2002). Jadi, positioning, adalah cara kita membuat dan menggiring anggapan konsumen kepada anggapan yang kita harapkan. Hal yang kita “garap” adalah pikiran si konsumen itu sehingga pada akhirnya produk kita memilki tempat tertentu disana. Untuk itu biasanya usaha untuk melakukan positioning kita lakukan dengan penuh perencanaan. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah dengan mengidentifikasikan posisi yang tepat dan menentukan apa saja yang memang bisa diunggulkan. Nantinya semua ini akan kita sampaikan melalui bauran pemasaran (terutama komunikasi) untuk menciptakan posisi yang kita harapkan itu.

Positioning produk merujuk pada berbagai keputusan dan kegiatan yang dimaskudkan untuk menciptakan dan mempertahankan konsep tertentu dari produk sebuah perusahaan dalam benak para pelanggan. Jelaslah, positioning produk merujuk pada berbagai keputusan dan kegiatan yang dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan konsep tertentu dari produk sebuah perusahaan secara relatif bertahan terhadap merk-merk para pesaing dalam benak para konsumen. Para pemasar terkadang menganalisis posisi produk lewat pengembangan peta-peta persepsi.. Peta- peta persepsi di ciptakan lewat beberapa pertanyaan yang diajukan kepada para konsumen sampel berkenaan dengan dua atau lebih dimensi persepsi mereka berkenaan dengan produk, mereka dan organisasi.

Positioning produk adalah persepsi konsumen terhadap atribut produk bersangkutan berkenaan dengan merek pesaing. Untuk memposisikan produk baru


(46)

atau memposisi ulang produk yang telah ada, para pemasar perlu mengetahui bagaimana konsumen atau pembeli industri dalm pasar targetnya membayangkan produk dalam kategori terkait.

2.1.3.1 Langkah-langkah dalam Positioning

Pertama adalah mengidentifikasikan keunggulan bersaing yang mungkin unyuk ditonjolkan. Keunggulan bersaing ini bisa kita emukan lewat analisis internal yang mendalam atas perusahaan kita dan produk kita. Biasanya ide-ide tentang keunggulan bersaing ini diproses lewat brainstorming (curah gagasan). Kita mendaftar sebanyak mungkin hal-hal dan nilai-nilai apa yang dapat kita tonjolkan. Hal-hal yang nantinya dianggap berbeda oleh konsumen kita dibandingkan denga pesaing. Hal-hal yang berbeda ini dalam pemasaran, dikenal dengan nama differensiasi, atau tampil secara beda.

Kita bisa tampil beda dalam banyak hal. Bisa dari produk, pelayanan (service), citra (image) dan atau dari karyawan. Unsur-unsur pembedanya antara lain :

a. Produk

Aspek-aspek yang bisa membuat produk kita berbeda cukup banyak. Mulai dari bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian, hingga daya tahan dan lain-lain. Dibisnis kita melihat banyak produk yang sama, tetapi dengan keunggulan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, disamping memang konsumennya banyak, bisnis bisa bertahan jika ada yang berbeda pada produknya. Ini baru tentang bentuk. Kita juga bisa berbeda lewat fitur. Fitur adalah manfaat tambahan atas manfaat utama produk. b. Pelayanan

Perusahaan bisa berbeda dalam hal kemudahan pemesanan, penyerahan barang. Mungkin bentuk pelayanan bisa melalui jasa instalasi, seperti perusahaan yang memasang jaringan komputer di sebuah kantor. Atau dapat juga lewat pelatihan pelanggan (customer training). Sebuah produsen perangkat lunak mungkin bisa memberikan layanan pelatihan dua kali seminggu selama satu bulan penuh untuk penggunaan produknya.

c. Saluran

Ada pula perusahaan yang menonjolkan perbedaannya lwat saluran, misalnya, saluran yang peliputannya (coverage) sangat luas. Kita bisa temukan dari pojok gang-gang sempit hingga toko-toko modern. Untuk itu perusahaan harus memiliki


(47)

armada distribusi yang banyak dan kuat. Akan tetapi, ada pula yang ingin berbeda justru karena ingin hadir di beberapa tempat tertentu saja, tidak di banyak tempat. d. Citra (image)

Perbedaan melalui citra mungkin bisa dianggap unsur penting dalam positioning karena aspek citra mempunyai peran penting dalam mendukung konsep

positioning. Semakin sesuai citra yang dibangun dengan positioning yang

ditetapkan, semakin mudah konsumen melihat perbedaan yang diharapkan pelanggan. Misalnya perusahaan melakukannya dengan simbol-simbol. Perumahan Legenda Wisata dari kelompok Sinar Mas, membangun simbol-simbok legenda, dan wisata untuk mendukung positioning produknya.

e. Karyawan

Perusahaan-perusahaan tertentu menganggap karyawan sebagai variabel yang sangat penting sebagai pembeda. Lembaga pendidikan banyak memanfaatkan hal ini dengan mengatakan, “semua staff pengajar kami memiliki kualifikasi minimal tingkat S2”. Dapat dipercaya, dan terampil berkomunikasi juga dapat merupakan variabel perbedaan lewa karyawan.

2.1.3.2 Syarat Positioning yang Baik

Saat mengembangkan positioning dan pembedaan (diferensiasi) untuk mendukungnya kta harus mewaspadai satu hal, yaitu janganlah ingin berbeda hanya

karena perbedaan itu sendiri!. Kita harus berbeda karena itu memang bermanfaat

untuk konsumen, yang akhirnya menguntungkan kita. Untuk itu, perbedaaan yang kita ingin dirasakan konsumen tetap harus mempunyai syrat sebagai berikut :

a Menguntungkan kita

Positioning yang kita jalankan haruslah pada akhirnya menguntungkan kita. Ia

mampu membedakan kita dengan pesaing. b Penting bagi konsumen

Ini masih ada kaitannya dengan yang pertama. Ketika perbedaan yang kita tonjolkan dianggap penting oleh konsumen, dengan sendirinya ia akan membeli produk kita (karena seharusny menguntungkan).

c Dapat dikomunikasikan

Tentu saja perbedaan yang ingin kita tonjolkan harus dapat kita komunikasikan. Kekhasan yang istimewa tidak ada artinya ketika ia sulit untuk dikomunikasikan.


(48)

Hendakya berbagai alat dan saluran komunikasi dapat kita manfaatkan untuk menyampaikan perbedaan itu pada konsumen. Mulai dengan beriklan, promosi penjualan, sampai dengan desain, kemasan produk, logo, karakter huruf, jinggle iklan.

d Tidak mudah untuk ditiru

Sedapat mungkin buatlah perbedaan yang memang sulit ditiru pesaing. Biasanya sebua konsep, termasuk positioning, yang berhasil akan ditiru oleh pesaing. Meskipun ini cukup sulit tetapi paling tidak kita sudah mengarah kesana.

Jadi, pastikan dahulu keempat hal di atas sudah kita siapkan dengan baik, baru kita bisa dikatakan melakukan positioning dan diferensiasi dengan baik Kemudian karena kita ingin mengkomunikasikan perbedaan ini (dengan bauran pemasaran, terutama elemen komunikasi pemasaran), ia juga harus dapat dikomunikasikan. Dan kalau bisa memang perbedaan itulah bukanlah sesuatu yang mudah ditiru. Meskipun ini hal yang tidak mudah, tetapi kita harus tetap kreatif mencari hal yang tidak mudah ditiru.

2.1.4 Iklan

Iklan merupakan sarana komunikasi yang penting dalam menyampaikan infomasi tentang produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada khalayak. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi itu sendir merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan. Iklan memiliki fungsi utama yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informative), mempengaruhi khlayak untuk membeli (persuasive) dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding) serta menciptakan suasana yang menyenagkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertaiment).

Klepper menyatakan bahwa iklan atau advertising berasal dari bahasa latin,

advere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain (Liliweri,

1992:17). Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan istilah periklanan sebagai berikut : periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif, yang diarahkan kepada pada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya (Jefkins, 1996:5). Masyarakat


(49)

Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Khasali, 1995:11)

Media iklan terbagi atas dua, yaitu:

a. Media lini atas (above the lini media), merupakan bentuk media primer yang terdiri dari : radio, surat kabar, majalah, papan luar (billboard) dan televisi

b. Media lini bawah (below the lini media), merupakan bentuk media sekunder yang terdiri dari : pameran, leafleat, brosur, poster dan stiker (Rhenald, 1995 : 23)

Secara garis besar terdapat dua (2) jenis iklan, yaitu iklan standar atau biasa juga disebut iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk memperkenalkan barang maupun jasa untuk konsumen melalui media. Sedangkan iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit. Pada umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi atau penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi serta bersikap positif terhadap iklan yang ditayangkan. Dalam penelitian ini, Efektifitas Selebritis Asing “ Valentino Rossi “ terhadap Positionig Produk Yamaha Indonesia termasuk dalam iklan standar. Sesuai dengan tujuan iklan stndar adalah merangsang minat dan motif para konsumen.

Dalam iklan standar terdapat iklan testimonial. Iklan testimonial adalah sebagai sarana informasi dari produsen kepada konsumen, periklanan merupakan salah satu pilar penting untuk mencapai tujuan pemasaran, baik untuk menggerakkan konsumen untuk membeli atau untuk membentuk citra merek dalam ingatan konsumen. Iklan testimonial identik dengan tokoh terkenal, baik itu artis, tokoh masyarakat, olahragawan, atau yang lainnya. Semuanya dicap sebagai ” public figur ” karena sudah dikenal masyarakat.

Iklan diperbagai media misalnya, televisi, surat kabar dan radio dibuat untuk menonjolkan kelebihan produk yang ditawarkan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen agar memperhatikan iklan. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut .(Djajakusumah, 1982) :

a. Permanent interest ; menyangkut kepribadian orang yang bersangkutan, misalnya

pemusik berkecenderungan melihat iklan musik


(50)

c. Spon of attention; kemampuan seseorang terbatas sekali dalam melihat obyek pada

suatu saat.

d. Flucultion attention ; seseorang tidak dapat berkonsentrasi dalam waktu yang

lama untuk memperhatikan sesuatu .

e. Attitute and opinion; perhatian seseorang akan mendukung sikap dan pendapatnya,

mereka cenderung menghindari kata-kata yang bertentangan dengan sikapnya. f. Need ; kebutuhan dapat mempengaruhi perhatian.

Untuk lebih menimbulkan perhatian konsumen menangkap pesan iklan Djayakusumah (1982) merinci beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain :

a. Faktor keindahan

Iklan yang secara visual terlihat artistik lebih menarik perhatian. b. Faktor kejelekan

Iklan yang secara visual sangat jelek akan menarik perhatian seseorang, meskipun ia tidak akan menyenangi tetapi ia akan teringat akan pesan itu.

c. Faktor kebosanan

Iklan yang ditampilkan secara terus menerus dan dimana-mana akan menimbulkan kebosanan

d. Faktor kontras dan mudah diingat

Iklan yang mempunyai tatanan warna simpel, kontras dengan ciri khas produksi atau gambar logo yang mudah diingat akan lebih mempengaruhi daya tarik . e. Faktor tokoh

Tokoh yang dikenal dalam masyarakat lebih mempunyai daya tarik.

Semuanya ini bertujuan menarik perhatian target audience. Salah satu pesan visual yang berkaitan dengan pengambilan tokoh sebagai bintang iklan menurut Hadiwasito (1996) disebut iklan testimonial yaitu menampilkan seorang atau lebih yang merupakan pemakai langsung sebuah produk, menyampaikan berita atau kesan-kesan baik tentang produk yang bersangkutan. Dalam Kamus Istilah Periklanan (1996) iklan testimonial merupakan bentuk promosi yang menggunakan tokoh selibritis, tokoh masyarakat, maupun konsumen yang ditampilkan bersama produk yang bersangkutan. Iklan testimonial sampai sekarang masih menjadi salah satu andalan para kreator iklan dalam menuangkan pesan visualnya. Pendekatan kreatif


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………...... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……….. iv

ABSTRAK ……….… v

DAFTAR ISI ……….……. vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ………. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 2

1.3 Pembatasan Masalah ……….. 3

1.4 Tujuan Penilitian ……… 4

1.5 Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ……….. 6

2.1.1 Komunikasi ………... 6

2.1.2 Komunikasi Pemasaran ………. 8

2.1.3 Positioning ……….…….... 9

2.1.3.1 Langkah-langkah dalam Positioning …... 13

2.1.3.2 Syarat Positioning yang baik ……….…… 14

2.1.4 Iklan ………... 15

2.1.4.1 Fungsi, Manfaat dan Tujuan Iklan ………. 21

2.2 Kerangka Konsep ……… 24

2.3 Variabel Penelitian ……….. 24

2.4 Definisi Operasional ……… 25

2.5 Hipotesis ……….. 27

2.6 Profil Valentino Rossi dan Produk Yamaha Sepeda Motor Jupiter MX ... 27


(2)

2.6.1.1 Julukan Rossi ... 28

2.6.1.2 Valentino Rossi Pindah ke Yamaha ... 29

2.6.2 Prestasi dan Rekor ... 30

2.6.2.1 Prestasi ... 30

2.6.2.2 Rekor ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 36

3.1.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ………. 36

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan USU ……… 38

3.1.2.1 Visi USU ……….... 38

3.1.2.2 Misi USU ……… 38

3.1.2.3 Tujuan USU ……… 38

3.1.3 Program Studi ………. 39

3.2 Metodologi Penelitian ………. 40

3.3 Populasi dan Sampel ……… 40

3.3.1 Populasi ……….. 40

3.3.2 Sampel ……… 41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….. 42

3.5 Teknik Analisa Data ……… 43

3.6 Uji Hipotesa ………. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ………. 44

4.1.1 Tahapan Awal ……… 44

4.1.2 Tahapan Pengumpulan Data ……….. 44


(3)

4.4 Pengujian Hipotesis ……… 61

4.5 Pembahasan ……… 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………. 59

5.2 Saran ……… 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

NO Tabel Halaman

1 Operasional Variabel ………. 26

2 Fakultas dan Departemen ……….. 41

3 Distribusi Sampel ……….. 42

4 Jenis Kelamin ……… 46

5 Fakultas ………. 46

6 Angkatan ………... 47

7 Gaya berpakaian Valentino Rossi dalam iklan produk sepeda motor Yamaha ……….. 47

8 Bahasa Tubuh Valentino Rossi dalam iklan Yamaha ……… 48

9 Mimik wajah/ekspresi wajah Valentino Rossi saat menirukan ekspresi gaya komeng dalam iklan Yamaha ……… 48

10 Daya tarik fisik Valentino Rossi dalam iklan Yamaha ……….. 49

11 Lafal bahasa Indonesia Valentino Rossi dalam iklan Yamaha ……….. 49

12 Pemilihan kata-kata Yamaha semakin terdepan yang dibawakan Valentino Rossi ……….. 50

13 Prestasi Valentino Rossi sebagai pembalap motor GP menarik untuk disajikan sebagai ikon sepeda motor Yamaha ……… 51

14 Prestasi Valentino Rossi mampu menarik perhatian khalayak ……….. 51

15 Sesuai tidaknya karakter Valentino Rossi dalam membawakan iklan Yamaha………... 52

16 Yamaha sebagai merek motor terbaik ……… 53

17 Keunggulan produk Yamaha mampu mempertahanan juara dunia ….. 53 18 Bagaimanakah menurut anda harga sepeda motor Yamaha Jupiter MX 54


(5)

25 Hubungan antara Prestasi Valentino Rossi dan Hasrat konsumen

terhadap produk ……….. 58

26 Hubungan antara prestasi Valentin Rossi dan Yamaha sebagai motor

terbaik ………. 59

27 Hubungan antara mimik wajah/ekspresi wajah Valentino Rossi dan

minat untuk mengetahui produk dari Yamaha Jupiter MX ……… 59 28 Hubungan antara prestasi Valentino Rossi dan keunggulan produk

Yamaha Jupiter MX ………... 60

29 Hasil uji korelasi Spearman dengan menggunakan piranti lunak


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

2. Jumlah mahasiswa S1 USU T.A.2009/2010 3. Lembaran Catatan Bimbingan Skripsi 4. Biodata


Dokumen yang terkait

Strategi Promosi Dan Positioning (Studi Korelasi Strategi Promosi Produk Clavo Terhadap Positioning Produk Di Jejaring Sosial Twitter Dan Website)

0 28 165

Pengaruh Promosi Dan Mutu Produk Terhadap Positioning Produk (Studi Kasus Pada Produk Gsm Simpati) PT. Telekomunikasi Selular Medan

0 38 196

Pengaruh Celebrity Endorsers (Valentino Rossi) terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Yamaha Jupiter MX.

0 0 20

Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

0 0 14

Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

0 0 1

Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

0 0 4

Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

0 2 30

Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

0 0 2

Selebriti Asing Dan Positioning Produk (Studi Koorelasional Tentang Selebriti Asing “ Valentino Rossi “ Terhadap Positioning Produk Yamaha Indonesia pada Mahasiswa USU di Medan)

0 0 6

Pengembangan Produk Baru dan Positioning

0 0 22